News Forex, Index & Komoditi ( Selasa, 7 Januari 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

       (  Selasa,   7  Januari  2025  )

Harga Emas Global Menguat  Di Tengah Pelemahan Dolar,

Notulen Fed Dinanti

 

Harga emas tetap stabil meskipun Dolar AS mengalami pelemahan dan imbal hasil Treasury AS meningkat. Di awal pekan ini, XAU/USD diperdagangkan di sekitar $2,630an relatif stabil meskipun penurunan yang dialami Greenback. Ketidakpastian terkait rencana tarif Presiden AS terpilih, Donald Trump, menarik perhatian pasar.

Indeks Dolar AS (DXY), yang mencerminkan kinerja dolar terhadap enam mata uang lainnya, sempat turun ke level terendah lima hari di 107,75 dan merosot 0,60% sebelum akhirnya menuju 108,3 pagi ini. Penurunan ini terjadi di tengah spekulasi bahwa kebijakan fiskal Trump yang akan datang bisa memicu lonjakan inflasi, meningkatkan imbal hasil Treasury AS. Meskipun demikian, Emas yang biasanya diuntungkan dari kelemahan dolar tidak mampu memanfaatkannya sepenuhnya karena kekhawatiran di sekitar potensi inflasi mengangkat imbal hasil Treasury.

Dalam ruang kebijakan moneter, Gubernur Fed Lisa Cook menyatakan bahwa bank sentral dapat mengambil pendekatan bertahap dalam menurunkan suku bunga di tengah ketahanan pasar tenaga kerja dan inflasi yang berkelanjutan. Pengumuman ini mendorong prospek kehati-hatian Fed dalam memutuskan pemangkasan suku bunga.

Minggu ini, fokus ekonomi AS adalah pada ISM Services PMI, notulen rapat FOMC, klaim pengangguran awal, dan laporan Nonfarm Payrolls AS untuk Desember. Spekulasi pasar saat ini menunjukkan bahwa pemotongan suku bunga pertama oleh Fed kemungkinan tidak akan terjadi hingga rapat pada 7 Mei, berdasarkan alat pengamatan CME Fed Watch Tool.

Laporan dari The Washington Post menyebutkan bahwa penasihat Trump sedang mengeksplorasi rencana tarif yang akan diterapkan ke setiap negara, tetapi hanya mencakup barang impor kritis, berbeda dari rencana tarif universal selama kampanye presiden. Meskipun berita tersebut awalnya membuat dolar turun lebih dari 1%, Trump kemudian membantahnya dan menegaskan bahwa kebijakan tarifnya tidak akan dikurangi.

 

 

 

Harga Minyak Dunia Melemah Tipis, Menyusul Sentimen Data Ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Jerman yang Lemah

 

Harga minyak terkoreksi pada perdagangan Selasa (7/1) pagi. Pukul 06.11 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari 2025 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 73,38 per barel, turun 0,24% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 73,56 per barel.

Harga minyak turun menyusul sentimen data ekonomi Amerika Serikat (AS) dan Jerman yang lemah.

Mengutip Reuters, Di AS, data Biro Sensus Departemen Perdagangan menunjukkan, pesanan baru untuk barang-barang manufaktur turun pada bulan November di tengah melemahnya permintaan untuk pesawat komersial sementara belanja bisnis untuk peralatan tampaknya melambat pada kuartal keempat.

Sementara di Jerman, ekonomi terbesar di Eropa, inflasi tahunan naik lebih dari yang diperkirakan pada bulan Desember karena harga pangan yang lebih tinggi dan penurunan harga energi yang lebih kecil dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Untuk mengatasi inflasi yang lebih tinggi, bank sentral biasanya menaikkan suku bunga, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi.

Meski begitu, analis menilai pasar minyak tahun ini cukup prospektif.

"Pasar minyak memasuki tahun 2025 dengan fundamental permintaan dan penawaran yang seimbang, tetapi harga ditopang oleh ketegangan geopolitik yang berkepanjangan," kata analis di Eurasia Group, sebuah perusahaan konsultan, dalam sebuah laporan.

"Seiring berjalannya tahun, pasar minyak mungkin akan terus mengalami pertumbuhan permintaan yang rendah yang mungkin dilampaui oleh pasokan baru, terutama dari AS dan kemungkinan juga OPEC," kata Eurasia Group.

Sebelumnya, harga minyak mentah naik karena badai musim dingin melanda AS, yang menyebabkan harga gas alam, bahan bakar pemanas, melonjak hingga 11% pada hari Senin.

 

 

Wall Street Berseri, S&P 500 dan Nasdaq Naik Didukung Saham Teknologi

 

Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin (6/1). Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite naik ke level tertinggi lebih dari satu minggu, didorong oleh reli saham semikonduktor dan laporan yang menunjukkan pemerintahan Trump dapat mengambil sikap tarif yang kurang agresif dari yang diharapkan.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 25,57 poin, atau 0,06%, ke level 42.706,56, S&P 500 naik 32,91 poin, atau 0,55%, ke level 5.975,38 dan Nasdaq Composite naik 243,30 poin, atau 1,24% ke level 19.864,98.

Tujuh dari 11 sektor S&P 500 ditutup turun, tetapi sektor layanan komunikasi dan saham teknologi naik masing-masing 2,13% dan 1,44%.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 17,36 miliar saham dengan rata-rata 12,37 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

"Apa yang kita lihat lebih banyak dari apa yang terjadi tahun lalu, yaitu reli yang terkonsentrasi pada saham-saham terbesar," kata Michael Green, manajer portofolio di Simplify Asset Management.

Produsen chip mendapat dorongan dari rencana Microsoft untuk menginvestasikan US$ 80 miliar untuk mengembangkan pusat data yang mendukung kecerdasan buatan, serta pendapatan kuartal keempat Foxconn yang melampaui perkiraan.

Saham Nvidia naik 3,43%, saham Advanced Micro Devices naik 3,33% dan saham Micron Technology naik 10,45%. Indeks Philadelphia Semiconductor melonjak 2,84%.

Saham AS telah rebound tajam pada hari Jumat setelah serangkaian kerugian pada bulan Desember dan beberapa sesi pertama bulan Januari, ketika kekhawatiran tentang valuasi yang tinggi, kenaikan imbal hasil Treasury, dan likuiditas yang tipis membuat para pedagang mundur setelah kenaikan yang kuat pada tahun 2024.

Saham Ford naik 0,40% dan saham General Motors naik 3,40% setelah sebuah laporan surat kabar mengatakan pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump fokus pada penerapan tarif pada setiap negara, tetapi hanya sektor-sektor tertentu yang dianggap penting bagi keamanan nasional atau ekonomi. Trump kemudian membantah laporan tersebut.

"Dia memang keluar dan mengatakan bahwa dia tidak akan mengurangi rencana tarifnya, tetapi sudah ada tanda-tanda bahwa kebijakan tarif pemerintahan Trump tidak akan mengejutkan seperti yang ditakutkan orang-orang," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom di Annex Wealth Management.

Produsen mobil dianggap paling rentan terhadap tarif yang dikenakan pada mitra dagang AS, mengingat rantai pasokan mereka yang luas.

Menjelang pelantikan Trump pada 20 Januari, investor mencari wawasan tentang kebijakannya, yang secara luas dipandang bermanfaat bagi perusahaan-perusahaan Amerika serta ekonomi AS.

Saham Citigroup bergerak 2,45% lebih tinggi setelah mendapat peringkat bullish dari Barclays. Indeks yang melacak bank naik 0,22%.

Wakil Ketua Fed untuk Pengawasan Michael Barr, yang telah mengupayakan berbagai aturan ketat pada bank-bank terbesar di negara itu, mengatakan dia akan mengundurkan diri.

Dalam pekan yang dipenuhi dengan data ekonomi dan pidato dari pejabat Federal Reserve AS, investor akan mencari petunjuk tentang laju pelonggaran kebijakan moneter tahun ini. Di akhir minggu, fokus akan tertuju pada laporan penggajian bulanan.

Meskipun usulan Trump dapat meningkatkan laba perusahaan dan memberi energi pada ekonomi, usulan tersebut juga berisiko meningkatkan inflasi. Gubernur Fed Lisa Cook adalah yang terakhir di antara sejumlah pembuat kebijakan yang memperingatkan bahwa risiko inflasi tetap ada di tahun baru.

 

 

Joe Biden Berencana Jual Senjata Senilai Rp 129,5 Triliun ke Israel Sebelum Lengser

 

Dua minggu sebelum lengser dari jabatannya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta bawahannya untuk menyetujui penjualan senjata baru ke Israel senilai US$8 miliar atau sekitar Rp 129,5 triliun.

Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memberi tahu Kongres tentang rencana penjualan senjata itu ke Israel pada Sabtu (4/1).

Mengutip AP, senjata yang akan ditawarkan ke Israel mencakup rudal udara-ke-udara jarak menengah, peluru artileri proyektil 155 mm, rudal Hellfire AGM-114, bom seberat 500 pon, dan banyak lagi.

Beberapa senjata dalam paket tersebut dapat dikirim dengan mengambil persediaan yang sudah dimiliki Amerika Serikat saat ini. Sebagian besar lainnya akan memakan waktu satu tahun atau beberapa tahun.

Jika benar terjadi, paket senjata itu akan menambah catatan penjualan senjata Amerika Serikat ke Israel menjadi US$17,9 miliar hanya dalam waktu 15 bulan, atau sejak Israel mulai memburu Hamas secara brutal pada Oktober 2023.

Penjualan senjata ke Israel terus dilakukan meskipun pemerintahan Biden terus menghadapi kritik atas meningkatnya kematian warga sipil Palestina.

Tidak lama lagi, tepatnya pada 20 Januari 2025, Amerika Serikat akan menggelar upacara pelantikan presiden terpilihnya, Donald Trump. Pada hari itu juga, Biden akan resmi lengser dari jabatannya.

Senator senior Amerika Serikat, Bernie Sanders, dan beberapa anggota dewan dari Partai Demokrat telah berjuang untuk memblokir penjualan senjata ofensif ke Israel. Demonstrasi di kampus-kampus juga terus terjadi, meski kerap direspons aparat dengan keras.

Pada bulan Mei 2024, Amerika Serikat sempat menghentikan pengiriman bom seberat 2.000 pon ke Israel karena khawatir penggunaan bom itu di kota Rafah, Gaza selatan, akan menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil.

Saat itu, pemerintahan Biden mengancam akan menghentikan pengiriman senjata jika Israel tidak mempermudah pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Pada bulan November 2024, Amerika Serikat melunak dan berjanji tidak akan menghentikan pengiriman senjata ke Israel. Pemerintah Biden mengklaim bahwa sekutunya itu telah melakukan hal baik dalam kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Selama sepekan pertama tahun 2025, serangan Israel ke Gaza telah membunuh puluhan penduduk Palestina. Militer Israel meyakinkan publik bahwa mereka anya menargetkan militan.

Tentara Zionis Israel juga secara konsisten menyalahkan Hamas atas kematian warga sipil karena para pejuangnya beroperasi di daerah permukiman padat.

Hingga saat ini, lebih dari 45.500 penduduk Gaza telah dibunuh oleh militer Israel dalam kurun waktu sekitar 15 bulan. Serangan berbau genosida ini juga menyebabkan sekitar 90% dari populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang kehilangan tempt tinggal.

 

 

 

Seperti Nazi, Tentara IDF Mulai Diburu di Berbagai Negara

 

 

– Prajurit-prajurit pasukan penjajahan Israel (IDF) mulai diburu di mancanegara atas tuduhan kejahatan perang yang mereka lakukan di Jalur Gaza. Ini seperti perburuan yang dilakukan terhadap pejabat militer dan tentara Nazi Jerman yang terlibat Holocaust selepas Perang Dunia II.

Dalam langkah bersejarah, pengadilan Brasil pada Sabtu memerintahkan kepolisian untuk menyelidiki seorang tentara Israel yang sedang berlibur di negara itu dengan tuduhan melakukan kejahatan perang di Gaza. Prajurit tersebut dilaporkan kabur meninggalkan negara tersebut sebelum berhasil ditangkap.

Arahan interogasi tersebut menyusul pengaduan yang diajukan oleh Hind Rajab Foundation (HRF), sebuah organisasi hak asasi manusia yang “berdedikasi untuk memutus siklus impunitas Israel.” HRF menuduh tersangka, yang berada di Brazil sebagai turis, terlibat dalam penghancuran rumah warga sipil di Gaza sebagai bagian dari kampanye genosida pendudukan Israel.

“Orang ini secara aktif berkontribusi terhadap penghancuran rumah dan mata pencaharian,” kata pengacara HRF Maira Pinheiro, merujuk pada bukti video dan foto yang konon menghubungkan tersangka dengan kejahatan tersebut.

Aljazirah melaporkan, tentara Israel yang sedang berlibur di Brasil itu bernama Yuval Vagdani. Ia telah meninggalkan negara Amerika Selatan tersebut. Sesaat sebelum Yuval Vagdani melarikan diri setelah dicari untuk diinterogasi oleh pihak berwenang di Brasil, keluarganya mengatakan dia “tidak ditahan”. Keluarganya menantang pihak-pihak yang punya urusan dengan Vagdani agar menemuinya di Israel.

Media Israel Hayom juga melaporkan bahwa pria tersebut telah meninggalkan Brazil, tanpa memberikan rincian. HRF, dalam pernyataan lanjutannya, mengatakan pihaknya menerima informasi bahwa Israel menyelundupkan tentara tersebut keluar dari Brasil.

Pengadilan menggunakan ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Brasil, dan menekankan perlunya tindakan investigasi yang mendesak. Keputusan tersebut merupakan penerapan bersejarah Statuta Roma oleh Brasil, yang menggarisbawahi komitmen negara tersebut terhadap keadilan internasional.

“Ini adalah momen bersejarah,” kata Dyab Abou Jahjah, ketua HRF. "Ini menjadi preseden kuat untuk meminta pertanggungjawaban para penjahat perang."

Pada akhir Desember lalu, seorang tentara Israel yang mengunjungi Sri Lanka juga kabur meninggalkan negara itu setelah ia diidentifikasi oleh Yayasan Hid Rajab bertanggung jawab atas kematian seorang warga sipil Palestina di Gaza.

Menurut laporan di Channel 12 Israel yayasan itu mengunggah foto tentara tersebut, Gal Ferenbook, dan mengatakan bahwa mereka telah mengajukan penangkapan kepada pihak berwenang Sri Lanka, Mahkamah Pidana Internasional (ICC), dan Interpol. Channel 12 melaporkan bahwa Ferenbook kemudian menerima telepon mendesak dari otoritas Israel yang menyuruhnya segera meninggalkan Sri Lanka untuk menghindari kemungkinan penangkapan.

Menurut HRF, Ferenbook memposting video di akun Instagram-nya pada 9 Agustus 2024 yang menunjukkan apa yang dia klaim sebagai warga sipil Palestina yang ia tewaskan. Dalam video tersebut, Ferenbook tertawa ketika tentara lain memanggilnya “Terminator.”

Laporan tersebut menambahkan bahwa ini bukan pertama kalinya tentara IDF diminta meninggalkan negara yang mereka kunjungi karena takut ditangkap, termasuk salah satu insiden di Siprus bulan lalu. Awal Desember, IDF dilaporkan memperingatkan puluhan tentaranya agar tidak bepergian ke luar negeri, setelah sekitar 30 tentara yang bertempur di Gaza jadi sasaran tuntutan kejahatan perang terhadap mereka.

Dalam delapan kasus, tentara yang melakukan perjalanan ke luar negeri segera diminta kembali karena khawatir mereka akan ditangkap atau diinterogasi oleh negara yang mereka kunjungi, situs berita Ynet melaporkan. Para prajurit itu mengunjungi Siprus, Slovenia, dan Belanda.

Pada 1 Januari lalu, Yayasan Hind Rajab juga meminta pihak berwenang Thailand untuk menangkap seorang tentara Israel yang mengunjungi negara itu pada malam Tahun Baru. Dalam sebuah pernyataan pada Selasa, Yayasan Hind Rajab mengatakan telah secara resmi meminta polisi Thailand untuk menahan Omri Nir, yang merupakan satu dari ratusan warga Israel yang diadukan kejahatan perang yang diajukan ke ICC oleh organisasi tersebut. Yayasan tersebut menuduh Nir dengan sengaja menghancurkan rumah-rumah warga sipil di Gaza dan menggunakan sekolah untuk tujuan militer. Keduanya dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.

Tentara penjajah Israel yang mengambil bagian dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah diperingatkan agar tidak mengunggah foto medan perang secara online karena kekhawatiran akan potensi penuntutan di luar negeri, Press TV melaporkan pada Desember.

Hal ini terjadi sebulan setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan “kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.”

Beberapa tentara Israel yang terlibat dalam genosida di Gaza menggunakan platform media sosial untuk mendokumentasikan tindakan mereka di Jalur Palestina yang terkepung. Mereka menyombongkan tentang kejahatan mereka terhadap penduduk dan infrastruktur di wilayah tersebut.

"Jangan memposting foto diri Anda di medan perang Gaza atau di tempat lain. Bahkan jangan memposting sama sekali di media sosial," sebuah postingan di X memperingatkan dari akun yang mengaku berafiliasi dengan badan intelijen Mossad "Israel".

Peringatan tersebut memperingatkan tentara bahwa informasi mereka dapat dibagikan ke negara-negara yang mungkin mereka kunjungi di masa depan, sehingga membuat mereka berpotensi ditangkap. "Liburanmu akan berubah menjadi mimpi buruk," tambah postingan itu.

Menanggapi peringatan ini, Yayasan Hind Rajab menyatakan, "Sudah terlambat; bukti telah didokumentasikan. Penjahat perang yang pada dasarnya memberikan kesaksian melawan diri mereka sendiri tidak akan lolos dari keadilan."

Yayasan tersebut menyandang nama Hind Rajab, seorang gadis berusia lima tahun yang jadi simbol pedih penderitaan Gaza. Hind sedang bepergian bersama pamannya, istrinya, dan ketiga anak mereka pada tanggal 29 Januari 2014, melarikan diri dari lingkungan Tel al-Hawa di Kota Gaza, ketika kendaraan mereka menjadi sasaran tembakan Israel.

Kelompok advokasi yang berbasis di Belgia itu pada Oktober mengumumkan “telah mengajukan pengaduan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan bersejarah ke Pengadilan Kriminal Internasional terhadap 1.000 tentara pasukan pendudukan Israel atas kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan genosida di Gaza”. Dalam agresi brutal itu, sedikitnya 45 ribu warga Palestina dibunuh atau terluka dan jutaan lainnya mengungsi, kelaparan, dan sakit akibat serangan gencar Israel selama setahun.

Yayasan Hind Rajab mengatakan bahwa personel IDF yang disebutkan namanya dalam pengaduan ICC “dituduh berpartisipasi dalam serangan sistematis terhadap warga sipil selama genosida yang sedang berlangsung di Gaza.” “Keluhan ini, didukung oleh lebih dari 8.000 bukti yang dapat diverifikasi—termasuk video, rekaman audio, laporan forensik, dan dokumentasi media sosial—menunjukkan keterlibatan langsung tentara dalam kekejaman ini,” jelas kelompok tersebut. “Semua tentara yang disebutkan berada di Gaza selama serangan genosida, dan bukti menunjukkan partisipasi mereka dalam pelanggaran hukum internasional.”

 

 

Pengadilan Brasil Perintahkan Selidiki Pelaku Kejahatan Perang Israel

 

 

Dalam langkah yang disebut sebagai "bersejarah," sebuah pengadilan di Brasil memerintahkan polisi untuk menyelidiki seorang tentara Israel yang diduga terlibat dalam kejahatan perang di Gaza. Perintah ini dikeluarkan setelah ada pengaduan dari Hind Rajab Foundation (HRF), sebagaimana diumumkan kelompok tersebut pada Jumat (3/1/2024).

Sepekan lalu, HRF menuduh tersangka, yang dikabarkan saat ini berada di Brasil sebagai wisatawan, terlibat dalam penghancuran rumah-rumah warga sipil sebagai bagian dari kampanye genosida Israel.

"Individu ini secara aktif berkontribusi pada penghancuran rumah dan mata pencaharian warga," kata pengacara HRF, Maira Pinheiro, dengan mengutip bukti video dan foto yang menghubungkan tersangka dengan tindakan tersebut, menurut pernyataan kelompok tersebut.

HRF adalah organisasi yang memperjuangkan keadilan, hak asasi manusia, dan akuntabilitas atas pelanggaran hukum internasional, khususnya dalam konteks konflik bersenjata dan dugaan kejahatan perang.

Keluarga korban aksi tentara tersebut telah bergabung dalam kasus ini di Pengadilan Federal Distrik Federal Brasil, untuk mencari keadilan melalui jalur hukum. HRF meminta penangkapan segera terhadap tersangka, dengan alasan adanya risiko melarikan diri dari Brasil dan kemungkinan manipulasi bukti.

Pengadilan, yang mengacu pada Kode Prosedur Pidana Brasil, memerintahkan tindakan investigasi mendesak, menandai momen bersejarah di mana sebuah negara penandatangan Statuta Roma melaksanakan ketentuan tersebut di tingkat domestik.

"Ini adalah momen bersejarah," kata Dyab Abou Jahjah, ketua HRF. "Ini menciptakan preseden yang kuat untuk menuntut pertanggungjawaban para pelaku kejahatan perang."

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Biden Blokir Penjualan US Steel Senilai Rp 226,8 Triliun ke Perusahaan Jepang

 

 

Presiden AS Joe Biden, Jumat (3/1/2025), memblokir penjualan US Steel senilai 14 miliar US dolar (Rp 226,8 triliun) kepada Nippon Steel Jepang. Pemblokiran dengan alasan masalah keamanan nasional yang "kritis" dan perlunya mempertahankan "rantai pasokan yang tangguh".

Dilansir dari Anadolu Agency, Biden telah lama menentang penjualan tersebut, dan mengatakan bahwa hal itu "akan menempatkan salah satu produsen baja terbesar Amerika itu di bawah kendali asing dan menciptakan risiko bagi keamanan nasional dan rantai pasokan penting kita".

"Merupakan tanggung jawab saya yang sungguh-sungguh sebagai Presiden untuk memastikan bahwa, sekarang dan di masa mendatang, Amerika memiliki industri baja yang dimiliki dan dioperasikan di dalam negeri yang kuat yang dapat terus menggerakkan sumber kekuatan nasional kita di dalam dan luar negeri," katanya dalam pernyataan.

"Dan merupakan pemenuhan tanggung jawab itu untuk memblokir kepemilikan asing atas perusahaan Amerika yang vital ini," lanjut Biden,

"US Steel akan tetap menjadi perusahaan Amerika yang membanggakan, perusahaan yang dimiliki dan dioperasikan oleh Amerika, oleh pekerja baja serikat pekerja Amerika, yang terbaik di dunia," tambahnya.

Keputusan presiden itu diambil setelah Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS) gagal mencapai konsensus pada pertengahan Desember mengenai apakah penjualan yang diusulkan itu menimbulkan risiko keamanan nasional, sehingga memberi Biden waktu 15 hari untuk bertindak.

Presiden terpilih Donald Trump juga menentang penjualan itu. Baik US Steel maupun serikat pekerja United Steelworkers tidak segera mengomentari keputusan Biden itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tentara IDF Penjahat Perang Diburu di Delapan Negara

 

 

Pemerintahan Israel mengungkapkan, sedikitnya 12 investigasi telah diluncurkan terhadap tentara pasukan penjajahan Israel (IDF) sehubungan dengan kejahatan perang yang dilakukan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023. Belasan tentara itu dilaporkan terpaksa melarikan diri dari delapan negara yang mereka kunjungi.

Channel 12 melaporkan penyelidikan terhadap kejahatan perang itu dimulai di berbagai negara. Diantaranya Brasil, Sri Lanka, Thailand, Belgia, Belanda, Serbia, Irlandia, dan Siprus. Negara-negara itu telah meningkatkan pengawasan terhadap tindakan militer "Israel" di Jalur Gaza.

Laporan tersebut didasarkan pada data yang disampaikan pada Ahad kepada subkomite kabinet keamanan yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar. Para tentara yang sedang diselidiki disarankan oleh otoritas Israel untuk meninggalkan negara yang melakukan penyelidikan untuk menghindari dampak hukum. Hingga saat ini, belum ada penangkapan yang dilakukan.

Salah satu kasus penting menyangkut seorang tentara yang terlibat dalam penghancuran rumah-rumah warga sipil di Gaza sebagai bagian dari kampanye genosida pendudukan Israel. Pihak berwenang Brazil memerintahkan penyelidikan atas tindakannya, memaksanya meninggalkan negara tersebut, berdasarkan rekomendasi dari pihak berwenang Israel.

Media Israel juga menyoroti kasus empat tentara yang diselidiki di empat negara: Afrika Selatan, Sri Lanka, Brasil, dan Prancis. Investigasi tersebut bermula dari pengaduan yang diajukan oleh organisasi Palestina Hind Rajab Foundation (HRF), yang secara aktif memantau pergerakan tentara Israel di luar negeri dan mencari tindakan hukum terhadap mereka.

Channel 13 melaporkan, "Investigasi ini menandai awal dari kenyataan yang akan menemani kita dalam waktu lama." Meningkatnya kekhawatiran di Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kehakiman Israel atas insiden-insiden ini menunjukkan potensi pembatasan perjalanan bagi tentara Israel.

Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mengkritik keras cara kepemimpinannya dalam menangani situasi tersebut, dengan menyatakan, "Fakta bahwa seorang tentara cadangan Israel harus meninggalkan Brasil pada malam hari untuk menghindari penangkapan karena melakukan tindakan di Gaza merupakan kegagalan politik besar-besaran dari pemerintah."

Lapid lebih lanjut mempertanyakan efektivitas kepemimpinan saat ini dibandingkan dengan upaya Palestina di panggung internasional, dan menyerukan komite investigasi formal dan strategi media yang kuat untuk melindungi kepentingan hukum dan politik “Israel”.

Awal Desember, IDF dilaporkan memperingatkan puluhan tentaranya agar tidak bepergian ke luar negeri, setelah sekitar 30 tentara yang bertempur di Gaza jadi sasaran tuntutan kejahatan perang terhadap mereka.

Dalam delapan kasus, tentara yang melakukan perjalanan ke luar negeri segera diminta kembali karena khawatir mereka akan ditangkap atau diinterogasi oleh negara yang mereka kunjungi, situs berita Ynet melaporkan. Para prajurit itu mengunjungi Siprus, Slovenia, dan Belanda.

Tentara penjajah Israel yang mengambil bagian dalam perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah diperingatkan agar tidak mengunggah foto medan perang secara online karena kekhawatiran akan potensi penuntutan di luar negeri, Press TV melaporkan pada Desember.

Hal ini terjadi sebulan setelah ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan “kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang.”

Beberapa tentara Israel yang terlibat dalam genosida di Gaza menggunakan platform media sosial untuk mendokumentasikan tindakan mereka di Jalur Palestina yang terkepung. Mereka menyombongkan tentang kejahatan mereka terhadap penduduk dan infrastruktur di wilayah tersebut.

"Jangan memposting foto diri Anda di medan perang Gaza atau di tempat lain. Bahkan jangan memposting sama sekali di media sosial," sebuah postingan di X memperingatkan dari akun yang mengaku berafiliasi dengan badan intelijen Mossad "Israel".

Peringatan tersebut memperingatkan tentara bahwa informasi mereka dapat dibagikan ke negara-negara yang mungkin mereka kunjungi di masa depan, sehingga membuat mereka berpotensi ditangkap. "Liburanmu akan berubah menjadi mimpi buruk," tambah postingan itu.

Menanggapi peringatan ini, Yayasan Hind Rajab menyatakan, "Sudah terlambat; bukti telah didokumentasikan. Penjahat perang yang pada dasarnya memberikan kesaksian melawan diri mereka sendiri tidak akan lolos dari keadilan."

Sekitar seribu tentara Israel telah dilacak yayasan itu melakukan kejahatan perang dan mengunggahnya di media sosial. Sebanyak 4.000 bukti dikumpulkan untuk menguatkan dugaan itu.

Yayasan tersebut menyandang nama Hind Rajab, seorang gadis berusia lima tahun yang jadi simbol pedih penderitaan Gaza. Hind sedang bepergian bersama pamannya, istrinya, dan ketiga anak mereka pada 29 Januari 2024, melarikan diri dari lingkungan Tel al-Hawa di Kota Gaza, ketika kendaraan mereka menjadi sasaran tembakan Israel.

 

 

 

 

 

 

China Simulasikan Serangan Rudal AS di Laut China Selatan

 

China telah melakukan simulasi serangan rudal siluman jarak jauh Amerika Serikat (AS) yang menargetkan kelompok kapal induk Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) di Laut China Selatan, wilayah yang menjadi sengketa. Simulasi ini menyoroti persaingan teknologi antara kemampuan siluman dan anti-siluman.

Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), simulasi yang dipimpin oleh Wang Tianxiao dari Institut Teknologi Komputasi Tiongkok Utara ini bertujuan meningkatkan taktik pertahanan PLA.

Dalam skenario tersebut, AS menggunakan 10 rudal AGM-158C Long Range Anti-Ship Missile (LRASM) untuk menyerang kapal perusak China di sekitar Kepulauan Pratas.

Rudal LRASM dikenal dengan kemampuan siluman terhadap radar dan jangkauan hingga 1.000 kilometer. Meskipun PLA menggunakan teknologi peperangan elektronik, rudal tersebut berhasil mengenai target berkat sistem kamera pencitraan termal.

SCMP menyebutkan bahwa detail realistis simulasi ini dapat memengaruhi strategi militer mendatang. Namun, data yang digunakan dalam simulasi sulit diverifikasi karena berasal dari intelijen sumber terbuka.

Keunggulan Rudal Jelajah Siluman

China memilih untuk mensimulasikan serangan rudal jelajah siluman daripada senjata hipersonik. Rudal jelajah siluman seperti LRASM memiliki keunggulan, termasuk sulit dideteksi oleh radar dan inframerah, serta kemampuan berbagi data untuk serangan presisi.

Sebaliknya, senjata hipersonik lebih mudah dilacak karena fenomena plasma dan tanda visual yang ditinggalkan.

China memiliki beberapa opsi untuk menghadapi LRASM, seperti senjata laser, teknologi anti-siluman, dan penghancuran platform peluncur rudal sebelum mencapai jangkauan.

Senjata laser memberikan serangan instan dengan biaya rendah, meski masih memiliki keterbatasan, seperti kepekaan terhadap kondisi atmosfer.

Kemajuan dalam radar anti-siluman juga memungkinkan China mendeteksi jet tempur siluman AS, seperti F-22 dan F-35, dari jarak jauh. Radar ini menggunakan algoritma khusus tanpa memancarkan sinyal yang mudah terdeteksi, meningkatkan kemampuan anti-siluman Tiongkok.

Pesawat Siluman dan Rudal Hipersonik China

China telah memperkenalkan pesawat siluman baru, J-36 dan J-50, yang dirancang untuk misi superioritas udara dan serangan. Pesawat ini menekankan kemampuan siluman, daya jelajah tinggi, dan fleksibilitas operasional.

Selain itu, China mengembangkan rudal hipersonik YJ-21 yang dapat diluncurkan dari berbagai platform, memberikan ancaman serius bagi kapal tempur permukaan AS.

China merupakan produsen kapal terbesar di dunia, mencakup 75% dari pesanan global pada 2024. Kapasitas ini mendukung keunggulan angkatan laut PLA, yang memiliki 370 kapal, termasuk 140 kapal tempur permukaan utama.

Dengan kemampuan produksi yang tinggi, China dapat dengan cepat menggantikan kapal yang rusak, memberikan keunggulan numerik dalam konflik laut.

Simulasi ini mencerminkan kesiapan Tiongkok dalam menghadapi potensi konflik di Laut China Selatan, sekaligus menegaskan posisinya dalam persaingan militer global.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Diisukan Akan Umumkan Pengunduran Diri

 

Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, diperkirakan akan mengumumkan niatnya untuk mengundurkan diri, meskipun ia belum membuat keputusan akhir, menurut seorang sumber yang mengetahui pemikirannya pada Minggu (5/1).

Sumber tersebut memberikan informasi kepada Reuters setelah Globe and Mail melaporkan bahwa Trudeau kemungkinan besar akan mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Senin, setelah memimpin Partai Liberal selama sembilan tahun.

Sumber yang tidak ingin disebutkan namanya itu menjelaskan bahwa Trudeau diperkirakan akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Liberal yang berkuasa, meskipun belum ada kepastian mengenai waktu pengumuman tersebut.

Sumber ini meminta agar identitasnya dirahasiakan karena tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.

Pengunduran diri Trudeau akan menyebabkan Partai Liberal kehilangan pemimpin tetap, sementara survei menunjukkan bahwa partai tersebut akan mengalami kekalahan telak dari Partai Konservatif pada pemilu yang dijadwalkan pada akhir Oktober.

Sumber tersebut mengatakan kepada Globe and Mail bahwa mereka tidak mengetahui pasti kapan Trudeau akan mengumumkan pengunduran dirinya, tetapi berharap hal itu terjadi sebelum pertemuan darurat anggota legislatif Partai Liberal yang dijadwalkan pada hari Rabu.

Banyak anggota parlemen Liberal, yang khawatir dengan hasil jajak pendapat yang kurang baik, telah secara terbuka mendesak Trudeau untuk mengundurkan diri. Kantor Perdana Menteri belum memberikan komentar terkait hal ini di luar jam kerja biasa.

Berdasarkan jadwal yang dipublikasikan, Trudeau dijadwalkan untuk mengikuti rapat komite kabinet tentang hubungan Kanada-AS secara virtual pada hari Senin. Namun, belum ada kepastian apakah ia akan segera mengundurkan diri atau tetap menjabat sampai pemimpin Partai Liberal yang baru terpilih.

Peningkatan Seruan Untuk Pengunduran Diri

Trudeau menjadi pemimpin Partai Liberal pada tahun 2013, ketika partai tersebut mengalami krisis dan berada di posisi ketiga di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk pertama kalinya.

Jika ia benar-benar mengundurkan diri, hal itu kemungkinan besar akan memicu seruan untuk diadakannya pemilihan umum cepat guna membentuk pemerintahan yang lebih stabil, terutama dalam menghadapi pemerintahan Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, selama empat tahun ke depan.

Trudeau diketahui telah berdiskusi dengan Menteri Keuangan Dominic LeBlanc mengenai kemungkinan dirinya untuk turun tangan sebagai pemimpin sementara dan perdana menteri, meskipun hal tersebut hanya akan berhasil jika LeBlanc tidak berencana untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin.

Pada usia 53 tahun, Trudeau berhasil mengatasi kekhawatiran banyak legislator Liberal terkait hasil jajak pendapat yang buruk dan hilangnya sejumlah kursi aman pada dua pemilihan khusus sebelumnya.

Namun, desakan untuk mundur semakin menguat sejak Desember lalu, ketika Trudeau berusaha menurunkan jabatan Menteri Keuangan Chrystia Freeland, salah satu sekutu terdekatnya, setelah Freeland menolak usulan Trudeau untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah.

Freeland kemudian mengundurkan diri dan mengungkapkan melalui surat bahwa tindakan Trudeau merupakan tipu muslihat politik yang mengabaikan kepentingan negara.

Trudeau mengantarkan Partai Liberal ke kekuasaan pada 2015 dengan janji-janji progresif, termasuk mempromosikan hak-hak perempuan dan berjuang melawan perubahan iklim.

Namun, tantangan dalam menjalankan pemerintahan, ditambah dengan kebutuhan untuk menangani dampak pandemi, membuatnya semakin lelah. Meskipun pemerintahannya mengeluarkan banyak dana untuk melindungi konsumen dan bisnis, yang berujung pada defisit anggaran besar, hal ini tidak cukup untuk meredakan kemarahan publik akibat melonjaknya harga-harga.

Selain itu, kebijakan imigrasi yang gagal menyebabkan lonjakan kedatangan imigran, yang pada gilirannya menambah beban pada pasar perumahan yang sudah terlalu panas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Saingi Elon Musk, Jeff Bezos Siapkan Jaringan Internet Satelit di Inggris

 

Investor miliarder Jeff Bezos tengah mempersiapkan peluncuran layanan internet satelit Amazon di Inggris melalui Project Kuiper, yang menjadi tantangan signifikan bagi Elon Musk.

Dokumen regulasi menunjukkan bahwa Project Kuiper dirancang untuk menyediakan konektivitas internet dari luar angkasa bagi pelanggan di Inggris, termasuk pengguna bisnis dan pemerintah, dengan target mulai beroperasi tahun 2025 ini.

Mengutip Bmmagazine.co.uk, Senin (6/1/2025), langkah ini mencerminkan persaingan ketat di pasar internet satelit yang berkembang pesat namun masih relatif baru.

Amazon menyebut jaringan Project Kuiper sangat cocok untuk menjembatani kesenjangan digital, terutama di wilayah terpencil di Inggris. Teknologi ini memungkinkan transfer data dari satelit ke antena parabola di darat, yang dipasang di luar rumah.

Untuk mendukung layanan tersebut, Amazon sedang merencanakan pembangunan stasiun gerbang yang menghubungkan satelit Kuiper ke jaringan internet global.

Selain layanan bagi konsumen dan bisnis, Amazon juga berupaya mendapatkan kontrak pertahanan Inggris. Pengajuan transparansi menunjukkan bahwa eksekutif Amazon telah bertemu dengan Marsekal Udara Paul Godfrey, mantan pemimpin Komando Luar Angkasa Inggris, untuk membahas kemungkinan kolaborasi militer.

Selain itu, pertemuan dengan Blue Origin, perusahaan roket milik Bezos, menyoroti ambisi mereka bersaing dengan SpaceX, perusahaan peluncuran satelit milik Musk yang saat ini mendominasi sektor tersebut.

Blue Origin merancang roket New Glenn setinggi 320 kaki, yang dapat digunakan kembali, untuk meluncurkan puluhan satelit Kuiper. Setelah beberapa penundaan, Project Kuiper menargetkan peluncuran skala penuh pada awal 2025, dengan layanan komersial yang lebih luas pada akhir tahun tersebut.

Namun, analis memperkirakan layanan ini baru akan tersedia secara luas pada 2026 atau setelahnya.

Masuknya Project Kuiper ke pasar internet satelit mempertemukan dua miliarder terkaya dunia dalam persaingan langsung. Jaringan Starlink milik Musk telah melayani 87.000 pelanggan di Inggris dan sekitar empat juta pelanggan secara global.

Sementara itu, Amazon menghadapi tantangan regulasi dan harus membuktikan kemampuannya untuk bersaing di pasar yang semakin padat.

Pemerintah Inggris, yang memiliki sebagian saham di pesaing Amazon, OneWeb, terus memantau perkembangan ini dengan saksama, mengingat potensi layanan satelit bagi kebutuhan pertahanan dan komersial yang semakin meningkat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tentara Israel Menyamar Jadi Paramedis dan Gunakan Ambulans Saat Bunuh Warga Palestina

 

 

Pasukan Israel terungkap menyamar sebagai paramedis saat memasuki kamp pengungsi Palestina dan melepaskan tembakan ke arah warga di Tepi Barat. Menurut laporan Kantor Berita Fars News pada Ahad (5/1/2025), sebuah video yang baru-baru ini dibagikan di media sosial Palestina menunjukkan pasukan Israel memasuki Kamp Balata di Tepi Barat bagian utara dua pekan lalu dengan menyamar sebagai paramedis di dalam ambulans.

Kejadian tersebut mengakibatkan gugurnya seorang wanita lanjut usia dan seorang pria muda. Serangan itu terjadi pada 19 Desember, di Kamp Balata yang terletak di timur kota Nablus. Selain menyebabkan dua warga Palestina tewas, empat orang lainnya terluka.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan Halimeh Saleh Awail, 80 tahun, meninggal akibat luka tembak di dada dan kakinya, sementara Qasi Hamid Sarouji, 25 tahun, meninggal akibat cedera parah di kepala.

Menurut laporan dari Organisasi Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), seorang pria berusia 65 tahun dan dua pria muda lainnya juga terluka akibat tembakan pasukan Israel. Dalam serangan tersebut, pasukan pendudukan Israel tidak hanya menggunakan ambulans untuk menyerang tetapi juga mencegah masuknya ambulans dan petugas penyelamat ke lokasi setelah menembaki warga Palestina.

PRCS juga melaporkan bahwa seorang pemuda mengalami cedera di wajah akibat tembakan yang dilepaskan oleh pasukan militer Israel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Iran Siap Bahas Kesepakatan Baru Program Nuklir dengan Negara Barat

 

 

Iran siap untuk segera memulai pembicaraan dengan negara-negara Barat terkait program nuklirnya. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyebut, perundingan tersebut mengarah pada kesepakatan baru.

Sebelumnya, Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Kazem Gharibabadi, menyatakan bahwa putaran baru konsultasi antara Iran dan Eropa terkait kesepakatan nuklir akan berlangsung pada 13 Januari.

 “Kami masih siap untuk melakukan negosiasi konstruktif tanpa penundaan terkait program nuklir kami. Negosiasi yang bertujuan mencapai kesepakatan,” kata Araghchi seperti dikutip oleh IRNA dalam wawancaranya dengan CCTV Tiongkok, Sabtu (4/1/2025).

Negosiasi mengenai program nuklir antara Iran dan troika Uni Eropa berlangsung pada 29 November 2024 di Jenewa setelah jeda selama dua tahun. Delegasi Iran dalam pembicaraan tersebut dipimpin oleh Majid Takht Ravanchi, Asisten Menteri Luar Negeri Iran untuk urusan politik.

Sepekan sebelumnya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengadopsi resolusi yang diusulkan oleh Inggris, Jerman, Prancis, dan Amerika Serikat (AS), yang dikecam oleh Teheran sebagai tindakan anti-Iran. Resolusi tersebut diambil tanpa mempertimbangkan hasil kunjungan Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi ke Iran.

Grossi mengunjungi Iran pada 14-15 November 2024 dengan tujuan mengadakan pembicaraan dengan pimpinan negara tersebut serta memeriksa fasilitas nuklir di Fordo dan Natanz. Inspeksi ini bertujuan untuk memutuskan implementasi Rencana Aksi Komprehensif Bersama (Joint Comprehensive Plan of Action/JCPOA) terkait program nuklir Iran.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dalam pembicaraannya dengan Grossi menegaskan bahwa Teheran tidak mengembangkan dan tidak akan mengembangkan senjata nuklir. JCPOA ditandatangani pada 2015 oleh Iran, Prancis, Jerman, Inggris, China, Rusia, AS, dan Uni Eropa. Kesepakatan ini mengatur keringanan sanksi terhadap Iran sebagai imbalan atas pembatasan program nuklir negara tersebut.

Namun, AS menarik diri dari JCPOA pada 2018 dan kembali memberlakukan sanksi terhadap Teheran. Sebagai respons, Iran secara bertahap mengurangi komitmennya terhadap penelitian nuklir dan pengayaan uranium.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post