Indeks Dolar AS Menurun Tertekan Akan Kuatnya Euro

JAKARTA – Indeks dolar AS menurun terhadap euro di akhir perdagangan kemarin. Indeks dolar AS pada satu titik mencapai pada level terendah baru selama 9 bulan, sebab mata uang bersama memperoleh dukungan dari komentar pejabat Bank Sentral Eropa yang mengisyaratkan peningkatan suku bunga jumbo tambahan di Eropa.

Dilansir dari Antara, pada hari Selasa (24/1/2023), mata uang Euro mencapai setinggi USD1,0927, diperdagangkan di level tertinggi sejak April tahun lalu, sebelum membabat kenaikan untuk diperdagangkan menguat 0,05% pada 1,08605 dolar.

Kenaikan awal euro didukung oleh komentar dari anggota dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Klaas Knot dan Peter Kazimir, yang keduanya mengusulkan untuk dua kenaikan 50 basis poin lagi pada pertemuan Februari dan Maret.

ECB akan terus meningkatkan suku bunga dengan cepat untuk memperlambat inflasi yang masih terlalu tinggi, Ketua ECB Christine Lagarde menjelaskan pada Senin (23/1/2023), sebagian besar mengulangi pedoman kebijakan bank terbaru.

Survei para analis Reuters juga mendukung peningkatan 50 basis poin pada dua pertemuan berikutnya serta puncak suku bunga akhirnya 3,25%, di tingkat saat ini 2,0%.

"Sungguh yang mendorong hal ini adalah divergensi kebijakan bank sentral," ujar dari Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera di Washington.

"Setidaknya pada siklus saat ini, pasar menganggap hari-hari paling hawkish The Fed berada di belakangnya. Jadi ketika Anda memperhitungkan prospek kebijakan bank sentral, itu menggambarkan dolar pada posisi yang kurang menguntungkan, mengingat taruhan pasar pada Fed bergerak kian lambat daripada mitra di luar negeri," ujar Manimbo.

Dana Fed berjangka telah memprediksi hampir semua peluang Fed dapat bergerak sebesar 50 basis poin bulan depan dan terus mengurangi kemungkinan puncak suku bunga menjadi 4,75% hingga 5,0%, dari saat ini 4,25% hingga 4,50%.

Dengan pertemuan kebijakan moneter untuk Federal Reserve dan ECB ditentukan minggu depan, pasangan mata uang utama terjebak di dekat kisaran yang telah dicapai Senin (23/1/2023).

Euro juga didukung oleh berkurangnya kekhawatiran resesi di tengah penurunan harga gas alam, menurut kepala strategi mata uang Rabobank, Jane Foley.

"Pertumbuhan kepercayaan pada prospek ekonomi, atau setidaknya penghilangan banyak pesimisme, adalah bagian dari kisah euro," ujar Foley.

Referensi : economy.okezone.com

Share this Post