News Komoditi & Global ( Selasa, 22 Juli 2025 )
News Komoditi & Global
( Selasa, 22 Juli 2025 )
Harga Emas Global Melesat Imbas Pelemahan Dolar dan Yield Obligasi AS
Harga emas naik lebih dari 1% dan menyentuh level tertinggi dalam lima pekan seiring dengan pelemahan dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah AS di tengah ketidakpastian menjelang tenggat waktu tarif impor Presiden Donald Trump pada 1 Agustus 2025. Melansir Reuters pada Selasa (22/7/2025), harga emas di pasar spot tercatat naik 1,4% ke level US$3.397,06 per troy ounce, menyentuh level tertinggi sejak 17 Juni. Sementara itu, harga emas berjangka AS menguat 1,43% ke posisi US$3.406,40 per troy ounce. Indeks dolar AS turun 0,6%, membuat emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya. Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga turun ke level terendah dalam lebih dari sepekan. “Menjelang tenggat 1 Agustus, pasar diliputi ketidakpastian, dan hal ini memberikan dukungan pada harga emas,” ujar David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures. Sementara itu, Uni Eropa tengah mengeksplorasi serangkaian langkah balasan yang lebih luas terhadap AS, menyusul meredupnya prospek tercapainya kesepakatan dagang yang memuaskan dengan Washington, menurut keterangan sejumlah diplomat Uni Eropa. Dari sisi kebijakan moneter, pelaku pasar saat ini memperkirakan sekitar 59% kemungkinan The Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September, menurut alat pemantau CME FedWatch Tool. BACA JUGA Arah Harga Emas Jelang Rapat FOMC The Fed Juli 2025, Gubernur Waller Dorong Suku Bunga Acuan Turun Harga Emas Antam Hari Ini Stagnan, Termurah Mulai Rp1,01 Juta Prabowo Sebut Program MBG jadi Sorotan Internasional: Belum Ada yang Semasif Kita Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan bahwa seluruh institusi Federal Reserve perlu ditinjau ulang secara menyeluruh. David Meger menambahkan bahwa spekulasi pemangkasan suku bunga AS yang lebih cepat dari perkiraan turut diperkuat oleh rumor mengenai potensi penggantian Ketua The Fed Jerome Powell serta restrukturisasi lembaga tersebut, yang menambah kekhawatiran di pasar. Sebagai aset lindung nilai terhadap ketidakpastian, emas cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah. Data terbaru menunjukkan bahwa China, konsumen emas terbesar dunia, mengimpor 63 metrik ton emas pada bulan lalu—terendah sejak Januari. Sementara itu, impor platinum China pada Juni turun 6,1% dibandingkan bulan sebelumnya. Adapun harga perak spot naik 2,1% ke US$38,99 per troy ounce, platinum menguat 1,4% ke US$1.440,75, dan palladium juga naik 2,1% ke US$1.266,04.
Sanksi Baru Uni Eropa Tak Ganggu Pasokan, Harga Minyak Dunia Turun Tipis
Harga minyak turun tipis seiring dengan penilaian investor bahwa paket sanksi terbaru Uni Eropa terhadap minyak Rusia akan berdampak minim terhadap pasokan global. Namun, pelemahan harga tertahan oleh kekhawatiran pasar terhadap potensi penurunan pasokan solar. Melansir Reuters pada Selasa (22/7/2025), harga minyak jenis Brent turun 7 sen atau 0,1% menjadi US$69,21 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 14 sen atau 0,2% ke level US$67,20 per barel. Pada Jumat (18/7/2025) pekan lalu, Uni Eropa mengesahkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia terkait invasi ke Ukraina. Paket tersebut mencakup sanksi terhadap Nayara Energy, perusahaan India yang mengekspor produk olahan dari minyak mentah Rusia. “Pasar saat ini memperkirakan pasokan masih akan tetap mengalir ke pasar dalam bentuk apa pun. Tidak ada kekhawatiran yang terlalu besar,” ujar John Kilduff, mitra di Again Capital, New York. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, sebelumnya mengatakan bahwa Rusia telah memiliki ketahanan tertentu terhadap sanksi-sanksi Barat. Sanksi dari Uni Eropa ini menyusul ancaman Presiden AS Donald Trump pekan lalu yang menyatakan akan menjatuhkan sanksi terhadap negara-negara pembeli ekspor Rusia jika Moskow tidak menyepakati kesepakatan damai dalam 50 hari ke depan. Analis ING menyebutkan, salah satu elemen sanksi yang berpotensi berdampak adalah larangan impor produk olahan dari minyak Rusia yang diproses di negara ketiga. Namun, implementasi dan pengawasan atas kebijakan tersebut dinilai akan menjadi tantangan tersendiri. Kekhawatiran investor atas pasokan solar menjadi salah satu faktor yang menahan pelemahan harga minyak pada perdagangan Senin. Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group menjelaskan, seiring berjalannya hari, selisih harga (crack spread) solar menguat, menandakan bahwa pasar mulai memperhitungkan risiko gangguan pasokan diesel dari sanksi terhadap Rusia. "Ini memberikan dukungan pada harga minyak hari ini,” katanya. Data menunjukkan bahwa premi kontrak gasoil rendah sulfur terhadap minyak Brent ditutup di level US$26,31, naik sekitar 3% dan menjadi yang tertinggi sejak Februari 2024. “Kita masih punya sedikit ruang fleksibilitas untuk minyak mentah, karena barel bisa dialihkan. Tapi untuk solar, jauh lebih sulit karena pasokannya sudah ketat,” tambah Flynn. Sementara itu, Iran—produsen minyak lain yang dikenai sanksi—dijadwalkan menggelar perundingan nuklir dengan Inggris, Prancis, dan Jerman di Istanbul pada Jumat mendatang, menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran. Hal ini terjadi setelah tiga negara Eropa tersebut memperingatkan bahwa kegagalan melanjutkan negosiasi akan memicu diberlakukannya kembali sanksi internasional terhadap Teheran. Di Amerika Serikat, jumlah rig minyak yang beroperasi turun sebanyak dua unit menjadi 422 pada pekan lalu, posisi terendah sejak September 2021, menurut data Baker Hughes. Analis StoneX, Alex Hodes menuturkan, aktivitas pengeboran minyak diperkirakan akan tetap rendah hingga akhir tahun. Namun, dia menambahkan harga saat ini masih belum cukup rendah untuk memicu penurunan besar dalam investasi sektor hulu. Adapun tarif impor AS terhadap produk Uni Eropa dijadwalkan berlaku mulai 1 Agustus mendatang. Meski demikian, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pada Minggu lalu bahwa dirinya optimistis dapat mencapai kesepakatan dagang dengan blok tersebut. Kilduff dari Again Capital menilai bahwa kebijakan tarif AS bisa menjadi faktor negatif bagi permintaan minyak dan aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Namun, menurut analis pasar IG Tony Sycamore, data inventori minyak AS yang menunjukkan penurunan pasokan bisa menjadi penopang harga dalam waktu dekat.
Wall Street Mixed, S&P 500 dan Nasdaq Catat Rekor Tertinggi Terangkat Saham Alphabet
Indeks utama Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Senin (21/7), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor tertinggi terangkat oleh kenaikan saham Alphabet dan saham-saham megacap lainnya.
Sementara itu, investor bertaruh pada potensi kesepakatan perdagangan untuk mengurangi dampak ekonomi dari tarif global pemerintahan Trump.
Mengutip Reuters, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,14% ke level 6.305,60 poin. Indeks Nasdaq menguat 0,38% ke level 20.974,18 poin, sementara Dow Jones Industrial Average turun 0,04% ke level 44.323,07.
Tujuh dari 11 indeks sektor S&P 500 menguat, dipimpin oleh sektor jasa komunikasi yang naik 1,9%, diikuti oleh kenaikan 0,6% pada sektor barang konsumsi diskresioner.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 19,7 miliar saham dengan rata-rata 17,7 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Saham induk perusahaan Google, Alphabet, menguat 2,7% menjelang laporan kuartalnya pada hari Rabu. Perusahaan ini dan Tesla, yang juga akan melaporkan kinerja keuangannya pada hari Rabu, memulai periode pendapatan perusahaan Magnificent Seven, dan hasil mereka dapat menjadi acuan bagi perusahaan-perusahaan besar lainnya yang akan melaporkan kinerja keuangan mereka dalam beberapa hari ke depan.
Saham Tesla turun 0,35%, sementara Apple naik 0,62% dan Amazon naik 1,43%, keduanya mengangkat indeks S&P 500 dan Nasdaq.
Saham Verizon menguat lebih dari 4% setelah perusahaan telekomunikasi tersebut meningkatkan proyeksi laba tahunannya.
Rata-rata, analis memperkirakan perusahaan-perusahaan S&P 500 akan melaporkan peningkatan laba sebesar 6,7% untuk kuartal kedua, dengan perusahaan-perusahaan Big Tech menjadi pendorong utama kenaikan tersebut, menurut LSEG I/B/E/S.
"Sejauh ini, perusahaan-perusahaan yang telah melaporkan, secara umum, telah memenuhi atau bahkan melampaui panduan dari kuartal sebelumnya, dan kami belum melihat adanya penurunan baik dalam laba perusahaan maupun belanja konsumen," kata Tom Hainlin, ahli strategi investasi nasional di U.S. Bank Wealth Management di Minneapolis.
Dengan semakin dekatnya batas waktu tarif Presiden AS Donald Trump pada 1 Agustus, indeks S&P 500 naik sekitar 8% tahun ini. Investor bertaruh bahwa kerugian ekonomi akibat tarif akan lebih kecil dari yang dikhawatirkan.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pada hari Minggu bahwa ia yakin Amerika Serikat dapat mengamankan kesepakatan perdagangan dengan Uni Eropa, bahkan ketika anggota Uni Eropa menjajaki kemungkinan tindakan balasan terhadap Amerika Serikat.
Trump mengancam tarif 30% untuk impor dari Meksiko dan Uni Eropa, dan mengirimkan surat kepada mitra dagang lainnya, termasuk Kanada, Jepang, dan Brasil, yang menetapkan tarif berkisar antara 20% hingga 50%.
Kini fokus investor tertuju pada dampak ketidakpastian tarif terhadap perekonomian AS. Investor akan mencermati data klaim pengangguran dan laporan aktivitas bisnis bulan Juli, yang akan dirilis pada hari Kamis.
Mereka juga akan menyaksikan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Selasa untuk mendapatkan petunjuk tentang kapan The Fed akan memangkas suku bunga, terutama setelah sinyal inflasi yang beragam pekan lalu.
Para pedagang sebagian besar telah mengesampingkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan Juli, dan mereka sekarang melihat peluang lebih dari 50% The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan bulan September, menurut perangkat FedWatch CME Group.
Donald Trump Diprediksi Bakal Bertemu Xi Jinping Oktober Mendatang
Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan mengunjungi Tiongkok sebelum menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) antara 30 Oktober dan 1 November. Atau, Trump dapat bertemu dengan pemimpin Tiongkok Xi Jinping di sela-sela acara APEC di Korea Selatan.
Kabar ini diberitakan South China Morning Post pada Minggu (20/7/2025) mengutip berbagai sumber.
Melansir Reuters, kedua negara telah berupaya untuk merundingkan akhir dari perang tarif yang semakin memanas dan telah mengganggu perdagangan global serta rantai pasokan.
Menurut seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut, kedua belah pihak telah membahas kemungkinan pertemuan antara para pemimpin di kawasan tersebut tahun ini, tetapi mereka belum mengonfirmasi tanggal atau lokasi.
Trump telah berupaya mengenakan tarif kepada importir AS untuk hampir semua barang asing, yang menurutnya akan merangsang manufaktur dalam negeri dan yang menurut para kritikus akan membuat banyak barang konsumsi menjadi lebih mahal bagi warga Amerika.
Ia telah menyerukan tarif dasar universal sebesar 10% untuk barang-barang yang diimpor dari semua negara, dengan tarif yang lebih tinggi untuk impor dari negara-negara yang paling "bermasalah", termasuk Tiongkok: impor dari sana sekarang memiliki tarif tertinggi sebesar 55%.
Trump telah menetapkan batas waktu 12 Agustus bagi AS dan Tiongkok untuk mencapai kesepakatan tarif berkelanjutan.
Seorang juru bicara Trump tidak menanggapi permintaan komentar mengenai rencana pertemuan dengan Xi yang dilaporkan pada musim gugur.
Pertemuan tingkat tinggi terakhir kedua negara terjadi pada 11 Juli, ketika Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi melakukan apa yang keduanya gambarkan sebagai pertemuan yang produktif dan positif di Malaysia tentang bagaimana negosiasi perdagangan harus dilanjutkan.
Rubio mengatakan saat itu bahwa Trump telah diundang ke Tiongkok untuk bertemu dengan Xi, dan mengatakan bahwa kedua pemimpin menginginkan hal itu terjadi.
Pada hari Jumat, Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao mengatakan Tiongkok ingin mengembalikan hubungan dagangnya dengan AS ke posisi yang stabil dan pembicaraan baru-baru ini di Eropa menunjukkan tidak perlu ada perang tarif.
China Tahan Suku Bunga Acuan, Sesuai Perkiraan Pasar
China mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya tetap pada level yang sama pada Senin (21/7), sesuai dengan ekspektasi pasar, setelah data ekonomi kuartal II menunjukkan hasil yang sedikit lebih baik dari perkiraan.
Suku bunga pinjaman acuan (loan prime rate/LPR) tenor satu tahun tetap di level 3,0%, sementara LPR tenor lima tahun tidak berubah di 3,5%.
Sebagian besar pinjaman baru dan berjalan di China mengacu pada LPR satu tahun, sedangkan LPR lima tahun menjadi patokan dalam penetapan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Dalam survei Reuters terhadap 20 pelaku pasar pekan lalu, seluruh responden memperkirakan tidak akan ada perubahan pada kedua tingkat suku bunga tersebut.
Ekonomi China tumbuh lebih baik dari perkiraan pada kuartal kedua 2025, menunjukkan ketahanan terhadap tekanan tarif dari Amerika Serikat (AS).
Namun, para analis memperingatkan bahwa lemahnya permintaan domestik dan meningkatnya risiko perdagangan global akan terus menekan pemerintah Beijing untuk meluncurkan stimulus tambahan.
Israel Tembaki Kerumunan Warga Kelaparan di Gaza, 92 Tewas
Pasukan Israel sepanjang Ahad melakukan pembunuhan keji terhadap hampir seratus warga Gaza kelaparan yang mencoba mendapatkan bantuan dari PBB untuk bertahan hidup. Pembantaian di penyeberangan Zikim itu sejauh ini yang paling brutal terhadap pencari bantuan di Gaza.
Hingga Ahad malam waktu setempat, pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 115 warga Palestina di seluruh Gaza. Ini termasuk 92 orang yang ditembak mati ketika mencoba untuk mendapatkan makanan di penyeberangan Zikim di utara dan titik-titik bantuan di Rafah dan Khan Younis di selatan.
Merujuk Aljazirah, pembunuhan pada Ahad itu terjadi ketika pengepungan Israel yang terus berlanjut di Gaza memperburuk krisis kelaparan, dengan otoritas kesehatan di sana mengumumkan sedikitnya 19 kematian akibat kelaparan dalam satu hari terakhir.
Di Zikim, pasukan Israel menembak sedikitnya 79 warga Palestina, menurut sumber medis, ketika kerumunan besar berkumpul di sana dengan harapan mendapatkan tepung dari konvoi bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
The Associated Press mengutip Program Pangan Dunia PBB (WFP) mengatakan bahwa 25 truk berisi bantuan saat itu mencoba masuk untuk “masyarakat yang kelaparan” ketika bersirobok dengan kerumunan massa.
“Tak lama setelah melewati pos pemeriksaan terakhir ... konvoi tersebut bertemu dengan kerumunan besar warga sipil yang dengan cemas menunggu untuk mendapatkan pasokan makanan yang sangat dibutuhkan,” kata badan tersebut. “Ketika konvoi mendekat, kerumunan orang di sekitarnya ditembaki oleh tank-tank Israel, penembak jitu, dan tembakan-tembakan lainnya.”
Seorang pejabat PBB, yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak diizinkan untuk mengomentari insiden tersebut kepada media, mengatakan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan orang yang mencoba mengambil makanan dari konvoi tersebut.
Rekaman yang diambil oleh PBB dan dibagikan kepada AP menunjukkan orang-orang Palestina berlarian ketika tembakan otomatis terdengar. "Tiba-tiba, tank-tank menyerbu dan mengepung kami dengan tembakan dan serangan bertubi-tubi. Kami terjebak selama sekitar dua jam," kata Ehab Al-Zei, yang sedang menunggu tepung dan mengatakan bahwa dia belum makan roti selama 15 hari.
Ia berbicara di tengah hiruk-pikuk orang-orang yang membawa korban tewas dan terluka. "Saya tidak akan pernah kembali lagi. Biarlah kami mati kelaparan, itu lebih baik." Nafiz Al-Najjar, yang terluka, mengatakan bahwa tank dan pesawat tak berawak menargetkan orang-orang “secara acak” dan dia melihat sepupunya dan yang lainnya ditembak mati.
Sembilan orang lainnya terbunuh di dekat titik bantuan di Rafah, di mana 36 orang lainnya kehilangan nyawa hanya 24 jam sebelumnya. Empat orang lainnya terbunuh di dekat titik bantuan kedua di Khan Younis, menurut Pertahanan Sipil Palestina.
Rizeq Betaar, seorang pria Palestina yang selamat dari serangan di Zikim, membantu membawa seorang korban muda ke rumah sakit. "Kami melihat pemuda ini tergeletak di tanah, dan kami yang menggendongnya dengan sepeda. Kami mencoba untuk menolongnya. Tapi tidak ada apa-apa," kata Betaar. "Tidak ada ambulans, tidak ada makanan, tidak ada kehidupan, tidak ada cara untuk hidup lagi. Kami hampir tidak bisa bertahan."
Korban selamat lainnya, Osama Marouf, juga membantu mengangkut seorang pria tua yang tertembak dan terluka. "Kami membawa orang tua ini dari Zikim. Dia pergi hanya untuk membeli tepung," kata Marouf. "Saya mencoba menyelamatkannya dengan sepeda - saya bahkan tidak menginginkan tepung itu lagi, dia seperti ayah saya, orang tua ini. Semoga Tuhan memberi saya kekuatan untuk berbuat baik. Dan semoga kesulitan ini tidak berlangsung lebih lama lagi."
Militer Israel mengakui serangan tersebut, dan mengatakan bahwa mereka telah menembakkan “tembakan peringatan untuk menghilangkan ancaman langsung terhadap pasukan” di Gaza utara. Namun, mereka tidak memberikan bukti atau rincian tentang ancaman yang dituduhkan. Militer kemudian membantah jumlah korban yang banyak.
WFP mengeluarkan sebuah pernyataan yang membantah pernyataan Israel, dan mengatakan bahwa para korban hanyalah orang-orang yang “mencoba mengakses makanan untuk memberi makan diri mereka sendiri dan keluarga mereka yang berada di ambang kelaparan”.
Kekerasan tersebut terjadi meskipun ada jaminan dari Israel bahwa kondisi operasional lembaga kemanusiaan di Gaza akan membaik, kata WFP, termasuk bahwa pasukan bersenjata tidak akan hadir atau terlibat di sepanjang rute konvoi.
"Krisis kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat keputusasaan yang baru. Orang-orang sekarat karena kurangnya bantuan kemanusiaan. Malnutrisi melonjak dengan 90.000 wanita dan anak-anak yang sangat membutuhkan perawatan. Hampir satu dari tiga orang tidak makan selama berhari-hari," WFP memperingatkan.
“Hanya peningkatan besar-besaran dalam distribusi bantuan pangan yang dapat menstabilkan situasi yang semakin memburuk ini, menenangkan kecemasan, dan membangun kembali kepercayaan di dalam masyarakat bahwa akan ada lebih banyak makanan yang datang,” tambahnya.
Populasi Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta orang Palestina berada dalam krisis kemanusiaan yang dahsyat, dan kini sangat bergantung pada bantuan terbatas yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut. Banyak orang telah mengungsi beberapa kali.
Ambulans di depan tiga rumah sakit besar di Gaza membunyikan alarm secara bersamaan pada Ahad sebagai seruan mendesak seiring dengan meningkatnya kelaparan. Kementerian Kesehatan mengunggah foto-foto di media sosial yang memperlihatkan para dokter memegang papan bertuliskan anak-anak yang mengalami kekurangan gizi dan kurangnya obat-obatan.
Serangan militer Israel ke Gaza dengan dalih membalas aksi pejuang Palestina sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 58.800 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaz. Lebih dari setengah korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.
Kementerian Kesehatan Gaza menggemakan peringatan tersebut, dengan mengatakan bahwa sedikitnya 19 warga Palestina meninggal karena kelaparan pada Ahad dan ratusan lainnya yang menderita malnutrisi dapat segera meninggal.
“Kami memperingatkan bahwa ratusan orang yang tubuhnya telah terbuang sia-sia berada dalam risiko kematian dalam waktu dekat karena kelaparan,” kata juru bicara kementerian tersebut.
Kementerian tersebut menambahkan bahwa setidaknya 71 anak telah meninggal karena kekurangan gizi sejak perang dimulai pada tahun 2023, sementara 60.000 lainnya menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi yang parah.
Aljazirah melaporkan dari Gaza tengah, mengatakan bahwa seorang bayi berusia 35 hari di Kota Gaza dan seorang anak berusia empat bulan di Deir el-Balah meninggal karena kekurangan gizi di Rumah Sakit Syuhada Al Aqsa. “Sang ibu menyentuh tubuhnya sambil berkata, ‘Maafkan aku, aku tidak bisa memberimu makan,’” kata koresponden Aljazirah.
"Para orang tua pergi ke tempat distribusi GHF (pusat bantuan skema AS-Israel) dengan risiko terbunuh atau membiarkan anak-anak mereka kelaparan. Kami bertemu dengan seorang ibu yang memberi anak-anaknya air hanya untuk mengisi perut mereka. Ia tidak mampu membeli tepung - dan ketika ia punya uang untuk membeli tepung, ia tidak bisa menemukan yang menjualnya."
Di Gaza selatan, pasukan Israel menewaskan sedikitnya 13 orang yang sedang menunggu makanan di dekat titik distribusi yang dijalankan oleh GHF yang didukung oleh Amerika Serikat. Pembunuhan ini membuat jumlah warga Palestina yang terbunuh di atau dekat lokasi GHF sejak Mei menjadi hampir 1.000 orang.
Ahmed Hassouna, yang sedang berusaha membawa makanan kembali dari lokasi bantuan GHF, mengatakan bahwa sebuah tank Israel “mendatangi kami dari samping”.
"Ada seorang pemuda yang bersama saya - dan mereka mulai menembakkan gas ke arah kami. Mereka membunuh kami dengan gas tersebut. Kami hampir tidak bisa bernapas, mereka membuat kami tercekik dengan gas tersebut," kata Hassouna kepada Aljazirah.
PBB dan lembaga-lembaga bantuan kemanusiaan telah lama mengecam GHF karena “mempersenjatai” bantuan di Gaza dan meminta Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan lainnya, yang telah diblokir untuk masuk ke daerah kantung tersebut.
Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan bahwa para staf di Gaza mengirimkan pesan-pesan yang menyedihkan mengenai kurangnya makanan.
"Semua buatan manusia, dalam impunitas total. Makanan hanya tersedia beberapa kilometer jauhnya," tulisnya di X, menambahkan bahwa UNRWA memiliki persediaan yang cukup di perbatasan untuk memberi makan Gaza selama tiga bulan. Namun Israel telah memblokir bantuan sejak 2 Maret lalu.
Kelaparan Gaza di Fase Mematikan, Anak-Anak Berguguran Setiap Hari
Kelaparan yang disebabkan blokade Israel di Jalur Gaza mencapai titik mematikan belakangan. Sekitar sejuta anak kini kelaparan dengan kematian mereka akibat malnutrisi akut dilaporkan nyaris tiap hari.
Yang terkini, seorang anak perempuan berusia empat tahun meninggal dunia akibat kekurangan gizi dan kelaparan parah di Jalur Gaza. Sumber medis di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah mengonfirmasi pada WAFA bahwa anak perempuan tersebut, yang diidentifikasi sebagai Razan Abu Zaher, meninggal dunia pada Ahad karena komplikasi yang timbul akibat malnutrisi akut.
Seorang bayi Palestina berusia 35 hari juga meninggal karena kekurangan gizi di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, kata direktur Muhammad Abu Salmiya kepada Aljazirah. Bayi yang tidak disebutkan namanya itu adalah salah satu dari dua orang yang meninggal karena kelaparan di fasilitas tersebut pada Sabtu.
Administrasi Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis melaporkan bahwa anak bernama Yahya Fadi Al-Najjar tiga bulan meninggal kemarin karena malnutrisi yang parah dan kurangnya susu dan pengganti susu. Anak tersebut tiba di rumah sakit dalam kondisi yang sangat kritis sebelum akhirnya meninggal dunia di ruang perawatan intensif.
Wartawan Palestina, Mohammed Abu Saada, juga dirawat di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza setelah kesehatannya memburuk karena kelaparan parah, menurut sumber medis.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa staf medis di sebagian besar rumah sakit di Jalur Gaza, serta pasien, belum makan selama 24 jam berturut-turut, mengancam runtuhnya kapasitas operasional fasilitas kesehatan dan meningkatkan risiko kematian di antara yang terluka dan sakit, yang bergantung pada perawatan medis yang berkelanjutan.
Aljazirah melansir, rumah sakit di seluruh Gaza saat ini sedang kewalahan, merawat ratusan pasien-baik anak-anak maupun orang dewasa-yang menderita kelelahan ekstrem dan penyakit yang berhubungan dengan kelaparan. Staf medis melaporkan bahwa sistem perawatan kesehatan berada di ambang kehancuran, dengan kekurangan tempat tidur rumah sakit, obat-obatan, dan pasokan penting.
Menurut petugas medis, sekitar 17.000 anak di Gaza menderita malnutrisi akut. Banyak dari mereka yang datang ke rumah sakit dengan gejala-gejala seperti keruntuhan fisik, kehilangan ingatan, dan kelelahan yang parah-konsekuensi langsung dari kelaparan yang berkepanjangan.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) sebelumnya telah memperingatkan akan adanya peningkatan tajam dalam kasus malnutrisi pada anak. Antara bulan Maret dan Juni, pusat-pusat kesehatan UNRWA melakukan hampir 74.000 pemeriksaan untuk anak-anak di bawah usia lima tahun. Pemeriksaan ini mengungkapkan sekitar 5.500 kasus malnutrisi akut yang parah dan lebih dari 800 diklasifikasikan sebagai yang paling kritis.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengkonfirmasi bahwa lebih dari 900 orang, termasuk 71 anak-anak, telah terbunuh karena kelaparan dan kekurangan gizi, selain 6.000 orang yang terluka di antara mereka yang mencari penghidupan sejak dimulainya perang pemusnahan Israel di Jalur Gaza.
Dalam pembantaian terbaru yang dilakukan oleh penjajah Israel, 54 warga Palestina, termasuk 51 orang pencari bantuan, tewas dan sekitar 60 orang lainnya terluka dalam pembantaian yang dilakukan oleh pasukan penjajah di sebelah barat laut Kota Gaza pada Ahad pagi.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan bahwa penjajah menggunakan kelaparan sebagai senjata di Jalur Gaza, dan menegaskan bahwa anak-anak sekarat karena kelaparan di depan kamera.
Kementerian mencatat bahwa kelaparan di Jalur Gaza telah mencapai tingkat bencana, dengan lebih dari dua juta orang menghadapi kelaparan di tengah berlanjutnya blokade makanan dan bantuan medis.
Kementerian menjelaskan bahwa praktik penjajah Zionis Israel yang mencegah pasokan obat-obatan telah menyebabkan runtuhnya situasi kesehatan di Jalur Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza mengeluarkan seruan mendesak, mendesak pihak berwenang terkait untuk menekan penjajah Israel agar mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza, dan menyatakan bahwa “dunia telah menutup telinga terhadap tangisan anak-anak yang kelaparan di Jalur Gaza.”
Direktur Jaringan LSM Gaza juga mengeluarkan seruan darurat, mengumumkan permohonan bantuan yang mendesak untuk sekitar 100 penyandang disabilitas di tempat penampungan di Deir al-Balah, di mana mereka hidup dalam kondisi yang memprihatinkan dengan kurangnya dukungan dan perawatan yang diperlukan.
Di lapangan, sumber-sumber di rumah sakit Gaza melaporkan bahwa puluhan warga Palestina syahid akibat tembakan tentara Israel sejak fajar pada hari Minggu. Lima puluh satu orang Palestina tewas dan puluhan pencari bantuan terluka oleh tembakan tentara Israel di barat laut Kota Gaza ketika mereka berusaha mencapai pusat distribusi bantuan di barat laut Kota Gaza, menurut sumber di Rumah Sakit Al-Shifa.
Di Rafah utara, Kompleks Medis Nasser melaporkan kematian dua warga Palestina dan luka-luka akibat tembakan langsung dari pasukan Israel di dekat pusat bantuan di daerah tersebut. Sementara itu, pasukan Israel terus menghancurkan rumah-rumah di lingkungan Shuja'iyya di timur Gaza, di tengah gencarnya tembakan artileri di distrik-distrik timur kota tersebut.
Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) telah memperingatkan bahwa lebih dari satu juta anak-anak di Gaza saat ini menderita kelaparan akibat blokade Israel yang sedang berlangsung.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Ahad, UNRWA menuduh pihak berwenang Israel dengan sengaja membuat warga sipil di Gaza kelaparan, termasuk sejumlah besar anak-anak.
Badan tersebut menyerukan pencabutan blokade segera dan akses kemanusiaan yang mendesak, menuntut masuknya makanan, obat-obatan, dan pasokan penting yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.
UNRWA lebih lanjut memperingatkan bahwa tingkat kekurangan gizi di antara anak-anak di bawah usia lima tahun telah meningkat tajam antara bulan Maret dan Juni tahun ini, yang secara langsung terkait dengan pengepungan yang diperketat di Jalur Gaza.
Menurut badan tersebut, pusat-pusat kesehatan dan titik-titik medis melakukan hampir 74.000 pemeriksaan malnutrisi selama periode ini. Pemeriksaan ini mengungkapkan sekitar 5.500 kasus malnutrisi akut yang parah dan lebih dari 800 kasus malnutrisi akut yang sangat parah.
UNRWA Desak Akses Masuk ke Gaza, Ribuan Ton Bantuan Masih Tertahan
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mendesak agar segera diizinkan masuk ke Gaza untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan. Ini mengingat cadangan bantuan yang dimiliki untuk wilayah kantong tersebut telah semakin menumpuk.
"UNRWA memiliki cukup makanan bagi seluruh populasi Gaza selama tiga bulan yang menumpuk di gudang penyimpanan—termasuk di Al Arish, Mesir—dan menunggu diizinkan masuk," menurut pernyataan badan tersebut di media sosial X, Sabtu.
Meski sudah siap dengan pasokan dan sistem logistik yang dimiliki, UNRWA menyatakan bahwa akses masuk bagi badan tersebut masih diblokir.
"Buka gerbangnya, akhiri pengepungan, izinkan UNRWA melakukan tugasnya dan menolong mereka yang membutuhkan, termasuk di antaranya satu juta anak-anak," demikian seruan langsung badan PBB tersebut dalam ujung pernyataannya.
Sudah hampir 59.000 warga Palestina di Gaza, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, tewas akibat agresi Zionis Israel.
Militer Zionis juga memblokade penuh akses bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 2 Maret lalu, sehingga memutus pasokan makanan, obat-obatan, dan bantuan lain bagi lebih dari dua juta warga Palestina di wilayah kantong tersebut.
Israel baru mengizinkan sedikit bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza pada akhir Mei, itu pun setelah menghadapi tekanan besar dari komunitas internasional. Namun demikian, Israel tidak memberikan akses bantuan tersebut kepada UNRWA.
Rezim Zionis justru menguasakan operasional pusat penyaluran bantuan kepada Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang kontroversial. Ratusan warga Gaza telah tewas menyusul insiden-insiden yang terjadi di pusat bantuan organisasi tersebut.
Sementara, seorang bayi Palestina meninggal karena kelaparan di Gaza ketika Israel mempertahankan blokade pasokan bantuan. Bayi berusia 35 hari itu meninggal karena kekurangan gizi di Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza, kata direktur Muhammad Abu Salmiya kepada Aljazirah. Bayi yang tidak disebutkan namanya itu adalah salah satu dari dua orang yang meninggal karena kelaparan di fasilitas tersebut pada hari Sabtu.
Kematian tersebut terjadi ketika Kementerian Kesehatan Gaza memperingatkan bahwa bangsal gawat darurat rumah sakit kewalahan dengan jumlah orang yang kelaparan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan para pejabat mengatakan bahwa 17.000 anak-anak di Gaza menderita kekurangan gizi yang parah.
Sementara itu, militer Israel terus menggempur Jalur Gaza, dengan sumber-sumber medis melaporkan bahwa sedikitnya 116 orang terbunuh di daerah kantong tersebut sejak subuh, termasuk 38 orang yang ditembak mati ketika sedang mencari makanan di tempat bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung oleh Amerika Serikat (AS).
Juru bicara badan pertahanan sipil Mahmud Bassal mengatakan bahwa kematian tersebut terjadi di dekat sebuah lokasi di barat daya Khan Yunis dan pusat lainnya di barat laut Rafah, keduanya di Gaza selatan, dan mengaitkan kematian tersebut dengan “tembakan Israel”.
Kementerian Kesehatan mengatakan hampir 900 warga Palestina telah terbunuh oleh pasukan Israel dan kontraktor militer swasta di dekat lokasi GHF yang berbahaya sejak yayasan tersebut mulai mendistribusikan bantuan pada akhir Mei lalu, dengan membuka empat titik yang menggantikan sekitar 400 titik yang dikelola oleh badan-badan dan badan-badan amal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Saksi mata Mohammed al-Khalidi mengatakan kepada Aljazirah bahwa tembakan yang dilepaskan ke arah para pencari bantuan pada hari Sabtu “dimaksudkan untuk membunuh”.
“Tiba-tiba, kami melihat jip-jip datang dari satu sisi dan tank-tank dari sisi lain, dan mereka mulai menembaki kami,” katanya. Saksi lain, Mohammed al-Barbary, yang sepupunya tewas dalam penembakan tersebut, mengatakan bahwa lokasi GHF adalah “jebakan maut”
10 Barang Ini Harganya Bakal Melonjak Gara-Gara Tarif Trump
Tarif impor AS pada tahun 2025 akan mengubah anggaran rumah tangga kelas menengah di Negeri Paman Sam itu.
Dengan tarif universal 10% untuk semua barang yang masuk ke negara tersebut, ditambah tarif yang lebih tinggi seperti 34% di Tiongkok dan 25% di Meksiko dan Kanada, pembelian sehari-hari akan jauh lebih mahal.
Satu-satunya pertanyaan yang tersisa adalah siapa yang akan membayar tarif dan siapa yang akan mengubah perilaku belanja dan konsumen mereka ke barang-barang domestik atau tidak membeli sama sekali.
Mengutip New Trader U, artikel ini membahas 10 pembelian barang oleh keluarga kelas menengah AS yang akan merasakan dampak terbesar akibat tarif. Apa saja?
1. Mobil dan Suku Cadang Mobil
Memiliki mobil adalah landasan kehidupan kelas menengah, dengan sebagian besar keluarga bergantung pada kendaraan untuk bekerja dan sekolah.
Tarif menaikkan biaya kelas menengah, apalagi dengan adanya tarif 25% untuk suku cadang mobil dari Meksiko dan Kanada mulai 2 April 2025, berlapis dengan tarif universal 10%.
2. Barang Elektronik (Ponsel Pintar, Laptop, TV)
Ponsel pintar dan TV merupakan barang pokok di rumah kelas menengah, penting untuk komunikasi, pekerjaan, dan hiburan. Tarif 34% untuk Tiongkok, tarif timbal balik hingga 34% untuk eksportir utama, dan tarif universal 10% menargetkan asal barang-barang ini.
Sebagian besar barang elektronik berasal dari Asia. Analis memperkirakan harga bisa naik 10% hingga 20%, yang berarti laptop seharga US$ 1.000 mungkin akan naik menjadi US$ 1.100 hingga US$ 1.200. iPhone dengan harga US$ 799 bisa naik menjadi US$ 959.
3. Pakaian dan Alas Kaki
Pakaian dan sepatu adalah pengeluaran yang tidak bisa dinegosiasikan bagi rumah tangga kelas menengah. Dengan tarif 34% untuk Tiongkok, 46% untuk Vietnam, 37% untuk Bangladesh, dan tarif universal 10%, biaya impor dari pemasok utama ini melonjak.
Toko-toko seperti Walmart dan Target, tempat keluarga berbelanja, akan membebankan biaya ini. Para ahli memperkirakan alas kaki saja bisa menambah US$ 6,4 miliar hingga US$ 10,7 miliar per tahun untuk pengeluaran AS.
Sepasang sepatu kets seharga US$ 50 mungkin naik menjadi US$ 57-US$ 60, yang akan meningkatkan anggaran belanja pakaian tahunan keluarga sebesar 5%-10%.
4. Hasil Bumi Segar (Alpukat, Sayuran, Buah)
Hasil bumi segar membuat dapur kelas menengah tetap beroperasi, mulai dari salad hingga makanan ringan. Meksiko, yang memasok 60% sayuran AS, menghadapi tarif sebesar 25%, yang sebagian tertunda untuk barang-barang USMCA hingga 2 April 2025.
Eksportir Amerika Latin seperti Brasil dan Kolombia melihat tarif universal sebesar 10%.
Hal ini mengganggu jalur pasokan yang terjangkau, dengan tagihan belanjaan diproyeksikan naik US$ 435 per keluarga setiap tahun dari impor Meksiko saja.
Alpukat seharga US$ 1,50 masing-masing bisa mencapai US$ 1,88, yang membuat makan sehat menjadi lebih mahal.
5. Biaya Bensin dan Energi
Mengemudi ke tempat kerja atau memanaskan rumah merupakan ciri kehidupan kelas menengah, terutama di daerah pinggiran kota yang luas. Kanada, yang menyediakan 40% minyak mentah AS, menghadapi tarif 10% untuk produk energi, berbeda dari 25% untuk barang lainnya. Hal ini memengaruhi stasiun pengisian bahan bakar dan utilitas, terutama di Midwest.
Proyeksi menunjukkan harga gas naik 10-40 sen per galon, dari sebelumnya US$ 3,50 menjadi US$ 3,90. Biaya pemanas tahunan dapat naik dari US$ 50 menjadi US$ 100 per rumah tangga.
Bagi keluarga yang harus mengatur perjalanan dan tagihan musim dingin, tarif ini menekan anggaran yang sudah ketat, sehingga memaksa mereka membuat pilihan yang sulit.
6. Perabotan
Perabotan rumah untuk keluarga kelas menengah sudah menjadi lebih mahal karena beberapa pengecer mengubah harga barang dagangan mereka berdasarkan biaya stok ulang di masa mendatang.
Tarif 34% untuk Tiongkok, 46% untuk Vietnam, dan tarif universal 10% menargetkan eksportir furnitur teratas mereka.
Akibatnya, harga diperkirakan naik 15-20%. Sofa seharga US$ 500 bisa naik harganya menjadi US$ 575 hingga US$ 600.
7. Peralatan Rumah Tangga (Mesin Cuci, Kulkas)
Peralatan seperti mesin cuci dan kulkas sangat penting bagi rumah tangga kelas menengah, menjaga kehidupan sehari-hari tetap lancar. Tarif 34% untuk Tiongkok, 25% untuk Meksiko, dan tarif universal 10% menaikkan biaya dari produsen utama ini.
Tarif sebelumnya pada tahun 2018 menaikkan harga mesin cuci sebesar US$ 86 per unit, dan sekarang para ahli memperkirakan kenaikan US$ 100 hingga US$ 200 per peralatan.
8. Bahan Bangunan (Kayu, Dinding Gipsum)
Perbaikan dan renovasi rumah merupakan hal yang standar bagi pemilik rumah kelas menengah yang ingin merawat atau memperbaiki properti mereka.
Kanada, yang memasok lebih dari 70% kayu AS, dan Meksiko, sumber utama gipsum, menghadapi tarif sebesar 25%.
Hal ini mendorong biaya konstruksi, dengan proyek-proyek yang berpotensi menelan biaya lebih dari US$ 1.200 masing-masing. Renovasi dapur seharga US$ 5.000 dapat membengkak hingga US$ 6.200.
9. Mainan dan Peralatan Olahraga
Hadiah berupa mainan dan perlengkapan olahraga menghadirkan kegembiraan dan aktivitas bagi anak-anak di keluarga kelas menengah. Tarif sebesar 34% untuk Tiongkok, pemasok utama, ditambah tarif universal sebesar 10%, menaikkan harga sebesar 10% hingga 15%.
Satu set Lego seharga US$ 50 mungkin naik menjadi US$ 57 atau US$ 58. Sementara Harga bola sepak bisa lebih mahal US$ 5.
Keluarga yang menghabiskan US$ 300 per tahun untuk barang-barang ini menghadapi tambahan biaya sebesar US$ 30 hingga US$ 45.
10. Kopi dan Cokelat
Kopi dan cokelat adalah kemewahan kecil yang dinikmati rumah tangga kelas menengah setiap hari. Tarif universal sebesar 10% untuk Brasil dan Kolombia, ditambah 21% untuk Pantai Gading untuk kakao, mendorong harga naik 5%-10%.
Sebungkus kopi seharga US$ 10 mungkin mencapai US$ 10,50 hingga US$ 11. Dengan 62% orang Amerika minum kopi setiap hari, kenaikan kecil ini berdampak pada anggaran.
Meskipun tidak sedrastis biaya mobil, kenaikan ini tetap menggerogoti kenyamanan dari kebiasaan minum kopi, sehingga menguji fleksibilitas finansial.
Gedung Putih Akhirnya Sadari Netanyahu 'Orang Gila yang Suka Main Bom'
Kegilaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akhirnya diakui oleh lingkaran dekat Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Mereka khawatir aksi main bom seenaknya yang dilakukan Netanyahu belakangan akan mengganggu agenda AS di Timur Tengah.
“Bibi seperti orang gila. Dia mengebom semuanya sepanjang waktu," kata seorang pejabat Gedung Putih kepada Axios, merujuk pada nama panggilan Netanyahu. “Hal ini dapat merusak apa yang Trump coba lakukan,” pejabat itu menambahkan.
Seorang pejabat senior AS kedua juga menunjuk pada penembakan sebuah gereja di Gaza pekan ini, yang membuat Presiden Trump menelepon Netanyahu dan meminta penjelasan. "Perasaannya adalah setiap hari ada sesuatu yang baru (yang dilakukan Israel). Apa-apaan ini!?"
Meskipun Trump tidak secara terbuka menanggapi serangan terhadap satu-satunya gereja Katolik di Gaza, ia mengadakan panggilan telepon dengan Netanyahu. Trump dilaporkan dengan marah menuntutnya untuk mengeluarkan pernyataan yang menyatakan penyesalan atas insiden tersebut, yang dilakukan oleh Netanyahu beberapa saat kemudian.
Seorang pejabat AS lainnya mengatakan bahwa ada keraguan yang berkembang di dalam pemerintahan Trump mengenai Netanyahu - sebuah perasaan bahwa jari telunjuknya terlalu gatal dan dia terlalu mengganggu. “Netanyahu seperti anak kecil yang tidak bisa diatur.”
Kegeraman ini menyusul kekhawatiran Gedung Putih dengan keputusan Netanyahu di Suriah. Pada Selasa pekan lalu, Israel mengebom konvoi tank-tank militer Suriah yang sedang dalam perjalanan menuju kota Sweida untuk menanggapi bentrokan kekerasan antara milisi Druze dan anggota suku Badui bersenjata, yang telah menewaskan lebih dari 700 orang pada Sabtu menurut Syrian Observatory for Human Rights.
Israel mengklaim bahwa konvoi tersebut menyeberang ke zona Suriah selatan yang mereka tuntut untuk didemiliterisasi, dan bahwa militer Suriah ikut serta dalam serangan-serangan terhadap kelompok minoritas Druze, yang dibantah oleh Suriah.
Utusan AS Tom Barrack meminta rekan-rekannya dari Israel pada Selasa untuk mundur demi tercapainya resolusi diplomatik, dan pihak Israel berkomitmen untuk melakukannya, menurut seorang pejabat AS. Namun, setelah jeda, Israel justru meningkatkan serangan. Pada Rabu, Israel menjatuhkan bom di markas besar militer Suriah dan di dekat istana kepresidenan.
"Pengeboman di Suriah mengejutkan presiden dan Gedung Putih. Presiden tidak suka menyalakan televisi dan melihat bom dijatuhkan di negara yang sedang mengupayakan perdamaian dan membuat pengumuman monumental untuk membantu pembangunan kembali," kata seorang pejabat AS.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mengatakan kepada Netanyahu dan timnya untuk berhenti pada Rabu. Netanyahu setuju untuk melakukannya sebagai imbalan atas penarikan militer Suriah dari Sweida.
Namun pada saat itu, beberapa negara termasuk Turki dan Arab Saudi telah menyampaikan pesan-pesan kemarahan kepada pemerintahan Trump tentang tindakan Israel, dan beberapa pejabat senior AS telah mengeluh secara langsung kepada Trump tentang Netanyahu. Di antara para pejabat tersebut adalah Tom Barrack dan utusan Gedung Putih Steve Witkoff. Keduanya adalah teman dekat Trump, menurut seorang pejabat AS.
Keyakinan umum di Gedung Putih adalah bahwa Netanyahu mengebom Suriah karena tekanan domestik dari kelompok minoritas Druze di Israel dan pertimbangan politik lainnya. "Agenda politik Bibi membuat dia kehilangan akal sehatnya. Ini akan menjadi kesalahan besar baginya dalam jangka panjang," kata seorang pejabat AS.
Seorang pejabat AS lainnya mengatakan bahwa kerusakan yang telah dilakukan oleh Israel terhadap posisi mereka di Gedung Putih selama seminggu terakhir ini tampaknya tidak akan membuahkan hasil. “Orang-orang Israel perlu mengeluarkan kepala mereka dari pantat mereka (istilah AS untuk melihat kenyataan,- Red) ,” kata pejabat itu.
Selain Suriah dan serangan terhadap gereja di Gaza, pembunuhan seorang warga Amerika keturunan Palestina, Saif Musallet, oleh sekelompok pemukim Israel akhir pekan lalu juga memicu reaksi keras dari pemerintahan Trump terhadap pemerintahan Netanyahu yang sangat propemukim ilegal Yahudi.
Duta Besar AS untuk Israel, Mike Huckabee, yang beberapa hari sebelumnya telah mengunjungi persidangan korupsi Netanyahu sebagai bentuk dukungan, merilis serangkaian pernyataan yang menyebut serangan itu sebagai “terorisme” dan menuntut jawaban.
Pada Sabtu, ia juga mengunjungi sebuah komunitas Kristen di Tepi Barat yang menjadi sasaran serangan pemukim. Huckabee, yang telah lama menjadi pendukung kuat Israel, juga mengkritik pemerintah Israel minggu ini karena mempersulit kaum evangelis Amerika untuk mendapatkan visa perjalanan.
Menurut Axios, para pembantu Trump menjadi semakin sadar dalam beberapa bulan terakhir akan pengaruh elemen-elemen supremasi Yahudi sayap kanan dalam koalisi Netanyahu terhadap kebijakannya. Dinamika ini juga semakin jelas terlihat pada gerakan MAGA yang lebih luas. Para pejabat AS yang berbicara dengan Axios memperingatkan bahwa keberuntungan Netanyahu, dan niat baik Trump, bisa habis.