News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 3 Juli 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Kamis,  3 Juli  2025  )

Harga Emas Global Naik,  Investor Menanti Rilis Data Ketenagakerjaan AS

 

Harga emas menguat pada perdagangan Kamis (3/7) pagi. Pukul 07.00 WIB, harga emas untuk pengiriman Agustus 2025 di Commodity Exchange ada di US$ 3.361,30 per ons troi, naik 0,05% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 3.359,70 per ons troi.

Harga emas naik tipis karena investor mempertimbangkan kekhawatiran mengenai posisi fiskal AS, bersama prospek jalur pelonggaran moneter Federal Reserve.

Harga emas naik setelah senat AS meloloskan RUU pajak dari Presiden AS Donald Trump. UU tersebut diperkirakan akan memperlebar defisit sebesar US$ 3,3 triliun selama dekade berikutnya.

Kini RUU itu akan dimintakan persetujuan DPR, dan jika lolos hal itu akan meningkatkan daya tarik emas sebagai aset safe haven.

Fokus investor juga tertuju pada laporan ketenagakerjaan AS untuk bulan Juni. Analis memperkirakan  akan ada perlambatan pertumbuhan penggajian dan pengangguran meningkat, yang bisa memperkuat alasan pemangkasan suku bunga The Fed.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Menguat di Tengah Ketegangan Nuklir Iran dan Lonjakan Stok AS

 

 

Harga minyak mentah dunia menguat seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik setelah Iran menghentikan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) serta tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan Vietnam.  Namun, kenaikan harga tertahan akibat lonjakan tak terduga dalam stok minyak mentah AS. Melansir Reuters pada Kamis (3/7/2025) harga minyak jenis Brent naik US$2 atau 3% ke level US$69,11 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS menguat US$2 atau 3,1% menjadi US$67,45 per barel. Harga Brent tercatat bergerak dalam rentang US$66,34 hingga US$69,21 per barel sejak 25 Juni, di tengah meredanya kekhawatiran gangguan pasokan di Timur Tengah menyusul gencatan senjata antara Iran dan Israel. Iran baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang mengatur bahwa setiap inspeksi lanjutan terhadap fasilitas nuklirnya oleh IAEA harus mendapat persetujuan Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran. Negeri itu menuding IAEA memihak negara-negara Barat dan menjadi dalih bagi serangan udara Israel. Analis komoditas UBS Giovanni Staunovo menyebut, pasar saat ini mulai memasukkan premi risiko geopolitik ke harga minyak setelah langkah Iran terhadap IAEA.

Pasar Menanti Keputusan OPEC+, Harga Minyak Mentah Naik Tipis “Namun ini masih soal sentimen, belum ada gangguan riil terhadap pasokan minyak," katanya. Harga minyak juga terdorong oleh kabar tercapainya kesepakatan dagang antara AS dan Vietnam yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump dan media pemerintah Vietnam. Kesepakatan itu menetapkan tarif sebesar 20% terhadap banyak produk ekspor dari negara Asia Tenggara tersebut. “Minat risiko investor terlihat meningkat hari ini seiring diumumkannya kesepakatan tarif antara AS dan Vietnam,” tulis analis dari Ritterbusch and Associates dalam catatannya. Namun, sebagian penguatan harga terkikis setelah Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan bahwa stok minyak mentah domestik meningkat 3,8 juta barel menjadi 419 juta barel pada pekan lalu.  Padahal, jajak pendapat Reuters sebelumnya memperkirakan akan terjadi penurunan sebesar 1,8 juta barel. Permintaan bensin juga turun menjadi 8,6 juta barel per hari (bph), menimbulkan kekhawatiran terhadap konsumsi selama musim berkendara musim panas. Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho menyebut, selama musim panas, angka 9 juta bph biasanya menjadi ambang batas pasar yang sehat. "Kita sekarang jauh di bawah itu. Ini bukan pertanda baik," katanya. Sementara itu, rencana peningkatan pasokan oleh OPEC+ tampaknya sudah diantisipasi pasar dan tidak akan mengejutkan dalam waktu dekat, menurut Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di Phillip Nova. Empat sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa kelompok tersebut berencana meningkatkan produksi sebesar 411.000 bph pada bulan depan, sejalan dengan kenaikan yang telah disepakati untuk Mei, Juni, dan Juli. Arab Saudi sendiri menaikkan ekspornya sebesar 450.000 bph pada Juni dibandingkan bulan sebelumnya, menurut data Kpler—kenaikan bulanan terbesar dalam lebih dari satu tahun.  Namun, secara keseluruhan ekspor OPEC+ relatif stabil atau sedikit menurun sejak Maret, kata Staunovo, dan tren ini diperkirakan bertahan sepanjang musim panas karena peningkatan permintaan energi akibat cuaca panas. Rilis laporan ketenagakerjaan bulanan AS yang dijadwalkan pada Kamis waktu setempat diperkirakan akan memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kedalaman dan waktu pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada paruh kedua tahun ini. “Tingkat suku bunga yang lebih rendah bisa mendorong aktivitas ekonomi, yang pada gilirannya meningkatkan permintaan minyak,” ujar Tony Sycamore, analis di IG.
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wall Street: S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor Didukung Kesepakatan Dagang AS-Vietnam

 

Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu (2/7). Indeks S&P 500 dan Nasdaqq ditutup pada rekor tertinggi didukung oleh keuntungan saham teknologi dan kesepakatan perdagangan antara AS dan Vietnam yang meredakan kekhawatiran atas ketegangan perdagangan yang berkepanjangan.

Mengutip Reuters, indeks S&P 500 naik 29,41 poin, atau 0,47%, ke level 6.227,42 dan Nasdaq Composite naik 190,24 poin, atau 0,94% ke level 20.393,13. Sedangkan indeks Dow Jones turun 10,52 poin, atau 0,02%, ke level 44.484,42.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 16,95 miliar saham, dengan rata-rata 17,82 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Wall Street telah mencatat serangkaian rekor tertinggi dalam beberapa minggu terakhir, yang mencerminkan latar belakang sesi perdagangan yang tidak menentu dan minat investor yang kuat terhadap risiko di tengah ketidakpastian seputar inflasi, defisit, dan kebijakan.

Nasdaq memperbarui rekornya pada 30 Juni, didorong oleh Nvidia, Apple, dan Tesla.

Investor sekarang akan menantikan laporan nonfarm payrolls yang akan dirilis pada hari Kamis untuk mendapatkan petunjuk tentang seberapa cepat Federal Reserve dapat menurunkan suku bunga acuan.

Perekonomian yang melemah "adalah hal yang sangat beragam", kata Jim Awad, direktur pelaksana senior di Clearstead Advisors LLC di New York.

"Pelemahan lapangan kerja dan mendorong Fed untuk menurunkan suku bunga akan menjadi hal yang positif," katanya.

"Namun jika terlalu melunak, itu akan berdampak negatif bagi pertumbuhan dan laba."

RUU pajak dan belanja besar-besaran Trump akan diajukan ke DPR AS untuk mendapat persetujuan akhir setelah Senat meloloskan undang-undang tersebut.

Analis nonpartisan mengatakan undang-undang tersebut akan menambah US$ 3,4 triliun pada utang nasional selama dekade berikutnya.

Pasar dibuka lebih rendah setelah indikator non-utama menunjukkan gaji swasta AS turun secara tak terduga pada bulan Juni dan penambahan lapangan kerja pada bulan sebelumnya lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya.

Namun, pasar berbalik arah sebelum waktu makan siang karena AS dan Vietnam mencapai kesepakatan perdagangan yang menetapkan tarif 20% pada banyak ekspor negara Asia Tenggara tersebut.

Pemerintahan Trump telah mengisyaratkan bahwa kesepakatan dengan India juga akan segera terjadi, tetapi mengatakan negara lain mungkin belum siap pada tanggal 9 Juli.

Investor telah mencermati perkembangan perdagangan dengan saksama, kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors di Boston.

"Ada sedikit kelegaan terkait kemajuan perdagangan. Kesepakatan dengan Vietnam merupakan berita yang disambut baik," kata Arone.

Saham Tesla naik 5%, bangkit setelah penurunan awal minggu ini, bahkan saat pembuat kendaraan listrik itu membukukan penurunan besar dalam pengiriman kuartal kedua. Beberapa pedagang mengatakan angka-angka itu tidak separah perkiraan suram analis. Sahamnya telah merosot lebih dari 20% tahun ini.

Saham Centene anjlok 40% ke level terendah dalam delapan tahun setelah perusahaan asuransi kesehatan itu mengatakan telah menarik perkiraan pendapatannya untuk tahun 2025 setelah data menunjukkan penurunan signifikan dalam pendapatan yang diharapkan dari rencana asuransi kesehatan pasarnya.

Laporan PBB: BlackRock Investor Utama Genosida di Gaza

 

Pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai situasi hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina merilis laporan terbaru yang memetakan perusahaan-perusahaan yang membantu Israel melancarkan genosida di Gaza. Laporan tersebut mengidentifikasi perusahaan investasi multinasional AS BlackRock dan Vanguard sebagai investor utama di balik beberapa perusahaan yang terlibat.

Laporan terbaru Francesca Albanese, yang dijadwalkan akan dipresentasikan pada konferensi pers di Jenewa pada hari Kamis, menyebutkan 48 pelaku korporasi, termasuk raksasa teknologi Amerika Serikat Microsoft, Alphabet Inc yang merupakan perusahaan induk Google, dan Amazon. Perusahaan otomotif Hyundai, Caterpillar, serta sejumlah perusahaan asuransi juga dilaporkan terlibat.

Basis data lebih dari 1.000 entitas perusahaan juga dikumpulkan sebagai bagian dari penyelidikan. “Pendudukan [Israel] selamanya telah menjadi tempat pengujian yang ideal bagi produsen senjata dan perusahaan teknologi besar – yang menyediakan pasokan dan permintaan yang signifikan, sedikit pengawasan, dan tidak ada akuntabilitas – sementara investor dan lembaga swasta dan publik mendapatkan keuntungan dengan bebas,” kata laporan itu dilansir Aljazirah.

“Perusahaan tidak lagi hanya terlibat dalam pendudukan – mereka mungkin terlibat dalam ekonomi genosida,” katanya, mengacu pada serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza. Dalam pendapat para ahli tahun lalu, Albanese mengatakan ada “alasan yang masuk akal” untuk percaya bahwa Israel melakukan genosida di wilayah kantong Palestina yang terkepung. Laporan tersebut menyatakan bahwa temuannya menggambarkan “mengapa genosida Israel terus berlanjut”. “Karena ini menguntungkan banyak orang,” katanya.

BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, terdaftar sebagai investor di sejumlah perusahaan yang menurut PBB memungkinkan dan mendapat untung dari genosida di Gaza. Perusahaan itu merupakan institusi terbesar kedua di Palantir (8,6 persen), Microsoft (7,8 persen), Amazon (6,6 persen), Alphabet (6,6 persen) dan IBM (8,6 persen); dan yang terbesar ketiga di Lockheed Martin (7,2 persen) dan Caterpillar (7,5 persen).

Sedangkan Vanguard, manajer aset terbesar kedua di dunia, adalah investor institusi terbesar di Caterpillar (9,8 persen), Chevron (8,9 persen) dan Palantir (9,1 persen), dan yang terbesar kedua di Lockheed Martin (9,2 persen) dan produsen senjata Israel Elbit Systems (2 persen).

Alat perang

Pengadaan jet tempur F-35 oleh Israel adalah bagian dari program pengadaan senjata terbesar di dunia, yang mengandalkan setidaknya 1.600 perusahaan di delapan negara. Hal ini dipimpin oleh Lockheed Martin yang berbasis di AS, tetapi komponen F-35 dibuat secara global.

Pabrikan Italia Leonardo SpA terdaftar sebagai kontributor utama di sektor militer, sementara FANUC Corporation Jepang menyediakan mesin robotik untuk jalur produksi senjata.

Sementara itu, sektor teknologi telah memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data biometrik warga Palestina oleh pemerintah, “mendukung rezim izin diskriminatif Israel”, kata laporan itu. Microsoft, Alphabet, dan Amazon memberi Israel “akses seluruh pemerintah terhadap teknologi cloud dan AI mereka”, sehingga meningkatkan kapasitas pemrosesan data dan pengawasannya.

Perusahaan teknologi AS IBM juga bertanggung jawab untuk melatih personel militer dan intelijen, serta mengelola basis data pusat Otoritas Kependudukan, Imigrasi dan Perbatasan Israel (PIBA) yang menyimpan data biometrik warga Palestina, kata laporan itu.

Laporan tersebut menemukan bahwa platform perangkat lunak AS Palantir Technologies memperluas dukungannya kepada militer Israel sejak dimulainya perang di Gaza pada Oktober 2023. Laporan tersebut mengatakan ada “alasan yang masuk akal” untuk percaya bahwa perusahaan tersebut menyediakan teknologi kepolisian prediktif otomatis yang digunakan untuk pengambilan keputusan otomatis di medan perang, untuk memproses data dan menghasilkan daftar target termasuk melalui sistem kecerdasan buatan seperti “Lavender”, “Gospel”, dan “Where’s Daddy?”

Laporan tersebut juga mencantumkan beberapa perusahaan yang mengembangkan teknologi sipil yang berfungsi sebagai “alat penggunaan ganda” untuk pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk Caterpillar, Rada Electronic Industries milik Leonardo, HD Hyundai dari Korea Selatan, dan Volvo Group dari Swedia, yang menyediakan alat berat untuk pembongkaran rumah dan pembangunan permukiman ilegal di Tepi Barat.

Platform persewaan Booking dan Airbnb juga membantu permukiman ilegal dengan mencantumkan properti dan kamar hotel di wilayah pendudukan Israel. Laporan tersebut menyebutkan Perusahaan Drummond Amerika dan Glencore Swiss sebagai pemasok utama batu bara untuk listrik ke Israel, yang sebagian besar berasal dari Kolombia.

Di sektor pertanian, Chinese Bright Dairy & Food adalah pemilik mayoritas Tnuva, konglomerat makanan terbesar Israel, yang mendapat keuntungan dari tanah yang disita dari warga Palestina di pos-pos ilegal Israel. Netafim, sebuah perusahaan yang menyediakan teknologi irigasi tetes yang 80 persen sahamnya dimiliki oleh Orbia Advance Corporation Meksiko, menyediakan infrastruktur untuk mengeksploitasi sumber daya air di Tepi Barat yang diduduki.

Obligasi negara juga memainkan peran penting dalam mendanai perang yang sedang berlangsung di Gaza, menurut laporan tersebut, dengan beberapa bank terbesar di dunia, termasuk BNP Paribas di Perancis dan Barclays di Inggris, tercatat telah mengambil langkah untuk mengizinkan Israel menahan premi suku bunga meskipun ada penurunan peringkat kredit.

Laporan PBB  tersebut menyatakan bahwa “usaha kolonial dan genosida yang terkait dengannya secara historis didorong dan dimungkinkan oleh sektor korporasi.” Ekspansi Israel di tanah Palestina adalah salah satu contoh “kapitalisme rasial kolonial”, di mana entitas korporasi mendapat keuntungan dari pendudukan ilegal.

"Sejak Israel melancarkan perangnya di Gaza pada bulan Oktober 2023, entitas yang sebelumnya memungkinkan dan mengambil keuntungan dari penghapusan dan penghapusan warga Palestina dalam perekonomian pendudukan, bukannya melepaskan diri, kini terlibat dalam perekonomian genosida,” kata laporan itu.

Bagi perusahaan senjata asing, perang merupakan usaha yang menguntungkan. Pengeluaran militer Israel dari tahun 2023 hingga 2024 melonjak 65 persen, berjumlah 46,5 miliar dolar AS – salah satu yang tertinggi per kapita di seluruh dunia.

Beberapa entitas yang terdaftar di pasar bursa – khususnya di sektor senjata, teknologi, dan infrastruktur – mengalami peningkatan laba sejak Oktober 2023. Bursa Efek Tel Aviv juga meningkat sebesar 179 persen, menambah nilai pasar sebesar 157,9 miliar dolar AS.

Perusahaan asuransi global, termasuk Allianz dan AXA, menginvestasikan sejumlah besar uang pada saham dan obligasi yang terkait dengan pendudukan Israel, kata laporan itu, sebagian sebagai cadangan modal tetapi terutama untuk menghasilkan keuntungan.

Booking dan Airbnb juga terus mendapatkan keuntungan dari persewaan di tanah yang diduduki Israel. Airbnb sempat menghapuskan daftar properti dari permukiman ilegal pada tahun 2018, namun kemudian kembali mendonasikan keuntungan dari daftar tersebut untuk tujuan kemanusiaan, sebuah praktik yang disebut dalam laporan tersebut sebagai “pencucian kemanusiaan”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Menlu Kuba: Israel 30 Tahun Bohong Soal Nuklir Iran, Mereka Punya Niat Hancurkan Teheran

 

 

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez menyebutkan bahwa pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu telah berbohong soal program nuklir damai Iran selama lebih dari 30 tahun. Zionis punya tujuan besar untuk menghancurkan Iran

"Netanyahu dan para pendukungnya sudah berbohong selama 30 tahun lebih tentang Iran yang diduga memiliki senjata nuklir," kata Rodriguez lewat unggahannya di akun X miliknya, Senin.

Ia menambahkan bahwa yang jelas niat Israel adalah melibatkan pemerintah Amerika Serikat secara militer untuk menghancurkan sebuah negara kuno yang secara historis mendukung pembentukan negara Palestina.

Iran telah berulangkali membantah tengah menyiapkan senjata nuklir. Teheran menegaskan bahwa tujuan mereka mengembangkan nuklir adalah untuk penguatan energi terbarukan. Namun Israel tak percaya.

Pada 13 Juni rezim Zionis Israel melancarkan perang yang tidak beralasan terhadap Iran dengan dalih menghancurkan program nuklir sipil Teheran. Akibatnya, lebih dari 900 orang, termasuk komandan senior, ilmuwan nuklir, dan warga sipil meninggal dunia dalam agresi tersebut.

Republik Islam itu kemudian melakukan serangan balasan dengan meluncurkan Operasi True Promise III, yang mencakup 22 serangan rudal dan pesawat nirawak ke sejumlah target di seluruh wilayah pendudukan. Perang terbuka itu berhenti setelah gencatan senjata.

Namun Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi ragu Israel akan mematuhi gencatan senjata yang mengakhiri agresinya terhadap negara itu. Ia menegaskan Republik Islam Iran siap sepenuhnya untuk memberikan tanggapan yang tegas jika Israel kembali menyerang.

Mayor Jenderal Mousavi menyampaikan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman. Keduanya membahas perang 12 hari yang dikobarkan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat.

“Iran sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan yang tegas jika rezim Israel memperbarui agresi, dan memiliki keraguan serius tentang komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata,” kata komandan militer tertinggi tersebut dilansir laman IRNA, Senin (30/6/2025).

Iran menyatakan bahwa agresi AS-Israel terjadi meskipun Teheran telah melakukan 'pengekangan' terhadap program nuklir mereka. Serangan juga terjadi saat negosiasi tidak langsung dengan Washington sedang berlangsung.

“Kedua rezim ini tidak menunjukkan komitmen terhadap aturan atau norma internasional apa pun, dan ini terbukti kepada dunia selama perang 12 hari yang dipaksakan,” katanya.

 

 

 

 

 

Pembersihan Etnis Senyap di Tepi Barat

 

 

Tentara dan pemukim Israel telah meningkatkan serangan terhadap warga Palestina di Tepi Barat dalam beberapa hari terakhir. Hal ini menandai eskalasi dan aksi pembersihan etnis di wilayah itu yang jarang disoroti belakangan.

Yang terkini, PBB telah memperingatkan bahwa tentara Israel berupaya mengusir 12 komunitas di Masafer Yatta, di perbukitan selatan Hebron di Area C. Israel mencoba untuk membenarkan pengusiran ini karena wilayah tersebut adalah “zona militer”, dan oleh karena itu, diperlukan untuk pelatihan militer – sebuah dalih yang digunakan untuk mengusir warga Palestina dari tanah mereka selama beberapa dekade.

Pada 25 Juni, sekitar 100 pemukim Israel yang bersenjata lengkap menyerang warga Palestina di desa Kfar Malik, menewaskan tiga orang. Para pemukim dilaporkan mencoba membakar rumah-rumah hingga rata dengan tanah ketika warga Palestina keluar untuk mencoba menghentikan mereka.

Di desa tetangga Taybeh, pemukim membakar mobil hingga menjadi abu, seperti yang terlihat dalam video yang diperoleh B’Tselem, sebuah kelompok hak asasi manusia Israel yang memantau pelanggaran terhadap warga Palestina.

Aljazirah melansir, sejak 7 Oktober 2023, Israel meningkatkan kekerasannya di Tepi Barat yang diduduki, menewaskan 1.000 warga Palestina. Ketika perhatian dunia tertuju pada genosida Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 56.331 orang dan membuat hampir seluruh penduduk yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi, Israel meningkatkan serangan kekerasannya di Tepi Barat, serta diam ketika pemukim Israel menyerang dan membunuh penduduk desa Palestina.

Korban terbaru adalah Samer Bassam al-Zagharneh, seorang pemuda yang ditembak oleh tentara Israel pada 1 Juli. Menurut kantor berita WAFA, al-Zagharneh dibunuh di dekat tembok pemisah, yang mulai dibangun Israel pada tahun 2002 untuk memisahkan Yerusalem dari wilayah Tepi Barat lainnya dan melintasi komunitas Palestina dan ladang pertanian.

Pasukan Israel dan pemukim Israel dari pemukiman ilegal yang mencekik Tepi Barat. Para pemukim melancarkan serangan mendadak dan penuh kekerasan di kota-kota, membakar properti, menyerang orang, dan mencoba mengusir mereka dari rumah mereka.

Pada saat yang sama, pasukan keamanan telah mengepung kamp-kamp pengungsi dan menggerebeknya tanpa henti, sehingga mengusir lebih banyak orang dari rumah mereka dan tidak mengizinkan mereka untuk kembali.

Banyak pemukim juga diberikan senjata semi-otomatis dan “diintegrasikan” ke dalam pasukan Israel di Tepi Barat, sebagai kompensasi atas seluruh personel yang dikerahkan untuk melakukan perang di Gaza. Hal ini telah mengaburkan batas antara pasukan keamanan dan pemukim, sehingga memberdayakan pemukim untuk meningkatkan kekerasan terhadap warga Palestina.

Pada 2024, Israel menyita lebih banyak tanah Palestina di Tepi Barat dibandingkan gabungan 20 tahun sebelumnya, menurut Peace Now, sebuah organisasi nirlaba Israel yang melacak pencurian tanah di Palestina. Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich memimpin tuntutan tersebut setelah mengambil alih kendali “Administrasi Pemukiman” yang baru dibentuk pada Februari 2023.

Posisi tersebut memungkinkan Smotrich untuk memajukan aneksasi de facto Israel atas Tepi Barat yang diduduki dengan berupaya memperluas hukum sipil Israel di wilayah tersebut, yang secara langsung bertentangan dengan hukum internasional.

Smotrich telah menyetujui pos-pos baru – yang ilegal tidak hanya menurut hukum internasional tetapi juga menurut hukum Israel – menyita tanah, dan menegakkan “peraturan pemukiman dan konstruksi”.

Kenyataannya, Smotrich mengandalkan kekerasan pendudukan dan pemukim untuk mengusir warga Palestina sehingga ia dapat memperluas dan menyetujui permukiman ilegal Israel yang baru.

Pasukan Israel membunuh 70 warga Palestina di Tepi Barat pada bulan pertama tahun 2025. Selama dua bulan terakhir, mereka telah membunuh 34 orang, menurut Shireen Monitor, sebuah observatorium lokal yang dinamai berdasarkan nama jurnalis Aljazirah yang terbunuh, Shireen Abu Akleh.

Banyak dari korban jiwa adalah akibat serangan Israel yang sedang berlangsung. Israel mengatakan penggerebekan itu dilakukan untuk membasmi kelompok-kelompok bersenjata Palestina, yang muncul pada tahun 2021 untuk melawan kekerasan yang semakin memburuk dan pendudukan yang dilakukan Israel, di kamp-kamp pengungsi di Tepi Barat.

Namun, Israel dilaporkan telah melakukan banyak sekali pelanggaran hak asasi manusia di lapangan, seperti membunuh warga sipil tak bersenjata, mencegah keluarga menguburkan orang-orang tercinta mereka yang terbunuh, dan menghancurkan seluruh lingkungan hingga memicu pengungsian massal.

Israel sejauh ini menyerang kamp pengungsi di Jenin, Tulkarem, Nur Shams, Far’a dan Nablus, sehingga menimbulkan pengungsian massal.

Israel telah menggunakan beberapa taktik yang sama yang telah diterapkan di Gaza – seperti mengepung kamp-kamp tersebut dan mengusir sebagian besar penduduknya, menurut Forensic Architecture, sebuah kelompok penelitian yang menyelidiki dan memantau pelanggaran hak asasi manusia.

Israel juga menyerang fasilitas medis dan mengebom kamp Tulkarem dan Jenin, serta membunuh warga sipil tanpa pandang bulu.

Terdapat sekitar 1.800 serangan pemukim di Tepi Barat yang diduduki antara tanggal 7 Oktober 2023 hingga 16 Desember 2024, menurut data yang dikumpulkan oleh Tech for Palestine, sebuah kumpulan sukarelawan teknologi yang memantau pelanggaran hak asasi manusia dan mengadvokasi pembebasan warga Palestina.

Terlebih lagi, tentara Israel melaporkan bahwa setidaknya ada 414 serangan pemukim terhadap warga Palestina selama paruh pertama tahun 2025. Namun angka sebenarnya kemungkinan besar lebih tinggi.

Banyak serangan terjadi di Area C. Perjanjian Oslo tahun 1993, yang ditandatangani antara para pemimpin Israel dan Palestina saat itu untuk memulai proses perdamaian, membagi Tepi Barat yang diduduki menjadi tiga zona: A, B dan C.

Area A seolah-olah berada di bawah kendali administratif dan keamanan penuh Otoritas Palestina (PA) – sebuah entitas yang lahir dari Perjanjian Oslo – sementara Area B berada di bawah pemerintahan administratif Otoritas Palestina dan keamanan Israel. Area C mencakup lebih dari 60 persen wilayah Tepi Barat yang diduduki dan berada di bawah kendali administratif dan keamanan Israel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Media Rusia: Konflik Militer dengan Iran Selanjutnya akan Jadi Akhir Bagi Israel

 

Konflik militer Iran berikutnya dengan Israel diyakini akan menjadi yang 'terakhir' bagi rezim Zionis itu. Teheran kini memahami titik lemah musuh bebuyutannya. Demikian menurut sumber anonim di Republik Islam itu mengatakan kepada media Rusia, RT.

Sumber itu juga mengeklaim bahwa Iran masih memiliki banyak rudal canggih dalam persediaannya, yang dapat menembus pertahanan udara Israel.

Israel menyerang Iran awal bulan ini, menuduh bahwa Teheran hampir menyelesaikan bom nuklir. Selain menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran, serangan udara IDF menewaskan ratusan orang dan sejumlah komandan militer senior serta ilmuwan yang diyakini terlibat dalam program nuklir negara itu.

Pada 22 Juni, AS bergabung dalam kampanye pengeboman dengan menyerang tiga lokasi nuklir Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Natanz dan Fordow.

Teheran, yang telah membantah mengejar program nuklir militer, membalas dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal kamikaze. Rudal-rudal itu menyerang wilayah Israel dan Pangkalan Udara Al Udeid AS di Qatar. Perang 12 hari itu berakhir dengan gencatan senjata yang ditengahi AS yang sejauh ini masih terus berlaku.

"Iran akan menjadikan perang berikutnya dengan Israel sebagai perang terakhirnya," demikian sumber informasi di Teheran menghubungi RT pada Senin (1/7/2025).

Orang yang tidak disebutkan namanya itu menyatakan bahwa selama eskalasi terbaru dengan negara Yahudi ini, Iran telah menemukan titik lemah rezim [Israel].

Sumber itu selanjutnya mengeklaim bahwa Republik Islam itu masih memiliki puluhan ribu rudal generasi baru, dan akan menembakkan sedikitnya ratusan rudal ke Israel setiap hari jika terjadi konfrontasi militer baru.

Menurut sumber itu, otoritas Iran memiliki dukungan sosial yang belum pernah terjadi sebelumnya dari penduduk di dalam negeri, serta warga Iran yang tinggal di luar negeri. Ini merupakan kesempatan bersejarah untuk menetralisir ancaman rezim Israel secara permanen.

Mereka menegaskan bahwa meskipun para pemimpin Republik Islam itu sangat menyadari fakta bahwa AS kemungkinan akan datang menyelamatkan Israel, Teheran akan mengatasi tantangan ini.

Mengomentari serangan balasan Iran terhadap Israel dan AS, Pemimpin Tertinggi negara itu Ayatollah Ali Khamenei menyebut bahwa respons militer Teheran telah secara praktis melumpuhkan dan menghancurkan Zionis.

Menurut ulama senior tersebut, rezim Zionis akan [telah] hancur total, jika bukan karena intervensi AS.

Dalam beberapa hari terakhir, Presiden AS Donald Trump telah mengancam Iran dengan lebih banyak serangan jika Washington menyimpulkan bahwa Iran terus melanjutkan program nuklirnya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga tidak mengesampingkan kemungkinan serangan lebih lanjut terhadap Iran.

Serangan lanjutan

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi menyatakan Iran ragu Israel akan mematuhi gencatan senjata yang mengakhiri agresinya terhadap negara itu. Ia menegaskan Republik Islam Iran siap sepenuhnya untuk memberikan tanggapan yang tegas jika Israel kembali menyerang.

Mayor Jenderal Mousavi menyampaikan pernyataan tersebut dalam percakapan telepon dengan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman. Keduanya membahas perang 12 hari yang dikobarkan oleh rezim Israel dan Amerika Serikat.

“Iran sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan yang tegas jika rezim Israel memperbarui agresi, dan memiliki keraguan serius tentang komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata,” kata komandan militer tertinggi tersebut dilansir laman IRNA, Senin (30/6/2025).

Iran menyatakan bahwa agresi AS-Israel terjadi meskipun Teheran telah melakukan 'pengekangan' terhadap program nuklir mereka. Serangan juga terjadi saat  negosiasi tidak langsung dengan Washington sedang berlangsung.

“Kedua rezim ini tidak menunjukkan komitmen terhadap aturan atau norma internasional apa pun, dan ini terbukti kepada dunia selama perang 12 hari yang dipaksakan,” katanya.

 “Kami bukanlah pihak yang memulai perang, tetapi kami menanggapi agresor dengan kekuatan penuh. Dan karena kami sangat meragukan komitmen musuh terhadap kewajibannya, termasuk gencatan senjata, kami sepenuhnya siap untuk memberikan tanggapan tegas jika terjadi agresi berulang,” kata Mayor Jenderal Mousavi.

Menteri Pertahanan Saudi, pada bagiannya, mengatakan bahwa pemerintah Saudi tidak hanya mengutuk tindakan agresi tetapi juga melakukan upaya signifikan untuk mengakhiri perang. Ia menyampaikan belasungkawa atas kematian beberapa komandan senior Iran, yang dibunuh oleh serangan Israel.

Kedua belah pihak juga menekankan perlunya konsultasi berkelanjutan untuk mengembangkan hubungan bilateral dan untuk membantu membangun keamanan dan stabilitas di kawasan tersebut, menggarisbawahi peran Iran dan Arab Saudi dalam mencapai tujuan ini.

 

 

 

Trump Mengklaim Punya Dua atau Tiga Kandidat Pengganti Ketua The Fed Jerome Powell

 

Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia memiliki dua atau tiga pilihan utama untuk menggantikan Jerome Powell sebagai ketua Federal Reserve.

Powell, yang masa jabatannya berakhir pada Mei 2026, dinominasikan oleh Trump untuk memimpin bank sentral AS selama pemerintahan pertamanya.

Ketika ditanya di luar Air Force One apakah ia memiliki pilihan utama untuk menggantikan Powell, Trump mengatakan kepada wartawan, "Saya memiliki dua atau tiga pilihan utama," jelasnya seperti dikutip dari Reuters, Rabu (2/7).

Tetapi Trump menolak untuk memberikan informasi lebih lanjut.

Pekan lalu, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Trump sedang mempertimbangkan mantan gubernur Fed Kevin Warsh dan direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett sebagai pengganti.

Menteri Keuangan Scott Bessent juga dicalonkan sebagai calon potensial, menurut surat kabar tersebut, yang juga mencantumkan mantan Presiden Bank Dunia David Malpass dan gubernur Fed Christopher Waller sebagai calon potensial.

Menurut Journal, Trump telah mempertimbangkan ide untuk memilih dan mengumumkan penggantinya paling cepat pada bulan September atau Oktober.

Namun, Bessent mengatakan kepada Bloomberg TV pada hari Senin bahwa pemerintahan Trump sedang mempertimbangkan untuk menggunakan kekosongan Dewan Gubernur Federal Reserve berikutnya yang diharapkan pada awal tahun 2026 untuk menunjuk penggantinya.

Sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, Trump telah mengkritik Powell dan gubernur Fed lainnya karena memutuskan untuk tidak menurunkan suku bunga, yang saat ini berada di kisaran 4,25%-4,50%.

Pimpinan Fed telah lama dianggap terbebas dari pemecatan presiden karena alasan selain kejahatan atau pelanggaran, tetapi Trump telah mengancam untuk menguji premis hukum itu dengan seringnya mengancam akan memecat Powell.

Putusan Mahkamah Agung pada bulan Mei meredakan kekhawatiran bahwa Trump dapat memecat Powell karena para hakim menyebut Fed sebagai "entitas kuasi-swasta yang terstruktur secara unik."

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hubungan Trump dan Elon Musk Memanas! Saling Sindir di Medsos

 

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik pedas kepada Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, terkait subsidi yang diterima oleh perusahaan-perusahaan milik Musk.

Dalam sebuah unggahan di platform media sosial Truth Social pada Selasa, Trump menyarankan agar Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang kontroversial mengkaji subsidi tersebut untuk menghemat anggaran federal secara signifikan.

Trump: "Tanpa Subsidi, Elon Harus Pulang ke Afrika Selatan"

Trump, yang dikenal dengan retorika tajamnya, menyebut Elon Musk sebagai penerima subsidi terbesar dalam sejarah modern. "Elon mungkin mendapatkan lebih banyak subsidi dibanding manusia mana pun dalam sejarah, dan tanpa subsidi, dia mungkin harus tutup usaha dan pulang ke Afrika Selatan," tulis Trump.

Ia juga menyatakan bahwa tanpa subsidi tersebut, tidak akan ada lagi peluncuran roket, satelit, atau produksi mobil listrik, serta menambahkan bahwa Amerika Serikat dapat "menghemat UANG BESAR!!!"

Musk: “Saya Secara Harfiah Ingin Memotong Semuanya”

Elon Musk tak tinggal diam. Melalui akun pribadinya di platform X (sebelumnya Twitter), Musk menjawab sindiran Trump dengan lugas: “Saya secara harfiah mengatakan, POTONG SEMUANYA. Sekarang.”

Ketegangan ini terjadi setelah Musk secara terbuka mengkritik RUU pemotongan pajak dan pengeluaran besar-besaran yang didorong oleh Trump. Menurut Musk, undang-undang tersebut bertentangan dengan janji kampanye para anggota parlemen yang mengusung pengurangan belanja negara.

Musk Serukan Partai Baru: "PORKY PIG PARTY!"

Dalam kritiknya yang semakin vokal sejak Sabtu lalu, Musk menyebut RUU tersebut sebagai “gila dan merusak.” Pada Senin, ia meningkatkan serangannya dengan menyebut anggota kongres pendukung RUU itu "harus menundukkan kepala karena malu" dan bahkan bertekad akan membuat mereka kalah dalam pemilihan pendahuluan tahun depan.

Tak hanya itu, Musk menyebut sistem politik AS saat ini dikuasai satu partai saja, yang ia juluki secara sarkastik sebagai "PORKY PIG PARTY." Ia juga kembali menyerukan pembentukan partai politik baru yang "benar-benar peduli pada rakyat."

Ketegangan Politik Picu Volatilitas Saham Tesla

Perseteruan antara dua tokoh kuat ini—yang sebelumnya dikenal sebagai sekutu politik—mengguncang dunia bisnis dan politik AS. Musk sebelumnya diketahui menyumbangkan hampir US$300 juta untuk kampanye pemilihan ulang Trump dan bahkan memimpin DOGE, inisiatif federal pemangkasan anggaran yang dipuji-puji oleh Trump.

Namun, perpecahan mereka kini menimbulkan kekhawatiran di kalangan Partai Republik, terutama menjelang pemilu sela 2026. Beberapa analis menilai konflik ini bisa melemahkan basis dukungan partai dan memperbesar peluang oposisi.

Di sisi lain, ketegangan ini berdampak signifikan pada pasar saham. Saham Tesla sempat mengalami fluktuasi tajam, menghapus sekitar US$150 miliar dari kapitalisasi pasarnya sebelum akhirnya mengalami pemulihan.

 

 

Dolar AS Catat Kinerja Terburuk dalam 50 Tahun Terakhir Terdampak Tarif Trump

 

Dolar Amerika Serikat (AS) mencatat kinerja terburuknya dalam enam bulan pertama tahun 2025, di tengah gejolak geopolitik dan kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang memicu kekhawatiran pasar.

Sejak awal tahun hingga akhir Juni 2025, nilai dolar AS telah merosot 10,8% terhadap sekeranjang mata uang utama. Ini merupakan penurunan terburuk dalam paruh pertama tahun sejak 1973 dan menjadi kinerja semester terburuk sejak paruh kedua 1991.

Penurunan ini menyeret indeks dolar ke posisi terendah sejak Maret 2022, sementara nilai tukar pound sterling menguat ke level tertinggi dalam tiga tahun di US$ 1,37 dari US$ 1,25 pada awal tahun.

Pelemahan dolar dipicu kekhawatiran bahwa kebijakan ekonomi Trump mengancam status aset berdenominasi dolar sebagai aset safe haven. Para ekonom memprediksi bahwa rancangan anggaran besar-besaran yang diajukan Trump dapat memperburuk utang nasional AS.

Analis Unicredit menyebut, “Dolar AS menjadi mata uang dengan kinerja terburuk tahun ini, terdepresiasi 10% terhadap mata uang lain akibat kekhawatiran investor atas kebijakan Trump. Sementara itu, euro naik 5%.”

David Morrison, analis senior di Trade Nation, menambahkan, “Tarif impor yang diberlakukan Trump, pandangan investor yang menilai pemerintahannya kacau, serta kekhawatiran atas utang nasional AS telah menyebabkan dolar kehilangan daya tarik.”

Ekspektasi penurunan suku bunga The Fed turut menekan dolar. Trump secara terbuka mengkritik Ketua The Fed, Jerome Powell, karena tidak segera memangkas suku bunga, dan mengisyaratkan akan menggantinya dengan sosok yang pro-pelonggaran moneter.

Menurut Chris Iggo dari Axa IM Investment Institute, pasar global mencatat kinerja positif sepanjang semester pertama.

 “Setiap tekanan pada aset berisiko dengan cepat pulih. Bahkan, volatilitas pasar cenderung turun. Pelaku pasar kini bertaruh pada pemangkasan suku bunga AS yang lebih agresif,” katanya.

Pasar saham mengalami perjalanan yang bergejolak sepanjang 2025. Meskipun sebagian besar indeks mencatat kenaikan dalam enam bulan pertama, perjalanannya tidak mulus.

Carsten Brzeski dari ING Research menyebut semester pertama 2025 sebagai periode penuh dinamika.

“Kebijakan tarif, volatilitas pasar, isu independensi The Fed, penurunan peringkat kredit AS, stimulus fiskal besar-besaran, lonjakan utang, deportasi, pembatasan visa mahasiswa asing, perpanjangan perang Ukraina, hingga perubahan kebijakan fiskal Jerman menjadi sorotan utama,” jelasnya.

Pasar AS dan Eropa sempat melemah pada Maret akibat ketegangan dagang antara Trump dan negara mitra seperti China, Meksiko, dan Kanada. Ketika Trump mengumumkan tarif besar-besaran bertajuk “Hari Pembebasan” pada awal April, pasar global anjlok.

Itu menjadi pekan terburuk bursa saham AS sejak 2020. Tekanan ini mendorong Gedung Putih menunda tarif selama 90 hari, yang kemudian memunculkan istilah “Taco” – Trump always chickens out (Trump selalu mundur).

Meski AS baru menandatangani satu kesepakatan dagang dengan Inggris, ekspektasi adanya kemajuan lebih lanjut atau penundaan tarif mendorong reli besar di pasar saham. Indeks S&P 500 mencetak rekor tertinggi pada akhir Juni.

Menurut Bloomberg, ini adalah ketiga kalinya dalam 100 tahun terakhir S&P 500 sempat turun 10% dan kembali mencatat keuntungan dalam satu kuartal yang sama.

Ipek Ozkardeskaya dari Swissquote Bank mengatakan, pasar saham AS telah “melupakan” tekanan dari perang dagang.

 “Menariknya, reli pasar bukan didorong oleh kemajuan nyata dalam negosiasi, melainkan oleh keyakinan bahwa Trump akan mundur (Taco) dan ketakutan investor tertinggal dari tren pasar (Fomo),” ujarnya.

Ia menambahkan, pelaku pasar juga yakin The Fed akan memangkas suku bunga dalam waktu dekat, pertumbuhan laba tetap kuat, dan teknologi AI akan meningkatkan produktivitas serta menurunkan biaya.

Meski demikian, kinerja pasar saham AS masih tertinggal dibandingkan Eropa. Sepanjang 2025, S&P 500 hanya naik 5%, sedangkan indeks Stoxx 600 Eropa naik 7%, FTSE 100 Inggris naik 7,2%, dan DAX Jerman melonjak 20%. Inggris menjadi salah satu pasar berkinerja terbaik secara global selama semester pertama tahun ini.

Analis AJ Bell, Dan Coatsworth, mengatakan, “Tarif, penurunan proyeksi laba dan ekonomi, serta konflik geopolitik menjadi faktor utama yang membentuk pasar di paruh pertama 2025. Ketidakpastian ini memengaruhi harga aset, kepercayaan bisnis dan konsumen, serta mendorong pergeseran besar dalam preferensi investasi. AS bukan lagi pilihan utama banyak portofolio.”

Saham teknologi menunjukkan performa yang bervariasi. Saham Meta (induk Facebook) naik 25% didorong pendapatan dari investasi AI. Namun, saham Apple turun hampir 20% karena kekhawatiran dampak tarif atas impor dari China dan anggapan bahwa Apple tertinggal dalam pengembangan AI.

Dean Turner dari UBS menyatakan, awal tahun ditandai dengan optimisme atas pertumbuhan dan laba yang kuat. Namun, pengumuman tarif “Hari Pembebasan” memicu koreksi tajam – S&P 500 anjlok 10,5% dalam dua hari, volatilitas melonjak, dan dolar melemah. Setelah itu, pasar pulih dengan cepat berkat penundaan tarif dan kinerja positif sektor AI.

Selain itu, emas mencatat kinerja yang kuat pada 2025. Harga logam mulia ini melonjak 25% karena investor mencari aset aman di tengah ketidakpastian pasar.

 

 

 

 

 

 

 

 

Powell Tegaskan The Fed Akan Tunggu Data Tambahan Sebelum Pangkas Suku Bunga

 

Ketua The Fed Jerome Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral AS akan “menunggu dan mengumpulkan lebih banyak data” terkait dampak kebijakan tarif terhadap inflasi sebelum memutuskan pemangkasan suku bunga.

Pernyataan ini sekaligus menepis desakan Presiden Donald Trump yang menuntut pemangkasan suku bunga secara cepat dan signifikan.

“Kami hanya sedang meluangkan waktu,” ujar Powell dalam konferensi bank sentral di Portugal, Selasa (1/7).

Pernyataan tersebut datang sehari setelah Trump mengirimkan surat tulisan tangan kepada Powell, yang menyindir bahwa bank sentral negara lain sudah menurunkan suku bunga jauh lebih agresif.

“Selama ekonomi AS tetap kuat, kami melihat pendekatan yang bijak adalah menunggu dan melihat bagaimana dampak kebijakan tarif itu terhadap inflasi,” lanjut Powell.

Saat ditanya soal kritik dan serangan verbal dari Presiden Trump, Powell mendapat tepuk tangan dari para peserta konferensi ketika menegaskan bahwa The Fed fokus “100%” pada mandatnya, mengendalikan inflasi dan memastikan lapangan kerja maksimal.

Pernyataan ini juga didukung rekan-rekan Powell dari European Central Bank (ECB), Bank of England, dan sejumlah bank sentral lainnya yang turut hadir dalam diskusi panel.

Independensi bank sentral dari tekanan politik dianggap krusial untuk menjaga stabilitas inflasi dan kredibilitas kebijakan moneter.

Meskipun demikian, Powell menyebut mayoritas pejabat The Fed dalam proyeksi terbaru masih memperkirakan akan ada pemangkasan suku bunga acuan tahun ini.

Ia menambahkan bahwa tidak ada satu pun dari empat pertemuan tersisa yang dikesampingkan dari kemungkinan pengambilan keputusan.

“Semua tergantung pada data. Kami akan mengevaluasi secara pertemuan demi pertemuan,” kata Powell.

“Saya tidak akan mengatakan pertemuan tertentu akan ada keputusan, atau tidak akan ada. Semua tergantung bagaimana perkembangan data ke depan.”

Pertemuan The Fed berikutnya dijadwalkan pada 29–30 Juli 2025.

Data ketenagakerjaan terbaru untuk bulan Juni akan dirilis pada Kamis mendatang, dan ekonom memperkirakan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja.

Data inflasi berikutnya dijadwalkan keluar dalam dua minggu ke depan. Adapun tenggat waktu penerapan tarif global yang lebih tinggi adalah 9 Juli.

Respons pasar terhadap pernyataan Powell menunjukkan dilema yang dihadapi The Fed: harus menavigasi antara risiko geopolitik yang meningkat dan data ekonomi yang bercampur.

Probabilitas pemangkasan suku bunga pada Juli sempat naik menjadi 25% setelah Powell tidak secara eksplisit menolaknya, namun kembali turun menjadi sekitar 20% setelah data lowongan kerja di AS dilaporkan lebih kuat dari perkiraan.

 

 

 

 

 

 

 

Rusia Luncurkan Rekening Investasi dengan Jaminan Penarikan untuk Investor Asing

 

Berdasarkan dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin pada hari Selasa (1/7/2025), Rusia telah meluncurkan jenis akun investasi baru yang berisi jaminan penarikan untuk investor asing.

Langkah ini diambil seiring upaya Moskow untuk menarik investor asing ke pasar saham Rusia.

Mengutip Reuters, sejak sanksi internasional yang luas dijatuhkan terhadap Moskow atas konflik Ukraina, Rusia telah membekukan miliaran rubel uang tunai investor Barat dalam akun khusus "tipe-C" di dalam Rusia dan menyita lusinan bisnis yang terkait dengan kepemilikan asing.

Kebutuhan untuk menghidupkan kembali investasi asing menjadi pokok bahasan di sebuah forum ekonomi di St Petersburg bulan lalu. Tidak adanya investor besar Barat dan kegagalan untuk mengamankan kesepakatan signifikan dengan mitra lain menyoroti masalah Moskow.

Menurut dekrit tersebut, investor asing akan dapat melakukan investasi baru dalam rubel, mata uang asing, saham, dan obligasi di akun  yang baru.

Kementerian keuangan Rusia mengatakan, pihaknya sedang berupaya melunakkan kontrol modal untuk investasi baru ketika membahas perubahan tersebut akhir tahun lalu.

Alexei Yakovlev, kepala departemen kebijakan keuangan kementerian, mengatakan pada bulan Desember bahwa investor dari semua negara seharusnya berhak untuk memanfaatkan aturan baru tersebut, bukan hanya mereka yang berasal dari negara-negara yang dianggap "bersahabat" oleh Rusia.

Mengutip Kontan, Rusia mengalami ledakan investasi swasta di tahun-tahun menjelang keputusannya pada Februari untuk mengirim pasukan bersenjata ke Ukraina.

Namun, akses Moskow ke ekonomi internasional dan system perdagangan global telah dibatasi dengan ketat. Situasi itu sebagai akibat dari sanksi Barat yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Para pemimpin Rusia dan bank sentral berusaha untuk melindungi negara dari pembatasan tersebut. Caranya dengan mempercepat upaya dedollarisasi serta mendorong Rusia untuk menyimpan aset mereka di dalam negeri dalam rubel dan melalui sekuritas Rusia untuk melindungi mereka dari kemungkinan sanksi di masa depan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post