News Komoditi & Global ( Selasa, 21 Oktober 2025 )
News Komoditi & Global
( Selasa, 21 Oktober 2025 )
Harga Emas Global Naik Sentuh Rekor Baru, Didukung Harapan Pemangkasan Suku Bunga AS
Harga emas dunia melonjak pada perdagangan di Senin (20/10). Kenaikan ini didorong oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga dan permintaan aset aman yang tetap kuat, sementara investor menanti perkembangan pembicaraan dagang dari China dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Selasa (21/10), Harga spot gold naik 2,3% menjadi US$4.346,39. Sementara emas berjangka ditutup menguat 3,5% ke US$4.359,40.
Logam mulia lainnya juga menguat. Perak naik 0,6% ke US$52,17. Platinum meningkat 1,9% menjadi US$1.640,90. Palladium bertambah 1,5% ke US$1.496,59.
Kenaikan harga emas ke rekor tertinggi terjadi setelah pernyataan baru dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ucapannya meredakan sebagian kekhawatiran terkait ketegangan dagang dari China-AS.
“Faktor politik dan ekonomi menjadi pendorong utama kenaikan harga setelah aksi jual tajam pada Jumat lalu,” ujar Managing Partner CPM Group, Jeffrey Christian.
“Kami memperkirakan harga emas akan terus naik dalam beberapa minggu dan bulan mendatang, dan tidak akan terkejut jika mencapai US$4.500,” tambahnya.
Penutupan sebagian pemerintahan (government shutdown) yang memasuki hari ke-20 di AS. Hal tersebut menambah ketidakpastian, setelah senat gagal untuk kesepuluh kalinya menyepakati langkah membuka kembali pemerintahan. Kondisi ini juga menunda rilis data ekonomi penting, sehingga investor dan pembuat kebijakan kekurangan panduan menjelang rapat kebijakan dari Federal reserve (The Fed).
Adapun pasar optistims bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga minggu depan, dengan potensi penurunan lanjutan pada Desember. Emas, sebagai aset tanpa imbal hasil, cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah.
Investor juga menantikan perkembangan pertemuan dari Trump dan Presiden China, Xi Jinping. Trump memastikan bahwa pertemuan itu akan tetap dilaksanakan.
“Saya tidak akan terkejut jika harga emas mencapai US$5.000 per ons tahun depan, terutama jika ketidakstabilan politik terus memburuk dan saat ini, memang itu yang terjadi,” kata Christian.
Harga Minyak Terus Turun di tengah kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan
Harga minyak dunia turun pada perdagangan Selasa (21/10/2025) di tengah kekhawatiran terhadap kelebihan pasokan dan risiko permintaan akibat meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China, dua konsumen minyak terbesar dunia.
Meski begitu, Presiden AS Donald Trump menyatakan optimisme bahwa kesepakatan dagang dengan China akan segera tercapai.
Harga minyak mentah Brent turun 14 sen atau 0,2% menjadi US$60,87 per barel pada pukul 00.05 GMT.
Sementara itu, kontrak minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November—yang akan berakhir pada Selasa—turun 0,1% menjadi US$57,45 per barel.
Kontrak WTI yang lebih aktif untuk Desember juga melemah 13 sen atau 0,2% ke posisi US$56,89.
Trump mengatakan pada Senin bahwa dirinya berharap dapat mencapai “kesepakatan dagang yang adil” dengan Presiden China Xi Jinping.
Pertemuan keduanya dijadwalkan berlangsung di Korea Selatan pekan depan, meski sengketa tarif, teknologi, dan akses pasar masih belum terselesaikan.
“Saya pikir kita akan berakhir dengan kesepakatan dagang yang sangat kuat, dan kedua pihak akan senang,” ujar Trump.
Firma konsultan Ritterbusch and Associates menyebutkan bahwa posisi perdagangan jangka pendek untuk minyak masih cenderung bearish, dengan strategi menjual saat harga naik ketimbang membeli saat harga turun.
“Namun, kami juga menilai ketidakpastian geopolitik yang masih tinggi bisa sewaktu-waktu menahan pelemahan harga, meski keseimbangan pasokan minyak semakin negatif tiap pekannya,” tulis lembaga itu dalam catatan riset.
Survei awal Reuters menunjukkan persediaan minyak mentah AS kemungkinan meningkat pekan lalu, menjelang rilis laporan resmi dari American Petroleum Institute (API) dan Energy Information Administration (EIA).
Dari Rusia, kilang Novokuibyshevsk yang dikendalikan Rosneft di wilayah Volga menghentikan operasi pemrosesan minyak mentah utama pada Minggu setelah serangan drone.
Sementara itu, serangan ke fasilitas gas Orenburg memaksa Kazakhstan mengurangi produksi di ladang Karachaganak sebesar 25%–30%.
Ketidakpastian pasokan minyak Rusia juga meningkat setelah Trump memperingatkan bahwa India bisa menghadapi “tarif besar-besaran” jika tidak menghentikan impor minyak dari Rusia. India saat ini menjadi pembeli terbesar minyak diskon Rusia sejak Barat menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.
Harga minyak juga mendapat tekanan dari laporan International Energy Agency (IEA) pekan lalu yang memperkirakan pasar global bisa menghadapi surplus hampir 4 juta barel per hari pada 2026, seiring peningkatan produksi dari negara-negara OPEC+ dan pesaingnya sementara permintaan masih lemah.
Wall Street Reli: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Ditutup Menguat Lebih dari 1%
Wall Street reli setelah saham sektor keuangan dan teknologi melaju kencang karena hasil kinerja kuartalan yang optimistis membangkitkan kembali selera aset berisiko dan investor semakin tidak khawatir tentang kualitas kredit bank regional.
Reli yang meluas mendorong ketiga indeks saham utama Amerika Serikat (AS) ini ke penutupan yang jauh lebih tinggi.
Senin (20/10/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 515,97 poin atau 1,12% menjadi 46.706,58, indeks S&P 500 menguat 71,12 poin atau 1,07% ke 6.735,13 ...dan indeks Nasdaq Composite menguat 310,57 poin atau 1,37% ke 22.990,54.
Dari 11 sektor utama di indeks S&P 500, sektor layanan komunikasi menikmati persentase kenaikan terbesar. Sementara, sektor barang konsumsi pokok dan utilitas sedikit melemah.
Saham Russell 2000 yang berkapitalisasi kecil, mengungguli saham-saham berkapitalisasi besar, setelah naik 2,0%.
"Ini pergerakan yang bagus, solid, dan menyeluruh, tidak banyak hal negatif di pasar," kata Paul Nolte, penasihat kekayaan senior & ahli strategi pasar di Murphy & Sylvest di Elmhurst, Illinois.
"Ada sedikit kelegaan dari sektor keuangan... investor melihatnya sebagai reaksi berlebihan terhadap penurunan pekan lalu."
"Sejauh menyangkut pasar, semuanya kembali luar biasa."
Pada sesi ini, saham Apple menyentuh rekor tertinggi. Sedangkan saham Meta, Netflix, dan Alphabet naik antara 1,3% dan 3,3%.
Indeks Semikonduktor Philadelphia menembus rekor tertinggi sepanjang masa, mengakhiri sesi dengan kenaikan 1,6%.
Musim laporan keuangan kuartal ketiga telah memasuki tahap yang tinggi. Hasil penting minggu ini mencakup Tesla, Netflix, IBM, Intel, GM, dan Ford, bersama dengan sejumlah perusahaan industri ternama lainnya, termasuk kedirgantaraan, transportasi, dan produsen yang terdiversifikasi.
Hasil kinerja bank regional AS yang akan datang diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang sektor ini setelah aksi jual minggu lalu, yang didorong oleh kekhawatiran tekanan kredit sistemik.
Para analis saat ini memperkirakan pertumbuhan laba pada emiten di indeks S&P 500 untuk kuartal ketiga, secara agregat, sebesar 9,3% secara tahunan, menandai peningkatan dari estimasi pertumbuhan sebesar 8,8% per 1 Oktober.
"Banyak ketidakpastian yang dikhawatirkan oleh bisnis -- undang-undang perpajakan, tarif -- awal tahun ini telah mereda untuk sementara waktu, dan hal itu memungkinkan perusahaan untuk fokus pada laba dan profitabilitas," kata Matthew Keator, Managing Partner di Keator Group, sebuah perusahaan manajemen kekayaan di Lenox, Massachusetts.
Sentimen tersebut mendapat dorongan ekstra dari penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett, yang mengatakan bahwa penutupan pemerintah federal kemungkinan akan berakhir minggu ini.
Dengan penutupan pemerintah federal memasuki hari ke-20, investor dan pembuat kebijakan harus mencari jalan keluar di tengah ketiadaan data yang diakibatkannya.
Namun, pada hari Jumat, Departemen Tenaga Kerja akan membuat pengecualian dengan merilis indeks harga konsumen (IHK) bulan September, yang akan memberikan gambaran sekilas kepada Federal Reserve AS yang bergantung pada data mengenai kondisi inflasi dan mungkin indikasi mengenai sejauh mana tarif Presiden Donald Trump memengaruhi pertumbuhan harga.
Dalam pertikaian perdagangan yang sedang berlangsung antara Washington dan Beijing, Trump menyarankan pelonggaran tarif terhadap China jika Beijing melanjutkan pembelian produk pertanian utama, termasuk kedelai. Trump menyalahkan ketegangan terbaru ini pada kontrol ekspor tanah jarang China.
Di antara pergerakan saham lainnya, saham Boeing naik 1,8% setelah produsen pesawat tersebut mendapatkan persetujuan dari Badan Penerbangan Federal AS untuk meningkatkan produksi 737 MAX menjadi 42 pesawat per bulan.
Saham WeightWatchers juga melonjak 9,3% setelah perusahaan mengumumkan akan bermitra dengan Amazon untuk pengiriman obat penurun berat badan.
Trump Sebut Presiden Petro Pemimpin Narkoba, Hubungan AS–Kolombia di Titik Terendah
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Minggu (19/10/2025) malam menyatakan akan menaikkan tarif impor terhadap Kolombia dan menghentikan seluruh bantuan keuangan untuk negara Amerika Selatan tersebut.
Langkah ini memperuncing ketegangan diplomatik yang dipicu oleh serangan militer AS terhadap kapal-kapal yang diduga mengangkut narkoba di kawasan Karibia.
Sebelumnya, Trump menyebut Presiden Kolombia Gustavo Petro sebagai “pemimpin narkoba ilegal,” sementara Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengatakan pasukan AS telah menyerang sebuah kapal yang dikaitkan dengan kelompok pemberontak Kolombia.
Petro membantah klaim tersebut, menyebut kapal itu milik “keluarga sederhana,” bukan kelompok bersenjata, dan menilai pernyataan Trump bersifat menghina.
Komentar Trump tersebut menandai titik terendah baru dalam hubungan antara Washington dan Bogotá.
“Mereka bukan memerangi narkoba mereka justru membuatnya,” kata Trump kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One.
Trump mengatakan rincian kenaikan tarif akan diumumkan pada Senin ini. Ia juga menegaskan AS akan menghentikan seluruh pendanaan untuk Kolombia, meski tidak merinci jenis bantuan yang dimaksud.
Sebelumnya, Kolombia merupakan salah satu penerima bantuan terbesar dari AS di kawasan Amerika Latin, sebelum aliran dana itu dipangkas setelah penutupan lembaga bantuan kemanusiaan AS, USAID, awal tahun ini.
Saat ini, sebagian besar produk impor Kolombia ke AS dikenakan tarif sekitar 10%, sesuai dengan kebijakan tarif dasar yang diberlakukan Trump terhadap banyak negara.
Kementerian Luar Negeri Kolombia dalam pernyataan resminya menyebut tuduhan Trump sebagai “tindakan yang sangat serius” dan menegaskan akan mencari dukungan internasional untuk membela kedaulatan dan martabat Presiden Petro.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menulis di platform X bahwa Pentagon telah menghancurkan sebuah kapal dan menewaskan tiga orang pada Jumat lalu di wilayah tanggung jawab Komando Selatan AS (USSOUTHCOM), yang mencakup kawasan Karibia.
Ia mengklaim kapal tersebut terkait dengan kelompok pemberontak kiri Tentara Pembebasan Nasional (ELN) dan terlibat dalam penyelundupan narkoba, tanpa memberikan bukti.
Petro dengan tegas mengecam serangan tersebut. “Tuan Trump, Kolombia tidak pernah bersikap kasar terhadap Amerika Serikat… tetapi Anda kasar dan tidak tahu malu terhadap Kolombia,” tulis Petro di X. “Saya bukan pebisnis, apalagi pengedar narkoba. Tidak ada keserakahan dalam hati saya.”
Bulan lalu, AS mencabut visa Petro setelah ia menghadiri demonstrasi pro-Palestina di New York dan menyerukan agar tentara AS menolak perintah Trump.
Kolombia sendiri masih bergulat dengan persoalan lama terkait produksi kokain. Tahun lalu, Petro berjanji untuk menertibkan wilayah penghasil tanaman coca melalui intervensi sosial dan militer besar-besaran, namun hasilnya sejauh ini belum signifikan.
Pada September lalu, pemerintahan Trump memasukkan Kolombia bersama Afghanistan, Bolivia, Myanmar, dan Venezuela ke dalam daftar negara yang dianggap “gagal secara nyata” dalam memenuhi komitmen pemberantasan narkoba.
China Pertahankan Suku Bunga Acuan untuk Pinjaman Selama 5 Bulan Berturut-turut
China kembali mempertahankan suku bunga acuan pinjamannya pada Oktober 2025, menandai bulan kelima berturut-turut tanpa perubahan, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Bank sentral China (People’s Bank of China/PBoC) menetapkan loan prime rate (LPR) tenor satu tahun tetap di level 3,0%. Sementara LPR lima tahun yang menjadi acuan suku bunga kredit properti juga tidak berubah di 3,5%.
Sebagian besar pinjaman baru dan eksisting di China menggunakan acuan LPR satu tahun, sedangkan tenor lima tahun berpengaruh terhadap penetapan suku bunga hipotek.
Menurut survei Reuters terhadap 27 pelaku pasar yang dilakukan pekan lalu, seluruh responden memperkirakan tidak ada perubahan pada kedua tingkat suku bunga tersebut.
Keputusan ini diambil menjelang rilis data penting ekonomi China, termasuk produk domestik bruto (PDB) kuartal III-2025 dan sejumlah indikator aktivitas ekonomi lain yang dijadwalkan diumumkan pada Senin (20/10) pukul 09.00 waktu Beijing.
Israel Lanjutkan Gencatan Senjata, 26 Warga Gaza Tewas dalam Serangan Balasan
Militer Israel pada Minggu (19/10) menyatakan bahwa gencatan senjata di Jalur Gaza kembali diberlakukan, setelah sebelumnya dua tentaranya tewas akibat serangan militan Hamas yang memicu rentetan serangan udara balasan.
Serangan tersebut, menurut otoritas kesehatan Palestina, menewaskan sedikitnya 26 orang dan menjadi ujian terberat bagi gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat bulan ini.
Seorang sumber keamanan Israel mengatakan, bantuan kemanusiaan ke Gaza akan kembali disalurkan mulai Senin (20/10/2025), menyusul tekanan dari Washington.
Pengiriman bantuan sempat dihentikan setelah Israel menuduh Hamas melakukan pelanggaran “terang-terangan” terhadap perjanjian gencatan senjata.
Militer Israel menyebut telah menyerang berbagai target Hamas di seluruh Gaza termasuk komandan lapangan, pejuang bersenjata, terowongan, dan gudang senjata sebagai balasan atas serangan rudal antitank dan tembakan yang menewaskan dua tentaranya.
Serangan udara tersebut menewaskan sedikitnya 26 orang, termasuk satu perempuan dan satu anak, menurut warga dan otoritas kesehatan setempat.
Salah satu serangan dilaporkan menghantam bekas gedung sekolah yang menampung pengungsi di Nuseirat.
Sementara itu, dua pejabat satu dari Israel dan satu dari AS menyebut utusan Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff, bersama menantunya Jared Kushner, akan berangkat ke Israel pada Senin untuk melakukan pembicaraan lanjutan.
Sayap bersenjata Hamas mengatakan tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata dan mengaku tidak mengetahui adanya bentrokan di Rafah.
Hamas juga menegaskan belum berhubungan dengan kelompok lain di kawasan itu sejak Maret lalu.
Wakil Presiden AS JD Vance tidak menyinggung serangan udara Israel ketika ditanya tentang situasi Gaza, namun mengatakan masih ada sekitar 40 sel Hamas yang aktif dan belum ada infrastruktur keamanan yang memastikan pelucutan senjata kelompok tersebut.
“Beberapa sel mungkin akan menghormati gencatan senjata, tapi banyak juga yang tidak,” ujar Vance.
“Sebelum kita bisa memastikan Hamas benar-benar dilucuti, dibutuhkan keterlibatan negara-negara Teluk Arab untuk menegakkan hukum dan keamanan di lapangan.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia telah memerintahkan militer untuk merespons dengan tegas atas pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Hamas.
Kekhawatiran bahwa gencatan senjata akan runtuh membuat sejumlah warga Palestina bergegas membeli kebutuhan pokok di pasar Nuseirat dan sebagian keluarga melarikan diri dari Khan Younis di selatan setelah wilayah itu dibombardir.
Serangan tersebut mengingatkan pada peristiwa akhir 2024, ketika Israel menanggapi pelanggaran gencatan senjata oleh sekutunya Hamas di Lebanon, Hezbollah meskipun gencatan itu kemudian bertahan relatif stabil.
Namun, hambatan besar masih membayangi upaya perdamaian di Gaza, yang sebelumnya sempat mengalami kehancuran gencatan senjata pada Maret lalu setelah dua bulan masa tenang.
Gencatan senjata yang baru ini mulai berlaku pada 10 Oktober, mengakhiri dua tahun perang. Namun, kedua pihak terus saling menuduh melakukan pelanggaran.
Menteri Pertahanan Israel Israel Katz mengatakan garis demarkasi atau “garis kuning” tempat pasukan Israel mundur akan ditandai secara fisik, dan setiap upaya melintas akan direspons dengan tembakan.
Hamas menuduh Israel melakukan serangkaian pelanggaran yang telah menewaskan 46 orang dan menghambat distribusi bantuan ke Gaza.
Pada Sabtu (18/10), Israel mengumumkan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir akan tetap ditutup sampai Hamas memenuhi kewajiban sesuai perjanjian gencatan senjata.
Salah satu tuntutan Israel adalah agar Hamas menyerahkan seluruh jenazah sandera yang tersisa.
Hamas mengatakan tidak berniat menahan jenazah tersebut, namun beberapa masih terkubur di bawah reruntuhan dan membutuhkan peralatan khusus untuk dievakuasi.
Hingga pekan lalu, Hamas telah membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan menyerahkan 12 dari total 28 jenazah tawanan yang meninggal.
Perbatasan Rafah sebagian besar ditutup sejak Mei 2024. Dalam kesepakatan gencatan senjata baru, peningkatan pengiriman bantuan kemanusiaan menjadi salah satu poin utama.
Menurut laporan IPC Global Hunger Monitor, ratusan ribu warga Gaza telah mengalami krisis kelaparan sejak Agustus.
Rafah sebelumnya menjadi jalur utama masuknya bantuan ke Gaza, sementara jalur bantuan alternatif telah meningkat sejak gencatan senjata, meskipun PBB menegaskan jumlahnya masih jauh dari kebutuhan.
Masalah pelucutan senjata Hamas, masa depan pemerintahan Gaza, pembentukan pasukan internasional “stabilisasi”, serta langkah menuju negara Palestina masih menjadi pertanyaan besar dalam proses perdamaian ini.
Kebijakan Tarif Trump Bikin Korporasi Dunia Tekor US$ 1,2 Triliun
Kebijakan tarif perdagangan yang digagas Presiden Amerika Serikat (AS Donald Trump menimbulkan tekanan besar bagi korporasi global.
Laporan terbaru S&P Global menyebutkan, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia akan menanggung tambahan biaya sekitar US$ 1,2 triliun tahun ini—beban yang sebagian besar berujung pada konsumen.
Melansir Fortune, Senin (20/10/2025) Analisis terhadap sekitar 9.000 perusahaan publik di seluruh dunia menunjukkan total biaya operasional korporasi naik menjadi US$ 53 triliun, jauh di atas proyeksi awal tahun.
Kenaikan ini dipicu bukan hanya oleh tarif impor, tetapi juga oleh peningkatan upah, harga energi, dan belanja modal, terutama untuk infrastruktur kecerdasan buatan (AI).
S&P mencatat margin keuntungan global menyusut tajam sekitar 0,64%, setara dengan hilangnya laba sekitar US$ 907 miliar.
Dari jumlah tersebut, sekitar dua pertiga atau US$ 592 miliar dialihkan ke konsumen dalam bentuk kenaikan harga, sementara sisanya US$ 315 miliar ditanggung perusahaan lewat penurunan laba.
Laporan itu juga menyoroti bahwa produksi riil menurun, menandakan berkurangnya volume barang yang dihasilkan perusahaan. Jika ditambah dengan biaya dari perusahaan non-publik dan yang didukung modal ventura, total beban tambahan mencapai US$ 1,2 triliun pada 2025.
Namun, perdebatan masih berlangsung mengenai siapa yang paling menanggung dampak tarif. Gubernur The Fed yang ditunjuk Trump, Christopher Waller, menilai efek tarif terhadap inflasi tergolong ringan dan lebih banyak dirasakan oleh rumah tangga berpenghasilan tinggi.
Sebaliknya, analis TS Lombard menilai tarif berperan seperti “pajak regresif” yang paling membebani kelompok berpendapatan rendah dan menengah. Dario Perkins dari TS Lombard menggambarkan kondisi ini sebagai “yang kaya sedang berpesta, sementara yang miskin mengalami resesi.”
Pandangan serupa disampaikan pakar ekonomi internasional dari Universitas Quinnipiac, Mohammad Elahee.
Ia mengatakan, kelompok berpenghasilan tinggi relatif mampu menanggung kenaikan harga tanpa mengubah gaya hidup, sementara rumah tangga muda dan menengah paling terdampak karena pengeluaran mereka banyak untuk barang-barang yang terkena tarif seperti furnitur, pakaian, elektronik, dan peralatan rumah tangga.
Meski demikian, Gedung Putih menegaskan dampak terhadap konsumen bersifat sementara. Juru bicara Kush Desai menyatakan tarif akan mengoreksi ketergantungan Amerika terhadap sistem perdagangan yang dianggap merugikan, dan dalam jangka panjang beban tarif akan beralih ke eksportir asing.
S&P menutup laporannya dengan peringatan bahwa estimasi US$ 1,2 triliun itu masih konservatif.
“Perusahaan kecil yang tidak tercakup dalam analisis biasanya lebih rentan, sehingga angka tersebut kemungkinan adalah batas bawah, bukan batas atas,” tulis laporan itu.
Yen Melemah Seiring Takaichi Dipastikan Jadi PM Jepang, Dolar Australia Menguat
Nilai tukar yen Jepang melemah pada Senin (20/10/2025) setelah Sanae Takaichi, yang dikenal sebagai pendukung kebijakan stimulus fiskal dan moneter, hampir dipastikan menjadi perdana menteri berikutnya.
Ia dilaporkan telah mendapatkan dukungan politik penting untuk menempati jabatan tertinggi di Jepang.
Pelemahan yen juga terjadi di tengah membaiknya sentimen risiko setelah ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China mulai mereda, serta kekhawatiran terhadap bank regional AS ikut berkurang.
Sementara itu, dolar Australia yang sensitif terhadap risiko menguat, dengan para pelaku pasar menantikan rilis data produk domestik bruto (PDB) Chinamitra dagang utama Australia pada pukul 02.00 GMT.
Investor kembali melakukan apa yang disebut “Takaichi trade”, yakni aksi beli saham dan jual yen, setelah kantor berita Kyodo melaporkan bahwa Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa akan membentuk aliansi dengan Partai Inovasi Jepang (JIP) pada Senin.
Pemungutan suara parlemen untuk memilih perdana menteri dijadwalkan berlangsung pada Selasa.
Upaya Takaichi untuk menjadi perdana menteri perempuan pertama Jepang sempat terancam setelah koalisi LDP dengan Komeito berakhir awal bulan ini, mengakhiri kerja sama selama 26 tahun.
Namun, kemitraan baru dengan JIP yang lebih sejalan dengan pandangan kebijakan Takaichi membuka kembali jalannya menuju kursi perdana menteri.
Pada pukul 00.10 GMT, dolar AS menguat 0,2% menjadi ¥150,82, setelah sempat turun 1,1% pada Jumat akibat kekhawatiran atas pinjaman bermasalah di bank-bank AS serta ketegangan tarif terkait ekspor mineral langka China yang penting bagi rantai pasok teknologi tinggi.
Namun, kekhawatiran terhadap kredit mulai mereda menjelang akhir perdagangan Wall Street, dengan seluruh indeks utama ditutup menguat.
“Kekhawatiran soal kredit lebih banyak gembar-gembor daripada realita,” ujar Jed Ellerbroek, manajer portofolio di Argent Capital.
“Jika melihat hasil laporan bank-bank besar, kondisi kredit masih sangat baik, dengan hanya sedikit area yang lemah.”
Selain itu, Presiden AS Donald Trump juga menyebut rencana tarif balasan sebesar 100% untuk barang-barang asal China “tidak akan berkelanjutan”, dan menegaskan ia tetap akan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dalam dua pekan mendatang.
Dolar Australia naik 0,3% ke level US$0,6500 pada Senin, sedangkan euro menguat tipis 0,1% menjadi US$1,1661.
“Ada semacam ‘keseimbangan ketakutan’ seperti dalam istilah Perang Dingin antara AS dan China,” ujar Kyle Rodda, analis pasar di Capital.com.
“Keduanya sadar bahwa pembatasan total ekspor mineral langka dan tarif 100% akan saling merugikan.”
Rodda menambahkan, pasar saat ini menilai bahwa ketegangan kemungkinan akan mereda, meski volatilitas diperkirakan tetap tinggi sampai kedua pihak benar-benar mengumumkan langkah de-eskalasi.
Krisis Properti dan Tarif AS Seret Ekonomi China ke Titik Terendah dalam Setahun
Pertumbuhan ekonomi China melambat ke laju terlemah dalam setahun pada kuartal ketiga 2025, seiring krisis sektor properti dan ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) yang menekan permintaan domestik.
Kondisi ini menjadi ujian bagi Beijing dalam mengalihkan mesin pertumbuhan dari investasi dan ekspor menuju konsumsi rumah tangga yang lebih berkelanjutan.
Data Biro Statistik Nasional China pada Senin (20/10/2025) menunjukkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 4,8% secara tahunan (YoY) pada periode Juli–September, melambat dari 5,2% pada kuartal sebelumnya.
Capaian tersebut sesuai dengan konsensus analis Reuters. Secara kuartalan, ekonomi tumbuh 1,1%, sedikit lebih tinggi dari proyeksi 0,8%.
Kendati melambat, China masih berpeluang mencapai target pertumbuhan tahunan sekitar 5%.
“Pasar memperkirakan China akan meleset dari target itu, tetapi data sembilan bulan pertama menunjukkan sebaliknya,” ujar Dan Wang, Direktur China di Eurasia Group.
“Beijing ingin menunjukkan bahwa mereka tetap mampu mencapai sasaran pembangunan meski di tengah tekanan eksternal seperti tarif dan pembatasan ekspor AS.”
Ketimpangan Struktural dan Risiko Perdagangan
Meningkatnya tensi dagang dengan Washington menyoroti ketimpangan struktural ekonomi China, yang masih bergantung pada manufaktur dan ekspor.
Meskipun ekspor sempat rebound pada September, tekanan deflasi dan lemahnya konsumsi domestik menunjukkan ekonomi kehilangan momentum.
Presiden AS Donald Trump bahkan mengancam akan menaikkan tarif impor barang China hingga 100% mulai 1 November.
Meski begitu, beberapa pejabat AS menyiratkan bahwa kedua negara terbuka untuk meredakan konflik tarif tersebut.
Fokus pada Rencana Pembangunan Lima Tahun
Para pemimpin China dijadwalkan menggelar pertemuan tertutup hingga Kamis untuk membahas Rencana Pembangunan Lima Tahun ke-15, yang kemungkinan akan menitikberatkan pada penguatan industri teknologi tinggi guna menghadapi persaingan dengan AS.
Investor juga menanti rapat Politbiro dan Konferensi Kerja Ekonomi Pusat pada Desember untuk petunjuk arah kebijakan tahun depan.
“Kuartal keempat kemungkinan akan didorong oleh investasi publik, bukan konsumsi,” ujar Tianchen Xu, Ekonom Senior di Economist Intelligence Unit.
“Kebijakan pembiayaan dan penerbitan obligasi pemerintah sejak September diarahkan untuk proyek infrastruktur.”
Data Aktivitas Ekonomi
Produksi industri naik 6,5% pada September, tertinggi dalam tiga bulan, mengalahkan ekspektasi 5,0%.
Penjualan ritel tumbuh 3,0%, terendah dalam 10 bulan.
Investasi aset tetap turun 0,5% sepanjang Januari–September, berbalik arah dari pertumbuhan 0,5% pada delapan bulan pertama.
Investasi properti anjlok 13,9% dalam sembilan bulan pertama, memperdalam penurunan dari 12,9% sebelumnya.
Krisis properti yang berlarut-larut menjadi hambatan utama bagi kepercayaan konsumen dan investasi swasta, menambah tantangan bagi Beijing dalam menjaga pertumbuhan di tengah tekanan eksternal yang meningkat.
Trump Ancam India Bayar Tarif Masif Jika Tak Batasi Impor Minyak Rusia
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menegaskan bahwa India akan tetap membayar tarif impor dalam jumlah besar jika tidak membatasi pembelian minyak dari Rusia.
Berbicara kepada wartawan di pesawat kepresidenan Air Force One pada Minggu (19/10/2025), Trump mengatakan dirinya telah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi terkait isu tersebut.
"Saya sudah berbicara dengan Perdana Menteri Modi, dan dia mengatakan tidak akan melanjutkan urusan minyak Rusia," ujar Trump, mengulangi pernyataannya yang sama seperti pekan lalu.
Namun, ketika dimintai tanggapan soal pernyataan pemerintah India yang menyebut tidak mengetahui adanya percakapan antara Modi dan Trump, presiden AS itu menjawab dengan nada menekan.
"Kalau mereka mau bilang begitu, ya silakan saja tapi mereka akan terus membayar tarif yang sangat besar, dan mereka tidak mau itu terjadi," kata Trump.
Pernyataan ini mempertegas sikap keras Washington terhadap negara-negara yang masih membeli energi dari Rusia di tengah upaya AS dan sekutunya untuk membatasi pendapatan Moskow dari ekspor minyak, sebagai bagian dari sanksi ekonomi atas perang di Ukraina.
Kecam Genosida Netanyahu, Anggota Senat AS Kembalikan Donasi Organisasi Lobi Yahudi Terbesar
Sebagian besar politisi Washington berlomba-lomba menyambut hangat cek donasi tebal dari American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), lobi Yahudi yang menjadi raksasa pengaruh di lobi-lobi Capitol Hill. Namun hal itu tidak dilakukan politisi Demokrat yang mengejar kursi Senat di Negara Bagian Massachusetts Seth Moulton.
"Saya mengembalikan sumbangan AIPAC dan menolak menerima sumbangan atau dukungan apa pun dari mereka," tulis Moulton di X pada Ahad (19/10/2025).
Dia dikenal karena latar belakangnya sebagai veteran Marinir dan pendiriannya yang moderat. Lahir pada tahun 1978, Moulton menempuh pendidikan di Universitas Harvard dan bergabung dengan Korps Marinir AS setelah lulus. Ia bertugas empat kali di Irak, yang membentuk pandangannya tentang kebijakan luar negeri dan pentingnya solusi diplomatik daripada militer.
Setelah menyelesaikan tugas militernya dengan pangkat Kapten, ia kembali ke Harvard untuk menyelesaikan dua gelar pascasarjana di bidang administrasi bisnis dan administrasi publik.
Pada tahun 2014, Moulton memasuki dunia politik dan berhasil terpilih sebagai perwakilan Distrik Kongres ke-6 Massachusetts di Dewan Perwakilan Rakyat AS. Seth Moulton telah memusatkan perhatiannya pada beberapa isu penting yang relevan dengan konstituennya.
Salah satu kontribusi utamanya adalah dalam bidang infrastruktur, di mana ia telah menjadi pendukung kuat untuk transportasi publik, termasuk kereta api berkecepatan tinggi, dan berupaya mendapatkan pendanaan federal untuk proyek-proyek di wilayahnya.
Selain itu, ia juga vokal dalam isu kesehatan mental, bahkan menginisiasi legislasi yang menciptakan jalur bantuan krisis bunuh diri Nasional yang kini beroperasi di seluruh Amerika Serikat.
Moulton juga dikenal karena advokasi gigihnya terhadap para veteran, dengan mendorong reformasi di Departemen Urusan Veteran dan memposisikan dirinya sebagai pembela veteran di Kongres.
Selama kariernya di Kongres, ia dikenal sebagai seorang moderat yang terkadang berselisih paham dengan partainya sendiri, tetapi juga tidak takut untuk mengambil posisi yang menantang.
Ia menjabat di beberapa komite penting, termasuk Komite Angkatan Bersenjata dan Komite Transportasi dan Infrastruktur. Pada 2019, ia sempat mencalonkan diri sebagai kandidat presiden dari Partai Demokrat, namun kemudian mengundurkan diri setelah kampanyenya tidak mendapatkan dukungan yang cukup.
Tidak Netral
Bagi Moulton, menerima dana dari AIPAC bukanlah langkah politis yang netral, melainkan persetujuan diam-diam terhadap kebijakan Israel yang seringkali kontroversial di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu.
Organisasi tersebut memiliki pengaruh besar dalam politik Amerika Serikat melalui lobi yang intens, dukungan finansial yang signifikan, dan hubungan erat dengan para politikus.
Pengaruh ini memungkinkan AIPAC untuk secara efektif mempromosikan kebijakan yang mendukung kepentingan Israel, seperti bantuan militer dan dukungan diplomatik, serta menentang kebijakan atau kandidat yang dianggap merugikan Israel.
Dengan kekuatan pendanaan yang besar, AIPAC dapat membantu mendanai kampanye kandidat yang pro-Israel atau menentang kandidat yang kritis terhadap Israel, bahkan di pemilihan pendahuluan partai.
Organisasi ini juga dikenal karena membangun jaringan luas dengan anggota Kongres, mengirimkan sinyal jelas kepada donor dan politikus mengenai siapa yang harus didukung, yang semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu lobi paling kuat di Washington.
Kedekatan AIPAC dengan Benjamin Netanyahu telah berkembang selama beberapa dekade, terutama saat AIPAC bergeser ke sayap kanan politik Israel. Selama bertahun-tahun, AIPAC seringkali menjadi perpanjangan tangan Netanyahu dalam politik Amerika, mendukungnya dalam perseteruan melawan Presiden AS saat itu, Barack Obama.
AIPAC telah dituduh mendukung kandidat yang sejalan dengan pandangan konservatif Netanyahu, bahkan mengabaikan nilai-nilai demokrasi yang dianut banyak orang Amerika, termasuk saat AIPAC mendukung puluhan kandidat yang menolak hasil pemilihan presiden AS 2020 demi kepentingan politik Netanyahu.
Peningkatan afiliasi AIPAC dengan Netanyahu semakin terlihat jelas ketika organisasi tersebut secara sukarela membantu meredam oposisi dari Partai Demokrat AS terhadap perombakan yudisial yang diusung oleh pemerintahannya.
Alih-alih bertindak sebagai representasi kepentingan Israel secara luas, AIPAC dinilai telah menjadi sayap operasional pemerintahan sayap kanan ekstrem Netanyahu, yang menjual citra palsu tentang Israel yang liberal kepada anggota Kongres AS.
Kedekatan ini telah memicu kekhawatiran dan kritik dari berbagai pihak, termasuk dari gerakan pro-demokrasi di Israel, yang menuduh AIPAC menghalangi anggota Kongres yang berkunjung untuk bertemu dengan para demonstran anti-Netanyahu.
Berani Ambil Risiko
Di tengah iklim politik dukungan kepada Israel kerap dianggap sebagai "harga mati," Moulton justru berani mengambil risiko dengan menolak arus utama—sebuah sikap yang bisa dibilang nyali dan prinsipil, atau justru bikin dirinya terisolasi secara politik.
Bahkan saat AIPAC terus membuka dompetnya lebar-lebar untuk mendanai kandidat yang sejalan dengan agenda pro-Israel mereka, Moulton memilih untuk tidak "dibeli" oleh kepentingan lobi tersebut.
Eks Marinir Amerika ini secara terbuka menyatakan bahwa kebijakan AS terhadap Israel dan Palestina harus mencerminkan nilai-nilai hak asasi manusia dan perdamaian yang adil—bukan sekadar kepentingan strategis sepihak.
Langkah ini bukan hanya pernyataan politik, melainkan tamparan telak bagi rekan-rekan sejawatnya yang dengan mudahnya mengkompromikan suara mereka demi dukungan dana. Dalam panggung politik yang kerap mengaburkan batas antara prinsip dan kepentingan, Moulton sedang mengirim pesan keras: tidak semua hal bisa dijual.
Teater Brutal Zionis: Hamas Dikejar, Gangster Bersenjata Disuplai Logistik dari 'Kandang' Israel
Bukti video yang baru-baru ini beredar mengungkap skandal militer Israel: geng-geng bersenjata di Gaza justru dipasok logistik melalui rute yang berawal dari jantung wilayah pendudukan Israel sendiri.
Laporan eksklusif Sky News, sebagaimana diberitakan TRT World ini membeberkan fakta mencengangkan dimana konvoi truk pikap mengangkut air, makanan, dan bahan bakar bergerak bebas hanya 400 meter dari pos militer Israel, langsung menuju markas milisi pimpinan Ashraf Al Mansi.
Analisis rute yang ditunjukkan dalam video ini cocok sempurna dengan dua rekaman sebelumnya, yang sama-sama membuktikan truk-truk tersebut berangkat dari titik-titik yang secara geografis berada di dalam wilayah pendudukan Israel.
Yang lebih menohok: dalam salah satu klip terlihat jelas jeriken bermerek SOS Energy - pemasok bahan bakar resmi Israel - diangkut dalam konvoi tersebut.
SOS Energy, yang dikenal juga sebagai SOS Energy Express Ltd. di Israel, adalah perusahaan pemasok bahan bakar yang menyediakan layanan logistik dan pasokan bahan bakar diesel serta minyak pemanas.
Perusahaan ini melayani kontraktor infrastruktur besar di Israel, termasuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan jalur kereta ringan Tel Aviv, Jalan Tol 6, terowongan Yerusalem, serta berbagai proyek konstruksi perumahan dan komersial.
Dengan armada lebih dari seratus truk tangki di seluruh Israel, SOS Energy juga bekerja sama dengan banyak otoritas lokal dan badan-badan pemerintah, memanfaatkan investasi besar pemerintah dalam proyek-proyek infrastruktur yang strategis.
Perannya sangat penting dalam menggerakkan proyek-proyek vital di negara tersebut, dengan memberikan layanan yang memudahkan logistik pasokan bahan bakar kepada para kliennya.
Dengan dengan Infrastruktur Israel
Meski tidak menangkap proses pemuatan secara langsung, video ini dimulai begitu dekat dengan infrastruktur Israel sehingga tidak ada ruang untuk keraguan: Israel menjadi penyuplai utama geng-geng bersenjata di Gaza.
Fakta ini mengkonfirmasi pola sistematis dimana kelompok-kelompok bersenjata di selatan Gaza telah lama diuntungkan oleh senjata, dana, dan dukungan logistik dari Israel.
Kini bukti terbaru menunjukkan skema serupa diterapkan di Gaza utara, memperlihatkan konsistensi Israel dalam menciptakan kekuatan alternatif untuk melemahkan Hamas.
Tidak heran Hamas baru-baru ini mengeksekusi 32 anggota geng bersenjata di Gaza. Operasi pembersihan internal ini digelar tak lama setelah gencatan senjata diberlakukan, mengungkapkan perang kedua yang tak kalah sengit di balik konflik utama melawan Israel.
Eksekusi ini bukan sekadar aksi kriminal biasa, melainkan bagian dari kampanye keamanan sistematis yang diluncurkan Hamas untuk memberantas kelompok-kelompok yang diduga menjadi kaki tangan kepentingan asing di wilayah kekuasaannya.
Aksi eksekusi ini membuka tabir permainan geopolitik yang jauh lebih kompleks di Gaza. Sebelumnya, Hamas telah secara terbuka menuduh pemimpin geng Yasser Abu Shabab dan para pendukungnya sebagai agen Israel yang sengaja dipasok senjata dan dana untuk menciptakan kekacauan internal.
Dengan memberantas 32 anggota geng bersenjata ini, Hamas tidak hanya ingin membersihkan wilayahnya dari ancaman internal, tetapi juga mengirim pesan keras kepada Israel bahwa segala upaya memecah-belah perlawanan Palestina melalui proxy akan dihadapi dengan tindakan tegas tanpa ampun.
Pecah Belah
Strategi devide et impera Israel ini akhirnya terbongkar: sambil menyerang Hamas dengan satu tangan, mereka dengan tangan lain mempersenjatai geng-geng kriminal untuk menciptakan kekacauan di Gaza.
Dengan menciptakan multiple power center di Gaza - mulai dari faksi Hamas, Otoritas Palestina, hingga berbagai geng bersenjata - Israel berharap dapat mencegah konsolidasi kekuatan Palestina yang utuh.
Setiap konflik internal antara kelompok-kelompok Palestina akan melemahkan posisi tawar mereka secara keseluruhan, sekaligus memberikan justifikasi bagi Israel untuk terus berperan sebagai "penjaga keamanan" di wilayah tersebut.
Bagi Israel, stabilitas Gaza sesungguhnya dapat dengan mudah dicapai melalui pencabutan blokade dan pemberian akses kemanusiaan yang memadai. Namun, fakta di lapangan justru menunjukkan pola sebaliknya - dengan membiarkan krisis kemanusiaan berlarut-larut sambil secara aktif mendukung geng-geng bersenjata alternatif, Israel justru memilih untuk memelihara ketidakstabilan yang terkendali.
Kebijakan ini mengungkap perhitungan pragmatis bahwa Gaza yang stabil namun dikendalikan Hamas justru lebih berbahaya bagi kepentingan keamanan Israel dalam jangka panjang.
Pilihan Israel ini pada akhirnya mengorbankan stabilitas jangka panjang demi keuntungan politik jangka pendek. Daripada berinvestasi pada rekonsiliasi Palestina yang dapat membawa perdamaian berkelanjutan, Israel justru memilih memelihara fragmentasi yang memungkinkan mereka terus mendikte kondisi di Gaza.
Paradoksnya, strategi pemecah-belah ini justru berbalik mengancam Israel sendiri - karena ketidakstabilan yang diciptakannya hanya akan melahirkan generasi-generasi baru Palestina yang semakin radikal dan putus asa, menciptakan siklus kekerasan yang tak berujung.
Israel Sepihak Langgar dan Mulai Lagi Gencatan Senjata
Militer Israel mengatakan pada Ahad bahwa gencatan senjata di Gaza kembali berlaku. Ini mereka sampaikan setelah serangan melakukan gelombang serangan udara yang menewaskan 26 orang di Gaza, kemarin.
Serangan Israel ini merupakan ujian paling serius terhadap gencatan senjata bulan ini yang ditengahi AS. Israel melancarkan serangan setelah mengumumkan tewasnya dua tentara IDF di Rafah, selatan Gaza
Sumber bantuan keamanan Israel mengatakan pada Reuters, bantuan ke daerah terkepung itu akan dilanjutkan pada Senin menyusul tekanan AS. Ini tak lama setelah Israel mengumumkan penghentian pasokan sebagai tanggapan atas apa yang dikatakannya sebagai pelanggaran “terang-terangan” oleh Hamas terhadap gencatan senjata.
Serangan Israel menewaskan sedikitnya 26 orang di Gaza, termasuk setidaknya satu wanita dan satu anak, menurut penduduk setempat dan otoritas kesehatan. Utusan Presiden AS Donald Trump Steve Witkoff dan menantu laki-lakinya Jared Kushner diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Israel pada Senin, kata seorang pejabat Israel dan seorang pejabat AS.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang sasaran Hamas di seluruh Gaza, termasuk komandan lapangan, orang-orang bersenjata, terowongan dan gudang senjata, setelah militan meluncurkan rudal anti-tank dan menembaki pasukannya, sehingga menewaskan para tentara tersebut.
Setidaknya satu serangan menghantam bekas sekolah yang menampung para pengungsi di daerah Nuseirat, kata warga. Sayap bersenjata Hamas mengatakan mereka tetap berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata, tidak menyadari adanya bentrokan di Rafah, dan tidak melakukan kontak dengan kelompok-kelompok di sana sejak Maret.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk menanggapi dengan tegas apa yang dia gambarkan sebagai pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan Hamas.
Seorang pejabat keamanan Israel mengatakan bahwa pengiriman bantuan ke Gaza telah dihentikan menyusul apa yang dia gambarkan sebagai pelanggaran terang-terangan oleh Hamas terhadap perjanjian gencatan senjata. Namun, setelah adanya tekanan dari AS, pejabat keamanan Israel lainnya mengatakan bahwa bantuan akan dilanjutkan pada hari Senin.
Khawatir gencatan senjata akan gagal, beberapa warga Palestina bergegas membeli barang dari pasar utama di Nuseirat dan keluarga-keluarga meninggalkan rumah mereka di Khan Younis lebih jauh ke selatan, setelah serangan udara terjadi di dekatnya.
Gencatan senjata baru ini mulai berlaku pada 10 Oktober, menghentikan perang selama dua tahun, namun pemerintah Israel dan Hamas telah saling menuduh selama berhari-hari melakukan pelanggaran gencatan senjata. Menteri Pertahanan Israel Katz mengatakan "garis kuning" ke tempat pasukan Israel mundur berdasarkan perjanjian gencatan senjata akan ditandai secara fisik dan setiap pelanggaran gencatan senjata atau upaya untuk melewati garis tersebut akan dibalas dengan tembakan.
Hamas merinci apa yang dikatakannya sebagai serangkaian pelanggaran yang dilakukan Israel yang dikatakan telah menyebabkan 46 orang tewas dan menghentikan pasokan penting mencapai daerah kantong tersebut. Pada hari Sabtu, Israel mengatakan perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir, yang diperkirakan akan dibuka kembali minggu ini, akan tetap ditutup.
Pembukaan kembali akan bergantung pada pemenuhan kewajiban Hamas berdasarkan gencatan senjata. Israel mengatakan Hamas terlalu lambat dalam menyerahkan jenazah sandera. Hamas pekan lalu membebaskan 20 sandera yang masih hidup dan pada hari-hari berikutnya telah menyerahkan 12 dari 28 sandera yang tewas.
Kelompok tersebut mengatakan mereka tidak tertarik untuk menyimpan jenazah sandera yang tersisa dan peralatan khusus diperlukan untuk menemukan mayat yang terkubur di bawah reruntuhan. Penyeberangan Rafah sebagian besar telah ditutup sejak Mei 2024. Kesepakatan gencatan senjata juga mencakup peningkatan bantuan ke Gaza, di mana ratusan ribu orang pada bulan Agustus diperkirakan terkena dampak kelaparan, menurut pemantau kelaparan global IPC.
Penyeberangan tersebut dalam gencatan senjata sebelumnya berfungsi sebagai saluran utama bagi bantuan kemanusiaan untuk mengalir ke daerah kantong tersebut. Meskipun aliran bantuan melalui penyeberangan lain, hingga keputusan hari Ahad untuk menghentikan bantuan, meningkat secara signifikan sejak gencatan senjata dimulai, PBB mengatakan masih diperlukan lebih banyak lagi.
Pertanyaan-pertanyaan kunci mengenai pelucutan senjata Hamas, masa depan pemerintahan Gaza, pembentukan “pasukan stabilisasi” internasional, dan gerakan menuju pembentukan negara Palestina masih belum terselesaikan.