News Forex, Index & Komoditi ( Senin, 20 November 2023 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Senin,   20  November 2023  )

Desak Biden Hentikan Genosida di Gaza Palestina, Abbas: Sejarah tak akan Memaafkan

 

 

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mendesak Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar segera melakukan intervensi untuk menghentikan genosida yang sedang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, lapor kantor berita Palestina, WAFA.

Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Abbas juga mendesak Biden agar mendesak masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza yang terkepung.

"Presiden Biden, saya menyerukan kepada Anda, dengan seluruh kualitas resmi dan kemanusiaan Anda, agar  menghentikan bencana kemanusiaan ini, genosida ini terhadap rakyat kami yang tidak bersalah. Sejarah tidak akan memaafkan siapa pun yang melakukan kejahatan ini," kata dia.

Abbas menegaskan rakyat Palestina berhak hidup di tanah airnya dengan bebas dan bermartabat.

 

Tentara Israel pada Sabtu (18/11/2023) kembali mengebom sekolah afiliasi PBB di utara Gaza yang menjadi tempat mengungsi ribuan warga sipil sehingga menewaskan dan melukai puluhan orang, ketika sumber medis dan lokal Palestina melaporkan saat ini sulit  memindahkan jenazah dan memindahkan korban luka untuk perawatan.

Puluhan warga Palestina tewas atau terluka setelah Israel mengebom Sekolah Al-Fakhoura di Jabalia, utara Gaza, yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

Sumber medis dan lokal Palestina mengatakan kepada Anadolu bahwa "jenazah para syuhada menutupi koridor sekolah."

Mereka mengungkapkan sulitnya mengevakuasi yang terluka dan tewas dari gedung tersebut, padahal di sinilah ribuan pengungsi warga sipil berlindung.

Pada hari yang sama, Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan Israel "melakukan pembantaian di Jalur Gaza, yang terbaru adalah Sekolah Al-Fakhoura."

Kepada Anadolu, kementerian itu mengatakan, "Kami mengutuk keras pembantaian masal yang terus menerus dilakukan pasukan pendudukan terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza, yang terbaru adalah pembantaian keji di Sekolah Al-Fakhoura yang penuh dengan orang-orang yang terpaksa mengungsi."

"Kami menganggap ini sebagai bukti baru yang membuktikan bahwa perang Israel terhadap warga sipil Palestina bertujuan mengosongkan seluruh wilayah Jalur Gaza utara dari penduduk Palestina," kata Kementerian itu.

"Pembantaian yang menargetkan sekolah UNRWA, pasukan pendudukan menghina komunitas internasional dan PBB, serta menganggap angin lalu semua tuntutan tidak efektif masyarakat internasional yang menyerukan perlindungan warga sipil."

Menurut WAFA, Israel telah membunuh sekitar 12.300 warga Palestina dalam serangan di Jalur Gaza sejak Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Sementara itu, angka kematian resmi di Israel mencapai sekitar 1.200 orang.

Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, mesjid dan gereja di Jalur Gaza, rusak atau hancur. Blokade Israel juga telah memutus pasokan bahan bakar, listrik dan air ke Gaza serta mengurangi pasokan bantuan. Israel menolak seruan gencatan senjata sampai sandera yang ditahan Hamas dibebaskan.

 

Menlu Yordania: Israel Menyandera 2,3 Juta Warga Palestina

 

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan serangan Israel ke Gaza bukan operasi membela diri tapi agresi terang-terangan. Ia menuduh Israel melakukan kejahatan perang dengan mengepung Jalur Gaza dan memotong akses makanan, obat-obatan dan bahan bakar.

Pernyataan Safadi menunjukkan hubungan kedua negara yang meraih kesepakatan damai pada 1994 merenggang. "Kita semua harus berbicara jelas dan lantang mengenai bencana yang dibawa perang Israel, tidak hanya pada Gaza tapi kawasan secara umum, ini bukan waktunya untuk mengumbar kata-kata, ini waktunya untuk mengungkapkan fakta yang sebenarnya," kata Safadi di pertemuan Manama Dialogue yang digelar International Institute for Strategic Studies, Sabtu (18/11/2023) lalu.

"Ini bukan membela diri, ini agresi terang-terangan, yang mana korbannya rakyat Palestina yang tak bersalah," tambahnya.

Israel belum menanggapi komentar Safadi yang mencakup seruan gencatan senjata dan mengakhiri pertempuran. Namun, di sisi lain, koordinator Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih untuk Timur Tengah Brett McGurk mengatakan "pembebasan sejumlah besar sandera akan menghasilkan jeda yang signifikan dalam pertempuran dan gelombang besar bantuan kemanusiaan."

"Tidak ada jalan kembali ke tanggal 6 Oktober. Itu benar bagi Israel. Itu juga berlaku bagi warga Palestina," kata McGurk.

"Tidak ada negara yang bisa hidup dengan ancaman teror seperti yang kita lihat yang dilancarkan dari Hamas pada tanggal 7 Oktober di perbatasan mereka. Dan pada saat yang sama, warga Palestina berhak dan membutuhkan keamanan dan penentuan nasib sendiri," katanya.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menambahkan "cukup dimengerti tanpa kebebasan para sandera, tidak ada yang bisa diselesaikan."

Safadi kemudian memberikan tanggapan yang tajam: "Israel menyandera 2,3 juta warga Palestina."

Perang dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Israel mengklaim serangan itu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil. Hamas juga menculik sekitar 240 pria, wanita, dan anak-anak, dan membawa mereka ke Jalur Gaza.

Israel meresponnya dengan membombardir Gaza yang menewaskan lebih dari 11.400 warga Palestina, dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak di bawah umur. Sebanyak 2.700 orang lainnya dilaporkan hilang, diyakini terkubur di bawah reruntuhan. Jumlah tersebut tidak membedakan antara warga sipil dan militan, dan Israel mengatakan mereka telah membunuh ribuan militan.

Dialog Manama di Bahrain biasanya fokus pada kekhawatiran negara-negara Arab Teluk terhadap Iran di wilayah tersebut. Namun, tahun ini, perang Israel-Hamas menjadi pusat perhatian, sebagian karena Bahrain dan Uni Emirat Arab membuat kesepakatan dengan memberikan pengakuan diplomatik pada Israel pada tahun 2020.

 

Ali Khamenei: Tugas Utama Negara Muslim Adalah Memutus Hubungan Politik dengan Israel

 

Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, meminta negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan politik dengan Israel. Desakan ini sebagai tanggapan atas serangan-serangan yang dilakukan di Gaza.

“Beberapa pemerintahan Islam mengecam kejahatan Israel di majelis, sementara beberapa lainnya tidak. Ini tidak dapat diterima,” kata Khamenei.

Khamenei menegaskan kembali bahwa tugas utama pemerintahan Islam adalah memutus akses Israel terhadap energi dan barang. “Pemerintahan Islam setidaknya harus memutuskan hubungan politik dengan Israel untuk jangka waktu terbatas,” ujarnya dalam acara kedirgantaraan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) pada Ahad (19/11/2023).

Selama pertemuan puncak bersama antara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Islam dan Liga Arab di ibu kota Arab Saudi pada 11 November, negara-negara Muslim tidak setuju untuk menjatuhkan sanksi luas terhadap Israel, seperti yang diminta oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi.

Khamenei pun meminta negara-negara Muslim untuk menghalangi aliran energi dan barang ke Israel. Awal bulan ini, dia mendesak negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan ekonomi dengan Israel dan menyerukan pemblokiran ekspor minyak dan makanan.

Khamenei melontarkan komentar terbarunya saat menghadiri pameran yang memamerkan senjata baru Pasukan Dirgantara IRGC, termasuk Fattah 2. Senjata itu merupakan versi baru dari rudal hipersonik pertama Iran.

“Dalam setiap adegan yang dimasuki generasi muda kita dengan tekad dan keyakinan, mereka mampu melakukan hal-hal besar, dan tanda-tanda tekad serta keyakinan terlihat jelas dalam pameran ini,” kata Khamenei dikutip dari Almayadeen.

“Tentunya kita tidak boleh berpuas diri dengan tingkat keberhasilan saat ini, karena berbagai sektor militer dan sipil di dunia terus maju dan maju, dan kita harus berusaha agar tidak ketinggalan," ujarnya

Iran meluncurkan rudal balistik hipersonik pertamanya yang dibuat di dalam negeri pada Juni. Iran mengklaim senjata ini dapat melewati sistem rudal anti-balistik paling canggih milik Amerika Serikat dan Israel.

“Fattah II” telah digambarkan oleh media pemerintah Iram sebagai rudal hipersonik dengan kemampuan meluncur dalam kategori senjata hipersonik HGV. Hanya empat negara di dunia, termasuk Iran yang memiliki teknologi untuk memproduksi senjata hipersonik jenis ini.

 

 

Afrika Selatan Ikut Adukan Israel ke ICC atas Kejahatan Perang di Gaza

 

Afrika Selatan telah mengajukan rujukan ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC) untuk menyelidiki kejahatan perang Israel di Gaza, demikian diungkapkan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dalam sebuah konferensi pers di Qatar, Rabu (15/11/2023).

Dalam sebuah pertemuan dengan para pejabat Qatar, Ramaphosa, menarik kesejajaran antara perjuangan Afrika Selatan di bawah pemerintahan apartheid dan penderitaan rakyat Palestina. Keputusan tersebut muncul ketika para legislator Afrika Selatan membahas sebuah proposal pada hari Kamis (16/11/2023), yang mendesak penutupan Kedutaan Besar Israel di Afrika Selatan.

Penutupan kantor Kedubes Israel di Afrika Selatan tersebut, juga berlaku pemutusan semua hubungan diplomatik dilakukan, dengan rezim Zionis Israel hingga tercapai kesepakatan gencatan senjata Israel dengan Hamas di Gaza.

Ramaphosa menegaskan bahwa Afrika Selatan memiliki keyakinan bahwa Israel terlibat dalam kejahatan perang dan genosida di Gaza. Di mana lebih dari 11.500 warga Palestina telah gugur dan fasilitas-fasilitas penting seperti rumah sakit dan infrastruktur publik rusak berat.

"Sebagai warga Afrika Selatan, kami, bersama dengan banyak negara lain di seluruh dunia telah merujuk seluruh tindakan Pemerintah Israel ini ke Mahkamah Pidana Internasional," kata Ramaphosa pada Rabu dalam kunjungan kenegaraan ke Qatar.

"Kami telah mengajukan rujukan karena kami percaya bahwa kejahatan perang sedang dilakukan di sana. Dan tentu saja, kami tidak membenarkan tindakan yang telah dilakukan oleh Hamas sebelumnya. Namun, kami juga mengutuk tindakan yang saat ini sedang berlangsung dan percaya bahwa tindakan tersebut perlu diselidiki oleh ICC," ujarnya.

Kongres Nasional Afrika (ANC), di bawah kepemimpinan Ramaphosa, mengumumkan bahwa mereka akan mendukung mosi yang diusulkan oleh partai oposisi kiri, Pejuang Kebebasan Ekonomi. Mosi tersebut menyerukan penutupan Kedutaan Besar Israel di negara tersebut dan penghentian hubungan diplomatik dengan Israel.

Selama kunjungan dua harinya ke negara Teluk tersebut, Ramaphosa juga memuji Qatar atas peran instrumentalnya dalam melakukan mediasi di tengah-tengah perang Israel yang tak kunjung seusai di Gaza.

Qatar, yang menjadi tuan rumah bagi kantor politik Hamas, telah memimpin dalam memediasi diskusi antara kelompok tersebut dan pihak berwenang Israel, yang secara khusus berfokus pada tawanan sipil.

Hamas menangkap sekitar 242 warga Israel dan orang asing selama operasi 'Banjir Al Aqsa' pada 7 Oktober, di mana kelompok Palestina tersebut berhasil menyusup ke wilayah-wilayah yang diduduki Israel melalui udara, darat, dan laut.

Sejauh ini, mediasi Qatar telah menghasilkan pembebasan empat tawanan sebelum pembicaraan terhenti karena pengeboman Israel yang semakin intensif. Masyarakat Bulan Sabit Merah Qatar memohon bantuan medis saat rumah sakit di Gaza mengalami penipisan.

Ketika perang tanpa henti Israel di Gaza memasuki hari ke-41, jumlah korban tewas di Gaza telah meningkat menjadi lebih dari 11.500 warga Palestina, termasuk 4.710 anak-anak, menurut kantor media pemerintah di Gaza.

 

Menkes Palestina: Israel dan Warga Dunia Bertanggung Jawab Atas Nyawa di RS Gaza

 

Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila mengatakan pendudukan Israel dan komunitas internasional memikul tanggung jawab atas nyawa para pasien, staf medis, dan pengungsi di Kompleks Medis Al-Shifa. Menkes juga memperingatkan bahwa kemungkinan terjadi pembantaian di dalam fasilitas tersebut.

Menurutnya, aksi menakut-nakuti tersebut dan sikap bungkam sejumlah negara mendorong pendudukan Israel menyerbu kompleks medis tersebut, yang jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Menkes menyatakan penyerbuan pasukan pendudukan terhadap Kompleks Medis Al-Shifa adalah “kejahatan terhadap kemanusiaan.”

Penyerbuan tersebut, katanya, merupakan bagian dari sederet kejahatan yang dilakukan terhadap kompleks itu sendiri akibat pengepungan ketat yang diberlakukan beberapa hari lalu.

Lebih dari lima bangunan di dalamnya dibom dan tembakan peluru diarahkan ke para korban luka, pengungsi serta tim medis yang ada di sana.

Menkes juga mengatakan ribuan pasien, pengungsi dan tenaga medis saat ini tidak tahu apa yang bakal menimpa mereka.

Dia menekankan bahwa kejahatan baru Israel itu terjadi setelah tentara pendudukan melakukan pembantaian terhadap rumah sakit-rumah sakit, staf medis dan ambulans yang menyebabkan lebih dari 700 orang tewas dan terluka.

Tentara pendudukan Israel telah membunuh 198 dokter, perawat dan paramedis. Mereka juga menargetkan 55 ambulans dan menyebabkan 25 rumah sakit tak beroperasi sejak awal agresi di Jalur Gaza.

Menkes bersama Komite Internasional Palang Merah dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membahas situasi di Kompleks Al-Shifa, menekankan perlunya tindakan yang efektif dan cepat untuk menyelamatkan pasien, staf medis serta pengungsi.

Selain itu, diperlukan juga untuk mengamankan dan menetralisir mereka dari gerakan militer apa pun, sesuai dengan apa yang telah diatur di dalam perjanjian internasional, hukum kemanusiaan internasional serta hukum hak asasi manusia internasional.

 

 

PBB Sesalkan Penolakan Israel Atas Resolusi Jeda Kemanusiaan di Gaza

 

PBB menyesalkan penolakan Israel atas resolusi jeda kemanusiaan di Jalur Gaza yang berhasil diadopsi Dewan Keamanan (DK) PBB. Meski resolusi DK PBB bersifat mengikat, Israel masih belum menghentikan pertempurannya di Gaza dan masih membatasi secara ketat suplai bantuan kemanusiaan yang bisa memasuki wilayah tersebut.

“Kami menyesali pernyataan yang kami lihat dari Pemerintah Israel mengenai resolusi (jeda kemanusiaan oleh DK PBB) tersebut. Maksud saya, seperti yang kita semua tahu, cukup menyiksa bagi Dewan untuk bisa sampai meloloskan resolusi,” kata Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, dalam pengarahan pers, Kamis (16/11/2023), dikutip Anadolu Agency.

Pada kesempatan itu, Dujarric ditanya apakah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menganggap resolusi jeda kemanusiaan yang diadopsi oleh DK cukup. “Saya pikir adalah baik jika DK menemukan cara untuk bergerak bersama menuju penghentian kekerasan dalam konflik ini. Pertempuran masih terus berlanjut. Tentu saja masih banyak yang harus dilakukan,” ujar Dujarric merespons pertanyaan tersebut.

Setelah menghadapi empat kali kegagalan, Dewan Keamanan PBB akhirnya berhasil mengadopsi resolusi jeda kemanusiaan di Gaza pada Rabu (15/11/2023) lalu. Resolusi rancangan Malta itu didukung 12 dari 15 negara anggota Dewan Keamanan. Tiga negara, yakni Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Rusia memilih abstain.

Resolusi itu menyerukan pentingnya memperpanjang jeda dan koridor kemanusiaan di Gaza selama “jumlah hari yang cukup”. Hal itu guna memungkinkan akses penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan bagi badan-badan serta para mitra PBB dalam menyalurkan bantuan. Resolusi turut menekankan perlunya memastikan bahan bakar diizinkan memasuki Gaza.

Resolusi juga meminta semua pihak tidak merampas layanan dasar dan bantuan yang sangat dibutuhkan bagi penduduk sipil di Gaza. Selain itu, resolusi turut menyerukan evakuasi orang-orang yang sakit dan terluka di Gaza, khususnya anak-anak.

Meski resolusi Dewan Keamanan PBB bersifat mengikat, namun Israel menolaknya. Tel Aviv telah mengisyaratkan enggan mematuhi resolusi jeda kemanusiaan di Gaza yang sudah disahkan Dewan Keamanan. “Tidak ada tempat untuk jeda kemanusiaan yang berkepanjangan (di Gaza),” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip surat kabar Israel, Haaretz, Rabu lalu.

Israel enggan menerima jeda kemanusiaan panjang di Gaza selama Hamas belum membebaskan para sandera. Ketika melakukan operasi infiltrasi ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, Hamas diduga menculik lebih dari 200 orang yang terdiri dari warga Israel, warga Israel berkewarganegaraan ganda, dan warga asing.

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan juga mengkritik keras diadopsinya resolusi jeda kemanusiaan oleh Dewan Keamanan. Menurutnya resolusi itu tidak sesuai kenyataan karena di dalamnya tidak turut mengutuk serangan dan operasi infiltrasi Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Agresi Israel ke Gaza telah membunuh sedikitnya 11.630 warga Gaza. Mereka termasuk 4.710 anak-anak dan 3.165 perempuan. Sementara korban luka sudah mendekati 30 ribu orang.

 

 

Dokumen Pentagon Ungkap AS Diam-Diam Kirim Banyak Amunisi dan Rudal ke Israel

 

Pentagon secara diam-diam telah meningkatkan bantuan militer kepada Israel. Informasi yang didapat dari Bloomberg, Kamis (16/11/2023), menyebutkan bahwa Pentagon telah meningkatkan bantuan militernya kepada Israel, seperti rudal berpemandu laser, peluru 155 mm, dan perangkat penglihatan malam.

Surat kabar Israel, Haaretz, memberitakan bahwa Pentagon secara diam-diam telah meningkatkan bantuan militer kepada Israel, memenuhi permintaan. Di antaranya mencakup tambahan rudal berpemandu laser untuk armada helikopter Apache, peluru 155 mm. Termasuk perangkat penglihatan malam, amunisi penghancur bunker, dan kendaraan militer baru, seperti yang diuraikan dalam daftar internal Departemen Pertahanan.

Pasokan senjata ke Israel ini melampaui penyediaan amunisi iron dome dan bom pintar Boeing Co yang telah diketahui publik, demikian menurut Bloomberg. Pengiriman ini terus berlanjut bahkan ketika para pejabat di pemerintahan Biden semakin sering diduga menyarankan Israel untuk mengambil tindakan pencegahan, menghindari korban sipil di Jalur Gaza.

Senjata-senjata spesifik yang diminta oleh Israel dirinci dalam sebuah dokumen yang diberi label permintaan "Pemimpin Senior Israel". Dokumen bertanggal akhir Oktober ini beredar di dalam Pentagon.

Sesuai dengan dokumen yang dinilai oleh Bloomberg, senjata-senjata ini saat ini sedang dalam perjalanan. Setidaknya, Departemen Pertahanan AS secara aktif berusaha untuk memastikan ketersediaannya dari gudang-gudang yang terletak di AS dan Eropa.

Pada akhir Oktober, sebagai gambaran, jumlah tersebut menunjukkan pengiriman semua 36.000 butir amunisi meriam 30 mm, 1.800 amunisi bunker-buster M141 yang diminta, dan minimal 3.500 perangkat penglihatan malam.

Seperti yang dilaporkan oleh Bloomberg, seorang juru bicara dari Pentagon menahan diri untuk tidak menjelaskan lebih lanjut. Namun, Departemen Pertahanan menyatakan dalam sebuah rilis bahwa mereka memanfaatkan berbagai saluran, termasuk stok internal dan saluran industri AS, untuk menjamin bahwa Israel memiliki sarana yang diperlukan untuk pertahanannya.

"Bantuan keamanan ini terus berdatangan hampir setiap hari," menurut pernyataan tersebut. Pernyataan itu menyebutkan bahwa Amerika Serikat dengan cepat memberikan amunisi berpemandu presisi, bom berdiameter kecil, peluru artileri 155mm, dan berbagai amunisi lainnya.

Para pengkritik berpendapat bahwa penyediaan peluru artileri dan amunisi lainnya dari AS telah memicu kekhawatiran di kalangan organisasi non-pemerintah. Mereka berpendapat bahwa pasokan ini telah memungkinkan Israel untuk melakukan kampanye pengeboman yang ekstensif, yang menyebabkan ribuan orang mati syahid, menurut otoritas kesehatan di Jalur Gaza.

 

Tentara Israel Takut Menjelajahi Terowongan di Gaza

 

Setelah menemukan lorong yang diduga sebagai pintu masuk ke terowongan Hamas di bawah rumah sakit yang dievakuasi di Gaza utara, insinyur militer Israel mengisi lorong itu dengan gel yang meledak dan meledakkan detonatornya.

Ledakan itu melanda gedung tersebut dan menimbulkan asap yang keluar dari setidaknya tiga titik di sepanjang jalan terdekat di distrik kota Beit Hanoun.

“Gel itu menyebar dan meledakkan apa pun yang telah mereka tunggu di terowongan,” kata seorang perwira militer kepada wartawan pada sebuah pengarahan di Pangkalan Angkatan Darat Zeelim di Israel selatan.

Untuk memetakan bunker dan terowongan yang menurut kedua belah pihak membentang ratusan kilometer di bawah Gaza, tentara memilih robot pelacak dan teknologi lain yang dioperasikan dari jarak jauh. “Saya pikir ada metode lain yang sedang dikembangkan. Di situlah kreativitas dan inovasi berguna," ujar petugas yang tidak mau diidentifikasi berdasarkan aturan pengarahan tersebut.

Menurut petugas tersebut, kebijakan Israel adalah tidak mengirimkan personel ke arah lain untuk menghadapi para pejuang Palestina. Para pejuang Palestina, ungkapnya, memiliki keuntungan karena mereka mengenal dengan baik kondisi lorong-lorong yang sempit, gelap, kurang ventilasi.

"Kami tidak mau turun ke sana. Kami tahu mereka meninggalkan banyak bom samping (alat peledak rakitan)," ujarnya.

Dia menuturkan, salah satu bom yang dipasang pada penutup lorong akses ke terowongan bawah tanah telah menewaskan empat anggota pasukan cadangan khusus Israel pekan lalu.

Menurut sumber keamanan, Hamas memiliki terowongan yang berfungsi untuk penyerangan, penyelundupan dan penyimpanan. Lusinan lorong dapat mengarah ke setiap terowongan pada kedalaman antara 20 dan 80 meter.

Menghancurkan sebuah benteng relatif mudah dan cepat. “Peleton mana pun dapat melakukannya," ujar perwira militer.

Militer Israel mengatakan pekan lalu, bahwa 130 lubang telah dihancurkan sejauh ini, namun tidak menyebutkan jumlah terowongan yang dihancurkan. Terowongan lebih sulit untuk diatasi.

Petugas tersebut mengatakan, beberapa ton gel diperlukan untuk meledakkan setiap beberapa ratus meter terowongan.

Petugas tersebut juga menambahkan, sekitar setengah dari lubang di zona operasi Beit Hanoun berhasil dihancurkan, namun dia mengakui bahwa lubang tersebut dapat dibangun kembali. “Sulit untuk mengatakan berapa banyak terowongan (yang hancur) karena semuanya terhubung,” ujarnya.

Hamas membantah menggunakan rumah sakit sebagai pelindung terowongan tersebut. Mereka menepis pernyataan Israel bahwa mereka memiliki pusat komando di bawah rumah sakit terbesar di Gaza Al Shifa yang digeledah pasukan Israel sejak Rabu (14/11/2023).

Menurut klaim Israel, Hamas membawa sekitar 240 orang kembali ke Gaza sebagai tawanan dalam serangan 7 Oktober. Salah satu dari segelintir sandera yang dibebaskan mengatakan dia dan setidaknya dua lusin sandera lainnya ditahan di sebuah terowongan.

Perwira militer itu mengatakan, kehati-hatian telah dilakukan agar tidak membahayakan terowongan yang mungkin berisi sandera. "Kami terkadang mendapat indikasi bahwa ini (target) mungkin ada kaitannya dengan sandera. Lalu kami tahu untuk tidak menyerang kecuali kami mendapat persetujuan (yang jelas)," katanya.

Seperti sebagian besar wilayah utara Gaza, Beit Hanoun telah kosong dari warga sipil yang melarikan diri ke selatan. Perpindahan penduduk ini atas perintah Israel ketika mengirimkan pasukan darat untuk menghancurkan wilayah tersebut.

Dia mengatakan, kadang-kadang ledakan sekunder yang dipicu oleh ledakan penghancuran terowongan akan merobohkan sebuah bangunan beberapa ratus meter jauhnya. Dia pun mengeklaim, yang tersisa di wilayah itu hanya anggota hamas.

Para pejuang Palestina yang ditawan, menurutnya, telah memberikan informasi intelijen kepada Israel mengenai jaringan terowongan tersebut tetapi informasi ini terbatas. “Kebanyakan dari mereka tidak tahu tentang keseluruhan kota. Namun mereka tahu desanya sendiri, mereka tahu betul sistem terowongannya,” kata petugas itu.

Petugas tersebut mengatakan dibutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menghancurkan seluruh jaringan bawah tanah Gaza. “Saya pikir ini lebih rumit dibandingkan kereta bawah tanah di New York City,” katanya.

 

 

 

 

Demonstran Pro Palestina Tutup Jembatan San Francisco, Suarakan Gencatan Senjata di Gaza

 

 

Para pengunjuk rasa pro Palestina yang turun ke jalan di San Francisco menyuarakan kepada Presiden AS Joe Biden mendesak dilakukannya gencatan senjata di Gaza, dengan memblokir semua jalur barat Jembatan Teluk San Francisco-Oakland selama berjam-jam pada Kamis (16/11/2023).

Petugas kepolisian setempat bertindak tegas atas aksi pro Palestina tersebut. "Setidaknya, 80 orang ditangkap dan lebih dari selusin kendaraan yang digunakan untuk memblokir jembatan kemudian diderek," kata pihak berwenang.

Patroli Jalan Raya California mengatakan bahwa para pengunjuk rasa memblokir jalur ke arah barat pada bentang timur jembatan sebelum Treasure Island sesaat sebelum pukul 08.00. Dua jalur dibuka kembali tak lama setelah pukul 10.00 untuk kendaraan Caltrans dan kendaraan dinas, sementara beberapa kelompok lalu lintas kendaraan biasa merayap di bahu jalan sebelah kanan. Pada pukul 11 pagi, lalu lintas bergerak di dua lajur kanan.

Penutupan tersebut tidak mengherankan menyebabkan kemacetan ke arah barat di Jembatan Richmond-San Rafael dan Jembatan San Mateo.

Pada pukul 11:45 pagi, Caltrans mengatakan bahwa jalur yang dibuka kembali di jembatan tersebut masih secara khusus untuk membersihkan kendaraan yang terjebak selama protes berlangsung. Jembatan itu sendiri akhirnya dibuka kembali untuk lalu lintas ke arah barat beberapa menit kemudian.

Beberapa pengunjuk rasa merantai diri mereka sendiri di jalan raya. Gambar-gambar menunjukkan lengan para pengunjuk rasa saling terkunci melalui jendela-jendela yang terbuka dari beberapa kendaraan yang berhenti.

Arab Resource and Organizing Center (AROC) mengatakan di media sosial bahwa aksi yang dilakukan oleh sekitar 200 pengunjuk rasa ini untuk menyoroti apa yang mereka sebut sebagai genosida yang terjadi di Gaza ketika Presiden Joe Biden mengadakan pesta koktail di San Francisco.

Kelompok tersebut membentangkan spanduk bertuliskan, "Biden Harris: Gencatan Senjata Sekarang" di sepanjang jalan, sementara yang lain memegang spanduk bertuliskan "Tidak untuk bantuan militer AS ke Israel. Para pengunjuk rasa lainnya mengadakan "aksi mati" di jalan raya, menutupi tubuh mereka dengan kain putih dan plakat bertuliskan "11.000 orang tewas."

Jesse Strauss, salah satu penyelenggara protes dan aktivis Yahudi dari Oakland, menyoroti motif demonstrasi tersebut. "Apa yang terjadi hari ini di Bay Bridge adalah tuntutan gencatan senjata dan penghentian bisnis seperti biasa, karena menurut saya, selama genosida masih terjadi, kita harus menghentikannya," tegas Strauss dengan penuh semangat.

Strauss melihat momentum penyelenggeran KTT APEC dinilai tepat untuk menyuarakan dukungan pada gencatan senjata di Gaza. "Gangguan ini merupakan tuntutan bagi para pemimpin untuk memberikan perhatian. Kami tahu mereka tahu apa yang sedang terjadi. Kami tahu mereka mengabaikannya. Kami tahu mereka tidak menghormati kesusilaan dasar kehidupan manusia dalam hukum internasional," kata Strauss menekankan.

Lalu lintas ke arah timur di jembatan keluar dari San Francisco juga terkena dampak dari aksi protes tersebut. Pada pukul 9.30 pagi, juru bicara CHP mengatakan bahwa para pengunjuk rasa ditangkap dan petugas sedang bekerja untuk memindahkan kendaraan dari jalan raya.

"Ini akan memakan waktu cukup lama. Namun, kami tidak akan memblokir semua jalur, jadi kami berharap kami dapat membuka kembali setidaknya satu atau dua jalur untuk sementara waktu agar lalu lintas dapat mulai mengalir," ujar juru bicara CHP, Petugas Art Montiel.

Pada konferensi pers di jembatan beberapa saat kemudian, CHP mengatakan 50 orang ditangkap dan setidaknya 15 mobil dikeluarkan dari jembatan. Sekitar 250 polisi dan petugas CHP dikerahkan untuk melakukan protes. Sebanyak 50 pengunjuk rasa lainnya dapat ditangkap setelah CHP meninjau video-video dari para peserta yang aktif dalam aksi tersebut, kata CHP.

Kepala divisi Patroli Jalan Raya California, Ezery Beauchamp, menyebut protes jembatan tersebut sangat terkoordinasi dan mengatakan bahwa para peserta menutup jembatan tersebut dalam hitungan detik. Meskipun Beauchamp mengatakan bahwa patroli tersebut mendukung hak kebebasan berbicara, CHP tidak membenarkan penutupan lalu lintas yang dapat mencegah kendaraan darurat melintas.

"Ini adalah cara yang salah untuk melakukannya," katanya. "Ini 100 persen salah, tidak dapat diterima dan ilegal."

 

 

 

Rusia Siagakan Rudal Balistik Nuklir Antarbenua Avangard

 

 

Rusia telah memuat rudal balistik antarbenua dengan hulu ledak hipersonik Avangard berkemampuan nuklir ke dalam silo peluncuran yang berada di wilayah selatan negara tersebut. Hal itu disiarkan saluran televisi Zvezda milik Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis (16/11/2023).

Dalam video yang ditayangkan Zvezda, tampak sebuah rudal balistik diangkut ke silo peluncuran yang berada di wilayah Orenburg, dekat Kazakhstan. Setelah diangkut, rudal tersebut secara perlahan-lahan diangkat ke posisi vertikal, kemudian diturunkan ke sebuah poros.

Zvezda tidak memberi penjelasan tentang alasan mengapa Rusia memuat rudal balistik antarbenua dengan hulu ledak Avangard. Presiden Rusia Vladimir Putin memperkenalkan teknologi Avangard pada akhir 2018. Dia mengatakan, Avangard dikembangkan sebagai respons atas pengembangan senjata generasi baru oleh Amerika Serikat (AS).

Putin tak dapat menutupi kebahagiannya setelah menyaksikan keberhasilan uji coba Avangard dari National Defence Control Centre pada Desember 2018. "Ini adalah momen besar dalam kehidupan angkatan bersenjata dan dalam kehidupan negara. Rusia telah mendapatkan jenis senjata strategis baru," katanya pada 26 Desember 2018 lalu.

"Mulai tahun depan, 2019, angkatan bersenjata Rusia akan mendapatkan sistem strategis antarbenua baru, Avangard," ujar Putin menambahkan kala itu. Rusia memasang rudal pertama yang dilengkapi Avangard pada tahun 2019 di fasilitas Orenburg.

Saat mendekati sasarannya, Avangard melepaskan diri dari roket dan dapat bermanuver tajam di luar lintasan roket. Ia mampu melesat dengan kecepatan hipersonik hingga 27 kali kecepatan suara atau sekitar 34 ribu kilometer per jam.

Sementara itu pada Juni lalu, Putin mengatakan, rudal balistik antarbenua generasi baru milik negaranya, yakni Sarmat, akan segera dikerahkan untuk tugas tempur. Sarmat mampu membawa lebih dari sepuluh hulu ledak nuklir.

Dalam pidatonya kepada lulusan baru akademi militer Rusia pada 21 Juni 2023 lalu, Putin menekankan pentingnya "tiga serangkai" kekuatan nuklir Rusia yang dapat diluncurkan dari darat, laut, atau udara. “Tugas terpenting di sini adalah pengembangan triad nuklir, yang merupakan jaminan utama keamanan militer Rusia dan stabilitas global,” katanya.

“Sudah sekitar setengah dari unit dan formasi Pasukan Rudal Strategis (Rusia) dilengkapi dengan sistem Yars terbaru, dan pasukan dilengkapi kembali dengan sistem rudal modern dengan hulu ledak hipersonik Avangard,” tambah Putin.

Dia kemudian menyinggung tentang peluncur rudal balistik Sarmat. “Peluncur Sarmat pertama akan ditempatkan dalam tugas tempur dalam waktu dekat,” ujar Putin.

Rudal Sarmat baru dirancang untuk melakukan serangan nuklir pada target ribuan mil jauhnya di AS atau Eropa. Namun penyebarannya berjalan lebih lambat dari yang direncanakan. Pada April 2022, Moskow sempat menyampaikan bahwa Sarmat rencananya dikerahkan pada musim gugur tahun lalu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post