News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 15 Mei 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Kamis,  15 Mei 2025  )

Harga Emas Global  Anjlok ke Level Terendah Lebih dari Sebulan

 

Harga emas merosot lebih dari 2% pada Rabu (14/5), menyentuh level terendah dalam lebih dari satu bulan.

Optimisme terhadap prospek kesepakatan dagang global mendorong investor untuk keluar dari aset safe haven seperti emas.

Melansir Reuters, harga emas spot turun 2% ke level US$3.181,62 per ons troi pada pukul 13.55 waktu setempat (17.55 GMT), level terendah sejak 11 April. Sebelumnya, harga sempat jatuh hingga menyentuh US$3.174,62 per ons.

Sementara itu, kontrak berjangka emas AS (gold futures) ditutup melemah 1,8% ke level US$3.188,3.

“Reli global yang dipicu oleh pemangkasan besar-besaran tarif antara AS dan China telah mendorong koreksi emas ke bawah level teknikal penting,” ujar Tai Wong, pedagang logam independen.

Indeks utama di Wall Street dibuka menguat pada Rabu, terdorong oleh kesepakatan tarif tersebut dan harapan akan kesepakatan perdagangan lanjutan.

AS dan China telah sepakat untuk memangkas tarif secara drastis dan menerapkan jeda selama 90 hari guna merampungkan rincian kesepakatan dagang.

Dalam wawancara pada Selasa (13/5), Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya mungkin akan langsung bernegosiasi dengan Presiden China Xi Jinping mengenai rincian pakta perdagangan.

Trump juga menyebut ada “kesepakatan potensial” yang tengah dibahas dengan India, Jepang, dan Korea Selatan.

Emas, yang biasanya menjadi aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, sempat menyentuh rekor tertinggi US$3.500,05 per ons bulan lalu. Sejauh tahun ini, harga emas telah naik 21,3%.

“Meski tren jangka panjang masih bullish, saya tidak terkejut jika tekanan jual masih berlanjut beberapa hari ke depan,” kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.

“Target penurunan pertama berada di level US$3.136, lalu US$3.073, dan kemudian level psikologis besar di US$3.000.”

Para pelaku pasar kini menanti data Indeks Harga Produsen (PPI) AS yang akan dirilis pada Kamis, setelah sebelumnya data inflasi konsumen keluar lebih lemah dari perkiraan.

Data ini dinantikan sebagai petunjuk arah kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan daya tarik emas, karena emas tidak memberikan imbal hasil (yield)

Logam mulia lainnya juga ikut tertekan. Harga perak spot turun 1,9% ke US$32,25 per ons troi, platinum melemah 0,6% ke US$982,05, dan paladium turun 0,3% ke US$954,36.

 

 

Harga Minyak Dunia Turun, Terseret Harapan Kesepakatan AS-Iran

 

Harga minyak dunia melemah tajam pada perdagangan Kamis (15/5) pagi, terseret sentimen potensi tercapainya kesepakatan nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.

Di saat yang sama, laporan kenaikan mengejutkan pada stok minyak mentah AS menambah kekhawatiran pasar terhadap potensi kelebihan pasokan global.

Melansir Reuters, kontrak berjangka Brent turun 88 sen atau 1,3% ke level US$65,21 per barel pada pukul 07.55 WIB.

Sementara itu, minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) merosot 92 sen atau 1,5% menjadi US$62,23 per barel. Kedua acuan tersebut juga tercatat melemah sekitar 0,8% pada sesi sebelumnya.

Penurunan harga dipicu oleh laporan bahwa Iran bersedia mencapai kesepakatan dengan AS guna mencabut sanksi ekonomi, sebagaimana dilaporkan NBC News dalam wawancara dengan pejabat Iran yang dipublikasikan Rabu waktu setempat.

“Tekanan jual kembali muncul setelah muncul ekspektasi bahwa kesepakatan nuklir AS-Iran akan melonggarkan sanksi terhadap Iran, yang pada akhirnya bisa menambah pasokan minyak global dan mengganggu keseimbangan permintaan-penawaran,” ujar Yuki Takashima, ekonom dari Nomura Securities.

Arab Saudi pun menyatakan dukungan penuh terhadap pembicaraan nuklir AS-Iran dan berharap hasilnya akan positif, kata Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al-Saud.

Meski begitu, ketegangan masih terasa. Pada Rabu (14/5), Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi baru terhadap upaya Iran memproduksi komponen dalam negeri untuk rudal balistik.

Ini menyusul sanksi terhadap sekitar 20 perusahaan pada Selasa yang disebut telah lama menyalurkan minyak Iran ke China.

Sanksi tersebut diumumkan setelah putaran keempat pembicaraan AS-Iran di Oman untuk menyelesaikan sengketa terkait program nuklir Iran.

Sementara itu, dari sisi pasokan, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya di bawah payung OPEC+ memang telah meningkatkan produksi secara bertahap.

Namun, OPEC pada Rabu memangkas proyeksi pertumbuhan pasokan minyak dari negara-negara non-OPEC+ seperti AS untuk tahun ini.

Dari data pasokan, Energy Information Administration (EIA) mencatat stok minyak mentah AS naik 3,5 juta barel menjadi 441,8 juta barel pada pekan yang berakhir 9 Mei.

Ini berbanding terbalik dengan ekspektasi penurunan 1,1 juta barel menurut jajak pendapat Reuters.

Data dari American Petroleum Institute (API) juga menunjukkan kenaikan signifikan sebesar 4,3 juta barel dalam stok minyak mentah pekan lalu.

 

 

Wall St Rabu : S&P 500 Nyaris Tak Bergerak, Investor Fokus Menanti Data Ekonomi

Indeks S&P 500 ditutup sedikit lebih tinggi pada Rabu (14/5), setelah bergerak naik-turun dalam sesi yang lesu.

Investor tampak menahan diri sambil menanti rilis data ekonomi berikutnya, menyusul awal pekan yang sempat bergairah karena data inflasi yang melemah serta jeda ketegangan tarif antara Amerika Serikat dan China.

Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 89,37 poin atau 0,21% ke level 42.051,06.

Pelemahan terbesar terjadi pada saham-saham farmasi seperti Merck & Co yang turun 4% dan Amgen yang merosot 3%.

Sementara itu, S&P 500 naik tipis 6,03 poin atau 0,10% ke 5.892,58. Kenaikan ini menambah sedikit capaian tahun berjalan setelah pada Selasa indeks ini ditutup positif untuk pertama kalinya sejak 28 Februari.

Namun, S&P 500 masih sekitar 4% di bawah rekor penutupan tertingginya pada 19 Februari, meskipun telah membukukan kenaikan selama enam hari berturut-turut.

Nasdaq Composite mencatat kenaikan lebih besar, naik 136,72 poin atau 0,72% menjadi 19.146,81.

Dari 11 sektor utama di S&P 500, delapan sektor ditutup melemah. Sektor layanan kesehatan turun paling dalam sebesar 2,31%, disusul material yang turun 0,96%.

Sektor dengan kinerja terbaik adalah komunikasi yang naik 1,6% dan teknologi yang menguat sekitar 0,96%.

Para pelaku pasar terus mencermati perkembangan terbaru dari sektor perdagangan, di tengah kunjungan Presiden AS Donald Trump ke negara-negara Teluk yang menghasilkan komitmen investasi senilai US$600 miliar dari Arab Saudi.

Saham beberapa perusahaan teknologi AS menguat setelah pemerintah mengumumkan kesepakatan terkait kecerdasan buatan (AI) dengan mitra di Timur Tengah pada Selasa.

 “Ada ketidakpastian yang masih menggantung soal apa yang akan disampaikan para pemimpin dunia, termasuk Presiden Trump, terkait perdagangan,” ujar Tim Ghriskey, Senior Portfolio Strategist di Ingalls & Snyder, New York.

Ia menambahkan, meski kebijakan tarif sebelumnya ditunda, belum ada kesepakatan final yang tercapai.

“Pengumuman belakangan ini memang positif dan sempat memicu reli besar, tapi ketidakpastian tetap ada,” katanya.

Pasar saham AS sempat menguat tajam pada Senin (12/5) dan melanjutkan penguatan pada Selasa setelah AS dan China sepakat menghentikan sementara sengketa tarif selama 90 hari.

Penguatan juga didukung oleh data pada Selasa yang menunjukkan harga konsumen AS naik moderat pada April.

Sebelumnya, pengumuman jeda tarif 90 hari oleh AS sejak 9 April untuk negara selain China, serta kesepakatan dagang terbatas dengan Inggris pekan lalu, turut mendorong sentimen positif di pasar saham.

Wakil Ketua The Fed, Philip Jefferson, menyatakan bahwa meski data inflasi terbaru menunjukkan kemajuan menuju target 2%, prospek ke depan masih belum pasti.

Sementara itu, Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menilai bahwa data yang ada belum sepenuhnya mencerminkan dampak dari kenaikan tarif.

Pasar kini menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell pada Kamis (15/5) , yang dinilai akan memberi petunjuk arah kebijakan moneter ke depan.

Dengan minimnya rilis data ekonomi pada Rabu, Andrew Graham, Managing Partner dan pendiri Jackson Square Capital mengatakan investor memilih bertahan sambil menunggu rilis Indeks Harga Produsen (PPI) dan data penjualan ritel bulan April yang akan keluar Kamis pagi.

“Orang-orang mencari bukti apakah situasi tarif ini sudah mulai merembes ke perekonomian riil,” kata Graham.

Namun dengan adanya jeda tarif selama 90 hari, ia menyatakan tidak terlalu khawatir terhadap data April.

Saham-saham megacap dan saham pertumbuhan mengalami kenaikan. Nvidia menjadi penopang terbesar bagi S&P 500 dengan lonjakan lebih dari 4%.

Saham Advanced Micro Devices (AMD) melonjak 4,7% setelah perusahaan menyetujui program pembelian kembali saham senilai US$6 miliar.

Saham Boeing naik 0,6% setelah maskapai nasional Qatar Airways meneken kesepakatan pembelian pesawat selama kunjungan Trump ke Doha.

Namun di sisi lain, saham American Eagle Outfitters anjlok 6,4% setelah perusahaan pakaian itu menarik proyeksi kinerjanya untuk setahun penuh, dengan alasan ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif.

 

 

Kemenlu AS: Donald Trump dan Pangeran MBS Diskusikan Pengakhiran Perang di Gaza

 

Meski Presiden AS Donald Trump tidak akan mengunjungi Israel dalam kunjungan kenegaraannya di Timur Tengah pekan ini, kemungkinan ia bersama para pemimpin Arab akan mendiskusikan pengakhiran perang di Gaza. Menurut Kementeri Luar Negeri AS kepada television Saudi, Al-Sharq, Washington dan Riyadh akan meneken perjanjian-perjanjian penting selama kunjungan Trump.

"Kami akan mendiskusikan dengan Riyadh terkait mengakhiri perang di Gaza," demikian keterangan Kemenlu AS dilansir Ynet, Selasa (13/5/2025).

Berdasarkan laporan Reuters, normalisasi antara Arab Saudi dan Israel tidak akan didiskusikan dan tidak akan menjad prekondisi dari sebuah kesepakatan AS membantu Riyadh dalam mengembangkan program nuklir untuk kepentingan sipil. Tetap menempatkan Israel di luar agenda kunjungannya mengindikasikan prioritas Trump, yang mana telah didemonstrasikannya beberapa hari ini.

Diketahui, AS baru saja bernegosiasi secara langsung dengan Hamas terkait pelepasan sandera berkewarganegaraan AS dan menuntut pembukaan kembali pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Trump juga belum lama ini mengumumkan kesepakatan gencatan senjata dengan militan Houthi di Yaman, namun tidak memasukkan tuntutan agar Houthi menghentikan serangan misil ke Israel dalam kesepakatannya.

Washington juga telah memulai negosiasi dengan Iran terkait program nuklir Teheran, yang bisa berujung pada sebuah keepakatan yang kemungkinan berdampak buruk bagi Israel dan membuat Teheran tetap bisa mengembangkan senjata nuklir sementara AS mencabut sanksi-sanksinya.

Menurut laporan Reuters, militer AS pun telah mengganti pesawat pengebom B-2 dengan pesawat lain di pangkalan militer di Diego Garcia. "Pesannya adalah bahwa untuk Trump, negara-negara Teluk adalah teman yang lebih baik dan lebih kuat dibandingkan Israel di bawah pemerintahan saat ini," kata peneliti lembaga Atlantic Council kepada Associated Press.

 

 

 

Lawan Trump, Netanyahu Ogah Hentikan Perang di Gaza

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan “tidak mungkin” Israel akan menghentikan perangnya di Gaza, bahkan jika kesepakatan dicapai untuk membebaskan lebih banyak sandera. Komentar ini ia lontarkan bersamaan serangan udara Israel terhadap dua rumah sakit pada hari Selasa menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai puluhan lainnya

Komentar Netanyahu kemungkinan akan mempersulit pembicaraan mengenai gencatan senjata baru yang tampaknya mendapatkan momentum setelah Hamas membebaskan sandera Amerika terakhir yang masih hidup pada hari Senin sebagai isyarat kepada Presiden AS Donald Trump, yang mengunjungi wilayah tersebut namun tidak mengunjungi Israel.

Komentar Netanyahu meningkatkan potensi perpecahan yang semakin besar antara Netanyahu dan Trump, yang telah menyatakan harapan bahwa pembebasan tentara Israel-Amerika Edan Alexander akan menjadi langkah untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 19 bulan.

Dalam komentar yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu pada Selasa dari kunjungan ke tentara yang terluka pada hari sebelumnya, perdana menteri mengatakan pasukan Israel hanya tinggal beberapa hari lagi dari janji peningkatan kekuatan. Mereka akan memasuki Gaza “dengan kekuatan besar untuk menyelesaikan misi tersebut.…Itu berarti menghancurkan Hamas.”

Kesepakatan gencatan senjata apa pun yang dicapai hanya bersifat sementara, kata perdana menteri. Jika Hamas mengatakan mereka akan melepaskan lebih banyak sandera, “kami akan menerima para sandera, dan kemudian kami akan masuk. Tapi kami tidak akan bisa menghentikan perang,” kata Netanyahu. “Kami bisa melakukan gencatan senjata untuk jangka waktu tertentu, tapi kami akan melakukan perang sampai akhir.”

Hamas mengatakan pihaknya hanya akan membebaskan sandera yang tersisa sebagai imbalan atas lebih banyak tahanan Palestina, gencatan senjata abadi, dan penarikan Israel dari Gaza. Perselisihan mengenai apakah konflik akan diakhiri telah menjadi hambatan utama dalam negosiasi selama lebih dari setahun.

Komentar Netanyahu ini berkebalikan dengan sasaran Trump. Di sela kunjungan ke Saudi, Presiden Trump mengatakan pemerintahannya berupaya untuk membebaskan sandera yang tersisa dan mengakhiri perang di Gaza.

“Kami telah bekerja tanpa kenal lelah untuk memulangkan semua sandera yang ditahan oleh Hamas,” kata Trump, menyoroti pembebasan Edan Alexander warga Amerika-Israel kemarin. "Kami terus berupaya untuk mengakhiri perang ini secepat mungkin. Ini adalah hal yang mengerikan yang sedang terjadi," kata Trump.

Menurut The Times of Israel, pernyataan Trump sekali lagi tampak memutuskan hubungan dengan Israel, yang telah menolak seruan untuk mengakhiri perang, dengan alasan bahwa hal itu akan membuat Hamas tetap berkuasa.

Trump menambahkan bahwa “semua masyarakat beradab harus mengutuk kekejaman 7 Oktober terhadap Israel.” “Rakyat Gaza berhak mendapatkan masa depan yang lebih baik, tapi hal itu akan terjadi atau tidak bisa terjadi selama para pemimpin mereka memilih untuk menculik, menyiksa, dan menargetkan pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah untuk tujuan politik,” kata Trump.

Sebelumnya, Netanyahu di balik layar mengakui alasan sebenarnya Israel masih melancarkan Agresi ke Gaza. Ia menyatakan bahwa pemboman brutal di Gaza memang untuk mengusir warga tempatan, bukan untuk melawan Hamas atau membebaskan sandera seperti yang ia klaim selama ini.

The Times of Israel melansir, Netanyahu mengungkapkan hal ini kepada anggota parlemen (Knesset) selama kesaksian tertutup di depan Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset pada Ahad lalu. “Israel “menghancurkan semakin banyak rumah di Gaza supaya warga Palestina tidak punya tempat untuk kembali,” ujarnya menurut sebagian transkrip yang bocor ke media. “Satu-satunya akibat yang jelas adalah warga Gaza memilih untuk pindah ke luar Jalur Gaza,” lanjut Netanyahu.

“Tetapi masalah utama kami adalah menemukan negara yang bisa menerima mereka.” Netanyahu mengatakan kepada anggota parlemen bahwa dia telah mendiskusikan rencana Donald Trump agar AS mengambil alih Gaza dengan presiden tersebut dalam beberapa hari terakhir, namun mengakui bahwa ada kesulitan dalam melaksanakannya.

Meskipun Trump pada awalnya meminta Mesir dan Yordania untuk menerima warga Palestina, kedua negara dengan cepat menolak gagasan tersebut. Kedua negara bersikeras bahwa warga Palestina harus diizinkan untuk tetap tinggal di tanah mereka.

Israel juga menahan diri untuk tidak memberikan jaminan kepada warga Gaza secara terbuka bahwa mereka yang meninggalkan Gaza akan diizinkan untuk kembali, sehingga semakin mengurangi insentif bagi negara-negara untuk menerima warga Gaza. Hal ini mengingat persepsi bahwa mereka akan ikut campur dalam penjajahan yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Times of Israel juga melaporkan bahwa puluhan orang yang telah meninggalkan Gaza sebagai program percontohan untuk bekerja di luar negeri dilaporkan diminta untuk menandatangani dokumen yang mengakui bahwa tidak ada batas waktu kapan mereka dapat kembali karena situasi keamanan. Anak-anak yang dievakuasi untuk perawatan medis ke luar negeri juga dilarang untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka di Gaza setelah mereka selesai dirawat di rumah sakit.

Dalam pertemuan komite Knesset pada Ahad, Netanyahu mengklaim bahwa meskipun belum berhasil dalam menemukan negara untuk menampung warga Gaza, AS masih tertarik untuk mengambil alih Gaza. Namun, sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada The Times of Israel bahwa pemerintahan Trump hanya melakukan sedikit upaya untuk benar-benar memajukan rencana pengambilalihan Gaza oleh Trump sejak diumumkan pada awal Februari menyusul penolakan besar-besaran yang diterimanya dari sekutu-sekutu Arabnya.

Tetap saja, Netanyahu mengatakan kepada anggota parlemen. “Saya tahu saya akan mengecewakan beberapa orang di sini, tapi saat ini kita tidak sedang membicarakan pemukiman Israel di Jalur Gaza.”

 

Macron: Netanyahu Memalukan!

 

 

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu makin tertekan oleh kegeraman sekutu-sekutunya. Yang terkini, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kebijakan di Gaza memalukan dan Eropa harus mempertimbangkan untuk meningkatkan sanksi untuk Israel.

Hal ini ia sampaikan dalam penampilan khusus televisi yang ditayangkan saluran TF1. Ketika ditanya tentang situasi kemanusiaan yang sangat mengkhawatirkan di Jalur Gaza, Macron menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan perilaku yang "tidak dapat diterima" dan "memalukan" dalam memblokir bantuan kepada warga Palestina di Gaza.

"Apa yang dilakukan pemerintahan Benjamin Netanyahu tidak dapat diterima (...) Tidak ada air, tidak ada obat, yang terluka tidak bisa keluar, dokter tidak bisa masuk. Apa yang dilakukannya memalukan," kata Macron dilansir Le Monde.

"Kita  membutuhkan Amerika Serikat. Presiden [Donald] Trump punya pengaruh. Saya sudah menyampaikan kata-kata keras kepada Perdana Menteri Netanyahu. Saya marah, tapi mereka [Israel] tidak bergantung pada kita, mereka bergantung pada senjata Amerika," tambahnya.

Ia menambahkan bahwa kemungkinan untuk meninjau kembali perjanjian kerja sama Uni Eropa dengan Israel sudah terbuka. Pakta ini mencakup ketentuan yang mencakup tidak adanya bea masuk atas produk tertentu.

Israel telah menutup Jalur Gaza sejak awal Maret, ketika mereka melanjutkan kampanye militernya melawan kelompok teror Hamas menyusul gagalnya perjanjian gencatan senjata, di mana ribuan truk bantuan memasuki wilayah kantong tersebut.

Sedangkan dalam sebuah langkah bersejarah, Parlemen Wilayah Ibu Kota Brussels dengan suara bulat pada Senin memberikan suara untuk mendesak pemerintah federal Belgia untuk menegakkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Ini termasuk surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menghadapi tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Pernyataan sebelumnya oleh Perdana Menteri Belgia Bart De Wever, di mana ia mengklaim bahwa Belgia “tidak mungkin” akan menangkap Netanyahu jika ia mengunjungi negara tersebut, memicu ketidakpuasan yang luas di kalangan politik dan hak asasi manusia.

Resolusi parlemen tersebut mencakup seruan eksplisit untuk menerapkan surat perintah penangkapan ICC terhadap pejabat Israel tanpa kecuali; penolakan formal terhadap pernyataan Perdana Menteri Belgia yang memberikan kekebalan politik kepada tersangka pelaku kejahatan; pembentukan mekanisme permanen antara Kementerian Kehakiman, Kementerian Luar Negeri, dan otoritas kehakiman untuk mempercepat permintaan ICC; seruan untuk menjatuhkan sanksi khusus terhadap pelanggar hukum humaniter internasional; dan penekanan pada upaya mempertahankan independensi ICC dalam institusi-institusi UE, termasuk dimasukkannya ICC dalam undang-undang “larangan” Eropa.

Ini bukan pertama kalinya Parlemen Wilayah Ibu Kota Brussel mengambil sikap pro-Palestina, setelah sebelumnya menjadi parlemen pertama di Belgia dan Eropa yang mengeluarkan resolusi yang menyerukan sanksi terhadap Israel.

Sejak koalisi kanan-tengah yang dipimpin oleh Perdana Menteri Bart De Wever mengambil alih kekuasaan pada tahun 2024, posisi Belgia telah bergeser ke arah yang lebih netral atau pro-Israel, menandai perubahan yang signifikan dari pendekatan pemerintahan sebelumnya.

ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan pada 21 November untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanannya, serta pemimpin Hamas, Ibrahim al-Masri, atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dalam konflik Gaza. ICC mengatakan pada bulan Februari bahwa hakim telah mencabut surat perintah penangkapan al-Masri, yang juga dikenal sebagai Mohammed Deif, menyusul laporan kematiannya yang dapat dipercaya.

Sedangkan Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengatakan pada Ahad bahwa konflik di Gaza tidak dapat diselesaikan dengan cara militer dan solusi politik harus ditemukan untuk mengakhiri perang secara permanen. Ini ia sampaikan saat mengunjungi Israel untuk memperingati 60 tahun hubungan bilateral.

“Saya tidak yakin konflik ini bisa diselesaikan secara permanen dengan cara militer,” kata Wadephul di Yerusalem. “Meskipun demikian, Hamas harus segera dilucuti dan tidak dapat lagi memiliki kendali militer atas Gaza.”

Ia mengatakan Jerman akan melakukan apa pun untuk menjamin keamanan Israel, namun bukan berarti negaranya tidak bisa mengkritik tindakan Israel. Namun, dia menambahkan bahwa hal ini “tidak boleh mengarah pada antisemitisme.”

Johann Wadephul mengatakan pada Ahad bahwa konflik di Gaza tidak dapat diselesaikan dengan cara militer dan solusi politik harus ditemukan untuk mengakhiri perang secara permanen, saat mengunjungi Israel untuk memperingati 60 tahun hubungan bilateral.

“Saya tidak yakin konflik ini bisa diselesaikan secara permanen dengan cara militer,” kata Wadephul di Yerusalem. “Meskipun demikian, Hamas harus segera dilucuti dan tidak dapat lagi memiliki kendali militer atas Gaza.”

Ia mengatakan Jerman akan melakukan apa pun untuk menjamin keamanan Israel, namun bukan berarti negaranya tidak bisa mengkritik tindakan Israel. Namun, dia menambahkan bahwa hal ini “tidak boleh mengarah pada antisemitisme.”

“Saya tidak yakin apakah semua tujuan strategis Israel dapat dicapai dengan cara ini [melalui kampanye militer] dan apakah ini akan bermanfaat bagi keamanan Israel dalam jangka panjang,” kata Wadephul. “Itulah sebabnya kami menyerukan kembalinya perundingan serius mengenai gencatan senjata.”

WHO: 57 Anak Gaza Meninggal Kelaparan dan 2,1 Juta Jiwa Terancam Akibat Blokade Israel Sejak 2 Maret

 

Sekitar 500 ribu orang di Jalur Gaza menderita kelaparan parah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, sebanyak 57 anak diaporkan meninggal dunia karena kekurangan gizi dalam dua bulan sejak blokade Israel dimulai pada 2 Maret.

"Sejak blokade bantuan dimulai pada 2 Maret 2025, 57 anak dilaporkan meninggal akibat kekurangan gizi, menurut Kementerian Kesehatan. Angka ini kemungkinan masih jauh dari perkiraan dan kemungkinan akan bertambah," kata WHO dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/5/2025).

Lembaga itu memperkirakan, sekitar 71 ribu anak di bawah usia lima tahun akan menderita kekurangan gizi akut dalam 11 bulan ke depan jika blokade masih terus berjalan.

"Seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,1 juta jiwa menghadapi kekurangan pangan yang berkepanjangan, dengan hampir setengah juta orang berada dalam situasi bencana kelaparan, kekurangan gizi akut, kelaparan, penyakit, dan kematian. Ini adalah salah satu krisis kelaparan terburuk di dunia, yang terjadi secara langsung," tambah pernyataan tersebut.

Pada 18 Maret, Israel kembali melancarkan serangan di Jalur Gaza, dengan alasan gerakan Palestina Hamas menolak rencana AS guna memperpanjang gencatan senjata, yang berakhir pada 1 Maret.

Sejak 2 Maret, Israel memutus pasokan listrik ke pabrik desalinasi di Jalur Gaza dan menutup akses masuk bagi truk yang membawa bantuan kemanusiaan.

 

 

 

 

 

rdogan tegaskan dukungan bagi gencatan senjata Rusia-Ukraina

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali dukungannya bagi gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina dalam sebuah pertemuan dengan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte di Ankara pada Selasa (13/5), menurut Kepresidenan Turkiye.

Erdogan menuturkan Turki meningkatkan upaya diplomatiknya untuk mewujudkan perdamaian yang adil dan langgeng, sembari menyatakan dirinya telah menjalin komunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, kata pernyataan yang dirilis oleh Kepresidenan Turkiye.

Erdogan menekankan bahwa Turki mempertahankan sikap netralnya dalam konflik tersebut dan mendesak agar peluang untuk mewujudkan perdamaian tidak dilewatkan.

Terkait hubungan Turki-NATO, Erdogan menyampaikan Turki menaruh perhatian besar pada NATO dan akan kembali mengambil alih komando Pasukan Kosovo NATO. Dia juga menyerukan kerja sama yang lebih besar di antara sekutu-sekutu NATO dalam memerangi terorisme.
Dalam pernyataannya, Rutte mengungkapkan pertemuannya dengan Erdogan dilangsungkan saat persiapan untuk Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO pada bulan depan sedang dilakukan.
"Turki merupakan sekutu yang loyal dan cakap. Kami juga membahas Ukraina, di mana terdapat peluang nyata terkait kemajuan menuju perdamaian," tulis Rutte dalam sebuah unggahan di platform media sosial X.

 

 

UNRWA: Israel jadikan makanan sebagai alat perang di Gaza

 

Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, menyatakan bahwa Israel menjadikan makanan dan bantuan kemanusiaan sebagai senjata perang di Jalur Gaza, menyebutnya sebagai "kejahatan perang".

Dalam pernyataan yang diunggah di laman resmi UNRWA, Selasa, Lazzarini mengatakan bahwa dapat dipastikan apa yang telah disaksikan selama 19 bulan terakhir, terutama dalam dua bulan terakhir, merupakan tindakan sengaja untuk memperalat makanan dan bantuan kemanusiaan demi mencapai tujuan politik atau militer di Gaza.

Ia menyatakan tindakan Israel merupakan kejahatan perang, menekankan kendati keputusan akhir berada di tangan pengadilan internasional, kenyataan di lapangan dengan jelas membuktikan penggunaan makanan dan bantuan kemanusiaan yang tidak manusiawi.

Lazzarini menggarisbawahi bahwa penderitaan warga Palestina di Gaza telah mencapai tingkat yang tidak dapat digambarkan, mengaku tidak ada kata-kata yang dapat untuk mengungkapkan kesengsaraan serta tragedi yang dialami warga Gaza.

Ia mencatat bahwa sudah lebih dari dua bulan tanpa bantuan kemanusiaan, menyebutkan kelaparan menyebar dan warga kelelahan serta membutuhkan makanan.

Pejabat PBB itu memperingatkan bahwa jika situasi ini terus berlanjut, maka warga sipil bisa saja mati bukan karena pengeboman, namun akibat kelaparan.

Lazzarini mengatakan laporan internasional, seperti Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC), mengonfirmasi bahwa Gaza berada di ambang kelaparan.

Menurutnya, seluruh penduduk Jalur Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta orang dan hampir separuhnya anak-anak, mengalami kerawanan pangan yang parah dan saat ini mereka berjuang melawan kelaparan akibat blokade oleh Zionis Israel.

Menanggapi kondisi tersebut, Lazzarini mendesak komunitas internasional agar segera bertindak guna memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan tiba di Gaza, memperingatkan bahwa blokade yang berkelanjutan mengarah pada bencana kemanusiaan yang belum pernah terjadi.

 

 

Ketika Trump Sebut Arab Saudi Negara Terhebat di Dunia

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memuji Arab Saudi sebagai negara terhebat di dunia. Pernyataan yang disampaikan saat Forum Investasi Arab Saudi–AS di Riyadh, Selasa (13/5/2025), itu menunjukkan semakin mesranya hubungan kedua negara.

Trump memuji kepemimpinan Saudi di bawah kendali Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), transformasi ekonomi, serta peran Arab Saudi yang semakin besar di panggung dunia.

“Anda adalah salah satu negara paling makmur di dunia,” kata Trump, seperti dikutip dari Saudi Gazette, Rabu (14/5/2025).

Dia juga yakin Saudi akan menjadi pusat bisnis global. Masa depan Timur Tengah akan dimulai dari Saudi.

Trump juga memuji Pangeran MBS dengan menyebutnya sebagai pemimpin yang tak kenal lelah.

“Dia bekerja keras. Saya rasa dia bahkan tidak tidur di malam hari,” katanya, seraya turut memuji Raja Salman yang telah memimpin transformasi luar biasa Arab Saudi menjadi negara yang lebih modern.

Lebih lanjut Trump menyebut kunjungannya ke Saudi sebagai momen bersejarah seraya bertekad untuk memperkuat kerja sama kedua negara.

"Merupakan kehormatan besar untuk disambut di Arab Saudi dengan cara ini. Kami akan membuat hubungan dengan Arab Saudi semakin kuat," ujarnya.

Bukan hanya itu, Trump berkomitmen untuk membantu Saudi jika menghadapi masalah pertahanan dan keamanan. Menurut dia, Saudi sudah menjadi sekutu AS sehingga tak ada alasan untuk menjaganya.

"Siapa pun yang mengancam Amerika dan mitranya akan dihadapi dengan kekerasan. Saya tidak akan ragu untuk menggunakan kekuatan militer untuk membela Arab Saudi," katanya.

Trump juga berterima kasih atas peran konstruktif Saudi dalam memfasilitasi pembicaraan damai konflik Rusia-Ukraina serta menekankan pentingnya diplomasi dalam mengatasi ketegangan di kawasan.

Dia berharap Saudi juga bisa berperan untuk menegahi krisis AS dengan Iran.

"Saya ingin membuat kesepakatan dengan Iran untuk menjadikan dunia tempat yang lebih aman," ujarnya.

 

 

Ini Respons Huawei atas Tuduhan Suap pada Parlemen Eropa

 

Raksasa teknologi China, Huawei, telah mengeluarkan pernyataan terkait tuduhan terlibat skandal suap pada Parlemen Eropa. Perusahaan ini menegaskan bahwa pihaknya memiliki kebijakan nol toleransi terhadap korupsi. Baca Juga : Ketika Trump Sebut Arab Saudi Negara Terhebat di Dunia "Huawei menanggapi tuduhan ini dengan serius dan akan segera berkomunikasi dengan pihak investigasi untuk lebih memahami situasi. Huawei memiliki kebijakan tanpa toleransi terhadap korupsi atau pelanggaran lainnya, dan kami berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan yang berlaku setiap saat," bunyi pernyataan yang disampaikan juru bicara perusahaan tersebut, yang dikutip dari Politico. Sebelumnya, diberitakan bahwa pusat kekuasaan Uni Eropa terguncang oleh skandal korupsi baru yang melibatkan raksasa teknologi China terseut dan Parlemen Eropa. "Penyidik sedang menyelidiki dugaan korupsi aktif di dalam Parlemen Eropa," kata Kantor Kejaksaan Federal Belgia, yang menambahkan bahwa "dugaan penyuapan tersebut disebutkan telah menguntungkan Huawei." Baca Juga: Huawei dan Jejak Pengaruh China di Jantung Demokrasi Eropa Kasus ini mengingatkan pada skandal korupsi Qatargate tahun 2022, yang menyebabkan beberapa anggota legislatif ditangkap dan diselidiki. Kasus ini menghidupkan kembali kekhawatiran lama atas praktik lobi yang curang di Brussels—kali ini dengan perusahaan teknologi China sebagai pusat kasus tersebut. Saluran berita investigasi Belanda Follow The Money dan publikasi Belgia Le Soir dan Knack adalah yang pertama melaporkan berita tersebut. Apa Saja Tuduhannya? Investigasi baru ini berfokus pada Huawei, raksasa teknologi China yang pernah menjadi pusat lobi di Eropa, serta pada Parlemen Eropa. "Kasus yang sedang diselidiki termasuk remunerasi untuk menduduki jabatan politik, hadiah berlebihan seperti makanan dan biaya perjalanan, serta undangan rutin ke pertandingan sepak bola dengan tujuan untuk mempromosikan kepentingan komersial pribadi dalam konteks keputusan politik," kata pihak Kejaksaan Belgia dalam sebuah pernyataan. Mereka mengatakan dugaan pelanggaran itu terjadi "secara teratur dan sangat rahasia dari tahun 2021 hingga saat ini." Polisi menggerebek 21 alamat di Brussels, Flanders, Wallonia, dan Portugal serta menangkap beberapa orang. Menurut laporan Follow The Money, Le Soir, dan Knack, penyidik sedang menyelidiki aktivitas yang terkait dengan 15 mantan dan anggota Parlemen Eropa saat ini. Beberapa publikasi tersebut melaporkan seorang pelobi senior dari Huawei di Brussels adalah tersangka utama. Kendati demikian, laporan itu belum bisa diverifikasi secara independen. Dua orang yang bekerja di gedung kantor lobi utama Huawei untuk Uni Eropa di Brussels mengatakan kepada Politico bahwa mereka melihat petugas polisi masuk pada Maret lalu. Petugas polisi kemudian meninggalkan kantor Huawei di Brussels sambil membawa empat kotak berisi dokumen dan berbagai materi yang disita. Apa yang Terjadi di Parlemen? Kantor kejaksaan mengumumkan pada Maret lalu bahwa mereka telah meminta agar segel ditempelkan di gedung Parlemen Eropa, khususnya di kantor yang dialokasikan untuk dua asisten parlemen yang diduga terlibat. Satu pintu menuju kantor yang merupakan bagian dari delegasi Italia di Partai Rakyat Eropa (EPP) kemudian ditandai dengan tanda bertuliskan “SCELLES JUDICIAIRES” dan “Dilarang keras membuka pintu ini", dan disegel dengan pita polisi biru dan putih. Kantor kedua yang disegel, bagian dari delegasi Bulgaria dalam kelompok Renew Europe, adalah milik Adam Mouchtar, pejabat lama dan asisten saat ini untuk anggota Parlemen Eropa yang baru terpilih Nikola Minchev. Mouchtar juga merupakan salah satu pendiri kelompok bernama EU40 yang presidennya adalah politisi Yunani Eva Kaili—tokoh kunci dalam penyelidikan korupsi Qatargate. Mouchtar mengonfirmasi kepada Politico bahwa kantornya telah disegel tetapi membantah melakukan kesalahan apa pun. Atasannya, Minchev, mengumumkan bahwa dia telah menskors Mouchtar dari tugasnya. Kantor lain yang disegel tidak memiliki tanda nama biasa di pintunya. Catatan Parlemen menunjukkan bahwa kantor tersebut adalah milik asisten anggota Parlemen Eropa konservatif Italia yang sudah lama menjabat Fulvio Martusciello dan rekan partainya Marco Falcone. Tidak jelas asisten dan anggota Parlemen mana yang akan terkena dampak investigasi tersebut. Saat dihubungi, Martusciello mengatakan kantor yang disegel "bukan milik saya" tetapi menolak untuk membuktikan lebih lanjut, termasuk apakah kantor itu milik salah seorang asistennya. Laporan lain dari MEMRI menyebutkan bahwa setelah adanya tuduhan "korupsi aktif di dalam Parlemen Eropa, Komisi Eropa memutus semua hubungan dengan kelompok lobi yang terafiliasi Huawei. Menurut laporan tersebut, tuduhan adanya skema “uang demi pengaruh” yang melibatkan Huawei telah membuka selubung kekuasaan negara China. Skandal ini, yang kini sedang diselidiki otoritas Eropa, bukan sekadar kasus suap; ini mencerminkan strategi yang lebih luas dari Beijing untuk menancapkan pengaruhnya ke seluruh dunia, bahkan dengan mengorbankan lembaga-lembaga demokratis. Inti dari permasalahan ini adalah dugaan skema di mana sebanyak 15 anggota aktif dan mantan anggota Parlemen Eropa dicurigai menerima suap.
 

 

Share this Post