News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 14 September 2023 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Kamis,  14 September 2023  )

Wall Street  beragam, S&P 500 naik karena data IHK perkuat taruhan

jeda Fed

 

 

Wall Street beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan S&P 500 dan Nasdaq ditutup lebih tinggi setelah data menunjukkan kenaikan moderat dalam harga konsumen pada Agustus memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tidak berubah pada September.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 70,46 poin atau 0,20 persen, menjadi menetap di 34.575,53 poin. Indeks S&P 500 terangkat 5,54 poin atau 0,12 persen, mengakhiri sesi pada 4.467,44 poin. Indeks Komposit Nasdaq menguat 39,97 poin atau 0,29 persen, menjadi ditutup pada 13.813,59 poin.

Saham pertumbuhan megacap Tesla, Meta Platforms, Microsoft dan Amazon.com masing-masing naik lebih dari 1,0 persen. Sementara itu, Apple merosot 1,2 persen, turun untuk hari kedua setelah meluncurkan iPhone baru pada Selasa (12/9/2023) dan mempertahankan harga tidak berubah.

Indeks konsumer non-primer S&P 500 naik 0,9 persen, terangkat Ford Motor yang menguat 1,5 persen terkait rencana pembuat kendaraan tersebut untuk menggandakan produksi truk pikap hybrid F-150 pada tahun 2024.

Data menunjukkan harga konsumen mengalami peningkatan terbesar dalam 14 bulan pada Agustus seiring melonjaknya harga bensin, namun kenaikan inflasi tahunan merupakan yang terkecil dalam hampir dua tahun terakhir.

Ketahanan inflasi jasa-jasa telah menjaga prospek kenaikan pada November tetap hidup. Pedagang kini melihat peluang sebesar 97 persen bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya pada September, dan kemungkinan sebesar 61 persen untuk jeda pada November, menurut CME FedWatch Tool.

"Saya tidak berpikir The Fed ingin membuat kejutan dan melakukan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin ketika ekspektasinya adalah bahwa mereka tidak akan melakukan hal tersebut, namun kenaikan suku bunga tidak sepenuhnya mustahil untuk sisa tahun ini," kata Victoria Fernandez, kepala strategi pasar di Crossmark Global Investment, dikutip dari Reuters.

Harga bensin, yang telah memicu kekhawatiran inflasi, mencapai puncaknya pada 3,984 dolar AS per galon pada minggu ketiga bulan ini, dibandingkan dengan 3,676 dolar AS per galon pada periode yang sama Juli.

Indeks utilitas S&P 500 naik 1,2 persen, dengan reli sektor yang biasanya defensif mengisyaratkan kegelisahan investor menjelang data harga produsen dan penjualan ritel pada Kamis, yang dapat mempengaruhi keputusan kebijakan Fed pada 20 September.

"Ini merupakan sebuah tanda bahaya, hal ini menunjukkan kegelisahan di antara para pemegang saham, dan hal tersebut bukanlah hal yang tidak terduga," kata Keith Buchanan, manajer portofolio di GLOBALT Investments di Atlanta.

The Fed kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunganya sebelum periode April-Juni tahun depan, menurut jajak pendapat Reuters.

Citigroup naik 1,7 persen setelah CEO Jane Fraser mengumumkan reorganisasi manajemen besar-besaran yang akan mengakibatkan lebih banyak PHK dan memberinya pengawasan langsung yang lebih besar terhadap bank saat ia berupaya menyederhanakan strukturnya.

Saham produsen kendaraan listrik China Nio dan Xpeng yang tercatat di AS masing-masing turun 4,7 persen dan 3,1 persen, setelah Komisi Eropa memulai penyelidikan untuk menilai apakah kendaraan mereka memerlukan tarif yang menghukum.

Sprit Airlines turun lebih dari 6,0 persen setelah maskapai bertarif rendah itu memangkas prospek pendapatan kuartal ketiganya untuk mencerminkan kenaikan harga bahan bakar.

Moderna naik 3,2 persen setelah produsen obat tersebut mengatakan vaksin flu mRNA-1010 memenuhi tujuan utama dalam uji coba tahap akhir. Perusahaan tersebut juga mengumumkan akan mengurangi produksi vaksin COVID-19.

Volume di bursa AS sejalan dengan beberapa minggu terakhir, dengan 9,9 miliar saham diperdagangkan, dibandingkan dengan rata-rata 9,9 miliar saham dalam 20 sesi sebelumnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Korut Janjikan Dukungan Penuh untuk Rusia

 

 

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Rabu, berjanji akan memberikan dukungan penuhnya kepada Presiden Rusia Vladimir Putin saat kedua pemimpin yang terisolasi tersebut mengadakan pertemuan puncak yang jarang terjadi di fasilitas peluncuran roket Rusia.

Pertemuan dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai kemungkinan kesepakatan senjata antara Pyongyang dan Moskow.

Saat mengusulkan untuk bersulang dalam jamuan makan malam setelah pertemuan, Kim mengatakan pada Putin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan menang atas kekuatan "jahat", yang sangat jelas mendukung perang di Ukraina.

Kim mengatakan bahwa dia yakin bahwa Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan "suci" untuk menghukum "kejahatan" dalam pretensi hegemonik.

Pertemuan tersebut diadakan di tengah kekhawatiran bahwa kedua negara dapat memajukan perundingan senjata dan meningkatkan kerja sama militer.

Kim, melalui penerjemah, menambahkan bahwa dia sangat yakin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan menunjukkan kehormatan mereka yang tak ternilai dalam "operasi militer khusus" di Ukraina dan membangun negara yang kuat.

Menyusul pertemuan yang diadakan di pusat ruang angkasa Vostochny di Amur, Rusia, Putin menyampaikan pada saluran berita lokal bahwa dia melihat prospek kerja sama militer dan teknis dengan Korea Utara.

Putin juga mengumumkan bahwa Kim akan melakukan perjalanan ke Komsomolsk-on-Amur dan Vladivostok di Timur Jauh Rusia setelah pertemuan tersebut.

Dengan partisipasi delegasi, Kim dan Putin memulai pembicaraan di pusat ruang angkasa Kosmodrom Vostochny setelah mereka berjabat tangan dan saling menyapa dalam pertemuan pertama mereka setelah lebih dari empat tahun, menurut media berita Rusia.

Kim mengatakan pada Putin bahwa "Rusia sedang melakukan perjuangan suci terhadap Barat," menambahkan bahwa Korea Utara akan bekerja sama dengan Rusia untuk "melawan imperialisme."

Dalam referensi yang jelas mengenai invasi Rusia ke Ukraina, Kim mengatakan bahwa dia mendukung "semua keputusan" yang dibuat oleh Putin.

"Hubungan (Korea Utara) dengan Rusia adalah prioritas utama Pyongyang," ucap Kim pada Putin dalam permulaan pembicaraan, menambahkan bahwa undangan tersebut datang pada saat yang sangat penting.

Putin mengatakan bahwa dia berharap untuk berbicara tentang kerja sama ekonomi, situasi keamanan di Semenanjung Korea dan masalah kemanusiaan, menurut kantor berita Rusia.

Menjelang pembicaraan, Putin mengajak Kim berkeliling Kosmodrom Vostochny.

Kantor berita Rusia mengatakan bahwa Kim dan Putin tidak ada rencana untuk menandatangani dokumen resmi setelah mereka menyelesaikan pertemuan tatap muka, yang dilanjutkan dengan pembicaraan dengan format diperluas. Kedua pemimpin tersebut juga ditawari makan malam resmi, menurut kantor berita Rusia.

Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin, sebelumnya mengatakan bahwa Putin dan Kim akan membahas hubungan bilateral dan kerja sama ekonomi dalam pertemuan, namun menambahkan bahwa pembicaraan mereka mungkin melibatkan isu sensitif yang tidak akan dipublikasikan.

Spekulasi meningkat bahwa kerja sama militer kemungkinan akan dibahas, karena Rusia tampaknya membutuhkan pasokan peluru artileri dan amunisi Korea Utara untuk perangnya dengan Ukraina, sementara Korea Utara menginginkan teknologi senjata berteknologi tinggi dari Rusia.

Putin mengatakan "semua masalah" akan dibahas dalam pembicaraan mereka, ketika ditanya oleh wartawan jika dia berencana untuk membahas kerja sama militer dan teknis.

Presiden Rusia tersebut juga mencatat bahwa Kim menunjukkan "minat besar" dengan teknologi roket, berjanji untuk membantu rezim yang sulit diajak bekerja sama tersebut untuk membangun satelitnya sendiri.

Korea Utara melakukan upaya pada bulan Mei dan Agustus untuk menempatkan satelit mata-mata militer ke orbit, namun berakhir dengan kegagalan.

Setelah berangkat dari Pyongyang dengan kereta lapis baja pada Minggu (10/9), pemimpin Korea Utara tersebut tiba di fasilitas peluncuran roket pada permulaan hari, melakukan perjalanan lebih dari seribu kilometer ke utara kota Vladivostok di timur Rusia, di mana mereka bertemu sebelumnya pada 2019.

Foto-foto yang dimuat oleh media Pemerintah Korea Utara memperlihatkan bahwa Kim didampingi pejabat tinggi partai dan militer Korea Utara, termasuk perwira militer Ri Pyong-chol dan Pak Jong-chon, dan Pak Thae-song, seorang pejabat yang bertanggung jawab atas teknologi luar angkasa.

Susunan rombongannya dan pemilihan fasilitas luar angkasa Rusia sebagai tempat pertemuan menimbulkan spekulasi bahwa Korea Utara mungkin setuju untuk memasok amunisi dan persenjataan kepada Rusia untuk perangnya di Ukraina.

Sebagai imbalannya, Korea Utara mungkin menginginkan bantuan pangan dan transfer teknologi persenjataan dari Moskow, seperti yang melibatkan satelit mata-mata dan kapal selam bertenaga nuklir.

Jika Kim dan Putin juga sepakat untuk memperkuat kerja sama militer mereka, termasuk latihan angkatan laut tiga arah dengan China, hal ini akan menimbulkan tantangan keamanan yang besar di Semenanjung Korea dan sekitarnya.

Kesepakatan senjata apa pun antara Pyongyang dan Moskow merupakan pelanggaran terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang perdagangan senjata apa pun dengan Korea Utara.

Pertemuan mereka terjadi ketika Pyongyang baru-baru ini berupaya meningkatkan hubungan militer dengan Moskow dan menggandakan pengembangan senjatanya di tengah meningkatnya kerja sama keamanan antara Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.

Kim sebelumnya mengatakan perjalanannya ke Rusia untuk bertemu dengan Putin adalah “perwujudan jelas” dari Korea Utara yang memprioritaskan “kepentingan strategis” hubungan bilateral mereka, menurut Kantor Pusat Berita Korea Utara.

Dalam unjuk kekuatan, Korea Utara menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Timur tak lama sebelum pertemuan Kim dan Putin pada hari Rabu, kata militer Korea Selatan.

Korea Utara berjanji untuk meluncurkan satelit mata-mata ketiga pada bulan Oktober setelah dua upaya sebelumnya gagal dan baru-baru ini meluncurkan apa yang diklaim sebagai kapal selam serangan nuklir taktis.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Telepon Jurnalis Terkemuka Rusia Dipasangi Alat Mata-Mata Israel

 

 

Telepon jurnalis terkemuka Rusia dipasangi perangkat mata-mata Israel. Peristiwa ini menjadi indikasi terbaru bahwa perangkat peretas telepon digunakan untuk memata-matai pekerja media dan tokoh oposisi di seluruh dunia.

Investigasi gabungan yang dilakukan organisasi pemantau internet Kanada, Citizen Lab kelompok pembela hak-hak digital, Access Now menemukan telepon milik jurnalis terkemuka Rusia Galina Timchenko dipasangi perangkat mata-mata buatan perusahaan Israel, NSO Group.

 ‘’Perangkat tersebut mulai dipasang sekitar 10 Februari 2023,’’ ungkap hasil investigasi gabungan tersebut, Rabu (13/9/2023). Namun mereka tak mengungkapkan pelakunya tetapi terungkap Timchenko diretas dengan menggunakan produk NSO yaitu Pegasus.

Menurut Guardian, sekali telepon terinfeksi Pegasus, operator perangkat lunak  itu mampu mengendalikan seluruh telepon. Termasuk akses foto, aplikasi terenkripsi, dan mikropon yang memungkinkan pengguna menjadikan teleponnya sebagai alat untuk mendengar.

Timchenko merupakan salah satu pendiri dan penerbit media independen Rusia, Meduza.  Saat peretasan terhadap teleponnya terjadi, dia sedang berada di Berlin, Jerman. Ini terjadi sebelum pertemuan media independen arus utama Rusia di pengasingan.

Peserta pertemuan di Berlin itu termasuk Timchenko, yang tema bahasannya di antaranya mengeai tekanan yang mereka hadapi dan merespons tekanan tersebut. Acara ini, menurut Timchenko,  diorganisasi sebuah lembaga Rusia bernama Redkollegiya.

‘’Melalui saya, mereka bisa menguping pertemuan itu,’’ kata Timchenko kepada Guardian, Rabu. Timchenko menyatakan perasaannya atas peretasan terhadap teleponnya,’’Saya seakan menari telanjang di alun-alun kota.’’ Ini tertuang dalam artikel yang dimuat Meduza, Rabu.

Secara personal, ia meyakini Rusia berada di balik peretasan dengan menggunakan Pegasus terhadap telepon genggam miliknya. Sebelum ini, jelas dia, semua serangan berasal dari Rusia. Ia mendapatkan serangan berbeda, semua dari Rusia.

Namun, Citizen Lab dan Access Now, menyatakan Rusia tak mungkin merupakan klien NSO Group. Mereka menekankan pula belum melihat pertanda dari penelitian yang mereka lakukan bahwa Moskow berada di balik serangan siber ini.

Kelompok pembela hak media, Committee to Protect Journalists mengecam dugaan pengawasan melalui perangkat mata-mata Israel itu terhadap jurnalis. ‘’Jurnalis dan narsumber menjadi tak bebas dan taka man jika mereka dimata-matai,’’ demikian pernyataan mereka.

Dalam sebuah surat elektronik, NSO menyatakan pihaknya selalu menginvestigasi mengenai tuduhan penyalahgunaan produk mereka. Namun, NSO tak menyatakan apakah investigasi terkaiu kasus ini sudah diungkapkan atau belum.

Penelitik, anggota parlemen, dan jurnalis berulangkali menuding NSO membantu pemerintahan negara mamata-matai oposisi politik dan mereka yang melakukan reportase independen. Pada 2021, NSO masuk daftar hitam Pemerintah AS terkait masalah HAM.

NSO hanya menjual Pegasus ke lembaga pemerintah. Mereka dikenal menjual produknya itu ke sejumlah negara Eropa termasuk ke polisi Jerman. Selain itu, ke negara-negara di Timur Tengah dan Afrika.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Serangan Udara Rusia Hancurkan Pelabuhan Ekspor Ukraina

 

 

Pejabat pemerintah Ukraina mengatakan serangan masif drone Rusia merusak pelabuhan ekspor gandum Ukraina di Sungai Danube. Wakil Perdana Menteri Ukraina Oleksandr Kubrakov mengatakan serangan ini merupakan gudang untuk menyimpan kargo gandum, tangki minyak, dan gedung administrasi di pelabuhan Reni dan Izmail.

Militer Ukraina mengatakan serangan Rabu (12/9/2023) malam itu berlangsung selama empat setengah jam. Serangan ini merupakan serangan terbaru Rusia ke pelabuhan dan fasilitas gandum Ukrain sejak Moskow keluar dari kesempatan yang membuat Kiev dapat mengekspor gandumnya lewat Laut Hitam.

 “Serangan besar lainnya terhadap pelabuhan di Wilayah Danube,” kata Kubrakov di Facebook.

Gubernur wilayah Odesa yang mencakup pelabuhan Sungai Danube, Oleh Kiper mengatakan tercatat ada kerusakan pada pelabuhan dan infrastruktur sipil lainnya, tetapi ia memberikan lebih banyak detail.

Kubrakov mengatakan sejak 18 Juli lalu, 105 fasilitas infrastruktur pelabuhan di Ukraina rusak dan sebagian hancur. Itu terjadi satu hari setelah Rusia keluar dari perjanjian ekspor gandum Laut Hitam yang ditengahi PBB.

Kubrakov mengatakan akibat serangan udara sejak 18 Juli, ekspor Ukraina ke Asia, Afrika dan Eropa telah berkurang hampir tiga juta ton per bulan. Ukraina merupakan produsen dan eksportir gandum dunia, namun kemampuannya untuk mengirimkan komoditas itu ke seluruh dunia terpukul invasi Rusia pada Februari 2022.

Sungai Danube menjadi jalur ekspor penting sejak pelabuhan-pelabuhan di Laut Hitam Ukraina diblokir. “Meskipun ada upaya penjajah mengurangi potensi ekspornya (Ukraina), pelabuhan tetap beroperasi. Pada saat yang sama, setiap serangan terhadap infrastruktur pelabuhan Ukraina merupakan serangan terhadap ketahanan pangan seluruh dunia,” kata Kubrakov.

Kantor kejaksaan agung mengatakan enam pengemudi truk dan satu warga setempat terluka dalam serangan malam itu. Foto yang diunggah di aplikasi kirim-pesan Telegram menunjukkan truk terbakar dan sebagian bangunan hancur.

Angkatan udara Ukraina mengatakan 32 dari 44 drone Shahed produksi Iran yang diluncurkan Rusia ke Ukraina semalam hancur. Rusia belum memberikan komentar mengenai serangan udara terbaru tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biden: Partai Republik Ingin Memakzulkan Saya

 

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Rabu (13/9/2023) mengatakan, Partai Republik ingin memakzulkannya karena mereka ingin menutup pemerintahan. Sebelumnya Gedung Putih mengecam rencana  pemakzulan terhadap presiden.

Biden mengatakan, seorang anggota parlemen sayap kanan dari Partai Republik dan sekutu setia mantan presiden Donald Trump, Perwakilan Marjorie Taylor Greene, ingin memakzulkannya. Biden mengatakan, dia tidak mengetahui atas dasar apa Partai Republik ingin melakukan pemakzulan.

 “Saya tidak tahu persis alasannya, tapi mereka hanya tahu bahwa mereka ingin memakzulkan saya. Sepengetahuan saya, mereka ingin memakzulkan saya karena mereka ingin menutup pemerintahan," kata Biden kepada para donatur pada acara penggalangan dana di Virginia.

Biden mengatakan, dia mengabaikan wacana mengenai pemakzulan tersebut. Menurut Biden banyak pekerjaan dan urusan negara lainnya yang perlu diselesaikan.

“Saya bangun setiap hari, tidak fokus pada pemakzulan.  Aku ada pekerjaan yang harus diselesaikan,” kata Biden.

Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyebut pemakzulan tersebut sebagai aksi politik. Dia mengatakan, tidak ada bukti yang dihasilkan oleh Partai Republik terhadap Biden saat mereka menyelidiki urusan bisnis putranya, Hunter Biden. Penyelidikan ini berpusat pada apakah Biden mendapat manfaat dari urusan bisnis Hunter Biden.

Gedung Putih menuduh Taylor Greene menekan Ketua House of Representatives, Kevin McCarthy, yang merupakan petinggi Partai Republik, untuk memerintahkan penyelidikan pemakzulan. Langkah McCarthy akan memicu terjadinya perpecahan selama berbulan-bulan di the House yang dapat mengalihkan perhatian dari upaya anggota parlemen untuk meloloskan rancangan undang-undang belanja negara dan menghindari penutupan pemerintahan.

Pemakzulan juga dapat meningkatkan persaingan dalam pemilihan presiden 2024. Trump berharap dapat membalas kekalahannya dalam pemilu 2020 dari Biden dan memenangkan kembali pemilu presiden 2024.

“Ini adalah sebuah upaya untuk melakukan hal ini dengan cara yang tidak sah. Ini mengejar presiden secara politis, bukan tentang kebenaran,” kata Jean-Pierre.

Jean-Pierre  mengatakan, Partai Republik tidak menemukan bukti bahwa Biden melakukan kesalahan. "Karena presiden tidak melakukan kesalahan apa pun," ujarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kim Jong-Un: Rusia Sedang Lakukan Perjuangan Suci Lawan Barat

 

 

Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan, saat ini Rusia sedang melakukan “perjuangan suci” melawan Barat. Dia menegaskan, Korut akan bekerja sama dengan Moskow melawan imperialisme.

“Kami yakin bahwa tentara dan rakyat Rusia akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan yang adil untuk menghukum kelompok jahat yang mengejar hegemoni, ekspansi, dan ambisi,” kata Kim kepada Putin dalam jamuan makan malam setelah keduanya melangsungkan pertemuan di Kosmodrom Vostochny, yakni fasilitas peluncuran roket luar angkasa paling modern di Rusia, Rabu (13/9/2023), dilaporkan laman TRT World.

Kim pun secara khusus memuji tentara Rusia yang dipandangnya heroik. Pernyataannya itu ditafsirkan sebagai pujian kepada personel militer Rusia yang sedang berperang di Ukraina. Kim kemudian menegaskan akan selalu mendukung Moskow. “Kami akan selalu bersama Rusia,” ujarnya.

Sementara itu Putin mengapresiasi penguatan kerja sama dan persahabatan Rusia dengan Korut. “Seorang teman lama lebih baik daripada dua teman baru,” katanya mengutip pepatah Rusia dan merujuk pada peran Uni Soviet dalam Perang Korea pada 1950-1953.

Kepada awak media Putin menyampaikan bahwa dia melihat peluang atau kemungkinan kerja sama militer antara Rusia dan Korut. Saat menerima kunjungan Korut di Kosmodrom Vostochny, Putin telah mengisyaratkan siap membantu Pyongyang mengembangkan kemampuan antariksanya.

“Itulah sebabnya kami datang ke sini (Kosmodrom Vostochny). Pemimpin Korut menunjukkan minat yang besar terhadap teknik roket, mereka juga mencoba mengembangkan (kehadiran mereka di) luar angkasa,” kata Putin saat menjawab pertanyaan media tentang apakah Rusia akan membantu Korut membangun satelit.

Kim Jong-un menyampaikan terima kasih kepada Putin karena telah mengundangnya berkunjung ke Rusia. Padahal Kim menilai, Putin memiliki jadwal yang sibuk. Kim sebelumnya menekankan bahwa kunjungannya ke Rusia, yang merupakan perjalanan luar negeri pertamanya pasca pandemi, menunjukkan bahwa Korut memprioritaskan kepentingan strategis hubungan Pyongyang dengan Moskow.

Sementara itu, di tengah lawatan Kim Jong-un ke Rusia, Korut kembali meluncurkan setidaknya dua rudal balistik di lepas pantai timurnya. Militer Korea Selatan (Korsel) dan penjaga pantai Jepang mengonfirmasi peluncuran rudal tersebut. Pengujian rudal oleh Pyongyang diketahui merupakan pelanggaran atas sanksi PBB.

Dewan Keamanan PBB telah menjatuhkan sanksi militer dan ekonomi terhadap Korea Utara sejak tahun 2006 atas program nuklirnya.

 

 

 

 

 

 

 

Peran Jerman dalam Membentuk Politik dan Integrasi Eropa

 

 

Jerman, dengan lokasinya yang strategis, kekuatan ekonominya, dan signifikansi historisnya,  memainkan peran sentral dalam membentuk arah politik dan integrasi Eropa. Sejak berakhirnya Perang Dunia II, Jerman mengalami transformasi luar biasa, berkembang dari negara yang terbagi menjadi negara yang bersatu dan berpengaruh dalam Uni Eropa (UE).

Dalam artikel ini, kami akan menyelami peran beragam yang dimainkan oleh Jerman dalam politik dan integrasi Eropa, mengkaji konteks historisnya, dominasi ekonominya, pengaruh politiknya, serta tantangan yang dihadapinya.

Perjalanan Jerman menuju integrasi Eropa dapat dipahami dalam konteks sejarah abad ke-20 yang penuh gejolak. Setelah Perang Dunia II, Jerman dibagi menjadi Timur dan Barat, dengan Jerman Timur berada di bawah pengaruh Uni Soviet dan Jerman Barat sebagai sekutu Barat.

Reunifikasi Jerman pada tahun 1990 menandai titik balik bersejarah, dengan Jerman yang bersatu muncul sebagai pemain utama dalam politik Eropa.

Kehebatan ekonomi Jerman  menjadi motor penggerak di balik integrasi Eropa. Sebagai ekonomi terbesar di Eropa, Jerman adalah pemain kunci dalam Wilayah Euro, kelompok negara UE yang menggunakan euro sebagai mata uang mereka. Ekonomi Jerman yang kuat yang berorientasi ekspor dan sektor manufakturnya yang kokoh  memberikan kontribusi besar terhadap stabilitas euro.

Juara Ekspor: Jerman terkenal dengan ekonomi berorientasi ekspornya, dengan fokus pada barang industri berkualitas tinggi. Keunggulan ekspor ini tidak hanya mendorong ekonomi Jerman sendiri, tetapi juga menguntungkan negara-negara anggota UE lainnya melalui perdagangan dan investasi.

Tanggung Jawab Fiskal: Komitmen Jerman terhadap tanggung jawab fiskal dan disiplin anggaran memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas mata uang euro. Konsistensi Jerman terhadap Pakta Stabilitas dan Pertumbuhan memengaruhi kebijakan fiskal UE.

Kepemimpinan politik Jerman di  UE cukup signifikan, baik dalam hal pengaruh maupun partisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan penting.

Kepemimpinan Merkel: Selama masa jabatan Angela Merkel sebagai Kanselir dari tahun 2005 hingga 2021, Jerman memberikan kepemimpinan yang stabil dan pragmatis dalam menghadapi krisis, termasuk krisis utang zona euro dan krisis pengungsi. Keterampilan diplomasi Merkel sangat penting dalam membentuk konsensus di antara negara-negara anggota UE.

Mendorong Reformasi UE: Jerman adalah pendukung kuat integrasi UE yang lebih dalam dalam berbagai bidang, termasuk penciptaan Mekanisme Stabilitas Eropa (ESM) dan Persatuan Perbankan. Jerman juga mendukung perluasan UE melalui perluasan ke wilayah Timur Eropa.

Peran Jerman dalam politik dan integrasi Eropa tidak terlepas dari tantangan dan kontroversi.

Ketidakseimbangan Ekonomi: Surplus perdagangan Jerman yang persisten dan fokusnya pada kebijakan penghematan  mendapat kritik dari negara-negara UE lainnya. Beberapa berpendapat pendekatan Jerman memperburuk ketidakseimbangan ekonomi dalam Wilayah Euro.

Vakum Kepemimpinan: Se Angela Merkel mundur dari panggung politik, ada kekhawatiran akan terjadi vakum kepemimpinan di UE. Pertanyaan tentang siapa yang akan menggantikan perannya dan apakah mereka akan mempertahankan tingkat pengaruh yang sama masih belum pasti.

Nasionalisme dan Populisme: Seperti negara-negara Eropa lainnya, Jerman juga tidak luput dari munculnya nasionalisme dan populisme. Munculnya partai-partai sayap kanan dan kekhawatiran tentang imigrasi  menantang lanskap politik tradisional.

Saat UE menghadapi berbagai tantangan, termasuk Brexit, krisis iklim, dan pandemi Covid-19, peran Jerman tetap sangat penting.

Kepemimpinan dalam Isu Lingkungan: Jerman  berkomitmen pada European Green Deal yang ambisius dan tujuan netral karbon pada tahun 2050. Kepemimpinan Jerman dalam pembangunan berkelanjutan dan energi terbarukan akan mempengaruhi kebijakan iklim UE.

Integrasi UE yang Berkelanjutan: Jerman kemungkinan akan terus membela integrasi yang lebih dalam dalam bidang-bidang seperti tata kelola ekonomi, kerjasama pertahanan, dan kebijakan migrasi.

Mengadvokasi Demokrasi: Jerman akan memainkan peran penting dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dalam UE dan mengatasi tantangan terhadap supremasi hukum di beberapa negara anggota.

Perjalanan Jerman dari pembagian hingga persatuan  menempatkannya sebagai pemain sentral dalam politik dan integrasi Eropa. Kekuatan ekonominya, kepemimpinannya dalam politik, dan konteks sejarahnya  membentuk arah Uni Eropa.

Meskipun tantangan dan kontroversi tetap ada, peran Jerman dalam menjaga stabilitas dan kemakmuran UE tetap sangat penting. Saat UE menghadapi tantangan baru di abad ke-21, peran Jerman dalam membentuk masa depan Eropa akan terus berkembang dan mempengaruhi lanskap politik benua ini.

 

 

 

 

 

 

Tak Ada Lagi Kebebasan di Tanah Palestina Setelah Perjanjian Oslo

 

 

Setelah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menandatangani Perjanjian Oslo 30 tahun lalu, secara resmi Palestina mengakui Israel. Rakyat Palestina tampaknya semakin tidak bisa lagi menjadi negara merdeka dan pendudukan atas tanah mereka tampak semakin mengakar.

Warga Palestina yang berusia di bawah 30 tahun hanya hidup di bawah perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat (AS) yang memberi otoritas sementara dan berpemerintahan sendiri Otoritas Palestina (PA). Namun pemerintah sementara tersebut gagal mengatasi kekhawatiran besar mengenai wilayah, pemukiman ilegal Yahudi, status Yerusalem, serta pengungsi Palestina, dan hak untuk kembali.

Sudut pandang warga Palestina pun seragam dalam memandang perjanjian yang dilakukan pemimpin Palestina Yasser Arafat dan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin, diawasi oleh Presiden AS Bill Clinton. Ola Anebtawi warga Nablus memandang topik Perjanjian Oslo selalu muncul karena sifatnya yang kontroversial.

"Saya selalu merasa tersesat dan tidak mengerti bagaimana membentuk opini saya sendiri," ujar perempuan berusia 32 tahun itu dikutip dari //Aljazirah//.

Tapi, seiring berjalannya waktu, Anebtawi menyadari bahwa hal ini merupakan kemunduran besar bagi negara dan kepemimpinan Palestina. "Ketika, sebagai warga Palestina, Anda menyadari penyebabnya, Anda mulai berpikir, 'Bagaimana saya bisa berperan dalam kapasitas apa pun dalam melawan pendudukan?'" ujarnya.

Anebtawi menilai Perjanjian Oslo justru menghalangi warga Palestina mencapai misi sebagai umat. Hal itu  juga gagal mempersatukan dan gagal mengembalikan seluruh tanah yang dirampas, serta memfasilitasi kembalinya para pengungsi.

Sebuah kesalahan besar mengakui Israel sebagai negara dengan perbatasan yang jelas. Tindakan itu pun akhirnya berdampak pada kehidupan warga Palestina secara ekonomi dan sosial, hingga membatasi kebebasan bergerak karena adanya pemukiman ilegal.

"Ini sungguh menyakitkan. Ketika Anda tidak memiliki kebebasan, Anda tidak punya apa-apa. Mereka merampas hal ini dari kita," ujar Anebtawi.

Penilaian serupa pun muncul di pikiran Bahaa yang tinggal di Yerusalem Timur. Dia melihat Perjanjian Oslo merupakan bencana besar.

Perjanjian ini membagi wilayah Palestina menjadi tiga bagian: A, B, dan C, dan memberikan kekuasaan dan legitimasi kepada pendudukan untuk mengatur dan mengelola wilayah tersebut. Hal ini membuat perekonomian Palestina dan Israel saling terkait, sehingga membuat warganya bergantung padanya untuk bertahan hidup.

"Perjanjian tersebut juga berdampak besar pada generasi muda di Yerusalem karena pada dasarnya perjanjian tersebut memberi Israel kendali penuh atas bagian timur kota tersebut," ujar sosok berusia 26 tahun ini.

Sedangkan Tasami Ramadan memandang Perjanjian Oslo sebagai harapan dan kekecewaan. Pada awalnya, perjanjian tersebut merupakan kesempatan bagi Palestina untuk mendirikan negara merdeka dan membebaskan diri dari pendudukan. Namun kenyataan di lapangan mengubah harapan tersebut menjadi kekecewaan.

"Keadaan yang dijanjikan kepada kita tidak pernah terlaksana. Faktanya, seluruh janji yang ada dalam perjanjian tidak pernah terealisasi. Itu adalah perjanjian yang tidak adil dan tidak adil," ujar perempuan berusia 25 tahun itu.

Menurut penduduk wilayah pendudukan Tepi Barat ini, jika perjanjian itu tidak pernah ada, justru akan ada rasa persatuan Palestina yang lebih kuat. Oslo sangat membantu memunculkan perpecahan di antara faksi-faksi Palestina.

"Dampak dari pertikaian internal ini berdampak besar pada persatuan Palestina dan kita menderita akibat dampaknya hingga hari ini," kata Ramadan.

Kesepakatan-kesepakatan, menurut Ramadan, telah mengurangi pentingnya perlawanan dan memaksa masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap kekuatan perlawanan. "Jika bukan karena perjanjian ini, saya pikir kita akan memiliki kelompok perlawanan yang lebih kuat dan terorganisir, dan gagasan perlawanan akan menjadi faktor pemersatu yang utama," ujarnya.

Perjanjian tersebut juga menutup pintu bagi upaya lain yang dapat membantu mengakhiri pendudukan. "Pada dasarnya tertulis: 'Kami menandatangani perjanjian ini, dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan,'" ujarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sekjen PBB akan Temui Pemimpin Rusia, Ukraina,

Turki untuk Hidupkan Lagi BSGI

 

 

 

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, dia akan menemui pemimpin Rusia, Ukraina, dan Turki di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB pekan depan. Guterres hendak berupaya menghidupkan kembali kesepakatan koridor gandum Laut Hitam atau Black Sea Grain Initiative (BSGI).

“Saya bertekad melakukan segala kemungkinan untuk membangun kembali BSGI,” ujar Guterres kepada awak media, Rabu (13/9/2023), dikutip laman Anadolu Agency.

Guterres tak mengungkap kapan tepatnya dia akan menemui pemimpin dari ketiga negara tersebut. Dalam pertemuan yang direncanakan, Guterres berarti bakal menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Sedangkan perwakilan Rusia yang akan diajak berdiskusi adalah Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

Presiden Rusia Vladimir Putin kemungkinan besar tidak akan menghadiri Sidang Majelis Umum PBB. Hal itu karena pada Maret lalu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadapnya. Putin dituduh telah melakukan kejahatan perang terkait konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Terkait BSGI, Rusia diketahui telah menolak memperpanjang masa aktif kesepakatan tersebut ketika ia berakhir pada 18 Juli 2023 lalu. Alasan utama Rusia menolak memperpanjang BSGI adalah karena mereka merasa ketentuan terkait kepentingan Moskow dalam kesepakatan itu tidak dilaksanakan. Tuntutan terkait penyambungan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT, misalnya, belum direalisasikan. Sanksi Barat yang menyebabkan komoditas pertanian dan pupuk Rusia tak bisa memasuki pasar global juga tak kunjung dicabut.

Alasan lain mengapa Rusia enggan memperpanjang BSGI adalah karena ia merasa kesepakatan tersebut sudah melenceng dari tujuan awal, yakni untuk memperlancar pengiriman komoditas pangan ke negara-negara membutuhkan sehingga pecahnya krisis pangan bisa dicegah. Namun Moskow menilai Ukraina secara terang-terangan “mengkomersialkan” BSGI dan mengirim produk pertaniannya ke negara-negara maju, terutama Eropa.

Masa aktif BSGI telah diperpanjang tiga kali, yakni pada November 2022, serta Maret dan Mei 2023. Pelabuhan-pelabuhan Ukraina di Laut Hitam diblokade setelah Rusia melancarkan agresi ke negara tersebut pada Februari 2022 lalu. Pada Juli 2022, Rusia dan Ukraina dengan bantuan mediasi Turki serta PBB menyepakati BSGI. Kesepakatan tersebut diteken di tengah kekhawatiran terjadinya krisis pangan global akibat konflik Rusia-Ukraina.

Lewat BSGI, Moskow memberikan akses bagi Ukraina untuk mengekspor komoditas pertaniannya lewat tiga pelabuhannya di Laut Hitam. Sebagai gantinya, Moskow meminta operasi ekspor pertaniannya, termasuk pupuk, dibebaskan dari sanksi Barat. Rusia telah beberapa kali menyampaikan bahwa bagian dalam BSGI terkait pembebasan ekspor komoditas pertaniannya dari sanksi belum terealisasi. Hal itu menjadi salah satu faktor Moskow ingin keluar dari BSGI.

Sejak BSGI disepakati, lebih dari 32 juta ton biji-bijian diekspor dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post