News Forex, Index & Komoditi ( Jumat, 4 Juli 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Jum’at,  4 Juli  2025  )

 

Data Tenaga Kerja AS Tekan Prospek Pemangkasan Suku Bunga, Harga Emas Global Melemah

 

Harga emas terpantau turun setelah data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat dari perkiraan memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve belum akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat. Hal ini membuat daya tarik emas sebagai aset lindung nilai menurun. Melansir Reuters pada Jumat (4/7/2025), harga emas di pasar spot tercatat turun 0,9% ke level US$3.328,63 per troy ounce setelah sempat turun lebih dari 1% di awal sesi. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS justru naik tipis 0,4% di posisi US$3.342,90 per troy ounce. Penguatan dolar AS dan saham AS terjadi setelah data non-farm payrolls (NFP) menunjukkan penambahan 147.000 lapangan kerja baru pada bulan lalu, menurut laporan Biro Statistik Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja AS. Angka tersebut jauh melampaui estimasi konsensus analis dalam jajak pendapat Reuters yang memperkirakan kenaikan hanya 110.000 pekerjaan. Dolar AS yang menguat membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri, sehingga menekan permintaan. David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures menjelaskan, data pekerjaan yang lebih baik dari perkiraan menurunkan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Hal ini menguatkan dolar, dan memberi tekanan pada pasar emas. “Kuncinya adalah bahwa kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Juli kini sudah tidak lagi realistis," katanya.

Saat ini, pelaku pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 51 basis poin hingga akhir 2025, dimulai pada Oktober. Angka ini turun dibanding proyeksi sebelumnya sekitar 66 basis poin sebelum laporan NFP dirilis. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik dalam kondisi suku bunga rendah. Di sisi lain, sentimen pasar turut dipengaruhi oleh perkembangan perdagangan. AS dan Vietnam telah mengumumkan tercapainya kesepakatan pada Rabu (2/7/2025), menjelang tenggat penerapan tarif impor AS pada 9 Juli. Sementara itu, DPR AS yang dikuasai Partai Republik mendorong rancangan undang-undang pemangkasan pajak dan anggaran besar usulan Presiden Donald Trump ke tahap pemungutan suara final. RUU ini diperkirakan dapat menambah utang nasional hingga US$3,4 triliun. “Seiring meningkatnya utang pemerintah AS, investor berpotensi semakin khawatir terhadap prospek dolar AS. Hal ini bisa menjadi sentimen positif bagi emas dalam jangka panjang,” kata analis Julius Baer, Carsten Menke. Harga perak di pasar spot naik 0,7% ke level US$36,84 per troy ounce. Sebaliknya, platinum melemah 3,1% ke US$1.374,89, dan palladium turun 1,5% ke US$1.137,69 per troy ounce.

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Tergelincir, Pasar Waspada Dampak Tarif AS dan Lonjakan Stok

 

Harga minyak dunia melemah seiring dengan kekhawatiran investor bahwa ketidakpastian tarif Amerika Serikat (AS) dapat menekan permintaan energi, di tengah ekspektasi peningkatan pasokan dari produsen utama minyak mentah. Melansir Reuters pada Jumat (4/7/2025), harga minyak berjangka jenis Brent turun 31 sen atau 0,45% ke level US$68,80 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS turun 45 sen atau 0,67% ke US$67 per barel, dalam volume perdagangan tipis menjelang libur Hari Kemerdekaan AS. Penurunan harga terjadi menjelang berakhirnya masa jeda 90 hari tarif tinggi yang diberlakukan Presiden Donald Trump, yang akan habis pada 9 Juli. Sejumlah mitra dagang utama, termasuk Uni Eropa dan Jepang, masih belum mencapai kesepakatan dagang, sehingga memicu kekhawatiran pelaku pasar atas dampak ekonomi dan permintaan bahan bakar. Kesepakatan awal perdagangan antara AS dan Vietnam sempat mengangkat harga pada Rabu, tetapi ketidakpastian tarif secara keseluruhan masih membayangi. Pada sisi pasokan, aliansi produsen minyak OPEC+ diperkirakan akan menyepakati kenaikan produksi sebesar 411.000 barel per hari dalam pertemuan akhir pekan ini. Sementara itu, survei sektor swasta menunjukkan aktivitas jasa di China — importir minyak terbesar dunia — tumbuh pada laju paling lambat dalam sembilan bulan terakhir selama Juni, seiring permintaan domestik melemah dan pesanan ekspor baru menurun.

Harga Minyak Mentah Menguat di Tengah Ketegangan Nuklir Iran dan Lonjakan Stok AS Dari sisi permintaan, data menunjukkan persediaan minyak mentah AS justru naik secara tak terduga pekan lalu, menambah kekhawatiran terhadap konsumsi energi di negara konsumen minyak terbesar dunia itu. Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu melaporkan bahwa stok minyak mentah domestik naik 3,8 juta barel menjadi 419 juta barel. Sebelumnya, jajak pendapat Reuters memproyeksikan penurunan 1,8 juta barel. Selain itu, perusahaan-perusahaan energi AS mengurangi jumlah rig minyak sebanyak 7 unit menjadi 425 — level terendah sejak September 2021, menurut data dari Baker Hughes. Jumlah rig sering dijadikan indikator produksi di masa depan. Laporan ketenagakerjaan AS pada Kamis menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja masih solid pada Juni, disertai penurunan tingkat pengangguran. Namun, hampir separuh dari kenaikan jumlah pekerjaan berasal dari sektor pemerintahan, sementara sektor swasta — termasuk manufaktur dan ritel — menunjukkan perlambatan akibat dampak tarif impor yang agresif dari Trump. “Laporan ketenagakerjaan kali ini lebih kuat dari ekspektasi, menunjukkan ketahanan ekonomi yang masih terjaga selama beberapa bulan terakhir. Kami memperkirakan The Fed masih akan bersikap wait-and-see terhadap kebijakan suku bunga,” ujar David Laut, CIO Abound Financial. Pada Rabu, harga minyak sempat mencapai level tertinggi dalam sepekan setelah Iran menangguhkan kerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB, memunculkan kekhawatiran bahwa ketegangan terkait program nuklir Teheran bisa kembali memicu konflik bersenjata. Pada Kamis, AS juga menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran dan jaringan Hezbollah, menurut situs resmi Departemen Keuangan AS. John Kilduff, mitra di Again Capital mengatakan, untuk saat ini, pasar tampaknya akan bersikap tenang, karena upaya seperti ini sebelumnya juga belum menunjukkan hasil signifikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wall Street Reli: Indeks S&P 500 dan Nasdaq Kembali Ditutup di Rekor Tertinggi

 

Wall Street tampil perkasa dan ditutup menguat ke rekor penutupan tertinggi. Dukungan datang setelah pembuat chip Nvidia naik mendekati valuasi US$ 4 triliun serta laporan lapangan kerja AS yang sangat kuat menyemangati investor, yang mengabaikan peluang penurunan suku bunga bulan ini.

Kamis (3/7), indeks S&P 500 ditutup menguat 51,94 poin atau 0,83% menjadi 6.279,36, indeks Nasdaq Composite naik 207,97 poin atau 1,02% ke 20.601,10 dan indeks Dow Jones Industrial Average menguat 344,11 poin atau 0,77% ke 44.828,53.

Indeks S&P 500 dan Nasdaq ditutup pada rekor tertinggi, mencatat kenaikan minggu ketiga. Sedangkan indeks Dow hanya kurang 0,41% dari rekornya sendiri.

Pada sesi ini, saham Nvidia naik 1,3%, menjadikan kapitalisasi pasarnya pada US$ 3,89 triliun. Perusahaan ini hampir menyalip rekor sepanjang masa Apple dan menjadi perusahaan paling berharga di dunia dalam sejarah.

Volume perdagangan di bursa saham Amerika Serikat (AS) rendah dalam sesi yang lebih pendek menjelang hari libur Hari Kemerdekaan AS pada hari Jumat (4/7).

"Kami melihat gelombang kegembiraan yang tidak rasional; pasar saham sangat bias terhadap optimisme," kata Kristina Hooper, Kepala Strategi Pasar di Man Group di New York.

"Tetapi ada beberapa dasar untuk itu. Saya pikir ada beberapa tingkat kelegaan karena laporan pekerjaan tidak selemah yang seharusnya."

Reli di pasar saham AS telah dipicu oleh investor ritel, yang sebagian besar mengabaikan tekanan inflasi di cakrawala, ketidakpastian seputar tarif dan "berfokus pada hal yang nyata, yaitu laporan pekerjaan hari ini," katanya.

Data menunjukkan bahwa jumlah pekerja nonpertanian meningkat sebanyak 147.000 pekerjaan bulan lalu, 33% lebih banyak dari 110.000 pekerjaan yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Pengangguran turun menjadi 4,1% bulan lalu, hasil yang lebih baik dari yang diharapkan sebesar 4,3%.

Para pedagang dengan cepat memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Juli, dengan kemungkinan penurunan sebesar 25 basis poin pada bulan September sebesar 68%, menurut alat Fedwatch CME Group, turun dari 74% seminggu yang lalu.

Setelah pasar tutup, Partai Republik di DPR AS menyetujui pemotongan pajak dan RUU belanja besar-besaran Presiden Donald Trump, yang merupakan hasil yang diharapkan.

Undang-undang tersebut akan menambah US$ 3,4 triliun ke utang negara yang capai US$ 36,2 triliun, menurut Kantor Anggaran Kongres yang nonpartisan, dan juga akan mendorong jutaan orang Amerika keluar dari asuransi kesehatan.

Pemotongan pajak yang besar dan peningkatan belanja pemerintah dapat meningkatkan permintaan dalam perekonomian. Hal ini dapat menambah tekanan inflasi, terutama ketika perekonomian menunjukkan tanda-tanda kekuatan, seperti laporan pekerjaan terbaru.

"Beberapa poin data, seperti laporan pekerjaan, positif dan menarik. Namun jika kita mundur selangkah, gambarannya tidak begitu bagus," kata Alex Morris, CEO F/m Investments, yang mengelola $18 miliar di Washington, D.C.

Untuk minggu ini, indeks S&P 500 naik 1,72%, Nasdaq naik 1,62%, dan Dow melonjak 2,3%. Sedangkan Indeks Russell 2000 Small Cap naik 3,41%.

"Ini agak membingungkan," kata Morris. "Ini terasa seperti lonjakan terakhir sebelum semua data benar-benar terkumpul."

Saham Tripadvisor melesat 16,7% setelah Wall Street Journal melaporkan investor aktivis Starboard Value telah membangun saham lebih dari 9% di perusahaan perjalanan daring tersebut.

Saham Datadog juga naik 14,9% setelah perusahaan keamanan cloud tersebut ditetapkan untuk menggantikan Juniper Networks di S&P 500.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PBB Ungkap Perusahaan Raksasa Dunia Terlibat 'Genosida' Israel di Gaza, Siapa Saja?

 

Pelapor Khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina, Francesca Albanese, merilis laporan mengejutkan yang mengungkap keterlibatan puluhan perusahaan global dalam mendukung pendudukan Israel dan serangan militer di Gaza, yang dinilai sebagai genosida serta pelanggaran berat terhadap hukum internasional.

Laporan yang akan dipresentasikan dalam konferensi pers di Jenewa pada Kamis (20/6) ini menyebutkan 48 perusahaan, termasuk raksasa teknologi seperti Microsoft, Alphabet Inc. (Google), dan Amazon, sebagai aktor yang berperan aktif dalam mendukung infrastruktur pendudukan dan operasi militer Israel. Basis data lebih dari 1.000 entitas korporat juga disusun sebagai bagian dari penyelidikan.

“Pendudukan tanpa akhir oleh Israel telah menjadi medan uji ideal bagi industri persenjataan dan teknologi besar, dengan minim pengawasan dan tanpa akuntabilitas,” ujar laporan tersebut. “Kini, perusahaan-perusahaan tidak hanya terlibat — mereka mungkin telah tertanam dalam ekonomi genosida.”

Daftar Perusahaan Senjata dan Teknologi yang Disebut dalam Laporan

Israel tercatat menjalankan program pengadaan pesawat tempur F-35 terbesar di dunia, melibatkan 1.600 perusahaan dari delapan negara. Dipimpin oleh perusahaan AS Lockheed Martin, proyek ini turut melibatkan produsen Italia Leonardo S.p.A, serta perusahaan Jepang FANUC Corporation yang menyuplai robotik untuk produksi senjata.

Di sektor teknologi, perusahaan seperti Microsoft, Amazon, dan Google disebut menyediakan akses menyeluruh ke layanan cloud dan kecerdasan buatan bagi pemerintah Israel. Teknologi ini digunakan untuk mengumpulkan dan memproses data biometrik warga Palestina, memperkuat sistem perizinan diskriminatif dan pengawasan digital di wilayah pendudukan.

IBM juga disebut telah melatih personel militer dan intelijen Israel serta mengelola database otoritas populasi dan imigrasi yang menyimpan data biometrik warga Palestina.

Palantir Technologies, perusahaan perangkat lunak asal AS, diduga memperluas dukungannya terhadap militer Israel sejak serangan di Gaza pada Oktober 2023. Laporan menyebut perusahaan ini terlibat dalam teknologi predictive policing otomatis untuk menentukan target militer melalui sistem berbasis AI seperti “Lavender”, “Gospel”, dan “Where’s Daddy?”

Perusahaan Sipil yang Diduga Menyediakan Infrastruktur Pendudukan

Beberapa perusahaan sipil juga diduga menyumbang terhadap perluasan permukiman ilegal Israel dan penghancuran rumah warga Palestina:

Caterpillar, Volvo Group, HD Hyundai, dan Rada Electronic Industries (anak usaha Leonardo) disebut menyediakan alat berat untuk pembongkaran rumah dan pembangunan permukiman ilegal.

Booking.com dan Airbnb masih mencantumkan properti di permukiman ilegal, mendukung normalisasi kehadiran Israel di wilayah pendudukan.

Drummond Company (AS) dan Glencore (Swiss) diduga memasok batu bara untuk kebutuhan listrik Israel.

Di sektor pertanian, Bright Dairy & Food asal Tiongkok, pemilik mayoritas Tnuva (konglomerat pangan terbesar Israel), serta Netafim (dimiliki Orbia, Meksiko) disebut memanfaatkan lahan Palestina dan sumber air di Tepi Barat.

Siapa Investor Utama di Balik Perusahaan-perusahaan Ini?

Dua raksasa manajemen aset global, BlackRock dan Vanguard, disebut sebagai investor institusional utama dalam banyak perusahaan yang tercantum dalam laporan:

BlackRock memegang saham signifikan di Palantir (8,6%), Microsoft (7,8%), Amazon (6,6%), Alphabet (6,6%), dan IBM (8,6%).

Vanguard adalah investor terbesar di Caterpillar (9,8%), Chevron (8,9%), dan Palantir (9,1%) serta pemegang saham besar di Lockheed Martin dan Elbit Systems (produsen senjata Israel).

Apakah Perusahaan Bisa Dikenai Tanggung Jawab Hukum?

Laporan Albanese menegaskan bahwa perusahaan swasta memiliki kewajiban untuk menghormati hak asasi manusia, bahkan jika negara tempat mereka beroperasi gagal melakukannya.

Keterlibatan aktif dalam proyek, kemitraan, atau pasokan produk yang memungkinkan terjadinya pelanggaran HAM dapat mengakibatkan tanggung jawab pidana, termasuk bagi para eksekutif perusahaan di hadapan pengadilan internasional.

Laporan ini menyerukan kepada seluruh perusahaan untuk segera melepas investasi (divestasi) dari aktivitas yang terkait dengan pendudukan Israel di wilayah Palestina, yang secara hukum internasional dinyatakan ilegal.

ICJ dan Seruan Internasional

Pada Juli 2024, Mahkamah Internasional (ICJ) mengeluarkan opini hukum bahwa kehadiran Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur harus diakhiri “secepat mungkin”. Menindaklanjuti opini tersebut, Majelis Umum PBB mendesak Israel untuk mengakhiri kehadirannya di wilayah pendudukan paling lambat September 2025.

Dalam konteks ini, laporan Albanese menyatakan bahwa aktivitas ekonomi yang mendukung pendudukan Israel dapat dianggap sebagai komplikasi dalam kejahatan internasional berdasarkan Statuta Roma.

“Negara-negara tidak boleh menyediakan bantuan, bertransaksi ekonomi, atau melakukan investasi yang mendukung status ilegal ini,” tegas laporan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

Lebih dari 300 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Militer Israel 48 Jam Terakhir

 

Situasi di Gaza semakin memburuk dalam 48 jam terakhir, dengan lebih dari 300 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan militer Israel, menurut pernyataan Kantor Media Pemerintah Gaza.

Serangan-serangan ini disebut sebagai "26 pembantaian berdarah" yang menyasar warga sipil di tempat pengungsian, pasar, dan lokasi vital lainnya.

Serangan ke Tempat Pengungsian dan Sekolah

Sejak Kamis pagi (20 Juni), sedikitnya 30 orang tewas, termasuk 13 korban dalam serangan terhadap tenda pengungsian di al-Mawasi, Gaza selatan.

Sumber medis juga melaporkan bahwa serangan udara Israel menghantam sekolah Mostafa Hafez di sebelah barat Kota Gaza, menewaskan 11 orang dan melukai banyak lainnya. Sekolah tersebut diketahui menampung ratusan pengungsi yang kehilangan tempat tinggal akibat pertempuran.

Pemerintah Gaza mengutuk keras serangan yang menyasar warga sipil, menyebut bahwa lokasi-lokasi yang diserang termasuk tempat istirahat umum, pasar, rumah-rumah warga, dan pusat distribusi bantuan — semuanya penuh dengan penduduk yang sedang mencari makanan atau berlindung.

Kontraktor AS Diduga Tembaki Warga Sipil

Laporan mengejutkan datang dari Associated Press yang mengungkap bahwa kontraktor keamanan asal Amerika Serikat yang bertugas di titik distribusi bantuan di Gaza menggunakan peluru tajam dan granat kejut terhadap warga Palestina yang kelaparan dan berdesakan mencari makanan.

Dua kontraktor AS yang berbicara secara anonim menyatakan keprihatinannya terhadap tindakan yang mereka anggap berbahaya dan tidak manusiawi. Mereka menuding bahwa staf keamanan yang dipekerjakan sering kali tidak memiliki pelatihan memadai, tidak melalui proses penyaringan, dan bersenjata lengkap tanpa pengawasan ketat.

Tuntutan Penutupan Lembaga Bantuan Kontroversial

Lebih dari 130 organisasi kemanusiaan internasional, termasuk Oxfam, Save the Children, dan Amnesty International, pada Selasa lalu mendesak penutupan segera Gaza Humanitarian Foundation (GHF) — lembaga distribusi bantuan yang didukung Israel dan AS.

GHF dituduh terlibat dalam penyerangan terhadap warga Palestina yang mencoba mengakses bantuan pangan.

Sejak GHF beroperasi pada akhir Mei, lebih dari 600 warga Palestina tewas saat mencari bantuan, dan hampir 4.000 lainnya mengalami luka-luka. Kelompok hak asasi manusia menyatakan bahwa pasukan Israel dan kelompok bersenjata lain secara rutin menembaki warga sipil yang antre untuk menerima makanan.

Upaya Gencatan Senjata: Harapan Baru atau Sekadar Wacana?

Dalam perkembangan diplomatik terbaru, Hamas menyatakan sedang mempertimbangkan proposal baru untuk gencatan senjata sementara di Gaza. Dalam pernyataan resmi, Hamas menyebut sedang berdiskusi dengan mediator untuk menjembatani perbedaan demi mengakhiri perang dan memastikan penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza.

Langkah ini muncul sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa Israel telah setuju dengan proposal gencatan senjata selama 60 hari dan mendesak Hamas untuk menerima kesepakatan sebelum kondisi semakin memburuk.

Menurut laporan Al Jazeera, ini merupakan kali pertama sejak awal perang bahwa Israel menunjukkan sinyal terbuka untuk mengakhiri agresi militer. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan mengadakan pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya dan kini disebut mulai menunjukkan fleksibilitas, didorong oleh tekanan diplomatik dari Trump.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gelombang Panas Eropa Tewaskan 8 Orang, Picu Kebakaran dan Gangguan Infrastruktur

 

Gelombang panas awal musim panas yang melanda sebagian besar wilayah Eropa terus menunjukkan dampak mematikan.

Pada Rabu, sedikitnya delapan orang dilaporkan tewas di Spanyol, Prancis, dan Italia akibat suhu ekstrem yang memicu peringatan kesehatan, kebakaran hutan, hingga penutupan reaktor nuklir di Swiss.

Korban Jiwa di Spanyol, Prancis, dan Italia

Di Spanyol, dua orang tewas dalam kebakaran hutan di wilayah Catalonia, sementara dua lainnya dilaporkan meninggal akibat panas ekstrem di Extremadura dan Cordoba. Di Prancis, Menteri Energi mengonfirmasi dua korban jiwa terkait panas, dengan lebih dari 300 orang dirawat di rumah sakit.

Sementara itu, Italia mengeluarkan peringatan merah untuk 18 kota. Di Pulau Sardinia, dua pria berusia di atas 60 tahun meninggal saat berada di pantai akibat paparan suhu ekstrem, menurut laporan kantor berita ANSA.

Suhu Capai Rekor, Jerman Peringatkan Badai

Jerman diperkirakan mencatat suhu tertinggi tahun ini, dengan temperatur mencapai 40°C, khususnya di bagian selatan dan timur. Akibat pemanasan berlebih dalam atmosfer yang tidak stabil, badai hebat diperkirakan terjadi di Italia, Prancis, dan Jerman.

Di Pegunungan Alpen Prancis, badai memicu longsor lumpur yang mengganggu layanan kereta antara Paris dan Milan.

Reaktor Nuklir Swiss Ditutup Sementara

Dampak suhu tinggi juga terasa pada infrastruktur energi.

Di Swiss, perusahaan energi Axpo menutup salah satu reaktor di pembangkit nuklir Beznau dan mengurangi kapasitas produksi pada unit lainnya karena suhu air sungai yang terlalu panas untuk digunakan sebagai pendingin.

Kebakaran Hutan dan Evakuasi Massal

Selain Catalonia, kebakaran hutan juga terjadi di wilayah timur Jerman, termasuk negara bagian Brandenburg dan Saxony.

Di Turki, sekitar 50.000 orang sempat dievakuasi awal pekan ini karena kebakaran hebat, meski kini dilaporkan sudah sebagian besar terkendali.

Dampak Ekonomi dan Peringatan Ilmuwan

Dalam laporan terbaru, Allianz Research memperingatkan bahwa gelombang panas bisa mengurangi pertumbuhan ekonomi Eropa hingga 0,5% pada 2025. Mereka menyamakan dampak finansial satu hari dengan suhu di atas 32°C setara dengan setengah hari mogok kerja nasional.

Para ilmuwan menyebut bahwa fenomena "heat dome"—lapisan udara panas yang terperangkap di atmosfer—terjadi lebih awal tahun ini, meningkatkan suhu di beberapa wilayah hingga 10°C di atas normal. Pemanasan laut dan perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca disebut sebagai faktor utama.

 “Realitas Iklim Baru”

Direktur Eksekutif Program Lingkungan PBB, Inger Andersen, mengatakan bahwa dunia harus berhenti terkejut dengan rekor suhu baru setiap tahun.

"Panas ekstrem sedang menguji ketahanan kita dan membahayakan kesehatan serta nyawa jutaan orang," ujar Andersen.
"Kita hidup dalam realitas iklim baru yang tak bisa lagi diabaikan."

Penutupan Landmark dan Gangguan Aktivitas Publik

Panas ekstrem juga menyebabkan gangguan pada sektor pariwisata dan bisnis. Lantai atas Menara Eiffel di Paris ditutup sementara, sementara landmark Atomium di Brussels juga menghentikan kunjungan lebih awal untuk ketiga kalinya minggu ini.

Di Jerman, banyak sekolah ditutup dan masyarakat berbondong-bondong ke kolam renang terbuka dan danau untuk mendinginkan diri.

Di Inggris, rantai toko roti Greggs memperingatkan bahwa keuntungan tahunannya bisa menurun, karena suhu panas membuat pelanggan enggan makan di luar.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Siemens: AS Cabut Pembatasan Ekspor Perangkat Lunak Chip ke China

 

Siemens AG asal Jerman telah menerima pemberitahuan dari pemerintah Amerika Serikat (AS) bahwa pembatasan ekspor perangkat lunak desain chip ke China telah dicabut, demikian dilaporkan Bloomberg News pada Rabu (2/7), mengutip pernyataan resmi dari perusahaan.

Dengan pencabutan tersebut, Siemens telah memulihkan akses penuh terhadap perangkat lunak dan teknologi mereka untuk pelanggan di China, menurut laporan tersebut.

Baik Siemens maupun Departemen Perdagangan AS belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar dari Reuters terkait laporan tersebut.

Sebelumnya pada bulan Mei, pemerintah AS memerintahkan sejumlah perusahaan teknologi termasuk unit EDA Siemens, Cadence, dan Synopsys untuk mendapatkan izin ekspor terlebih dahulu sebelum mengirimkan barang-barang seperti perangkat lunak desain chip dan bahan kimia semikonduktor ke China.

Langkah tersebut sempat memperketat pembatasan ekspor teknologi tinggi di tengah memanasnya tensi perdagangan dan teknologi antara AS dan China.

Microsoft PHK Lebih dari 9.000 Karyawan Global, Ini Sebabnya

 

Raksasa teknologi Microsoft mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap hampir 4% dari total tenaga kerja globalnya, sebagai bagian dari upaya efisiensi di tengah investasi besar-besaran pada infrastruktur kecerdasan buatan (AI).

Langkah ini menjadi bagian dari gelombang pemangkasan tenaga kerja di industri teknologi global, yang terus mencari cara menekan biaya operasional di tengah tantangan ekonomi dan kebutuhan transformasi digital yang kian mendesak.

Sekitar 9.100 Karyawan Terkena Dampak

Microsoft, yang hingga Juni 2024 memiliki sekitar 228.000 karyawan di seluruh dunia, sebelumnya telah melakukan PHK terhadap sekitar 6.000 pekerja pada Mei lalu. Kini, jumlah karyawan yang terdampak diperkirakan mencapai lebih dari 9.000 orang, berdasarkan persentase pengurangan terbaru.

Menurut laporan Bloomberg, PHK kali ini sebagian besar menyasar sektor penjualan, seiring restrukturisasi organisasi dan perampingan lapisan manajemen.

Investasi US$80 Miliar di Tahun Fiskal 2025

Di tengah euforia adopsi AI, Microsoft telah berkomitmen menggelontorkan dana sebesar US$80 miliar untuk belanja modal di tahun fiskal 2025. Namun, tingginya biaya pengembangan dan perluasan infrastruktur AI membuat margin keuntungan—terutama dari layanan cloud—diperkirakan akan menurun pada kuartal Juni dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam pernyataan resminya, Microsoft menyatakan langkah ini bertujuan untuk "mengurangi lapisan organisasi, menyederhanakan produk, proses, dan peran", agar lebih lincah dalam menghadapi dinamika industri yang berubah cepat.

Divisi Gaming dan King di Barcelona Juga Terdampak

Microsoft juga mengonfirmasi bahwa divisi gaming turut terkena dampak PHK, meskipun bukan bagian terbesar dari unit tersebut. Divisi King, pengembang game populer Candy Crush yang berbasis di Barcelona, dikabarkan memangkas sekitar 10% staf—sekitar 200 karyawan.

Microsoft bukan satu-satunya perusahaan teknologi besar yang melakukan perampingan. Beberapa nama besar lain seperti:

Meta (induk Facebook) memangkas 5% dari karyawan berkinerja terendahnya,

Google (Alphabet) melakukan PHK ratusan pekerja dalam 12 bulan terakhir,

Amazon juga memangkas tenaga kerja di berbagai unit bisnis, termasuk divisi buku dan perangkat layanan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penjualan Tesla Turun 13% dalam Tiga Bulan Terakhir Akibat Sentimen Anti-Musk

 

Penjualan mobil listrik Tesla turun 13% dalam tiga bulan terakhir, seiring aksi boikot yang dipicu oleh pandangan politik CEO Elon Musk terus menekan minat pembeli.

Ini menjadi perkembangan signifikan mengingat sebelumnya diperkirakan kemarahan publik terhadap miliarder tersebut akan mereda.

Melansir laman Channelnewsasia Kamis (3/7) menyebutkan, penurunan penjualan ini menambah tanda-tanda bahwa kedekatan Musk dengan Presiden AS Donald Trump dan sejumlah tokoh sayap kanan di Eropa telah memberikan dampak jangka panjang terhadap daya tarik merek Tesla di mata konsumen global.

Data terbaru juga memunculkan kekhawatiran bahwa Tesla dapat mencatatkan hasil mengecewakan pada laporan keuangan kuartal II-2025 yang akan diumumkan akhir bulan ini. Pada kuartal I, laba bersih Tesla tercatat anjlok 71%.

Selama periode April hingga Juni 2025, Tesla hanya berhasil menjual 384.122 unit, turun dari 443.956 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Padahal dalam periode tersebut, Musk telah secara resmi keluar dari pemerintahan Trump sebagai kepala efisiensi anggaran (cost-cutting czar), yang sempat memunculkan harapan akan pulihnya penjualan.

Namun, di Wall Street, saham Tesla justru naik sekitar 5% pada Rabu (2/7) setelah perusahaan melaporkan telah mengirimkan hampir 374.000 unit Model 3 dan Model Y, angka yang lebih baik dari perkiraan analis berdasarkan data FactSet.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Israel Bunuh 220 Orang di Gaza Dua Hari Belakangan

 

 

Sumber medis di rumah sakit Jalur Gaza melaporkan bahwa 111 warga Palestina syahid akibat serangan udara Israel di beberapa wilayah di Jalur Gaza sejak fajar pada Rabu, termasuk 40 orang di Kota Gaza dan 24 orang kelaparan menunggu bantuan. Ini menandai dua hari berturut-turut Israel membunuh lebih dari seratus orang di Gaza.

Kantor berita WAFA melaporkan. serangan Israel pada Rabu malam menewaskan 14 warga sipil Palestina dan melukai lainnya di kamp pengungsi Nuseirat. Mereka mengatakan bahwa drone tempur Israel menargetkan kios Falafel dekat Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi, merenggut nyawa lima warga sipil dan melukai lainnya.

Sementara itu, serangan udara drone tempur lainnya menargetkan pertemuan warga sipil di depan sebuah sekolah di al-Mukhayyam al-Jadid, perpanjangan dari kamp pengungsi, merenggut nyawa sembilan orang, termasuk tiga anak di bawah umur, dan melukai lainnya.

Rumah Sakit Al-Shifa melaporkan bahwa enam warga Palestina syahid dan lainnya terluka dalam serangan Israel terhadap tenda yang menampung pengungsi di dekat zona industri, sebelah barat Kota Gaza.

Pada Selasa, tercatat setidaknya 109 orang syahid dan puluhan terluka. Agresi Israel yang berlangsung di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 telah merenggut nyawa 57.012 warga Palestina, dengan hampir 134.592 orang dilaporkan terluka sejak 7 Oktober 2023, menurut sumber medis.

 “Di antara korban jiwa adalah 6.454 kematian dan 22.551 cedera yang dilaporkan sejak 18 Maret, ketika Israel melanjutkan kampanye militernya setelah gencatan senjata yang berumur pendek.”

Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza menganggap pendudukan Israel dan mereka yang bertanggung jawab atas apa yang disebut “Yayasan Kemanusiaan Gaza” bertanggung jawab penuh atas pembunuhan sistematis dan penargetan warga sipil Palestina yang kelaparan di Jalur Gaza.

Aljazirah melansir, kantor tersebut menyerukan penyelidikan kriminal internasional yang mendesak terhadap bencana kemanusiaan yang telah berlangsung selama sebulan ini, yang telah mengakibatkan semua pelanggaran serius dan berat ini.

Kantor tersebut menyerukan penghentian segera semua urusan dengan organisasi ini dan penggantiannya dengan organisasi kemanusiaan yang netral, seperti Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) dan organisasi internasional dan PBB, untuk menjamin perlindungan warga sipil Palestina.

Kantor Media Pemerintah mencatat bahwa pusat distribusi bantuan telah berubah menjadi “perangkap kematian massal,” yang mengakibatkan kematian lebih dari 580 warga sipil Palestina, cedera lebih dari 4.200 orang, dan hilangnya 39 orang.

Sejak Israel melanggar perjanjian gencatan senjata terakhir pada bulan Maret, sekitar 714.000 orang telah terpaksa mengungsi di seluruh Gaza, termasuk hampir 29.000 orang hanya dalam waktu 24 jam antara hari Minggu dan Senin, menurut juru bicara PBB Stephane Dujarric. Berbicara pada konferensi pers, Dujarric juga membahas tuduhan baru-baru ini dari Yayasan Kesehatan Gaza (GHF), yang mengklaim bahwa PBB menghalangi operasi bantuan.

Ia menolak klaim tersebut, dengan mengatakan "PBB tidak memonopoli bantuan. Yang kami minta hanyalah agar [GHF] beroperasi dengan standar minimum" termasuk "ketidakberpihakan", sehingga warga Palestina "tidak berisiko ditembaki".

Komentar tersebut muncul di tengah kritik dari kelompok hak asasi manusia yang menuduh GHF memikat warga Palestina untuk datang ke lokasi distribusi bantuan di mana tentara Israel sering melepaskan tembakan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

IRGC: Perang Selanjutnya dengan Israel akan Lebih 'Menghancurkan'

 

 

Juru bicara Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Brigadir Jenderal Ali Mohammad Naeini, dikutip Teheran Times, Selasa (3/7/2025), mengatakan, jika Israel berani menyerang Iran lagi, rezim Zionis akan menerima balasan yang lebih "menghancurkan dan merusak", dibanding perang 12 hari belum lama ini. Naeini menjanjikan serangan balasan Iran akan berbeda dengan sebelumnya.

Naeini merujuk pada respons tak kenal lelah Iran atas agresi Israel selama perang 12 hari. Rudal-rudal Iran terbukti berhasil membuat sebagian wilayah Israel porak-poranda yang berujung pada gencatan senjata pada 24 Juni.

Naeini juga menegaskan, bahwa Iran menggunakan senjata buatan dalam negara selama perang melawan Israel. Ia juga menyebut ada beberapa jenis persenjataan yang belum digunakan dalam jumlah signifikan.

Dalam perang 12 hari, Iran menggunakan rudal-rudal terbarunya menghujani beberapa kota di Israel. Rudal-rudal itu tidak digunakan dalam serangan balasan sebelumnya pada 2024

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Iran Kembali Tutup Udara Setelah Siapkan Ranjau di Hormuz, Perang Lagi?

 

 

Kementerian Transportasi Iran telah mengumumkan bahwa wilayah udara barat dan tengah negara itu akan ditutup untuk semua penerbangan. Hal ini dilakukan menyusul laporan bahwa negara itu menyiapkan ranjau laut di Selat Hormuz.

Menurut Press TV, penutupan udara hanya beberapa hari setelah negara tersebut mengizinkan penerbangan transit internasional untuk menggunakan langit di wilayah tersebut.

Juru bicara kementerian transportasi Iran Majid Akhavan mengatakan pada Rabu malam bahwa keputusan untuk menutup wilayah udara telah dibuat oleh Komite Koordinasi Otoritas Penerbangan Sipil Iran dengan mempertimbangkan masalah keamanan dan keselamatan.

“…wilayah udara tengah dan barat negara itu ditutup lagi untuk penerbangan internasional, namun separuh wilayah udara timur negara itu terbuka untuk penerbangan domestik, internasional, dan transit,” kata Akhavan.

Dia menegaskan kembali bahwa bandara di selatan, utara, dan barat Iran, termasuk bandara Mehrabad dan Imam Khomeini di ibu kota Teheran, akan tetap ditutup, seraya menambahkan bahwa pembatalan penerbangan domestik dan internasional untuk wilayah tersebut telah diperpanjang hingga Kamis, pukul 14.00 waktu setempat.

Pihak berwenang Iran membuka wilayah Iran tengah dan barat untuk penerbangan internasional pada Sabtu, empat hari setelah perang dengan rezim Israel berakhir sebagai bagian dari gencatan senjata. Sebagian wilayah udara Iran telah dibuka pada 25 Juni, sehari setelah gencatan senjata diumumkan. Hal ini memungkinkan Iran memulangkan puluhan ribu jemaah yang tersisa di Arab Saudi sejak awal Juni, setelah mereka selesai menunaikan ibadah haji.

Menurut Press TV tidak jelas mengapa pihak berwenang memutuskan untuk menutup wilayah udara tengah dan barat Iran pada Rabu, meskipun ada spekulasi bahwa rezim Israel mungkin melanggar gencatan senjata dan melancarkan serangan baru terhadap negara tersebut.

Agresi Israel terhadap Iran, yang dimulai pada 13 Juni, memicu respons sengit dari angkatan bersenjata Iran dengan menargetkan berbagai wilayah di wilayah pendudukan Israel dengan rudal dan drone, sehingga menyebabkan gangguan besar terhadap layanan penerbangan internasional di seluruh wilayah Asia Barat. Iran telah memperingatkan bahwa tanggapannya terhadap serangan baru akan jauh lebih sulit dibandingkan yang ditunjukkan bulan lalu.

Sedangkan Reuters melaporkan, militer Iran memuat ranjau laut ke kapal-kapal di Teluk Persia bulan lalu, sebuah tindakan yang meningkatkan kekhawatiran di Washington bahwa Teheran bersiap untuk memblokade Selat Hormuz menyusul serangan Israel di wilayah Iran, menurut dua pejabat AS.

Persiapan yang sebelumnya tidak dilaporkan, yang terdeteksi oleh intelijen AS, terjadi beberapa saat setelah Israel melancarkan serangan rudal pertamanya terhadap Iran pada 13 Juni, kata para pejabat, yang meminta tidak disebutkan namanya untuk membahas masalah intelijen sensitif.

Pemuatan ranjau – yang belum dikerahkan di selat tersebut – menunjukkan bahwa Teheran mungkin serius untuk menutup salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, sebuah tindakan yang akan meningkatkan konflik yang sudah meningkat dan sangat menghambat perdagangan global. Sekitar seperlima pengiriman minyak dan gas global melewati Selat Hormuz dan penyumbatan tersebut kemungkinan besar akan meningkatkan harga energi dunia.

Harga minyak acuan global malah anjlok lebih dari 10 persen sejak serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran, sebagian didorong oleh keyakinan bahwa konflik tersebut tidak memicu gangguan signifikan dalam perdagangan minyak. Pada 22 Juni, tak lama setelah AS mengebom tiga situs nuklir utama Iran dalam upaya melumpuhkan program nuklir Teheran, parlemen Iran dilaporkan mendukung tindakan untuk memblokir selat tersebut.

Keputusan tersebut tidak mengikat, dan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran akan mengambil keputusan akhir mengenai penutupan tersebut, kata Press TV Iran pada saat itu. Iran selama bertahun-tahun mengancam akan menutup selat itu tetapi tidak pernah menindaklanjuti ancaman tersebut.

Reuters tidak dapat menentukan secara pasti kapan tepatnya selama perang udara Israel-Iran, Teheran memuat ranjau. Namun jika dikerahkan, ranjau-ranjau akan secara efektif menghentikan kapal-kapal yang bergerak melalui jalan raya utama tersebut.

Juga tidak jelas apakah ranjau tersebut telah dibongkar muat. Sumber-sumber tersebut tidak mengungkapkan bagaimana Amerika Serikat menentukan bahwa ranjau-ranjau tersebut dipasang di kapal-kapal Iran, namun intelijen semacam itu biasanya dikumpulkan melalui citra satelit, sumber-sumber rahasia, atau kombinasi dari kedua metode tersebut.

Saat dimintai komentar mengenai persiapan Iran, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan: "Berkat pelaksanaan Operasi Midnight Hammer yang brilian oleh Presiden, kampanye sukses melawan Houthi, dan kampanye tekanan maksimum, Selat Hormuz tetap terbuka, kebebasan navigasi telah dipulihkan, dan Iran telah melemah secara signifikan."

Kedua pejabat tersebut mengatakan pemerintah AS tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa pemuatan ranjau adalah sebuah tipu muslihat. Iran bisa saja menyiapkan ranjau untuk meyakinkan Washington bahwa Teheran serius dalam menutup selat tersebut, namun mereka tidak berniat melakukannya, kata para pejabat. Militer Iran juga bisa saja melakukan persiapan yang diperlukan jika para pemimpin Iran memberikan perintah.

Selat Hormuz terletak di antara Oman dan Iran dan menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman di selatan dan Laut Arab di luarnya. Lebarnya 34 km pada titik tersempitnya, dengan jalur pelayaran hanya selebar 2 mil di kedua arahnya.

Anggota OPEC Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Irak mengekspor sebagian besar minyak mentah mereka melalui selat tersebut, terutama ke Asia. Qatar, salah satu eksportir gas alam cair terbesar di dunia, mengirimkan hampir seluruh LNG-nya melalui selat tersebut.

Iran juga mengekspor sebagian besar minyak mentahnya melalui jalur ini, yang secara teori membatasi keinginan Teheran untuk menutup selat tersebut. Namun Teheran tetap mendedikasikan sumber daya yang signifikan untuk memastikan mereka dapat melakukan hal tersebut jika dianggap perlu. Pada 2019, Iran memiliki lebih dari 5.000 ranjau laut, yang dapat dikerahkan secara cepat dengan bantuan kapal kecil berkecepatan tinggi, demikian perkiraan Badan Intelijen Pertahanan AS pada saat itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post