News Komoditi & Global ( Kamis, 11 September 2025 )

News  Komoditi & Global

                                   (  Kamis,   11  September  2025  )

Harga Emas Global Naik, Dekati Rekor Tertinggi Didukung Harapan Pemangkasan Suku Bunga AS

 

Harga emas global bergerak mendekati rekor tertinggi pada Rabu (10/9/2025), seiring meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada pertemuan pekan depan, menyusul data inflasi AS yang lebih lembut dari perkiraan.

Harga emas spot naik 0,6% menjadi US$ 3.647,94 per ons pada pukul 14.18 waktu setempat, setelah sempat menyentuh rekor US$ 3.673,95 pada Selasa (9/9). Sementara itu, kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember ditutup datar di US$ 3.682.

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan harga produsen justru turun pada Agustus, terutama akibat penurunan biaya jasa.

Analis pasar Fawad Razaqzada dari City Index dan FOREX.com menilai, “Setiap pelemahan lebih lanjut dalam data AS seharusnya terus mendukung emas, dengan kemungkinan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga sebelum akhir tahun.”

Emas, yang tradisional dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi serta inflasi, juga cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah. Tahun ini, harga emas telah naik lebih dari 39%.

Pasar kini menilai ada kemungkinan 90% The Fed akan memangkas suku bunga seperempat poin pada pertemuan 16–17 September, meski peluang pemangkasan lebih besar masih tipis, menurut alat CME FedWatch.

Keyakinan pasar bertambah setelah laporan tenaga kerja nonpertanian pekan lalu yang lebih lembut, menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja mulai melambat.

Departemen Tenaga Kerja juga menurunkan estimasi pertumbuhan pekerjaan hingga Maret, menandakan perlambatan sudah terjadi sebelum tarif impor agresif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

Sementara itu, seorang hakim federal pada Selasa menunda sementara upaya Trump untuk memberhentikan Gubernur The Fed Lisa Cook, menjadi kemunduran awal bagi Gedung Putih dalam sengketa hukum yang mengancam independensi bank sentral.

Perhatian kini tertuju pada data indeks harga konsumen (CPI) yang akan dirilis Kamis, yang diperkirakan akan menentukan arah kebijakan The Fed selanjutnya.

Ricardo Evangelista, analis senior di ActivTrades, menilai, “Level US$ 3.750 muncul sebagai resistensi penting berikutnya, dan jika mampu bertahan di atasnya, emas berpotensi mendekati US$ 3.900 menjelang akhir tahun.”

Logam mulia lainnya juga bergerak menguat: perak spot naik 0,8% menjadi US$ 41,21 per ons, platinum naik 1,7% menjadi US$ 1.391,80, dan paladium melonjak hampir 3% menjadi US$ 1.180,81.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Menguat  seiring Eskalasi Perang Rusia vs Ukraina

 

Harga minyak naik lebih dari US$1 per barel akibat eskalasi konflik Rusia-Ukraina, meski dibatasi lonjakan persediaan AS

Harga minyak dunia bergerak naik lebih dari US$1 per barel seiring dengan eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Meski demikian, reli harga dibatasi oleh data lonjakan persediaan AS. Melansir Reuters pada Kamis (11/9/2025), harga minyak berjangka jenis Brent naik US$1,10 atau 1,7% menjadi US$67,49 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS menguat US$1,04 atau 1,7% menjadi US$63,67 per barel. Ketegangan geopolitik meningkat setelah Polandia menembak jatuh drone di wilayah udaranya saat Rusia melancarkan serangan besar di Ukraina barat, menandai pertama kalinya negara anggota NATO melepaskan tembakan dalam perang Rusia-Ukraina.  Sehari sebelumnya, harga minyak sempat naik 0,6% setelah Israel mengklaim menyerang pimpinan Hamas di Doha, Qatar. Kedua acuan minyak sempat melonjak hampir 2% usai serangan tersebut sebelum kembali terkoreksi. Meski demikian, belum ada ancaman langsung terhadap pasokan minyak global. “Bayangan surplus di depan masih membebani pasar dengan Brent yang diperdagangkan dua dolar lebih rendah dibandingkan Selasa pekan lalu. Premi risiko geopolitik pada minyak biasanya tidak bertahan lama kecuali benar-benar terjadi gangguan pasokan,” tulis analis SEB. Di sisi lain, Presiden AS Donald Trump mendesak Uni Eropa memberlakukan tarif 100% terhadap China dan India, dua pembeli utama minyak Rusia, sebagai strategi menekan Moskow agar mau berunding dengan Ukraina.

Pasar Antisipasi Pemangkasan Bunga The Fed Indeks Dolar AS Melemah usai Data Inflasi Produsen di Luar Ekspektasi Indeks Inflasi Produsen AS Rendah, Wall Street Ditutup Menghijau Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan blok Uni Eropa sedang mempertimbangkan percepatan penghapusan bahan bakar fosil Rusia sebagai bagian dari paket sanksi baru. Namun, sumber Uni Eropa menilai kecil kemungkinan blok tersebut mengenakan tarif besar terhadap India maupun China. Pasar juga memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16–17 September, yang berpotensi meningkatkan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak. Menteri Energi AS Chris Wright menambahkan, pertumbuhan ekonomi global yang kuat dalam beberapa tahun ke depan akan mendorong konsumsi minyak, meski produksi AS berpotensi stagnan sementara waktu. Dari sisi pasokan, data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik 3,9 juta barel pada pekan yang berakhir 5 September, berlawanan dengan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan 1 juta barel.  Stok bensin juga meningkat 1,5 juta barel, padahal konsensus memperkirakan penurunan 200.000 barel. Persediaan distilat, termasuk solar dan minyak pemanas, melonjak 4,7 juta barel, jauh di atas perkiraan kenaikan 35.000 barel. “Ini laporan yang sangat bearish. Judul besarnya adalah kenaikan persediaan minyak mentah, ditambah lagi stok bensin melonjak. Sekarang pasar menunggu seberapa tajam penurunan permintaan bensin setelah musim libur mengemudi musim panas di AS, dan tampaknya cukup besar,” ujar John Kilduff, partner di Again Capital. Kilduff menambahkan tren permintaan bensin yang lemah dan rendahnya ekspor minyak dapat menjadi sinyal perlambatan ekonomi AS, bahkan berpotensi global. Sebelumnya, EIA juga memperingatkan harga minyak global akan berada di bawah tekanan signifikan dalam beberapa bulan mendatang akibat peningkatan produksi dari OPEC+ yang mencakup Rusia.

 

 

 

 

 

 

 

 

S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor, Oracle Melonjak Didorong Optimisme AI

 

Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi pada Rabu (10/9/2025), seiring melonjaknya saham Oracle dan data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan, yang mendukung ekspektasi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve minggu depan.

S&P 500 naik 0,30% ke level 6.532,04 poin, menutup sesi dengan rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut.

Nasdaq naik tipis 0,03% menjadi 21.886,06 poin, mencapai rekor tertinggi untuk ketiga kalinya berturut-turut.

Sementara itu, Dow Jones Industrial Average justru turun 0,48% ke 45.490,92 poin.

Dari 11 sektor S&P 500, enam di antaranya turun, dipimpin oleh sektor barang konsumsi diskresioner yang anjlok 1,58% dan sektor barang konsumsi pokok turun 1,06%.

Saham Oracle melonjak 36%, kenaikan persentase harian terbesar sejak 1992, setelah perusahaan itu melaporkan lonjakan permintaan layanan cloud dari perusahaan AI.

Nilai pasar Oracle kini mencapai US$ 922 miliar, melampaui Eli Lilly, JPMorgan Chase, dan Walmart, serta mendekati Tesla yang bernilai US$ 1,12 triliun.

Saham produsen chip terkait AI juga menguat: Nvidia naik 3,8%, Broadcom melonjak 10%, dan Advanced Micro Devices naik 2,4%.

Indeks chip PHLX tercatat naik 2,3% ke rekor tertinggi. Pemasok daya untuk pusat data, seperti Constellation Energy, Vista, dan GE Vernova, masing-masing naik lebih dari 6%.

Di sisi lain, Apple turun 3,2% untuk sesi keempat berturut-turut, karena dianggap tertinggal dalam persaingan AI.

Data harga produsen yang lebih rendah dari perkiraan mendorong pasar memperkuat taruhan pada penurunan suku bunga tahun ini.

Data pasar tenaga kerja terbaru juga menunjukkan perlambatan, sehingga para trader sepenuhnya memperkirakan The Fed akan memangkas setidaknya 25 basis poin pada pertemuan kebijakan minggu depan, dengan peluang 10% untuk pemangkasan 50 basis poin.

Sejauh tahun ini, S&P 500 naik sekitar 11%, sementara Nasdaq menguat sekitar 13%.

"Fundamental pasar ekuitas domestik masih sangat kuat, meski valuasi saat ini sudah tinggi dan menimbulkan tekanan alami terhadap kenaikan berkelanjutan," kata Bill Northey, Direktur Investasi Senior U.S. Bank Wealth Management.

Investor kini menantikan data harga konsumen yang akan dirilis Kamis untuk melihat arah inflasi AS. Jordan Rizzuto, CIO GammaRoad Capital Partners, mengatakan, "Kombinasi data lebih lemah dan tren penurunan pasar tenaga kerja mendukung ekspektasi penurunan suku bunga."

Dalam perkembangan lain, seorang hakim federal memblokir sementara Presiden AS Donald Trump memecat Gubernur The Fed Lisa Cook.

Barclays dan Deutsche Bank menaikkan target akhir tahun S&P 500, didorong pendapatan perusahaan yang kuat, pertumbuhan ekonomi AS, dan optimisme AI.

Saham Synopsys anjlok 36% setelah gagal memenuhi estimasi pendapatan kuartal, mencatat penurunan satu hari terbesar. Saingannya, Cadence Design Systems, turun 6,4%.

Jumlah saham yang turun di S&P 500 melebihi saham yang naik dengan rasio 1,5 banding 1. S&P 500 mencatat 19 titik tertinggi baru dan 8 titik terendah baru, sedangkan Nasdaq mencatat 112 titik tertinggi baru dan 72 titik terendah baru.

Volume perdagangan relatif tinggi, mencapai 17,2 miliar lembar saham dibandingkan rata-rata 16 miliar lembar selama 20 sesi sebelumnya.

Sekjen PBB Murka! Israel Langgar Kedaulatan Qatar, Serang Juru Runding Hamas

 

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, mengutuk keras serangan Israel yang menargetkan delegasi negosiasi Hamas di Doha, Qatar.

Guterres menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar yang selama ini memainkan peran penting dalam upaya perdamaian.

“Saya mengutuk keras serangan Israel di Qatar – sebuah pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara tersebut. Qatar telah memainkan peran positif dalam mencapai gencatan senjata dan pembebasan semua sandera. Semua pihak harus berupaya mencapai gencatan senjata permanen, bukan menghancurkannya,” tegas Guterres dalam pernyataannya, Selasa (9/9).

Sikap senada disampaikan Kementerian Luar Negeri Turki. Ankara menilai serangan Israel ke delegasi Hamas saat negosiasi berlangsung membuktikan bahwa Israel tidak serius mengupayakan perdamaian.

“Menargetkan delegasi Hamas saat negosiasi gencatan senjata sedang berlangsung jelas menunjukkan bahwa Israel tidak menginginkan perdamaian, melainkan kelanjutan perang. Ini bukti nyata penerapan terorisme sebagai kebijakan negara. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Qatar,” demikian pernyataan resmi Kemenlu Turki.

Dengan kecaman dari PBB dan Turki ini, tekanan internasional terhadap Israel semakin menguat. Dunia menilai serangan di Doha bukan hanya merusak proses negosiasi gencatan senjata, tetapi juga mengancam stabilitas kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dunia Ramai-Ramai Mengutuk dan Mengecam Serangan Israel di Qatar

 

Serangan Israel di ibu kota Qatar, Doha, yang menargetkan para pejabat Hamas telah menuai kecaman keras dari seluruh kawasan dan dunia. Sekjen PBB menyebutnya sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar.

Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa militer Israel melancarkan serangan di Doha pada hari Selasa terhadap para pemimpin Hamas. Ini adalah serangan pertama Israel terhadap Qatar, yang telah menjadi mediator utama dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan menjadi tuan rumah pangkalan militer Amerika Serikat terbesar di kawasan itu, pangkalan udara Al Udeid.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk serangan pengecut Israel dengan sekeras-kerasnya.

Melansir Al Jazeera, berikut adalah reaksi dari para pemimpin regional dan internasional:

Sekretaris Jenderal PBB

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyebut serangan udara tersebut sebagai "pelanggaran mencolok" terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Qatar.

Ia menambahkan bahwa semua pihak dalam perang Gaza harus berupaya mencapai gencatan senjata permanen, alih-alih menghancurkan prospeknya.

Arab Saudi

Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Arab Saudi "mengutuk dan mengecam sekeras-kerasnya agresi brutal Israel dan pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Negara Qatar", seraya menambahkan bahwa pihaknya menegaskan "solidaritas penuhnya".

Kementerian Luar Negeri memperingatkan konsekuensi serius yang diakibatkan oleh pendudukan Israel yang terus-menerus melakukan pelanggaran kriminal dan pelanggaran terang-terangan terhadap prinsip-prinsip hukum internasional dan semua norma internasional.

Turki

Kementerian Luar Negeri Turki mengecam serangan Israel terhadap Qatar, dengan mengatakan bahwa hal itu menunjukkan Israel tidak tertarik pada kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza.

"Penargetan delegasi negosiasi Hamas sementara perundingan gencatan senjata berlanjut menunjukkan bahwa Israel tidak bertujuan untuk mencapai perdamaian, melainkan melanjutkan perang," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

“Situasi ini merupakan bukti nyata bahwa Israel telah mengadopsi politik ekspansionisnya di kawasan dan terorisme sebagai kebijakan negara,” kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Uni Emirat Arab

Uni Emirat Arab juga menyuarakan dukungannya untuk Doha, mengutuk serangan berbahaya Israel.

Anwar Gargash, penasihat diplomatik presiden UEA, mengatakan: “Keamanan negara-negara Teluk Arab tidak dapat dipisahkan, dan kami sepenuh hati mendukung Negara Qatar, mengutuk serangan berbahaya Israel yang menargetkannya, dan menegaskan solidaritas penuh kami dengannya dalam menghadapi agresi ini.”

Kuwait

Kuwait mengeluarkan pernyataan melalui Kementerian Luar Negerinya yang mengecam keras apa yang disebutnya sebagai “agresi brutal terhadap Negara Qatar oleh pasukan Israel yang tidak adil”.

Yordania

Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat mengutuk pengeboman Israel sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, serta menyebutnya sebagai serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan keamanan Qatar.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Fuad Majali, mengatakan serangan Israel tersebut merupakan pelanggaran kedaulatan negara Arab dan merupakan eskalasi provokatif yang berbahaya dan tidak dapat diterima yang mendorong kawasan tersebut ke arah kekerasan dan konflik lebih lanjut serta mengancam keamanan dan stabilitas regional dan internasional.

Iran

Iran menyebut serangan itu sebagai "pelanggaran berat", dan juru bicara Kementerian Luar Negeri, Esmaeil Baghaei, mengatakan "tindakan yang sangat berbahaya dan kriminal tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap semua aturan dan regulasi internasional, pelanggaran kedaulatan nasional dan integritas teritorial Qatar".

Irak

Kementerian Luar Negeri Irak juga mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai "tindakan pengecut" dan menyatakan "dukungan penuh" bagi Qatar untuk menghadapi segala bentuk agresi.

Palestina

Hussein al-Sheikh, wakil presiden Negara Palestina dan wakil ketua Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina, mengatakan: "Kami mengutuk keras serangan keji Israel yang menargetkan Negara Qatar."

Direktur Jenderal Kantor Media Pemerintah di Gaza, Ismail al-Thawabta, mengatakan: "Pendudukan 'Israel' melakukan kejahatan pembunuhan pengecut di jantung ibu kota Qatar, Doha, negara penengah dalam negosiasi antara perlawanan Palestina dan pendudukan."

Kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina menggambarkan serangan itu sebagai "tindakan kriminal yang nyata".

Maladewa

Maladewa juga menyebut serangan itu sebagai tindakan pengecut dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional.

“Maladewa menyatakan solidaritasnya dengan Negara Qatar dan menyerukan kepada komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera dan terpadu guna meminta pertanggungjawaban Israel atas berbagai pelanggaran norma dan prinsip internasional yang terus berlanjut,” tulis Presiden Mohamed Muizzu di X.

Britania Raya

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan ia mengutuk “serangan Israel terhadap Doha, yang melanggar kedaulatan Qatar dan berisiko memicu eskalasi lebih lanjut di kawasan”.

“Prioritasnya haruslah gencatan senjata segera, pembebasan sandera, dan lonjakan bantuan besar-besaran ke Gaza,” tegasnya.

Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan dalam sebuah unggahan di X bahwa serangan terhadap Qatar "tidak dapat diterima, apa pun alasannya".

Ia menambahkan: "Saya menyatakan solidaritas saya dengan Qatar dan emirnya, Sheikh Tamim Al Thani. Perang tidak boleh menyebar di kawasan ini dalam keadaan apa pun."

Pakistan

Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyebut penembakan di Doha "melanggar hukum dan keji", menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Qatar.

Ia mengatakan Pakistan "berdiri teguh bersama Qatar, serta rakyat Palestina, melawan agresi Israel".

Hamas

Hamas menggambarkan serangan itu sebagai kejahatan keji, agresi terang-terangan, dan pelanggaran mencolok terhadap semua norma dan hukum internasional.

"Serangan itu merupakan serangan terhadap kedaulatan Negara Qatar yang bersaudara ... dan mengungkapkan sifat kriminal pendudukan dan keinginannya untuk merusak peluang mencapai kesepakatan," tegas Hamas.

Sebelumnya, perwakilan Hamas di Teheran, Khaled al-Qaddoumi, mengatakan upaya pembunuhan terhadap para pemimpin kelompok itu dalam sebuah pertemuan di Doha telah gagal.

Ia mengatakan Israel bertindak dengan dukungan langsung dari Amerika Serikat dan menuduh Washington membuka jalan bagi serangan itu dengan kedok perundingan gencatan senjata.

Maroko

Kementerian Luar Negeri Maroko mengatakan kerajaan mengutuk keras agresi Israel yang terang-terangan dan mengecam pelanggaran kedaulatan Qatar.

Kementerian Luar Negeri Maroko menyatakan solidaritasnya dengan Doha dalam menghadapi apa yang digambarkannya sebagai eskalasi berbahaya.

Suriah

Damaskus mengutuk serangan di Doha sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan kedaulatan Negara Qatar.

Suriah mengatakan serangan itu merupakan eskalasi berbahaya yang merusak keamanan dan stabilitas di kawasan.

Mesir

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menyatakan "solidaritas penuh" negaranya dengan Qatar dalam panggilan telepon dengan emirnya, Sheikh Tamim Al Thani, demikian pernyataan kepresidenan Mesir.

"Presiden menekankan kecaman keras dan kecaman Mesir atas tindakan agresif yang dilakukan Israel terhadap Negara Qatar, menegaskan penolakan tegas Mesir atas segala pelanggaran kedaulatan Negara Qatar," demikian pernyataan tersebut.

Spanyol

Kementerian Luar Negeri Spanyol mengatakan: "Pemerintah Spanyol mengutuk keras pengeboman Israel di wilayah Qatar." Spanyol menyebut serangan itu sebagai "pelanggaran kedaulatan teritorial Qatar dan pelanggaran hukum internasional yang mencolok.

Italia

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, mengatakan ia menyatakan dukungan tulusnya kepada Emir Tamim bin Hamad Al Thani dan Qatar, menegaskan kembali dukungan Italia untuk semua upaya mengakhiri perang di Gaza.

“Italia tetap menentang segala bentuk eskalasi yang dapat semakin memperburuk krisis di Timur Tengah,” tegasnya.

Jerman

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyebut serangan Israel di Doha "tidak dapat diterima". Ia mengatakan serangan itu tidak hanya melanggar kedaulatan teritorial Qatar tetapi juga mengancam upaya kolektif untuk membebaskan para sandera.

Uni Eropa

Uni Eropa menyatakan bahwa "eskalasi perang di Gaza harus dihindari", seraya menambahkan bahwa hal ini "tidak menguntungkan siapa pun".

"Serangan udara Israel hari ini terhadap para pemimpin Hamas di Doha melanggar hukum internasional dan integritas teritorial Qatar, serta berisiko memicu eskalasi kekerasan lebih lanjut di kawasan tersebut", ujar juru bicara Layanan Aksi Eksternal Eropa.

"Kami menyatakan solidaritas penuh kepada pihak berwenang dan rakyat Qatar ... kami akan terus mendukung semua upaya menuju gencatan senjata di Gaza."

Amerika Serikat

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintahan Trump telah diberitahu oleh militer AS bahwa Israel sedang menyerang Hamas, yang "sangat disayangkan terletak di sebagian wilayah Doha, ibu kota Qatar".

"Melakukan pengeboman sepihak di Qatar, sebuah negara berdaulat dan sekutu dekat Amerika Serikat yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi perdamaian, tidak akan memajukan tujuan Israel atau Amerika," ujarnya.

"Namun, melenyapkan Hamas, yang telah mengambil untung dari penderitaan penduduk Gaza, adalah tujuan yang mulia."

Sekretaris pers Gedung Putih juga memuji Qatar dan mengatakan bahwa Trump telah meyakinkan para pejabat Qatar bahwa serangan semacam itu tidak akan terulang.

Trump kemudian mengatakan ia merasa "sangat prihatin dengan lokasi serangan" dan bahwa ia telah meyakinkan Qatar bahwa hal itu tidak akan terjadi lagi.

"Ini adalah keputusan yang dibuat oleh Perdana Menteri Netanyahu, bukan keputusan yang saya buat," tulis Trump di Truth Social.

"Pengeboman sepihak di Qatar, sebuah Negara Berdaulat dan Sekutu dekat Amerika Serikat, yang bekerja sangat keras dan berani mengambil risiko bersama kami untuk menengahi Perdamaian, tidak memajukan tujuan Israel atau Amerika."

 

 

 

Israel Serang Doha, Qatar! Dunia Kutuk Pelanggaran Kedaulatan

Selasa, 9 September 2025, ibu kota Qatar, Doha, diguncang ledakan besar setelah Israel melancarkan serangan rudal yang diklaim menargetkan para pemimpin senior Hamas, termasuk negosiator yang tengah membahas proposal gencatan senjata di Gaza.

Ledakan terdengar sekitar pukul 15.00 waktu setempat, dengan asap hitam membumbung di atas kawasan West Bay Lagoon, area yang dikenal sebagai pusat diplomatik, tempat tinggal ekspatriat, serta lokasi sekolah dan fasilitas publik.

Israel kemudian mengonfirmasi serangan tersebut, menyebut targetnya adalah kompleks yang diyakini sebagai markas politik Hamas. Ini merupakan serangan pertama Israel ke Qatar, negara yang selama dua tahun terakhir menjadi mediator utama dalam negosiasi Israel–Hamas.

Korban Jiwa dan Kerusakan

Menurut Hamas, serangan itu menewaskan sedikitnya enam orang, termasuk Humam al-Hayya, putra dari pejabat senior Hamas Khalil al-Hayya, serta salah satu ajudan dekatnya. Tiga pengawal pribadi juga dilaporkan hilang.

Kementerian Dalam Negeri Qatar memastikan seorang pejabat keamanan Qatar tewas dan beberapa lainnya terluka. Tim khusus dari kepolisian dan unit penjinak bom masih melakukan investigasi di lokasi.

Meski demikian, Qatar Airways menegaskan bahwa operasional penerbangan tidak terganggu dan situasi bandara tetap aman.

Reaksi Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz menyatakan operasi ini dilakukan sepenuhnya oleh Israel, tanpa dukungan pihak lain. Menurut mereka, serangan itu sah karena ditujukan kepada pimpinan Hamas yang dianggap bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober 2023 dan aksi-aksi lanjutan terhadap warga Israel.

Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, bahkan memuji operasi tersebut dan menyebutnya sebagai keberhasilan militer.

Sikap Hamas

Hamas mengecam keras serangan itu, menyebutnya sebagai upaya sabotase terhadap negosiasi gencatan senjata yang tengah difasilitasi Qatar dan Amerika Serikat.

Pejabat Hamas, Suhail al-Hindi, menegaskan bahwa kepemimpinan utama kelompok tersebut selamat dari serangan, namun menyebut setiap korban jiwa sebagai kehilangan besar.

Kecaman Qatar dan Dunia Internasional

Qatar merespons tegas dengan menyebut serangan itu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan kedaulatan negara”. Jubir Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menegaskan pihaknya tidak akan menoleransi perilaku Israel yang dianggap merusak keamanan kawasan.

Kecaman juga datang dari berbagai penjuru dunia:

Arab Saudi: Menyebut serangan itu sebagai agresi brutal dan memperingatkan konsekuensi serius.

Turkiye: Menilai Israel tidak berniat mencapai perdamaian dan justru ingin melanjutkan perang.

Uni Emirat Arab: Menyebut serangan sebagai tindakan pengecut dan terang-terangan.

Iran & Pakistan: Menyebutnya pelanggaran kedaulatan dan provokasi berbahaya.

PBB: Sekjen Antonio Guterres mengecam serangan sebagai pelanggaran terhadap integritas wilayah Qatar.

Prancis: Presiden Emmanuel Macron menyatakan serangan itu “tidak dapat diterima” dan memperingatkan agar perang tidak meluas ke kawasan lain.

Inggris: Menyerukan agar kekerasan tidak semakin eskalatif dan menegaskan tidak mengetahui sebelumnya soal serangan tersebut.

Selain itu, Mesir, Kuwait, Yordania, Irak, Suriah, Maladewa, Lebanon, Maroko, Aljazair, dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) juga menyampaikan solidaritas dengan Qatar.

Dampak Regional dan Potensi Eskalasi

Serangan ini menjadi titik balik yang berbahaya dalam konflik Timur Tengah. Qatar selama ini dipandang sebagai mediator penting antara Israel, Hamas, dan Amerika Serikat dalam upaya mencari jalan damai di Gaza.

Namun, dengan adanya serangan langsung ke Doha, banyak pengamat menilai kepercayaan terhadap proses mediasi bisa runtuh dan konflik berpotensi meluas ke negara-negara Teluk.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Serangan Israel di Qatar Gagal Bunuh Pemimpin Hamas, Target Berikutnya?

 

Israel menegaskan akan menargetkan kembali pemimpin Hamas jika serangan udara di Qatar pada Selasa (9/9/2025) lalu gagal membunuh mereka.

Pernyataan ini disampaikan oleh Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS) setelah operasi yang memicu kekhawatiran bisa mengganggu upaya gencatan senjata di Gaza.

“Sekarang mungkin kami mendapat sedikit kritik, tapi itu akan berlalu. Israel sedang berubah menjadi lebih baik,” kata Yechiel Leiter kepada program Special Report Fox News pada Selasa malam.

Leiter menambahkan, “Wilayah ini sedang berubah menjadi lebih baik seiring kami menyingkirkan musuh perdamaian dan musuh peradaban Barat dari kemampuan mereka melakukan terorisme.”

Serangan di ibu kota Qatar, Doha, menargetkan para pemimpin politik Hamas, yang memperburuk ketegangan di Timur Tengah.

Operasi ini sensitif karena Qatar menjadi tuan rumah negosiasi untuk mencapai gencatan senjata dalam perang Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun.

Anak Pemimpin Hamas Tewas

Hamas mengonfirmasi lima anggotanya tewas dalam serangan tersebut, termasuk putra kepala Hamas di Gaza yang sedang diasingkan, Khalil al-Hayya.

Namun, menurut Suhail al-Hindi, anggota biro politik Hamas, kepemimpinan tertinggi grup tersebut selamat dari serangan.

Seorang pejabat senior Israel mengaku optimisme atas hasil serangan beralih menjadi keraguan, karena belum ada kesimpulan jelas setelah berjam-jam, hal yang dianggap mengkhawatirkan terutama di negara teratur seperti Qatar.

Qatar mengecam serangan tersebut sebagai pengkhianatan dan menyebutnya “terorisme negara.”

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani mengatakan, serangan udara ini mengancam jalannya pembicaraan perdamaian yang dimediasi Qatar antara Hamas dan Israel.

Serangan Lanjut di Gaza

Serangan udara ini mengikuti peringatan Israel agar warga meninggalkan Kota Gaza, yang pernah dihuni sekitar satu juta orang, sebagai bagian dari upaya menghancurkan sisa-sisa Hamas, yang telah terpukul berat oleh militer Israel sejak Oktober 2023.

Presiden AS Donald Trump menyatakan dirinya “sangat tidak senang dengan semua aspek” serangan Israel ini.

Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee mengatakan, pengaruh serangan ini terhadap negosiasi gencatan senjata masih belum jelas, karena Hamas sejauh ini menolak semua tawaran yang ada.

Hamas, yang menguasai Gaza selama hampir dua dekade namun kini hanya mengontrol sebagian wilayah, kembali menyatakan siap membebaskan semua sandera jika Israel setuju mengakhiri perang dan menarik pasukannya dari Gaza.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuntut kesepakatan “all-or-nothing,” yang mencakup pembebasan seluruh sandera sekaligus penyerahan diri Hamas.

Netanyahu menolak kecaman internasional terhadap operasi seperti serangan di Doha dan memperluas operasi militer di Timur Tengah sejak serangan Hamas ke Israel pada 2023.

Aktivitas Normal di Doha

Di Doha, sebagian besar sekolah dan bisnis tetap buka pada Rabu. Di lingkungan Legtafiya, tempat serangan terjadi, sebuah SPBU dijaga ketat dan beberapa sekolah tutup, meski beberapa tetap menjalankan kelas online.

Trump menyebut penargetan Hamas merupakan tujuan yang sah, tetapi menyesalkan serangan terjadi di negara Teluk Arab yang menjadi sekutu penting AS dan menjadi basis politik Hamas.

Qatar juga menjadi tuan rumah Pangkalan Udara al-Udeid, fasilitas militer AS terbesar di Timur Tengah.

Sejak serangan Hamas pada Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menahan 251 sandera, Israel telah menargetkan sejumlah pemimpin Hamas.

Balasan militer Israel di Gaza menewaskan lebih dari 64.000 orang menurut otoritas kesehatan lokal, menghancurkan sebagian besar wilayah dan menimbulkan krisis kemanusiaan dengan kelaparan luas yang mengejutkan dunia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terkuak! Ini Sosok Khalil al-Hayya, Target Israel di Qatar


 

Militer Israel mengklaim telah melakukan serangan “presisi” terhadap sebuah kompleks perumahan di Doha, Qatar, pada Selasa.

Serangan ini menewaskan enam orang, termasuk lima anggota Hamas dan seorang perwira keamanan Qatar.

Namun, menurut pernyataan resmi Hamas, serangan tersebut tidak berhasil mengeliminasi delegasi negosiasinya maupun para pemimpin senior organisasi itu.

Siapa Khalil al-Hayya?

Salah satu target utama serangan ini diyakini adalah Khalil al-Hayya, pemimpin Hamas asal Gaza yang kini hidup di pengasingan dan berperan sebagai kepala negosiator utama.

Al-Hayya semakin menonjol setelah serangkaian pembunuhan terhadap tokoh penting Hamas, yakni:

Ismail Haniyeh, dibunuh di Teheran.

Yahya Sinwar, tewas di Gaza pada 2024.

Mohammed Deif, komandan militer senior, juga terbunuh tahun lalu.

Dengan wafatnya para tokoh tersebut, al-Hayya kini menjadi salah satu dari lima anggota Dewan Kepemimpinan Hamas – struktur sementara yang dibentuk pada akhir 2024 untuk mengisi kekosongan kepemimpinan di tengah perang.

Lahir di Gaza tahun 1960, al-Hayya telah terlibat dengan Hamas sejak berdirinya pada 1987. Berbasis di Qatar, ia menjadi tokoh diplomatik penting dalam negosiasi dengan Israel, Mesir, dan Amerika Serikat.

Tragedi keluarga turut membayangi perjalanan hidupnya. Pada 2014, serangan Israel menewaskan anak tertuanya, Osama, beserta istri dan tiga anak mereka. Dalam serangan di Doha kali ini, putranya, Humam al-Hayya, juga ikut menjadi korban.

Siapa Lagi yang Jadi Target?

Selain al-Hayya, serangan Israel juga diduga menargetkan Zaher Jabarin, pejabat tinggi Hamas yang kini menjabat sebagai kepala biro keuangan sekaligus pemimpin Hamas di Tepi Barat.

Jabarin pernah dipenjara seumur hidup oleh Israel pada 1993, sebelum akhirnya dibebaskan dalam pertukaran tahanan tahun 2011. Setelah bebas, ia cepat naik ke jajaran elite Hamas berkat kemampuannya mengelola jaringan pendanaan global kelompok tersebut.

Korban tewas dalam serangan di Doha:

Jihad Labad – direktur kantor al-Hayya

Humam al-Hayya – putra Khalil al-Hayya

Abdullah Abdul Wahid – pengawal

Moamen Hassouna – pengawal

Ahmed al-Mamluk – pengawal

Bader Saad Mohammed al-Humaidi al-Dosari – kopral pasukan keamanan dalam negeri Qatar (Lekhwiya)

Peta Kepemimpinan Hamas Saat Ini

Sejak perang Gaza dimulai pada Oktober 2023, banyak tokoh puncak Hamas telah terbunuh. Kini, kepemimpinan organisasi tersebut dipegang oleh Dewan Kepemimpinan Lima Orang, ditambah figur militer senior di Gaza.

Khalil al-Hayya – kepala negosiator, berbasis di Qatar.

Zaher Jabarin – kepala biro keuangan, pemimpin Hamas di Tepi Barat.

Khaled Meshaal – pemimpin politik senior Hamas sejak 1990-an, kini berbasis di Qatar.

Mohammad Darwish – ketua nominal Dewan Kepemimpinan, terlibat dalam diplomasi dengan Turki.

Nizar Awadallah – anggota lama Hamas, tokoh veteran yang jarang muncul di publik sejak serangan 7 Oktober.

Sementara itu, di Gaza, Izz al-Din al-Haddad kini menjadi komandan militer tertinggi setelah kematian Yahya Sinwar. Israel menuduhnya sebagai salah satu arsitek serangan 7 Oktober 2023 dan menempatkannya dalam daftar buronan utama.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Trump & Modi Rujuk? Perang Dagang AS-India Berakhir!

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan pihaknya akan berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi dalam beberapa pekan mendatang guna membahas kesepakatan perdagangan yang sempat alot.

Pernyataan ini memunculkan harapan baru setelah hubungan dagang kedua negara mengalami ketegangan.

Trump, lewat unggahan di media sosial pada Selasa (9/9/2025), menyatakan optimistis kedua pihak dapat menyelesaikan perundingan.

“Saya merasa yakin tidak akan ada kesulitan untuk mencapai kesimpulan yang sukses bagi kedua negara besar kita,” tulisnya.

Sehari berselang, Modi merespons dengan nada serupa. Ia menegaskan Washington dan New Delhi adalah “sahabat dekat sekaligus mitra alami”.

Modi juga menambahkan, tim dari kedua negara tengah bekerja keras untuk menuntaskan pembahasan.

“Saya juga menantikan pembicaraan dengan Presiden Trump. Kita akan bekerja bersama untuk masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi rakyat kita,” katanya.

Trump sebelumnya mengungkap bahwa India menawarkan untuk menurunkan tarif impor terhadap barang-barang AS hingga nol, meski dinilai terlambat.

Pasalnya, selama ini tarif tinggi India kerap menjadi ganjalan utama dalam hubungan dagang kedua negara.

Nada optimistis Trump muncul setelah beberapa bulan negosiasi yang berliku.

Bahkan, pekan lalu India memperingatkan bahwa tarif 50% yang diberlakukan Trump terhadap ekspor India ke AS bisa memangkas 0,5 poin persentase dari produk domestik bruto (PDB) India tahun ini.

Selama berbulan-bulan Trump berulang kali menyebut kesepakatan sudah dekat. Namun justru melipatgandakan tarif pada impor India menjadi 50% setelah New Delhi menolak menghentikan pembelian minyak dari Rusia.

Langkah ini sempat memicu keraguan atas masa depan hubungan AS-India, yang sebenarnya menguat sejak periode pertama Trump.

Financial Times pada Selasa (9/9) melaporkan Trump juga tengah menekan Uni Eropa agar memberlakukan tarif 100% terhadap impor dari India dan China.

Adapun nilai perdagangan barang dua arah AS–India pada 2024 tercatat US$129 miliar, dengan defisit perdagangan AS mencapai US$45,8 miliar menurut data Biro Sensus AS.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

20 Merek Paling Berharga Dunia di Tahun 2025: Bidang Teknologi Mendominasi

 

Merek dari dunia teknologi masih mendominasi deretan teratas daftar merek global paling berharga di dunia tahun 2025. Untuk saat ini, Apple masih memimpin dengan jarak yang cukup jauh.

Nilai merek (brand value) global melonjak 29% dalam kurun waktu satu tahun terakhir dan sukses mencapai rekor US$ 10,7 triliun.

Berdasarkan pemeringkatan 2025 Kantar BrandZ, merek yang aktif di dunia teknologi dan digital masih mendominasi. Mereka bahkan mengisi posisi lima teratas.

Apple ada di puncak klasemen dengan nilai mencapai US$ 1,29 juta. Nilainya mengalami peningkatan hingga 28% dari tahun sebelumnya. Jika tren penjualan iPhone 17, yang baru diperkenalkan 9 September 2025, ada di jalur positif, bukan tidak mungkin nilai merek Apple bisa menembus US$ 1,4 juta tahun depan.

Di bawah Apple ada Google dengan nilai US$ 944 ribu, masih jauh dari Apple. Penguasa internet dengan berbagai layanan ini memang sulit digantikan. Layanan mesin pencari, surat elektronik, sampai peta digital milik Google masih yang terbaik di dunia.

Berikutnya ada Microsoft dengan brand value di kisaran US$ 884 ribu. Peningkatan 24% dari tahun sebelumnya membuat veteran industri komputasi ini masih mampu bersaing di kasta tertinggi.

Amazon juga masih cukup kokoh. Peningkatan nilai 50% selama satu tahun terakhir membuat penguasa pasar online ini memiliki nilai mencapai US$ 866 ribu.

Nama paling mengejutkan adalah NVIDIA. Produsen kartu grafis untuk perangkat komputer ini tercatat mengalami peningkatan nilai mencapai 152%. Sekarang, nilainya mencapai US$ 509 ribu.

Dilansir dari Voronoi, teknologi kecerdasan buatan (AI) benar-benar mengatur persaingan merek global. Sektor teknologi jelas yang paling diuntungkan.

Berikut adalah daftar 20 merek paling bernilai di dunia pada tahun 2025.

20 Merek Paling Bernilai (September 2025)

Peringkat

Merek

Nilai Merek

Peningkatan (setahun)

1

Apple

US$ 1.299.655

28%

2

Google

US$ 944.137

25%

3

Microsoft

US$ 884.816

24%

4

Amazon

US$ 866.118

50%

5

NVIDIA

US$ 509.442

152%

6

Facebook

US$ 300.662

80%

7

Instagram

US$ 228.947

101%

8

McDonald's

US$ 221.079

0%

9

Oracle

US$ 215.354

48%

10

Visa

US$ 213.348

13%

11

Tencent

US$ 174.005

29%

12

Mastercard

US$ 167.883

25%

13

IBM

US$ 125.973

28%

14

Coca-Cola

US$ 119.979

13%

15

Walmart

US$ 119.580

72%

16

Netflix

US$ 115.271

54%

17

Louis Vuitton

US$ 111.938

-14%

18

Hermes

US$ 109.421

17%

19

T-Mobile

US$ 105.717

44%

20

Accenture

US$ 103.810

27%

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Deflasi Masih Bayangi China, Meski Tekanan Harga Produsen Berkurang

 

Harga konsumen di China tercatat menurun pada Agustus, sementara deflasi harga produsen mulai menunjukkan tanda-tanda mereda.

Kondisi ini terjadi ketika pembuat kebijakan berupaya mengendalikan kompetisi berlebihan dan perang harga di sejumlah sektor industri utama.

Data Biro Statistik Nasional (NBS) pada Rabu (10/9/2025) menunjukkan, indeks harga konsumen (CPI) turun 0,4% secara tahunan pada Agustus, lebih dalam dibanding perkiraan jajak pendapat Reuters yang memprediksi penurunan 0,2%.

Pada bulan sebelumnya, CPI tercatat stagnan.

Secara bulanan, CPI tidak mengalami perubahan, berbanding dengan kenaikan 0,4% di Juli dan di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan tipis 0,1%.

Sementara itu, indeks harga produsen (PPI) terkontraksi 2,9% yoy pada Agustus, membaik dari penurunan 3,6% pada Juli.

Angka ini sesuai dengan proyeksi ekonom yang juga memperkirakan penurunan 2,9%.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kapasitas Berlebih, Asia Tenggara Bakal Jadi Pemasok Biofuel di Eropa

 

 Asia Tenggara diprediksi akan menjadi eksportir biofuel ke pasar-pasar lain, termasuk Eropa. Ini seiring dengan kapasitas produksi yang kini melebihi permintaan di kawasan tersebut.

Ahmad Adly Alias, Wakil Presiden Divisi Pengolahan, Pemasaran, dan Perdagangan Petronas dalam konferensi APPEC di Singapura mengatakan bahwa kapasitas tahunan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF) di Asia diperkirakan akan mencapai 4 juta ton metrik pada tahun 2030. “Keunggulan ini menjadikan ASEAN sebagai eksportir bersih yang layak ke pasar-pasar seperti Eropa,” ujar Ahmad Adly.

Menurut dia, Asia memiliki keunggulan dalam akses terhadap bahan baku (feedstock), kapasitas produksi yang meningkat, dan permintaan yang terus mempercepat.

Ahmad Adly menambahkan bahwa permintaan biofuel untuk transportasi di kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan melonjak hingga sekitar 250 juta liter per tahun pada tahun 2030, mencatatkan pertumbuhan tercepat di dunia dan menegaskan besarnya peluang yang ada di kawasan ini.

Petronas sendiri sedang membangun sebuah biorefineri di Pengerang, Johor, yang ditargetkan dapat memproduksi 650.000 ton biofuel per tahun melalui kemitraan dengan Enilive, anak perusahaan Eni Italia, dan perusahaan Jepang Euglena.

Proyek ini diharapkan dapat mulai berproduksi pada paruh kedua tahun 2028.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Petani Kedelai Amerika Terjepit Krisis Akibat Hilangnya Pasar China

 

Petani kedelai Amerika Serikat (AS) menghadapi ancaman krisis serius menjelang musim panen. Untuk pertama kalinya dalam sejarah perdagangan, China, pembeli terbesar kedelai AS, tidak melakukan satu pun pemesanan.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran mendalam terhadap keberlanjutan sektor pertanian sekaligus perekonomian nasional.

Caleb Ragland, petani asal Kentucky sekaligus Presiden American Soybean Association, menyebut situasi ini sebagai "sangat genting." Dalam wawancara dengan CNN, ia menegaskan, “China membeli lebih banyak kedelai kita daripada seluruh pembeli asing lainnya digabungkan.”

Selama ini, sekitar 25% produksi kedelai AS diserap pasar China, dengan seperempat dari penjualan tahunan biasanya sudah tercatat sebelum panen. Tahun ini, angkanya nol.

Ketiadaan pesanan tersebut memperparah tekanan yang sudah ada. Harga kedelai kini 40% lebih rendah dibandingkan tiga tahun lalu, sementara biaya produksi dan bunga pinjaman meningkat.

Harga kontrak berjangka September hanya sekitar US$ 10,10 per bushel, padahal biaya produksinya diperkirakan mencapai US$ 11,03. Ragland mengaku usahanya sendiri menanggung kerugian hingga US$ 750.000 dan harus bergantung pada pinjaman untuk bertahan.

 “Kami sedang menanam tanaman yang kemungkinan besar diproduksi dengan kerugian,” katanya.

Dampak finansial ini tidak hanya menghantam 500.000 petani kedelai AS, tetapi juga mengancam efek berantai pada ekonomi.

Pertanian menyumbang 18,7% dari PDB AS atau setara US$9,5 triliun per tahun, serta mendukung lebih dari sejuta lapangan kerja.

Ekspor kedelai saja tercatat menopang lebih dari 231.000 pekerjaan di sektor pertanian, manufaktur, logistik, hingga usaha kecil di pedesaan.

Krisis ini tidak lepas dari tensi dagang AS–China. Kedelai AS dikenai tarif balasan hingga 34%, membuat posisinya kalah bersaing dengan kedelai Brasil. Data terbaru menunjukkan China meningkatkan impor dari Brasil hingga mencapai rekor tertinggi.

Pada Maret 2025, Brasil mengekspor 15,7 juta ton kedelai, dengan tiga perempatnya dikirim ke China. Pada 2024, 71% impor kedelai China berasal dari Brasil.

American Soybean Association bahkan telah mengirim surat resmi kepada Presiden Donald Trump, memperingatkan bahwa China sudah mengamankan kontrak pasokan jangka panjang dengan Brasil untuk menghindari pembelian dari AS.

Ragland, meski mendukung Trump, mendesak pemerintah segera menuntaskan kesepakatan dagang. “Kami sangat butuh solusi cepat. Kalau tidak, petani akan makin terpuruk,” ujarnya.

Situasi ini mengingatkan pada perang dagang 2018–2020 yang menimbulkan kerugian US$ 26 miliar bagi sektor pertanian AS, dengan kedelai menyumbang 71% dari total kerugian tersebut.

Kini, dengan proyeksi panen mencapai 4,3 miliar bushel, keenam terbesar dalam sejarah—ketiadaan pasar China berpotensi menekan harga lebih dalam lagi.

Jika tak ada terobosan sebelum panen, petani terancam harus menjual kedelai dengan harga murah atau menanggung biaya penyimpanan yang mahal.

Ragland menutup peringatannya dengan pesan emosional: “Kami adalah tulang punggung Amerika. Tapi kalau tidak ada tindakan cepat, kami tidak yakin bisa bertahan melalui masa-masa sulit ini.”

Share this Post