News Forex, Index & Komoditi ( Jumat, 21 Maret 2025 )
News Forex, Index & Komoditi
( Jum’at, 21 Maret 2025 )
Harga Emas Global Bertahan Dekat Rekor Tertinggi, Didukung Ketidakpastian Global
Harga emas stabil pada Jumat (21/3), diperdagangkan sedikit di bawah rekor tertinggi yang dicapai di sesi sebelumnya.
Permintaan aset safe-haven meningkat seiring ketidakpastian geopolitik dan ekonomi, sementara sinyal pemangkasan suku bunga dari The Fed turut memperkuat daya tarik emas.
Melansir Reuters, harga spot emas berada di US$3.043,89 per ons troi pada pukul 00.30 GMT, setelah menyentuh rekor $3.057,21 di sesi sebelumnya. Sepanjang pekan, emas telah naik sekitar 2%.
Kontrak berjangka emas AS naik 0,3% menjadi $3.051,90.
Gejolak di Timur Tengah kembali meningkat setelah Israel melanjutkan serangan udara dan operasi darat di Gaza, menewaskan sedikitnya 91 warga Palestina pada Kamis.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan kebijakan ekonomi era Trump, termasuk tarif impor yang tinggi, berkontribusi pada perlambatan ekonomi AS dan inflasi lebih tinggi secara temporer.
The Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%-4,50%, dengan proyeksi dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada akhir tahun ini.
Gejolak ekonomi dan geopolitik telah mendorong harga emas ke 16 rekor tertinggi pada 2025, dengan empat kali menembus level psikologis US$3.000 per ounce.
Logam Mulia Lainnya; perak turun 0,3% menjadi US$33,45 per ons troi, Platina naik tipis 0,1% ke US$985,55, dan paladium melemah 0,2% ke US$950,47.
Harga Minyak Dunia Naik, AS Jatuhkan Sanksi Baru Terkait Iran
Harga minyak naik pada Kamis (20/3) setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru terhadap Iran. Sementara ketegangan yang meningkat di Timur Tengah mengimbangi penguatan dolar AS.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent ditutup naik US$1,22 atau 1,72% menjadi US$72 per barel.
Kontrak West Texas Intermediate (WTI) untuk April yang berakhir pada Kamis naik US$1,10 atau 1,64% menjadi US$68,26.
Sementara kontrak WTI Mei, yang lebih aktif diperdagangkan, naik US$1,16 atau 1,73% menjadi US$68,07.
AS menjatuhkan sanksi terkait Iran yang menargetkan berbagai entitas, termasuk untuk pertama kalinya sebuah kilang independen "teapot" di China serta kapal-kapal yang memasok minyak mentah ke fasilitas tersebut.
China merupakan importir terbesar minyak Iran, dengan kilang "teapot" sebagai pembeli utama. Iran sendiri memproduksi lebih dari 3 juta barel minyak mentah per hari.
"Kami mencari katalis untuk mendorong pergerakan harga, dan ini adalah faktor yang membawa harga kembali ke level tinggi," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Di tempat lain, OPEC+ menerbitkan jadwal baru bagi tujuh negara anggota, termasuk Rusia, Kazakhstan, dan Irak, untuk memangkas produksi minyak lebih lanjut guna mengimbangi kelebihan produksi di atas kesepakatan.
Rencana ini mencakup pemangkasan produksi antara 189.000 hingga 435.000 barel per hari setiap bulan dan akan berlangsung hingga Juni 2026, menurut data di situs OPEC.
Pasar Minyak Masih Berfluktuasi
Sementara itu, kenaikan harga minyak dibatasi oleh penguatan dolar AS, yang naik 0,5% setelah The Fed menyatakan tidak terburu-buru memangkas suku bunga lebih lanjut tahun ini akibat ketidakpastian terkait tarif perdagangan AS.
Bank sentral AS mempertahankan suku bunga utamanya tetap pada Rabu, sesuai dengan ekspektasi pasar, tetapi masih memproyeksikan dua pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun.
Pemangkasan suku bunga biasanya mendorong aktivitas ekonomi dan permintaan energi. Namun, beberapa analis memperkirakan tren kenaikan harga minyak akan berlangsung tidak stabil dalam waktu dekat.
"Saya memperkirakan pergerakan harga minyak akan mengalami kenaikan yang berfluktuasi saat ini," kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA, seraya menambahkan bahwa langkah stimulus dari China dan meningkatnya konflik antara Israel dan Hamas menjadi faktor pendorong harga minyak.
Premi risiko global meningkat setelah Israel melancarkan operasi darat baru di Gaza pada Rabu, mengakhiri gencatan senjata hampir dua bulan.
"Di tengah ketidakpastian yang ada, risiko sanksi kembali menjadi sorotan karena pemerintahan Trump mengambil sikap lebih keras terhadap Venezuela, Iran, dan Rusia," kata analis J.P. Morgan dalam sebuah catatan pada Kamis.
AS juga terus melakukan serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman, sebagai respons atas serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
Presiden AS Donald Trump telah berjanji akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan Houthi di masa depan.
Langkah Trump untuk menerapkan tarif impor terhadap Kanada, Meksiko, dan China telah meningkatkan kekhawatiran resesi, yang memberikan tekanan pada harga minyak.
"Ketidakpastian tarif tampaknya menahan pergerakan harga minyak," tambah Flynn.
J.P. Morgan memperkirakan harga Brent akan kembali ke kisaran US$70 hingga US$75 dalam beberapa bulan ke depan, sebelum turun di bawah US$70 dan mengakhiri tahun di kisaran pertengahan US$60, dengan rata-rata harga sekitar US$73 per barel.
Wall Street Ditutup Turun, Prospek Ekonomi AS dan Tarif Jadi Sorotan
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup sedikit lebih rendah pada Kamis (20/3), setelah bergerak naik-turun.
Seiring investor menilai data ekonomi terbaru dan pernyataan kebijakan The Fed di tengah kekhawatiran mengenai tarif perdagangan.
Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 11,31 poin atau 0,03% menjadi 41.953,32, S&P 500 melemah 12,40 poin atau 0,22% ke 5.662,89, dan Nasdaq Composite kehilangan 59,16 poin atau 0,33% ke 17.691,63.
Tekanan jual meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah serangkaian indikator ekonomi mengisyaratkan bahwa ekonomi dan kepercayaan konsumen mungkin mulai melemah, seiring dengan penerapan tarif dagang timbal balik oleh pemerintahan Donald Trump.
Meski demikian, saham sempat menguat dalam tiga dari empat sesi sebelumnya. Indeks acuan S&P melonjak lebih dari 1% pada Rabu (19/3) setelah The Fed mempertahankan suku bunga tetap, seperti yang diperkirakan.
Selain itu, The Fed mengindikasikan kemungkinan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 25 basis poin tahun ini, sesuai dengan proyeksi median tiga bulan lalu.
Bank sentral juga menyatakan bahwa mereka memperkirakan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat serta inflasi yang lebih tinggi, setidaknya untuk sementara.
"Pasar saat ini sangat bergejolak. Berita yang ada juga sangat fluktuatif," kata Stephen Massocca, Senior Vice President di Wedbush Securities, San Francisco.
"Pasar sangat fokus pada isu ini, dan banyak hal akan bergantung pada bagaimana perkembangan berita dalam beberapa minggu ke depan."
"Kami sedang mencoba mencapai titik terendah di sini, tetapi ketika saya melihat arus berita dalam jangka pendek, saya tidak terlalu optimistis bahwa kita akan segera keluar dari situasi ini," tambahnya.
Sementara itu, data ekonomi pada Kamis menunjukkan klaim awal tunjangan pengangguran mingguan meningkat sedikit pekan lalu.
Namun, prospek ekonomi mungkin melemah akibat pemangkasan anggaran pemerintah, tingkat suku bunga, dan ketidakpastian kebijakan.
The Conference Board melaporkan bahwa indeks indikator ekonomi masa depan turun 0,3% pada Februari setelah mengalami penurunan 0,2% di Januari.
Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 63 basis poin dari The Fed tahun ini, dengan kemungkinan 71% untuk pemotongan setidaknya 25 basis poin pada pertemuan bulan Juni, menurut data LSEG.
Sektor teknologi menjadi salah satu yang paling lemah di antara 11 sektor utama dan memberikan tekanan terbesar bagi pasar.
Sementara sektor energi menguat seiring kenaikan harga minyak hampir 2% setelah AS menjatuhkan sanksi baru terkait Iran.
Prospek laba perusahaan belakangan ini semakin suram akibat ketidakpastian kebijakan tarif. Namun, saham Darden Restaurants melonjak 5,77% setelah pemilik restoran Olive Garden menyampaikan prospek positif terkait dampak tarif terhadap bisnisnya.
Di sisi lain, saham Accenture anjlok 7,26%, penurunan harian terbesar dalam setahun, setelah perusahaan konsultasi tersebut mengatakan bahwa upaya pemerintahan Trump dalam mengurangi belanja pemerintah telah menyebabkan penundaan dan pembatalan kontrak baru.
Bursa Asia-Pasifik Dibuka, di Tengah Ketidakpastian Ekonomi AS
Bursa Asia-Pasifik dibuka dengan pergerakan beragam Jumat (21/3), terdampak oleh pelemahan Wall Street dan ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Indeks S&P/ASX 200 Australia naik tipis 0,12%. Sementara di Jepang, Nikkei 225 menguat 0,34% dan Topix bertambah 0,27%.
Sebaliknya, Kospi Korea Selatan melemah 0,16%, diikuti Kosdaq yang turun 0,86%.
Di Hong Kong, indeks futures Hang Seng berada di level 24.065, lebih rendah dibandingkan penutupan terakhir di 24.219,95.
Dari sisi makroekonomi, inflasi utama Jepang pada Februari tercatat naik 3,7% secara tahunan (YoY), melandai dari level tertinggi dua tahun di 4% pada Januari.
Sementara itu, di pasar AS, indeks saham berjangka diperdagangkan mendekati level stagnan setelah reli yang dipicu keputusan Federal Reserve pada Rabu gagal berlanjut.
Di sesi perdagangan semalam, indeks S&P 500 turun 0,22% menjadi 5.662,89, sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,33% ke 17.691,63, tertekan oleh penurunan saham Apple dan Alphabet.
Indeks Dow Jones Industrial Average sedikit turun 11,31 poin (0,03%) dan ditutup di 41.953,32.
China Pertahankan Suku Bunga Acuan Sesuai Perkiraan
China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman tetap stabil untuk bulan kelima berturut-turut pada Maret, sesuai dengan ekspektasi pasar.
Suku bunga pinjaman utama (Loan Prime Rate/LPR) satu tahun tetap di 3,1%, sementara LPR lima tahun tidak berubah di 3,6%.
Dalam survei Reuters terhadap 33 pelaku pasar pekan ini, 29 responden (88%) memperkirakan tidak ada perubahan pada kedua suku bunga tersebut.
Sebagian besar pinjaman baru dan yang masih berjalan di China mengacu pada LPR satu tahun, sedangkan LPR lima tahun mempengaruhi harga kredit perumahan (KPR).
Pada Oktober 2024, bank-bank di China memangkas suku bunga pinjaman lebih besar dari perkiraan untuk mendorong aktivitas ekonomi.
Nilai Saham Anjlok US$800 Miliar, Elon Musk Didesak Mundur dari Tesla!
Seorang investor Tesla menyerukan agar Elon Musk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai CEO demi kepentingan perusahaan. Pernyataan ini mengejutkan banyak pihak di tengah polemik yang terus melingkupi sang miliarder.
Elon Musk semakin aktif dalam ranah politik Amerika Serikat. Ia tidak hanya dikenal sebagai pengusaha teknologi terkemuka, tetapi juga sebagai tokoh yang kerap bersuara lantang di platform media sosial miliknya, Twitter (kini dikenal sebagai X).
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Musk tampak lebih sibuk mendukung pemerintahan Donald Trump, yang menurut sejumlah pihak telah mengalihkan perhatiannya dari Tesla.
Investor Menyerukan Pengunduran Diri Musk
Mengutip Unilad, Ross Gerber, salah satu investor awal Tesla, secara terbuka mengkritik kepemimpinan Musk dan menyerukan agar ia mundur sebagai CEO. Dalam wawancara dengan Sky News, Gerber mengungkapkan bahwa keterlibatan Musk dalam pemerintahan Trump, khususnya dalam Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE), telah mengorbankan fokusnya pada bisnis Tesla.
Ia juga menyoroti bahwa citra Musk yang semakin kontroversial telah berdampak buruk pada perusahaan. Dalam beberapa bulan terakhir, Tesla mengalami penurunan nilai pasar yang signifikan, kehilangan lebih dari USD 800 miliar sejak Desember. Selain itu, aksi boikot terhadap produk Tesla juga semakin marak, yang semakin memperburuk kondisi perusahaan.
"Reputasi perusahaan telah hancur karena Elon Musk," ujar Gerber dalam wawancaranya.
"Penjualan merosot drastis. Ini adalah krisis. Anda tidak bisa menjual produk terbaik di pasar hanya karena CEO-nya sangat kontroversial," tambahnya.
Tesla dalam Krisis
Gerber menegaskan bahwa Tesla saat ini sedang mengalami krisis serius akibat kurangnya perhatian dari Musk terhadap operasional perusahaan. Ia menilai bahwa sudah saatnya ada pemimpin baru yang lebih fokus pada pertumbuhan dan inovasi perusahaan.
"Bisnis ini telah diabaikan terlalu lama. Ada terlalu banyak hal penting yang sedang dikerjakan Tesla. Jadi, Elon harus memilih: kembali ke Tesla dan benar-benar menjadi CEO atau menyerahkan posisi tersebut kepada orang yang lebih kompeten sambil tetap menjalankan perannya di pemerintahan," lanjut Gerber.
Pernyataan Gerber ini menjadi kritik pedas terhadap Musk, yang hingga kini belum memberikan tanggapan resmi terkait seruan tersebut. Sementara itu, berbagai pihak terus mengamati bagaimana Musk akan merespons tekanan yang semakin besar ini.
Taiwan Berlatih Mobilisasi Pasukan Jika Latihan Militer China Berubah jadi Serangan
Taiwan memperkuat kemampuannya untuk memobilisasi pasukannya dengan cepat jika China tiba-tiba mengubah salah satu latihan rutinnya di sekitar pulau itu menjadi serangan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo pada hari Rabu (19/3/2025), di tengah meningkatnya ancaman militer dari Beijing.
Mengutip Reuters, latihan "respons cepat" selama lima hari dimulai pada hari Senin untuk melatih pasukan Taiwan agar cepat memobilisasi diri terhadap serangan apa pun oleh China atau gangguan zona abu-abu yang dirancang untuk menguji dan melelahkan angkatan bersenjata Taiwan.
Latihan ini dimulai bertepatan dengan pengiriman 59 pesawat militer dan kapal perang lainnya ke wilayah dekat Taiwan oleh Tiongkok dengan alasan bahwa latihan ini merupakan "hukuman" atas Presiden Taiwan Lai Ching-te yang terus mempromosikan aksi "separatisme".
"Bagi Tentara Pembebasan Rakyat, mengubah latihan menjadi serangan tidak memerlukan waktu sebanyak yang kita bayangkan di masa lalu," kata Koo kepada parlemen dalam menjawab pertanyaan anggota parlemen.
Dia menambahkan, "(Kita) harus mampu mengumpulkan tanda-tanda peringatan penting dan bersiap menghadapi yang terburuk dari musuh."
Latihan tanggap cepat kementerian akan didasarkan pada penilaian intelijen dan ancamannya, tambah Koo.
"Tanpa kewaspadaan seperti itu, jika sesuatu benar-benar terjadi, (kita) tidak akan siap untuk bertempur," jelas Koo.
Dalam latihan tersebut, pasukan memasang penghalang anti-pendaratan di dekat pelabuhan utama di luar ibu kota Taiwan, Taipei, dan menyebarkan sistem rudal permukaan-ke-udara di lokasi-lokasi strategis, seperti yang ditunjukkan dalam video dari kementerian pertahanan.
Pejabat keamanan Taiwan mengatakan China berusaha menormalisasi latihan militer di dekat Taiwan, dengan melakukan apa yang disebutnya "patroli kesiapan tempur gabungan" menggunakan pesawat tempur dan kapal angkatan laut setiap rata-rata tujuh hingga 10 hari.
China telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap Taiwan dalam beberapa tahun terakhir.
Taiwan sangat menentang klaim kedaulatan China, dengan mengatakan hanya rakyatnya yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Tingkat Pengangguran Pemuda di China Naik 16,9% pada Februari
Tingkat pengangguran di kalangan pemuda di kota-kota China meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada Februari, seiring dengan tingkat pengangguran nasional yang mencapai level tertinggi dalam dua tahun, menurut data resmi yang dirilis pada Kamis (20/3).
Tingkat pengangguran kaum muda berusia 16-24 tahun, tidak termasuk mahasiswa, naik menjadi 16,9% dari 16,1% pada Januari, berdasarkan data dari Biro Statistik Nasional China.
Sementara itu, tingkat pengangguran kelompok usia 25-29 tahun meningkat menjadi 7,3% dari 6,9%, sedangkan tingkat pengangguran kelompok 30-59 tahun naik menjadi 4,3% dari 4,0%.
Secara keseluruhan, tingkat pengangguran di wilayah perkotaan berdasarkan survei nasional mencapai 5,4%, tertinggi dalam dua tahun, menurut data yang dirilis pada Senin.
China sempat menghentikan pelaporan data pengangguran pemuda selama beberapa bulan setelah tingkat pengangguran kelompok 16-24 tahun mencapai rekor 21,3% pada Juni 2023.
Biro Statistik Nasional kembali merilis data ini pada Desember tahun yang sama, dengan metodologi baru yang mengecualikan mahasiswa.
Namun, data ini tidak mencakup pencari kerja yang telah berhenti mencari pekerjaan dan tidak menilai kondisi pengangguran di pedesaan.
Para pemimpin China telah berjanji untuk meningkatkan dukungan fiskal dan moneter guna mendorong perekonomian, dengan fokus pada peningkatan konsumsi domestik, di tengah meningkatnya tekanan perdagangan dari Amerika Serikat.
China tetap mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% untuk tahun 2025, tetapi analis menilai target tersebut cukup menantang mengingat tekanan pada ekspor, lemahnya permintaan rumah tangga, dan krisis properti yang berkepanjangan.
Hino Motors Akui Penipuan Emisi di AS, Didenda US$1,6 Miliar
Hino Motors, anak usaha Toyota, mengaku bersalah dalam kasus penipuan emisi yang berlangsung selama bertahun-tahun di Amerika Serikat (AS) dan dikenai denda sebesar US$1,6 miliar.
Hakim Distrik AS Mark Goldsmith di Detroit menerima pengakuan bersalah Hino dan menjatuhkan hukuman:
Denda sebesar $521,76 juta
Lima tahun masa percobaan, dengan larangan mengimpor mesin diesel buatannya ke AS
Forfeiture money judgment sebesar US$1,087 miliar
“Perusahaan yang dengan sengaja melanggar hukum lingkungan, termasuk dengan memalsukan data untuk tampak patuh, pantas dihukum dan akan dimintai pertanggungjawaban secara pidana,” ujar Jeffrey Hall, Pejabat Penegakan Hukum di EPA AS pada Rabu (19/3).
Baik Toyota maupun Hino belum memberikan tanggapan resmi atas kasus ini.
Riwayat Pelanggaran
2010-2022: Emisi berlebih pada lebih dari 105.000 kendaraan di AS
2010-2019: Hino menggunakan "jalan pintas ilegal", memalsukan data pengujian, serta menyalahgunakan proses sertifikasi mesin
Sejak 2003: Laporan investigasi internal pada 2022 mengungkap Hino telah memalsukan data sejak setidaknya 21 tahun lalu
Sanksi Tambahan
Program mitigasi senilai US$155 juta untuk mengganti mesin kapal dan lokomotif guna mengimbangi dampak polusi
Program recall senilai US$144,2 juta untuk memperbaiki mesin truk berat produksi 2017-2019
Presiden Hino Satoshi Ogiso sebelumnya menyatakan perusahaan telah meningkatkan budaya kepatuhan dan pengawasan internalnya.
Pada Oktober lalu, Hino mencatatkan kerugian luar biasa sebesar 230 miliar yen (US$1,54 miliar) untuk menutupi biaya litigasi.
Kasus ini menambah daftar skandal emisi di industri otomotif, menyusul skandal Volkswagen pada 2015, yang mengakibatkan denda lebih dari US$20 miliar setelah ketahuan memasang perangkat kecurangan uji emisi di 11 juta kendaraan secara global.
Trump Perintahkan Penutupan Departemen Pendidikan AS, Picu Gelombang Gugatan Hukum!
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan menandatangani perintah eksekutif untuk menutup Departemen Pendidikan AS.
Keputusan ini merupakan bagian dari janji kampanye Trump yang telah lama dinanti. Berdasarkan ringkasan kebijakan yang diperoleh Reuters, langkah ini bertujuan untuk mengembalikan kewenangan pendidikan ke tingkat negara bagian.
Namun, sebelum perintah eksekutif ini diteken, sekelompok jaksa agung dari Partai Demokrat telah mengajukan gugatan hukum guna mencegah Trump membubarkan departemen tersebut dan menghentikan pemecatan hampir setengah dari pegawainya yang diumumkan pekan lalu.
Reaksi Keras dan Tantangan Hukum
Langkah ini langsung menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk Asosiasi Nasional untuk Kemajuan Orang Kulit Berwarna (NAACP). Presiden NAACP, Derrick Johnson, menyebut kebijakan ini sebagai "hari kelam bagi jutaan anak Amerika yang bergantung pada dana federal untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, terutama di komunitas miskin dan pedesaan."
Partai Demokrat juga menentang keras langkah ini. Senator Demokrat Patty Murray menyebutnya sebagai "kampanye penghancuran" dan berjanji untuk melawan kebijakan ini di Kongres.
Menurut Konstitusi AS, Trump tidak dapat menutup Departemen Pendidikan tanpa persetujuan Kongres. Meskipun Partai Republik menguasai Senat dengan mayoritas 53-47, diperlukan sedikitnya 60 suara untuk meloloskan undang-undang yang menghapuskan departemen ini, sehingga setidaknya tujuh senator Demokrat perlu mendukungnya.
Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa Demokrat akan menyetujui rencana tersebut.
Isi Perintah Eksekutif
Perintah eksekutif tersebut menginstruksikan Menteri Pendidikan Linda McMahon untuk "mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menutup Departemen Pendidikan dan mengembalikan kewenangan pendidikan ke negara bagian."
Perintah ini juga menetapkan bahwa program-program yang menerima dana Departemen Pendidikan tidak boleh "mempromosikan DEI (Diversity, Equity, and Inclusion) atau ideologi gender."
Trump sebelumnya telah menyerukan penghapusan departemen ini, menyebutnya sebagai "penipuan besar." Ia menilai bahwa pengendalian pendidikan oleh pemerintah federal telah gagal meningkatkan kualitas pendidikan di AS, meskipun sejak 1979, departemen ini telah menghabiskan lebih dari $3 triliun.
Dampak bagi Pendidikan dan Mahasiswa
Departemen Pendidikan AS saat ini mengawasi sekitar 100.000 sekolah negeri dan 34.000 sekolah swasta. Lebih dari 85% pendanaan sekolah negeri berasal dari pemerintah negara bagian dan lokal. Departemen ini juga mengelola program bantuan keuangan bagi mahasiswa, termasuk pinjaman mahasiswa senilai US$1,6 triliun yang dimiliki oleh jutaan warga Amerika.
Jika departemen ini ditutup, dana bantuan untuk distrik sekolah miskin, gaji guru pendidikan khusus, serta berbagai program seni dan infrastruktur sekolah bisa terganggu.
McMahon berusaha meredakan kekhawatiran dengan menyatakan bahwa dana federal untuk distrik miskin dan mahasiswa yang membutuhkan akan tetap ada meskipun departemen ini dibubarkan. Namun, banyak pihak meragukan efektivitas rencana ini.
Gugatan Hukum dari Jaksa Agung Negara Bagian
Jaksa agung dari 20 negara bagian dan Distrik Columbia telah mengajukan gugatan hukum di pengadilan federal Boston. Mereka menentang pemecatan lebih dari 1.300 pegawai Departemen Pendidikan yang dilakukan sebagai bagian dari "misi akhir" departemen tersebut.
Jika pemecatan ini terus berlanjut, jumlah pegawai departemen akan berkurang drastis dari 4.133 saat Trump kembali menjabat menjadi hanya 2.183 orang.
Dalam gugatan tersebut, para jaksa agung berargumen bahwa pemotongan besar-besaran ini akan membuat departemen tidak dapat menjalankan fungsi utamanya, termasuk dalam bidang hak-hak sipil. Mereka menyebut bahwa tindakan ini melanggar Konstitusi AS karena mengambil alih wewenang yang diberikan oleh Kongres.
Putin Ingin Trump Akui Secara Resmi 4 Wilayah yang Dianeksasi Rusia di Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin menginginkan Presiden AS Donald Trump secara resmi mengakui keempat wilayah Ukraina yang diklaim Moskow sebagai miliknya selain Krimea.
Demikian yang dilaporkan harian Rusia Kommersant.
Melansir Reuters yang mengutip Kommersant, sumber anonim yang menghadiri acara bisnis pribadi dengan Putin pada hari Selasa mengatakan, Putin ingin AS secara resmi mengakui keempat wilayah tersebut - Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson - sebagai bagian dari Rusia bersama dengan Krimea, yang direbut dan dianeksasi Moskow pada tahun 2014.
Rusia, meskipun maju di medan perang, tidak sepenuhnya mengendalikan keempat wilayah tersebut.
Sebagai imbalan atas pengakuan dan jika itu terjadi "dalam waktu dekat", Kommersant mengatakan Putin akan berjanji untuk tidak mengklaim kota pelabuhan Ukraina, Odesa, dan wilayah Ukraina lainnya.
Ketika ditanya tentang laporan Kommersant pada hari Rabu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin dan Trump belum membahas gagasan tersebut dalam panggilan telepon mereka pada hari Selasa.
Namun, ia mengonfirmasi, tanpa menjelaskan lebih lanjut, bahwa Putin telah membahas konflik di Ukraina pada pertemuan tertutup hari Selasa dengan para anggota elit bisnis Rusia.
Namun, Peskov tidak mengonfirmasi apakah Putin telah melontarkan gagasan agar AS mengakui keempat wilayah tersebut selain Krimea pada pertemuan tersebut.