News Forex, Index & Komoditi ( Jumat, 7 Maret 2025 )
News Forex, Index & Komoditi
( Jum’at, 7 Maret 2025 )
Harga Emas Global Melemah, Investor Cermati Perkembangan Terbaru Seputar Tarif Trump
Harga emas turun pada perdagangan Jumat (7/3) pagi. Pukul 07.34 WIB, harga emas untuk pengiriman April 2025 di Commodity Exchange ada di US$2.911,30 per ons troi, turun 0,52% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 2.926,60 per ons troi.
Harga emas turun karena investor mencermati perkembangan terbaru seputar tarif dan dampaknya terhadap ekonomi Amerika Serikat serta keputusan Federal Reserve.
Presiden AS Donald Trump mengecualikan barang-barang Meksiko dan Kanada yang masuk dalam perjanjian perdagangan Amerika Utara (USMCA) dari pengenaan tarif 25%.
Mengutip Bloomberg,Trump pada Kamis (6/3) menandatangani perintah untuk memangkas tarif yang terkait dengan imigrasi ilegal dan pelacakan fentanil, hingga tanggal 2 April.
Pada tanggal tersebut, Trump diharapkan akan mulai mengungkap rencana bea masuk timbal balik terhadap negara-negara di seluruh dunia, serta bea masuk khusus sektor.
Keputusan ini menandai pembalikan signifikan oleh Trump.
Serangkaian berita utama tentang tarif dalam beberapa hari terakhir telah menciptakan perubahan besar dalam ekuitas dan membuat investor waspada.
Di pasar obligasi, pedagang menjual obligasi pemerintah di tengah meningkatnya keyakinan bahwa perlambatan pertumbuhan akan menyebabkan Fed memangkas suku bunga beberapa kali tahun ini.
"Ini adalah lingkungan yang sempurna bagi investasi emas," kata Franklin Templeton dalam sebuah wawancara.
Menurutnya, potensi lonjakan infalsi, kemungkinan perlambatan ekonomi dan ketidakstabilan geopolitik yang sedang berlangsung memicu volatilitas, dan emas berfungsi sebagai perlindungan dalam periode volatilitas.
Harga Minyak Dunia Turun setelah Presiden AS Donald Trump menunda tarif untuk sejumlah barang impor dari Kanada dan Meksiko untuk sebulan ke depan
Harga minyak turun pada perdagangan Jumat (7/3) pagi, namun masih stabil di level US$ 66 per barel. Pukul 06.13 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2025 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 66,27 per barel, turun 0,14% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 66,36 per barel.
Harga minyak masih bergerak fluktuatif setelah Presiden AS Donald Trump menunda tarif untuk sejumlah barang impor dari Kanada dan Meksiko untuk sebulan ke depan.
Mengutip Bloomberg, sinyal pasokan yang berbeda memicu fluktuasi harga minyak. Di satu sisi, ancaman tarif Trump telah mendorong beberapa analis untuk mempertimbangkan kembali seberapa rendah harga minyak bisa jatuh jika perang dagang membebani pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.
Di sisi lain, prospek tarif impor juga ditafsirkan sebagai sesuatu yang mendukung harga minyak karena akan ada peningkatan permintaan minyak AS untuk menggantikan pasokan Kanada dan Meksiko.
Trump mengatakan bahwa dia akan menunda tarif pada Kanada dan Meksiko untuk semua barang yang masuk dalam perjanjian dagang Amerika Utara atau yang dikenal dengan USMCA, yang termasuk energi.
Wall Street Turun, Nasdaq Konfirmasi Koreksi di Tengah Ketidakpastian Tarif Dagang AS
Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (6/3). Indeks Nasdaq mengkonfirmasi koreksi sejak Desember, terbebani kekhawatiran pasar atas ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan AS.
Mengutip Reuters, indeks S&P 500 turun 104,11 poin, atau 1,78% ke level 5.738,65, sementara Nasdaq Composite turun 483,47 poin, atau 2,61%, ke level 18.069,76. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 427,51 poin, atau 0,99% ke level 42.579,08.
Pada Kamis (6/3) Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa barang-barang dari Kanada dan Meksiko yang tercakup dalam perjanjian perdagangan AS-Meksiko-Kanada (USMCA) akan dibebaskan selama sebulan dari tarif 25% yang diberlakukan awal minggu ini.
Perkembangan ini terjadi sehari setelah Trump membebaskan barang-barang otomotif dari tarif.
Trump sebelumnya hanya menyebutkan pengecualian untuk Meksiko, tetapi kemudian menandatangani amandemen atas perintahnya yang sekarang juga mencakup Kanada.
"Sayangnya, kabut kebingungan semakin tebal dari waktu ke waktu," kata Mark Malek, kepala investasi di SiebertNXT di New York.
"Kami mendapatkan banyak informasi yang saling bertentangan: tarif berlaku, tarif tidak berlaku, beberapa tarif tidak berlaku, dan seterusnya."
"Ketidakpastian yang disebabkan oleh pengumuman kebijakan yang berubah dengan cepat dapat merusak investasi khususnya dan merugikan ekonomi," kata Bill Sterling, ahli strategi global di GW&K Investment Management.
"Hal lain yang dikhawatirkan investor adalah besarnya tarif. Ini jauh melampaui apa yang dialami pada tahun 2018 dan dapat meningkatkan inflasi."
Saham Produsen mobil General Motors berakhir lebih rendah sementara rekannya Ford juga berakhir lebih rendah.
Saham Tesla turun karena pialang Baird menyebut produsen mobil listrik itu sebagai "pilihan baru yang bearish".
"Dengan rentetan berita geopolitik yang terus-menerus - tarif naik dan turun lagi - kepercayaan menjadi sedikit bocor dan tidak mengherankan sentimennya tidak bagus," kata Jack Janasiewicz, manajer portofolio di Natixis Investment Managers Solutions di Boston.
"Kami juga mulai melihat data ekonomi melambat di margin. Anda menggabungkan semua hal ini dan tidak mengherankan Anda mulai melihat chip tidak lagi diminati."
Data menunjukkan bahwa jumlah orang Amerika yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran turun lebih dari yang diharapkan minggu lalu. Investor akan mencermati data penggajian yang lebih komprehensif pada hari Jumat.
Para pedagang sekarang melihat Federal Reserve menurunkan biaya pinjaman sebesar 25 basis poin untuk pertama kalinya tahun ini pada bulan Juni, menurut data yang dikumpulkan oleh LSEG.
Pejabat Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa masalah mungkin muncul bagi perekonomian yang saat ini dalam kondisi baik tetapi menunjukkan tanda-tanda tekanan di sektor konsumen dan risiko terhadap prospek inflasi.
Bursa Asia Melemah, Kebijakan Perdagangan Masih Jadi Fokus di Pasar
Mayoritas bursa Asia melemah pada perdagangan Jumat (7/3) pagi. Pukul 08.18 WIb, indeks Nikkei 225 turun 830,16 poin atau 2,19% ke 36.880,06, Hang Seng turun 187,69 poin atau 0,77% ke 24.182,02, Taiex turun 29,95 poin atau 0,70% ke 22.727,47, Kospi turun 9,42 poin atau 0,37% ke 2.566,11, ASX 200 turun 97,61 poin atau 1,20% ke 7.997.70, Straits Times turun 8,50 poin atau 0,23% ke 3.908,72 dan FTSE Malaysia turun 5,36 poin atau 0,33% ke 1.553,82.
Bursa Asia melemah setelah Wall Street menavigasi kejatuhan saham di tengah berita utama ketidakpastian kebijakan tarif Trump.
Saham Australia dan Jepang turun lebih dari 1% pada pembukaan perdagangan.
Saham AS gagal bangkit setelah keputusan Presiden AS Donald Trump untuk menunda pungutan atas barang-barang dari Meksiko dan Kanada yang masuk dalam kesepakatan perdagangan Amerika Utara.
Prospek tarif yang berubah-ubah menambah kelesuan di Wall Street menjelang rilis data nonfarm payrolls pada Jumat ini.
"Saat ini, kebijakan perdagangan mendominasi aksi pasar," kata Chris Larkin di E Trade Morgan Stanley seperti dikutip Bloomberg.
"Sampai asap tarif menghilang, kondisi ini akan terus menjadi perjalanan berliku bagi para pedagang dan investor."
Di Asia, Menteri Keuangan China Lan Fo'an mengatakan pemerintah China memiliki alat kebijakan fiskal dan ruang yang cukup untuk menghadapi kemungkinan tantangan domestik dan eksternal.
Macron: Masa Depan Eropa Tak Dapat Diputuskan Kremlin atau Gedung Putih
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan masa depan Eropa dan keamanannya tidak dapat diputuskan oleh Moskow atau Washington. Ini merupakan kritik yang jelas terhadap perundingan AS-Rusia mengenai Ukraina.
Melansir The Telegraph, dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Rabu (5/3/2025) malam, presiden Prancis menyerukan dukungan jangka panjang untuk Ukraina.
Hal ini mungkin termasuk mengirim pasukan Eropa ke Ukraina untuk menghindari gencatan senjata yang rapuh.
"Perjanjian damai untuk Ukraina kemungkinan akan didukung dengan pengerahan pasukan Eropa", kata Macron.
Dia menambahkan, “Mereka tidak akan berperang hari ini, mereka tidak akan berperang di garis depan, tetapi mereka akan berada di sana setelah kesepakatan damai ditandatangani, untuk menjamin bahwa kesepakatan itu sepenuhnya dihormati.”
Di tengah meningkatnya kekhawatiran atas perubahan kebijakan luar negeri AS, ia berkata: “Saya ingin percaya bahwa Amerika Serikat akan mendukung kita. Tetapi kita harus siap jika itu tidak terjadi.”
Pemerintahan Trump telah menghentikan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina selain penghentian bantuan militernya untuk memaksa Volodymyr Zelensky ke meja perundingan.
Macron berpendapat bahwa akan bodoh untuk tetap menjadi penonton di dunia yang penuh bahaya ini. Dia juga menambahkan bahwa Rusia mengubah perang di Ukraina menjadi konflik global.
Macron juga membunyikan peringatan atas rencana Rusia untuk memperluas militernya.
“Pada tahun 2030, Rusia berencana untuk menambah pasukannya dengan tambahan 300.000 tentara, 3.000 jet tempur tambahan – siapa yang dapat percaya bahwa dalam konteks ini, Rusia akan berhenti di Ukraina?” katanya.
Menurut diplomat Eropa, hal ini terjadi saat Prancis dan Inggris, yang berusaha bertindak sebagai jembatan antara Washington dan Kyiv, bermaksud untuk menyelesaikan rencana perdamaian dengan Ukraina "dalam hitungan hari".
"Kami berencana untuk menyusun rencana ini dalam hitungan hari, bukan minggu," kata seorang diplomat senior Eropa kepada Reuters.
Sementara sejumlah diplomat lain mengatakan fokusnya adalah untuk menyiapkan semua "hal yang perlu dipersiapkan", termasuk dialog yang lebih sehat antara AS dan Ukraina.
Payung nuklir
Dalam pidatonya, Macron mengungkapkan bahwa ia akan mengumpulkan semua kepala militer Eropa minggu depan di Paris untuk "menjamin perdamaian di masa depan di Ukraina".
Ia mengatakan akan membuka diskusi tentang perluasan payung nuklir Prancis untuk melindungi sekutu Eropa, sebagai tanggapan atas seruan Friedrich Merz, calon kanselir Jerman, yang meminta agar negaranya dilindungi oleh perisai nuklir Inggris atau Prancis.
Macron mengakhiri pidatonya dengan peringatan keras: "Generasi kita tidak akan lagi menerima dividen perdamaian. Kita harus memastikan bahwa anak-anak kita menuai hasil dari komitmen kita besok. Jadi, kita akan menghadapi masa depan bersama.”
Ia menegaskan bahwa keputusan apa pun tentang senjata nuklir akan tetap berada di tangan kepala negara Prancis.
Kebijakan Trump Gegerkan AS! 443 Gedung Pemerintah Dilego, Termasuk Markas FBI
Pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengumumkan rencana penjualan 443 properti federal, termasuk markas besar sejumlah lembaga pemerintah utama seperti FBI.
Kebijakan ini diambil bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan pegawai federal untuk kembali bekerja penuh waktu di kantor. Langkah ini dianggap sebagai upaya mengurangi pengeluaran pemerintah dan meningkatkan efisiensi administrasi federal.
Latar Belakang Penjualan Properti Federal
General Services Administration (GSA), lembaga yang mengelola portofolio real estat pemerintah federal, kontrak federal, serta teknologi pemerintahan, mengumumkan keputusan ini dalam siaran pers pada hari Selasa, hanya beberapa jam sebelum Presiden Trump menyampaikan pidato pertamanya di Kongres.
Dalam pernyataannya, GSA menyebut bahwa kekurangan pendanaan selama beberapa dekade telah menyebabkan banyak bangunan federal menjadi usang dan tidak lagi layak digunakan oleh pegawai pemerintah. "Kami tidak dapat lagi berharap pendanaan akan muncul untuk menyelesaikan masalah yang telah berlangsung lama ini," demikian pernyataan resmi GSA.
Bangunan Bersejarah dan Fasilitas Strategis yang Terpengaruh
Sejumlah bangunan yang masuk dalam daftar penjualan merupakan properti yang telah mengalami renovasi besar atau termasuk dalam National Register of Historic Places. Salah satunya adalah J. Edgar Hoover Building, markas besar FBI, yang selama bertahun-tahun menunggu persetujuan Kongres untuk mendapatkan pengganti yang lebih sesuai.
Meski demikian, GSA menegaskan bahwa properti yang memiliki peran krusial dalam operasi pemerintahan, seperti gedung pengadilan, pintu masuk perbatasan, serta fasilitas penting bagi pertahanan nasional dan penegakan hukum, akan tetap dipertahankan.
Properti yang Dijual dan Dampak Finansial
Daftar properti "non-inti" yang akan dijual mencakup fasilitas di hampir setiap negara bagian di AS. Beberapa di antaranya meliputi:
Kantor Administrasi Jaminan Sosial di Lewiston, Idaho
Gudang distribusi FEMA di Thomasville, Georgia
Gedung Dinas Kehutanan di Elkins, West Virginia
GSA memperkirakan bahwa penjualan properti ini, yang mencakup hampir 80 juta kaki persegi ruang sewa, berpotensi menghemat lebih dari $430 juta dalam biaya operasional tahunan bagi pemerintah federal.
Sejumlah kantor pusat dari lembaga utama pemerintah yang turut masuk dalam daftar penjualan antara lain:
Departemen Kehakiman
Departemen Energi
Departemen Ketenagakerjaan
Departemen Perumahan dan Pengembangan Perkotaan
Departemen Kesehatan dan Layanan Masyarakat
Departemen Urusan Veteran
Departemen Luar Negeri
Selain menjual properti yang dimiliki, GSA juga mulai mengakhiri sewa untuk bangunan milik swasta yang selama ini digunakan oleh lembaga federal.
Upaya ini merupakan bagian dari kebijakan yang lebih luas dalam pemerintahan Trump untuk mengurangi pemborosan anggaran pemerintah, termasuk melalui Departemen Efisiensi Pemerintahan yang berafiliasi dengan miliarder Elon Musk.
Dampak bagi Pegawai Pemerintah dan Relokasi Lembaga Federal
Kebijakan ini menyebabkan ratusan ribu pegawai federal terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam upaya efisiensi. Selain itu, Presiden Trump telah memberikan tenggat waktu hingga pertengahan April bagi lembaga federal untuk menyusun rekomendasi relokasi kantor-kantor mereka dari Washington, D.C., ke wilayah lain.
Langkah ini terjadi bersamaan dengan kebijakan pemerintah yang mewajibkan pegawai federal untuk kembali bekerja secara penuh waktu di kantor, setelah sebelumnya banyak yang bekerja dari rumah akibat pandemi.
Reaksi dan Implikasi Kebijakan
Gedung Putih menolak memberikan komentar resmi mengenai kebijakan ini dan mengarahkan pertanyaan kepada GSA. Dalam pernyataannya, GSA menyatakan bahwa banyak properti yang dijual sudah tidak lagi memberikan lingkungan kerja yang layak bagi pegawai pemerintah dalam menjalankan tugas mereka.
Daftar properti yang dijual mencakup fasilitas di berbagai kota besar maupun kecil di luar Washington, D.C., seperti:
Pusat layanan IRS
Pusat Administrasi Veteran
Kantor Administrasi Jaminan Sosial
Beberapa kompleks perkantoran federal yang terkenal juga termasuk dalam daftar ini, seperti:
John F. Kennedy Federal Building di Boston, yang menampung beberapa lembaga seperti Drug Enforcement Administration (DEA), Internal Revenue Service (IRS), serta U.S. Department of Veterans Affairs.
Major General Emmett J. Bean Federal Center di Indianapolis
Rosa Parks Federal Building di Detroit
Sam Nunn Atlanta Federal Center di Atlanta
Neal Smith Federal Building di Des Moines
Dennis Chavez Federal Building di Albuquerque, New Mexico
Selain itu, terdapat beberapa fasilitas khusus seperti Federal Archives Records Center di Chicago, yang berfungsi sebagai pusat arsip bagi catatan federal dari berbagai negara bagian di Midwest.
Hubungan dengan AS Makin Mesra, Rusia Tunjuk Diplomat Kawakan sebagai Dubes Amerika
Pada Kamis (6/3/2025), Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk Alexander Darchiev, sebagai duta besar untuk Amerika Serikat untuk memimpin pemulihan hubungan yang telah mengejutkan Ukraina dan negara-negara Eropa.
Melansir Reuters, Darchiev merupakan seorang diplomat kawakan yang dikenal di masa lalu karena kecaman publiknya terhadap Barat.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan minggu lalu, Washington telah memberikan lampu hijau pada pertemuan antara pejabat Rusia dan AS di Turki untuk menunjuk Darchiev, yang sekarang menjabat sebagai kepala departemen Amerika Utara di kementerian tersebut.
Pertemuan enam jam di Istanbul Kamis lalu, di mana para delegasi bekerja untuk mencoba memulihkan fungsi normal kedutaan mereka setelah bertahun-tahun saling mengusir, merupakan tanda terbaru dari pencairan hubungan antara kedua negara.
Presiden Donald Trump telah mengubah kebijakan sebelumnya tentang perang di Ukraina, membuka pembicaraan bilateral dengan Moskow dan menghentikan bantuan militer ke Kyiv setelah berselisih dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di Gedung Putih minggu lalu.
Rusia tidak memiliki duta besar di Washington sejak Oktober lalu ketika utusan sebelumnya, Anatoly Antonov, meninggalkan jabatannya.
Darchiev, 64 tahun, telah bertugas selama dua periode panjang di kedutaan Rusia di Washington dan menjadi duta besar untuk Kanada dari tahun 2014 hingga 2021.
Seperti diplomat senior Rusia lainnya, ia dikenal dalam beberapa tahun terakhir karena kecaman publik yang keras terhadap Amerika Serikat dan Barat.
"Tampaknya, Washington perlu waktu untuk terbiasa dengan kenyataan bahwa hegemoninya sudah berlalu, dan harus memperhitungkan kepentingan nasional Rusia, yang memiliki lingkup pengaruh dan tanggung jawabnya sendiri," katanya kepada Interfax pada Maret 2022.
Dalam sebuah memoar, John J. Sullivan, seorang duta besar AS untuk Rusia di bawah Presiden Joe Biden saat itu, menggambarkan Darchiev menjadi "sangat marah" selama pertemuan di kementerian luar negeri di Moskow, atas pernyataan Biden, yang menyebut Putin sebagai penjahat perang.
"Ketika saya selesai, dia mulai berteriak kepada saya dengan omelan yang tidak senonoh bahwa saya tidak boleh datang ke kementerian dengan sikap yang agresif seperti itu," tulis Sullivan.
Sullivan menolak berkomentar lebih lanjut tentang kejadian tersebut ketika dihubungi oleh Reuters, dan Reuters tidak dapat menghubungi Darchiev untuk mendapatkan cerita dari sisinya.
Rusia-Prancis Memanas, Ini Peringatan Kremlin kepada Macron
Pada Kamis (6/3/2025), Rusia memperingatkan Presiden Prancis Emmanuel Macron agar tidak mengancamnya dengan retorika nuklir.
Mengutip Reuters, Rusia juga mengejek Macron dengan memanggilnya 'Micron', mengesampingkan proposal Eropa untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian dari anggota NATO ke Ukraina.
Sebelumnya diberitakan, Macron dalam pidatonya menegaskan bahwa Rusia merupakan ancaman bagi Eropa. Oleh karenanya, Paris dapat membahas perluasan payung nuklirnya ke sekutu dan bahwa ia akan mengadakan pertemuan dengan para panglima militer dari negara-negara Eropa yang bersedia mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina setelah kesepakatan damai.
Kremlin mengatakan pidato itu sangat konfrontatif dan bahwa Macron ingin perang di Ukraina terus berlanjut.
"(Pidato) ini, tentu saja, merupakan ancaman terhadap Rusia," kata Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov. "Tidak seperti para pendahulu mereka, yang juga ingin melawan Rusia, Napoleon, Hitler, Macron tidak bertindak dengan sangat anggun, karena setidaknya mereka mengatakannya dengan terus terang: 'Kita harus menaklukkan Rusia, kita harus mengalahkan Rusia'."
Invasi Rusia ke Ukraina telah menyebabkan konfrontasi terbesar antara Barat dan Rusia sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Kremlin serta Gedung Putih mengatakan bahwa kesalahan langkah dapat memicu Perang Dunia Ketiga.
Menurut Federasi Ilmuwan Amerika, Rusia dan Amerika Serikat adalah kekuatan nuklir terbesar di dunia, dengan masing-masing pihak memiliki lebih dari 5.000 hulu ledak nuklir. China memiliki sekitar 500, Prancis memiliki 290, dan Inggris 225.
Kemajuan Rusia di Ukraina dan perubahan kebijakan AS oleh Presiden AS Donald Trump terhadap perang tersebut telah menimbulkan kekhawatiran di antara para pemimpin Eropa bahwa Washington mengabaikan Eropa.
Pejabat Rusia mengatakan retorika keras dari Macron, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan kekuatan Eropa lainnya tidak didukung oleh kekuatan militer yang kuat dan menunjuk pada kemajuan Rusia di medan perang di Ukraina.
Lavrov dan Kremlin menolak usulan Macron untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina dan mengatakan Rusia tidak akan menyetujuinya.
"Kita berbicara tentang pengerahan konfrontatif dari kontingen yang fana," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Lavrov mengatakan bahwa Moskow akan melihat pengerahan tersebut sebagai kehadiran NATO di Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menolak pernyataan Barat bahwa Rusia suatu hari nanti dapat menyerang anggota NATO.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio minggu ini menggambarkan konflik tersebut sebagai perang proksi antara Rusia dan AS, sebuah posisi yang menurut Kremlin akurat.
"Ini sebenarnya adalah konflik antara Rusia dan Barat kolektif. Dan negara utama Barat kolektif adalah Amerika Serikat," kata Peskov. "Kami sepakat bahwa sudah saatnya menghentikan konflik dan perang ini."
Trudeau: Kanada akan Terlibat Perang Dagang dengan AS dalam Waktu Lama
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan bahwa negaranya akan terus berada dalam perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) untuk waktu yang tidak dapat ditentukan.
Sehari setelah melakukan panggilan telepon yang disebutnya "berwarna" dengan Presiden AS Donald Trump.
Trudeau menegaskan bahwa Kanada akan terus bernegosiasi dengan pejabat tinggi pemerintahan Trump terkait kebijakan tarif yang diberlakukan, dengan tujuan mencabut pembatasan perdagangan tersebut.
"Saya dapat mengonfirmasi bahwa kita akan tetap berada dalam perang dagang yang diluncurkan oleh Amerika Serikat dalam waktu yang cukup lama," ujar Trudeau kepada wartawan di Ottawa, Kamis (6/3).
Sebagai respons terhadap kebijakan tarif AS, Kanada langsung memberlakukan tarif 25% terhadap impor dari AS senilai C$30 miliar.
Trudeau menegaskan bahwa tindakan balasan ini akan tetap berlaku hingga pemerintahan Trump mengakhiri kebijakan perdagangannya terhadap Kanada.
ECB Pangkas Suku Bunga dan Buka Peluang untuk Pelonggaran Lebih Lanjut
Bank Sentral Eropa (ECB) memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan pada Kamis (6/3) dan tetap membuka peluang untuk pelonggaran lebih lanjut.
Meskipun ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) dan rencana peningkatan belanja militer membawa perubahan besar dalam kebijakan ekonomi Eropa selama beberapa dekade terakhir.
Untuk keenam kalinya sejak Juni, ECB menurunkan suku bunga deposito menjadi 2,5%, mengindikasikan perlambatan inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang melemah.
ECB juga menegaskan bahwa suku bunga masih membatasi pertumbuhan, meskipun tidak seketat sebelumnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa pemangkasan suku bunga lebih lanjut mungkin akan dilakukan, mengingat bank sentral telah lama menyatakan bahwa kebijakan restriktif tidak lagi diperlukan.
Inflasi, yang berada di 2,4% bulan lalu, diperkirakan akan kembali ke target 2% pada tahun ini.
"Kebijakan moneter menjadi semakin tidak restriktif," kata ECB dalam pernyataannya, mengubah pandangan sebelumnya bahwa suku bunga masih bersifat membatasi.
"Proses disinflasi berjalan sesuai jalur."
Namun, bahasa yang lebih hati-hati ini menandakan bahwa pemangkasan suku bunga berikutnya pada April belum tentu terjadi, karena kelompok yang lebih hawkish dalam ECB mulai menyerukan kehati-hatian.
Perlambatan Pertumbuhan dan Ketidakpastian Perdagangan
ECB juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 untuk keempat kalinya secara berturut-turut, memperkirakan ekspansi hanya sebesar 0,9%, sedikit di atas tingkat pertumbuhan 0,7% pada tahun lalu.
Sementara itu, inflasi diperkirakan mencapai 2,3% tahun ini, naik dari 2,1% yang diproyeksikan tiga bulan lalu.
"Revisi ke bawah dalam pertumbuhan untuk 2025 dan 2026 mencerminkan penurunan ekspor serta lemahnya investasi, sebagian karena ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kebijakan ekonomi yang lebih luas," ujar ECB.
Presiden ECB Christine Lagarde kemungkinan akan mengakui bahwa proyeksi ini hanya mencerminkan sebagian dari situasi ekonomi saat ini, mengingat perubahan luar biasa yang terjadi setelah batas waktu penyusunan data tersebut.
Ketegangan dagang dengan AS semakin meningkat, menyebabkan banyak perusahaan menunda investasi sambil menunggu kejelasan terkait kebijakan tarif terhadap Uni Eropa dan bagaimana tarif yang dikenakan terhadap negara lain akan mempengaruhi arus perdagangan global.
Di sisi lain, Jerman dan Komisi Eropa telah mengumumkan perubahan besar dalam aturan fiskal untuk meningkatkan belanja pertahanan dan infrastruktur, sebagian untuk menggantikan dukungan AS bagi Ukraina—perubahan besar yang bisa berdampak pada pertumbuhan dalam beberapa tahun ke depan.
Risiko Baru terhadap Inflasi
Meskipun peningkatan belanja pemerintah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, hal ini juga dapat meningkatkan tekanan inflasi.
Indikator inflasi jangka panjang melonjak dari sekitar 2,05% awal pekan ini menjadi 2,24% pada Kamis—perubahan yang cukup besar dalam waktu singkat.
Namun, ECB tidak bereaksi terhadap volatilitas jangka pendek, sehingga perubahan ini belum cukup untuk mengubah arah kebijakan saat ini, meskipun para pembuat kebijakan kemungkinan akan menyoroti isu ini dalam beberapa minggu mendatang.
Proyeksi inflasi ECB masih relevan karena sudah memperhitungkan ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga.
Dengan inflasi yang masih diperkirakan mencapai 2% pada akhir tahun, ECB kemungkinan masih akan melakukan setidaknya dua kali pemangkasan lagi.
Model ECB juga menunjukkan bahwa suku bunga deposito baru akan berhenti membatasi pertumbuhan ekonomi jika berada di kisaran 1,75% hingga 2,25%.
Salah satu poin penting dalam konferensi pers Lagarde pada pukul 13:45 GMT adalah apakah ia tetap mempertahankan pandangan bahwa arah kebijakan sudah jelas dan hanya waktu serta besaran pelonggaran yang masih menjadi perdebatan.
Untuk saat ini, investor masih memperkirakan ECB akan terus melanjutkan pemangkasan suku bunga, meskipun lonjakan belanja fiskal berpotensi mengubah proyeksi di masa depan.
Pasar saat ini memperkirakan hampir dua kali lagi pemangkasan suku bunga tahun ini setelah langkah ECB pada Kamis, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelum pengumuman anggaran Jerman pada Selasa, tetapi masih dalam kisaran ekspektasi beberapa pekan terakhir.
China Isyaratkan Stimulus Tambahan Jika Pertumbuhan Melambat
Pejabat China pada Kamis mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut "pada waktu yang tepat" serta membuka peluang untuk langkah-langkah stimulus tambahan jika pertumbuhan ekonomi keluar dari jalurnya.
Menteri Keuangan Lan Foan, Gubernur Bank Sentral China (PBOC) Pan Gongsheng, dan pejabat lainnya berbicara kepada media sehari setelah Perdana Menteri Li Qiang mengatakan bahwa Beijing menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada tahun ini di tengah dampak tarif perdagangan.
Pan kembali menegaskan bahwa PBOC akan memangkas suku bunga dan menyuntikkan likuiditas ke sistem keuangan dengan menurunkan rasio cadangan perbankan "pada waktu yang tepat."
Dihadapkan pada tekanan deflasi dan meningkatnya ketegangan perdagangan, para pemimpin China pada Desember lalu mengubah kebijakan moneter mereka dari yang sebelumnya "prudent" selama 14 tahun menjadi "moderately loose" atau lebih longgar.
Sejak saat itu, Presiden AS Donald Trump telah menaikkan tarif terhadap China, mengancam sektor industri raksasa negara tersebut, di saat permintaan domestik yang lesu dan krisis sektor properti yang sarat utang semakin melemahkan ekonomi.
Namun, hingga kini PBOC belum menurunkan suku bunga atau rasio cadangan wajib perbankan (RRR), meskipun pada September 2024 mereka menyatakan akan menerapkan langkah tersebut sebelum akhir tahun.
Hambatan utama bagi pelonggaran kebijakan lebih lanjut adalah menjaga stabilitas mata uang yuan terhadap dolar, yang menjadi salah satu prioritas utama PBOC.
Para analis berpendapat bahwa mencegah pelemahan yuan lebih lanjut dapat menunjukkan itikad baik kepada Trump menjelang negosiasi perdagangan yang berpotensi membatasi tarif lebih tinggi.
Trump sebelumnya menyuarakan ketidakpuasan terhadap apa yang dia sebut sebagai tindakan China dan Jepang dalam "melemahkan" mata uang mereka.
Mata uang yang lebih lemah membuat ekspor lebih kompetitif, sementara impor menjadi lebih mahal.
Trump menilai mitra dagang AS seharusnya tidak menggunakan mekanisme ini untuk keuntungan mereka.
Tanpa merujuk langsung pada komentar Trump, Pan pada Kamis menegaskan kembali bahwa PBOC berkomitmen menjaga stabilitas yuan pada "tingkat yang wajar dan seimbang."
Pan juga mengulangi pernyataan dalam laporan kerja Li Qiang bahwa pemerintah sedang merancang alat kebijakan moneter baru untuk mendukung investasi dan pembiayaan dalam inovasi teknologi, mendorong konsumsi, serta menstabilkan perdagangan luar negeri.
Sebagai bagian dari langkah ini, fasilitas pinjaman kembali (re-lending facility) untuk sektor teknologi akan diperluas dari 500 miliar yuan menjadi 1 triliun yuan (US$138 miliar), kata Pan.
Di samping itu, Menteri Keuangan Lan Foan mengindikasikan bahwa pemerintah masih memiliki ruang untuk stimulus tambahan jika defisit anggaran yang lebih tinggi dan rencana penerbitan utang yang diumumkan pada Rabu dianggap belum cukup.
"Untuk menghadapi ketidakpastian eksternal dan domestik yang mungkin terjadi, pemerintah pusat telah menyiapkan berbagai instrumen cadangan serta ruang kebijakan yang memadai," ujar Lan.
Sementara itu, Kepala Perencana Negara Zheng Shanjie menyatakan optimisme bahwa China dapat mencapai target pertumbuhan meskipun ada tantangan eksternal dan lemahnya permintaan domestik.
China berencana meluncurkan proyek besar di sektor utama seperti perkeretaapian, tenaga nuklir, konservasi air, dan industri strategis lainnya guna menarik investasi swasta, tambah Zheng.
Apple Luncurkan MacBook Air Baru dengan Chip M4, Harga Lebih Ramah Dikantong
Apple meluncurkan model MacBook Air terbaru yang dilengkapi chip M4 dan fitur kecerdasan buatan (AI) dengan harga US$100 lebih murah dibandingkan generasi sebelumnya pada Rabu (5/3).
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan mendorong pelanggan untuk memperbarui perangkat mereka.
Versi dasar MacBook Air terbaru dengan layar 13 inci dibanderol dengan harga US$999 (Rp 16,3 jutaan), sedangkan model 15 inci mulai dari US$1.199 (Rp 19,5 jutaan).
Pre-order dibuka pada hari yang sama, dan perangkat ini akan tersedia di toko mulai 12 Maret.
Pengenalan komputer pribadi yang didukung AI diperkirakan akan mendorong pemulihan pasar PC tahun ini setelah mengalami penurunan pascapandemi.
Apple Intelligence menghadirkan serangkaian fitur yang memungkinkan pengguna mengakses ChatGPT untuk menulis email, pesan, serta mengedit foto dan tugas lainnya.
Fitur AI ini pertama kali diperkenalkan di perangkat iPhone tahun lalu, dan kini Apple terus memperluas ketersediaannya dalam berbagai bahasa dan wilayah guna menarik lebih banyak pengguna.
Penjualan Mac Apple mencapai US$8,99 miliar pada kuartal liburan, melampaui perkiraan analis sebesar US$7,96 miliar, menurut data dari LSEG.
Pada hari yang sama, Apple juga memperkenalkan prosesor M3 Ultra yang diklaim memiliki performa lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya.
Prosesor baru ini akan tersedia sebagai opsi pada produk Mac Studio terbaru, yang juga diluncurkan pada Rabu.
Perangkat ini dirancang untuk menjalankan model bahasa besar dengan lebih dari 600 miliar parameter secara langsung di dalam komputer.
Seri Mac Studio terbaru, yang ditujukan untuk pengembang AI serta editor video dan foto, dibanderol mulai dari $1.999.
Mac Studio dengan chip M3 Ultra akan hadir dengan setidaknya 96 gigabyte memori, sementara versi dengan chip M4 Max akan dimulai dengan 36 gigabyte memori.