News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 16 November 2023 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Kamis,   16  November 2023  )

Wall Street Menguat, Didukung Data Inflasi Harga Produsen yang Melandai

 

Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu (15/11), karena data inflasi baru memperkuat harapan investor bahwa Federal Reserve telah selesai menaikkan suku bunganya. Sementara saham ritel naik, didorong perkiraan optimis saham Target.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 163,51 poin, atau 0,47% ke level 34,991.21, S&P 500 naik 7,18 poin, atau 0,16% ke level 4,502.88 dan Nasdaq Composite naik 9,46 poin, atau 0,07% ke level 14,103.84.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11,67 miliar saham, dengan rata-rata 11,15 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Saham Target melonjak 17,8%, merupakan kenaikan harian terbesar sejak Agustus 2019 setelah pengecer tersebut memperkirakan laba kuartal keempat jauh di atas ekspektasi dalam mengurangi biaya rantai pasokan.

Prospek cerah Target mengangkat saham pengecer lain termasuk Macy's, yang naik 7,5%, dan Kohl's, yang ditutup naik hampir 9%. Indeks bahan pokok konsumen S&P 500, yang mencakup Target, menjadi sektor yang mencatat kenaikan besar, naik 0,7%.

Saham-saham menguat pada hari Selasa setelah pembacaan indeks harga konsumen (CPI) yang lebih lemah dari perkiraan meningkatkan optimisme bahwa The Fed mungkin dapat menghindari kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Data tambahan pada hari Rabu menunjukkan penurunan harga produsen terbesar dalam tiga setengah tahun pada bulan Oktober karena harga bensin yang lebih murah, memberikan lebih banyak bukti berkurangnya tekanan harga.

Sementara itu, data penjualan ritel menunjukkan penurunan yang lebih kecil dari perkiraan sebesar 0,1% pada bulan Oktober, dibandingkan perkiraan penurunan 0,3%, menurut ekonom yang disurvei oleh Reuters.

"Kedua poin data tersebut menegaskan kembali pesan dari hari Selasa bahwa The Fed tampaknya melakukan soft landing dengan cukup baik," kata Ronald Temple, kepala strategi pasar di Lazard.

Setelah pergerakan besar tiga indeks utama Wall Street pada sesi sebelumnya, Temple mengatakan data hari Rabu tidak mengubah narasi.

Pedagang pasar uang telah memperhitungkan kemungkinan bahwa bank sentral AS akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Desember, sesuai dengan alat Fedwatch CME Group. Mereka juga memperkirakan penurunan suku bunga pertama dalam siklus ini akan dimulai pada Mei 2024.

Investor juga mengamati hasil pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping pada hari Rabu, berharap pembicaraan tersebut dapat meredakan perselisihan antara negara adidaya tersebut dalam konflik militer, perdagangan narkoba, dan kecerdasan buatan.

Yang lebih membantu suasana adalah Dewan Perwakilan Rakyat AS mengesahkan rancangan undang-undang pengeluaran sementara yang akan mencegah penutupan pemerintah, dengan dukungan luas dari anggota parlemen dari kedua partai.

Untuk mencegah penutupan pemerintahan, Senat dan DPR yang dikuasai Partai Republik harus mengesahkan undang-undang yang dapat ditandatangani Biden menjadi undang-undang sebelum dana yang ada untuk lembaga-lembaga federal berakhir pada tengah malam pada hari Jumat.

Rusia Bongkar Sikap AS terhadap Gaza Lumpuhkan Dewan Keamanan PBB

 

Amerika Serikat (AS) menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menyabotase upaya internasional mengakhiri pertumpahan darah di Timur Tengah. Washington tetap bersikeras dengan vetonya meski ada peringatan keras dari staf organisasi antar pemerintah itu mengenai tingginya angka kematian warga sipil di Gaza. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia menjelaskan hal itu pada Senin (13/11/2023). “Semua perwakilan PBB bersama-sama menyerukan ‘gencatan senjata kemanusiaan segera’, yang akan mengakhiri hukuman kolektif yang tidak manusiawi, penderitaan anak-anak, perempuan, dan orang tua,” ujar pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia di situsnya. “Namun, Dewan Keamanan tidak dapat melaksanakan mandat langsungnya dan tetap lumpuh karena posisi satu negara, Amerika Serikat,” papar Kemlu Rusia. Kemlu Rusia menambahkan Israel “sepenuhnya memikul” kewajiban untuk mematuhi hukum internasional di wilayah Palestina, termasuk Gaza. AS dan sekutunya memveto tiga resolusi, dua disponsori oleh Rusia dan satu lagi oleh Brasil, yang menyerukan gencatan senjata antara Israel dan militan Palestina. Rusia dan China, sementara itu, memberikan suara menentang resolusi alternatif yang diperkenalkan oleh Washington. Baca Juga Tentara Zionis Kibarkan 3 Bendera Israel di Gedung Parlemen Gaza, Hamas Kalah? AS sejak itu menyerukan “jeda kemanusiaan,” namun berpendapat gencatan senjata komprehensif saat ini hanya akan membantu Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober 2023 dan menewaskan sekitar 1.200 orang. Israel hingga saat ini telah membunuh 11.000 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita. Rezim apartheid Israel telah setuju mempertahankan jeda empat jam setiap hari untuk memungkinkan warga sipil melarikan diri ke bagian selatan wilayah kantong Palestina ketika pasukan Zionis (IDF) terus mengepung Kota Gaza. Kelompok hak asasi manusia memperingatkan situasi buruk ini diperburuk oleh kurangnya makanan, bahan bakar, dan pasokan dasar lainnya. “Bencana yang terjadi di Gaza membuat perlunya gencatan senjata kemanusiaan semakin mendesak setiap saat,” papar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pekan lalu, menggambarkan daerah kantong Palestina sebagai “kuburan bagi anak-anak.” Pada Minggu, beberapa badan PBB mengeluarkan pernyataan bersama, memperbarui permohonan untuk segera mengakhiri permusuhan. “Tindakan internasional yang tegas diperlukan saat ini untuk menjamin gencatan senjata kemanusiaan segera dan mencegah jatuhnya korban jiwa lebih lanjut, serta menjaga sistem layanan kesehatan yang tersisa di Gaza,” tulis mereka. Namun semua itu sia-sia karena AS selalu menggunakan vetonya untuk menolak langkah dunia internasional menerapkan gencatan senjata di Jalur Gaza.

 

 

 

 

 

 

BRICS Pro-Israel atau Palestina?

 

BRICS merupakan kelompok ekonomi dunia yang berisikan sejumlah negara. Awalnya, mereka hanya memiliki anggota seperti Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Beberapa waktu lalu, muncul sejumlah negara lain yang bakal bergabung dengan BRICS. Di antaranya seperti Argentina, Arab Saudi, Iran, Uni Emirat Arab, Mesir, hingga Ethiopia. Pada perkembangannya, BRICS mulai dianggap sebagai tandingan ekonomi negara-negara Barat. Statusnya ini juga membuat mereka mendapat perhatian lebih terhadap sikap yang diambil atas masalah atau konflik yang terjadi di dunia, misalnya seperti Israel-Palestina. Terkait konflik antara Israel dan Palestina, pihak manakah yang lebih didukung BRICS ini? BRICS Mendukung Israel atau Palestina? Kendati tidak memiliki hubungan secara langsung, sikap BRICS terhadap konflik Palestina-Israel juga membuat orang-orang penasaran. Mereka ingin tahu ke arah manakah dukungan BRICS tertuju. Sepanjang ini, BRICS memang memiliki riwayat dukungan terhadap Palestina. Namun, sikap dukungannya ini lebih condong ke arah perdamaian melalui perundingan. Beberapa kali, mereka sempat membawa isu kenegaraan Palestina ke panggung internasional Mengutip Al Jazeera, Selasa (14/11/2023), KTT BRICS Johannesburg beberapa waktu lalu juga memunculkan salah satu keputusan terkait masalah Palestina-Israel. Pada agenda tersebut, muncul deklarasi yang menyerukan perundingan langsung antara Israel dan Palestina. Perundingan tersebut nantinya didasarkan pada hukum internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab yang mengarah kepada Solusi Dua Negara. Nantinya, langkah tersebut diharapkan bisa menuju pada pembentukan negara Palestina yang berdaulat, mandiri, dan aman. Terlepas dari deklarasi tersebut, anggota-anggota BRICS juga memiliki sikapnya sendiri. Misalnya seperti Afrika Selatan yang terus menekankan dukungan terhadap pembebasan Palestina, hingga kemitraan strategis yang dijalankan China bersama Palestina. Sementara di sisi lain, Israel juga memiliki hubungan tersendiri dalam beberapa sektor dengan sejumlah anggota BRICS. Misalnya, seperti India hingga China. Lebih jauh, dukungan BRICS terhadap Palestina kini masih bersifat retoris. Para anggotanya pun belum mengumumkan pengiriman bantuan apa pun secara gamblang, termasuk militer. Satu langkah pasti yang mereka ingin lakukan adalah membawa Palestina dan Israel menuju perundingan. Nantinya, mereka akan berusaha untuk merealisasikan upaya perdamaian, khususnya melalui Solusi Dua Negara.

Embargo Minyak Pernah Dilakukan Saudi di 1973 terhadap Israel, Akankah Terulang?

Lima puluh tahun yang lalu, perang di Timur Tengah memicu embargo minyak yang menaikkan harga minyak hingga empat kali lipat dan mengakibatkan kekurangan gas, penjatahan, dan stagflasi. Selama Perang Arab-Israel tahun 1973 atau dikenal sebagai Perang Yom Kippur, negara-negara Arab bekerja sama dan melakukan embargo minyak dari Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya.

Pada 1970-an, anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Arab memberlakukan embargo terhadap Amerika Serikat sebagai pembalasan atas dukungan AS dan beberapa sekutunya terhadap Israel. Embargo tersebut melarang ekspor minyak bumi dan mengurangi produksi minyak.

Akibat embargo dan faktor lainnya, harga minyak per barel naik dua kali lipat, lalu naik empat kali lipat. Embargo juga menyebabkan kekurangan gas,  penjatahan, dan periode pertumbuhan ekonomi yang stagnan dengan inflasi yang tinggi dan pengangguran yang meroket.

Seorang profesor di bidang politik dan hubungan internasional di kampus Northeastern di London, Pablo Calderón-Martínez mengatakan, kondisi saat ini terutama dengan perang Israel-Hamas yang meletus di Gaza berbeda dengan situasi pada 1970an.

“Saya pikir kita berada di tempat yang sangat berbeda dibandingkan pada 1970an. Kita masih jauh dari hal itu. Jadi, menurut saya ketersediaan minyak tidak akan berkurang," kata Calderón-Martínez, dilansir Northeastern Global News.

Namun, Calderón-Martínez menekankan, meskipun saat ini tidak terjadi lonjakan harga minyak, eskalasi perang Israel-Hamas dapat menyebabkan kenaikan harga. "Saya rasa ketakutannya adalah jika perang meningkat dan menjadi konflik yang berkepanjangan, konflik yang tidak dapat dikendalikan dan melibatkan negara-negara lain di kawasan ini, maka akan terjadi masalah pasokan minyak yang nyata. Khususnya jika AS terlibat dalam konflik, Eropa terlibat dalam konflik, Iran terlibat dalam konflik,” kata Calderón-Martínez.

Invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan harga minyak melonjak ke level tertinggi dalam 14 tahun sebesar 140 dolar AS per barel. Ditambah dengan rendahnya Cadangan Minyak Strategis setelah Amerika Serikat menjual 180 juta barel untuk membantu menstabilkan pasar minyak dan memerangi harga minyak yang tinggi setelah invasi.

Calderón-Martínez mengatkan, ada beberapa perbedaan antara saat ini dan 1970an. Amerika Serikat menanggapi embargo 1973 dengan beberapa langkah untuk mengurangi ketergantungan pada minyak asing. Mulai dari peningkatan produksi dalam negeri hingga standar penghematan bahan bakar dan Cadangan Minyak Strategis.

Kini, Amerika Serikat menjadi produsen minyak terbesar dunia. Selain itu, AS menjadi eksportir minyak bersih, yang berarti AS mengekspor lebih banyak minyak daripada mengimpornya pada tahun 2020.

“Negara ini juga mempunyai banyak sumber daya, mitra untuk membeli minyak, dan banyak dari mereka juga berada di Amerika,” kata Calderón-Martínez.

Dilansir National Public Radio (NPR), langkah produsen minyak Arab menghentikan ekspor ke AS pada 1973 menyebabkan melonjaknya harga bahan bakar dan antrean panjang di stasiun pengisian bahan bakar. Hal ini juga berkontribusi terhadap kemerosotan ekonomi besar-besaran di AS.

Embargo tersebut membuat AS merasa sangat bergantung pada minyak Timur Tengah. Hal ini menyebabkan AS turut ikut campur menyelesaikan ketidakstabilan di kawasan tersebut dengan perang dan intervensi militer.

“Krisis minyak memicu pergolakan dalam politik global dan perekonomian dunia. Hal ini juga menantang posisi Amerika di dunia, mempolarisasi politiknya di dalam negeri dan menggoyahkan kepercayaan negara,” ujar penulis dan analis minyak, Daniel Yergin dalam sebuah opini di Wall Street Journal.

Meskipun kekhawatiran ini masih ada, pasar energi dunia telah berubah secara dramatis selama empat dekade terakhir. Produksi energi AS meningkat, dan kurang dari 10 persen minyak AS berasal dari Timur Tengah dengan harga global relatif stabil.

Semua ini telah memicu perdebatan mengenai apakah AS terlalu fokus pada Timur Tengah dan minyaknya padahal hal ini tampaknya tidak menimbulkan banyak ancaman ekonomi bagi Amerika. Arab Saudi adalah pendukung utama embargo tahun 1973. Bagi banyak orang Amerika, Arab Saudi adalah simbol monarki Arab yang kaya dan telah memberikan banyak penderitaan bagi AS.

Namun saat ini, Arab Saudi adalah salah satu sekutu terdekat AS di kawasan. Saudi saat ini memompa minyak dalam jumlah besar untuk menjaga pasar dunia, dan mengimbangi produksi yang lebih rendah di negara-negara seperti Irak, Iran dan Nigeria.

Iran dan AS adalah sekutu. Di bawah kepemimpinan Syah, Mohammad Reza Pahlavi, Iran terus memproduksi dan mengekspor selama enam bulan embargo yang berlangsung hingga Maret 1974. Setelah Syah digulingkan pada 1979, AS dan Iran menjadi saingan berat. Iran kini menjadi sasaran sanksi Barat yang mulai berlaku tahun lalu dan telah memangkas setengah ekspor minyak ke Teheran dari 2,5 juta barel per hari menjadi sekitar 1,2 juta barel.

Menanggapi guncangan minyak, Kongres AS mengesahkan standar penghematan bahan bakar. Peraturan tahun 1975 tersebut mengharuskan para pembuat mobil untuk menaikkan jarak tempuh dari 13,5 mil per galon menjadi 27 mil per galon. Tahun lalu, standarnya kembali ditingkatkan dua kali lipat, dan kendaraan harus rata-rata mencapai 54 mil per galon pada 2025. Akibatnya, masyarakat Amerika lebih banyak mengemudi tanpa menambah jumlah bahan bakar yang mereka gunakan.

Melonjaknya harga minyak mengubah industri energi global. Ketika harga minyak meroket pada 1970-an, para produsen bersedia melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang lebih terpencil dan sulit untuk melakukan pengeboran, termasuk Alaska, Laut Utara, Teluk Meksiko, dan wilayah pasir minyak Kanada. Produksi minyak dunia saat ini 50 persen lebih tinggi dibandingkan pada tahun 1973. Selain itu, krisis ini mendorong upaya untuk mencari dan mengembangkan sumber energi lain, mulai dari gas alam, angin, hingga surya.

Saat ini AS tidak terlalu bergantung pada Timur Tengah. Pada tahun-tahun setelah embargo tahun 1973, penghentian produksi minyak di Timur Tengah dianggap sebagai ancaman nasional yang serius.

“Upaya kekuatan luar untuk menguasai kawasan Teluk Persia akan dianggap sebagai serangan terhadap kepentingan vital Amerika Serikat. Serangan semacam itu akan dihalau dengan cara apa pun yang diperlukan, termasuk kekuatan militer," ujar Yergin.

Minyak Timur Tengah tidak pernah menjadi bagian besar dari keseluruhan pasokan AS. Impor dari Timur Tengah tidak pernah menyumbang lebih dari 15 persen pasokan minyak AS dan kini jumlahnya hanya sekitar 9 persen.

AS kini mengimpor lebih banyak minyak dari Kanada dibandingkan negara lain. Arab Saudi adalah satu-satunya negara Timur Tengah di antara lima negara teratas yang mengirim minyak ke Amerika.

Dengan membatasi pasokan, OPEC mampu menyebabkan lonjakan harga minyak pada tahun 1970an dan 80an. Namun kekuatan mereka saat ini jauh lebih kecil, dan sejumlah produsen utama, seperti Arab Saudi, berupaya menstabilkan harga dibandingkan mengganggu pasar.

"Selama empat dekade terakhir, kebijakan energi Washington didasarkan pada kesimpulan yang salah bahwa negara tersebut dapat menyelesaikan semua permasalahan energinya dengan mengurangi ketergantungannya pada minyak Timur Tengah,” ujar Gal Luft dan Anne Korin dalam artikel di Foreign Affairs.

“Inti dari kerentanan energi Amerika Serikat adalah ketidakmampuannya menjaga harga minyak tetap terkendali, mengingat cengkeraman kerajaan minyak Arab terhadap pasokan minyak global,” kata Luft dan Korin.

 

 

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak Memecat Menteri Dalam Negeri Suella Braverman karena Provokasi Demo Pro-Palestina

 

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah memecat Menteri Dalam Negeri Suella Braverman, yang menuai kemarahan karena menuduh polisi bersikap terlalu lunak terhadap para pengunjuk rasa pro-Palestina.

Pemerintah mengatakan Braverman meninggalkan pekerjaannya sebagai bagian dari perombakan kabinet menjelang pemilihan umum yang diperkirakan akan diadakan tahun depan.

Dikutip dari Aljazirah, Senin (13/11/2023) setelah pemecatannya, Braverman mengatakan "merupakan kehormatan terbesar dalam hidup saya untuk melayani sebagai menteri dalam negeri".

"Saya akan berbicara lebih banyak lagi pada waktunya," tambahnya.

Sunak mendapat tekanan untuk memecat Braverman, tokoh sayap kanan yang vokal, setelah para kritikus menuduhnya meningkatkan ketegangan selama berminggu-minggu sebelum masyarakat pro-Palestina menggelar aksi damai akhir pekan lalu.

Braverman, yang ditunjuk untuk menduduki jabatan tersebut ketika Sunak menjadi perdana menteri pada 25 Oktober 2022, digantikan Menteri Luar Negeri James Cleverly. Sebagai gantinya, posisi menteri luar negeri diberikan kepada mantan Perdana Menteri David Cameron.

"Ini dia, hari ini @RishiSunak memperkuat timnya di pemerintahan untuk membuat keputusan jangka panjang demi masa depan yang lebih cerah. Nantikan kabar terbaru," cicit partai Konservatif di media sosial X.

Perubahan lainnya diharapkan dapat memberikan penghargaan kepada para loyalis dan anggota parlemen yang lebih muda, setelah hampir 14 tahun berkuasa berdampak pada popularitas Partai Konservatif.

Partai ini berada di posisi kedua di belakang oposisi, Partai Buruh dengan selisih dua digit selama Sunak berkuasa. Partai Konservatif diperkirakan akan kalah dalam pemilu berikutnya.

Selama menjabat Braverman telah memicu kontroversi dengan mengambil sikap garis keras terhadap imigrasi dan terus menyampaikan pernyataan keras yang dipandang memecah belah pemilih.

Tokoh sayap kanan ini menyerang para pengkritiknya sebagai "orang-orang progresif pemakan tahu" yang liberal. Tak tak lama setelah ia dilantik ia mengatakan mengirim pencari suaka ke Rwanda adalah "impian" dan "obsesinya".

Namun posisinya menjadi semakin tidak dapat dipertahankan setelah pekan lalu ia menulis sebuah artikel surat kabar yang meledak-ledak, yang tampaknya tanpa persetujuan Sunak. Dalam artikel itu ia menuduh polisi bersikap bias terhadap gerakan kiri.

Artikel tersebut dituding memicu ketegangan menjelang akhir aksi damai pro-Palestina akhir pekan lalu yang disertai dengan kekerasan kelompok sayap kanan, dan memicu seruan agar dia dipecat.

 

 

Merek-Merek AS & Eropa Terkena Dampak Boikot di Timur Tengah

 

Aksi boikot anti-Barat melanda Timur Tengah. Merek-merek perusahaan Amerika dan Eropa terkena dampak boikot di seluruh kawasan tersebut.  Sebagai gantinya, konsumen memilih dan beralih ke produk alternatif lokal. Langkah ini dilakukan sebagai aksi protes terhadap dukungan pemerintah negara-negara Barat terhadap Israel di tengah perang di Gaza. Sejumlah merek ternama di Amerika termasuk McDonalds, Starbucks, Coca-Cola, dan Domino’s Pizza telah menjadi sasaran kampanye boikot. Pun demikian dengan Puma di Jerman dan jaringan supermarket Prancis Carrefour. Melansir Reuters, Parlemen Turki mulai minggu lalu melarang produk Coca-Cola dan Nestlé buatan Swiss. “Produk perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan kedai teh di dalam kampus parlemen,” kata Majelis Agung Nasional Turki dalam sebuah pernyataan. Pernyataan parlemen Turki memang tidak menyebut langsung merek yang dihapus dari menu.  Akan tetapi, seorang sumber di parlemen Turki mengatakan bahwa produk yang dihapus dari menu adalah Coca Cola dan kopi instan Nestle.  Keputusan tersebut diambil sebagai respons atas tuntutan masyarakat.  Stiker di tiang lampu dan halte bus di Istanbul, yang sebagian besar penduduknya pro-Palestina, juga menyatakan bahwa “Starbucks mendukung Israel”.  Baca Juga: Tank-Tank Israel Kepung RS Al Shifa di Gaza, 32 Pasien Meninggal Termasuk 3 Bayi Langkah tersebut diduga terinspirasi oleh tindakan hukum yang diambil perusahaan kopi tersebut terhadap serikat pekerjanya karena mengunggah pernyataan pro-Palestina di media sosial. Dorongan untuk menjauh dari merek-merek Amerika berarti menjadi berkah bagi beberapa merek regional. Salah satu pemenang terbesar dilaporkan adalah pembuat soda asal Mesir, Spiro Spathis.  Mengutip The Telegraph, Spiro Spathis didirikan pada tahun 1920. Akan tetapi, popularitas produknya telah memudar selama beberapa dekade karena kesulitan bersaing dengan pesaing asing. Menurut media Mesir, kini, kondisi bisnisnya berbalik. Penjualan Spiro Spathis meroket sebesar 300% sebagai akibat dari boikot produk Barat. McDonald's juga mendapat kecaman pada bulan lalu ketika operator waralaba restoran cepat saji Israel mengatakan mereka telah menyumbangkan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel. Meskipun logo McDonald’s dapat dilihat di seluruh dunia, restoran tersebut terkadang merupakan waralaba yang dijalankan oleh perusahaan lokal. Baca Juga: Konflik di Timur Tengah Memanas, Investor Tarik Dana Jumbo dari Arab Saudi Entitas McDonald's di Kuwait, misalnya, mengatakan pada awal November bahwa mereka telah menyumbangkan US$ 250.000 (£204.532) kepada Bulan Sabit Merah Kuwait untuk upaya bantuan di Gaza.  Mereka juga menegaskan bahwa mereka 100% perusahaan Kuwait, yang dimiliki dan dioperasikan oleh Al Maousherji.  “McDonald's di tingkat global tidak mendapatkan bagian apa pun dari keuntungan ini... Sejak awal, kami bangga dengan identitas Kuwait, Arab, dan Islam kami,” kata entitas McDonald's Kuwait dalam sebuah pernyataan, yang juga mengunggah gambar warga Palestina. McDonald’s Corporation mengatakan pihaknya kecewa dengan disinformasi dan laporan yang tidak akurat mengenai posisi perusahaan dalam menanggapi konflik di Timur Tengah. McDonald's Corporation dengan jelas menyatakan bahwa mereka tidak mendanai atau mendukung pemerintah mana pun yang terlibat dalam konflik ini. "Tindakan yang diambil oleh mitra pemberi izin lokal dilakukan secara independen tanpa izin atau persetujuan McDonald’s. Hati kami bersama semua komunitas dan keluarga yang terkena dampak krisis ini,” jelas perusahaan. 
 

PBB Heningkan Cipta Hormati 101 Pekerja yang Gugur Akibat Serangan Israel

 

 

Para pekerja Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melakukan momen mengheningkan cipta selama satu menit pada Senin (13/11/2023). Momen itu untuk menghormati lebih dari 100 pekerja yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Staf di kantor PBB di Jenewa menundukkan kepala saat lilin dinyalakan untuk mengenang 101 karyawan badan pengungsi Palestina PBB UNRWA gugur akibat serangan Israel di Gaza. Bendera PBB di seluruh dunia berkibar setengah tiang. Jumlah tersebut merupakan korban gugur terbesar pekerja kemanusiaan dalam 78 tahun sejarah organisasi tersebut.

 “Ini adalah jumlah tertinggi pekerja bantuan kemanusiaan yang terbunuh dalam sejarah organisasi kami dalam waktu singkat,” kata Direktur Jenderal kantor PBB di Jenewa Tatiana Valovaya.

“Kami berkumpul di sini hari ini, bersatu di lokasi yang sangat simbolis ini, untuk memberikan penghormatan kepada rekan-rekan kami yang berani yang mengorbankan nyawa mereka saat bertugas di bawah bendera PBB," ujarnya.

Valovaya mengatakan, dunia saat ini benar-benar menghadapi masa-masa yang sangat menantang bagi multilateralisme. "Namun PBB kini lebih relevan dari sebelumnya," ujarnya menegaskan.

UNRWA mengatakan, bahwa beberapa anggota staf terbunuh ketika sedang mengantre untuk mendapatkan roti. Sementara yang lain meninggal dunia bersama keluarga mereka di rumah mereka dalam serangan udara dan darat Israel di Gaza.

“Staf UNRWA di Gaza menghargai penurunan bendera PBB di seluruh dunia. Namun di Gaza, kami harus tetap mengibarkan bendera PBB sebagai tanda bahwa kami masih berdiri dan melayani rakyat Gaza," kata direktur UNRWA di Gaza Tom White.

Setelah Gaza, konflik paling mematikan berikutnya bagi pekerja bantuan PBB adalah Nigeria pada 2011. Seorang pembom bunuh diri menyerang kantor PBB di Abuja saat terjadi pemberontakan dan membunuh 46 orang.

UNRWA didirikan pada 1949 setelah perang Arab-Israel pertama. Badan PBB ini menyediakan layanan publik termasuk sekolah, layanan kesehatan, dan bantuan. Banyak dari 5.000 staf UNRWA yang bekerja di Gaza adalah pengungsi Palestina.

 

Pengacara Veteran Prancis Kumpulkan Ratusan Pengacara Dunia untuk Bela Palestina di ICC

 

Seorang pengacara veteran Perancis, Gilles Devers memprakarsai pengaduan kolektif atas kejahatan perang Israel terhadap rakyat Palestina. Dia telah memobilisasi 300 pengacara di seluruh dunia dalam waktu 10 hari untuk mengajukan tuntutan terhadap Israel atas dugaan kejahatan perang terhadap Palestina.

Devers bersumpah akan menghadapi tantangan berat terhadap Israel. Devers meyakinkan warga Palestina bahwa mereka kini mempunyai perwakilan di pengadilan internasional.

"Kami melihat apa yang terjadi yaitu genosida, kami di sini untuk rakyat Palestina. Apapun yang terjadi, perjuangan rakyat Palestina akan mendapatkan keadilan di depan semua pengadilan, pengadilan internasional dan pengadilan nasional," ujar Devers, dalam video yang diunggah Quds News Network, Senin (13/11/2023).

Devers mengatakan, saat ini pengaduan telah diajukan oleh asosiasi dan serikat pekerja. Namun siapapun dapat bergabung dengan kelompoknya, karena ini adalah proses kesaksian. Setelah itu akan ada prosedur kesaksian korban. Devers mengatakan, kelompoknya sudah menerima permintaan dari Palestina. Dia menegaskan, seluruh pengacara dunia siap membela Palestina di pengadilan.

"Kami memiliki pengacara yang datang dari seluruh dunia, dari Australia hingga Brasil, Pakistan, seluruh Eropa, Afrika, dan Kanada. Para pemrakarsa pengaduan ini bermaksud untuk melanjutkan proses mereka hingga akhir, ketika pengeboman Israel telah menewaskan lebih dari 11.000 orang, setengahnya adalah anak-anak," kata Devers.

Tiga kelompok hak asasi manusia Palestina telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Mereka mendesak ICC untuk menyelidiki Israel atas tuduhan apartheid dan genosida, serta mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi para pemimpin Israel.

Gugatan tersebut diajukan pada Rabu (8/11/2023) oleh organisasi hak asasi manusia Al-Haq, Al Mezan, dan Pusat Hak Asasi Manusia Palestina. Mereka menyerukan perhatian mendesak terhadap rentetan serangan udara Israel terhadap wilayah padat penduduk di Jalur Gaza, yang telah menyebabkan lebih dari 10.500 warga Palestina meninggal, dengan hampir setengah dari mereka adalah anak-anak.Ketiga organisasi itu meminta ICC untuk memperluas penyelidikan kejahatan perang yang sedang berlangsung.

“Terjadi pengepungan yang diberlakukan di (Gaza), pemindahan paksa penduduknya, penggunaan gas beracun, dan penolakan terhadap kebutuhan, seperti makanan, air, bahan bakar, dan listrik.  Tindakan-tindakan ini merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk genosida," kata gugatan tersebut, dilansir Aljazirah, Kamis (9/11/2023).

Ketiga kelompok tersebut menginginkan surat perintah penangkapan dikeluarkan terhadap Presiden Israel Isaac Herzog, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. ICC membuka penyelidikan resmi terhadap situasi di Palestina pada 2021 setelah menetapkan bahwa kejahatan perang telah atau sedang dilakukan oleh aktor Palestina dan Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dan Jalur Gaza.

Dalam pengajuan terbaru ICC, pengacara kelompok hak asasi manusia, Emmanuel Daoud, merujuk pada keputusan ICC yang menentang Presiden Rusia Vladimir Putin atas kejahatan perang di Ukraina. Daoud mengatakan, tidak ada ruang untuk standar ganda dalam peradilan internasional.

“Apakah kejahatan perang dilakukan di Ukraina atau Palestina, pelakunya harus dimintai pertanggungjawaban,” kata Daoud.

Ini bukan pertama kalinya tuntutan terhadap Israel diajukan ke ICC selama perang berlangsung di Gaza. Pada tanggal 31 Oktober, Reporters Without Borders (RSF) mengajukan pengaduan kepada badan tersebut dengan tuduhan bahwa Israel telah melakukan kejahatan perang terhadap jurnalis di Gaza.

Jaksa ICC, Karim Khan mengatakan, menghalangi bantuan kemanusiaan mencapai warga sipil dapat dituntut berdasarkan Statuta Roma. Dia menambahkan, seharusnya tidak ada hambatan bagi pasokan bantuan kemanusiaan untuk anak-anak, perempuan dan laki-laki, serta warga sipil.

“Mereka tidak bersalah, mereka mempunyai hak berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.  Hak-hak ini merupakan bagian dari Konvensi Jenewa, dan bahkan menimbulkan tanggung jawab pidana ketika hak-hak ini dibatasi berdasarkan Statuta Roma," ujar Khan.

Israel bukan anggota ICC. Israel sebelumnya telah menolak yurisdiksi pengadilan tersebut dan tidak secara resmi terlibat dengan ICC. Statuta Roma memberikan kewenangan hukum untuk menyelidiki dugaan kejahatan di wilayah anggotanya atau yang dilakukan oleh warga negara mereka ketika otoritas dalam negeri tidak mau atau tidak mampu melakukan hal tersebut. Pada 10 Oktober, kantor kejaksaan ICC menyatakan bahwa mandatnya berlaku untuk potensi kejahatan yang dilakukan dalam konflik saat ini.

 

Setelah Semangka, Kini Segitiga Merah Terbalik Jadi Simbol Baru Perlawanan Palestina

 

Para aktivis membagikan emoji segitiga merah terbalik untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap warga Palestina di Gaza. Segitiga merah terbalik telah menjadi simbol baru perlawanan Palestina.

Dilansir Aljazirah, simbol segitiga merah terbalik pertama kali muncul di video Hamas untuk menunjukkan target serangan seperti tank Israel. Simbol ini muncul setelah Israel melancarkan invasi darat ke Gaza bulan lalu.

Namun segitiga merah sebenarnya sudah ada dalam desain bendera Palestina. Simbol ini telah digunakan oleh aktivis dan pengunjuk rasa di seluruh dunia pada demonstrasi pro-Palestina dan dukungan secara online.

"Ternyata segitiga merah itu ada di sana (bendera Palestina) selama ini," ujar seorang warganet, A. van Worden dalam platform media sosial, X.

Beberapa pengguna media sosial juga berbagi grafik yang menunjukkan perbandingan segitiga merah terbalik dengan simbol Palestina lainnya. Namun militer Israel mencomot simbol segitiga merah terbalik itu, dan menggunakannya dalam video mereka.

Juru bicara Divisi Media Arab Militer Israel membagikan video yang menggunakan segitiga merah untuk menunjukkan target Palestina. Pesan di akhir video tertulis, "segitiga kami lebih kuat dari segitiga Anda, Abu Ubaidah", merujuk kepada juru bicara sayap militer Hamas.

Jiplakan militer Israel terhadap simbol segitiga merah terbalik ini memicu kritik dari pengguna media sosial pro-Palestina. Mereka menyoroti bahwa Israel tidak hanya mencuri tanah Palestina, namun juga simbol perjuangan mereka.

"Mereka malah mencuri segitiga merah," ujar seorang warganet, Remah di platform media sosial, X.

"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) sekarang mencoba menyalin video segitiga merah Hamas tetapi gagal total karena tidak ada kehormatan dalam menargetkan bangsal kanker anak-anak," ujar akun @ME_1948_Updates di X.

Sebelum simbol segitiga merah terbalik ini muncul, para pendukung Palestina menggunakan kompak mengunggah gambar semangka di media sosial mereka. Semangka digunakan sebagai simbol perlawanan Palestina ketika mereka dilarang untuk mengibarkan bendera mereka. Semangka dianggap sebagai representasi warna bendera Palestina yaitu hijau, hitam, putih, dan merah.

 

 

Sunak: Hanya solusi dua negara jawaban untuk konflik Israel-Palestina

 

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan bahwa solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina adalah satu-satunya jawaban yang memungkinkan lahirnya masa depan baru di wilayah tersebut.

Berbicara tentang kebijakan luar negeri Inggris di Perjamuan Wali Kota London pada Senin (13/11), Sunak mengatakan bahwa cakrawala politik baru harus diciptakan untuk perdamaian.

“Kita harus bersatu untuk mencari satu-satunya jawaban yang bisa menciptakan perdamaian di negara-negara yang bermasalah tersebut. Satu-satunya jawaban yang dapat mengakui sejarah dan rasa sakit hati kedua bangsa. Satu-satunya jawaban yang memungkinkan lahirnya masa depan baru, dan itu adalah solusi dua negara,” tutur dia.

Dia mengatakan Inggris telah memperjuangkan solusi ini selama beberapa dekade, tetapi sekarang dunia harus membantu mewujudkannya.

Menurut dia, hal yang memotivasi kelompok Hamas Palestina untuk melancarkan serangan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 bukan hanya kebencian, tetapi juga ketakutan mereka bahwa Timur Tengah yang baru akan lahir.

"Suatu hal yang akan membuat Israel menormalisasi hubungan dengan negara-negara tetangganya, dan memberikan harapan akan masa depan yang lebih baik, aman, dan lebih sejahtera," ujar Sunak.

Untuk itu, Sunak berjanji melipatgandakan upaya Inggris untuk mencapai solusi dua negara, dengan dukungan mitra-mitra Inggris di Timur Tengah yang mendukung normalisasi hubungan dengan Israel, seperti Yordania, Mesir, UAE, dan Arab Saudi.

Menurut dia, upaya itu berarti memberikan dukungan yang serius dan sangat diperlukan untuk Otoritas Palestina, sebagai cara terbaik untuk menghapuskan momok mengerikan yang ditimbulkan oleh Hamas.

“Sesulit apa pun tantangannya, kita harus membawa kawasan ini menuju perdamaian sejati," kata Sunak.

Dia menegaskan kembali bahwa Israel harus mampu mempertahankan diri dari teror, memulihkan keamanannya, dan memulangkan para sandera.

"Namun, kami sangat tegas bahwa mereka (Israel) harus bertindak sesuai hukum internasional. Mereka harus mengambil semua tindakan yang mungkin dilakukan untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah, termasuk di rumah sakit, menghentikan kekerasan ekstremis di Tepi Barat, dan mengizinkan lebih banyak bantuan masuk ke Gaza,” kata Sunak.

Sunak kemudian mengatakan bahwa Presiden Palestina Mahmoud Abbas memberitahunya tentang penderitaan yang mengerikan yang dialami rakyat Palestina dengan terlalu banyak warga sipil kehilangan nyawa.

Karena itu, ujar Sunak, Inggris ingin melipatgandakan jumlah bantuan ke Gaza dan berupaya terus menekan--baik PBB maupun Israel--untuk memungkinkan jeda kemanusiaan yang mendesak dan substantif.

“Kami ingin bantuan datang melalui darat, udara, dan laut--dan kami siap menggunakan pangkalan kami di Siprus sebagai posko (bantuan). Mengurangi penderitaan adalah prioritas utama kami," kata Sunak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post