News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 25 Mei 2023 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Kamis,  25  Mei  2023  )

Wall Street ditutup merosot karena tenggat waktu pagu utang

 kian dekat

 

Saham-saham di Wall Street memperpanjang penurunan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), karena kebuntuan tentang negosiasi peningkatan pagu utang antara Gedung Putih dan perwakilan Republik berlarut-larut tanpa kesepakatan, meningkatkan kekhawatiran akan bencana gagal bayar AS.

Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 255,59 poin atau 0,77 persen, menjadi menetap di 32.799,92 poin. Indeks S&P 500 merosot 30,34 poin atau 0,73 persen, menjadi berakhir di 4.115,24 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 76,08 poin atau 0,61 persen, menjadi ditutup pada 12.484,16 poin.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estat dan keuangan memimpin penurunan dengan masing-masing kehilangan 2,21 persen dan 1,31 persen. Sementara itu, sektor energi melawan tren dengan naik 0,52 persen.

Jatuhnya saham-saham AS pada Rabu (24/5/2023) memperpanjang aksi jual pada Selasa (23/5/2023), karena anggota parlemen berjuang untuk mencapai kompromi pada plafon utang negara.

Kurangnya kemajuan dalam meningkatkan batas utang pemerintah AS sebesar 31,4 triliun dolar AS menjelang tenggat waktu 1 Juni, dengan beberapa putaran pembicaraan yang tidak meyakinkan, telah membuat investor gelisah karena risiko bencana gagal bayar semakin besar.

Ketua DPR Kevin McCarthy mengatakan pada Rabu (24/5/2023) bahwa negosiator tetap berselisih tentang batas pengeluaran, dan menyalahkan rekan-rekan Demokratnya atas kebuntuan saat ini.

McCarthy juga mengatakan bahwa dia yakin kedua belah pihak di meja perundingan dapat membuat kemajuan dan mendapatkan kesepakatan untuk mencegah gagal bayar.

Investor khawatir, dan pasar saham turun sementara aset-aset safe-haven lebih tinggi, kata Kenny Fisher, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.

"Kami telah melihat film ini sebelumnya, dan Kongres selalu mencapai kesepakatan sebelum tenggat waktu," kata Fisher.

Kegagalan untuk mencapai kesepakatan pagu utang dapat berdampak buruk, kata Nouriel Roubini, ketua Roubini Macro Associates, dalam wawancara dengan Bloomberg pada Rabu (24/5/2023).

"Mereka mungkin sampai satu jam terakhir sebelum ada kesepakatan, atau mungkin mereka tidak mencapai kesepakatan. Jika itu tidak terjadi, maka pasar akan ambruk," kata Roubini.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan Rabu (24/5/2023) bahwa hampir pasti Departemen Keuangan akan kehabisan sumber daya pada awal Juni. Dia juga memperingatkan bahwa mungkin ada kesulitan finansial bahkan dengan perjanjian utang dan "kita baru melihat permulaannya."

Investor juga mencermati risalah pertemuan Mei Federal Reserve yang dirilis pada Rabu (24/5/2023). Risalah menunjukkan para pembuat kebijakan terbelah atas apakah bank sentral harus menaikkan suku bunga lagi pada Juni, dengan beberapa dari mereka melihat perlunya kenaikan lagi sementara yang lain mengharapkan kenaikan lagi mungkin tidak diperlukan.

Sementara itu, risalah terakhir menunjukkan bahwa keputusan untuk menaikkan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter mendatang pada Juni pada akhirnya akan bergantung pada data.

Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memiliki kemungkinan lebih dari 30 persen untuk menaikkan suku bunga dana federal sebesar 25 basis poin lagi pada Juni, menurut data dari CME FedWatch Tool pada Rabu (24/5/2023) sore.

 

 

 

 

 

Bursa Asia Beragam Kamis (25/5) Pagi, Jelang Pengumuman Bank Sentral Korsel dan BI

 

Bursa saham Asia-Pasifik beragam menjelang pengumuman keputusan suku bunga Bank of Korea hari ini.

Bank sentral Korea Selatan, merupakan salah satu bank Asia pertama yang menghentikan kenaikan suku bunganya, diperkirakan akan mempertahankan suku bunga di 3,5%, menurut jajak pendapat Reuters.

Indeks Kospi Korea Selatan naik sedikit dan Kosdaq naik 0,27%.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,22%, tetapi Topix mengalami penurunan 0,3%. Indeks S&P/ASX 200 Australia juga dibuka 0,71% lebih rendah.

Bank Indonesia juga akan mengumumkan suku bunga acuan pada hari ini. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bank sentral akan mempertahankan BI 7 days repo rate di 5,75%

Semalam di Amerika, ketiga indeks utama Wall Street jatuh karena kekhawatiran investor atas pagu utang meningkat dan lembaga pemeringkat Fitch menempatkan peringkat AAA Amerika Serikat dalam pengawasan negatif. Pejabat Federal Reserve AS juga terpecah tentang perlunya menaikkan suku bunga, risalah dari acara bank sentral.

Dow Jones Industrial Average turun 0,77%, mencatat penurunan hari keempat berturut-turut. S&P 500 kehilangan 0,73% dan Nasdaq Composite turun tipis 0,61%.

 

 

Putin: Desentralisasi sistem keuangan bermanfaat bagi ekonomi global

 

Pergeseran menuju sistem keuangan internasional yang terdesentralisasi akan bermanfaat bagi ekonomi global, kata Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (24/5/2023).

Berbicara pada sesi pleno Forum Ekonomi Eurasia kedua di Moskow, Putin mengatakan bahwa banyak negara berkembang pesat saat ini beralih ke penggunaan mata uang nasional dalam penyelesaian internasional.

"Penting untuk mengoordinasikan upaya bersama untuk menciptakan ... sistem keuangan global baru yang terdesentralisasi," katanya, dan menambahkan bahwa peralihan ini akan bermanfaat bagi ekonomi global, dan akan membawa stabilitas.

Sistem keuangan yang lebih terdesentralisasi akan membuat ekonomi dunia "kurang bergantung pada fenomena krisis" di negara-negara yang memegang mata uang cadangan global, dan akan membuat pembayaran lebih aman, katanya.

Putin mengatakan dunia sedang mengalami "perubahan mendasar", dengan menyebut tema forum tahun ini, "Integrasi Eurasia di dunia multipolar," sangat relevan.

Banyak negara saat ini bekerja untuk memperkuat kedaulatan nasional mereka, mengejar kebijakan dalam dan luar negeri yang independen, dan mendukung pembangunan sistem hubungan ekonomi global baru yang lebih adil, katanya.

Forum Ekonomi Eurasia kedua diadakan di Moskow pada Rabu dan Kamis.

 

 

 

 

Risiko Gagal Bayar AS Membayangi Keputusan Suku Bunga di Korsel dan Indonesia

 

Bank sentral Korea Selatan dan Indonesia akan mengumumkan keputusan suku bunga pada hari Kamis (25/5/2023). Namun, keputusan suku bunga bank sentral kedua negara disinyalir akan dibayangi oleh kecemasan di seluruh pasar dunia bahwa AS dapat mengalami kegagalan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan hal itu akan menimbulkan bencana bagi ekonomi global. Mengutip Reuters, Bank of Korea (BOK) dan Bank Indonesia (BI) sama-sama diprediksi untuk mempertahankan suku bunga acuan masing-masing sebesar 3,50% dan 5,75%, dan mempertahankannya hingga kuartal ketiga sebelum mengalami perubahan. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan BOK akan memangkas suku bunga pada kuartal keempat. Sementara, BI akan melonggarkan kebijakan awal tahun depan. Dampak bagi pasar, terutama pasar mata uang, kemungkinan besar akan datang dari pernyataan kebijakan tersebut. Won telah mengalami sedikit penguatan pada minggu ini, dan sempat mencapai level tertinggi satu bulan pada hari Selasa di dekat 1.300 per dolar.  Baca Juga: Wall Street: Dow Jatuh 200 Poin karena Drama Plafon Utang AS Berlanjut, Rabu (24/5) Sementara, rupiah telah bergerak sebaliknya baru-baru ini, dengan melemah dari level tertinggi satu tahun di awal bulan untuk diperdagangkan kembali ke 15.000 per dolar. Apa pun pendorong harga dan sentimen pasar regional pada hari Kamis, gambaran yang lebih besar akan didominasi oleh satu hari lagi tanpa kesepakatan di Washington untuk menaikkan batas utang federal sebesar US$ 31,4 triliun. Pembicaraan antara petinggi Partai Republik dan Demokrat terus berlanjut. Akan tetapi, semakin lama mereka tanpa kata sepakat, semakin banyak investor yang gugup. Dengan potensi pemerintah AS beberapa hari lagi dari posisi gagal bayar atau default, imbal hasil beberapa surat utang AS yang jatuh tempo pada awal Juni melonjak di atas 7%. Baca Juga: FOMC Minutes Akan Mempengaruhi Pergerakan Rupiah pada Kamis (25/5) Saat ketakutan plafon utang mendorong imbal hasil bertanggal ultra-pendek, pasar suku bunga terus mendorong ekspektasi kenaikan suku bunga Fed bulan depan. Ini cukup aneh, mengingat The Fed pasti tidak akan menaikkan suku bunga jika AS gagal bayar. Berikut adalah tiga perkembangan utama pada hari Kamis (25/5/2023) yang patut dicermati: - Keputusan suku bunga Korea Selatan - Keputusan suku bunga Indonesia - PDB Singapura (Q1)

 

 

Potensi Bencana Ekonomi Jika Krisis Plafon Utang AS Gagal Disetujui

 

Bagaimana dampak yang mungkin terjadi di Main Street jika konfrontasi politik di Washington mengenai plafon utang menghentikan pemerintah dalam mengeluarkan cek yang mendanai seperempat dari ekonomi? Masyarakat Amerika bisa segera merasakan pukulan berat terhadap rekening pensiun mereka saat pasar saham merosot, dan dalam beberapa hari ke depan, kekurangan pembayaran pemerintah federal bisa memberatkan dokter, pensiunan, dan tempat kerja di seluruh negeri. Bagaimana Krisis Dimulai? Jika Kongres AS dan Gedung Putih gagal untuk mengangkat batas utang federal yang ditetapkan sendiri sebesar US$ 31,4 triliun, Departemen Keuangan dapat mulai tidak membayar kewajiban-kewajibannya sejak 1 Juni, menurut Janet Yellen, kepala departemen tersebut. Pada saat itu, Washington akan menghadapi tekanan besar untuk tetap melakukan pembayaran pada obligasi Amerika Serikat yang menjadi dasar sistem keuangan global. Tidak membayar kewajiban tersebut akan memicu kekacauan di Wall Street dengan proporsi sejarah. "Itu akan menjadi bencana besar," kata Mark Zandi, seorang ekonom di Moody's Analytics. Meskipun Departemen Keuangan membayar pemegang obligasi tepat waktu, seperti yang diharapkan oleh sebagian besar pengamat, disfungsi politik yang mendorong krisis ini akan menimbulkan ketidakpercayaan terhadap prospek ekonomi Amerika, dan nilai dari hampir semua kepemilikan orang Amerika, mulai dari rumah hingga portofolio pensiun mereka, akan turun. "Harga saham akan turun, nilai properti komersial, harga rumah. Semuanya akan turun," kata Zandi. Suku bunga akan meningkat, membuat lebih sulit untuk membeli rumah atau mobil, atau meminjam uang untuk memulai bisnis. Dalam beberapa hari, kekacauan keuangan tersebut akan menjadi kekuatan utama yang mendorong ekonomi menuju resesi, kata Zandi.  Apakah Bisa Lebih Buruk Lagi? PHK massal yang biasanya terjadi saat resesi bisa terjadi beberapa minggu setelah default. Lebih cepat lagi, ratusan miliar dolar pengeluaran pemerintah federal bisa tertahan dari roda perekonomian. Kantor dokter, rumah sakit, dan perusahaan asuransi bisa menjadi salah satu yang terkena imbas pertama. Pada 1 Juni, mereka seharusnya menerima pembayaran sekitar US$ 47 miliar melalui Medicare, program asuransi kesehatan publik Amerika untuk warga lanjut usia, menurut Bipartisan Policy Center, sebuah lembaga pemikir yang memperkirakan jadwal tagihan pemerintah sehari-hari di Washington.   Karena Medicare mendanai sekitar satu perlima perawatan kesehatan di AS, beberapa dokter mungkin tidak memiliki uang untuk membayar staf dan tagihan lainnya. Keputusan sulit harus dibuat mengenai penjadwalan operasi dan prosedur lainnya tanpa memiliki dana untuk membayarnya. "Semakin lama ini berlangsung, semakin mengganggu," kata Tricia Neuman, seorang ahli kebijakan kesehatan di kelompok penelitian KFF. Siapa yang Terkena Langsung?  Pada 2 Juni, sekitar seperempat pensiunan di negara ini bisa memeriksa rekening bank mereka dan melihat bahwa US$ 25 miliar yang diharapkan dari pembayaran Social Security tidak didepositkan. Pembayaran juga bisa berhenti kepada kontraktor pemerintah, termasuk US$ 1 miliar yang jatuh tempo untuk kontraktor pertahanan pada 2 Juni. Pada 9 Juni, US$ 4 miliar gaji bisa tidak dibayarkan untuk sebagian pegawai federal yang berjumlah 2 juta orang, dan sekolah-sekolah yang mengharapkan US$ 1 miliar pendanaan federal mungkin harus melakukannya tanpa itu. Beberapa pembayaran mungkin terlambat dengan signifikan. Orang-orang akan memperhatikan rekening bank mereka untuk setoran yang terlewat dan juga Wall Street, di mana kekhawatiran tentang kredibilitas negara bisa merusak nilai tabungan hidup orang-orang. "Seseorang harus menunggu beberapa hari untuk mendapatkan cek Social Security mereka, dan yang lainnya adalah penurunan 20% dalam rencana 401(k) mereka," kata Shai Akabas, direktur kebijakan ekonomi di Bipartisan Policy Center.

 

 

 

Ancaman Gagal Bayar Utang AS Sudah di Depan Mata

 

Perhatian investor kini semakin tertuju pada resiko gagal bayar utang Amerika Serikat. Negosiasi kenaikan pagu utang antara Partai Republik dan Demokrat AS masih buntu.  Pertemuan antara Presiden Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy pada Senin (22/5) malam berakhir tanpa kesepakatan. Diskusi yang dilanjutkan juru bicara McCarthy dengan Gedung Putih pada Selasa tetap berakhir buntu.  Tanpa kenaikan pagu utang, AS bakal mengalami gagal bayar utang pada 1 Juni mendatang. Artinya, hanya tersisa tujuh hari lagi bagi parlemen AS membuat perubahan mendasar guna mencegah negara itu default.  Namun, belum ada pertemuan tambahan yang direncanakan berikutnya untuk mencari titik temu. "Saat ini, kami tak menyiapkan pertemuan tambahan," kata Garret Graves dari Partai Republik yang juga salah satu negosiator utama McCharthy dikutip Bloomberg, Rabu (24/5). Dia mengatakan, pertemuan dengan Gedung Putih berakhir buntu karena Partai Republik ingin melihat beberapa pergerakan atau perubahan mendasar dalam apa yang dilakukan pemerintah. Kebuntuan membebani pergerakan saham Asia pada Rabu. Sementara ekuita jangka panjang AS bergerak datar setelah S&P 500 dan Nasdaq 100 masing-masing terkoreski lebih dari 1% pada Selasa.   Anggota parlemen akan libur kerja pada Kamis karena bertepatan dengan Hari Memorial atau Hari Pahlawan dan baru bisa bekerja pada Senin depan untuk mencari kesepakatan sebelum 1 Juni.  Graves mengakui ada kemajuan substansial dari pertemuan yang sudah dilakukan. Tetapi ketidaksepakatan mendasar tetap ada pada pengeluaran dan persyaratan kerja.  Hakeem Jeffries, Demokrat teratas di DPR, mengatakan bahwa pembekuan pada tingkat pengeluaran 2023 akan menjadi kompromi yang masuk akal. Namun, ia menentang persyaratan kerja. Menurutnya, kesepakatan apa pun yang membutuhkan suara Demokrat harus mencerminkan prioritas Demokrat. Graves bilang, negosiator Partai Republik terbuka untuk pertemuan tambahan dengan tim Gedung Putih. "Kami tidak akan kemana-mana," katanya. Kebuntuan saat ini atas plafon utang berpotensi menambah tekanan pada ekonomi AS, yang sudah rentan terhadap resesi setelah serangkaian kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve, menurut Bloomberg Economics. Tetapi beberapa anggota DPR yang konservatif mengatakan bahwa mereka ragu bahwa kenaikan pagu diperlukan. Perwakilan Chip Roy dari Texas bahkan menyebutnya sebagai krisis buatan untuk memaksa Partai Republik mundur dari beberapa tuntutan.

 

 

Microsoft Sebut China Memasang Malware di Sistem AS di Guam

 

China mungkin telah melakukan spionase digital terhadap kepentingan Pasifik AS.  Microsoft dan Badan Keamanan Nasional (NSA) AS telah mengungkapkan adanya dugaan kelompok peretas China yang disponsori negara, Volt Typhoon, memasang malware pengawasan dalam sistem "kritis" di pulau Guam dan tempat lain di AS.  Malware adalah nama dari kumpulan beberapa perangkat lunak, dibuat dengan tujuan untuk merusak perangkat, mencuri data, dan menyebabkan chaos. Melansir Endgadget, kelompok tersebut telah beroperasi sejak pertengahan 2021 dan dilaporkan telah berkompromi dengan organisasi pemerintah serta komunikasi, manufaktur, pendidikan, dan sektor lainnya. Menurut para penyelidik, Volt Typhoon mengutamakan bekerja secara siluman. Kelompok ini menggunakan teknik "living off the land" yang mengandalkan sumber daya yang sudah ada di sistem operasi, serta tindakan "hands-on-keyboard" langsung.  Mereka menggunakan baris perintah untuk mengikis kredensial dan data lainnya, mengarsipkan info, dan menggunakannya untuk tetap berada di sistem yang ditargetkan.  Baca Juga: Hubungan AS-China Memanas, Mayoritas Bursa Utama di Asia Melemah pada Rabu (24/5) Mereka juga mencoba menutupi aktivitas mereka dengan mengirimkan lalu lintas data melalui perangkat keras jaringan kantor kecil dan rumahan yang mereka kendalikan, seperti router.  Alat khusus membantu mereka menyiapkan saluran perintah dan kontrol melalui proxy yang merahasiakan info mereka. Malware belum digunakan untuk serangan, tetapi pendekatan berbasis web shell dapat digunakan untuk merusak infrastruktur.  Microsoft dan NSA menerbitkan info yang dapat membantu calon korban mendeteksi dan menghapus pekerjaan Volt Typhoon, tetapi mereka memperingatkan bahwa menangkis intrusi dapat "menantang" karena memerlukan penutupan atau perubahan akun yang terpengaruh. Baca Juga: Pemulihan Ekonomi China Hanya Omong Kosong? Mengutip The New York Times, sejauh ini, kata Microsoft, tidak ada bukti bahwa grup China telah menggunakan akses tersebut untuk serangan ofensif apa pun. Tidak seperti kelompok Rusia, intelijen dan peretas militer China biasanya memprioritaskan spionase. Dalam wawancara pejabat administrasi dengan The New York Times, mereka percaya kode itu adalah bagian dari upaya pengumpulan intelijen China yang luas yang mencakup dunia maya, luar angkasa dan, seperti yang ditemukan orang Amerika dengan insiden balon, atmosfer yang lebih rendah. Pemerintahan Biden menolak untuk membahas apa yang dilakukan FBI saat memeriksa peralatan yang diambil dari balon. Tapi pesawat itu - lebih baik digambarkan sebagai kendaraan udara besar - tampaknya termasuk radar khusus dan perangkat intersepsi komunikasi yang telah diperiksa FBI sejak balon ditembak jatuh. Tidak jelas apakah diamnya pemerintah tentang temuannya dari balon itu dimotivasi oleh keinginan untuk mencegah pemerintah China mengetahui apa yang telah dipelajari Amerika Serikat atau untuk melewati pelanggaran diplomatik yang mengikuti serangan itu. Baca Juga: China Tahan Suku Bunga Pinjaman Hingga 9 Bulan Ke Depan Jaringan telekomunikasi adalah target utama para peretas. Dan sistem di Guam sangat penting bagi China karena komunikasi militer sering kali didukung oleh jaringan komersial. Tom Burt, eksekutif yang mengawasi unit intelijen ancaman Microsoft, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa analis perusahaan – banyak dari mereka veteran Badan Keamanan Nasional dan badan intelijen lainnya – telah menemukan kode tersebut saat menyelidiki aktivitas intrusi yang berdampak pada pelabuhan AS.  Saat mereka menelusuri kembali gangguan tersebut, mereka menemukan jaringan lain yang terkena dampak, termasuk beberapa di sektor telekomunikasi di Guam.

 

 

Rusia Kirim Jet Tempur Su-27 untuk Adang Pesawat Pembom Strategis AS di Laut Baltik

 

Militer Rusia pada hari Selasa (23/5) terpaksa mengerahkan jet tempur Su-27 ke atas Laut Baltik ketika melacak kehadiran pesawat pembom strategis AS melintasi kawasan tersebut. Dalam pernyataannya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa langkah itu diambil untuk mencegah pesawat AS melanggar batas negara. "Militer telah mencegah setiap pelanggaran perbatasan oleh pesawat AS. Penerbangan pesawat tempur Rusia dilakukan sesuai dengan aturan internasional untuk penggunaan wilayah udara," kata kementerian, dikutip Al Jazeera. Pilot jet tempur Su-27 mengidentifikasi dua pesawat pembom strategis B-1B Angkatan Udara AS telah hadir di wilayah itu. Setelah memberi peringatan dan menjauhkan pesawat AS dari perbatasan, pesawat tempur Rusia itu kembali ke pangkalan udaranya. Baca Juga: Mengintip Sederet Kemampuan Jet Tempur F-16 yang Jadi Incaran Ukraina Melakukan Latihan di Eropa Pasca kejadian tersebut, Pentagon mengonfirmasi bahwa dua pesawat yang ada di Laut Baltik memang berada di sana untuk melakukan latihan di Eropa. Pentagon juga menegaskan bahwa langkah yang diambil Rusia benar-benar aman dan profesional. "Kami mengonfirmasi pada hari Selasa bahwa pesawat AS dicegat oleh Rusia. Pesawat pembom B-1 mengambil bagian dalam latihan yang direncanakan di Eropa. Interaksi pesawat tempur Rusia dengan pesawat AS sangat aman dan profesional," kata juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder. Lebih lanjut, Ryder mengatakan bahwa pesawat pembom mereka memang terbang secara teratur ke seluruh dunia di berbagai negara. Insiden di Laut Baltik pada hari Selasa bukanlah hal penting untuk dilaporkan. Baca Juga: 30 Rudal Jelajah Rusia Menyerbu Ukraina, Hanya 1 yang Menghantam Sasaran Rusia Kerap Bersinggungan dengan AS dan NATO di Udara Intersepsi pesawat tempur Rusia terhadap pembom AS ini jadi yang terbaru dari deretan interaksi udara militer kedua negara selama konflik terjadi di Ukraina. Bulan Maret lalu,  pesawat tak berawak AS jatuh ke Laut Hitam setelah dicegat oleh jet Rusia di wilayah udara internasional. Militer AS mengatakan terpaksa merelakan drone MQ-9 Reaper jatuh di laut setelah salah satu jet Rusia menghantam baling-baling drone. Rusia menyangkal tuduhan adanya serangan fisik langsung kepada drone. Tak lama setelahnya, pihak AS merilis video rekaman yang menunjukkan jet tempur Su-27 Rusia melakukan manuver jarak dekat sambil membuang bahan bakar untuk merusak optik drone dan instrumen berteknologi tinggi lainnya. Baca Juga: Gedung Putih Sebut Rusia Terima Lebih dari 400 Drone dari Iran Di bulan April, jet tempur dari Inggris dikerahkan untuk mencegat pesawat militer Rusia yang beroperasi di utara Skotlandia. Jet tempur Typhoon mencegat pesawat patroli maritim Tu-142 Rusia saat mendekati wilayah udara Inggris dari Samudra Atlantik Utara. Sebagai bagian dari respons bersama NATO, Norwegia sebelumnya telah mengirimkan pesawat tempur F-35A angkatan udaranya untuk mencegat pesawat Rusia. Sepekan sebelumnya, pesawat tempur Jerman dan Inggris, yang beroperasi sebagai bagian dari pertahanan udara NATO, mencegat tiga pesawat pengintai Rusia di wilayah udara internasional di atas Laut Baltik. Angkatan Udara Jerman mengatakan ada dua tempur Su-27 Rusia dan sebuah pesawat Ilyushin IL-20 terbang tanpa memancarkan sinyal transponder di wilayah udara internasional.

 

China Berencana Bangun Klaster Industri Kelas Dunia Jing-Jin-Ji

 

China berencana untuk membangun klaster pabrik canggih kelas dunia di wilayah Beijing-Tianjin-Hebei yang berfokus pada produk-produk seperti kendaraan listrik dan robot.  Melansir Reuters, pada saat ketegangan meningkat dengan Amerika Serikat, para pemimpin China telah berjanji untuk membangun sistem industri modern dan mencapai terobosan teknologi untuk memenangkan "inisiatif strategis". Selama satu dekade terakhir, China telah berusaha untuk mengintegrasikan ekonomi kota Beijing dan Tianjin dan provinsi Hebei sekitarnya, yang dikenal sebagai Jing-Jin-Ji. Langkah ini dilakukan untuk dapat mengurangi kesenjangan pendapatan di wilayah tersebut dan mengekang polusi. "Menghadapi situasi baru, tugas baru, dan persyaratan baru, sebagai dataran tinggi pengembangan industri yang penting di China, tugas mempromosikan pengembangan industri terkoordinasi di Beijing-Tianjin-Hebei bahkan lebih mendesak," kata Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi dalam pernyataan pada hari Selasa. Dikatakan, pembangunan kawasan akan fokus pada sektor-sektor seperti sirkuit terpadu, keamanan jaringan dan peralatan listrik dan industri biofarmasi. Baca Juga: Hubungan AS-China Memanas, Mayoritas Bursa Utama di Asia Melemah pada Rabu (24/5) Kawasan ini juga akan mengembangkan industri dalam kendaraan energi baru, kendaraan terhubung cerdas, biomedis, energi hidrogen, robot, serta penelitian tentang kecerdasan buatan, ilmu kehidupan, dan teknologi kedirgantaraan. Pada tahun 2017, Presiden Xi Jinping mengumumkan rencana untuk membangun Kawasan Baru Xiongan sebagai bagian dari kampanye yang digerakkan oleh negara untuk mengintegrasikan ekonomi wilayah Jing-Jin-Ji dan mengurangi tekanan kemacetan dan polusi di ibu kota Tiongkok. Awal bulan ini, Xi, selama kunjungan penting ke Xiongan - sekitar 100 km (60 mil) barat daya ibu kota - berjanji untuk memindahkan lebih banyak perusahaan negara dan institusi lain dari Beijing ke kota utama. Baca Juga: China Jadi Tujuan Ekspor Batubara Paling Besar Indo Tambangraya (ITMG) Beijing telah memindahkan beberapa universitas, departemen pemerintah, dan perusahaan industrinya ke Xiongan, yang ditugaskan untuk menjalankan beberapa fungsi "non-modal" Beijing.

 

 

 

Musuhan Sejak 2018, Kanada dan Arab Saudi Pulihkan Hubungan Diplomatik

 

Kanada dan Arab Saudi telah sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik penuh dan menunjuk duta besar baru. Pernyataan yang dirilis oleh kedua negara pada Rabu (24/5/2023) itu, sekaligus mengakhiri perselisihan 2018 yang merusak hubungan dan perdagangan. Melansir Reuters yang mengutip pernyataan dari Kanada dan Arab Saudi, keputusan tersebut menyusul diskusi yang diadakan antara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di sela-sela KTT Forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok pada November tahun lalu. "Keputusan tersebut berasal dari keinginan kedua belah pihak untuk memulihkan hubungan diplomatik antara kedua negara atas dasar saling menghormati dan kepentingan bersama," kata pernyataan tersebut. Pertikaian 2018 terjadi sebelum pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi akhir tahun itu, yang dikutuk oleh Kanada dan semua negara Barat. Hal itu dimulai ketika kedutaan Kanada di Riyadh menuliskan tweet dalam bahasa Arab yang mendesak pembebasan segera aktivis hak-hak perempuan yang ditahan oleh Arab Saudi. Baca Juga: Perusahaan Arab Saudi Minati Produk Jamu Herbal Indonesia Hal itu mendorong Riyadh untuk menarik duta besarnya dan melarang utusan itu kembali, dan memberlakukan larangan perdagangan baru. "Langkah-langkah perdagangan hukuman akan dicabut," kata sumber pemerintah Kanada yang mengetahui perjanjian tersebut yang tidak berwenang untuk berbicara dalam rekaman. Tidak jelas apa dampak perselisihan itu terhadap perdagangan. Menurut data resmi, Arab Saudi adalah pasar ekspor terbesar untuk Kanada di kawasan itu pada tahun 2021, dengan total nilai C$2,2 miliar (US$ 1,65 miliar). Adapun nilai impornya adalah US$ 2,4 miliar. Hampir semua impor Kanada adalah minyak dan petrokimia. Lebih dari 80% ekspor ke Arab Saudi adalah alat transportasi. "Kursi kosong pada akhirnya tidak mendorong kepentingan kita ke depan, dan mereka tidak mendorong hal-hal seperti hak asasi manusia ke depan," tambah sumber itu. Baca Juga: Korut hingga Arab Saudi Masuk Daftar Negara dengan Tingkat Perbudakan Modern Terbesar Normalisasi terjadi ketika pangeran Saudi, yang dikenal sebagai MbS, berusaha untuk menegaskan kembali Arab Saudi sebagai kekuatan regional dengan menggunakan tempatnya di atas raksasa energi di dunia yang bergantung pada minyak yang dikonsumsi oleh perang di Ukraina. "Arab Saudi sangat penting di kawasannya. Ini pemain penting," kata Roland Paris, mantan penasihat kebijakan luar negeri Trudeau dan profesor urusan internasional di Universitas Ottawa.  Dia menambahkan, "Masuk akal untuk memiliki duta besar kembali untuk menjaga saluran komunikasi tetap terbuka." Kanada akan menunjuk Jean-Philippe Linteau sebagai duta besarnya yang baru di Riyadh. Sumber itu juga bilang, Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly mengatakan bahwa Kanada perlu melakukan perundingan dengan orang-orang yang tidak selalu mereka setujui dalam segala hal untuk menemukan solusi global untuk masalah global.

 

 

 

 

Share this Post