News Forex, Index & Komoditi ( Selasa, 7 November 2023 )
News Forex, Index & Komoditi
( Selasa, 7 November 2023 )
Wall Street Ditutup Naik, Investor Menanti Sabda Jerome Powell
Bursa saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street, New York parkir di zona hijau pada perdagangan Senin (6/11/2023) waktu setempat karena investor menunggu panduan dari pengambil kebijakan Bank Sentral Federal Reserve akhir pekan ini mengenai jalur suku bunga. Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (7/11/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,10% atau 34,54 poin ke 34.095,86, S&P 500 menanjak 0,18% atau 7,64 poin ke 4.365,98, dan Nasdaq melejit 0,30% atau 40,50 poin ke 13.518,78. Pasar saham AS pekan lalu membukukan persentase kenaikan mingguan terbesarnya dalam kurun waktu sekitar satu tahun, karena laporan payroll AS yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat mengirim imbal hasil obligasi AS lebih rendah. Hal ini juga terjadi di tengah pandangan bahwa The Fed sudah selesai menaikkan suku bunga dan mungkin mulai memangkasnya tahun depan. Saat ini ekspektasi pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan bulan Desember adalah sebesar 90,4%, turun dari 95,2% pada Jumat (3/11/2023), namun di atas 74,4% pada minggu lalu. Ekspektasi penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin telah meningkat menjadi lebih dari 50% pada pertemuan Mei 2024, menurut indikator FedWatch CME. Pasar akan mencari kejelasan lebih lanjut mengenai niat The Fed dari para pejabat yang akan berbicara akhir pekan ini, termasuk Ketua Jerome Powell, dan anggota yang memberikan suara seperti Ketua Fed New York John Williams dan Presiden Fed Dallas Lorie Logan. “Kecuali ada sesuatu dalam data ekonomi yang mendorong hal ini, Anda tidak akan melihat mereka mengubah sikap mereka,” kata Stephen Massocca, Wakil Presiden Wedbush Securities di San Francisco, mengutip Reuters, Selasa (7/11/2023). BACA JUGA Setelah 7 Tahun, PM Australia akan Bertemu Xi Jinping di China AS Ancam Mau Intervensi Jika Hizbullah Serang Israel Jokowi Samakan Politik Indonesia Seperti Sinetron: Banyak Dramanya Ekspektasi The Fed kemungkinan akan selesai dengan kenaikan suku bunga membuat S&P 500 naik 5,85% minggu lalu dan Nasdaq naik 6,61%, atau lompatan mingguan terbesar sejak November 2022. “Apa pun daya beli yang menguat pada hari Jumat, tidak ada lagi saat ini sehingga banyak dari saham-saham tersebut yang kembali turun, dan imbal hasil [yield] obligasi sedikit lebih tinggi,” kata Massocca. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun, yang turun ke level terendah lima minggu pada Jumat lalu, berbalik arah hingga mencapai level tertinggi mendekati 4,67% pada Senin, menjelang lelang treasury minggu ini sekitar US$112 miliar dalam obligasi tenor tiga tahun, surat utang tenor 10 tahun, serta obligasi tenor 30 tahun. Adapun kalender rilis data ekonomi AS untuk minggu ini tidak banyak, dengan angka klaim pengangguran mingguan yang akan dirilis pada Kamis dan laporan sentimen konsumen Universitas Michigan pada Jumat. Walt Disney, Instacart, dan Biogen termasuk di antara perusahaan besar yang melaporkan pendapatan minggu ini.
Sedikitnya 9.700 Penduduk Gaza Tewas dalam Sebulan Terakhir
Kementerian Kesehatan Palestina pada hari Minggu (5/11) melaporkan sedikitnya 9.770 penduduk Palestina telah kehilangan nyawa akibat serangan brutal militer Israel sejak 7 Oktober lalu. Di antara jumlah itu, sedikitnya 4.008 adalah anak-anak. Pada Minggu sore waktu setempat, Israel kembali melancarkan serangan udara yang menghantam beberapa rumah di dekat sebuah sekolah di kamp pengungsi Bureji di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya 13 orang. Kamp yang dihuni oleh sekitar 46.000 orang itu juga diserang pada hari Kamis lalu. Itu juga menjadi kamp pengungsi ketiga yang terkena serangan udara Israel dalam 24 jam terakhir hingga hari Minggu. Mengutip Al Jazeera, lebih dari 50 warga Palestina tewas dalam serangan di kamp pengungsi al-Maghazi dan Jabalia di Gaza. Baca Juga: Usulan Gencatan Senjata Ditolak, Hamas Siapkan Taktik Untuk Jebak Israel Di Gaza Serangan Sistematis Terhadap Kamp Pengungsi Kamp Bureji terletak di zona evakuasi yang seharusnya telah steril dari warga sipil. Militer Israel mendesak warga sipil Palestina untuk mencari perlindungan karena mereka memfokuskan serangan militernya ke utara. Israel terus menjatuhkan selebaran yang berisi perintah kepada penduduk Gaza untuk pergi ke selatan Gaza. Kerumunan orang terlihat berjalan kaki pada hari Minggu, menyusuri jalan raya utama dengan hanya membawa apa yang bisa mereka bawa. Banyak dari mereka juga menggunakan kereta keledai untuk membawa logistik. Al Jazeera menyebut ada serangan sistematis terhadap kamp-kamp pengungsi Gaza yang dilakukan oleh pasukan Israel. Baca Juga: UNICEF: Sekitar 420 Anak-Anak Terbunuh dan Terluka di Gaza Setiap Harinya "Serangan udara yang berulang-ulang terhadap kamp-kamp pengungsi di Gaza tengah dan selatan adalah alasan mengapa masyarakat tidak menganggap serius pengumuman Israel yang menjamin koridor aman untuk melakukan perjalanan ke selatan," ungkap Hani Mahmoud dari Al Jazeera. Sementara itu, PBB melaporkan 1,5 juta orang kini menjadi pengungsi internal di Gaza dari total populasi 2,3 juta jiwa yang ada. Israel mengatakan pihaknya menargetkan pejuang dan aset Hamas, menuduh kelompok tersebut menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia. Kritikus mengatakan serangan Israel tidak proporsional, mengingat banyaknya warga sipil yang tewas.
Mengenal Fatah dan Hamas, Dua Kubu di Palestina yang Ingin Diadu Domba AS
Hamas dan Fatah adalah dua partai paling dominan di kancah politik Palestina. Hamas telah menjadi penguasa de facto di Jalur Gaza sejak 2007, setelah mengalahkan partai Fatah yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas dalam pemilihan parlemen dan memimpin wilayah pendudukan Tepi Barat.
Fatah merupakan singkatan dari Harakat al-Tahrir al-Filistiniya atau Gerakan Pembebasan Nasional Palestina dalam bahasa Arab. Kata Fatah artinya menaklukkan.
Gerakan sekuler ini didirikan di Kuwait pada akhir 1950-an oleh diaspora warga Palestina setelah Nakba pada 1948. Fatah didirikan oleh beberapa orang terutama mendiang presiden Otoritas Palestina (PA) Yasser Arafat, Khalil al-Wazir, dan Salah Khalaf, dan Mahmoud Abbas yang merupakan presiden Otoritas Palestina saat ini.
Fatah memiliki sayap militer utama al-Asifah atau Badai. Perjuangan bersenjata kelompok tersebut melawan pendudukan Israel dimulai pada 1965. Sebagian besar operasi bersenjatanya dilakukan dari Yordania dan Lebanon.
Kepemimpinan Yasser Arafat dan setelah Perang Arab-Israel pada 1967, membuat Fatah menjadi partai dominan di Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), yang terdiri atas banyak partai politik Palestina. PLO dibentuk pada 1964 dengan tujuan untuk membebaskan Palestina dan saat ini bertindak sebagai perwakilan rakyat Palestina di PBB.
Setelah diusir dari Yordania dan Lebanon pada 1970-an dan 1980-an, gerakan ini mengalami perubahan mendasar, memilih untuk bernegosiasi dengan Israel. “Orang-orang Arab pada dasarnya membantu memaksa Fatah untuk setuju mengambil jalur diplomatik, setelah mereka diusir dari Beirut,” ujar analis politik yang berbasis di Tepi Barat Nashat al-Aqtash dikutip dari Aljazirah.
Pada 1990-an, PLO yang dipimpin Fatah secara resmi meninggalkan perlawanan bersenjata dan mendukung Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB. Resolusi ini menyerukan pembangunan negara Palestina di perbatasan 1967 (Tepi Barat, Yerusalem Timur dan Gaza), berdampingan dengan negara Israel.
PLO kemudian menandatangani Perjanjian Oslo, yang mengarah pada pembentukan Otoritas Nasional Palestina atau Otoritas Palestina. Pejanjian ini membentuk sebuah badan pemerintahan mandiri sementara yang bertujuan untuk mewujudkan negara Palestina merdeka.
Sedangkan Hamas adalah singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyya atau Gerakan Perlawanan Islam. Kata Hamas berarti semangat.
Gerakan Hamas didirikan di Gaza pada 1987 oleh imam Sheikh Ahmed Yasin dan ajudannya Abdul Aziz al-Rantissi tak lama setelah dimulainya Intifada pertama atau pemberontakan Palestina melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina.
Gerakan ini dimulai sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Mesir dan membentuk sayap militer Brigade Izz al-Din al-Qassam untuk melakukan perjuangan bersenjata melawan Israel dengan tujuan membebaskan Palestina yang bersejarah. Mereka juga memberikan program kesejahteraan sosial kepada warga Palestina yang menjadi korban pendudukan Israel.
Hamas mendefinisikan dirinya sebagai gerakan pembebasan dan perlawanan nasional Islam Palestina. Pada 2017, Hamas mengeluarkan dokumen politik yang secara efektif mengeklaim memutuskan hubungan dengan Ikhwanul Muslimin. Kelompok ini akan menerima negara Palestina di perbatasan 1967 dengan kembalinya pengungsi Palestina.
Meskipun tindakan tersebut menimbulkan ketakutan di kalangan loyalisnya bahwa mereka telah menyerah terhadap perjuangan Palestina, Hamas menambahkan klausul berikut: Hamas menolak segala alternatif terhadap pembebasan penuh dan menyeluruh Palestina, dari sungai hingga laut tetapi menganggap pembentukan negara Palestina yang berdaulat di perbatasan 1967 menjadi formula konsensus nasional.
Israel Ingin Mengebom Gaza dengan Nuklir, AS Kirim Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah
Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah mengirim kapal selam nuklir kelas Ohio ke Timur Tengah. Sebelumnya, AS sudah mengerahkan dua kapal induknya ke Mediterania sebagai antisipasi meluasnya perang dari Jalur Gaza dan mengancam Israel.
“Pada 5 November 2023, sebuah kapal selam kelas Ohio tiba di wilayah tanggung jawab Komando Pusat AS (CENTCOM),” tulis CENTCOM di akun (X) Twitter resminya, Ahad (5/11/2023).
CENTCOM tak menjelaskan apa motif dan misi dari pengerahan Ohio ke wilayah tersebut. Pada pertengahan bulan lalu, AS telah memutuskan mengerahkan dua kapal induknya ke perairan Mediterania.
Washington secara terbuka menyatakan bahwa langkah itu diambil untuk melindungi Israel dari ancaman serangan, menyusul memanasnya pertempuran di Jalur Gaza.
“Saya telah mengarahkan Kelompok Serangan Kapal Induk (CSG) USS Dwight D Eisenhower untuk mulai bergerak ke Mediterania Timur sebagai bagian dari upaya kami untuk mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel atau upaya apa pun untuk memperluas perang ini setelah serangan Hamas terhadap Israel,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada 14 Oktober 2023 lalu, dikutip laman ABC News.
Sebelum USS Dwight D Eisenhower dikerahkan, kapal induk AS lainnya yakni USS Gerald R Ford sudah terlebih dulu tiba di Mediterania Timur. Kala itu sejumlah pejabat senior AS mengatakan secara terbuka bahwa kehadiran kelompok penyerang kapal induk USS Ford di Mediterania Timur dan penambahan lebih banyak jet tempur Angkatan Udara AS ke wilayah tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan komitmen Washington terhadap Israel. Selain itu, kehadiran mereka berfungsi sebagai alat pencegah kepada Iran dan Hizbullah untuk tidak terlibat dalam konflik Israel-Hamas.
Sejak pertempuran terbaru Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, kelompok Hizbullah Lebanon diketahui turut meluncurkan serangan secara berkala ke wilayah Israel. Hizbullah secara terbuka menyatakan mendukung perlawanan Hamas. Hizbullah adalah kelompok yang didukung dan disokong Iran.
“Kami tidak dapat mengesampingkan bahwa Iran akan memilih untuk terlibat langsung dalam beberapa cara. Kami harus bersiap menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan bulan lalu saat menjelaskan tentang keputusan AS mengerahkan kapal induk ke Mediterania, dikutip laman the Guardian.
Sullivan mengungkapkan, sebagai pendukung Hizbullah dan Hamas, Iran menjadi yang paling diwaspadai AS sejak awal mula pecahnya perang di Jalur Gaza. “Itulah sebabnya Presiden (Joe Biden) bergerak begitu cepat dan tegas untuk mengirim kapal induk ke Mediterania Timur… sebuah pesan yang sangat jelas kepada negara atau aktor mana pun yang berupaya mengeksploitasi situasi ini,” ujarnya.
Turki Tarik Dubesnya di Tel Aviv, Israel: Hubungan Diplomatik tak Berubah
Pemerintah Israel mengatakan hubungan negaranya dengan Turki tak mengalami perubahan apa pun. Hal itu disampaikan menyusul keputusan Turki menarik duta besarnya dari Tel Aviv sebagai bentuk protes atas agresi ke Jalur Gaza.
“Hubungan diplomatik dengan Turki tetap tidak berubah meskipun Ankara mengambil sikap mengenai perang di Gaza dan fakta bahwa duta besar Turki dipanggil kembali pada akhir pekan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Israel Lior Hayat kepada surat kabar Yedioth Ahronoth, Ahad (5/11/2023).
Dia pun mengisyaratkan bahwa Israel tetap menginginkan hubungan diplomatik dengan Turki tetap terjalin. “Kita harus memikirkan kembali bagaimana kita mencegah krisis seperti ini,” ujar Hayat.
Turki dan Israel sebenarnya baru saja memulihkan hubungan diplomatik pada Agustus 2022 lalu. Pemulihan hubungan itu berlangsung ketika posisi perdana menteri Israel masih dijabat Yair Lapid. Dalam sebuah percakapan telepon pada 17 Agustus tahun lalu, Erdogan dan Lapid bertukar ucapan selamat atas kesepakatan pemulihan hubungan bilateral Turki-Israel.
Lapid menilai, pemulihan hubungan Israel-Turki akan menghasilkan banyak prestasi, terutama di bidang perdagangan dan pariwisata. “Ini akan tercermin dalam dimulainya kembali penerbangan Israel ke Turki dan pertemuan Komisi Ekonomi Gabungan di Israel pada September mendatang,” kata kantor perdana menteri Israel dalam sebuah pernyataan kala itu.
Erdogan dan Lapid pun sama-sama menekankan tentang pentingnya hubungan Israel-Turki untuk menjaga stabilitas regional. Pada 11 Januari 2023 lalu, Duta Besar Turki untuk Israel Sakir Ozkan Torunlar menyerahkan surat kredensialnya kepada Presiden Israel Isaac Herzog.
“Hari ini kita menyelesaikan langkah penting lainnya, mencapai tonggak sejarah lainnya dalam memperkuat hubungan kita serta memperdalam persahabatan antara Turki dan Israel,” kata Herzog setelah upacara penyerahan surat kredensial berlangsung, dikutip laman AlArabiya.
Sebelum memutuskan memulihkan relasi diplomatik dengan Israel, pada awal Maret 2022, Erdogan sudah menyampaikan, dia ingin menghidupkan kembali dialog politik dengan Israel. Hal itu diumumkan saat Isaac Herzog melakukan kunjungan bersejarah ke Turki pada 9 Maret 2022.
"Tujuan bersama kami dengan Israel adalah untuk menghidupkan kembali dialog politik antara negara kami berdasarkan kepentingan bersama, menghormati kepekaan timbal balik," kata Erdogan dalam konferensi pers bersama Herzog, dikutip Anadolu Agency.
Erdogan mengungkapkan, kunjungan Herzog ke Turki menjadi titik balik baru dalam hubungan bilateral Ankara dan Tel Aviv. Menurut dia, penguatan relasi dengan Israel penting bagi stabilitas serta perdamaian regional.
Oleh sebab itu, Erdogan menekankan kepada Herzog tentang pentingnya mereduksi ketegangan di kawasan, termasuk menjaga visi solusi dua negara terkait konflik dengan Palestina.
Hubungan Turki dan Israel membeku setelah peristiwa penyerangan kapal Mavi Marmara pada Mei 2010. Mavi Marmara adalah satu dari enam kapal yang bertolak dari Turki untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Sebanyak 10 warga sipil Turki tewas dalam aksi penyerangan Israel ke kapal tersebut.
Iran Minta Rusia dan Cina Intervensi Gaza
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amirabdollahian telah mendesak negara anggota koalisi BRICS untuk melakukan intervensi secara aktif, konstruktif, dan bertanggung jawab untuk menghentikan kejahatan perang Israel di Jalur Gaza. Desakan itu disampaikan Amirabdollahian lewat surat yang dikirimkan ke masing-masing menlu anggota BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.
Dilaporkan Mehr News Agency, Senin (6/11/2023), dalam suratnya Amirabdollahian menyatakan keprihatinan dan kesedihan mendalam atas kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina di Gaza. Dia kemudian meminta kelima negara anggota BRICS mengupayakan langkah-langkah konstruktif dan bertanggung jawab agar dapat menghentikan agresi Israel ke Gaza.
Selain itu, Amirabdollahian berharap negara anggota BRICS bisa meminta pertanggungjawaban para agresor pendudukan. Dia menyerukan BRICS segera memasukkan isu krisis Gaza ke dalam agendanya.
Pada Ahad (5/11/2023), Amirabdollahian turut mengirimkan surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. “Komunitas internasional harus melakukan mobilisasi untuk mencegah terjadinya Nakba lainnya,” tulis Amirabdollahian dalam suratnya untuk Guterres.
Nakba atau Malapetaka yang disinggung Amirabdollahian dalam suratnya adalah momen terusirnya lebih dari 700 ribu warga Palestina ketika Israel berdiri pada 1948. Amirabdollahian memperingatkan bahwa kelambanan komunitas internasional dalam menghadapi kejahatan rezim Israel di Jalur Gaza akan membuka jalan bagi terjadinya genosida.
Terkait pertempuran di Gaza saat ini, telah beredar dokumen dari Kementerian Intelijen Israel. Dalam dokumen bertanggal 13 Oktober 2023 itu, Menteri Intelijen Israel Gila Gamliel mengusulkan pemindahan lebih dari 2 juta penduduk Gaza ke Semenanjung Sinai.
Hal tersebut akan dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, pembentukan kota-kota tenda di Sinai. Kedua, pembentukan koridor kemanusiaan yang memungkinkan warga Palestina melarikan diri, diikuti pembangunan kota-kota di Sinai Utara. Terakhir, Israel akan menetapkan tanah tak bertuan beberapa kilometer jauhnya di dalam wilayah Mesir untuk memastikan bahwa warga Palestina tidak dapat kembali. Laporan yang disusun Gamliel juga menyerukan kerja sama antara Israel, negara-negara Arab, dan Eropa untuk juga menerima pengungsi Palestina.
Dalam laporannya Gamliel menyebut, hasil terbaik setelah perang dengan Hamas saat ini, yang akan memberikan hasil positif dan strategis jangka panjang bagi Israel, adalah pemindahan warga Palestina di Gaza ke Semenanjung Sinai.
Pemerintah Mesir telah dengan tegas menolak pemindahan warga Gaza ke Sinai. “Kami siap mengorbankan jutaan nyawa di setiap butir pasir di sini. Mesir tidak akan pernah membiarkan apa pun dikenakan padanya (Sinai),” ujar Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly saat berkunjung ke pangkalan militer Mesir di al-Arish, Sinai utara, 31 Oktober 2023 lalu
Kapal Induk Hingga Kapal Selam Bertenaga Nuklir AS Kumpul Di Timur Tengah
Angkatan Laut Amerika Serikat mengerahkan sebuah kapal selam bertenaga nuklir ke Timur Tengah. "Pada 5 November 2023, kapal selam kelas Ohio tiba di area tanggung jawab Komando Pusat AS," kata Komando Pusat AS (CENTCOM) pada Ahad malam via akun media sosial X.
Sejak kelompok Hamas Palestina meluncurkan Operasi Banjar Al-Aqsa terhadap Israel pada 7 Oktober, AS sudah mengirimkan dua kapal induk dan kapal pendukung ke Mediterania timur sejak peperangan antara Israel dan Hamas meletus. Kapal-kapal tersebut dimaksudkan sebagai alat pencegah untuk memastikan konflik tidak meluas.
Kapal induk Gerald R Ford bersama kapal pendukungnya, tiba di Mediterania timur sehari sejak Hamas melakukan serangan mengejutkan bagi Israel. Ford yang ditugaskan pada 2017 adalah kapal induk terbaru AS dan terbesar di dunia. Armada ini mampu mengangkut lebih dari 5.000 personel di dalamnya.
Kapal induk yang memiliki reaktor nuklir ini dapat menampung lebih dari 75 pesawat militer, termasuk pesawat tempur seperti jet F-18 Super Hornet dan E-2 Hawkeye. Armada memiliki persenjataan rudal, seperti Evolved Sea Sparrow Missile, yang merupakan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah yang digunakan untuk melawan drone dan pesawat terbang.
Rudal kerangka udara bergulir pada Ford digunakan untuk menargetkan rudal antikapal bersama Sistem Senjata Close-In Mk-15 Phalanx. Sistem itu digunakan untuk menembakkan peluru penusuk lapis baja.
Ford juga menyertakan radar canggih yang dapat membantu mengendalikan lalu lintas udara dan navigasi. Kapal pendukung tersebut seperti kapal penjelajah berpeluru kendali kelas Ticonderoga Normandia, kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh-Burke Thomas Hudner, Ramage, Carney, dan Roosevelt. Kemampuan tersebut mencakup kemampuan peperangan permukaan-ke-udara, permukaan-ke-permukaan, dan antikapal selam.
Selain Ford, Pentagon juga mengarahkan kelompok penyerang kapal induk Dwight Eisenhower. Kapal induk bertenaga nuklir yang ditugaskan pada 1977, pertama kali melakukan operasi selama invasi Irak ke Kuwait.
Kapal induk yang juga dikenal sebagai "Ike" ini bisa mengangkut 5.000 personel. Armada ini dapat membawa hingga sembilan skuadron pesawat, seperti jet tempur, helikopter, dan pesawat yang mampu melakukan operasi intelijen, pengawasan, dan pengintaian.
Sama seperti Ford, kapal induk Ike akan dikawal kapal-kapal lain seperti kapal penjelajah berpeluru kendali Philippine Sea, kapal perusak berpeluru kendali Gravely, dan Mason. Kapal-kapal tersebut fokus untuk melindungi diri dan kapal induk. Meskipun mereka dapat melakukan operasi ofensif, kapal-kapal tersebut tidak cocok untuk bertindak sebagai sistem pertahanan rudal bagi Israel yang sudah memiliki sistem canggih.
Menlu AS Mendadak ke Tepi Barat dan Temui Presiden Palestina
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken melakukan kunjungan yang tak diumumkan ke Tepi Barat, Ahad (5/11/2023). Dia menggelar pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah. Itu merupakan pertemuan keduanya dengan Abbas sejak peperangan di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober 2023 lalu.
Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Abbas, topik utama yang dibahas Blinken adalah tentang perkembangan situasi di Jalur Gaza. Blinken menyampaikan kepada Abbas, AS sepakat dengan pandangan bahwa warga Palestina di Gaza tak boleh dipindahkan secara paksa. Sebelumnya Israel sempat dilaporkan berencana mengusir seluruh warga Gaza ke wilayah Sinai, Mesir.
Sementara Abbas menyampaikan pernyataan tajam terkait kebrutalan agresi Israel di Gaza yang sejauh ini sudah memakan lebih dari 9.700 korban jiwa. “Saya tidak punya kata-kata untuk menggambarkan genosida dan kehancuran yang diderita rakyat Palestina di Gaza akibat mesin perang Israel, tanpa memperhatikan prinsip-prinsip hukum internasional,” kata Abbas kepada Blinken, dikutip laman Al Arabiya.
Saat ini AS masih mendukung perang Israel di Jalur Gaza. Sama seperti Israel, Washington turut menolak penerapan gencatan senjata di Gaza karena dianggap bakal menguntungkan kelompok Hamas. Blinken telah menyampaikan Otoritas Palestina, yang saat ini memerintah di Tepi Barat, adalah pilihan tepat untuk menjalankan pemerintahan di Gaza.
Namun Blinken mengakui, jika nanti perang di Gaza usai, negara-negara lain dan badan-badan internasional kemungkinan akan memainkan peran dalam keamanan serta pemerintahan untuk sementara waktu. Mahmoud Abbas, yang kini sudah berusia 87 tahun, mengatakan, Otoritas Palestina dapat memerintah di Jalur Gaza hanya jika solusi politik komprehensif untuk konflik Israel-Palestina bisa ditemukan.
Dua faksi besar Palestina, yakni Hamas dan Fatah, telah terlibat perselisihan selama belasan tahun. Perselisihan dipicu oleh kemenangan Hamas dalam pemilihan umum tahun 2006.
Hamas memenangkan pemilu, tapi Fatah dan masyarakat internasional menolaknya. Pada Juni 2007, Hamas mulai mengendalikan dan mengontrol pemerintahan di Jalur Gaza. Sementara Fatah dengan Otoritas Palestina-nya menjalankan pemerintahan di Tepi Barat.
Beberapa upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah sempat dilakukan. Namun upaya tersebut gagal karena Hamas selalu mengajukan syarat-syarat tertentu kepada Otoritas Palestina bila hendak berdamai. Pada Oktober 2017, Hamas dan Fatah menandatangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi di Kairo, Mesir. Penandatanganan kesepakatan itu menjadi simbol keinginan kedua faksi untuk berdamai setelah 10 tahun berselisih.
Setelah 10 tahun berlalu, Hamas akhirnya menyatakan kesiapannya untuk memulihkan hubungan dengan Fatah tanpa prasyarat apa pun. Mereka bahkan membubarkan komite administratif yang sebelumnya bertugas untuk mengelola pemerintahan di Jalur Gaza. Hal itu dilakukan agar Otoritas Palestina dapat mengambil alih tugas pemerintahan di daerah yang diblokade tersebut.
Namun rekonsiliasi tetap masih mengalami kebuntuan. Hingga saat ini Hamas masih mengontrol Jalur Gaza, sedangkan Fatah menjalankan pemerintahan di Tepi Barat.
Dedolarisasi: Negara-Negara BRICS Bisa Hancurkan Si Raja Dolar
Mantan ekonom Gedung Putih Joe Sullivan memprediksi, dolar dapat menghadapi tantangan yang semakin besar dari negara-negara BRICS. Pasalnya, kelompok BRICS kini semakin besar ukurannya sehingga blok tersebut bisa memberikan pengaruh besar terhadap perdagangan global. Melansir Business Insider, dalam opininya baru-baru ini di Foreign Policy, Sullivan menunjukkan meningkatnya kekhawatiran bahwa negara-negara BRICS dapat menciptakan mata uang yang dapat menyaingi dolar AS dalam perdagangan internasional. Mata uang bersama itu berpotensi menjatuhkan dolar dari posisi teratasnya di pasar perdagangan global dan sebagai mata uang cadangan dominan. Sullivan mengingatkan, meskipun para pejabat BRICS mengatakan tidak ada mata uang saingan yang sedang bekerja, namun BRICS bisa menjadi ancaman bagi greebback berdasarkan pengaruhnya yang semakin besar. Apalagi sekarang blok negara-negara emerging market tersebut baru-baru ini memperluas undangan keanggotaan ke Argentina, Mesir, Ethiopia, Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Penambahan Mesir, Ethiopia, dan Arab Saudi dapat memberikan pengaruh BRICS lebih dari 12% dari seluruh perdagangan global. Baca Juga: Borong Banyak Emas Jadi Upaya China untuk Dorong Dedolarisasi Pasalnya, ketiga negara tersebut mengelilingi Terusan Suez, jalur utama aliran barang ke pasar internasional. Sullivan mencatat, blok tersebut juga memiliki pengaruh besar di pasar komoditas. Arab Saudi, Iran, dan Uni Emirat Arab merupakan beberapa eksportir bahan bakar fosil terbesar di dunia. Sementara, Brasil, Tiongkok, dan Rusia merupakan eksportir utama logam mulia. Sullivan juga bilang, penambahan Arab Saudi khususnya dapat memberikan keuntungan besar bagi BRICS+. Negara Timur Tengah ini memiliki obligasi Treasury AS senilai lebih dari US$ 100 miliar, yang telah membantu menjadikan total kepemilikan BRICS di Treasury AS lebih dari US$ 1 triliun. “Negara-negara BRICS+ tidak perlu menunggu sampai mata uang perdagangan bersama memenuhi kondisi teknis yang lazim bagi mata uang cadangan global sebelum mereka mengayunkan dampak ekonomi mereka yang semakin besar terhadap dolar,” tambahnya. Baca Juga: Irak Akan Melarang Transaksi dalam Mata Uang Dollar AS Tahun Depan Sullivan menunjuk pada yuan China, yang mengungguli mata uang global lainnya dalam perdagangan karena mitra dagang Beijing meningkatkan penggunaan renminbi. Pada akhirnya, lanjut Sullivan, tren tersebut dapat menempatkan greenback pada posisi yang sama dengan poundsterling Inggris yang tergelincir dari dominasi internasional pada tahun 1800an. “Negara-negara BRICS+ bahkan tidak perlu memiliki mata uang perdagangan bersama untuk memanfaatkan domain King Dollar. Jika BRICS+ meminta Anda membayar setiap anggota dalam mata uang nasionalnya sendiri untuk berdagang dengan salah satu dari mereka, maka peran dolar dalam hal ini adalah ekonomi dunia akan terpuruk. Tidak akan ada pengganti yang jelas bagi dolar sebagai cadangan global. Berbagai mata uang akan menjadi semakin penting," katanya. Meski demikian, tidak semua ekonom berpendapat sama. Melansir Bloomberg, tidak ada yang mengatakan bahwa greenback akan ditinggalkan dalam waktu dekat sebagai alat tukar utama. Sebutan bahwa dollar sudah mencapai puncaknya telah berkali-kali terbukti prematur. Namun belum lama ini, hampir tidak terpikirkan oleh negara-negara lain untuk mengeksplorasi mekanisme pembayaran yang melewati mata uang AS atau jaringan SWIFT yang mendukung sistem keuangan global. Sekarang, kekuatan dolar yang luar biasa, penggunaannya di bawah Presiden Joe Biden untuk memberlakukan sanksi terhadap Rusia tahun ini dan inovasi teknologi baru, mendorong sejumlah negara untuk mulai mempertimbangkan penggunaan mata uang lainnya. Baca Juga: 5 Negara Pendiri BRICS Punya Pendapat Berbeda-beda Soal Mata Uang Baru Sayangnya, pejabat keuangan global enggan mengomentari perkembangan ini. “Ini hanya akan mengintensifkan upaya di Rusia dan China untuk mencoba mengelola bagian mereka dari ekonomi dunia tanpa dolar,” kata Paul Tucker, mantan wakil gubernur Bank of England dalam podcast Bloomberg yang disiarkan pada Mei 2023 lalu. Hal senada juga diungkapkan oleh Perry Mehrling, seorang profesor ekonomi di Universitas Boston. Mengutip Insider, dia berspekulasi bahwa sebagian besar pembicaraan anti-dolar hari ini dipicu oleh ketidakpuasan dari negara lain yang mata uangnya dinilai lebih rendah daripada greenback, bukan karena dolar sebenarnya berisiko ditantang dalam waktu dekat. Dia menunjuk, misalnya, upaya de-dolarisasi yang meningkat setelah negara-negara barat memutuskan Rusia dari sistem komunikasi keuangan internasional, SWIFT, yang memicu kekhawatiran bahwa dolar dapat dijadikan senjata. "Ketidakpuasan ini dan dengan berada di bagian bawah hierarki uang internasional memberikan ide de-dolarisasi sebagai titik fokus," katanya. "Sebagian besar, itu tidak berbuat banyak."
Warga Malaysia Boikot Produk yang Berhubungan dengan Israel
. Daftar perusahaan yang diduga memiliki hubungan dengan Israel atau yang konon menjanjikan dukungannya kepada Israel, beredar di media sosial Malaysia. Di tengah perang Israel-Hamas, warga Malaysia didesak untuk memboikot perusahaan tersebut. Mengutip The Straits Times, di antara perusahaan-perusahaan tersebut adalah waralaba makanan Amerika, yang biasa menjadi sasaran setiap kali terjadi konflik baru di Gaza karena sikap pemerintah AS yang pro-Israel. Namun kali ini, beberapa karyawan menentang seruan boikot tersebut. Melalui media sosial, mereka mengatakan bahwa boikot tersebut berdampak pada mata pencaharian mereka. Beberapa politisi Malaysia juga mendesak kehati-hatian dalam menanggapi konflik tersebut, mengingat kemungkinan dampaknya terhadap hubungan perdagangan dengan negara-negara Barat. Simpati mendalam dari mayoritas penduduk Muslim Malaysia terhadap penderitaan rakyat Palestina – ditambah dengan kata-kata keras dari Perdana Menteri Anwar Ibrahim terhadap pemboman Gaza oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang telah menewaskan ribuan orang – telah membangkitkan semangat mereka yang berharap untuk mendorong gencatan senjata dan membantu rakyat Palestina dari jauh. Baca Juga: Usulan Gencatan Senjata Ditolak, Hamas Siapkan Taktik Untuk Jebak Israel Di Gaza Kini memasuki minggu kelima, konflik tersebut telah menewaskan lebih dari 1.400 warga Israel dan lebih dari 9.000 warga Palestina. Warga Malaysia telah mengadakan demonstrasi besar-besaran pro-Palestina. Dan pemerintah Malaysia menetapkan pada minggu lalu sebagai Pekan Solidaritas Palestina. Warga Malaysia lainnya, termasuk para selebriti, mengatakan di media sosial bahwa mereka perlu melakukan lebih dari sekadar mengadakan aksi protes. Pengusaha terkenal asal Malaysia, Vivy Yusof, memposting sebuah video di Instagram, mengatakan: “Jika kita berpikir kita tidak berdaya, teman-teman, sebenarnya kita tidak… Teruslah berdoa, teruslah berdonasi, teruslah bersuara, teruslah memposting, teruslah memboikot.” Dalam postingannya, yang mendapat 35.400 suka, dia menulis: “Saya bukan penggemar boikot, tapi kali ini, ini benar-benar masalah hidup dan mati. Jika kita terus mendanai perusahaan global yang memberikan dana kepada IDF, mereka tidak akan berhenti – mereka hanya akan peduli jika penjualan mereka turun.” Baca Juga: Kementerian Kesehatan Mengirim 7 Ton Bantuan Obat ke Palestina Ada berbagai daftar berbeda yang beredar di media sosial, dengan masing-masing daftar menampilkan sejumlah merek konsumen. McDonald's dan Burger King menjadi sasaran setelah restoran mereka di Israel memberikan makanan gratis kepada personel IDF, seperti diberitakan di media. Menurut laporan Reuters pada 17 Oktober, McDonald’s Israel mengatakan di akun media sosialnya bahwa mereka telah memberikan ribuan makanan gratis kepada IDF. Newsweek melaporkan pada tanggal 23 Oktober bahwa Burger King di Israel memposting foto perusahaan tersebut menyumbangkan makanan kepada tentara Israel. McDonald's Malaysia mengeluarkan pernyataan yang memisahkan diri dari waralaba Israel. Dikatakan bahwa perusahaan di Malaysia adalah entitas yang 100 persen dimiliki oleh Muslim, dan telah menyumbangkan RM1 juta (S$ 286.000) ke Dana Kemanusiaan Palestina di bawah Departemen Perdana Menteri. Dalam sebuah video Instagram, seorang pekerja tunarungu di McDonald’s Malaysia bernama Izuan mengatakan dalam bahasa isyarat: “Tidak mudah bagi pemberi kerja untuk menerima penyandang disabilitas seperti saya. Saya harap boikot tidak berlanjut.” Baca Juga: Pemimpin Arab Desak Blinken untuk Genjatan Senjata Gaza, Setelah Sekolah Diserang Dalam video lain di media sosial, salah satu karyawan McDonald’s mengatakan dia merasa malu karena mengenakan seragamnya di depan umum. Yang lain berkata: “Putri saya yang berusia delapan tahun memberi tahu saya bahwa teman-temannya mengatakan burger saya haram (dilarang bagi umat Islam).” Video tersebut mengatakan boikot tersebut berdampak pada 18.000 pekerja McDonald’s, serta pengantaran makanan. Tanggapan dubes Palestina Melansir New Straits Times, Duta Besar Palestina untuk Malaysia memuji komitmen masyarakat untuk memboikot bisnis dan produk yang diduga terkait dengan Israel. Duta Besar Walid Abu Ali menekankan bahwa tindakan yang diambil oleh warga Malaysia memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan menyatakan sikap tegas terhadap apa yang disebutnya sebagai penindasan Zionis. “Setiap tindakan yang mendukung Palestina dan rakyatnya sangat dihargai. Boikot terhadap produk-produk Israel dan waralaba yang mendukung Israel berfungsi untuk meminimalkan penderitaan rakyat Palestina. Apa pun yang dilakukan Malaysia terhadap semua (bisnis) yang mendukung Israel sangat dihargai,” ujarnya.