News Komoditi & Global ( Senin, 15 September 2025 )

News  Komoditi & Global

                                   (  Senin,   15  September  2025  )

Harga Emas Global Terkoreksi, Pasar Menanti Penurunan Suku Bunga The Fed

 

Harga emas terkoreksi pada perdagangan awal pekan ini. Senin (15/9/2025) pukul 07.37 WIB, harga emas untuk pengiriman Desember 2025 di Commodity Exchange ada di US$ 3.677,30 per ons troi, turun 0,25% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 3.686,40 per ons troi.

Harga emas terkoreksi namun masih bertahan mendekati rekor tertinginya, karena para pedagang bersiap menyambut pelonggaran kebijakan moneter Federal Reserve yang akan diumumkan pekan ini sebagai petunjuk pemangkasan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini.

Mengutip Bloomberg, para pedagang memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed pekan ini, di tengah melemahnya pasar tenaga kerja. Pasar juga memperkirakan beberapa potensi pemangkasan suku bunga yang akan berlanjut hingga tahun depan.

Ekspektasi tersebut telah melemahkan dolar AS dan mendukung emas. Dolar AS yang lebih lemah membuat logam mulia menjadi lebih terjangkau bagi pemegang mata uang selain dolar AS.

"Angka-angka makroekonomi kemungkinan akan menggantikan berita utama terkait tarif," kata analis ANZ Group Holdings Daniel Hynes dan Soni Kumari dalam sebuah catatan yang dikutip Bloomberg.

Ini berarti bahwa investor memperhatikan bagamana tarif AS akan mempengaruhi data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS.

Harga emas telah naik hampir 40% sepanjang tahun ini.

 

 

 

Harga Minyak Dunia Naik Tipis, Pasar Menimbang Pengenaan Sanksi Atas Pembelian dari Rusia

 

Harga minyak naik tipis pada perdagangan awal pekan ini, Senin (15/9/2025). Mengutip Bloomberg, pukul 07.21 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2025 ada di US$ 62,78 per barel, naik 0,14% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 62,69 per barel.

Harga minyak naik karena para pedagang mempertimbangkan langkah-langkah untuk menindak aliran minyak dari Rusia terhadap perkiraan surplus minyak di akhir tahun.

Mengutip Bloomberg, Presiden AS Donald Trump kembali menyerukan agar Eropa berhenti membeli minyak dari Rusia, setelah sebelumnya menyatakan bahwa ia siap melanjutkan sanksi besar terhadap pasokan minyak mentah dari anggota OPEC+ jika negara-negara NATO melakukan hal yang sama.

Meskipun sebagian besar negara Eropa telah mengurangi atau menghentikan pembelian minyak Rusia, beberapa anggota NATO, termasuk Hongaria dan Turki terus melakukannya.

Tekanan Trump terhadap aliansi tersebut meningkat ketika AS dan sekutunya di kelompok G7 bersiap mengenakan tarif hingga 100% terhadap China dan India atas pembelian minyak Rusia.

 

 

Dolar AS Stabil, Pasar Menanti The Fed Pangkas Suku Bunga

 

 

Dolar Amerika Serikat bergerak stabil pada awal perdagangan di Asia, Senin (15/9/2025). Fokus investor kini tertuju pada keputusan suku bunga Federal Reserve yang akan diumumkan pekan ini. Melansir Bloomberg, dolar AS melemah 0,02% terhadap yen Jepang dan euro. Sementara itu, greenback menguat tipis  0,03% terhadap dolar Singapura. Kontrak berjangka saham Wall Street hampir tidak bergerak usai indeks S&P 500 berakhir flat pada Jumat (12/9). Di Asia, kontrak berjangka mengisyaratkan pelemahan, sedangkan pasar Jepang libur. Dolar AS bergerak stabil di tengah perundingan AS-China yang memasuki hari kedua. Perundingan kedua negara ini mencakup isu perdagangan, kondisi ekonomi, serta nasib aplikasi TikTok milik ByteDance Ltd., yang menghadapi tenggat kesepakatan untuk tetap beroperasi di Amerika Serikat. Pertemuan juga diperkirakan membuka jalan bagi kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping pada Oktober mendatang. Hari ini, pasar menanti rilis data ekonomi China. Survei Bloomberg memproyeksikan pertumbuhan penjualan ritel meningkat dibanding tahun lalu, sementara output industri justru melambat.

Keputusan Suku Bunga The Fed Dibayangi Tekanan Politik Trump dan Isu Independensi Wall Street Tunggu Suku Bunga The Fed Pekan Ini, Turun atau Ditahan? Inflasi AS Kembali Naik, Rencana The Fed Pangkas Suku Bunga Tertunda? Namun sorotan utama pasar tetap pada keputusan The Fed. Pelaku pasar menilai pemangkasan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin hampir pasti diumumkan pada Rabu, meski peluang pemangkasan 50 bps masih terbuka seiring laju pertumbuhan lapangan kerja AS yang melambat tajam. Analis Brown Brothers Harriman Elias Haddad memperkirakan The Fed akan mengambil sikap dovish, dengan kemungkinan adanya satu anggota mendukung pemangkasan 50 basis poin. “Sikap dovish ini berpotensi menekan dolar AS dan mendorong penguatan aset berisiko,” ujarnya seperti dikutip Reuters. Sementara itu di Eropa, Fitch Ratings menurunkan peringkat utang Prancis menjadi A+ dari AA-. Langkah ini menempatkan Prancis sejajar dengan Belgia, dan satu peringkat di bawah Inggris, mencerminkan dampak instabilitas politik yang terus berulang serta membengkaknya beban utang. Obligasi acuan 10 tahun Prancis kini menawarkan imbal hasil tertinggi di kawasan euro, setara dengan Lituania, Slovakia, dan Italia. Selisih imbal hasil dengan obligasi Jerman hampir dua kali lipat sejak Presiden Emmanuel Macron mengumumkan pemilu tahun lalu—tanda melemahnya kepercayaan investor.

 

Israel Bombardir Permukiman-Kamp Pengungsi Gaza, 23 Orang Tewas


 

Pasukan militer Israel kembali membombardir wilayah Jalur Gaza, dengan serangan-serangannya menghantam area permukiman, kamp pengungsi hingga pusat distribusi bantuan, pada Jumat (12/9) waktu setempat. Sedikitnya 23 orang tewas akibat serangan-serangan mematikan tersebut.
Sejumlah sumber medis Palestina, seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (12/9/2025), melaporkan bahwa pasukan Israel melanjutkan pengeboman besar-besaran di wilayah Jalur Gaza. Selain menewaskan 23 orang, menurut sumber medis itu, puluhan orang lainnya mengalami luka-luka akibat pengeboman tersebut.

Sedikitnya 14 orang di antaranya tewas ketika sejumlah pesawat tempur Israel menargetkan sebuah rumah di area Al-Tawam, sebelah utara Kota Gaza -- kota terbesar di Jalur Gaza yang baru-baru ini menjadi target operasi Israel untuk diambil alih kendalinya.

Pengeboman terpisah oleh Israel menghantam area Jabalia al-Nazla, yang juga terletak di Jalur Gaza bagian utara. Sedikitnya empat orang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka dalam pengeboman di area tersebut.

Dua orang lainnya tewas akibat serangan pasukan Israel yang menghantam sebuah tenda yang menampung keluarga-keluarga pengungsi di area kamp pengungsi Al-Shati, sebelah barat Kota Gaza.

Di Rafah, Jalur Gaza bagian selatan, seorang warga Palestina ditembak mati oleh pasukan Israel saat sedang menunggu bantuan kemanusiaan.

Satu orang lainnya tewas di area Khan Younis, yang juga berada di wilayah selatan Jalur Gaza.

Korban jiwa lainnya dilaporkan di area Al-Sudaniya, sebelah barat laut Jalur Gaza, setelah sebuah rumah dihantam serangan Israel.


Di area Deir al-Balah, wilayah Jalur Gaza bagian tengah, sejumlah sumber medis mengonfirmasi seorang warga Palestina meninggal dunia akibat luka-luka yang diderita dalam serangan sebelumnya.

Militer Israel terus melancarkan serangan-serangan brutal di Jalur Gaza, sejak perang berkecamuk pada Oktober 2023. Data terbaru otoritas kesehatan Gaza, yang dianggap kredibel oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebutkan lebih dari 64.700 orang tewas akibat serangan Israel sejauh ini.

Operasi militer Israel yang terus berlanjut telah menghancurkan daerah kantong Palestina tersebut, yang kini menghadapi bencana kelaparan.

 

 

 

5 Pernyataan Kontroversial Charlie Kirk Sebelum Ditembak hingga Tewas

 

Charlie Kirk, seorang aktivis konservatif, aktivis media sosial, serta pendukung setia Presiden Donald Trump, ditembak hingga tewas saat menjadi tuan rumah acara kampus untuk Turning Point USA hari Rabu, 10 September 2025.

Kirk tewas setelah peluru misterius menembus leher kirinya. Pria berusia 31 tahun ini dipandang sebagai masa depan aktivisme konservatif, sekaligus sosok yang berpotensi memecah belah masyarakat.

Donald Trump menyampaikan ucapan duka untuk pendukung setianya ini melalui media sosial Truth Social. Trump bahkan menyebut Kirk sebagai tokoh legendaris.

"Charlie Kirk yang Agung, bahkan Legendaris, telah meninggal. Tak seorang pun yang memahami atau memiliki Hati Anak Muda di Amerika Serikat lebih baik daripada Charlie," tulis Trump, seperti dikutip BBC.

Sikap Kontroversial Charlie Kirk

Deretan kontroversi Charlie Kirk dianggap menjadi alasan di balik eksekusi publiknya. Dalam banyak kesempatan, pernyataan Kirk memang bermuatan kebencian yang sangat kental.

Berikut adalah beberapa pernyataan kontroversial Charlie Kirk semasa hidupnya.

1. Membenci Masyarakat Kulit Hitam

Rasisme memang akrab dengan Kirk. Pernyataannya yang merendahkan masyarakat kulit hitam banyak ditemui jejaknya di internet.

Dalam beberapa kesempatan, Kirk mengkritik gerakan Black Lives Matter. Dirinya meyakini, orang kulit putih diserang secara tidak proporsional oleh orang kulit hitam di AS.

Sehari sebelum ditembak mati, Kirk muncul di Fox News dan menuduh Partai Demokrat AS menyebarkan narasi palsu bahwa warga kulit hitam Amerika sedang diserang di AS. Dalam pandangannya, orang kulit putihlah yang menjadi sasaran.

"Orang kulit putih sebenarnya lebih mungkin diserang, terutama per kapita, oleh orang kulit hitam di negara ini," katanya, seperti dikutip Al Jazeera.

2. Kebencian Terhadap Islam

Kirk juga menjadi salah satu pendukung Trump yang secara terbuka menyampaikan ujaran kebencian terhadap Islam.

Salah satu yang terburuk adalah membandingkan Nabi Muhammad dengan pelaku kejahatan seksual anak, Jeffrey Epstein.

Dalam sebuah wawancara dengan GB News pada bulan Mei, Kirk juga mengatakan bahwa Islam tidak percaya pada kebebasan berbicara dan Islam tidak percaya pada kebebasan beragama.

3. Mendukung Pemusnahan Gaza

Kirk adalah pendukung setia Israel dan segala langkahnya di Palestina, termasuk memusnahkan Gaza.

Cuplikan dirinya yang mempertanyakan eksistensi Palestina pun sempat viral di dunia maya. Dalam sebuah debat terbuka dengan seorang mahasiswa pro-Palestina di Universitas Cambridge bulan Mei 2025, Kirk membenarkan perang Israel selama dua tahun di Gaza.

"Ketika Anda menyatakan perang terhadap Israel, bersiaplah menghadapi badai api sebagai reaksi," katanya.

4. Mendukung Kepemilikan Senjata Api

Masih terkait dengan kekerasan. Charlie Kirk juga merupakan pendukung hak kepemilikan senjata api di Amerika Serikat.

Pada April 2023 lalu, Kirk mengatakan bahwa beberapa kematian akibat senjata api setiap tahun merupakan harga yang wajar untuk hak kepemilikan senjata api.

Dirinya juga mengatakan sekolah harus dilindungi oleh penjaga bersenjata untuk mengurangi penembakan di sekolah, daripada dengan mengesahkan undang-undang anti-senjata.

5. Menentang Aborsi

Pernyataan Kirk soal aborsi banyak dikecam penduduk Amerika Serikat yang ada di pihak sebaliknya. Dalam debat yang diselenggarakan oleh Jubilee Media pada September 2024, ia tidak akan mengizinkan seorang anak perempuan berusia 10 tahun yang sedang hamil akibat pemerkosaan untuk melakukan aborsi.

Ketidakpastian dan Ketegangan Memuncak, Pebisnis Asia Kaji Peluang dan Strategi

 

Ketidakpastian global yang menguat membuat banyak pebisnis, termasuk pebisnis di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, mengukur ulang potensi, peluang, dan ancaman yang muncul. Ini terlihat dalam penyelenggaraan FutureChina Global Forum (FCGF) ke 16, yang akan diselenggarakan pada 19 September di Singapore Sands Expo & Convention Centre, Singapura.

FCGF tahun ini mengambil tema The World in Flux: Challenges and Opportunities”. Tahun ini, FCGF menggelar diskusi yang digelar dalam empat panel dan menghadirkan pembicara serta pemikir tingkat global. Di antaranya adalah Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan, Pendiri Bridgewater Associates sekaligus penasihat BPI Danantara Ray Dalio, serta Direktur East Asian Institute National University of Singapore Alfred Schipke.

Forum yang digelar oleh Business China, lembaga yang didirikan mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew, ini akan diikuti lebih dari 600 delegasi. Business China menilai, dunia tengah menghadapi ketidakpastian dan ketegangan yang kompleks.

 “Di dunia yang berubah, di mana tantangan dan peluang muncul bersamaan, sangat penting untuk mempertemukan pemimpin bisnis, pakar, pembuat kebijakan, bahkan kaum muda, yang memiliki energi dan persepektif sangat vital untuk menavigasi perubahan dan membentuk masa depan bersama,” tutur Kwek Poh Heok, Chief Executive Officer Business China, dalam rilis.

Forum yang akan diikuti delegasi lebih dari 20 negara tersebut antara lain akan mengkaji bagaimana pergeseran geopolitik global membentuk kembali Asia Tenggara. Forum ini juga akan membahas strategi apa yang dapat diadopsi oleh bisnis agar tetap tangguh dan kompetitif.

Selain itu, forum ini juga akan mengeksplorasi hubungan ekonomi ASEAN–China, dengan fokus pada peluang dan risiko baru yang muncul dari pendalaman integrasi regional dan aktivitas lintas batas. Tak ketinggalan, perkembangan kebijakan China serta implikasinya terhadap pertumbuhan global jangka panjang juga akan dibahas.

Tentu saja, karena saat ini akal imitasi tengah jadi perbincangan global, forum ini juga akan mengeksplorasi perkembangan terbaru dalam AI, serta mengkaji dampak transformatifnya terhadap bisnis dan masyarakat, plus risiko yang menyertai AI.

Bersamaan dengan penyelenggaraan FCGF ini, Business China kembali menyelenggarakan Business China Awards untuk yang ke-12 kali.

 

 

 

Investasi Energi China Capai Rp 540 Triliun, Siap Kuasai Dunia?

 

China berencana hampir menggandakan kapasitas penyimpanan energi baru (new energy storage) menjadi 180 gigawatt (GW) pada 2027, menurut rencana industri yang diumumkan otoritas setempat pada Jumat (12/9/2025).

Rencana tersebut dirilis oleh Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) bersama regulator energi, yang menyebut target ini akan mendorong investasi hingga 250 miliar yuan atau sekitar US$35 miliar (Rp 540 triliun).

Hingga Juni 2025, kapasitas terpasang penyimpanan energi baru yang sebagian besar menggunakan baterai lithium-ion, telah mencapai 95 GW, menurut Administrasi Energi Nasional (NEA).

China sebelumnya juga melampaui target lebih cepat. Target penyimpanan energi baru tahun 2025 awalnya ditetapkan sebesar 30 GW, namun berhasil dicapai dua tahun lebih awal.

Sebagai perbandingan, kapasitas baterai penyimpanan skala utilitas di Amerika Serikat (AS) baru mencapai 26 GW pada akhir 2024.

Dengan rencana ekspansi, kapasitas tersebut diperkirakan hanya sedikit di atas 46 GW pada akhir 2025, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).

Perusahaan baterai penyimpanan energi utama di China antara lain BYD yang juga merupakan produsen kendaraan listrik terbesar di negara itu dan CATL.

Penyimpanan energi baru mencakup teknologi penyimpanan listrik yang menggunakan sistem elektrokimia, udara terkompresi, flywheel, dan superkapasitor, tetapi tidak termasuk pumped hydro yang mengandalkan bendungan untuk menghasilkan listrik sesuai kebutuhan.

 

 

Dolar Australia Menguat ke Level Tertinggi 10 Bulan, Catat Pekan Terbaik Sejak April

 

Dolar Australia (AUD) menanjak ke posisi tertinggi dalam 10 bulan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Jumat (12/9/2025) dan bersiap mencatatkan pekan terbaiknya sejak April.

Sentimen penguatan ini didorong oleh data ekonomi AS yang melemah, sehingga memperkuat ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut.

Selain itu, AUD juga menyentuh level tertinggi tujuh bulan terhadap yen Jepang, tiga bulan terhadap euro, serta 10 bulan terhadap dolar Kanada.

Analis menyebut penguatan dolar Australia tidak hanya didukung faktor eksternal, tetapi juga fundamental domestik.

Beberapa faktor pendorongnya antara lain reli harga saham global, diferensial imbal hasil obligasi yang positif karena Bank Sentral Australia (RBA) diperkirakan akan lebih lambat menurunkan suku bunga, harga komoditas yang tinggi, stabilitas politik, serta posisi utang pemerintah yang relatif sehat.

"Pergerakan AUD terhadap berbagai mata uang menunjukkan bahwa ini lebih dari sekadar efek tailwind dari pasar risiko. Ada daya tarik fundamental yang membuat AUD lebih menarik," jelas Chris Weston, Head of Research di Pepperstone.

Pada perdagangan Jumat, AUD menembus US$0,6665, naik 0,7% semalam setelah melewati level resistensi teknikal US$0,6625.

Momentum ini membuka peluang penguatan lebih lanjut, dengan target terdekat US$0,6687, level tertinggi sejak November tahun lalu.

Secara mingguan, AUD telah naik 1,6%, menjadikannya salah satu mata uang G10 dengan kinerja terbaik.

Sementara itu, data inflasi konsumen AS yang relatif sesuai ekspektasi dan lonjakan klaim pengangguran mingguan memperkuat keyakinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dua kali lagi setelah pemotongan seperempat poin yang hampir pasti dilakukan pekan depan.

Sebaliknya, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga oleh RBA bulan ini sangat kecil setelah rilis data domestik yang solid.

Ekspektasi penurunan suku bunga ke level 3,35% pada November kini hanya 76%, turun dari 100% beberapa pekan sebelumnya.

Perbedaan ekspektasi kebijakan moneter ini membuat obligasi Australia tertinggal dibandingkan reli obligasi AS, sehingga selisih imbal hasil obligasi tenor 10 tahun antara Australia-AS melebar menjadi sekitar 18 basis poin (bps), dari minus 20 bps pada pertengahan Juni.

Di sisi lain, kinerja dolar Selandia Baru (NZD) masih tertahan oleh data ekonomi yang lemah serta sikap dovish bank sentralnya.

NZD terakhir diperdagangkan stabil di US$0,5975, naik 0,6% semalam dan 1,3% sepanjang pekan ini.

Pasar kini menanti rilis data PDB Selandia Baru kuartal II pada pekan depan, yang diperkirakan menunjukkan kontraksi sekitar 0,3%.

Jika hasilnya lebih buruk dari perkiraan, hal itu bisa memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 50 bps oleh Reserve Bank of New Zealand (RBNZ), yang sebelumnya sudah memberi sinyal dua kali pemangkasan masing-masing 25 bps tahun ini.

Data ritel terbaru menunjukkan belanja konsumen Selandia Baru naik 0,7% pada Agustus, menjadi kenaikan bulanan ketiga berturut-turut.

"Tren positif ini memberi harapan bagi PDB kuartal III, meskipun data kuartal II kemungkinan mengecewakan," kata Darren Gibbs, Ekonom Senior di Westpac

 

PEC pertahankan proyeksi permintaan minyak global untuk 2025-2026

 

Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) pada Kamis (11/9) menyampaikan akan mempertahankan perkiraannya terkait pertumbuhan permintaan minyak global pada 2025 dan 2026.

OPEC memproyeksikan permintaan akan meningkat sekitar 1,3 juta bph (yoy) pada 2025 dan 1,4 juta bph pada 2026. Kedua proyeksi tersebut tidak mengalami perubahan dari perkiraan pada bulan sebelumnya.
Dalam laporan pasar minyak bulanan terbarunya, OPEC memproyeksikan permintaan akan meningkat sekitar 1,3 juta barel per hari (bph) secara tahunan (year-on-year/yoy) pada 2025 dan 1,4 juta bph pada 2026. Kedua proyeksi tersebut tidak mengalami perubahan dari perkiraan pada bulan sebelumnya.
Permintaan minyak dalam Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development/OECD) diperkirakan meningkat sekitar 100.000 bph (yoy), sementara permintaan di negara non-OECD diperkirakan akan bertambah sekitar 1,2 juta bph, yang sebagian besar didorong oleh negara-negara Asia lainnya, China, dan India, sedangkan kawasan lainnya juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, urai laporan tersebut.
Mengutip kuatnya momentum pada paruh pertama 2025, OPEC tetap mempertahankan proyeksinya terkait pertumbuhan ekonomi global yakni 3 persen untuk 2025 dan 3,1 persen untuk 2026.

 

 

Trump: Serangan drone ke Polandia "mungkin sebuah kekeliruan"

 

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (11/9) mengatakan bahwa dugaan serangan drone Rusia ke wilayah udara Polandia mungkin saja merupakan sebuah kekeliruan.

Presiden AS itu juga mengungkapkan rasa frustrasinya soal insiden tersebut.

"(Serangan) ini bisa saja merupakan sebuah kekeliruan, namun terlepas dari itu, saya tidak senang dengan apa pun yang berkaitan dengan situasi tersebut secara keseluruhan," kata Trump kepada awak media.

"Saya tidak menyukainya. Semoga ini akan segera berakhir," katanya.

"Ada apa dengan Rusia yang melanggar wilayah udara Polandia dengan drone? Ini dia!" tulis Trump di platform Truth Social pada Rabu (10/9) dalam tanggapan pertamanya mengenai insiden tersebut.

Pernyataannya sejauh ini berbeda dengan pernyataan keras dari para pemimpin Eropa, yang sebagian menuduh Rusia melakukan serangan drone yang disengaja untuk menguji kesiapan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).

Rusia telah membantah tuduhan yang dilontarkan oleh Polandia, Uni Eropa (UE), dan NATO bahwa pihaknya meluncurkan drone tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya tidak memiliki target serangan yang berlokasi di Polandia. Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan UE dan NATO menuduh Rusia melakukan provokasi setiap hari tanpa bukti.

Militer Polandia menembak jatuh sejumlah drone di langit Polandia setelah wilayah udaranya berulang kali dilanggar dalam semalam dari Selasa (9/9) hingga Rabu, menurut sebuah pernyataan dari Komando Operasional Angkatan Bersenjata Polandia.

Perdana Menteri Polandia Donald Tusk telah menggunakan Pasal 4 Pakta Atlantik Utara, meminta konsultasi dengan para sekutu NATO terkait ancaman terhadap keamanan nasional.

Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte pada Rabu mengatakan NATO akan terus memantau situasi di wilayah timur, dengan sistem pertahanan udaranya yang terus bersiaga.

 

PBB: Serangan Israel di Qatar berpotensi buka babak baru konflik Gaza

 

Wakil Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Politik dan Pembangunan Perdamaian Rosemary DiCarlo mengatakan bahwa serangan Israel terhadap Qatar berpotensi membuka babak baru yang berbahaya dalam konflik Gaza, yang secara serius mengancam perdamaian dan stabilitas regional.

"Serangan udara Israel di Doha, Qatar, pada Selasa (9/9) mengejutkan dunia. Insiden itu merupakan eskalasi yang mengkhawatirkan, terutama karena serangan tersebut menargetkan individu-individu yang dilaporkan berkumpul guna membahas proposal terbaru Amerika Serikat (AS) untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza," kata DiCarlo kepada Dewan Keamanan PBB dalam sebuah taklimat.

DiCarlo mengatakan bahwa kedaulatan dan integritas teritorial negara mana pun, termasuk Qatar, yang merupakan salah satu mitra penting dalam memajukan perdamaian dan resolusi konflik, harus dihormati.

Dia mengatakan Qatar bersama dengan Mesir dan AS telah bekerja secara intensif untuk memediasikan gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza, upaya yang bertujuan untuk mengakhiri penderitaan dan membuka jalan menuju perdamaian.

"Kami sangat berterima kasih atas komitmen Qatar yang teguh dan diplomasi yang konstruktif. Semua pihak harus bertindak untuk mempertahankan upaya-upaya ini," ujarnya.

DiCarlo menilai sangat disesalkan tindakan Israel itu terjadi pada saat konsultasi yang sedang berlangsung dengan kedua belah pihak. Karena setiap tindakan yang melemahkan upaya mediasi dan dialog akan melemahkan kepercayaan terhadap mekanisme yang dipercayai dunia untuk menyelesaikan konflik.

"Menjaga integritas jalur negosiasi dan mediasi sangat penting untuk menumbuhkan kepercayaan yang dibutuhkan oleh para pihak untuk terlibat dalam dialog yang bermakna. Hal ini juga penting untuk menjaga norma-norma yang mendukung diplomasi dan penciptaan perdamaian," ujarnya.

Menurut dia, solusi berjangka panjang dan adil bagi krisis di Timur Tengah tidak akan lahir dari eskalasi kekerasan dan pertempuran. Dia juga menyerukan kepada semua pemangku kepentingan untuk menahan diri pada saat yang sensitif ini dan berkomitmen kembali pada diplomasi.

"Urgensi gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza tidak pernah sebesar ini. Capai kesepakatan. Bebaskan para sandera. Akhiri penderitaan rakyat Gaza," katanya.

 

Akankah Serangan Israel di Qatar Luapkan Perang di Timur Tengah?

 

Sejauh ini, respons Qatar terhadap serangan Israel terhadap sebuah gedung di ibu kota Doha, pada Selasa (9/9), masih terbatas pada kecaman verbal.
Insiden itu menewaskan lima pemimpin politik berpangkat rendah kelompok militan Hamas serta seorang petugas keamanan lokal.

Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, mengecam serangan tersebut dan menyatakan negaranya menuntut Israel "bertanggung jawab atas segala konsekuensi."


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut serangan itu "sepenuhnya dibenarkan" mengingat Hamas merupakan dalang serangan teror pada 7 Oktober 2023 di Israel yang menewaskan lebih dari 1.200 orang dan membuat sekitar 250 orang disandera.

Netanyahu juga mengaitkan hal itu dengan penembakan di Yerusalem Timur yang diduduki, yang menewaskan enam orang pada Senin (8/9) yang diklaim Hamas.

Sementara itu, Hamas — kelompok militan Islam yang dikategorikan sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS dan Uni Eropa, hanya mengonfirmasi bahwa Himam al-Hayya, putra negosiator utama Hamas Khalil al-Hayya, turut tewas.

Menurut kantor berita AFP, Khalil al-Hayya dan pemimpin Hamas di luar negeri Khaled Meshaal juga berada di gedung yang menjadi target. Sejauh ini, keduanya belum bisa dihubungi oleh media Prancis tersebut.

Diplomasi atau eskalasi militer?
"Serangan ini adalah alarm bagi seluruh kawasan, di mana batas-batas kemitraan dan aliansi tradisional sedang didefinisikan ulang," ujar Sanam Vakil, Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di lembaga kajian Chatham House yang berbasis di London, kepada DW.

"Negara-negara Teluk tahu bahwa kemitraan mereka dengan Amerika Serikat (sekutu terkuat Israel, red.) penting secara ekonomi maupun keamanan, jadi sulit membayangkan adanya perpecahan segera," tambahnya.

Hugh Lovatt, peneliti di European Council on Foreign Relations, meragukan situasi saat ini akan berkembang menjadi konflik langsung antara Qatar dan Israel.

"Qatar sama sekali tidak akan membalas secara militer," katanya kepada DW. Dia berspekulasi Qatar bisa menggunakan dana kekayaan negara untuk menekan secara ekonomi.

Pandangan serupa disampaikan Neil Quilliam, pakar hubungan luar negeri di firma konsultan Azure Strategy yang berbasis di London.

"Qatar tidak siap untuk meningkatkan eskalasi," ujarnya. "Pembalasan dengan senjata hanya akan mengundang respons Israel dengan kekuatan lebih besar, dan keyakinan Doha terhadap perlindungan AS pasti terguncang saat ini."

Qatar dan AS, yang merupakan sekutu utama Israel sekaligus pendukung kuat perang Israel di Gaza, juga memiliki aliansi strategis. Qatar menampung pangkalan militer terbesar AS di kawasan dan menggunakan sistem pertahanan udara buatan AS.

Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada media AS bahwa dirinya "tidak senang" dengan serangan tersebut. Dalam sebuah unggahan di media sosial, dia menyebut tidak diberi tahu sebelumnya mengenai serangan di Qatar. "Ini keputusan Perdana Menteri Netanyahu; bukan keputusan saya," tulisnya.

"Saya memandang Qatar sebagai sekutu dan sahabat dekat AS, dan sangat menyesalkan lokasi serangan itu," lanjut Trump, seraya menekankan bahwa menurutnya mengeliminasi Hamas tetap merupakan "tujuan yang pantas."

Apakah negosiasi Gaza terancam?
Serangan Israel di Doha juga dikhawatirkan mengganggu putaran terbaru perundingan mengenai gencatan senjata di Gaza serta kemungkinan pembebasan sandera Hamas setelah hampir dua tahun perang.

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman mengatakan kepada wartawan bahwa pihaknya tidak gentar akibat serangan itu.

"Qatar tidak pernah berhenti berupaya menghentikan perang ini dan akan melakukan apa pun untuk menghentikan perang, menghentikan permusuhan di Gaza," ujarnya, menambahkan bahwa mediasi "akan berlanjut, dan tidak ada yang akan menghalangi kami untuk terus memainkan peran ini."

Posisi Qatar sebagai mediator utama antara Israel dan Hamas berakar dari hubungan uniknya dengan kedua pihak.

Menurut Quilliam, "Qatar benar-benar mediator luar biasa di kawasan ketika menyangkut Israel."

Peran ini kian menonjol sejak 2012, ketika pimpinan politik Hamas pindah dari Suriah ke Doha. Saat itu, Washington ingin mencegah Hamas berpindah ke Iran — pendukung kuat kelompok militan itu yang juga menentang Israel dan AS. Di Doha, menurut asumsi Washington, Hamas akan lebih mudah diawasi.

Quilliam menyebut hubungan Qatar dengan Hamas sebagai hubungan kerja. "Qatar lebih condong pada ekspresi Islam politik di kawasan," katanya. Negara tetangga seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab lebih vokal menentang kelompok Islamis.

Dia menambahkan, Qatar juga merupakan pengkritik keras Israel, berbeda dengan negara lain di kawasan, seperti Bahrain atau Uni Emirat Arab yang menjalin hubungan diplomatik dengan Israel melalui Abraham Accords yang ditengahi AS pada 2020.

Namun, dia menekankan bahwa meskipun Qatar menghormati Hamas sebagai gerakan politik dan perlawanan, Doha tidak pernah secara terbuka mendukung kontrol penuh Hamas atas Gaza.

Sikap Qatar secara umum dihargai Israel, yang telah menumbuhkan kepercayaan pada kemampuan mediasi Qatar. Meski demikian, Qatar dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik formal, namun tetap menjalin hubungan pragmatis sejak 1990-an.

Bagi pemerintahan Netanyahu, mempertahankan Qatar di meja perundingan sangat penting mengingat meningkatnya tekanan dari dalam Israel maupun luar negeri untuk mengakhiri perang di Gaza yang dipicu serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Sejak saat itu, lebih dari 64.500 warga Palestina telah tewas menurut angka yang belum terverifikasi tetapi dianggap kredibel dari Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas. Sekitar 50 sandera masih ditahan Hamas, dengan hanya 20 yang diyakini masih hidup.

 

 

Hamas Tuduh AS Terlibat dalam Serangan Israel ke Pejabatnya di Qatar

 

Kelompok Hamas menuduh Amerika Serikat (AS) terlibat dalam serangan mematikan Israel terhadap para pejabat dan negosiatornya di Qatar. Hamas menyebut serangan Tel Aviv itu sebagai "pembunuhan terhadap seluruh proses negosiasi".
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, menuding Israel, dengan serangannya di Qatar, berupaya menggagalkan perundingan gencatan senjata Gaza yang kembali dilanjutkan beberapa pekan terakhir.

Serangan udara Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap wilayah Qatar pada Selasa (9/9) waktu setempat, mengirimkan gelombang kejut ke seluruh wilayah yang telah lama terlindungi dan menghentikan perundingan gencatan senjata Gaza yang sudah tersendat.

"Kejahatan ini adalah ... pembunuhan terhadap seluruh proses negosiasi dan penargetan yang disengaja terhadap peran saudara-saudara kita yang melakukan mediasi di Qatar dan Mesir," kata seorang pejabat Hamas, Fawzi Barhoum, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (12/9/2025).

Barhoum menuding AS, sekutu dekat Israel, sebagai "kaki tangan penuh" dalam serangan Tel Aviv yang menargetkan para pejabat senior Hamas di Qatar tersebut.

Gedung Putih sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Donald Trump tidak setuju dengan keputusan Israel untuk mengambil tindakan militer di wilayah Qatar, sekutu AS di Timur Tengah.

Trump mengatakan dirinya tidak diberitahu lebih awal oleh Tel Aviv, dan ketika mendengar rencana serangan dalam waktu dekat, dia meminta utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, untuk segera memperingatkan Qatar -- namun serangan tersebut sudah terlanjut dimulai oleh Israel.


Militer Israel mengklaim serangannya menargetkan para pemimpin senior Hamas di Doha, ibu kota Qatar. Namun Hamas mengatakan bahwa para pejabat tingginya berhasil selamat dari serangan Tel Aviv.

Diungkapkan Hamas bahwa lima anggotanya tewas, yang terdiri atas Hamam yang merupakan putra negosiator utama Hamas Khalil al-Hayya, kemudian Jihad Labad yang merupakan direktur kantor al-Hayya, dan tiga pengawal Hamas, yakni Ahmad Mamlouk, Abdallah Abdelwahd, dan Mumen Hassoun.

Otoritas Qatar menambahkan bahwa salah kopral militer Badr Saad Mohammed al-Humaidi al-Dosari juga tewas dalam serangan Israel.

Barhoum, dalam pernyataannya, menyebut istri dan menantu al-Hayya, serta cucu-cucu mereka, mengalami luka-luka dalam serangan yang menargetkan kompleks tempat tinggal sang negosiator utama Hamas tersebut.

Netanyahu Desak Qatar Usir Hamas: Jika Tidak, Kami Akan Melakukannya!
Dalam wawancara dengan CNN pada Rabu (10/9), Perdana Menteri (PM) Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan dirinya tidak dapat memastikan nasib al-Hayya usai serangan Israel tersebut. Sosok al-Hayya tidak terlihat saat pemakaman para korban tewas, termasuk putranya, digelar di Doha.

Pemakaman itu digelar dengan pengamanan ketat di sekeliling masjid yang menjadi tempat digelarnya salat jenazah. Para pemimpin Qatar, termasuk Al Thani, tampak bergabung dengan para pelayat.

Tayangan langsung dari televisi lokal Qatar menunjukkan satu peti mati diselimuti bendera nasional Qatar dan lima peti mati lainnya diselimuti bendera Palestina.

Kementerian Dalam Negeri Qatar, secara terpisah, mengatakan bahwa jenazah para korban tewas akan dimakamkan di Pemakaman Mesaimeer setelah seremoni pemakaman digelar di Masjid Sheikh Mohammed bin Abdul Wahhab.

 

 

 

 

Share this Post