News Komoditi & Global ( Kamis, 23 Oktober 2025 )
News Komoditi & Global ( Kamis, 23 Oktober 2025 )
Harga Emas Global Anjlok Lagi, Tertekan Profit Taking Investor
Harga emas turun jelang rilis data inflasi AS karena aksi profit taking investor, meski sepanjang tahun ini harga emas naik 57% akibat ketidakpastian ekonomi.
Harga emas turun ke level terendah dalam hampir dua pekan seiring dengan aksi ambil untung (profit taking) investor menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan menjadi acuan arah kebijakan suku bunga The Fed. Berdasarkan data Reuters pada Kamis (23/10/2025), harga emas di pasar spot gold turun 1,7% ke level US$4.054,34 per troy ounce setelah sempat menguat hingga US$4.161,17 di awal sesi. Jika dikonversi dengan kurs Jisdor Rp16.617 per 1 US$, maka harga emas mencapai Rp2,16 juta per gram. Sementara itu, harga emas berjangka di Comex melemah 1,1% ke posisi US$4.065,40 per troy ounce. Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 57% dan beberapa kali mencetak rekor tertinggi baru, didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik, ketidakpastian ekonomi global, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, serta aliran dana besar ke instrumen ETF. Namun, pada Selasa (22/10/2025), harga emas anjlok 5,3% setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor US$4.381,21 per troy ounce. “Melihat pergerakan agresif dalam beberapa pekan terakhir, aksi ambil untung menjelang rilis laporan CPI pada Jumat bukanlah hal yang mengejutkan,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures. Secara teknikal, harga emas masih ditopang oleh rata-rata pergerakan 21 hari di kisaran US$4.005 per troy ounce.
Investor saat ini hampir sepenuhnya memperkirakan adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve dalam pertemuan pekan depan. Kondisi suku bunga rendah umumnya menjadi katalis positif bagi harga emas yang tidak memberikan imbal hasil. Di sisi geopolitik, Rusia pada Rabu menyampaikan bahwa mereka masih mempersiapkan potensi pertemuan puncak antara Presiden Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump. Investor juga menantikan kejelasan mengenai kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping pekan depan. “Kami tetap mempertahankan pandangan bullish untuk emas dan perak hingga 2026. Setelah fase koreksi dan konsolidasi yang diperlukan ini, pelaku pasar kemungkinan akan menilai kembali bahwa faktor-faktor yang mendorong reli besar tahun ini belum sepenuhnya hilang,” tulis Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas Saxo Bank, dalam catatannya. Untuk logam mulia lainnya, harga spot silver turun 1,6% ke US$47,95 per troy ounce setelah anjlok 7,1% sehari sebelumnya. Platinum naik 4,5% ke US$1.620,83, sementara palladium menguat tipis 0,1% ke US$1.409,80 per troy ounce.
 
Harga Minyak Dunia Melonjak Pasca AS Umumkan Sanksi untuk Produsen Minyak Terbesar Rusia
Harga minyak naik pada perdagangan Kamis (23/10/2025) pagi. Pukul 07.28 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2025 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 60,24 per barel, naik 2,97% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 58,50 per barel.
Mengutip Bloomberg, harga minyak melonjak setelah AS mengumumkan sanksi terhadap produsen minyak terbesar Rusia. Sementara Presiden AS Donald Trump meningkatkan tekanan kepada mitranya Vladimir Putin untuk merundingkan upaya mengakhiri perang di Ukraina.
AS memasukkan raksasa minya Rusia Rosneft PJSC dan Lukoil PJSC ke dalam daftar hitam, dengan alasan kurangnya komitmen Moskow terhadap perdamaian Ukraina.
Rosneft dan Lukoil adalah dua produsen minyak terbesar di Rusia yang menyumbang hampir setengah dari total ekspor minyak Rusia, atau sekitar 2,2 juta barel per hari pada paruh pertama tahun ini.
Trump juga berupaya menekan pembeli minyak mentah utama Rusia, yakni India dan China.
Sanksi tersebut menandai perubahan haluan bagi Trump, yang pekan lalu mengumumkan akan bertemu Putin dalam beberapa pekan mendatang dan berulang kali mengatakan ia yakin Rusia ingin mengakhiri perang.
Namun, pada Selasa (21/10), Trump berbalik arah dengan mengatakan bahwa ia tidak ingin pertemuan itu sia-sia.
Wall Street Turun, Imbas Laporan Keuangan yang Beragam dan Ketegangan Dagang AS-China
Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Rabu (22/10/2025), karena gelombang laporan keuangan yang beragam, termasuk kinerja Netflix yang mengecewakan. Investor juga menimbang laporan terbaru tentang ketegangan perdagangan AS-China dimana AS mempertimbangkan pembatasn ekspor ke China.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 334,33 poin, atau 0,71% ke level 46.590,41, S&P 500 turun 35,95 poin, atau 0,53% ke level 6.699,40, dan Nasdaq Composite turun 213,27 poin, atau 0,93% ke level 22.740,40.
Dari 11 sektor utama S&P 500, sektor industri mencatat penurunan paling besar, sedangkan sektor energi mencatat persentase kenaikan terbesar.
Sementara itu,pelemahan saham teknologi dan layanan komunikasi paling membebani Nasdaq.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 24,76 miliar saham dengan rata-rata 20,60 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Pembatasan ekspor baru, yang akan mencakup beragam barang mulai dari laptop hingga mesin jet, merupakan beberapa langkah yang dipertimbangkan sebagai balasan terhadap putaran terbaru pembatasan ekspor tanah jarang oleh Beijing, dan menandai eskalasi ketegangan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia.
Pada Selasa kemarin, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia yakin akan mengadakan pertemuan yang sangat sukses dengan Presiden China Xi Jinping, tetapi juga mengatakan mungkin pertemuan di Korea Selatan akhir bulan ini tidak akan terjadi.
"Perselisihan perdagangan Washington-Beijing telah berlangsung dan kemungkinan akan berlanjut hingga pertemuan potensial dengan Trump dan Xi," kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi nasional di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis.
"Ditambah lagi, beberapa perusahaan teknologi melaporkan beberapa angka yang mengecewakan."
"Namun, musim laporan keuangan ini cukup baik, dan (saham) tidak terlalu jauh dari rekor tertinggi," tambah Hainlin.
"Kami tidak akan menyarankan investor untuk mengubah alokasi mereka berdasarkan hari seperti hari ini."
Saham Netflix merosot 10,1% setelah perusahaan streaming tersebut gagal memenuhi ekspektasi laba kuartalan, yang menimbulkan kekhawatiran tentang valuasi yang terlalu tinggi.
Tesla, yang pertama dari kelompok saham Magnificent Seven momentum terkait kecerdasan buatan yang membukukan laba kuartal ketiga, membukukan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan karena berakhirnya kredit pajak mendorong penjualan kendaraan listrik di AS. Sahamnya turun tipis 0,5% dalam perdagangan yang diperpanjang.
Saham Intuitive Surgical melonjak 13,9% setelah laba kuartal ketiga perusahaan melampaui ekspektasi.
Saham AT&T turun 1,9% meskipun menambahkan lebih banyak pelanggan nirkabel daripada yang diperkirakan untuk kuartal ketiga.
Musim laba kuartal ketiga sedang berjalan, dengan 86% perusahaan telah melaporkan laba yang melampaui estimasi Wall Street. Analis saat ini memperkirakan pertumbuhan laba S&P 500 kuartal ketiga, secara agregat, sebesar 9,3% year-on-year, meningkat dari estimasi pertumbuhan tahunan sebesar 8,8% per 1 Oktober, menurut data terbaru dari LSEG.
"Anda mendapatkan valuasi yang tinggi dengan mencapai ekspektasi tersebut, dan secara umum perusahaan sejauh ini telah memenuhi atau melampaui ekspektasi tersebut," kata Hainlin.
"Dan mereka yang belum memenuhi ekspektasi tersebut tidak dihargai oleh investor dengan kesabaran."
The Fed Diperkirakan Pangkas Suku Bunga Dua Kali Lagi Tahun Ini
Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan kembali menurunkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali lagi pada tahun ini, masing-masing pada akhir Oktober dan Desember 2025.
Proyeksi itu muncul dari jajak pendapat terbaru Reuters terhadap para ekonom, yang menunjukkan pergeseran pandangan terhadap arah kebijakan moneter AS.
Dari 117 ekonom yang disurvei pada 15–21 Oktober, sebanyak 115 memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi kisaran 3,75% – 4,00% pada rapat tanggal 29 Oktober mendatang.
Sebagian besar juga memperkirakan penurunan serupa akan kembali terjadi pada Desember.
Perkiraan ini berubah dibanding sebulan lalu, ketika para ekonom hanya memperkirakan satu kali pemangkasan tahun ini.
Perubahan sentimen terjadi setelah para pembuat kebijakan The Fed memberi sinyal akan melakukan penyesuaian tambahan guna menahan perlambatan pasar tenaga kerja yang mulai terlihat.
The Fed tampak lebih memprioritaskan kondisi pasar kerja dibanding kekhawatiran inflasi yang masih tinggi, terutama setelah pemangkasan pertama sebesar 25 basis poin bulan lalu, langkah pertama sejak Desember tahun lalu.
“Sekitar separuh anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) kini lebih fokus pada pasar tenaga kerja, sementara separuh lainnya masih khawatir terhadap risiko inflasi,” kata Ryan Wang, ekonom AS di HSBC.
“Tantangannya adalah menentukan apakah perlambatan ini disebabkan oleh turunnya permintaan atau pasokan tenaga kerja, karena itu akan memengaruhi arah kebijakan moneter.”
Namun, data sektor swasta terbaru menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja masih relatif stabil, dengan angka PHK dan perekrutan yang berjalan moderat.
Median hasil survei memperkirakan tingkat pengangguran akan bertahan di sekitar 4,3%hingga 2027, tidak jauh berbeda dari bulan sebelumnya.
Inflasi yang menjadi sasaran The Fed sebesar 2% juga diperkirakan tetap di atas level itu dalam beberapa tahun ke depan.
Data resmi yang tertunda akibat penutupan pemerintahan AS selama tiga minggu diperkirakan akan menunjukkan inflasi konsumen naik ke 3,1% pada September dari 2,9% di Agustus.
Meski demikian, arah suku bunga untuk tahun 2026 masih menjadi tanda tanya besar. Para ekonom terbelah hingga tujuh perkiraan berbeda, dari kisaran 2,25%–2,50% hingga 3,75%–4,00%, dipicu ketidakpastian mengenai siapa yang akan menggantikan Ketua The Fed Jerome Powell setelah masa jabatannya berakhir pada Mei 2026.
Sebagian besar ekonom sekitar 76% dari mereka yang disurvei menilai risiko terbesar dari siklus pemangkasan ini adalah suku bunga bisa turun terlalu rendah.
Presiden Donald Trump disebut terus menekan Powell agar memangkas suku bunga lebih agresif.
“Risikonya, kita bisa melihat lebih banyak pemotongan suku bunga tahun depan,” ujar Brett Ryan, ekonom senior AS di Deutsche Bank.
“Ancaman terhadap independensi The Fed kini lebih tinggi dibanding masa pemerintahan sebelumnya.”
Dengan ketidakpastian inflasi, kondisi pasar tenaga kerja yang melambat, serta tekanan politik yang meningkat, keputusan The Fed dalam beberapa bulan ke depan akan menjadi salah satu faktor penentu utama arah ekonomi global.
Perdana Menteri Jepang Merayu Trump dengan Pembelian Kedelai Tambahan
Perdana menteri baru Jepang, Sanae Takaichi mulai menyelesaikan paket pembelian, termasuk pembelian tambahan dari AS, kedelai, dan gas, untuk disampaikan kepada Presiden Donald Trump dalam perundingan perdagangan dan keamanan pekan depan.
Namun, berdasarkan sumber Reuters, Rabu (2/10/2025), ia tidak akan berkomitmen pada target belanja pertahanan baru apa pun pada pertemuan tersebut, yang terjadi di tengah tekanan Washington terhadap Jepang dan sekutu lainnya untuk berbuat lebih banyak, kata salah satu sumber yang mengetahui persiapan tersebut.
Kedua pemimpin akan bertemu di Tokyo pada awal pekan depan, dalam kunjungan pertama Trump ke Jepang sejak terpilih kembali menyusul kesepakatan pendahulunya, Shigeru Ishiba, untuk berinvestasi hingga US$ 550 miliar di AS dengan imbalan tarif otomotif yang lebih rendah.
"Aliansi dengan Amerika Serikat merupakan landasan kebijakan luar negeri dan keamanan Jepang," ujar Takaichi pada hari Selasa dalam konferensi pers pelantikannya sebagai perdana menteri.
"Masih terlalu dini untuk mengomentari diskusi yang mungkin terjadi selama kunjungan Presiden Trump," ujar seorang juru bicara pemerintah Jepang ketika ditanya tentang rencana paket pembelian dan kemungkinan investasi.
Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Uji Diplomatik
Pemanis yang direncanakan Takaichi untuk ditawarkan kepada Trump dalam uji diplomatik besar pertamanya meliputi pembelian truk pikap Ford F150, sebuah ide yang dilontarkan oleh Trump, dan kesepakatan untuk membeli lebih banyak kedelai AS, yang diminta oleh Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick dalam panggilan telepon dengan mitranya dari Jepang pekan lalu, kata sumber tersebut.
Pembatasan impor kedelai AS oleh Beijing telah merugikan petani Amerika yang bergantung pada pasar Asia. Pada bulan September, ekspor ke China turun menjadi nol untuk pertama kalinya dalam hampir tujuh tahun.
Tokyo dapat memangkas pembelian kedelai Brasil untuk memberi ruang bagi lebih banyak impor AS, yang sudah mencapai 70% dari konsumsi Jepang, menurut salah satu sumber kepada Reuters.
F150, yang dirancang untuk jalan raya AS yang lebih lebar, kemungkinan akan digunakan di Jepang sebagai bajak salju.
Investasi dan Belanja Pertahanan
Jepang juga berencana membeli lebih banyak gas alam cair (LNG) AS, meskipun untuk saat ini tidak dari proyek pipa Alaska yang didukung Trump. Para pejabat juga akan menyajikan daftar kandidat proyek investasi dalam kesepakatan senilai US$ 550 miliar tersebut, yang akan ditinjau oleh kedua pemerintah sebelum Trump membuat keputusan akhir, tambah sumber tersebut.
Selama pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal yang berkuasa, Takaichi adalah satu-satunya dari lima kandidat yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut, yang memberikan AS bagian terbesar dari keuntungan, tidak adil. Setelah kemenangannya, ia mengatakan akan menghormati pakta tersebut.
"Bahkan dengan pembagian keuntungan satu banding sembilan, jika risikonya rendah, hal itu masih masuk akal secara bisnis," kata sumber pemerintah Jepang lainnya.
Di bidang pertahanan, Takaichi mengatakan ia ingin mempererat hubungan keamanan dengan Washington. Jepang telah menjadi tuan rumah konsentrasi kekuatan militer AS terbesar, termasuk sebuah kapal induk, pasukan ekspedisi Marinir AS, dan sejumlah jet tempur.
Pada pertemuan minggu depan, ia akan mengisyaratkan kesediaan Jepang untuk mempercepat pembangunan pertahanannya melampaui target 2% dari PDB yang ditetapkan untuk tahun 2027, kata sumber pertama.
Takaichi kemarin mengatakan ia akan menginstruksikan para pejabat pertahanan untuk meninjau tiga dokumen strategi 2022 yang mendasari ekspansi militer terbesar Jepang sejak Perang Dunia Kedua.
Ketika ditanya pada hari Rabu apakah Jepang akan meninjau dokumen keamanan nasional, Menteri Luar Negeri Toshimitsu Motegi mengatakan: "Ini bukan tentang jumlah atau rasio terhadap PDB. Yang penting adalah substansi kemampuan pertahanan kita."
Trump tiba di Jepang pada hari Senin. Ia juga akan bertemu Kaisar Naruhito.
Rusia Kirim Ulang Syarat Perdamaian Ukraina ke AS, Pertemuan Trump–Putin Diragukan
Rusia kembali menyampaikan syarat-syarat lamanya untuk mencapai kesepakatan damai dengan Ukraina melalui sebuah non-paperb dokumen informal diplomatic yang dikirim secara tertutup kepada Amerika Serikat akhir pekan lalu.
Hal ini diungkapkan oleh dua pejabat AS dan satu sumber yang mengetahui isi komunikasi tersebut, seperti dilaporkan Reuters pada Selasa (21/10/2025).
Dalam dokumen itu, Rusia menegaskan kembali tuntutan agar seluruh wilayah Donbas berada di bawah kendalinya. Syarat ini menolak pandangan Presiden AS Donald Trump yang sebelumnya mengusulkan agar garis depan pertempuran dibekukan pada posisi saat ini.
Selain itu, Moskow juga kembali menolak kemungkinan pengerahan pasukan NATO ke Ukraina sebagai bagian dari perjanjian damai. Sikap tersebut memperlihatkan bahwa Rusia tetap berpegang pada tuntutan maksimalnya dalam konflik berkepanjangan ini.
Kabar mengenai non-paper itu muncul di tengah ketidakpastian rencana pertemuan antara Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Budapest. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada Reuters bahwa “tidak ada rencana pertemuan dalam waktu dekat.”
Sementara, Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak memberikan tanggapan atas permintaan komentar.
Ketika dimintai keterangan soal komunikasi tersebut, Gedung Putih mengarahkan wartawan pada pernyataan Trump kepada media, yang menyebut dirinya belum memutuskan soal pertemuan dengan Putin.
Trump menegaskan tidak ingin “pertemuan yang sia-sia,” namun masih melihat peluang untuk mencapai gencatan senjata di sepanjang garis pertempuran saat ini.
Sebelumnya, Trump dan Putin dikabarkan telah berbicara melalui telepon pada Kamis lalu. Trump sempat menyebut bahwa pertemuan di Budapest bisa berlangsung dalam dua minggu ke depan.
Namun, prospek itu tampak memudar setelah pertemuan tertutup antara pejabat AS dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada Jumat lalu.
Dalam pertemuan tersebut, menurut laporan Reuters, pihak AS menyampaikan usulan yang disebut berasal dari Kremlin: Ukraina diminta menyerahkan wilayah Donbas sebagai imbalan atas sebagian kecil wilayah Zaporizhzhia dan Kherson.
Zelenskiy menolak usulan itu, dan tak lama kemudian Trump menyatakan bahwa posisi garis depan yang ada sebaiknya dibekukan.
Langkah Rusia mengirim non-paper ini menegaskan bahwa diplomasi damai antara Moskow dan Kyiv masih jauh dari tercapai, sementara ketegangan politik antara Washington dan Moskow terus membayangi upaya penyelesaian konflik.
Pekerja di AS Kian Tertekan di Tengah Ketidakpastian dan Otomatisasi
Penulis dan peneliti Brené Brown memperingatkan bahwa pekerja Amerika Serikat (AS) saat ini berada di bawah tekanan luar biasa akibat perubahan cepat dan ketidakstabilan yang terus berlangsung di dunia kerja.
Menurutnya, manusia secara neurologis tidak dirancang untuk menghadapi tingkat ketidakpastian seperti sekarang.
“Kalau Anda seorang pemimpin, Anda mungkin sudah tahu orang-orang tidak baik-baik saja,” ujar Brown dalam ajang Fortune Most Powerful Women Summit di Washington D.C. pekan lalu.
Brown menilai, kondisi sosial dan ekonomi yang tidak menentu telah memicu gangguan keseimbangan emosional para pekerja. “Orang-orang kini emosional, sulit mengatur diri, saling curiga, dan terputus dari satu sama lain,” katanya.
Ketidakpastian ekonomi, kebijakan politik yang berubah cepat, serta kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) disebut Brown sebagai penyebab utama menurunnya kesejahteraan mental pekerja.
Laporan terbaru menunjukkan mayoritas pekerja di AS merasa ketegangan di tempat kerja meningkat sejak pemerintahan baru berkuasa. Sementara itu, pasar keuangan diguncang kebijakan dagang dan tarif impor, menambah rasa tidak aman di kalangan investor maupun pekerja.
Di sisi lain, otomatisasi oleh AI menambah lapisan kecemasan baru karena banyak pekerjaan manusia yang mulai tergantikan.
Fenomena ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat. Di Inggris, rata-rata pekerja kehilangan hampir 50 hari kerja per tahun karena masalah kesehatan mental.
Bahkan separuh generasi Z dan milenial di AS mengaku rela menerima pemotongan gaji asalkan kesejahteraan mental mereka di tempat kerja bisa lebih diperhatikan.
Manusia Butuh Kepastian, Tapi Dunia Semakin Tak Pasti
Menurut Brown, manusia secara alami terkabel untuk mencari kepastian. Namun, dalam dunia yang penuh perubahan cepat, kebutuhan itu sulit dipenuhi.
“Kita memang dirancang untuk mencari kepastian secepat mungkin. Tapi semakin banyak ketidakpastian yang kita hadapi, tubuh kita akan memberi umpan balik negatif yang makin kuat,” jelasnya.
Brown menilai tantangan terbesar para pemimpin saat ini adalah bagaimana memimpin di tengah ketidakpastian yang tidak bisa dihindari.
Meski situasi tampak suram, Brown menekankan pentingnya empati dan kepercayaan dari para pemimpin perusahaan untuk membantu karyawan melewati masa penuh gejolak ini.
Ia menilai, pemimpin perlu benar-benar memahami sistem yang saling terhubung di dunia kerja modern.
“Kalau Anda tidak memahami bahwa setiap perubahan kecil dalam satu bagian sistem bisa berdampak besar di bagian lain, Anda akan kesulitan untuk bertahan,” ujarnya.
Pernyataan Brown datang di tengah perdebatan para pemimpin teknologi tentang masa depan dunia kerja. Beberapa, seperti Jeff Bezos, memprediksi AI akan membawa manusia tinggal di luar angkasa.
Sementara Bill Gates bahkan memperkirakan minggu kerja bisa menyusut menjadi dua hari berkat efisiensi AI.
Namun di balik optimisme itu, Brown mengingatkan: di dunia yang terus berubah dengan cepat, manusia tetap membutuhkan hal paling dasar yang sama kepastian, koneksi, dan rasa aman.
China Bersiap Rayakan 80 Tahun Kembalinya Taiwan ke Pemerintahan Tiongkok
Pemerintah China akan menggelar perayaan 80 tahun “retrocession” atau kembalinya Taiwan ke pemerintahan China, akhir pekan ini di Balai Agung Rakyat (Great Hall of the People) Beijing.
Baik China maupun Taiwan menggunakan istilah retrocession untuk merujuk pada penyerahan Taiwan oleh Jepang yang menjajah pulau itu sejak 1895 kepada pemerintahan Republik Tiongkok (ROC) pada tahun 1945.
“Retrocession Taiwan merupakan pencapaian penting dari kemenangan Perang Perlawanan,” ujar Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, merujuk pada Perang Dunia II.
“Itu adalah kemenangan besar yang diraih melalui perjuangan keras seluruh rakyat Tiongkok, termasuk saudara-saudara kita di Taiwan, dan layak untuk diperingati bersama oleh masyarakat di kedua sisi Selat Taiwan,” tambahnya.
Zhu menyebutkan, China akan mengadakan acara peringatan dan mengundang perwakilan dari Taiwan untuk hadir.
Namun, ia tidak menyebutkan siapa pejabat tinggi China yang akan hadir dalam acara tersebut.
Tiga sumber diplomatik yang dikutip Reuters mengatakan, undangan telah dikirim untuk acara yang dijadwalkan pada Sabtu (25/10) di Balai Agung Rakyat, meskipun belum ada informasi pasti mengenai siapa yang akan memberikan sambutan resmi.
Sejarah yang Masih Diperdebatkan
Taiwan menegaskan bahwa pulau tersebut diserahkan kepada Republik Tiongkok, bukan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang baru berdiri pada 1949 setelah kemenangan Partai Komunis di perang saudara.
Pemerintah ROC kemudian bermigrasi ke Taipei, dan hingga kini nama resmi Taiwan tetap Republik Tiongkok.
Sebaliknya, Beijing menyatakan bahwa sebagai negara penerus ROC, RRT memiliki hak untuk mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.
Taiwan menolak klaim tersebut, dengan menegaskan bahwa Republik Tiongkok masih eksis dan berdaulat.
Perayaan serupa terakhir kali diadakan pada tahun 2015, di mana pejabat tinggi China kala itu, Yu Zhengsheng, menjadi pembicara utama.
Pemerintah Taiwan pekan lalu melarang pejabatnya menghadiri acara “retrocession” di China, menuduh Beijing berupaya memanipulasi sejarah untuk kepentingan politik.
Menanggapi hal itu, Zhu menyebut Taiwan sedang berusaha “memutarbalikkan dan menyangkal fakta sejarah Perang Dunia II” serta “mengintimidasi warga Taiwan yang ingin menghadiri acara di China.”
Sementara China bersiap memperingati peristiwa bersejarah tersebut, di Taipei pada hari yang sama akan digelar parade Pride terbesar di Asia Timur, perayaan keragaman dan kesetaraan LGBTQ+.
Peru Umumkan Status Darurat 30 Hari di Lima untuk Atasi Lonjakan Kejahatan
Presiden Peru Jose Jeri pada Selasa (21/10/2025) mengumumkan status darurat selama 30 hari di ibu kota Lima dan provinsi tetangga Callao sebagai langkah untuk memerangi meningkatnya tingkat kejahatan di negara tersebut.
Langkah ini diumumkan tak lama setelah aksi protes besar pekan lalu yang menewaskan satu orang dan melukai lebih dari 100 orang.
Jeri menyebut keputusan itu telah disetujui oleh Dewan Menteri dan memungkinkan pelibatan angkatan bersenjata bersama kepolisian untuk menjaga ketertiban umum.
“Kita beralih dari posisi bertahan menjadi menyerang dalam perang melawan kejahatan perjuangan yang akan mengembalikan kedamaian, ketenangan, dan kepercayaan jutaan warga Peru,” ujar Jeri dalam pidato televisi nasional.
Langkah Pertama Pemerintahan Baru
Presiden Jeri baru saja dilantik awal Oktober setelah pendahulunya, Dina Boluarte, dilengserkan dari jabatannya.
Ia juga telah menunjuk kabinet baru pekan lalu dan berjanji menjadikan pemberantasan kejahatan sebagai prioritas utama pemerintahannya.
Deklarasi ini menjadi ujian awal bagi Jeri setelah ia menghadapi gelombang demonstrasi dari kelompok masyarakat sipil dan generasi muda yang menuntut langkah tegas terhadap meningkatnya kriminalitas.
Efektivitas Masih Diragukan
Status darurat untuk mengatasi masalah keamanan bukan hal baru di Peru. Pada Maret lalu, pemerintahan Boluarte juga memberlakukan kebijakan serupa di wilayah yang sama.
Namun, menurut sejumlah analis dan pakar keamanan, langkah-langkah tersebut belum memberikan hasil signifikan dalam menurunkan tingkat kejahatan.
Kejadian Langka, Trump Minta Ganti Rugi Rp 3,7 Triliun ke Departemen Kehakiman AS
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan menuntut Departemen Kehakiman (DOJ) untuk membayar kompensasi sekitar US$ 230 juta (setara Rp 3,7 triliun) atas berbagai penyelidikan federal terhadap dirinya.
Langkah ini disebut belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah politik AS, karena melibatkan seorang presiden yang kini berkuasa atas lembaga yang ia gugat.
Menurut sejumlah sumber yang mengetahui perkara ini, Trump mengajukan dua klaim administratif melalui proses hukum internal DOJ. Klaim pertama, diajukan pada akhir 2023, menuding pelanggaran terhadap hak-haknya dalam penyelidikan FBI dan jaksa khusus terkait dugaan campur tangan Rusia dalam pemilu 2016.
Klaim kedua, yang diajukan pada pertengahan 2024, menuduh FBI melanggar privasinya saat menggeledah kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, pada 2022.
Trump juga menuding DOJ melakukan penuntutan jahat karena mendakwanya terkait penanganan dokumen rahasia setelah meninggalkan Gedung Putih.
Dalam keterangannya di Gedung Putih, Trump mengatakan, “Saya sangat dirugikan. Namun uang yang saya dapat nantinya akan saya sumbangkan untuk amal.”
Ia menambahkan bahwa keputusan soal pembayaran kompensasi pada akhirnya akan melewati mejanya sendiri. “Agak aneh, saya membuat keputusan untuk membayar diri saya sendiri,” ujarnya.
Namun, para pakar hukum menilai langkah tersebut menimbulkan konflik kepentingan yang sangat serius.
“Ini benar-benar travesti etika,” ujar Bennett L. Gershman, profesor etika hukum di Pace University.
“Bagaimana mungkin orang-orang di Departemen Kehakiman yang bekerja untuknya harus memutuskan apakah tuntutannya dikabulkan atau tidak? Ini nyaris tak masuk akal.”
Dalam struktur DOJ saat ini, Wakil Jaksa Agung Todd Blanche yang sebelumnya merupakan pengacara pribadi Trump berwenang untuk menyetujui penyelesaian klaim di atas US$ 4 juta.
Kepala Divisi Perdata DOJ, Stanley Woodward Jr., juga diketahui pernah mewakili sejumlah ajudan Trump dalam berbagai penyelidikan, termasuk kasus dokumen rahasia dan kerusuhan Capitol 6 Januari 2021.
Kondisi ini memperkuat tudingan adanya konflik kepentingan di jajaran puncak DOJ. Seorang juru bicara tim hukum pribadi Trump mengatakan bahwa presiden sedang “melawan kriminalisasi politik” dan “menuntut keadilan atas perburuan penyihir yang dilakukan pemerintahan sebelumnya.”
Sementara itu, juru bicara DOJ, Chad Gilmartin, menyatakan bahwa semua pejabat lembaga tersebut akan bertindak sesuai panduan etik dari pejabat karier. Namun, Bondi, Jaksa Agung saat ini, dilaporkan telah memecat penasihat etik tertinggi DOJ pada Juli lalu.
Hingga kini, klaim Trump belum diproses menjadi gugatan resmi di pengadilan federal. Biasanya, jika klaim semacam ini ditolak atau diabaikan DOJ, pihak penggugat dapat melanjutkannya ke ranah hukum.
Namun dalam kasus ini, Trump sejatinya sedang bernegosiasi langsung dengan bawahannya sendiri, sebuah situasi yang tak lazim dan sarat dilema etis di tubuh pemerintahan AS.
Intelijen Iran Deteksi Agen-Agen Pro-Israel. Awasi Ketat Pergerakannya
Iran berhasil melakukan operasi intelijen yang mengungkap lokasi sejumlah individu yang terhubung dengan badan intelijen Israel, Mossad. Badan intelijen tersebut diketahui terlibat dalam perang informasi melawan Republik Islam Iran.
Pengungkapan tersebut disiarkan secara nasional pada Selasa (21/10/2025). Dilansir dari Mehr, tayangan menampilkan bagaimana agen intelijen Iran berhasil melacak tempat tinggal sejumlah orang yang bekerja atau sering tampil di saluran televisi anti-Iran atau disebut gerakan 'Iran Internasonal'.
Dalam tayangan itu, ditampilkan foto serta rincian alamat aktual beberapa individu yang tinggal di wilayah pendudukan Palestina.
Salah satunya adalah Babak Es’haghi, reporter dari Iran International. Ia diketahui tinggal di Jalan Fabregat, kota Holon, dekat Tel Aviv.
Sosok lainnya adalah Meir Javedanfar, tamu tetap saluran tersebut yang dikenal sering membela rezim Israel dan agresinya. Rumahnya dilaporkan berada di wilayah Tel Aviv.
Tokoh anti-Iran lainnya, Menashe Amir yang lahir di Teheran dengan nama asli Manouchehr Sachmehchi, diketahui telah pindah ke wilayah pendudukan sebelum Revolusi Islam Iran tahun 1979. Lokasi tempat tinggalnya juga berhasil diidentifikasi dalam operasi ini.
Amir, telah lama bekerja sebagai penyiar untuk radio dan kementerian luar negeri rezim Israel. Ia menyebut dirinya sebagai Zionis dan mengaku pernah “diangkat langsung” oleh Mossad.
Juru bicara militer Israel, Kamal Penhasi, yang sering memuji tentaranya sebagai kekuatan yang “bermoral, kuat, dan maju,” juga diketahui tinggal di Holon. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa pergerakannya kini berada di bawah pengawasan ketat oleh intelijen Iran.
Tidak hanya para individu, operasi intelijen Iran juga berhasil mengidentifikasi sebuah gedung di Jalan Degania, Holon, yang menjadi kantor bagi para karyawan 'Iran International'.
Selama berbagai aksi kekerasan yang dilakukan rezim Israel dan sekutunya, termasuk perang genosida Tel Aviv di Gaza yang dimulai pada Oktober 2023, Iran International kerap berpihak pada musuh-musuh Iran. Hal yang sama juga terjadi saat Israel dan Amerika Serikat melancarkan perang tanpa alasan terhadap Iran pada Juni lalu.
Setelah genosida di Gaza menewaskan sekitar 20.000 warga Palestina, Amir bahkan sempat berkomentar bahwa pembantaian tersebut “belum bisa disebut genosida.” Pernyataan itu memicu kecaman luas, bahkan dari kelompok oposisi Iran di luar negeri menilai komentar tersebut mengabaikan penderitaan warga sipil.
Selama perang 12 hari itu, Iran International juga dituduh berupaya menyebarkan kepanikan dan kekacauan di dalam negeri Iran.
Tindakan tersebut kemudian mendorong sekitar 450 aktivis media, termasuk mereka yang menentang pemerintah Iran, untuk mengecam saluran itu sebagai jaringan yang tidak profesional, menyerukan boikot, dan menyebutnya sebagai “corong rezim Zionis” serta entitas teroris.
Barak Ravid, seorang jurnalis dari situs berita Amerika Axios, pernah menulis di sosial media X, bahwa Mossad secara rutin menggunakan saluran media ini untuk perang informasinya.
Amazon akan Ganti 600 Ribu Pekerja dengan Robot
Para pejabat di Amazon berencana untuk mengganti lebih dari setengah juta pekerja dengan robot demi menghemat miliaran dolar AS bagi perusahaan. Pergantian tenaga kerja tersebut akan dilakukan dalam dekade ini.
Portal Amazon, yang telah menjadi pemberi kerja terbesar kedua di Amerika setelah Walmart, telah melipatgandakan jumlah tenaga kerjanya menjadi 1,2 juta jiwa sejak 2018. Meski demikian, Amazon merencanakan perubahan drastis selama delapan tahun ke depan, seperti dilansir dari The Sky News, Rabu (22/10/2025).
Sejumlah dokumen strategi internal, yang dilihat oleh The New York Times, mengungkapkan para pejabat Amazon akan menerapkan langkah besar perusahaan tersebut. Tim otomasi Amazon akan berusaha menghindari perekrutan lebih dari 160.000 orang di AS pada 2027.
Para eksekutif mengatakan kepada dewan direksi Amazon jika pada 2024, otomasi robotik akan membantu perusahaan menghindari keharusan mempekerjakan 600.000 orang pada 2033, ketika perusahaan memperkirakan penjualan produk akan berlipat ganda.
Artinya, sekitar 30 sen AS akan dihemat untuk setiap barang yang dikemas dan dikirimkan Amazon kepada pelanggan. Tujuan utamanya adalah mengotomatiskan 75 persen dari semua operasi untuk memastikan pengiriman super cepat.
Dokumen internal mengungkapkan, Amazon yakin langkah ini akan segera berlaku, sehingga perusahaan telah memulai kampanye PR untuk membangun citra "warga korporat yang baik".
Oleh karena itu, Amazon berpartisipasi dalam acara komunitas seperti parade dan yayasan Toys for Tots.
Dokumen tersebut juga menyarankan Amazon untuk menyesuaikan bahasanya dengan menghindari kata-kata seperti "otomatisasi" dan "kecerdasan buatan". Mereka diimbau untuk menggantinya dengan kata-kata seperti "teknologi canggih".
Kata "robot" juga sedang dipertimbangkan untuk diubah menjadi "cobot", yang menyiratkan kolaborasi dengan manusia.
Langkah radikal ini dipandang sebagai "penghancur lapangan kerja" oleh pemenang Hadiah Nobel 2024 dan profesor ilmu ekonomi MIT, Daron Acemoglu. "Tidak ada perusahaan lain yang memiliki insentif yang sama seperti Amazon untuk menemukan cara mengotomatisasi," kata Profesor Acemoglu.
"Begitu mereka menemukan cara untuk melakukan ini secara menguntungkan, hal itu akan menyebar ke perusahaan lain juga."
Acemoglu mengatakan jika rencana Amazon terwujud, perusahaan terbesar kedua di AS itu akan menjadi penghancur lapangan kerja, bukan pencipta lapangan kerja.
Pada Juli, kepala humas global Amazon untuk robotika dan AI, Xavier Chao, membandingkan robot AI dan mesin sortir dengan kantor yang memiliki mesin kopi dan camilan di dekat meja.
"Retensi sangat penting bagi kami jika kami ingin terus mengelola dan mempertahankan bisnis kami serta berkembang; kami harus mempertahankan tenaga kerja kami," kata Chao.
"Jadi, kami pikir inovasi adalah bagian dari solusi untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman yang menarik orang, dan mempertahankan staf."
Pejuang Palestina Khawatirkan Israel Terapkan 'Skenario Lebanon' di Gaza
Serangan udara Israel selama tiga hari terakhir di beberapa bagian wilayah Jalur Gaza tidak sepenuhnya digelar secara acak, namun menargetkan beberapa anggota Hamas dan membunuh lima komandan lapangan dan mengakibatkan luka serius anggota lainnya. Hal itu diungkapkan oleh sumber dalam faksi Palestina, termasuk Hamas kepada Asharq Al-Awsat, Selasa (21/10/2025).
Enam orang yang terbunuh adalah anggota Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas. Menurut sumber itu, kepemimpinan Hamas meyakini Israel mencoba "meniru skenario Lebanon' di Gaza. Skenario itu merujuk pada serangan udara secara sporadis dan pembunuhan terhadap anggota dan infrastruktur Hizbullah meski kedua belah pihak telah mendeklarasikan gencatan senjata.
Menurut seorang sumber Hamas, pada Ahad lalu, Israel menggunakan drone bunuh diri untuk membunuh Taj al-Din al-Wahidi, wakil komandan dari 'Batalion Barat' di Jabalia, yang adalah bagian dari Brigade al-Qassam. Al-Wahidi terbunuh saat berada di dalam apartemen dekat wilayah pelabuhan di Gaza City.
Sumber tadi menggambarkan Al-Wahidi sebagai 'komandan de facto' dari batalion, yang mengawasi perencanaan dan eksekusi serangkaian operasi melawan militer Israel selama perang. Dia berhasil selamat dari beberapa percobaan pembunuhan dan menjadi di antara petinggi Hamas yang mengatur serangan pada 7 Oktober 2023, menyerang pos militer Israel di Zikim.
Sumber Hamas lainnya mengungkapkan, drone lainnya setidaknya meluncurkan satu rudal ke sebuah kelompok berisi empat pejabat senior Hamas, membunuh keempatnya dan mengakibatkan luka serius komandan lapangan, pemimpin dari pasukan elite di Batalion Timur di Jabalia. Para pejabat senior Hamas itu tengah berkumpul di dekat resor pantai di kota al-Zawaida, Gaza tengah saat rudal Israel diluncurkan.
Sumber Asharq Al-Awsat menyebut, mereka semua adalah warga kamp pengungsi Jabalia yang selama ini ditugaskan melancarkan beragam misi petempuran selama perang. Komandan yang terluka dan masih dalam kondisi kritis, menurut sumber itu, adalah orang yang dicari Israel.
Komandan itu beserta kelompoknya adalah sel aktif yang masih tersisa dari Batalion Timur. Pada masa gencatan senjata, kelompok itu ditugaskan memburu geng al-Samaana, salah satu dari beberapa geng yang beroperasi di Jabalia dan Beit Lahia yang dituduh oleh Hamas berkolaborasi dengan Israel.
'Skenario Lebanon'
Sumber Hamas tak menyangkal bahwa kengototan Israel untuk mempertahankan kontrol keamanan di wilayah Gaza sebagai bagian dari strategi yang lebih luas untuk "menciptakan kondisi Lebanon". Kondisi yang dimaksud adalah melancarkan operasi pembunuhan terhadap komandan dan aktivis dengan alasan mencegah Hamas membangun kembali kapabilitas militernya.
"Pembunuhan yang dilancarkan pada Ahad mengonfirmasi niat Israel untuk melanjutkan pola ini," kata seorang sumber kepada Asharq Al-Awsat. "Mereka akan menggunakan masalah pelucutan senjata sebagai alasan untuk melancarkan serangan udara di Gaza ke depannya, seperti yang dilakukan terhadap Lebanon."
Meski sumber Hamas itu menaruh kepercayaan mereka terhadap mediator negara Arab dan Islam, mereka mengatakan, Hamas tetap tak mempercayai Amerika Serikat, yang menurutnya "telah sering membiarkan Israel untuk mengejar tujuannya," bahkan saat Washington saat ini enggan untuk kembali mengizinkan terjadi kembali perang berskala penuh.
"Skenario terjadi di Lebanon sangat bisa terulang di Gaza," ujar sumber Hamas.
"Itu mengapa kepemimpinan pejuang (Palestina) memaksa jalan negosiasi-negosiasi pada gencatan senjata penuh dengan jaminan jelas dari para mediator, termasuk AS, jaminan bahwa Hamas aman selama perundingan Sharm el-Sheikh talks.”
Seorang sumber di lapangan mengatakan, pelanggaran gencatan senjata oleh Israel bisa memiliki 'dampak terbatas' pada kesepakatan gencatan senjata, namun ia menegaskan, Hamas tetap berkomitmen terhadap gencatan senjata yang telah ditandatangani.
"Hamas tidak ingin mundur tapi maju ke depan," ia menegaskan. "Namun aksi Israel di lapangan dari perilaku agresifnya memengaruhi situasi dan bisa menuntun pada sebuah periode singkat pertempuran sebelum akhirnya mediator mengintervensi lagi, seperti yang terjadi sebelumnya."
Delegasi dan faksi Hamas saat ini tengah berada di Kairo, Mesir. Mereka diharapkan melanjutkan diskusi dengan pejabat senior Mesir untuk memastikan gencatan senjata "terdefinisi jelas dan mencegah Israel memanipulasinya, seperti yang terjadi di Lebanon."
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (20/10/2025) membanggakan tentaranya yang telah menyerang Jalur Gaza dengan menjatuhkan 153 ton bom, sebuah pernyataan yang diartikan sebagai pengakuan atas pelanggaran perjanjian gencatan senjata. Berbicara pada pembukaan sidang musim dingin parlemen Israel, Knesset, Netanyahu berulang kali mendapat interupsi dari anggota parlemen oposisi yang memprotes kebijakan pemerintahnya dan upaya sengaja memperpanjang perang Israel di Gaza.
“Selama gencatan senjata, dua tentara gugur… Kami menyerang mereka dengan 153 ton bom dan menargetkan puluhan lokasi di seluruh Jalur Gaza,” katanya.
Kantor media pemerintah Gaza melaporkan terjadi 80 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak perjanjian yang disponsori Amerika Serikat itu berlaku pada 10 Oktober. Pelanggaran tersebut mengakibatkan 97 warga Palestina tewas, termasuk 44 orang pada Ahad (19/10/2025) saja, serta 230 lainnya terluka.
Tel Aviv menuduh Hamas menyerang pasukannya di Kota Rafah, bagian selatan Gaza. Namun kelompok Palestina itu membantah tuduhan tersebut dan menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata.
Kesepakatan gencatan senjata diumumkan pada 10 Oktober, berdasarkan rencana bertahap yang diajukan Presiden AS Donald Trump. Tahap pertama mencakup pembebasan sandera Israel sebagai imbalan atas pembebasan tahanan Palestina.
Rencana tersebut juga mencakup upaya membangun kembali Gaza serta pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa keterlibatan Hamas. Sejak Oktober 2023, perang yang digambarkan sebagai genosida oleh Israel telah menewaskan lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.200 lainnya, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Khamenei Tolak Tawaran Trump, Program Nuklir Iran tak Bisa Dinegosiasikan dan Dihancurkan
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidatonya pada Senin (20/10/2025) tegas menolak tawaran terbaru dari Presiden AS Donald Trump kepada Iran untuk bernegosiasi terkait program nuklir. Khamenei pun membantah klaim Trump selama ini yang mengatakan bahwa AS telah menghancurkan total fasilitas-fasilitas nuklir Iran lewat serangan pada Juni lalu.
"Trump bilang dia adalah seorang yang ahli membuat kesepakatan, tapi jika sebuah kesepakatan disertai dengan paksaan dan hasilnya telah ditentukan sebelumnya, itu bukanlah kesepakatan melainkan sebuah pembebanan dan perundungan," kata Khamenei dikutip media resmi pemerintah Iran dilansir Reuters.
Pekan lalu, Trump mengatakan di hadapan parlemen Israel bahwa akan bagus jika Washington bisa mengosiasikan sebuah "perjanjian damai" dengan Teheran. Harapannya itu menyusul dimulainya gencatan senjata di Gaza antara Israel dan pejuang Palestina, Hamas.
"Presiden AS dengan bangga mengatakan mereka mengebom dan menghancurkan industri nuklir Iran. Sangat bagus, teruslah bermimpi!" Khamenei menambahkan.
"Apa hubungannya dengan Amerika jika Iran memiliki fasilitas nuklir atau tidak? Intervensi ini tidak layak, salah dan pemaksaan."