News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 1 Agustus 2024 )

   News  Forex,  Index  &  Komoditi

   (  Kamis,  1  Agustus  2024  )

The Fed Tahan Suku Bunga, Powell Beri Sinyal Pemangkasan di September 2024

 

Federal Reserve (The Fed) memutuskan kembali mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5%. Namun, bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut juga memberi sinyal potensi pemangkasan suku bunga paling cepat terjadi di bulan September 2024.

Rabu (31/7), Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengungkapkan, potensi penurunan suku bunga dapat terjadi jika ekonomi AS mengikuti jalur yang diharapkan. Ini menempatkan The Fed mendekati akhir dari pertempuran melawan inflasi selama lebih dari 2 tahun, tetapi tepat di tengah-tengah kampanye pemilihan presiden.

The Fed mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari dengan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuannya tetap pada kisaran 5,25%-5,50% yang ditetapkan setahun yang lalu. Dalam pidatonya, Powell melunakkan deskripsi inflasi dan mengatakan risiko terhadap lapangan kerja sekarang setara dengan risiko kenaikan harga,  yang menjadi bahasa netral yang membuka pintu bagi suku bunga untuk turun, setelah lebih dari dua tahun pengetatan kredit.

Powell mendorong pesan tersebut lebih jauh ke depan dalam konferensi pers pasca FOMC, dengan mencatat bahwa tekanan harga sekarang mereda secara luas dalam ekonomi - apa yang disebutnya disinflasi "berkualitas" - dan bahwa jika data yang akan datang berkembang seperti yang diantisipasi, dukungan untuk pemotongan suku bunga akan tumbuh.

"Jika inflasi bergerak turun ... kurang lebih sesuai dengan ekspektasi, pertumbuhan tetap cukup kuat, dan pasar tenaga kerja tetap konsisten dengan kondisi saat ini, maka saya pikir penurunan suku bunga bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pertemuan September," kata Powell.

Sebelumnya, anggota parlemen Republik memperingatkan Powell bahwa penurunan suku bunga pada pertemuan 17-18 September, tujuh minggu sebelum pemilihan umum AS, dapat dilihat sebagai langkah yang dipolitisasi, menyoroti kemajuan inflasi dan menawarkan janji yang menggembirakan tentang kredit yang lebih murah dan hipotek rumah dalam waktu dekat.

Powell, dalam menanggapi pertanyaan dari seorang reporter pada hari Rabu, mengatakan satu-satunya pertimbangan bank sentral adalah keadaan dan arah ekonomi dan kemajuan inflasi kembali ke target tahunan 2%, bukan kalender politik atau nasib partai mana pun.

"Beginilah cara kami memikirkannya. Inilah yang kami lakukan," tegas Powell.

Beberapa pembuat kebijakan The Fed bahkan membahas logika pemotongan suku bunga pada sesi ini, kata Powell, tetapi "perasaan komite (penetapan kebijakan) tidak pada pertemuan ini, tetapi segera setelah pertemuan berikutnya tergantung pada bagaimana data masuk."

MENYIAPKAN PANGGUNG

Pernyataan Powell pada hari Rabu menegaskan apa yang telah dilihat oleh para investor sebagai kepastian bahwa The Fed akan beralih dari era suku bunga yang ketat. Langkah ini dinilai akan membuat inflasi tetap berada di level 2%, tanpa kerusakan yang tidak semestinya pada pasar tenaga kerja.

Powell mengatakan bahwa ia merasa "soft landing" seperti itu sudah di depan mata, dengan data yang "tidak menandakan ekonomi yang lemah. Itu juga tidak menandakan ekonomi yang terlalu panas," katanya.

Pernyataan kebijakan baru The Fed mempertimbangkan pandangan optimis itu, dengan mencatat bahwa "telah ada beberapa kemajuan lebih lanjut menuju tujuan 2% Komite (FOMC)," sementara tingkat pengangguran, pada 4,1%, "tetap rendah."

Bank sentral menggunakan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi untuk target inflasi 2%. Indeks harga PCE naik 2,5% pada bulan Juni setelah melampaui 7% pada tahun 2022, dan pembacaan inflsi bulanan baru-baru ini menunjukkan bahwa angka tersebut semakin mendekati target.

Investor melihat komentar Powell sebagai persiapan yang jelas untuk pengurangan biaya pinjaman pada pertemuan The Fed tanggal 17-18 September.

"Mendengarkan dia berbicara, jelas mereka semua siap untuk pemotongan suku bunga September dan mereka akan mempertahankan opsi mereka," kata Mark Malek, kepala investasi di SiebertNXT.

Suku bunga berjangka, saham, dan obligasi Treasury semuanya menguat tajam setelah pernyataan Powell, sedemikian rupa sehingga kemungkinan pemotongan pertama pada bulan September sebesar setengah poin persentase melonjak menjadi sekitar 13% dari sekitar 5% sebelum Powell mulai berbicara, menurut alat FedWatch CME Group.

Namun, Powell mengatakan, pemotongan 50 basis poin bukanlah sesuatu yang sedang dipertimbangkan secara aktif.

Sementara pejabat The Fed waspada terhadap tindakan apa pun yang dapat merusak pendekatan data-bukan-politik mereka dalam menetapkan kebijakan moneter, penurunan inflasi yang stabil dalam beberapa bulan terakhir mendorong konsensus luas bahwa pertempuran inflasi hampir berakhir.

Inflasi, kata The Fed dalam pernyataannya yang disetujui dengan suara bulat, sekarang hanya "agak tinggi," penurunan utama dari penilaian yang telah digunakannya selama hampir tiga tahun bahwa inflasi "tinggi."

Pernyataan kebijakan The Fed juga menghapus bahasa tetap bahwa mereka "sangat memperhatikan risiko inflasi," dan menggantinya dengan pengakuan bahwa pembuat kebijakan sekarang "memperhatikan risiko bagi kedua belah pihak dari mandat gandanya," yang mencakup tugas dari Kongres untuk mempertahankan lapangan kerja maksimum yang konsisten dengan harga yang stabil.

Sejauh ini ekonomi "terus berkembang dengan kecepatan yang solid," kata The Fed dalam pernyataannya, dan sementara "penambahan lapangan kerja telah menurun," tingkat pengangguran "tetap rendah."

Namun, tingkat pengangguran telah meningkat, dan pembuat kebijakan akhir-akhir ini lebih fokus untuk menghindari jenis peningkatan tajam dalam pengangguran yang sering dikaitkan dengan suku bunga tinggi dan inflasi yang melambat.

Harga Minyak Dunia Lanjut Menguat Tersengat Risiko Meluasnya Konflik Timur Tengah

 

Harga minyak melanjutkan penguatan pada perdagangan awal di sesi Asia. Sentimen bagi harga datang setelag pembunuhan seorang pemimpin Hamas di Iran yang meningkatkan ancaman konflik Timur Tengah yang lebih luas.

Kamis (1/8) pukul 07.50 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2024 naik 67 sen atau 0,8% ke US$ 81,51 per barel.

Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2024 naik 69 sen, atau 0,9% menjadi US$ 78,60 per barel.

Kontrak paling aktif pada kedua harga minyak acuan tersebut melonjak sekitar 4% pada sesi sebelumnya.

Penyokong utama harga minyak datang setelah pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, pada hari Rabu (31/7), kurang dari 24 jam setelah komandan militer paling senior Hizbullah yang berbasis di Lebanon tewas dalam serangan Israel di ibu kota, Beirut.

Pembunuhan tersebut memicu kekhawatiran bahwa perang selama 10 bulan di Gaza antara Israel dan Hamas berubah menjadi perang Timur Tengah yang lebih luas. Hal itu berpotensi menyebabkan gangguan pasokan minyak dari wilayah tersebut.

"Kami khawatir wilayah tersebut berada di ambang perang habis-habisan," kata wakil perwakilan Jepang di PBB Shino Mitsuko pada hari Rabu saat dewan keamanan PBB menyerukan peningkatan upaya diplomatik.

Harga minyak juga didorong oleh serangkaian data yang dirilis dari AS, konsumen minyak terbesar dunia, dan pelemahan dolar AS.

Permintaan ekspor yang kuat mendorong persediaan minyak mentah AS turun 3,4 juta barel dalam pekan yang berakhir 26 Juli menjadi 433 juta barel, data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan pada hari Rabu.

Persediaan minyak AS telah menurun selama lima minggu berturut-turut, penurunan terpanjang sejak Januari 2021.

Permintaan minyak AS mencapai rekor musiman pada bulan Mei karena konsumsi bensin melonjak ke level tertinggi sejak sebelum pandemi, rilis data terpisah dari EIA menunjukkan pada hari Rabu.

Sementara itu, indeks dolar AS memperpanjang penurunan pada hari Kamis dari sesi sebelumnya, setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap tetapi membiarkan pintu terbuka untuk pemangkasan pada bulan September.

Dolar yang lebih lemah dapat meningkatkan permintaan minyak dari investor yang memegang mata uang lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemimpin Hamas Tewas Dibunuh: Sumpah Iran & Kecemasan Meluasnya Perang Timur Tengah

 

Iran telah bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh dalam serangan udara di Teheran. Ini merupakan sebuah serangan yang membawa Timur Tengah ke ambang perang di seluruh kawasan.

Mengutip The Independent, Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian.

Pembunuhan itu terjadi beberapa jam setelah Israel mengklaim telah membunuh seorang komandan sekutu Iran, Hizbullah, di ibu kota Lebanon, Beirut, sebagai balasan atas serangan mematikan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.

Atas kejadian itu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas dendam atas pembunuhan Haniyeh.

Dia mengatakan Israel tengah mempersiapkan hukuman berat untuk dirinya sendiri dengan membunuh tamu terkasih di Iran.

"Kami menganggap pembalasan dendamnya sebagai tugas kami," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Israel telah memburu para pemimpin Hamas sejak kelompok militan itu menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan lebih dari 1.130 orang dan menyandera 251 orang.

Pada bulan April, Haniyeh mengatakan ketiga putra dan tiga cucunya telah tewas dalam serangan udara Israel di Gaza.

Tidak hanya Iran, Hamas juga telah bersumpah untuk membalas kematian Haniyeh. Hamas menyebutnya sebagai "tindakan pengecut" yang harus mendapatkan hukuman setimpal.

Kelompok bersenjata Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pembunuhan Haniyeh akan membawa pertempuran ke dimensi baru dan memiliki dampak besar.

Iran lantas mengumumkan tiga hari berkabung nasional dan mengatakan AS memikul tanggung jawab karena dukungannya terhadap Israel.

Berpotensi pecah perang

Israel dan Iran berisiko terlibat ke dalam perang pada awal tahun ini ketika Israel menyerang kedutaan besar Iran di Damaskus pada bulan April.

Iran membalas, dan Israel membalas dalam pertukaran serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah masing-masing, tetapi upaya internasional berhasil menahan siklus itu sebelum lepas kendali.

Menurut wakil kepala Hamas di Gaza Khalil Al-Hayya dalam konferensi pers di Teheran, Hamas dan Iran tidak menginginkan perang regional, tetapi ada kejahatan yang harus dihukum.

Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina, mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas itu. Sementara berbagai faksi Palestina menyerukan demonstrasi besar-besaran.

Rusia, China, dan Qatar termasuk di antara negara-negara yang mengecam keras pembunuhan itu pada Rabu pagi.

Kematian Haniyeh terjadi beberapa jam setelah Israel mengklaim telah "membunuh" salah satu pemimpin tertinggi kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran dalam serangan udara di Beirut, yang digambarkannya sebagai balas dendam atas serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang diduduki yang menewaskan belasan anak.

Israel menyalahkan Hizbullah atas serangan hari Sabtu, sementara para militan dengan tegas membantah bertanggung jawab.

Iran telah memperingatkan agar tidak menyerang Lebanon untuk menghindari eskalasi konflik lebih lanjut.

Haniyeh, 61 tahun, adalah wajah tegas dari diplomasi internasional kelompok Palestina dan sebelumnya menjabat sebagai perdana menteri Gaza.

Ia meninggalkan jalur tersebut pada tahun 2019 dan beroperasi antara Turki dan ibu kota Qatar, Doha, menghindari pembatasan perjalanan di Gaza yang diblokade dan memungkinkannya untuk bertindak sebagai negosiator dalam pembicaraan gencatan senjata atau untuk berbicara langsung dengan pejabat di Iran.

"Haniyeh memimpin pertempuran politik untuk Hamas dengan pemerintah Arab," kata Adeeb Ziadeh, seorang spesialis dalam urusan Palestina di Universitas Qatar.

"Ia adalah front politik dan diplomatik Hamas," kata Ziadeh kepada Reuters.

Pengganti Haniyeh yang paling mungkin adalah Khaled Meshaal, wakilnya di pengasingan yang tinggal di Qatar, kata pejabat Hamas kepada Reuters.

Di bawah Meshaal, Hamas muncul sebagai pemain yang semakin penting dalam konflik Timur Tengah karena popularitas dan kedudukannya di kawasan, kata para analis.

Meshaal berhasil selamat dari upaya pembunuhan terhadap dirinya di Yordania yang diperintahkan oleh Netanyahu pada tahun 1997.

Pembunuhan tersebut berpotensi merusak upaya presiden AS Joe Biden untuk menjadi penengah gencatan senjata sementara dan kesepakatan pembebasan sandera antara Hamas dan Israel.

Kemarahan di Tepi Barat dan di seluruh Timur Tengah

Koresponden senior luar negeri CBS News Debora Patta mengatakan pada hari Rabu bahwa ada keterkejutan, ketidakpercayaan, serta kemarahan di Tepi Barat yang diduduki Israel atas pembunuhan Haniyeh.

Banyak warga yang turun ke jalan di wilayah Palestina, yang tidak pernah dikelola oleh Hamas tetapi dukungan untuk kelompok tersebut meningkat selama perang di Gaza. Mereka meneriakkan: "Tepi Barat untuk Hamas."

Haniyeh dipandang sebagai salah satu pemimpin Palestina yang lebih pragmatis, dan suara kritis dalam pembicaraan gencatan senjata. Ia tumbuh di kamp pengungsi tempat ia tinggal sampai pengasingannya sendiri pada tahun 2017.

Bagi banyak warga di Tepi Barat dan Gaza, ia dipandang sebagai orang yang tidak pernah melupakan asal-usulnya, meskipun ia memegang peran utama di Hamas.

Ada juga kemarahan di Irak dan Suriah, tempat Iran mendukung berbagai kelompok militan proksi, beberapa di antaranya bersumpah untuk membantu membalas dendam atas pembunuhan Israel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wall Street Reli: Dow, S&P 500, Nasdaq Melaju Usai Sinyal Pemangkasan Suku Bunga Fed

 

Wall Street reli dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq cetak persentase kenaikan harian terbesar sejak 22 Februari. Sokongan bagi indeks utama datang dari Federal Reserve yang mempertahankan suku bunga Amerika Serikat (AS) tidak berubah sambil mengisyaratkan kemungkinan pelonggaran kebijakan pada bulan September, jika inflasi mereda.

Rabu (31/7), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,24% menjadi 40.842,79, indeks S&P 500 menguat 1,58% ke 5.522,30 dan indeks Nasdaq Composite menguat 2,64% ke 17.599,40.

Tujuh dari 11 sektor pada indeks S&P 500 menguat, dipimpin oleh saham teknologi dan konsumen diskresioner. Sementara sektor perawatan kesehatan, real estat, dan kebutuhan pokok konsumen adalah yang terlemah.

Dengan posisi tersebut, maka indeks S&P 500 naik 1,1%, Dow melonjak 4,4%, sementara Nasdaq turun 0,8% untuk bulan Juli 2024.

Sokongan bagi bursa saham AS datang setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuan dalam kisaran 5,25%-5,50%, saat mengakhiri pertemuan pembuatan kebijakan dua hari, tetapi membuka pintu untuk pelonggaran pada bulan September, tujuh minggu sebelum pemilihan umum AS bulan November.

Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun 9,8 basis poin menjadi 4,043%.

"Rahasia terburuk yang terpelihara di dunia adalah bahwa Fed tidak akan memangkas suku bunga pada bulan Juli," kata Jake Dollarhide, kepala eksekutif Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

"Fed akan mengalami hari yang cerah pada bulan September dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin, tetapi saya tidak akan terkejut jika hal itu sudah diperhitungkan dalam harga saham," lanjut Dollarhide.

Selama konferensi persnya, Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan para pembuat kebijakan membahas alasan pemotongan suku bunga, tetapi "mayoritas yang kuat" setuju bahwa sekarang bukanlah waktu yang tepat.

"Pernyataan itu sama sekali tidak mengubah keadaan," kata Mark Malek, kepala investasi di Siebert Next di New York, mengacu pada pernyataan resmi The Fed.

"Tetapi mendengarkan dia berbicara, jelas mereka semua siap dan siap untuk pemotongan suku bunga September dan mereka akan mempertahankan opsi mereka," lanjut dia.

Data yang dirilis pada Rabu pagi menunjukkan gaji swasta AS bulan Juli meningkat jauh lebih sedikit dari yang diharapkan, yang menunjukkan meredanya keketatan pasar tenaga kerja yang terus-menerus.

Pada sesi ini, saham Nvidia melonjak hampir 13%, dibantu oleh perkiraan penjualan chip kecerdasan buatan tahun 2024 yang cerah oleh perusahaan sejenis Advanced Micro Devices, yang sahamnya juga naik 4,3%.

Indeks Philadelphia SE Semiconductor naik hampir 7%.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden berencana untuk mengumumkan aturan baru bulan depan yang akan memperluas kewenangan AS untuk menghentikan ekspor peralatan manufaktur semikonduktor dari beberapa negara asing ke produsen chip China, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.

Saham Microsoft turun 1% setelah membukukan pengeluaran besar terkait AI.

Sementara saham Meta melonjak 5% setelah bel karena pendapatannya mengalahkan ekspektasi pasar. Saham Apple dan Amazon.com, yang akan melaporkan pendapatan pada hari Kamis (1/8), ditutup naik masing-masing 1,5% dan 2,9%.

Bagaimana Ismail Haniyeh Dibunuh di Teheran, Benarkah AS Terlibat?

 

 

Terlepas dari guncangan yang ditimbulkannya ke penjuru dunia, kematian kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh masih penuh misteri. Israel tak langsung mengakui bahwa mereka melakukan serangan.

Media Iran melaporkan bahwa pemimpin Hamas terbunuh oleh “proyektil berpemandu udara” yang menghantam kediaman tempat dia tinggal di utara ibu kota, Teheran. Menurut laporan, serangan itu terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari pada Rabu (31/7/2024) waktu setempat di kediaman khusus veteran militer di utara kota.

Sumber Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Almayadeen bahwa Haniyeh terbunuh oleh sebuah rudal dan ditembakkan dari luar Iran. Perbatasan terdekat ke Teheran adalah dengan Turkmenistan, sekitar 200 kilometer jauhnya, dan Azerbaijan, sekitar 300 kilometer.

Namun, Channel 12 Israel kemudian melaporkan bahwa para pejabat Iran sampai pada kesimpulan bahwa proyektil tersebut sebenarnya ditembakkan dari dalam perbatasan negaranya. Menurut laporan yang sama, yang tidak menyebutkan sumbernya, pemimpin kelompok Jihad Islam Palestina Ziyad al-Nakhalah tinggal di gedung yang sama di lantai berbeda tetapi tidak menjadi sasaran.

Jurnalis the New York Times, Farnaz Fassihi, yang mengepalai bagian surat kabar tersebut di Iran, menulis di X bahwa para pejabat Iran sangat terkejut atas pembunuhan Haniyah. “Karena hal ini juga memberikan pukulan besar terhadap reputasi keamanan Iran pada saat negara tersebut ingin memproyeksikannya kekuatan mereka di regional.”

Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, pada hari Selasa. Israel belum mengomentari pembunuhan tersebut. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan “menghukum dengan keras” dan menegaskan “kewajiban Iran untuk membalas dendam.”

Mojtaba Amani, duta besar Iran untuk Lebanon, mengatakan Iran masih mempelajari rincian terkait pembunuhan Haniyeh. “Mengenai posisi Iran terhadap pembunuhan Haniyeh – hanya beberapa jam telah berlalu antara sekarang dan pembunuhan tersebut. Kami perlu menindaklanjuti banyak hal – dan kami belum bisa mengambil keputusan akhir,” kata Amani kepada wartawan di Beirut.

“Semua rincian politik, termasuk serangan kemarin di Beirut selatan, sedang dibahas,” kata diplomat itu, merujuk pada serangan Israel di pinggiran ibu kota Lebanon yang bertujuan membunuh komandan tertinggi Hizbullah Fuad Shukr.

Sedangkan  editor pertahanan Aljazirah Alex Gatopoulos mengatakan intelijen yang digunakan untuk menemukan dan membunuh Haniyeh “menunjukkan kemungkinan bantuan AS”. “Intelijen adalah kuncinya. Senjata apa pun di dunia ini hanya akan berguna jika kecerdasan yang memandunya. Itu bisa seakurat yang diinginkan,” kata Gatopoulos.

Intelijen teknis akan memberikan lokasi, “sesuatu yang harus mereka tindak lanjuti dengan cepat… [AS] jelas memiliki sarana dan kemampuan untuk mengumpulkan informasi intelijen semacam ini,” katanya.

Mossad dan pembangkang Iran digunakan untuk mendapatkan informasi di lapangan, tambahnya. “Cara kematiannya hampir tidak relevan karena intelijanlah yang memandunya.”

Wadie Said, seorang profesor hukum di Fakultas Hukum Universitas Colorado, menggambarkan serangan terhadap Shukr Hizbullah di Beirut dan Haniyeh Hamas di Teheran sebagai “rangkaian peristiwa yang sangat berbahaya”.

“Dan saya harus mempertanyakan apa yang diketahui AS, dan bagaimana mereka bisa memproses eskalasi yang luar biasa ini,” katanya kepada Aljazirah. Akademisi tersebut melanjutkan dengan menyatakan bahwa pembunuhan Haniyeh mungkin menguntungkan Netanyahu.

“Hal ini terjadi di tengah banyaknya pemberitaan tentang bagaimana tokoh keamanan dan militer Israel sangat frustasi karena Netanyahu secara pribadi tampaknya menunda perundingan untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan serta mengakhiri konflik genosida yang mengerikan di Gaza,” kata Said.

Israel secara luas dicurigai melakukan kampanye pembunuhan selama bertahun-tahun yang menargetkan ilmuwan nuklir Iran dan pihak lain yang terkait dengan program atomnya. Insiden-insiden tersebut melibatkan operasi yang sangat tepat yang mungkin dilakukan oleh kelompok lokal.

Dalam salah satu insiden paling terkenal yang dikaitkan dengan Israel, ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh dibunuh pada November 2020 dalam serangan canggih yang dipimpin oleh tim Mossad yang dilaporkan menggunakan senapan mesin terkomputerisasi, tidak memerlukan operasi di lokasi, dan memakan waktu lebih sedikit dari satu menit, dan tidak melukai orang lain, termasuk istri ilmuwan yang sedang bersamanya saat itu.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS tidak terlibat dalam pembunuhan Haniyeh, dan menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata di Gaza . “Ini adalah sesuatu yang tidak kami sadari atau terlibat di dalamnya. Sangat sulit untuk berspekulasi,” kata Blinken dalam wawancara dengan Channel News Asia saat berkunjung ke Singapura.

 

 

 

 

 

 

 

Erdogan Sebut Gaza Kamp Pemusnahan Terbesar di Dunia, Kekejaman Israel Lampaui Hitler

 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (30/7/2024) mengatakan Jalur Gaza telah menjadi kamp pemusnahan terbesar di dunia. Menurut Erdogan, Israel telah melakukan kekejaman yang akan "melampaui Hitler."

"Berapa banyak lagi anak-anak yang harus mati untuk melihat bahwa kebijakan invasif Israel membahayakan seluruh wilayah? Lihat, ini bukan jalan yang bisa terus berlanjut," kata Presiden Turki Erdogan.

Erdogan menuturkan bahwa para pemimpin dan organisasi Barat yang bertugas untuk memastikan keamanan internasional hanya menyaksikan kebrutalan ini dari jauh selama hampir 300 hari. Sejak 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 39.000 warga Palestina yang sebagian besar wanita dan anak-anak.

Presiden Turki itu mengatakan, Israel adalah satu-satunya negara di wilayah tersebut yang mencari keamanannya melalui agresi, pembantaian, dan perampasan tanah, serta bertindak seperti organisasi teroris. Israel yang tidak memiliki hukum, disebutnya sebagai ancaman tidak hanya bagi Palestina dan Lebanon, tetapi juga bagi umat manusia secara keseluruhan dan bagi seluruh dunia saat ini.

"Hitler telah dihentikan, meskipun terlambat, oleh aliansi AS dan Uni Soviet. Genosida, kebiadaban, dan barbarisme ini juga harus segera dihentikan oleh aliansi umat manusia sebelum terlambat," ucapnya.

Lebih lanjut Erdogan menuturkan bahwa mereka yang mengendalikan pemerintahan Netanyahu harus segera mengatakan untuk menghentikan jaringan pembantaian.

“Kami tahu apa yang ingin dicapai oleh pembunuh yang disebut Netanyahu, bencana macam apa yang ingin ia seret ke wilayah kita dan seluruh dunia," katanya.

"Kami juga tahu betul motif sebenarnya di balik upayanya untuk menyebarkan api di Gaza ke seluruh wilayah. Apa pun yang kami lakukan, kami melakukannya untuk mencegah skenario seperti itu. Apa pun yang kami katakan, kami mengatakannya untuk menghentikan air mata dan pertumpahan darah di wilayah kami,” tambah dia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ayatollah Khamenei Tegaskan adalah Kewajiban Iran Membalas Kematian Ismail Haniyeh

 

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei mengutuk pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh. Dia mengatakan, adalah kewajiban Iran untuk, "membayar darah tamu terhormatnya".

Pernyataan Khamenei keluar beberapa jam setelah Haniyeh terbunuh di kediamannya di Teheran pada Rabu (31/7/2024) pagi, usai menghadiri pelantikan Presiden Masoud Pezeskhian. Khamenei menegaskan, bahwa "rezim kriminal dan teroris" telah menyiapkan dasar bagi "hukuman berat bagi dirinya sendiri".

Khamenei menyanjung Haniyeh sebagai "seorang pemimpin yang berani dan pejuang Palestina yang khas," sambil menambahkan, bahwa front pejuang saat ini tengah berduka.

"Rezim kriminal dan teroris Zionis memartirkan tamu terhormat kita di rumah kita dan membuat kita berduka, tapi juga memberikan dasar untuk hukuman berat untuk mereka," demikian pernyataan Khamenei.

Haniyeh bersama pemimpin Jihad Islam Ziad Nakhaleh sempat bertemu langsung dengan Khamenei saat menyaksikan pengucapan sumpah Pezeshkian sebagai Presiden Iran pada Selasa (30/7/2024).

Pernyataan resmi Khamenei juga menekankan bahwa, Haniyeh selalu siap menjadi syahid, dan telah mengorbankan anak-anak dan kerabat mereka di jalan jihad.

"Kami menimbang adalah kewajiban kami untuk membalas darahnya (Haniyeh) dalam insiden yang menyedihkan dan sulit ini yang mengambil tempat di Republik Islam," ujar Khamenei.

Media Iran melaporkan, bahwa Haniyeh dibunuh lewat serangan udara yang menargetkan kediamannya di utara Teheran sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat. Serangan dilaporkan terjadi di sebuah perumahan yang dikhususkan untuk para veteran perang yang diurus oleh IRGC.

IRGC telah mengonfirmasi kematian Haniyeh dan satu pengawalnya. Hamas juga sudah mengeluarkan pernyataan bahwa mereka bersumpah akan membalas aksi pembunuhan terhadap pemimpin mereka yang dilakukan lewat, "serangan mematikan Zionis".

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan'ani bereaksi atas kematian Kepala Politik Biro Hamas Ismail Haniyeh yang terbunuh di Teheran, pada Rabu (31/7/2024). Dalam pernyataannya pada Rabu pagi, dikutip Mehr News, Kan'ani mengungkapkan duka cita atas kematian Haniyeh kepada rakyat Palestina, Hamas, dan semua kelompok pejuang Palestina.

Menurutnya, investigasi atas detail insiden oleh institusi relevan di Republik Islam Iran sedang berjalan. Kan'ani menegaskan, kematian Haniyeh akan mengungatkan ikatan mendalam antara Iran dan rakyat Palestina.

Hamas pun telah mengonfirmasi syahidnya pemimpin biro politik mereka Ismail Haniyeh. “Saudara pemimpin, syahid, mujahid Ismail Haniyeh pemimpin gerakan tersebut, meninggal akibat serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran, setelah berpartisipasi dalam upacara pelantikan presiden baru Iran,” bunyi pernyataan resmi Hamas yang diterima Republika pagi ini.

Dalam pernyataan tersebut, Hamas menyertakan kutipan Alquran surah Ali Imran ayat 169. “Dan janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah adalah orang yang mati, melainkan mereka masih hidup dan diberi rezeki oleh Tuhannya.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hamas Ingatkan Pembunuhan Haniyeh Bisa Picu Perang Besar-besaran di Kawasan

 

 

Pembunuhan terhadap kepala biro politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran dapat mengakibatkan perang masif di Timur Tengah. Demikian disampaikan perwakilan Hamas di Lebanon, Mahmoud Tah kepada Sputnik, Rabu.

Mahmoud Tah mengatakan bahwa Amerika Serikat yang selama ini mendukung Israel harus memahami sejauh mana tanggung jawab mereka atas eskalasi semacam itu.

"Semua kemungkinan opsi dan skenario untuk merespons pembunuhan ini bisa saja terjadi ... Perkembangan semacam itu dapat menyebabkan perang besar-besaran di kawasan. Washington harus paham sejauh mana tanggung jawab mereka atas eskalasi ini," kata Tah.

Menurut Hamas, Haniyeh terbunuh dalam serangan yang dilakukan Israel di kediamannya di Teheran usai menghadiri upacara pelantikan presiden Iran.

Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia Yon Machmudi mengatakan, pembunuhan terhadap Haniyeh menghancurkan kepercayaan Hamas terhadap Israel dan berpotensi mempersulit upaya mengakhiri perang di Jalur Gaza,

“Dengan adanya pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, maka akan semakin menghilangkan kepercayaan Hamis terhadap pihak Israel dalam upaya gencatan senjata,” ucap Yon dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, serangan tersebut merupakan preseden buruk dalam rencana perdamaian dan gencatan senjata yang diusahakan kedua belah pihak. Padahal, perundingan untuk mengakhiri peperangan hampir menemukan titik temu.

Peperangan antara kedua belah pihak pun berpotensi membesar setelah meninggalnya pemimpin politik Hamas itu, ucap Yon.

“Setelah terbunuhnya Ismail Haniyeh, pihak Hamas pasti akan menutup kemungkinan penyerahan tawanan yang ada di wilayah Gaza,” kata dia, menambahkan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Warga Palestina Tepi Barat: Terbunuhnya Haniyeh Tidak Pengaruhi Perlawanan ke Israel

 

Warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki mengecam pembunuhan Ismail Haniyeh, pemimpin politik Hamas yang dibunuh di Iran pada hari Rabu (31/7).

Tetapi mengatakan pembunuhan itu tidak akan banyak memengaruhi gerakan Islamis tersebut.

Pejabat Israel sejauh ini belum mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, yang berada di Teheran untuk pelantikan Presiden Iran yang baru Masoud Pezeshkian, dan belum ada komentar resmi dari pemerintah.

Namun, sedikit yang meragukan bahwa Haniyeh, wajah publik Hamas yang menduduki jabatan puncak pada tahun 2017, adalah yang terbaru dari serangkaian pemimpin Hamas yang dibunuh oleh Israel.

"Kami bangun pagi ini dan melihat tragedi bagi rakyat Palestina," kata Fawzi Nassar, seorang warga kota Hebron di selatan.

"Dia bukan orang pertama yang mereka bunuh - ada banyak pemimpin di masa lalu seperti Shiekh Ahmed Yassin dan yang lainnya, tetapi itu tidak akan memengaruhi keteguhan kami," katanya, mengacu pada pendiri Hamas yang terbunuh oleh helikopter tempur Israel pada tahun 2004.

Faksi-faksi Palestina menyerukan satu hari protes dan pemogokan umum di Tepi Barat dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang faksi Fatahnya merupakan saingan politik Hamas, mengutuk pembunuhan tersebut, yang disebut Fatah sebagai "tindakan keji dan pengecut".

Meskipun Tepi Barat berada di bawah kepemimpinan nominal Otoritas Palestina, yang dijalankan oleh Fatah, jajak pendapat menunjukkan dukungan untuk Hamas kuat.

"Pembunuhannya tidak akan memengaruhi partai karena partai tersebut bukanlah partai baru," kata Suheil Nasrelddin, seorang penduduk Hebron.

"Mereka memiliki banyak pemimpin, bahkan anak bungsu pun menjadi pemimpin."

Tepi Barat telah dilanda kekacauan sejak serangan 7 Oktober terhadap Israel yang memicu invasi Israel ke Gaza, dengan serangan rutin oleh pasukan Israel di kota-kota di seluruh wilayah tersebut.

Ratusan warga Palestina telah terbunuh, banyak dari mereka adalah militan bersenjata tetapi juga banyak pemuda yang melempar batu atau pengunjuk rasa tak bersenjata dan warga sipil yang tidak terlibat.

"Kejahatan Israel dalam membunuh Ismael Haniyeh, pemimpin Hamas, tidak akan mematahkan perlawanan Palestina atau tekad rakyat Palestina untuk mencapai kebebasan kami," kata Mustafa Barghouti, seorang politikus Palestina yang mengepalai Union Of Palestinian Medical Relief Committees.

"Tentu saja itu akan memperburuk situasi," katanya.

"Dan inilah yang diinginkan Netanyahu, dia tahu bahwa akhir perang ini adalah akhir karier politiknya."

 

 

 

 

 

 

Pemimpin Iran Bersumpah Membalas Kematian Pimpinan Hamas Ismail Haniyeh

 

Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Ayatollah Sayyid Ali Khamenei mengatakan bahwa Republik Islam Iran akan membalas dendam pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di wilayahnya.

Bahkan, ia memandang balas dendam atas kematian Ismail Haniyeh ini sebagai kewajiban bagi Iran.

Ayatollah Khamenei mengeluarkan perintah ini pada hari Rabu (31/7) dan menyampaikan belasungkawa atas tewasnya Ismail Haniyeh dalam sebuah serangan di kediamannya di ibu kota Iran, Teheran.

“Rezim Zionis kriminal dan teroris telah membunuh tamu terkasih kami, di dalam rumah kami, dan membuat kami berduka, tetapi itu membuka jalan bagi hukuman berat yang akan dijatuhkan kepadanya,” kata Pemimpin Tertinggi Iran dalam pesannya seperti dikutip Kantor Berita IRNA.

Ayatollah Khamenei mengatakan Haniyeh tidak pernah takut mati syahid karena ia telah mengorbankan anggota keluarga dan orang-orang yang dicintainya untuk perjuangan kemerdekaan Palestina.

Ia menyampaikan belasungkawa kepada bangsa Palestina yang bangga dan keluarga Haniyeh atas tewasnya pemimpin perlawanan dan rekannya dalam serangan di Teheran.

Ismail Haniyeh adalah seorang politisi Palestina yang merupakan pemimpin senior dari organisasi Hamas, sebuah kelompok politik Palestina yang menguasai Jalur Gaza. Haniyeh lahir pada 29 Januari 1963 di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza.

Haniyeh menjabat sebagai Perdana Menteri Otoritas Palestina dari tahun 2006 hingga 2007 setelah Hamas memenangkan pemilihan legislatif Palestina pada tahun 2006.

Namun, setelah bentrokan antara Hamas dan Fatah pada tahun 2007, Haniyeh hanya diakui sebagai Perdana Menteri oleh Hamas di Jalur Gaza, sementara Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas memegang kendali wilayah di Tepi Barat.

Haniyeh dikenal karena sikap kerasnya terhadap Israel dan dukungannya terhadap perjuangan bersenjata untuk pembebasan Palestina.

Dia juga berperan dalam negosiasi berbagai kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Sejak 2017, Haniyeh menjadi kepala biro politik Hamas, menggantikan Khaled Meshaal. Sebagai pemimpin Hamas, Haniyeh terus terlibat dalam upaya diplomatik dan politik untuk mendukung tujuan-tujuan Hamas baik di dalam negeri maupun di komunitas internasional.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Akhirnya, BOJ Menaikkan Bunga dan Kurangi Stimulus Secara Bertahap

 

Bank Sentral Jepang menaikkan suku bunga pada Rabu (31/7). Bank of Japan (BOJ) juga memproyeksikan inflasi akan tetap berada di sekitar target 2% dalam beberapa tahun mendatang. Ini artinya BOJ masih bertekad mengakhiri stimulus moneter besar-besaran yang telah dilakukan hampir satu dekade.

Pada pertemuan kebijakan dua hari yang berakhir pada hari Rabu, bank sentral juga memaparkan rencana pengetatan kuantitatif terperinci yang akan mengurangi pembelian obligasi bulanan dalam beberapa tahap menjadi sekitar 3 triliun yen setara dengan US$ 19,6 miliar pada Januari-Maret 2026.

Dewan BOJ yang beranggotakan sembilan orang memutuskan untuk menaikkan suku bunga overnight sebesar 0,25% dari 0%-0,1%.

Gubernur BOJ Kazuo Ueda akan mengadakan konferensi pers pada pukul 11.30 WIB untuk menjelaskan keputusan tersebut.

 

 

Trump Terus Menggunakan Kata "Palestinian" Sebagai Bentuk Penghinaan

 

Pada wawancara radio baru-baru ini, mantan Presiden Donald Trump menyebut Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer sebagai "Palestinian."

Pernyataan ini, yang tampaknya merujuk pada sikap kritis Schumer terhadap Israel dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, memicu kontroversi dan kritik dari berbagai pihak, termasuk organisasi hak asasi manusia.

Pernyataan Trump bukanlah yang pertama kalinya dia menggunakan istilah "Palestinian" sebagai bentuk ejekan politik. Sebelumnya, dalam debat dengan Presiden Joe Biden, Trump juga menyebut Biden sebagai "Palestinian," menyiratkan bahwa menjadi Palestinian adalah hal yang negatif. Trump mengklaim bahwa Biden "lemah" dan "buruk" dalam konteks ini.

Reaksi Publik dan Kritik

Pernyataan Trump ini mendapat tanggapan negatif dari berbagai pihak. Direktur Eksekutif Amnesty International USA, Paul O'Brien, menyatakan bahwa insinuasi Trump bahwa menjadi Palestinian adalah hal yang buruk mencerminkan rasisme dan kebencian terhadap orang Arab.

Trump terus-menerus menggunakan istilah ini, bahkan di rapat umum di Virginia, yang menunjukkan pola penggunaan istilah tersebut sebagai alat politik.

Steven Cheung, juru bicara Trump, menolak kritik yang dilontarkan terhadap pernyataan mantan presiden tersebut. Cheung mempertanyakan apa yang seharusnya menjadi sebutan yang tepat dan menyatakan bahwa orang-orang yang menyebut pernyataan Trump rasis adalah orang-orang yang sebenarnya rasis.

Dampak pada Partai Demokrat dan Gerakan Pro-Palestinian

Selama hampir sepuluh bulan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober dan perang berikutnya di Gaza, Presiden Biden dan Partai Demokrat menghadapi tekanan dari gerakan pro-Palestinian yang kuat.

Gerakan ini menyerukan agar AS mengubah hubungan mereka dengan Israel, termasuk penghentian bantuan militer dan perundingan untuk gencatan senjata permanen.

Namun, sikap Trump yang terus menggunakan istilah "Palestinian" sebagai ejekan menunjukkan bahwa Partai Republik tidak mungkin lebih simpatik terhadap tuntutan komunitas Palestinian dan Arab Amerika.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

AS Lancarkan Serangan Udara di Irak, Ketika Ketegangan Regional Memburuk

 

Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Irak pada Selasa, sebagai aksi pembelaan diri di tengah meningkatnya ketegangan regional setelah serangan udara Israel di Beirut yang menewaskan komandan senior Hizbullah, menurut para pejabat AS kepada Reuters.

Serangan tersebut menargetkan sebuah pangkalan di selatan Baghdad yang digunakan oleh Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak, mengakibatkan empat anggota milisi yang bersekutu dengan Iran tewas dan empat lainnya terluka, menurut sumber-sumber polisi dan medis Irak.

PMF belum mengeluarkan tuduhan mengenai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Para pejabat AS, yang enggan disebut namanya, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut dilancarkan di Musayib, provinsi Babil, dan menargetkan militan yang dianggap AS berencana meluncurkan pesawat tak berawak yang mengancam pasukan AS dan koalisi.

"Tindakan ini menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat terhadap keselamatan dan keamanan personel kami," ujar salah satu pejabat AS. Namun, mereka tidak memberikan komentar terkait adanya korban jiwa.

Serangan ini merupakan yang pertama dilakukan AS di Irak sejak Februari, ketika militer AS melancarkan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap sasaran yang terkait dengan Garda Revolusi Iran dan milisi pro-Iran.

Pekan lalu, beberapa roket ditembakkan ke pangkalan udara Ain al-Asad di Irak yang menampung pasukan pimpinan Amerika, namun tidak ada laporan kerusakan atau korban jiwa.

Situasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah setelah serangan udara Israel di Beirut.

Pasukan Mobilisasi Populer, kelompok paramiliter yang didukung negara dengan 150.000 anggota, didominasi oleh milisi bersenjata yang setia kepada Iran.

Irak, yang menjadi sekutu langka bagi AS dan Iran serta menampung 2.500 tentara AS, telah menyaksikan peningkatan serangan balasan sejak perang Israel-Hamas pecah pada Oktober.

Irak berencana menarik pasukan koalisi pimpinan AS mulai September dan mengakhiri kerja sama pada September 2025, dengan beberapa pasukan AS kemungkinan tetap sebagai penasihat.

Masalah ini sangat dipolitisasi di Irak, dengan faksi politik yang pro-Iran berusaha mengusir pasukan AS, sementara pejabat AS berusaha menghindari memberikan kemenangan bagi Iran dan sekutunya.

Pasukan pimpinan AS menginvasi Irak pada 2003, menggulingkan Saddam Hussein, dan kembali pada 2014 untuk melawan ISIS sebagai pemimpin koalisi.

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumlah Pengangguran di Jerman Lebih Tinggi dari Perkiraan Analis

 

Jumlah orang yang menganggur di Jerman meningkat lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli. Ini menjadi tanda tantangan yang harus dihadapi ekonomi terbesar di Eropa.

Menurut data Kantor Tenaga Kerja Federal pada hari Rabu (31/7), jumlah pengangguran di Jerman bertambah 18.000 dalam penyesuaian musiman menjadi 2,8 juta. Angka tersebut lebih tinggi dari proyeksi dari analis yang disurvei Reuters yang memperkirakan meningkat 15.000.

Tingkat pekerjaan yang disesuaikan musiman tetap stabil di angka 6,0%. "Perkembangan ekonomi yang melemah membebani pasar tenaga kerja," kata Daniel Terzenbach dari kantor tenaga kerja. Dia menyebut, pada awal liburan musim panas, pengangguran dan setengah pengangguran meningkat lebih tinggi dari biasanya.

Ekonomi Jerman telah berjuang untuk pulih setelah biaya energi yang tinggi, pesanan global melemah, dan rekor suku bunga yang tinggi. Situasi ekonomi Jerman makin suram karena secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal kedua setelah melewati resesi di awal tahun, kata kantor statistik pada hari Selasa.

"Pasar tenaga kerja yang kuat telah menjadi pendorong penting ketahanan ekonomi selama beberapa tahun terakhir," kata ekonom ING Carsten Brzeski. Namun, itu tidak cukup untuk mencegah melemahnya konsumsi swasta tahun ini dan tahun lalu.

"Ke depannya, peningkatan jumlah kebangkrutan yang terus berlanjut dikombinasikan dengan rencana perekrutan yang memudar baik di bidang manufaktur maupun jasa tidak menjadi pertanda baik bagi perkembangan pasar tenaga kerja dalam beberapa bulan mendatang," kata Brzeski.

Barometer ketenagakerjaan lembaga ekonomi Ifo turun menjadi 95,4 poin pada bulan Juli, nilai terburuknya sejak Februari. Hanya penyedia layanan yang masih merekrut staf baru dalam beberapa kasus, tetapi lebih sedikit dari bulan sebelumnya, menurut survei Ifo yang dirilis pada hari Rabu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post