News Forex, Index & Komoditi ( Rabu, 19 Maret 2025 )
News Forex, Index & Komoditi
( Rabu, 19 Maret 2025 )
Harga Emas Global Masih Menguat Bertahan di Dekat Rekor Tertinggi
Harga emas diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi pada Rabu (19/3) yang dicapai pada sesi sebelumnya, didukung oleh permintaan aset safe-haven di tengah ketegangan geopolitik dan ketidakpastian tarif perdagangan AS.
Para investor juga menunggu keputusan kebijakan moneter dari The Fed.
Melansir Reuters, harga emas spot turun 0,1% menjadi US$3.031,36 per ons troi pada pukul 01.02 GMT, setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.038,26 per ons pada Selasa (18/3).
Kontrak berjangka emas AS turun 0,1% menjadi $3.037,90.
Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah serangan udara Israel ke Gaza menewaskan lebih dari 400 orang pada Selasa, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Israel menyebut serangan ini sebagai "hanya permulaan".
Ketidakpastian ekonomi meningkat akibat tarif impor yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump, yang dikhawatirkan dapat memicu inflasi.
Tarif tersebut mencakup bea masuk 25% untuk baja dan aluminium yang mulai berlaku pada Februari, serta tarif sektoral dan resiprokal yang akan diterapkan pada 2 April.
Harga emas telah naik lebih dari 15% sejak awal tahun 2025, seiring meningkatnya ketidakpastian global.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50% pada akhir pertemuan kebijakan moneternya hari ini.
Pelaku pasar juga menunggu pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, untuk melihat petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter.
Logam mulia lainnya: perak spot turun 0,3% menjadi US$33,93 per ons troi, platinum turun 0,3% menjadi US$994,60 per ons troi, dan paladium turun 0,1% menjadi US$966,11 per ons troi.
Harga Minyak Dunia Melemah, Perundingan Damai Rusia-Ukraina Redam Ketegangan Timur Tengah
Harga minyak mentah melemah pada perdagangan Selasa (18/3/2025) setelah Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas langkah-langkah untuk mengakhiri perang di Ukraina. Kesepakatan ini dapat membuka peluang pelonggaran sanksi terhadap ekspor bahan bakar Rusia. Putin menyetujui usulan Trump agar Rusia dan Ukraina menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi satu sama lain selama 30 hari. Melansir Reuters, Rabu (19/3/2025), harga minyak Brent ditutup melemah 51 sen atau 0,7% poin ke level US$70,56 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 68 sen atau 1% ke US$66,90 per barel. Meskipun terdapat potensi peningkatan pasokan minyak dari Rusia, para analis memperkirakan bahwa pemulihan ekspor energi negara itu akan memakan waktu cukup lama. Berdasarkan data Badan Informasi Energi AS (EIA), produksi minyak Rusia mencapai 9,2 juta barel per hari (bph) pada 2024, lebih rendah dibandingkan puncaknya di 9,8 juta bph pada 2022 dan rekor 10,6 juta bph pada 2016. Selain faktor pasokan dari Rusia, kekhawatiran ekonomi akibat kebijakan tarif perdagangan AS turut menekan harga minyak.
Didorong Stimulus China dan Tekanan AS ke Iran, Harga Minyak Mentah Menguat Usai Telepon Trump, Putin Sepakat Setop Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Wall Street Menguat, Investor Cermati Data Ekonomi dan Arah Kebijakan Trump The Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memperingatkan bahwa kebijakan tarif AS akan memperlambat pertumbuhan ekonomi di AS, Kanada, dan Meksiko serta menekan permintaan energi global. Di AS, pembangunan rumah keluarga tunggal melonjak pada Februari karena cuaca yang lebih hangat. Namun, kenaikan biaya konstruksi akibat tarif dan keterbatasan tenaga kerja dikhawatirkan akan menghambat pemulihan sektor ini. Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger mengatakan ancaman resesi semakin nyata dan tarif perdagangan kini menjadi risiko utama bagi ekonomi. "Sejumlah tarif baru akan mulai berlaku pada 2 April, memperburuk ketidakpastian pasar," jelasnya seperti dikutip Reuters. Firma riset energi Wood Mackenzie memperkirakan harga rata-rata minyak Brent pada 2025 berada di angka US$73 per barel, turun US$7 dari proyeksi 2024, seiring dampak kebijakan tarif AS dan rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi. Awal bulan ini, OPEC+, aliansi antara OPEC dan negara-negara sekutunya termasuk Rusia, memutuskan untuk tetap melanjutkan rencana peningkatan produksi minyak pada April. Ketegangan di Timur Tengah Sebelumnya, harga minyak sempat mencapai level tertinggi dalam dua minggu di tengah kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Di Yaman, Trump berjanji akan melanjutkan serangan terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran hingga mereka menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Trump juga memperingatkan bahwa Iran akan bertanggung jawab atas setiap serangan Houthi. Jika konflik meningkat, baik melalui aksi militer AS terhadap Iran atau serangan Houthi terhadap produsen minyak di kawasan Arab, pasokan minyak global bisa terganggu. Iran, anggota OPEC, memproduksi sekitar 3,3 juta bph pada 2024, menurut data EIA. Meski berada di bawah sanksi internasional, analis J.P. Morgan mencatat bahwa ekspor minyak Iran tetap stabil di sekitar 1,7 juta bph, melampaui level 2023 dan 2024. Sementara itu, ketegangan meningkat di Gaza setelah serangan udara Israel menewaskan lebih dari 400 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. Serangan ini terjadi setelah negosiasi gencatan senjata yang telah berlangsung sejak Januari menemui jalan buntu.
Investor Wait & See Keputusan The Fed, Wall Street Ditutup Melemah
Bursa AS ditutup melemah pada Selasa (18/3) menjelang keputusan kebijakan moneter The Fed dan kekhawatiran terkait dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Aprianto Cahyo Nugroho - Bisnis.com Rabu, 19 Maret 2025 | 05:42 Share Perbesar Pialang berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, Amerika Serikat. Bloomberg/Michael Nagle Smallest Font Largest Font Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (18/3/2025) di tengah kehati-hatian investor menjelang keputusan kebijakan moneter Federal Reserve dan kekhawatiran terkait dampak kebijakan tarif Presiden Donald Trump. Melansir Reuters, Rabu (19/3/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 260,32 poin atau 0,62% ke 41.581,31. Adapun indeks S&P 500 turun 60,46 poin atau 1,07% ke 5.614,66 dan Nasdaq Composite anjlok 304,55 poin atau 1,71% ke level 17.504,12. The Fed dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan terbarunya pada Rabu waktu AS. Pasar memperkirakan bank sentral AS ini akan mempertahankan suku bunga tetap. Selain itu, The Fed juga akan merilis ringkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi terbarunya. Saat ini, pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 60 basis poin pada tahun ini. Namun, sebagian pejabat The Fed menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga dan akan menunggu data ekonomi untuk menilai dampak tarif sebelum mengambil keputusan lebih lanjut. Analis senior Ingalls & Snyder Tim Ghriskey mengatakan kebijakan tarif Trump menimbulkan ketidakpastian besar dalam hal seberapa luas dampaknya terhadap ekonomi. Selain itu ketidakpastian juga menyelimuti pelonggaran moneter yang mungkin dilakukan The Fed, serta bagaimana prospek ekonomi secara keseluruhan.
Bursa Eropa Menguat, Reformasi Fiskal Jerman Jadi Pendorong Usai Telepon Trump, Putin Sepakat Setop Serangan ke Fasilitas Energi Ukraina Wall Street Menguat, Investor Cermati Data Ekonomi dan Arah Kebijakan Trump "Ketika ada ketidakpastian dan peluang pertumbuhan terbatas, pasar cenderung diliputi ketakutan,” jelas Ghriskey seperti dikutip Reuters. Kekhawatiran inflasi semakin meningkat setelah data menunjukkan harga impor AS naik tak terduga pada Februari akibat kenaikan biaya barang konsumsi. Sebelumnya, indeks saham sempat menunjukkan tanda-tanda stabilisasi setelah mengalami koreksi lebih dari 10% dari level tertingginya baru-baru ini. Saat ini, Dow Jones hanya sekitar 2% dari level koreksi. Saham berbasis pertumbuhan menjadi yang paling tertekan, dengan indeks pertumbuhan S&P 500 sempat anjlok hingga 2,2%. Sektor layanan komunikasi mencatatkan kinerja terburuk di antara 11 sektor utama S&P dengan penurunan 2,14%. Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump menyepakati gencatan senjata terbatas selama 30 hari terhadap fasilitas energi di Ukraina, dengan pembicaraan menuju kesepakatan damai yang lebih luas akan segera dimulai. Terkait saham korporasi, Alphabet melemah 2,2% setelah perusahaan mengumumkan akuisisi Wiz senilai US$32 miliar, yang menjadi transaksi terbesar induk Google ini dalam upayanya memperkuat lini keamanan siber. Saham Nvidia turun 3,35% meskipun CEO Jensen Huang menegaskan bahwa perusahaannya siap menghadapi perubahan dalam industri kecerdasan buatan (AI), di mana fokus bergeser dari pelatihan model AI ke penerapan dalam skala luas. Tesla merosot 5,34% setelah RBC memangkas target harga sahamnya dari US$320 menjadi US$120, dengan alasan prospek yang lebih lemah untuk fitur Full Self-Driving dan dominasi pasar robotaxi. Saham Tesla kini telah turun hampir 45% sepanjang tahun ini. Sejalan dengan sentimen defensif di pasar, investor beralih ke aset safe haven, dengan harga emas mencetak rekor tertinggi setelah melampaui $3.000 per troy ounce pekan lalu.
Bursa Asia Bervariasi, Mengikuti Penurunan Wall Street
Bursa Asia diperdagangkan bervariasi pada Rabu (19/3), mengikuti penurunan di Wall Street setelah aksi jual saham teknologi semakin meningkat.
Fokus utama investor tertuju pada pasar Jepang, di mana Bank of Japan (BoJ) dijadwalkan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada hari ini.
BoJ diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di level 0,5%.
Indeks acuan Nikkei 225 naik 0,41% tak lama setelah pembukaan, sementara indeks yang lebih luas Topix menguat 0,70%.
Di Korea Selatan, indeks Kospi dibuka naik 0,91%, sedangkan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq turun 0,27% dalam perdagangan yang bergejolak.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 memangkas kerugiannya dan diperdagangkan 0,13% lebih rendah.
Sementara itu, indeks Futures Hang Seng Hong Kong berada di 24.716, menunjukkan kemungkinan pembukaan yang sedikit lebih lemah dibandingkan penutupan indeks HSI di 24.740,57.
Di Amerika Serikat, Wall Street kembali mengalami penurunan setelah dua sesi berturut-turut mencatatkan kenaikan.
Dow Jones Industrial Average turun 260,32 poin (0,62%) ke 41.581,31.
S&P 500 melemah 1,07% dan ditutup di 5.614,66. Indeks ini kini 8,6% di bawah level tertingginya yang dicapai pada Februari, mendekati zona koreksi.
Nasdaq Composite turun lebih dalam, yakni 1,71%, dan berakhir di 17.504,12.
Biadabnya Israel, Buat Warga Gaza Kelaparan Lalu Dihujani Bom
Sumber medis Palestina mengatakan bahwa serangan brutal Israel sejak Selasa pagi ke Jalur Gaza telah membunuh sedikitnya 308. Patut dicatat bahwa serangan keji itu dilakukan setelah lebih dua pekan Israel memutus bantuan apapun ke Gaza serta memutus aliran listrik.
Sejauh ini, jumlah syuhada sejauh ini termasuk 154 orang di wilayah utara. Kantor Media Pemerintah Gaza telah merilis pernyataan baru tentang gelombang serangan mematikan terbaru Israel di Gaza. Mereka melaporkan bahwa sebagian besar korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua, dengan beberapa "seluruh keluarga" tewas.
"Pembantaian brutal yang dilakukan oleh tentara pendudukan Israel ini menegaskan kembali bahwa pendudukan ini hanya mengerti bahasa pembunuhan, penghancuran, dan genosida," kata kantor media tersebut dilansir Aljazirah.
Serangan itu terjadi setelah Israel memblokade bantuan ke Jalur Gaza sejak 17 hari lalu. Sehari sebelum Israel melancarkan serangan pada Selasa, pemerintahan di Gaza melansir bahwa wilayah itu menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Dalam pernyataan pers, kantor media mengatakan blokade Israel "telah menyebabkan kemerosotan situasi kemanusiaan yang dahsyat di Jalur Gaza," dengan 80 persen penduduk kehilangan akses ke sumber makanan karena penangguhan masuknya bantuan.
Krisis tersebut telah memaksa 25 persen toko roti tutup di tengah kekurangan bahan bakar yang parah, dengan lebih banyak penutupan diantisipasi dalam beberapa hari mendatang. Kekurangan bahan bakar juga telah mengganggu pengoperasian sumur dan pabrik desalinasi, menyebabkan 90 persen penduduk Gaza tidak memiliki akses berkelanjutan ke air minum bersih.
Sektor kesehatan juga berada di ambang kehancuran, dengan kekurangan pasokan yang parah memperburuk penderitaan sekitar 150.000 orang yang sakit dan terluka. Kasus kekurangan gizi dan anemia meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua, pernyataan tersebut mencatat.
Israel melanggar sejumlah poin kesepakatan gencatan senjata dengan blokade tersebut. Mereka menghalangi bantuan kemanusiaan yang sudah disepakati, serta menolak memasuki fase kedua gencatan senjata yang sedianya mewajibkan pasukan Israel keluar dari Gaza.
Kantor media Gaza meyakini bahwa tindakan Israel itu merupakan "taktik perang untuk mematahkan keinginan rakyat Palestina". Meskipun demikian, rakyat Gaza "tidak akan terintimidasi oleh kejahatan ini dan akan melanjutkan keteguhan dan perjuangan yang sah sampai pendudukan Israel disingkirkan dari tanah kami", katanya.
Kantor media tersebut meminta masyarakat internasional, termasuk PBB, kelompok hak asasi manusia, dan organisasi bantuan, untuk segera mengambil tindakan untuk menentang "kejahatan" Israel dan meminta pertanggungjawaban para pemimpin Israel. "Dunia tidak bisa terus berdiam diri," katanya.
Aljazirah melansir pada Selasa siang, lebih banyak jenazah ditemukan dari bawah reruntuhan di Kota Gaza dan dipindahkan ke Rumah Sakit Arab al-Ahli. Namun, masih ada orang yang hilang, tidak dapat diidentifikasi, dan orang-orang masih mencari anggota keluarga mereka.
Serangan udara terkoordinasi Israel menargetkan bangunan tempat tinggal, sekolah, dan fasilitas umum yang telah berubah menjadi pusat evakuasi.
Jangan lupa bahwa banyak warga Palestina masih tinggal di pusat evakuasi karena rumah mereka hancur atau berada di wilayah yang masih diduduki militer Israel. Jadi, sekali lagi, kita melihat pusat evakuasi ini berubah menjadi perangkap kematian.
Intensitas pengeboman di Kota Gaza bagian barat begitu dahsyat sehingga banyak orang yang tewas terlempar keluar dari gedung mereka – daging mereka dikumpulkan dari jalan-jalan dan halaman rumah-rumah lainnya.
Serangan Israel mengejutkan dan mengagetkan warga di Jalur Gaza. Sebagian besar warga sebenarnya sedang tidur dan terbangun karena suara pemboman besar-besaran.
Gencatan senjata ini sangat rapuh, dengan sedikitnya 150 warga Palestina syahid selama dua bulan terakhir. Namun, warga Palestina tetap tidak menyangka hal ini. Sekarang bulan Ramadan, dan semua orang berpuasa. Harapannya, warga setidaknya akan menghabiskan hari-hari terakhir Ramadan tanpa serangan udara.
Banyak orang hilang dan terjebak di bawah reruntuhan. Sementara itu, Aljazirah telah menerima informasi bahwa otoritas Israel membatasi semua evakuasi medis warga Palestina yang biasa dilakukan setiap hari melalui penyeberangan Rafah. Warga Palestina putus asa, dan orang tua ketakutan
Israel Khianati Gencatan Senjata, Mulai Lagi Agresi dan Bunuh Ratusan Warga Gaza
Militer Israel menyerang sejumlah sasaran di Gaza pada Selasa pagi, mengakhiri kebuntuan selama berminggu-minggu mengenai perpanjangan gencatan senjata yang menghentikan pertempuran pada Januari. Pejabat kementerian kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 200 orang syahid.
Serangan dilaporkan terjadi di beberapa lokasi, termasuk Gaza utara, Kota Gaza dan Deir al-Balah, Khan Younis dan Rafah di Jalur Gaza tengah dan selatan. Pejabat Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan banyak dari korban jiwa adalah anak-anak. Di Kota Gaza, Quds News Network melansir video yang menunjukkan jenazah sejumlah anak-anak dan balita yang syahid akibat serangan Israel.
Sumber-sumber medis mengatakan kepada Aljazirah bahwa lebih dari 200 orang kini telah syahid dalam serangan Israel di Gaza. Jumlah ini termasuk 77 orang syuhada di Khan Younis di Jalur Gaza selatan dan sedikitnya 20 orang syuhada di Kota Gaza di utara Jalur Gaza.
Pihak militer Israel, yang mengaku telah mencapai puluhan sasaran, mengatakan bahwa serangan tersebut akan terus berlanjut selama diperlukan dan akan melampaui serangan udara.
Serangan-serangan itu skalanya jauh lebih luas dibandingkan serangkaian serangan pesawat tak berawak yang biasa dilakukan militer Israel terhadap individu atau kelompok kecil menyusul kegagalan upaya selama berminggu-minggu untuk menyetujui perpanjangan gencatan senjata yang disepakati pada 19 Januari.
Hamas mengatakan Israel telah membatalkan perjanjian gencatan senjata, sehingga nasib 59 sandera yang masih ditahan di Gaza tidak jelas. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh Hamas "berulang kali menolak melepaskan sandera kami" dan menolak usulan utusan Timur Tengah Presiden AS Donald Trump, Steve Witkoff.
“Israel, mulai sekarang, akan bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militer,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Di Washington, juru bicara Gedung Putih mengatakan Israel telah berkonsultasi dengan pemerintah AS di bawah Presiden AS Donald Trump sebelum kembali melakukan serangan ke Gaza. “Seperti yang telah dijelaskan oleh Presiden Trump, Hamas, Houthi, Iran – semua pihak yang berusaha meneror tidak hanya Israel tetapi juga AS – akan menghadapi konsekuensi yang harus dibayar, dan kekacauan akan terjadi,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada Fox News.
“Houthi, Hizbullah, Hamas, Iran, dan proksi teror yang didukung Iran harus menanggapi Presiden Trump dengan sangat serius ketika dia mengatakan dia tidak takut untuk membela orang-orang yang taat hukum dan membela AS serta teman dan sekutu kita, Israel.”
Tim perundingan dari Israel dan Hamas berada di Doha ketika mediator dari Mesir dan Qatar berusaha menjembatani kesenjangan antara kedua belah pihak menyusul berakhirnya fase awal gencatan senjata, yang mengakibatkan 33 sandera Israel dan lima warga Thailand dipulangkan oleh kelompok militan di Gaza dengan imbalan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Terkait serangan terbaru, Hamas mengatakan mereka menganggap Netanyahu Israel dan “pendudukan Nazi-Zionis” bertanggung jawab atas serangan berbahaya terhadap warga sipil Gaza yang terkepung dan tidak berdaya. “Netanyahu dan pemerintahan ekstremisnya mengambil keputusan untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata, sehingga para tahanan di Gaza mengalami nasib yang tidak diketahui,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial.
Dengan dukungan Amerika Serikat, Israel mendesak agar 59 sandera lainnya yang masih ditahan di Gaza dipulangkan dengan imbalan gencatan senjata jangka panjang yang akan menghentikan pertempuran sampai setelah bulan puasa Ramadhan dan hari raya Paskah Yahudi pada bulan April.
Namun Hamas bersikeras untuk melakukan negosiasi untuk mengakhiri perang secara permanen dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, sesuai dengan ketentuan perjanjian gencatan senjata awal.
Hamas meminta para mediator gencatan senjata untuk meminta pertanggungjawaban Israel, agar Liga Arab dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) mendukung Palestina dalam “menghancurkan pengepungan tidak adil yang diberlakukan di Jalur Gaza”, dan agar Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan mendesak dan mengadopsi resolusi yang mewajibkan Israel untuk “menghentikan agresinya”.
Serangan pada Selasa adalah kelanjutan dari pelanggaran gencatan oleh Israel yang berulang kali dilakukan sejak 19 Januari lalu. Tak hanya pembunuhan yang terus dilakukan Israel atas warga Gaza, Israel juga memblokir pengiriman bantuan untuk memasuki Gaza dan dalam beberapa kesempatan mengancam akan melanjutkan pertempuran jika Hamas tidak mengembalikan sandera yang masih ditahannya.
Tentara Israel tidak memberikan rincian mengenai serangan yang dilakukan pada Selasa dini hari, namun otoritas kesehatan Palestina dan saksi yang dihubungi oleh Reuters melaporkan kerusakan di sejumlah wilayah Gaza, di mana ratusan ribu orang tinggal di tempat penampungan sementara atau bangunan yang rusak.
Sebagian besar wilayah Gaza kini hancur setelah 15 bulan pertempuran, yang meletus pada tanggal 7 Oktober 2023 ketika ribuan pria bersenjata pimpinan Hamas menyerang komunitas Israel di sekitar Jalur Gaza, menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel, dan menculik 251 sandera ke Gaza.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, kampanye balasan Israel telah menewaskan lebih dari 48.000 orang dan menghancurkan sebagian besar perumahan dan infrastruktur di wilayah kantong tersebut, termasuk sistem rumah sakit.
Jihad Islam Palestina (PIJ) mengatakan Israel melanjutkan “perang pemusnahan” di Gaza setelah “dengan sengaja menyabotase semua upaya untuk mencapai gencatan senjata”, menurut pernyataan yang dibagikan oleh organisasi berita Israel Haaretz. PIJ mengatakan serangan baru yang dilakukan Netanyahu dan “pemerintahan Nazi yang haus darah” tidak akan memberikan Israel “kemenangan atas perlawanan, baik di lapangan maupun dalam negosiasi”.
“Kami menegaskan bahwa apa yang gagal dicapai oleh Netanyahu dan pasukan barbarnya dalam 15 bulan kejahatan dan pertumpahan darah, mereka tidak akan berhasil mencapainya lagi, berkat ketabahan rakyat kami yang tertindas dan keberanian mujahidin kami di medan perlawanan,” kata kelompok tersebut.
Pecat Bos Shin Bet, Oposisi: Netanyahu Tutup Skandal Busuk Penghancur Kekuasaannya
Manuver politik kekuasaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Kepala badan intelijen Shin Bet Ronen Bar membakar semangat oposisi untuk melawan. Mereka yang terdiri dari eks petinggi pemerintahan Israel bersatu untuk mencegah aksi pemecatan Bar.
Salah seorang petinggi oposisi terhadap koalisi pendukung Netanyahu adalah Yair Lapid pemimpin partai Yesh Atid dengan 17 dari total 120 kursi di Knesset. Dia membangun kebersamaan dengan Avigdor Lieberman, kepala partai Yisrael Beiteinu yang memiliki 15 kursi. Oposisi Yair Lapid dan Lieberman juga didukung Benny Gantz, partai liberal Kahol Lavan, dan Yair Golan dari Partai Demokrat.
Oposisi ini juga didukung mantan Perdana Menteri Naftali Bennett. Naftali Bennett adalah seorang politikus Israel yang memimpin partai religius sayap kanan Rumah Yahudi sejak 2012. Ia menjabat sebagai Menteri Pendidikan Israel sejak 2015 dan Menteri Urusan Diaspora sejak 2013. Antara 2013 dan 2015, ia memegang jabatan Menteri Ekonomi dan Menteri Layanan Keagamaan.
Mereka memutuskan untuk mengajukan petisi ke Mahkamah Agung terhadap pemecatan Bar. Lapid mengatakan, "Pemecatan ini, saat ini, memiliki tujuan yang jelas untuk menyabotase penyelidikan kriminal serius terhadap kejahatan keamanan negara yang dilakukan di dalam Kantor Perdana Menteri."
Ia menambahkan Ronen Bar akan dipecat hanya karena satu alasan: penyelidikan kasus Qatar. Setelah Shin Bet mulai menyelidiki kantornya, Netanyahu memutuskan untuk memecat Ronen Bar dalam tindakan yang tergesa-gesa dan ilegal, dengan konflik kepentingan yang jelas.
Shin Bet sedang menyelidiki sejumlah karyawan di kantor Netanyahu atas dugaan hubungan dengan Qatar. Lapid melanjutkan: "Selama satu setengah tahun, dia tidak melihat alasan untuk memecatnya, tetapi hanya ketika penyelidikan dimulai terhadap penyusupan Qatar ke kantor Netanyahu, dan dana ditransfer ke para pembantu terdekatnya, dia tiba-tiba merasakan kebutuhan mendesak untuk segera memecatnya."
Shin Bet diyakini menyimpan temuan penyelidikan dugaan Netanyahu meminta Qatar untuk mengirimkan ratusan juta dolar ke Hamas agar menjaga ketenangan dengan tidak menyerang negara Zionis yang dipimpinnya. Hal itu dinilai sebagai bukti kegagalan intelijen seputar infiltrasi perlawanan Palestina ke Israel pada 7 Oktober 2023, mengatakan pemerintah dan lembaga keamanan Israel "gagal melindungi warga sipil".
Melansir Middle East Monitor, Netanyahu bertanggung jawab atas upaya melemahkan forum pengambilan keputusan dan mengedepankan kebijakan yang menyebabkan kegagalan bersejarah berupa Operasi Badai al Aqsa pada 7 Oktober 2023. Penyelidikan internal telah mewawancarai 120 saksi dan menyimpulkan bahwa Netanyahu terutama bertanggung jawab atas "konsep" bahwa uang dapat membeli ketenangan di Gaza dan membungkam "suara-suara berbeda" yang mengkritik gagasan ini.
Menurut temuan, Netanyahu mendorong Qatar untuk mengirim jutaan dolar ke Gaza setiap bulan untuk "menjaga ketenangan". "Berdasarkan kesaksian dan temuan, dapat dipastikan bahwa pemerintah secara umum, dan Perdana Menteri secara khusus, tidak mempersiapkan atau merencanakan secara memadai tidak hanya untuk bencana pada 7 Oktober tetapi juga untuk skenario bencana lainnya," kata komite tersebut.
Gerakan politik tandingan
Lapid, Gantz, Golan, dan Lieberman menolak pemecatan Bar. Mereka menilai tindakan Netanyahu "memalukan" dan bahwa ia harus mengundurkan diri sebelum Bar menanggalkan jabatannya. Oposisi yang menyerukan pengunduran diri Netanyahu, dan menganggapnya bertanggung jawab atas kegagalan keamanan nasional pada 7 Oktober 2023.
Pengumuman Lapid muncul tak lama setelah berbagai organisasi mengumumkan rencana untuk menggelar demonstrasi massal di Yerusalem mulai Rabu (19/3/2025) sebagai tanggapan atas keputusan Netanyahu untuk memecat Bar.
Saluran Kan Israel melaporkan bahwa untuk pertama kalinya sejak peristiwa 7 Oktober, sekitar 100 pemimpin gerakan protes di Israel bertemu dan memutuskan untuk meluncurkan demonstrasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Yerusalem untuk menyatakan penolakan mereka terhadap keputusan pemecatan tersebut.
Pawai protes akan berangkat dari Yerusalem pada Rabu pagi dan berlanjut ke kantor pusat pemerintah, tempat para pengunjuk rasa akan tetap berkemah hingga akhir sidang, yang diperkirakan akan mengumumkan pemecatan kepala Shin Bet. Setelah itu, para demonstran akan berbaris dalam pawai besar-besaran ke kediaman Netanyahu, tempat mereka akan melakukan aksi duduk tanpa batas waktu.
“Kami tidak akan membiarkan pemerintah menjalankan agendanya yang bertujuan menghancurkan Israel sepenuhnya,” kata Eran Schwartz, direktur eksekutif Freedom in Our Land. Ribuan orang akan bergabung dengan kami untuk menuntut pelestarian demokrasi.
Ia menambahkan, "Memecahkan kepala Shin Bet saat ia sedang menyelidiki masalah yang melibatkan perdana menteri bukan hanya tidak sah, tetapi juga ilegal."
Tidak percaya Bar
Netanyahu mengumumkan pada hari Ahad niatnya untuk memecat Ronen Bar, mengatakan dalam sebuah pernyataan video setelah pertemuannya dengan Bar bahwa dia tidak percaya padanya dan ingin memecatnya.
Media zionis melaporkan bahwa pemungutan suara pemecatan Bar akan dilakukan pada rapat kabinet khusus pada hari Rabu, tetapi Jaksa Agung Gali Baharav-Miara memberi tahu Netanyahu, setelah ia mengumumkan niatnya untuk memecat Bar, bahwa ia tidak dapat "memulai proses pemecatan Bar hingga dasar fakta dan hukum untuk keputusan Anda telah diperiksa sepenuhnya, serta kewenangan Anda untuk menangani masalah tersebut saat ini."
Dia menjelaskan bahwa alasan di balik hal ini adalah "sensitivitas isu yang tidak biasa, sifatnya yang belum pernah terjadi sebelumnya, kekhawatiran bahwa proses tersebut dapat dirusak oleh ilegalitas dan konflik kepentingan, dan fakta bahwa peran kepala Shin Bet bukanlah posisi kepercayaan pribadi yang melayani perdana menteri."
Ini bukan pertama kalinya Jaksa Agung memperingatkan hal ini. Dalam pernyataan panjang yang dikeluarkan menyusul pengumuman Netanyahu, Bar mengatakan pemecatannya tidak terkait dengan kegagalan lembaga tersebut pascaserangan 7 Oktober, melainkan masalah pribadi.
Ia berkata: "Tugas kesetiaan yang dibebankan kepada Shin Bet terutama ditujukan kepada warga negara Israel, dan harapan perdana menteri akan kewajiban kesetiaan pribadi, yang tujuannya bertentangan dengan kepentingan publik, pada dasarnya tidak sah."
Ancaman eks Kepala Shin Bet
Tak hanya dari partai oposisi, dalam sebuah perkembangan yang tak terduga, Mantan Kepala Shin Bet (Shabak) Israel, Nadav Argaman memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa ia akan membeberkan semua pengetahuannya jika perdana menteri tersebut terus melakukan tindakan-tindakan yang melanggar hukum.
Hal itu terjadi setelah Netanyahu menepis pernyataan sebelumnya sebagai ancaman kriminal dengan gaya mafia, dan menekankan bahwa ia akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan keamanan warga Israel.
“Kita harus segera mengakhiri perang di Gaza dan membawa pulang semua tawanan. Tidak ada alasan untuk tetap tinggal di Gaza,” kata Argaman dalam sebuah wawancara dengan Channel 13, dikutip dari halaman Palestine Chronicle, Jumat (14/3).
Pernyataan Argaman mencerminkan perbedaan pendapat yang semakin besar di kalangan keamanan Israel mengenai operasi militer yang sedang berlangsung, yang telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kecaman yang meluas atas tindakan Israel.
Sebagai tanggapan, Netanyahu mengutuk pernyataan Argaman dan menyebutnya sebagai sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Tidak pernah dalam sejarah Israel, seorang mantan kepala badan keamanan mengancam perdana menteri yang sedang menjabat dan memerasnya di depan umum,” kata Netanyahu.
Netanyahu menambahkan bahwa ancaman-ancaman tersebut merupakan bagian dari kampanye pemaksaan dan intimidasi yang lebih luas yang dipimpin oleh Kepala Shin Bet saat ini, Ronen Bar.
Netanyahu lebih lanjut mengklaim bahwa tujuan akhir dari kampanye ini adalah untuk mencegahnya melakukan reformasi yang diperlukan di Shin Bet setelah kegagalan monumental pada 7 Oktober 2023, ketika kemampuan intelijen badan tersebut dikritik secara luas.
Argaman, yang tidak bisa berbahasa Arab, menganggap dirinya sebagai seseorang yang memahami masyarakat Palestina dengan baik. Pengetahuannya, menurutnya, berasal dari operasi keamanan yang ekstensif di wilayah Palestina, terutama selama Intifada Kedua. Dia sangat terlibat dalam operasi militer Israel, yang dikenal sebagai 'Perisai Pertahanan' di Tepi Barat pada tahun 2002, yang menyaksikan penggerebekan dan pembunuhan yang meluas terhadap para aktivis dan pejuang Palestina, termasuk para anggota senior Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.
Sumber-sumber keamanan Israel mengungkapkan bahwa Argaman bertanggung jawab untuk mengawasi operasi lapangan untuk unit-unit tempur dan upaya-upaya kontra-intelijen. Dia disebut-sebut sebagai dalang di balik berbagai pembunuhan yang ditargetkan terhadap para pemimpin Palestina, terutama dari Hamas, seperti Ahmed Jabari, seorang komandan militer senior Hamas yang dibunuh oleh Israel pada November 2012.
Pada bulan September, tepat sebelum perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel diselesaikan, Argaman menyerukan agar pertempuran di Gaza segera diakhiri, dan menegaskan bahwa Israel tidak layak untuk berperang dalam waktu yang lama.
“Perang ini seharusnya sudah berakhir sejak lama,” kata Argaman seraya menekankan bahwa nyawa para sandera lebih penting dari apapun. Mereka harus dibawa kembali, bahkan dengan biaya yang menyakitkan yang akan dibayar dalam kesepakatan.
Argaman juga mengkritik Netanyahu, dengan menyatakan bahwa perdana menteri lebih didorong oleh keinginannya untuk mempertahankan kekuasaan dan melestarikan koalisinya daripada kepedulian yang tulus terhadap keamanan Israel.
Dolar AS Dekati Level Terendah 5 Bulan, Kesulitan Bangkit dari Kekhawatiran Ekonomi
Dolar AS masih terjebak di dekat level terendah lima bulan terhadap euro dan mata uang utama lainnya pada Selasa (18/3).
Investor terus mencermati dampak ekonomi dari meningkatnya ketegangan perdagangan global.
Kekhawatiran bahwa kebijakan tarif agresif Presiden AS Donald Trump dapat memicu perlambatan ekonomi yang lebih luas telah melemahkan dolar, diperburuk oleh serangkaian survei sentimen yang menunjukkan pelemahan ekonomi.
Melansir Reuters, Indeks dolar, yang mengukur kinerja mata uang AS terhadap enam rival utamanya, telah turun sekitar 6% dari level tertinggi dua tahun di 110,17 yang dicapai pada pertengahan Januari.
Terakhir, indeks ini berada di 103,44, berusaha menjauh dari level terendah lima bulan di 103,21 yang disentuh Selasa lalu.
Data penjualan ritel AS pada Senin (17/3) menunjukkan pemulihan moderat pada Februari setelah revisi penurunan 1,2% di Januari, namun belum cukup kuat untuk memberikan dukungan bagi dolar.
Fokus pada Stimulus Jerman dan Kebijakan Bank Sentral
Euro bertahan di sekitar $1,0919, menjelang pemungutan suara terkait paket stimulus besar Jerman. Mata uang ini masih dekat dengan level tertinggi sejak 11 Oktober di $1,0947, yang dicapai pekan lalu.
Pada Senin, Mahkamah Konstitusi Jerman menolak gugatan dari partai oposisi terhadap rencana pemerintah koalisi yang akan datang.
Hal ini membuka jalan bagi parlemen untuk membahas paket stimulus senilai 500 miliar euro (US$544 miliar) yang mencakup investasi infrastruktur besar serta perubahan aturan pinjaman untuk memperkuat pertahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi terbesar di Eropa itu.
Di sisi kebijakan moneter, The Fed, Bank of Japan (BOJ), dan Bank of England (BOE) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan mereka minggu ini. Pasar akan lebih fokus pada panduan kebijakan dari para pejabat bank sentral.
The Fed juga akan merilis proyeksi ekonomi baru, yang akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai bagaimana bank sentral AS menilai dampak kebijakan Trump terhadap ekonomi.
“Secara keseluruhan, kami melihat bias dovish,” tulis tim strategi Citi FX dalam catatan risetnya.
Jika dihadapkan dengan kombinasi pertumbuhan dan lapangan kerja yang melemah serta inflasi yang meningkat, The Fed kemungkinan akan lebih memilih kebijakan yang mendukung pertumbuhan, menurut para analis.
Pasar saat ini memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sekitar 60 basis poin, atau lebih dari dua kali pemotongan, hingga akhir tahun.
Pergerakan Mata Uang Global
Di Asia, yen Jepang melemah setelah mencapai level tertinggi sejak 4 Oktober di 146,545 per dolar pada Selasa lalu.
BOJ memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa, dengan pembahasan utama mengenai dampak perang dagang AS yang semakin meningkat terhadap ekonomi Jepang, yang akan menjadi faktor penentu kapan BOJ akan menaikkan suku bunga.
Dolar AS menguat 0,07% terhadap yen menjadi 149,3, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam hampir dua minggu di 149,46.
Pound sterling bertahan di $1,2985, sedikit di bawah level tertinggi sejak 7 November di $1,2999 yang dicapai pada Senin.
Sementara itu, bank sentral Australia mengatakan tetap lebih berhati-hati dibandingkan pasar terkait prospek pelonggaran kebijakan lebih lanjut, setelah memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun bulan lalu.
Dolar Australia stabil di $0,6383, didukung oleh data penjualan ritel China yang lebih kuat serta optimisme terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan konsumsi domestik. Dolar Selandia Baru naik ke $0,58265, level tertinggi sejak 10 Desember.
Bitcoin turun tipis 0,18% menjadi US$83.827,14 pada Selasa.
Gencatan Senjata Gaza Runtuh, Lebih dari 200 Warga Palestina Dibunuh Tentara Israel
Gencatan senjata Gaza dipastikan runtuh ketika tentara Israel menyerang wilayah tersebut pada hari Sabtu, 15 Maret 2025.
Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Minggu melaporkan, serangan militer Israel telah menewaskan sedikitnya 15 warga Palestina di Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Mengutip Reuters, sebagian besar kematian terbaru terjadi pada hari Sabtu ketika serangan udara Israel menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk empat wartawan di kota Beit Lahiya di Jalur Gaza utara.
Serangan Israel masih berlanjut hingga hari Selasa, 18 Maret 2025. Jumlah warga Palestina yang terbunuh dalam catatan Kementerian Kesehatan sudah mencapai 232 orang.
Dikutip dari Al Jazeera, rentetan ledakan terdengar di Jalur Gaza, dari utara ke selatan, termasuk Jabalia, Kota Gaza, Nuseirat, Deir el-Balah dan Khan Younis.
Serangan Israel menghantam rumah-rumah, bangunan tempat tinggal, sekolah-sekolah yang menampung orang-orang terlantar dan tenda-tenda.
Sejumlah besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak, yang sedang tidur ketika serangan tersebut dilancarkan.
Tak lama setelah operasi serangan tersebut, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan dimulainya kembali perang di Gaza, dengan menyatakan bahwa hal itu dimaksudkan untuk menekan Hamas agar membebaskan tawanan.
Hingga Selasa pagi, penembakan dari pasukan artileri terus berlanjut di sebelah timur Deir el-Balah, disertai dengan kehadiran terus menerus pesawat tempur Israel di langit.
Warga Palestina saat ini masih menghadapi kondisi yang sangat buruk karena kebutuhan penting, seperti makanan, gas untuk memasak, dan bahan bakar terus berkurang. Krisis air pun semakin parah, menyusul ditutupnya pabrik desalinasi akibat kekurangan bahan bakar.
China Sebut Latihan Militer di Dekat Taiwan sebagai Hukuman atas Aksi Separatisme
Pada Senin (17/3/2025), China menegaskan, latihan militer Tiongkok di dekat Taiwan merupakan hukuman atas tindakan Presiden Taiwan Lai Ching-te yang terus mempromosikan separatisme.
Mengutip Reuters, Tiongkok telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap pulau itu dalam beberapa tahun terakhir.
Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan Tiongkok telah melaksanakan patroli kesiapan tempur gabungan - satu di pagi hari dan satu di sore hari - dengan mengirimkan 54 pesawat tempur Tiongkok termasuk jet J-10 dan pesawat nirawak ke daerah dekat Taiwan.
Dikatakan bahwa pesawat China terbang di wilayah udara di utara, barat, barat daya, dan timur Taiwan, dan bahwa pasukan udara dan laut Taiwan dikirim untuk berjaga-jaga.
Menurut kementerian tersebut, di antara mereka, 42 pesawat melintasi garis tengah Selat Taiwan, batas tidak resmi antara kedua belah pihak.
"Jika pemerintahan Lai berani memprovokasi dan bermain api, itu hanya akan mendatangkan kehancurannya sendiri," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan China dalam pernyataan tersebut.
Taiwan secara rutin melaporkan aktivitas militer semacam itu oleh China, tetapi pemerintah China sangat jarang memberikan komentar terkait hal tersebut.
Dewan Urusan Daratan Taiwan mengatakan Beijing terus mengancam pulau itu secara militer, meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan dan mengganggu perdamaian dan stabilitas regional.
Partai Komunis China adalah "pembuat onar" dalam segala arti kata, kata dewan tersebut. Taiwan mendesak negara-negara sekutu untuk menghentikan ekspansi militer China.
Pejabat keamanan Taiwan mengatakan bahwa China berusaha menormalisasi latihan militer di dekat Taiwan, dengan melakukan patroli semacam itu di dekat pulau tersebut rata-rata setiap 7-10 hari.
Lai mengatakan minggu lalu bahwa China telah memperdalam kampanye pengaruhnya dan infiltrasi terhadap pulau tersebut, dengan menjanjikan langkah-langkah untuk mengatasi upaya Beijing untuk "mencaplok" Taiwan.
China memandang Taiwan sebagai wilayahnya, klaim yang ditolak oleh pemerintah di Taipei.
Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan Beijing tetapi ditolak. Ia mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Makin Panas! PM Kanada yang Baru Minta Tinjau Ulang Pembelian F-35 dari AS
Kanada sedang mempertimbangkan ulang pembelian jet tempur siluman F-35 buatan Amerika Serikat (AS) di tengah ketegangan politik dengan Washington.
Menteri Pertahanan Kanada, Bill Blair, menyatakan bahwa pemerintah akan mengadakan pembicaraan dengan produsen pesawat pesaing untuk mengevaluasi alternatif yang tersedia.
Mengutip CBC.News, Senin (17/3) pernyataan ini disampaikan Blair pada Jumat malam, tidak lama setelah kembali menjabat sebagai Menteri Pertahanan dalam kabinet baru Perdana Menteri Mark Carney. Hal ini juga menyusul pengumuman Portugal yang berencana membatalkan akuisisi F-35.
Blair menjelaskan bahwa diskusi internal tengah berlangsung mengenai kebutuhan pertahanan Kanada.
"Jet tempur F-35 telah diidentifikasi sebagai platform utama oleh angkatan udara, namun kami juga mempertimbangkan opsi lain," ujarnya dalam wawancara dengan CBC's Power & Politics.
Kanada telah melakukan pembayaran untuk 16 unit pertama F-35, yang dijadwalkan diterima pada awal tahun depan. Namun, Blair membuka kemungkinan untuk melengkapi armada dengan pesawat dari produsen Eropa, seperti Saab Gripen dari Swedia, yang menempati posisi kedua dalam kompetisi sebelumnya.
Swedia menawarkan perakitan jet di Kanada dan pengalihan hak kekayaan intelektual, yang memungkinkan pemeliharaan dilakukan secara lokal.
Sementara itu, perawatan besar dan pemutakhiran perangkat lunak F-35 saat ini dilakukan di Amerika Serikat. Usulan untuk memiliki armada campuran mendapat tantangan karena konsekuensi logistik dan biaya tambahan yang besar, seperti pelatihan, infrastruktur, dan rantai pasokan yang berbeda.
Lockheed Martin, produsen F-35, menegaskan komitmennya terhadap kemitraan dengan Kanada.
"Kami tetap berkomitmen menyediakan layanan pemeliharaan yang andal bagi pelanggan kami," kata Rebecca Miller, Direktur Hubungan Media Global Lockheed Martin.
Perusahaan juga menepis klaim adanya "tombol pemutus" yang dapat mematikan pesawat milik sekutu.
Potensi penalti kontrak menjadi pertimbangan jika Kanada memutuskan membatalkan pembelian. Besaran biaya penalti tersebut belum diungkapkan.
Selain itu, industri kedirgantaraan Kanada, yang berkontribusi sebesar US$ 1,3 miliar terhadap ekonomi nasional antara 1997 dan 2021 melalui rantai pasokan F-35, juga menjadi faktor yang dipertimbangkan.
Billie Flynn, pensiunan letnan kolonel dan mantan pilot uji F-35, menyatakan bahwa ketegangan politik dengan AS memicu keraguan terhadap stabilitas kemitraan di sektor pertahanan.
"Kanada harus mempertimbangkan risiko terhadap kepercayaan dalam setiap transaksi pembelian senjata," katanya.
Diskusi lebih lanjut mengenai opsi pembelian dan dampaknya terhadap industri pertahanan Kanada masih akan berlanjut.