News Forex, Index & Komoditi ( Rabu, 18 September 2024 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

         (  Rabu,   18  September 2024  )

Harga Emas Global Turun Setelah Rilis Data Penjualan Ritel AS

 

Emas (XAU/USD) pullback ke $2.570-an setelah data Penjualan Ritel AS untuk bulan Agustus pada hari Selasa – rilis data ekonomi makro utama AS terakhir sebelum Federal Reserve (The Fed) membuat keputusan pada hari Rabu.

Penjualan Ritel AS naik 0,1% pada bulan Agustus pada basis bulanan, dibandingkan dengan revisi kenaikan 1,1% yang tercatat pada bulan Juli. Namun, ini di atas ekspektasi konsensus turun 0,2%, menurut data dari Biro Sensus AS.

Penjualan Ritel AS tidak termasuk Otomotif, sementara itu, naik 0,1% setelah kenaikan 0,4% pada bulan Juli. Ini di bawah estimasi naik 0,2%.

Data tersebut sedikit mengurangi kemungkinan Federal Reserve (The Fed) menurunkan suku bunga sebesar 0,50% pada hari Rabu, yang sedikit membebani Emas. Sebelum rilis, probabilitasnya adalah 67%, setelah data tersebut berubah menjadi 65%, menurut CME FedWatch tool.

Emas melesat ke tertinggi sepanjang masa $2.589 pada hari Senin setelah taruhan pasar bahwa The Fed akan melakukan penurunan suku bunga dengan dosis ganda sebesar 0,50% pada suku bunga pada pertemuannya di hari Rabu meningkat tajam, menurut pengukur berbasis pasar.

Ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga adalah hal yang positif bagi Emas karena keadaan itu menurunkan opportunity cost dari memegang logam kuning, yang merupakan aset yang tidak membayar bunga, sehingga membuatnya lebih menarik bagi para investor.

Prospek jangka lebih panjang untuk logam sebelumnya tetap optimis, menurut beberapa analis terkemuka, yang berpendapat ada bukti bahwa komoditas – termasuk Emas – memasuki siklus super bullish baru.

“[Dua] terakhir kita melihat valuasi komoditas ini adalah pada tahun 1971 dan 2000,” cuit Michaël van de Poppe, Pendiri MN Consultancy. “Komoditas & #Kripto sangat dinilai rendah dan komoditas kemungkinan akan memasuki pasar bull 10 tahun.”

Van de Poppe bukan satu-satunya komentator yang mengatakan komoditas memasuki pasar bull sekuler. Menurut catatan “Flow Show” terbaru dari Jared Woodard Ahli Strategi Investasi di Bank of America, “pasar bull sekuler komoditas di 2020-an baru saja dimulai karena utang, defisit, demografi, globalisasi terbalik, AI & kebijakan net-zero semuanya bersifat inflasioner,” lapor Kitco News.

Harga Emas telah mencapai puncak dan tidak bergerak di $2.580-an. Trennya bullish dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Mengingat prinsip analisis teknis adalah "tren adalah teman Anda," peluangnya lebih condong ke arah atas. Oleh karena itu, jika terjadi koreksi, kemungkinan besar koreksi tersebut hanya berlangsung sebentar sebelum Emas melanjutkan tren naiknya yang lebih luas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Naik di Tengah Optimisme Penurunan Suku Bunga The Fed dan Gangguan Pasokan

 

West Texas Intermediate (WTI), patokan minyak mentah AS, diperdagangkan di kisaran $70,85 pada hari Rabu. Harga WTI naik tipis di tengah gangguan pasokan di Teluk Meksiko dan harapan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada hari Rabu.

Biro Keamanan dan Penegakan Lingkungan melaporkan bahwa minyak mentah AS sekitar 100.000 barel per hari, masih tidak dapat disalurkan ke Teluk Meksiko pada hari Selasa karena Badai Francine. Selain itu, gangguan pasokan di Libya di tengah-tengah perpecahan antara faksi-faksi yang berseteru mengenai kontrol bank sentral telah menyebabkan produksi minyak yang lebih rendah dan mengangkat harga WTI.

"Gangguan pasokan mulai terasa, termasuk dampak Badai Francine terhadap infrastruktur Teluk Meksiko," kata Svetlana Tretyakova, analis senior di Rystad Energy.

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dapat merevitalisasi permintaan di negara konsumen minyak terbesar ini. Pasar meningkatkan ekspektasi untuk penurunan sebesar 50 basis poin (bp) pada pertemuan The Fed bulan September pada hari Rabu, dengan peluang hampir 67%, naik dari 30% seminggu yang lalu.

Persediaan minyak mentah AS naik minggu lalu. Menurut American Petroleum Institute (API), stok minyak mentah di Amerika Serikat untuk minggu yang berakhir 13 September meningkat 1,96 juta barel, dibandingkan dengan penurunan 2,79 juta barel pada minggu sebelumnya. Konsensus pasar memprakirakan bahwa stok akan turun hanya sebesar 0,1 juta barel.

Di sisi lain, pakar strategi pasar IG, Yeap Jun Rong, mencatat bahwa data ekonomi Tiongkok yang lebih lemah dari prakiraan baru-baru ini meredam sentimen pasar, dengan prospek pertumbuhan yang rendah untuk waktu yang lebih lama di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia ini memperkuat keraguan akan permintaan minyak. Kekhawatiran akan permintaan minyak di Tiongkok kemungkinan akan membatasi kenaikan WTI untuk saat ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bursa Asia Beragam Pada Rabu (18/9) Pagi, Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed

 

Bursa Asia bergerak beragam pada Rabu (18/9) pagi. Mengutip Bloomberg, pukul 08.27 WIB, indeks Nikkei 225 naik 230,29 poi atau 0,64% ke 36.440,17, Taiex turun 69,31 poin atau 0,29% ke 21.786,09, ASX 200 turun 0,51 pon atau 0,01% ke 8.140,40, Straits Times turun 2,80 poin atau 0,08% ke 3,590,94, dan FTSE Malaysia turun 4,66 poin atau 0,28% ke 1.659,47.

Mayoritas bursa Asia naik sebelum pengumuman keputusan kebijakan Federal Reserve. Pendapat para pedagang masih terbelah mengenai besarnya penurunan suku bunga The Fed.

Saham Jepang memimpin kenaikan regional, karena penurunan yen pada Selasa (17/9) meningkatkan prospek eksportir di negara itu.

Di pasar tersirat kemungkinan peluang pemangkasan suku bunga The Fed 50 basis poin hanya sekitar 50%.

"Dengan pertemuan Fed yang berpotensi meningkatkan volatilitas secara signifikan, jelas ada cukup alasan bagi calon pembeli untuk tidak melakukan aksi beli," kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone Group.

"Meskipun short mungkin berusaha untuk menutupi kerugian, prospek penurunan tajam melalui perdagangan dengan volume yang lebih rendah tampaknya sangat masuk akal," katanya.

Matt Maley dari Miller Tabak memperkirakan, Fed akan memangkas suku bunga 50 bps atau 25 bps, namun memberikan sinyal akan lebih agresif ke depannya.

Namun hal itu tidak akan menjamin bahwa saham atau obligasi akan menguat signifikan.

"Oleh karena itu, mengingat pasar saham mendekati wilayah jenuh beli, kita mungkin masih akan mendapat reaksi sell on news terhadap Fed minggu ini," katanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wall Street Nyaris Stagnan, S&P 500 Naik Tipis Jelang Keputusan The Fed

 

Indeks utama Wall Street ditutup nyaris stagnan di akhir perdagangan Selasa (17/9), karena investor bersiap menghadapi keputusan pemangkasan suku bunga Federal Reserve yang pertama dalam 4,5 tahun.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 15,90 poin, atau 0,04% ke level 41.606,18, S&P 500 naik 1,49 poin, atau 0,03% ke level 5.634,58 dan Nasdaq Composite naik 35,93 poin, atau 0,20%, menjadi 17.628,06.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,23 miliar saham dengan rata-rata 10,74 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Saham Microsoft naik 0,88%, dan menjadi pendorong terbesar bagi S&P 500, setelah dewan direksi pelopor AI menyetujui program pembelian kembali saham senilai US$ 60 miliar dan menaikkan dividen kuartalannya sebesar 10%.

Indeks Dow blue-chip mencapai rekor tertinggi intraday untuk hari kedua berturut-turut. Indeks Russell 2000 yang berisi saham berkapitalisasi kecil, mengungguli tiga indeks utama, naik 0,74% pada sesi tersebut.

Sektor Energi, naik 1,41%, menjadi yang berkinerja terbaik dari 11 sektor utama S&P, didorong oleh kenaikan harga minyak mentah, sementara perawatan kesehatan menjadi yang berkinerja terburuk dengan penurunan 1,01%.

Saham Intel naik 2,68% setelah mengontrak unit layanan cloud Amazon.com sebagai pelanggan untuk membuat chip kecerdasan buatan khusus. Saham Amazon.com naik 1,08%.

Indeks acuan S&P 500 menyentuh 5.670,81 di awal sesi, setelah data ekonomi terbaru meredakan kekhawatiran perlambatan tajam dalam ekonomi AS.

Laporan terbaru dari Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan eceran meningkat secara tak terduga pada bulan Agustus, setelah penurunan penerimaan dealer mobil diimbangi oleh kekuatan pembelian daring, yang menunjukkan ekonomi berada pada posisi yang kokoh selama sebagian besar kuartal ketiga.

"Ekspektasi cukup mengakar sebelum melihat data ekonomi hari ini dan apa yang ditunjukkannya secara umum adalah lingkungan pertumbuhan, tetapi lingkungan pertumbuhan yang relatif lambat," kata Russell Price, kepala ekonom di Ameriprise Financial Services di Troy, Michigan.

Price mengatakan besarnya pemangkasan tersebut dapat memicu ketakutan inflasi atau meningkatkan kekhawatiran bahwa Fed bergerak terlalu lambat untuk menghindari resesi.

"Apa yang Anda lihat dalam perdagangan sore ini adalah cara kita bangkit dari titik tertinggi sepanjang masa ... karena besok seseorang akan kecewa," katanya.

Menurut FedWatch Tool milik CME, pasar memperkirakan peluang sebesar 65% bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada akhir pertemuan dua harinya pada hari Rabu.

Ekspektasi pasar terhadap besaran pemangkasan tersebut tidak menentu dalam beberapa hari terakhir, dengan peluang pemangkasan sebesar 50 basis poin hanya sebesar 34% yang diperkirakan pada minggu lalu.

 

 

 

 

Media Israel Geleng-geleng Kepala, darimana Houthi Punya Rudal Hebat tak Terdeteksi Radar?

 

Media Israel, Jerusalem Post, dalam analisisnya bertanya-tanya mengapa kelompok sekelas Houthi Yaman mampu memiliki rudal hipersonik yang bisa menempuh jarak ribuan kilometer dalam hitungan menit hingga menyasar Israel. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun rudal sempat memicu ledakan dan kebakaran.

"How did a Houthi missile evade Israeli and American hi-tech radar? (Bagaimana rudal Houthi bisa melewati radal canggih Amerika dan Israel)," demikian judul artikel tersebut.

Lewat tulisannya, Jerusalem Post menyebut, sebuah rudal Houthi tampaknya menghindari sistem deteksi canggih Israel pada Ahad pagi. Meskipun memiliki sistem yang canggih, rudal tersebut baru berhasil dijatuhkan setelah melewati wilayah udara Israel, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang potensi kegagalan dalam sistem keamanan yang ada.

Houthi selama ini tidak memiliki industri rudal balistik sendiri. Seluruh stok mereka berasal dari Iran. Apa yang dikenal di Yaman sebagai 'Tufan' pada dasarnya adalah rudal Ghadir Iran, yang merupakan pengembangan dari Shahab-3.

Selama 25 tahun, sistem Arrow telah dikembangkan Israel dan ditingkatkan untuk mencegat rudal tersebut. Rudal ini mempunyai jangkauan sekitar 2.000 km, cukup untuk menempuh jarak dari Yaman ke Israel.

Rudal tersebut diangkut dari tempat penyimpanannya dengan truk ke lokasi peluncuran, tempat rudal tersebut dirakit. Sasaran rudal telah ditentukan sebelumnya dan tidak dapat mengubah arah atau memperbaikinya selama penerbangan.

Berbeda dengan Shahab, persiapan peluncurannya, terutama pengisian bahan bakar tahap pertama, hanya memakan waktu sekitar 30 menit, bukan beberapa jam.

Rudal tersebut diluncurkan secara vertikal dan mengikuti lintasan balistik, artinya bergerak dalam bentuk busur. Ia terbang melintasi atmosfer dengan mesin yang masih menyala, mendorongnya ke depan. Selama penerbangan, tahap pertama terpisah, dan tahap kedua masuk kembali dari atmosfer setelah bahan bakarnya habis, terus berakselerasi karena gravitasi.

15 menit ke Israel

Dari Yaman utara, rudal tersebut hanya membutuhkan waktu 12-15 menit untuk mencapai Israel tengah. Berat pra-peluncurannya diperkirakan mencapai 15-17 ton, namun hulu ledaknya sendiri berbobot sekitar 650 kg.

Sebuah bahan peledak yang signifikan, dikombinasikan dengan kecepatan tumbukan, dapat menyebabkan kerusakan parah pada bangunan sipil dan juga struktur militer yang dilindungi dengan ringan.

Ada tahapan deteksi untuk rudal tersebut, yang tampaknya tidak berfungsi pada saat kejadian.

Ketika rudal tersebut dipasang untuk diluncurkan, rudal tersebut berada di area terbuka yang dapat dilihat oleh satelit pengintai Israel dan Amerika, yang seharusnya memantau lokasi peluncuran potensial.

Ketika rudal diluncurkan, panas hebat yang dihasilkan oleh mesinnya terdeteksi oleh jaringan satelit peringatan rudal Amerika, dan informasi tersebut seharusnya disampaikan. Beberapa sistem radar seharusnya mendeteksi dan melacak rudal tersebut ketika berada pada lintasan menuju Israel.

Ini termasuk radar angkatan laut Amerika dan Israel di Laut Merah, radar X-band jarak jauh yang diproduksi oleh Raytheon dan berlokasi di Negev, dioperasikan oleh pasukan Amerika, dan terakhir, radar sistem Arrow.

Masih belum jelas apakah rudal tersebut terdeteksi tepat waktu dan mengapa tidak dicegat oleh sistem Arrow seperti yang direncanakan?

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hamas Kecam Israel Rekrut Pencari Suaka Afrika untuk Berperang di Gaza

 

 

Kelompok perjuangan Palestina Hamas mengatakan perekrutan pencari suaka Afrika oleh Israel untuk berperang di Jalur Gaza adalah upaya baru rezim Zionis untuk mengganti kekuatan besar mereka yang hilang dalam perang tersebut. Menurut kantor berita IRNA yang mengutip media Palestina, Hamas melalui pernyataan pada Ahad (15/9/2024) menuding pasukan Israel merekrut pencari suaka Afrika untuk berperang di Gaza dengan imbalan hak tinggal.

Langkah Israel itu menyoroti krisis moral entitas Zionis tersebut. Perekrutan itu menegaskan pelanggaran Israel terhadap "aturan hak asasi manusia paling mendasar melalui eksploitasi kebutuhan imigran dan pencari suaka", demikian isi pernyataan tersebut.

Menurut Hamas, militer Israel memeras para pencari suaka dari Afrika dengan mengiming-imingi mereka imbalan berupa status sebagai penduduk permanen. Hamas menyeru komunitas internasional dan organisasi-organisasi pembela hak asasi manusia untuk mengutuk apa yang digambarkannya sebagai perbuatan "rasis".

Gerakan Palestina itu juga meminta mereka untuk membuat para pemimpin kriminal rezim pendudukan mempertanggungjawabkan pelanggaran-pelanggaran berat yang dilakukan Israel terhadap hukum perang dan HAM internasional. Menurut sejumlah laporan, dalam beberapa bulan terakhir tentara rezim Israel menggunakan tentara bayaran asing untuk terlibat dalam pembantaian warga Palestina di Jalur Gaza.

Perekrutan tersebut berlangsung saat kalangan warga Yahudi ultrakonservatif menolak permintaan wajib militer dari kabinet Zionis agar mereka ikut serta dalam perang genosida di Gaza. Saat ini, terdapat sekitar 30.000 pencari suaka Afrika yang tinggal di Israel. Menurut media Israel, rezim memanfaatkan mereka dalam operasi-operasi berbahaya di Gaza.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aktivis AS Bakar Diri Sebagai Protes Genosida Israel di Gaza, Media Barat 'Menutup-nutupi'

 

 

Seorang aktivis AS membakar diri di depan Konsulat Israel di Boston, Massachusetts, pekan lalu sebagai protes terhadap genosida Israel di Jalur Gaza. Dalam pernyataannya, kepolisian setempat mengatakan insiden itu terjadi pada 11 September sekitar pukul 20.10 waktu setempat.

Pria tersebut mengalami luka bakar serius dan dilarikan ke rumah sakit. Polisi belum mengungkapkan identitas sang aktivis atau motif tindakannya karena penyelidikan masih berlangsung. Kantor Kejaksaan Wilayah Suffolk County di New York mengumumkan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut.

Menurut media lokal, insiden itu terjadi di depan Hotel Four Seasons dekat Konsulat Israel di Boston. Sebuah rekaman CCTV memperlihatkan pria tersebut membakar dirinya setelah mondar-mandir di depan hotel.

Orang-orang di sekitar lokasi segera berusaha memadamkan api di tubuhnya. Seorang saksi mata mengatakan kepada NBC10 Boston bahwa dia dan temannya berlari ke lokasi setelah mendengar teriakan dan berusaha memadamkan api dengan ransel. Dia menggambarkan keadaan saat itu sebagai “situasi yang sangat menyedihkan dan menggusarkan.”

Saksi lain, Jeferson Zapata, mengatakan kepada Telemundo Nueva Inglaterra bahwa pria tersebut menyiramkan bensin ke tubuhnya sebelum membakar diri. Zapata mengatakan bahwa dia dan beberapa orang lainnya berusaha menyemprotkan air ke pria tersebut.

Kurangnya pernyataan dari pihak berwenang AS dan minimnya liputan media nasional tentang masalah itu telah menuai kecaman. Meski otoritas AS belum mengungkapkan identitas pria itu dengan dalih penyelidikan masih berlangsung, sejumlah pengguna media sosial percaya ada upaya untuk menutupi insiden tersebut.

Dalam video yang sepertinya diunggah dari Boston, seorang netizen yang mengaku sebagai Matt Nelson mengatakan bahwa dirinya akan "melakukan aksi protes yang ekstrem." "Kita semua bersalah dalam genosida (Israel) yang sedang berlangsung di Gaza,” tulisnya.

Dia mengatakan bahwa masyarakat AS menghabiskan lebih banyak uang untuk senjata daripada pendidikan. "Kita adalah budak dari kapitalisme dan kompleks industri militer," kata dia. "Sebagian besar dari kita terlalu apatis untuk peduli."

Dia mengaku bahwa protes yang akan dia lakukan adalah peringatan bagi pemerintah untuk berhenti memasok dana dan senjata ke Israel, yang digunakan untuk membunuh warga Palestina yang tidak bersalah. “Rebut kembali kekuasaan. Bebaskan Palestina,” katanya, menegaskan.

Pada Februari, Aaron Bushnell, tentara Angkatan Udara AS berusia 25 tahun, juga membakar dirinya di depan Kedutaan Israel di Washington sebagai protes terhadap serangan Israel di Gaza.

 

 

 

 

 

AS Tingkatkan Persenjataan Antikapal untuk Hadapi China di Indo-Pasifik

 

Amerika Serikat (AS) sedang memperbanyak dan memproduksi senjata antikapal yang lebih murah dan mudah dibawa untuk menghadapi ancaman dari China di kawasan Indo-Pasifik.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi militer AS yang terinspirasi dari invasi Rusia ke Ukraina, yang memprioritaskan "massa yang terjangkau" yakni memiliki banyak senjata murah yang siap digunakan.

Menurut Euan Graham, analis di Australian Strategic Policy Institute, strategi ini merupakan tanggapan alami terhadap persenjataan China, termasuk kapal dan rudal balistik konvensional yang dirancang untuk menyerang kapal musuh.

Salah satu inovasi terbaru AS adalah QUICKSINK, bom murah yang dilengkapi perangkat pemandu GPS dan pelacak objek bergerak. Bulan lalu, Angkatan Udara AS menguji QUICKSINK menggunakan pesawat pengebom siluman B-2 di Teluk Meksiko untuk menghancurkan kapal target.

Meskipun China masih memiliki keunggulan dalam jumlah rudal antikapal, produksi QUICKSINK diharapkan dapat mempersempit kesenjangan ini. Dengan lebih dari 370 kapal perang Tiongkok yang berisiko selama konflik, AS memperkirakan bahwa peningkatan senjata murah seperti QUICKSINK akan mengubah dinamika perang di kawasan tersebut.

QUICKSINK, yang dikembangkan oleh Boeing dengan pelacak dari BAE Systems, masih dalam tahap pengembangan. Senjata ini memanfaatkan perlengkapan tail kit Joint Direct Attack Munition (JDAM), yang mampu mengubah bom konvensional menjadi bom berpemandu yang presisi. Militer AS berencana untuk memproduksi ribuan senjata ini di masa depan.

Selain QUICKSINK, AS juga mengembangkan berbagai macam senjata antikapal di Asia. Pada April lalu, Angkatan Darat AS mengerahkan baterai rudal Typhon ke Filipina selama latihan militer. Rudal Typhon, yang dapat menembakkan rudal SM-6 dan Tomahawk, dikembangkan dari komponen yang sudah ada sehingga lebih murah dan mudah diproduksi.

Meskipun jumlah pasti persenjataan yang akan dikerahkan di Indo-Pasifik masih dirahasiakan, dokumen pemerintah AS menunjukkan rencana pembelian lebih dari 800 rudal SM-6 dalam lima tahun mendatang, serta ribuan rudal Tomahawk dan JDAM.

Langkah ini diambil untuk menghadapi strategi China yang bertujuan membatasi pergerakan angkatan laut AS di Pasifik Barat. Penempatan senjata antikapal di Filipina, misalnya, akan memungkinkan senjata-senjata tersebut berada dalam jangkauan Laut Cina Selatan, wilayah yang diklaim oleh Tiongkok namun juga diperebutkan oleh beberapa negara Asia Tenggara.

Analis militer, Collin Koh dari Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Singapura, menyatakan bahwa dengan senjata murah seperti QUICKSINK, AS bisa menyamakan kedudukan dalam persaingan militer dengan Tiongkok.

Koh menambahkan bahwa kasus serupa dapat dilihat dalam konflik di Laut Merah, di mana senjata murah berhasil mengimbangi pertahanan yang mahal.

 

 

 

 

 

 

 

Putin Titahkan Angkatan Darat Rusia jadi yang Terbesar Kedua Dunia setelah China

 

Pada Senin (16/9/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan jumlah personel reguler angkatan darat Rusia untuk ditingkatkan sebanyak 180.000 orang menjadi 1,5 juta personel aktif.

Kebijakan ini akan menjadikan Angkatan darat Rusia menjadi yang terbesar kedua di dunia setelah China.

Reuters memberitakan, dalam sebuah dekrit yang dipublikasikan di situs web Kremlin, Putin memerintahkan jumlah keseluruhan angkatan bersenjata untuk ditingkatkan menjadi 2,38 juta orang, yang menurutnya 1,5 juta di antaranya harus merupakan personel aktif.

Menurut data dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS), sebuah lembaga pemikir militer terkemuka, peningkatan tersebut akan membuat Rusia melampaui Amerika Serikat dan India dalam hal jumlah prajurit tempur aktif yang dimilikinya dan menjadi yang kedua setelah Tiongkok dalam hal jumlah personel.

IISS mengatakan Beijing memiliki lebih dari 2 juta personel dinas aktif.

Langkah tersebut, yang merupakan ketiga kalinya Putin memperluas jajaran tentara sejak mengirim militernya ke Ukraina pada Februari 2022, dilakukan saat pasukan Rusia bergerak maju di Ukraina timur di sebagian garis depan sepanjang 1.000 km (627 mil) dan mencoba mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk Rusia.

Meskipun populasi Rusia tiga kali lebih besar dari Ukraina dan telah berhasil merekrut sukarelawan dengan kontrak yang menguntungkan untuk bertempur di Ukraina, Rusia - seperti pasukan Kyiv - telah mengalami kerugian besar di medan perang.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda perang akan segera berakhir.

Kedua belah pihak mengatakan jumlah pasti kerugian mereka adalah rahasia militer.

Andrei Kartapolov, ketua komite pertahanan majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan peningkatan jumlah pasukan aktif adalah bagian dari rencana untuk merombak angkatan bersenjata dan secara bertahap meningkatkan jumlah mereka agar sesuai dengan apa yang ia gambarkan sebagai situasi internasional saat ini.

"Misalnya, kita sekarang perlu membentuk struktur dan unit militer baru untuk memastikan keamanan di wilayah barat laut (Rusia) karena Finlandia, yang berbatasan dengan kita, telah bergabung dengan blok NATO," kata Kartapolov kepada Parlamentskaya Gazeta, surat kabar internal parlemen Rusia.

Dia menegaskan, "Dan untuk melaksanakan proses ini, kita perlu menambah jumlah pasukan."

Peningkatan ketiga sejak 2022

Sejak 2022, Putin telah memerintahkan dua peningkatan resmi dalam jumlah pasukan tempur - masing-masing sebesar 137.000 dan 170.000.

Selain itu, Rusia memobilisasi lebih dari 300.000 tentara pada bulan September dan Oktober 2022 dalam sebuah latihan yang mendorong puluhan ribu pria usia wajib militer untuk meninggalkan negara itu.

Kremlin telah mengatakan bahwa tidak ada mobilisasi baru yang direncanakan untuk saat ini, dan bahwa idenya adalah untuk terus mengandalkan sukarelawan yang mendaftar untuk bertempur di Ukraina.

Dara Massicot, seorang pakar militer Rusia di lembaga pemikir Carnegie Endowment for International Peace, mempertanyakan apakah Moskow siap menanggung biaya peningkatan jumlah prajurit aktif.

"Ada cara untuk merekrut 1,5 juta personel tetap, tetapi Kremlin tidak akan menyukainya jika mereka benar-benar bergulat dengan apa yang dibutuhkan," tulis Massicot di X.

"Apakah mereka benar-benar mampu meningkatkan anggaran pertahanan untuk mempertahankan pengadaan DAN persyaratan ini?" tanyanya.

Massicot, yang telah merilis laporan tentang upaya Rusia untuk meregenerasi tentaranya, mengatakan Moskow dapat mengambil keputusan yang tidak populer dan sulit untuk memperluas jumlah wajib militer atau mengubah undang-undang untuk mengizinkan lebih banyak perempuan bekerja di militer guna mencapai tujuan tersebut.

"Cari tanda-tanda bahwa ini adalah inisiatif nyata untuk merekrut dan memperluas, dan bukan semacam pertunjukan untuk mengintimidasi orang lain. Metode sukarelawan saat ini berhasil tetapi memiliki kendala. Ini (perluasan) berarti lebih banyak biaya/kendala," katanya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Boeing Pertimbangkan PHK Sementara Karyawan untuk Menghemat Dana Selama Mogok Kerja

 

Boeing mengumumkan rencana untuk membekukan perekrutan, mengurangi perjalanan dinas, dan mempertimbangkan PHK sementara sebagai langkah untuk menghemat dana selama berlangsungnya aksi mogok pekerja yang dimulai pekan lalu.

Kebijakan tersebut disampaikan kepada karyawan pada Senin, dengan alasan bahwa situasi bisnis perusahaan saat ini sedang dalam periode sulit.

Langkah-Langkah Penghematan di Tengah Aksi Mogok

Chief Financial Officer (CFO) Boeing, Brian West, dalam memo internal kepada karyawan, merinci 10 langkah penghematan yang segera diambil perusahaan. Langkah tersebut mencakup pembekuan perekrutan di semua tingkatan, penghentian kenaikan gaji bagi manajer dan eksekutif yang dipromosikan, serta penghentian semua perjalanan dinas yang tidak mendesak.

“Kami juga sedang mempertimbangkan langkah yang sulit berupa pemutusan hubungan kerja sementara bagi banyak karyawan, manajer, dan eksekutif dalam beberapa minggu ke depan,” kata West.

Situasi ini diperparah dengan adanya aksi mogok oleh sekitar 33.000 pekerja yang tergabung dalam Serikat Internasional Mesin dan Pekerja Dirgantara (International Association of Machinists and Aerospace Workers), yang dimulai pada hari Jumat. Para pekerja menolak tawaran kenaikan gaji sebesar 25% selama empat tahun, di mana sebelumnya serikat pekerja mengajukan kenaikan minimal 40%.

Dampak Aksi Mogok Terhadap Pemulihan Bisnis Boeing

West mengungkapkan bahwa aksi mogok ini mengancam pemulihan bisnis Boeing secara signifikan, terutama di saat perusahaan berusaha bangkit dari tantangan finansial yang telah menelan kerugian lebih dari $25 miliar sejak awal tahun 2019.

Pada kuartal kedua 2024 saja, perusahaan mengalami kerugian sebesar $4,3 miliar, dan aksi mogok ini diperkirakan akan menunda pengiriman pesawat baru, yang merupakan sumber penting aliran kas perusahaan.

Di tengah upaya negosiasi, Boeing dan serikat pekerja dijadwalkan bertemu dengan mediator federal pada hari Selasa. Serikat pekerja juga telah melakukan survei terhadap anggotanya untuk mengetahui prioritas yang paling diinginkan dalam kontrak baru.

Tuntutan dan Kekecewaan Pekerja

Di berbagai lokasi seperti Washington, Oregon, dan California, pekerja yang sedang mogok mengadakan aksi piket, salah satunya di pabrik besar Boeing di Everett, Washington.

Nancie Browning, seorang spesialis manajemen material di Boeing yang telah bekerja selama 17 tahun, menyebut tawaran yang diberikan minggu lalu lebih buruk dari tawaran yang memicu aksi mogok selama dua bulan pada tahun 2008. Menurut Browning, tanpa bonus tahunan yang diandalkan pekerja, kenaikan gaji yang diusulkan hanya sekitar 9%, bukan 25%.

 “Kami hanya ingin bagian yang adil dari keuntungan seperti orang lain,” ujarnya. "Kenapa kita harus bekerja lembur dan bersusah payah sementara eksekutif di atas duduk nyaman di suite mereka dan hanya mengumpulkan uang?"

Bonus tahunan memang menjadi salah satu titik perdebatan utama dalam negosiasi ini. Pekerja mengatakan bonus tersebut berkisar antara $3.000 hingga $5.000 per tahun. Boeing, di sisi lain, beralasan bahwa sulit menghitung bonus secara adil bagi 33.000 karyawan yang memiliki peran berbeda-beda.

Sebagai gantinya, perusahaan menawarkan kontribusi otomatis sebesar $4.160 per tahun ke dalam akun pensiun 401(k) setiap karyawan.

Kekecewaan pekerja juga berasal dari serangkaian perubahan kontrak dalam 16 tahun terakhir, di mana Boeing mengakhiri rencana pensiun tradisional dan menurunkan manfaat perawatan kesehatan.

Banyak pekerja, seperti Jacob Bustad yang telah bekerja selama 14 tahun di Boeing, menyatakan keinginan mereka untuk mengembalikan pensiun yang hilang. "Kami terus kehilangan hak-hak kami, sementara orang-orang di atas semakin kaya," katanya.

Tantangan Keuangan dan Potensi Pemangkasan Kredit

Selain langkah-langkah penghematan internal, Boeing juga berencana melakukan pemotongan besar-besaran dalam pengeluaran pemasok serta menghentikan sebagian besar pesanan pembelian pemasok terkait dengan model pesawat 737, 767, dan 777.

Keputusan ini diambil setelah Moody’s menempatkan Boeing dalam tinjauan untuk kemungkinan penurunan peringkat kredit, dan Fitch menyatakan bahwa mogok yang berlangsung lebih dari dua minggu dapat membuat penurunan peringkat semakin mungkin terjadi. Saat ini, utang Boeing berada satu tingkat di atas status junk bond atau non-investment.

Stephanie Pope, kepala divisi pesawat komersial Boeing, telah mengimbau pekerja untuk menerima tawaran kontrak yang diajukan pekan lalu, dengan menyebutnya sebagai tawaran terbaik yang pernah diberikan Boeing.

Bahkan, tawaran ini juga mendapat dukungan dari pemimpin serikat pekerja dan para negosiator. Namun, para pekerja menolak rekomendasi dari pemimpin mereka sendiri, yang belum pernah terjadi sejak tahun 1995.

 

 

 

 

 

 

 

 

Amazon Mewajibkan Lima Hari Seminggu di Kantor Mulai Tahun Depan

 

Amazon mengumumkan bahwa mereka akan mewajibkan karyawan untuk kembali ke kantor lima hari dalam seminggu, efektif mulai 2 Januari 2025.

Langkah ini merupakan perubahan signifikan dari kebijakan sebelumnya yang memungkinkan karyawan bekerja dari kantor tiga hari dalam seminggu.

Pernyataan CEO Amazon

Andy Jassy, CEO Amazon, dalam catatan yang disampaikan kepada karyawan, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan pengalaman selama lima tahun terakhir.

"Kami memutuskan untuk kembali ke kehadiran di kantor seperti sebelum pandemi COVID-19. Ketika kami melihat kembali lima tahun terakhir, kami tetap percaya bahwa keuntungan dari bekerja bersama di kantor sangat signifikan," ungkap Jassy.

Jassy menyatakan bahwa kehadiran di kantor dapat memperkuat kolaborasi dan koneksi antara tim, serta memperkuat budaya perusahaan. "Jika ada sesuatu, 15 bulan terakhir kami kembali ke kantor setidaknya tiga hari seminggu semakin memperkuat keyakinan kami tentang manfaatnya," tambah Jassy.

Kebijakan dan Pengecualian

Meskipun kebijakan baru ini mewajibkan kehadiran lima hari dalam seminggu, Amazon akan memberikan pengecualian bagi karyawan yang menghadapi "keadaan yang mendesak" atau yang dapat mengajukan permohonan pengecualian kepada pimpinan senior, seperti dijelaskan dalam memo Jassy.

Selain itu, perusahaan akan mengembalikan pengaturan meja yang ditugaskan di lokasi-lokasi yang sebelumnya menerapkan sistem tersebut, termasuk di lokasi kantor pusat di AS (Puget Sound dan Arlington).

Restrukturisasi Organisasi dan Pengurangan Birokrasi

Sebagai bagian dari restrukturisasi organisasi, Amazon berencana mengurangi jumlah manajer dan meningkatkan jumlah kontributor individual hingga akhir kuartal pertama 2025. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi birokrasi dalam perusahaan.

Seperti banyak perusahaan teknologi lainnya, Amazon mengalami pertumbuhan pesat pada awal pandemi COVID-19 dan kemudian melakukan pemecatan besar-besaran terhadap stafnya.

Kontroversi dan Reaksi Karyawan

Sejak penguncian COVID pertama kali memaksa karyawan bekerja dari rumah empat tahun lalu, terdapat ketegangan antara pemberi kerja dan karyawan mengenai jumlah hari yang harus dihabiskan di kantor.

Pada Mei tahun lalu, karyawan di kantor pusat Amazon di Seattle mengadakan aksi mogok sebagai protes terhadap perubahan kebijakan iklim perusahaan, pemecatan, dan kewajiban kembali ke kantor.

Jassy juga menegaskan bahwa sebelum pandemi, bekerja dari rumah dua hari dalam seminggu bukanlah hal yang biasa, dan hal tersebut juga akan berlaku ke depan. "Harapan kami adalah bahwa orang-orang akan berada di kantor kecuali ada keadaan mendesak," tegas Jassy.

Dampak Kebijakan Baru

Kebijakan baru Amazon ini diperkirakan akan memiliki dampak signifikan terhadap dinamika kerja karyawan dan budaya perusahaan. Dengan kembalinya kewajiban kehadiran lima hari dalam seminggu, Amazon berharap dapat meningkatkan efisiensi kerja dan memperkuat hubungan antar tim.

Namun, kebijakan ini juga berpotensi menimbulkan tantangan dan resistensi dari karyawan yang mungkin lebih memilih fleksibilitas kerja yang telah menjadi norma selama pandemi.

Langkah ini menunjukkan perubahan besar dalam cara perusahaan teknologi besar mengelola kebijakan kerja pasca-pandemi, dan akan menarik untuk melihat bagaimana kebijakan ini diterima dan diimplementasikan di seluruh organisasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Unggahan Elon Musk yang Dihapus di X Bikin Penasaran, Gedung Putih Geram

 

WASHINGTON. Pada Senin (16/9/2024), Secret Service alias Dinas Rahasia AS mengatakan bahwa mereka mengetahui unggahan miliarder Elon Musk di platform media sosial X yang sudah dihapus.

Pada saat itu, Musk mengunggah tulisan yang  merenungkan tentang tidak adanya upaya pembunuhan terhadap Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris.

Mengutip Reuters, Musk, yang memiliki platform tersebut, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengunggah postingan tersebut setelah seorang pria yang diduga berencana membunuh mantan Presiden Republik Donald Trump di lapangan golfnya di West Palm Beach ditangkap pada hari Minggu.

Seorang pendukung Trump dan CEO Tesla, Musk menulis pada hari Minggu: "Dan tidak seorang pun yang mencoba membunuh Biden/Kamala," sebuah unggahan yang diakhirinya dengan emoji wajah dengan alis terangkat.

Ia dengan cepat dikritik oleh pengguna X dari kiri dan kanan, yang mengatakan bahwa mereka khawatir kata-katanya kepada hampir 200 juta pengikut dapat memicu kekerasan terhadap Biden dan Harris.

Musk langsung menghapus unggahan tersebut. Akan tetapi Dinas Rahasia, yang bertugas melindungi presiden saat ini dan mantan presiden, wakil presiden, dan pejabat penting lainnya, sudah mengawasinya.

"Dinas Rahasia mengetahui unggahan media sosial yang dibuat oleh Elon Musk dan sebagai praktik, kami tidak mengomentari hal-hal yang melibatkan intelijen perlindungan," kata seorang juru bicara kepada Reuters melalui email.

Dijelaskan pula, "Namun, kami dapat mengatakan bahwa Dinas Rahasia menyelidiki semua ancaman yang terkait dengan orang-orang yang kami lindungi."

Juru bicara tersebut menolak untuk menyebutkan apakah badan tersebut telah menghubungi Musk, yang tampaknya mengisyaratkan dalam unggahan lanjutan bahwa ia telah membuat lelucon.

"Yah, satu pelajaran yang saya pelajari adalah bahwa hanya karena saya mengatakan sesuatu kepada sekelompok orang dan mereka tertawa bukan berarti itu akan menjadi sangat lucu sebagai unggahan di X," tulisnya.

"Ternyata lelucon JAUH kurang lucu jika orang tidak mengetahui konteksnya dan penyampaiannya berupa teks biasa," tambah Musk.

Harris, seorang Demokrat yang mencalonkan diri melawan Trump dalam pemilihan presiden 5 November, mengeluarkan pernyataan pada Minggu malam seperti yang dilakukan Biden yang menyatakan kelegaan dan rasa terima kasih bahwa Trump tidak disakiti dan mengutuk kekerasan politik.

Gedung Putih geram dan mengkritik Musk atas unggahannya.

"Kekerasan seharusnya dikutuk, tidak boleh didorong atau dijadikan bahan tertawaan. Retorika ini tidak bertanggung jawab," kata juru bicara Gedung Putih Andrew Bates pada hari Senin.

 

 

 

 

 

Microsoft Umumkan Buyback Saham Senilai US$60 Miliar dan Kenaikan Dividen 10%

 

Microsoft Corp. baru-baru ini mengumumkan program pembelian kembali (buyback) saham sebesar US$60 miliar, yang merupakan otorisasi pembelian kembali terbesar dalam sejarah perusahaan.

Selain itu, perusahaan ini juga mengumumkan kenaikan dividen kuartalan sebesar 10%, dari 75 sen per saham menjadi 83 sen per saham. Keputusan ini menunjukkan komitmen Microsoft dalam memberikan nilai lebih kepada pemegang saham dan memperkuat posisi finansialnya di pasar.

Rincian Program Pembelian Kembali Saham

Program pembelian kembali saham baru ini menggantikan program pembelian kembali senilai US$60 miliar yang diumumkan pada tahun 2021 dan tidak memiliki tanggal kedaluwarsa.

Langkah ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas lebih besar kepada Microsoft dalam mengelola kapitalisasi pasar dan memberikan dukungan langsung kepada harga sahamnya. Program ini diharapkan dapat mendukung kepercayaan investor dan mencerminkan kekuatan finansial perusahaan yang terus berkembang.

Mulai 21 November mendatang, pemegang saham Microsoft akan menerima dividen kuartalan sebesar 83 sen per saham, meningkat dari 75 sen per saham sebelumnya.

Kenaikan dividen ini menunjukkan dedikasi Microsoft dalam membagikan keuntungan kepada pemegang sahamnya serta komitmennya terhadap kesejahteraan investor jangka panjang. Dengan dividen yang meningkat, Microsoft tidak hanya menarik perhatian investor baru tetapi juga memberikan apresiasi lebih kepada pemegang saham setia.

Kinerja Saham Microsoft

Setelah pengumuman program pembelian kembali saham, harga saham Microsoft mengalami kenaikan kurang dari 1% dalam perdagangan pasca-tutup, setelah sebelumnya ditutup pada harga US$431,34 pada perdagangan reguler hari Senin.

Selama tahun lalu, saham Microsoft mengalami kenaikan sebesar 31%, mencerminkan kinerja yang sangat baik dan kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan di masa depan.

Microsoft, sebagai perusahaan dengan nilai pasar kedua terbesar di dunia, telah memanfaatkan tren pasar yang menggembirakan terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam beberapa tahun terakhir, Microsoft telah mengintegrasikan teknologi AI dari mitranya, OpenAI, ke dalam lini produk mereka.

Teknologi ini telah memperkuat aplikasi bisnis Microsoft, termasuk Teams, Word, dan Outlook. Peluncuran rangkaian alat AI terbaru oleh Microsoft pada hari Senin menunjukkan bagaimana perusahaan ini terus berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan pasar.

Posisi Keuangan Microsoft

Hingga 30 Juni, Microsoft memiliki kas dan setara kas sebesar US$75,5 miliar, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Dalam laporan keuangan kuartal keempat fiskal yang diumumkan pada bulan Juli, Microsoft mencatat aliran kas bebas sebesar US$23,3 miliar, meningkat 18% dibandingkan tahun lalu.

Kenaikan ini mencerminkan pengeluaran modal yang lebih tinggi untuk mendukung penawaran cloud dan AI perusahaan, menegaskan bahwa investasi strategis dalam teknologi mutakhir menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post