News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 10 Juli 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Kamis,   10  Juli  2025  )

Harga Emas Global Menguat saat Pasar Mencium Pivot The Fed Tahun Depan, Imbal Hasil AS Menurun

 

Harga Emas mencatatkan kenaikan yang baik pada hari Rabu seiring dengan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, meskipun Greenback diperdagangkan dengan solid terhadap mata uang lainnya. Perkembangan perdagangan terus mendikte arah pasar, sementara risalah terbaru menunjukkan bahwa para pejabat masih mempertimbangkan penurunan suku bunga pada tahun 2025. Pada saat berita ini ditulis, XAU/USD diperdagangkan di $3.312, naik 0,31%.

Risalah The Fed menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat melihat penurunan suku bunga untuk suku bunga dana The Fed tahun ini sebagai hal yang tepat, sementara beberapa mempertimbangkan pengurangan pada bulan Juli, jika data berkembang sesuai harapan.

Gedung Putih terus memberikan tekanan kepada mitra dagang kecil dan besar, merilis batch terbaru surat kepada negara-negara seperti Filipina, Moldova, Aljazair, Irak, Libya, Brunei, dan Sri Lanka. Tarif ditetapkan sekitar 20% hingga 30% untuk negara-negara yang disebutkan.

Pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump menekankan bahwa ia akan menerapkan tarif tambahan 10% kepada negara-negara yang menyelaraskan diri dengan kebijakan anti-Amerika dari BRICS.

Data dari Chicago Board of Trade mengungkapkan bahwa para pelaku pasar mengincar 50 basis poin (bp) pelonggaran pada tahun 2025.

Intisari Penggerak Pasar Harian: Harga Emas melonjak saat Gedung Putih mengumumkan tranche surat lainnya

Tren naik Emas tetap utuh, karena tetap di atas support kuat di dekat $3.250.

Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkatkan logam kuning. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun enam basis poin menjadi 4,342%. Imbal hasil riil AS juga turun enam bp menjadi 1,992%. Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Greenback terhadap sekumpulan mata uang, datar di 97,51.

Risalah FOMC menunjukkan bahwa beberapa pejabat The Fed tidak melihat penurunan suku bunga pada tahun 2025, dengan alasan bahwa tekanan inflasi tetap tinggi, bersama dengan ekspektasi inflasi yang meningkat dan ketahanan ekonomi yang berkelanjutan. Semua peserta melihat suku bunga kebijakan saat ini sebagai hal yang tepat. Peserta sepakat bahwa risiko stagflasi telah berkurang, meskipun tetap tinggi.

Washington mengungkapkan tarif kepada Filipina (20%), Moldova (25%), Aljazair (30%), Irak (30%), Libya (30%), Brunei (25%), Sri Lanka (30%), dan terakhir Brasil (50%).

Trump sekali lagi mengkritik Ketua Federal Reserve Jerome Powell, menambahkan bahwa bank sentral perlu memangkas suku bunga setidaknya 3%. Ia mengangkat harga tembaga karena mengancam akan memberlakukan tarif 50% pada logam merah tersebut.

Meskipun XAU/USD tetap tertekan, Dewan Emas Dunia (WGC) mengumumkan bahwa ETF Emas menarik aliran masuk terbesar dalam lima tahun selama paruh pertama tahun 2025. "ETF Emas mencatatkan aliran masuk sebesar $38 miliar pada paruh pertama tahun 2025, dengan total kepemilikan mereka meningkat sebesar 397,1 metrik ton Emas." Total kepemilikan pada akhir Juni meningkat menjadi 3.615,9 ton, yang terbesar sejak Agustus 2022.

PBoC mengungkapkan bahwa mereka menambah 70.000 ons, yang berarti cadangan Emas bank sentral meningkat sebesar 1,1 juta ons sejak pembelian dilanjutkan pada bulan November lalu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Menguat , Dipicu Permintaan BBM dan Ketegangan Laut Merah

 

Harga minyak dunia bergerak stabil pada perdagangan Rabu (9/7), didorong oleh data permintaan bensin AS yang kuat dan meningkatnya ketegangan di Laut Merah.

Di sisi lain, rencana tarif tembaga dari Presiden AS Donald Trump turut menjadi perhatian pelaku pasar.

Melansir Reuters, harga minyak Brent ditutup naik tipis 4 sen atau 0,06% ke level US$ 70,19 per barel. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 5 sen atau 0,07% ke posisi US$ 68,38 per barel.

Berdasarkan laporan Badan Informasi Energi AS (EIA), stok minyak mentah AS naik 7,1 juta barel menjadi 426 juta barel dalam sepekan yang berakhir 4 Juli 2025.

Angka ini berbanding terbalik dengan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebesar 2,1 juta barel.

Namun demikian, persediaan bensin dan distilat justru mencatat penurunan, sementara permintaan bensin meningkat 6% menjadi 9,2 juta barel per hari.

“Permintaan tampaknya solid dan belum menunjukkan tanda-tanda melambat,” ujar Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

Di kawasan Laut Merah, setelah beberapa bulan relatif tenang, serangan terhadap kapal-kapal kembali terjadi dalam sepekan terakhir.

Enam awak berhasil diselamatkan pada Rabu, sementara 15 lainnya masih hilang setelah kapal kedua tenggelam akibat serangan milisi Houthi Yaman yang berafiliasi dengan Iran.

Harga minyak juga mendapat dukungan dari proyeksi EIA yang menyatakan bahwa produksi minyak AS pada 2025 akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, menyusul harga minyak yang menurun dan perlambatan aktivitas pengeboran.

Pada Selasa (8/7), Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 50% terhadap impor tembaga.

Kebijakan ini ditujukan untuk mendorong produksi domestik logam strategis tersebut yang sangat penting bagi kendaraan listrik, peralatan militer, jaringan listrik, dan berbagai barang konsumsi.

Trump juga menunda sejumlah tenggat waktu pemberlakuan tarif hingga 1 Agustus, memberi harapan bagi negara-negara mitra dagang untuk mencapai kesepakatan yang bisa meredakan ketegangan tarif. Namun banyak pihak masih meragukan kepastian arah kebijakan tersebut.

Sementara itu, negara-negara OPEC+ dikabarkan akan menaikkan produksi minyak untuk bulan September.

Hal ini seiring berakhirnya pemangkasan sukarela oleh delapan anggota dan penyesuaian kuota produksi baru untuk Uni Emirat Arab (UEA), menurut lima sumber yang dikutip Reuters.

Pada Sabtu lalu, OPEC+ menyetujui peningkatan pasokan sebesar 548.000 barel per hari untuk Agustus 2025.

“Harga minyak tetap relatif tangguh meski ada percepatan penambahan pasokan dari OPEC+,” kata Suvro Sarkar, Kepala Tim Energi di DBS Bank.

Menteri Energi UEA Suhail al-Mazrouei mengatakan bahwa pasar minyak masih mampu menyerap peningkatan produksi OPEC+ tanpa menyebabkan penumpukan persediaan.

“Anda bisa lihat bahwa meski pasokan meningkat dalam beberapa bulan terakhir, kita belum melihat lonjakan signifikan dalam stok. Itu berarti pasar memang butuh tambahan pasokan tersebut,” ujarnya.

 

Wall Street Ditutup Naik : Nvidia Tembus Kapitalisasi Hampir US$ 4 Triliun

 

Indeks-indeks utama Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (9/7), dipimpin oleh Nasdaq yang mencetak rekor tertinggi baru setelah saham Nvidia melonjak dan nyaris menyentuh kapitalisasi pasar US$ 4 triliun.

Sentimen pasar juga didorong oleh risalah rapat The Fed yang membuka peluang penurunan suku bunga tahun ini, meskipun inflasi akibat tarif Presiden Donald Trump masih menjadi perhatian.

Kinerja Indeks dan Sektor

Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 217,54 poin (+0,49%) ke 44.458,30. S&P 500 naik 37,74 poin (+0,61%) ke 6.263,26, dan Nasdaq Composite menguat 192,87 poin (+0,95%) ke 20.611,34.

Delapan dari sebelas sektor dalam indeks S&P 500 ditutup menguat, dipimpin oleh sektor utilitas (+1%) dan teknologi (+0,9%).

Sebaliknya, sektor barang konsumsi primer yang lebih defensif menjadi pemberat utama dengan penurunan 0,6%.

Risalah pertemuan The Fed pada pertengahan Juni menunjukkan bahwa sebagian besar pejabat bank sentral memperkirakan penurunan suku bunga akan “tepat” dilakukan tahun ini.

Mereka juga menilai tekanan harga akibat tarif baru kemungkinan bersifat “sementara atau terbatas”.

Meski demikian, belum ada dukungan kuat untuk melakukan penurunan suku bunga pada pertemuan akhir Juli.

Di sisi lain, Nvidia mencatat sejarah sebagai perusahaan pertama di dunia yang mencapai kapitalisasi pasar US$ 4 triliun pada perdagangan intraday hari Rabu.

Saham Nvidia akhirnya ditutup naik 1,8% dengan valuasi sekitar US$ 3,97 triliun, memperkuat posisinya sebagai saham andalan dalam reli kecerdasan buatan (AI) yang tengah berlangsung.

Lonjakan Nvidia ikut mendorong Nasdaq menguat hingga ditutup di level tertinggi sepanjang masa.

Selain Nvidia, saham-saham teknologi berkapitalisasi besar (megacap) lainnya turut menopang penguatan pasar, seperti Microsoft yang naik 1,4% dan Amazon menguat 1,5%.

“Pasar memang condong ke saham-saham megacap. Bisa jadi ini bentuk pelarian ke aset yang dinilai lebih aman, meski tidak seperti definisi ‘safe haven’ konvensional,” ujar Kevin Gordon, Senior Investment Strategist di Charles Schwab.

Kepala Investasi SWBC, Chris Brigati, menilai pasar mulai kebal terhadap kabar buruk soal perang dagang.

“Tiga bulan terakhir masih menunjukkan pertumbuhan yang konstruktif. Jadi pasar mulai berpikir bahwa kita bisa melewati badai tarif ini,” ujarnya.

Presiden Trump sebelumnya mengumumkan tarif impor tembaga sebesar 50% dan berencana menambah bea masuk untuk semikonduktor dan farmasi. Trump juga mengirim surat tarif kepada tujuh negara, termasuk Brunei, Moldova, dan Filipina.

Saham Individu

Saham perusahaan energi listrik AES Corp melonjak 19,8% setelah laporan Bloomberg menyebut perusahaan tersebut sedang menjajaki opsi strategis termasuk potensi penjualan.

Saham Boeing naik 3,7% setelah Susquehanna menaikkan target harga menyusul laporan peningkatan pengiriman pesawat sebesar 27% pada Juni.

Namun, saham UnitedHealth Group turun 1,6% setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki praktik perusahaan dalam meningkatkan pembayaran Medicare.

Setelah rilis data ketenagakerjaan yang kuat pekan lalu mendorong reli di bursa, pelaku pasar kini menantikan data klaim pengangguran awal yang akan dirilis Kamis (10/7) sebagai sinyal terbaru dari kondisi pasar tenaga kerja AS.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Terungkap! Trump Sempat Ancam Bom Moskow Habis-habisan

 

 

Donald Trump mengatakan dalam sebuah pertemuan tertutup para donatur Pilpres tahun lalu pernah berusaha menghalangi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina. Trump mengancam akan mengebom habis-habisan Moskow sebagai balasan.

Ancaman Trump itu diungkap dari rekaman audio yang diberikan kepada CNN.

"Dengan Putin, saya berkata, 'Jika Anda pergi ke Ukraina, saya akan mengebom habis-habisan Moskow. Saya katakan, saya tidak punya pilihan,'" kata Trump dalam sebuah penggalangan dana 2024, menurut rekaman audio tersebut.

"Dan kemudian [Putin] berkata, seperti, 'Saya tidak percaya Anda.' Tapi dia percaya saya 10%."

Trump kemudian mengeklaim bahwa ia menyampaikan peringatan serupa kepada Presiden Tiongkok Xi Jinping tentang potensi invasi ke Taiwan, dengan mengatakan kepadanya bahwa AS akan mengebom Beijing sebagai balasannya.

"Dia pikir saya gila," kata Trump tentang Xi, sebelum menambahkan bahwa "kami tidak pernah punya masalah."

Pernyataan tersebut muncul saat Trump mencoba merebut masa jabatan kedua dalam Pilpres. Pernyataan itu termasuk di antara rekaman audio penggalangan dana 2024 di New York dan Florida, yang kemudian diperoleh oleh Josh Dawsey, Tyler Pager, dan Isaac Arnsdorf, yang merinci beberapa percakapan dalam buku baru mereka.

Rekaman audio tersebut sebelumnya belum pernah ditayangkan. Tim kampanye Trump menolak berkomentar mengenai isi rekaman tersebut.

Audio tersebut menunjukkan sisi Trump yang lebih bebas dalam upaya menarik minat para donatur kaya. Ia berbicara tidak hanya tentang strategi kebijakan luar negerinya yang terkadang agresif, tetapi juga tentang deportasi mahasiswa yang berdemo dan pendapatnya bahwa para penerima bantuan sosial akan selalu memilih Partai Demokrat.

Trump pada percakapannya dengan Putin dan Xi juga berargumen bahwa ia akan mencegah konflik di Ukraina dan Gaza jika menjadi presiden. Sebuah klaim yang terus ia ulangi.

Namun pada Selasa (8/7/2025), Trump kembali mengungkapkan rasa frustrasinya atas penolakan Putin terhadap kesepakatan damai. Ia mengeluh bahwa pemimpin Rusia itu melontarkan banyak omong kosong kepada AS.

"Saya tidak senang dengan Putin," katanya dalam rapat Kabinet. "Saya sangat tidak senang dengan mereka."

Deportasi mahasiswa berdemo

Dalam salah satu penggalangan dana, Trump membanggakan dirinya telah menekan sekutu-sekutu kaya untuk menyumbangkan puluhan juta dolar dalam kampanyenya. Di acara lain, ia mengulas upaya pemerintahannya mendeportasi mahasiswa yang berdemo, selain menceritakan percakapan dengan para pemimpin asing.

"Satu hal yang akan saya lakukan adalah setiap mahasiswa yang berdemo, saya akan mengusir mereka dari negara ini," kata Trump pada penggalangan dana tertutup kedua, berjanji untuk menindak demonstrasi pro-Palestina di kampus-kampus.

"Orang-orang itu membuat kesalahan besar. Usir mereka dari negara ini, dan saya pikir itu akan menghentikannya."

Trump telah berupaya menepati janji tersebut sejak menjabat, memicu serangkaian pertikaian hukum antara Gedung Putih dan badan peradilan mengenai cakupan deportasi massal pemerintah – termasuk terhadap mahasiswa pemegang visa yang ingin dicabut oleh pemerintah.

Pada penggalangan dana lainnya, Trump mendesak hadirin untuk memberikan lebih banyak dukungan bagi kampanyenya dengan menegaskan bahwa Partai Republik berada pada posisi  kurang menguntungkan karena orang-orang peduli kesejahteraan akan selalu memilih Demokrat."

"Serikat pekerja memberikan banyak uang, pegawai negeri memberikan banyak uang, dan mereka memiliki keuntungan dari kesejahteraan," katanya.

"Satu hal yang ingin saya katakan kepada teman-teman Yahudi saya: Anda harus membuat mereka mulai memilih Partai Republik."

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Israel Kecolongan, Ini Kecerdikan Hamas Habisi Lima Tentara Zionis di Gaza

 

Lima tentara Israel tewas dan 14 lainnya terluka pada Senin di Beit Hanun. Tentara Israel itu tewas disergap  Hamas yang berhasil menempatkan alat peledak rakitan (IED) di antara rentetan tembakan angkatan udara dan artileri. Demikian diungkapkan militer Israel pada Selasa (8/7/2025).

Mereka yang terbunuh adalah Sersan Meir Shimon Amar, 20 tahun, dari Yerusalem; Sersan Moshe Nissim Frech, 20 tahun, dari Yerusalem; Sersan Noam Aharon Musgadian, 20 tahun, dari Yerusalem; Sersan Mayor (Purn.) Benyamin Asulin, 28 tahun, dari Haifa; dan Sersan Moshe Shmuel Noll, 21 tahun, dari Beit Shemesh, tewas dalam insiden tersebut.

Israel tampaknya kecolongan dalam insiden mematikan itu. Menurut keterangan militer dilansir Jerusalem Post, sejatinya ada perlindungan udara dan tembakan artileri berat di wilayah yang akan dilalui Batalyon Netzah Yehuda IDF beberapa hari sebelum tentara memasuki Beit Hanun di Gaza utara.  Pun menjelang kedatangan mereka beberapa jam sebelumnya.

Namun, kendati ada upaya membuka jalur aman bagi infanteri, Hamas sukses menempatkan IED di area yang nantinya akan dilewati batalion tersebut. Menurut laporan, Hamas dengan cerdik menempatkan bom itu di antara rentetan amunisi sebelumnya yang ditembakkan ke area tersebut dan sebelum rentetan amunisi terakhir ditembakkan.

IED itu lolos dari penyisiran meskipun buldoser lapis baja D9 dan kendaraan lainnya telah menyisir hampir seluruh Beit Hanun dan Gaza utara beberapa kali sejauh ini.

"Dengan memasang IED dalam 24 jam terakhir sebelum tentara masuk, Hamas dapat menghindari deteksi dini atau penghancuran IED oleh kendaraan pembersih bahan peledak ini," tulis laporan Jerusalem Post.

Ketika ditanya mengapa penjaga perbatasan tentara tidak menemukan anggota Hamas yang memasang IED pada siang atau malam sebelumnya? IDF menjawab bahwa titik tersebut berjarak sekitar 1,5 kilometer dari perbatasan dan diselimuti oleh bangunan yang masih berdiri.

Struktur-struktur tegak ini, yang menghalangi dan memblokir jalur kendaraan apa pun. Ini yang menjadi alasan utama IDF mengirimkan tentara dengan berjalan kaki melalui lokasi tersebut, alih-alih mengirimkan mereka dengan kendaraan pelindung.

Sisa struktur Gaza digunakan Hamas untuk posisi pengintaian, perencanaan serangan

Meskipun beberapa perkiraan menyebutkan bahwa 80% atau lebih struktur di Gaza telah dirusak atau dihancurkan oleh IDF selama perang, masih banyak bangunan yang hancur sebagian dan tampak kosong, tetapi digunakan oleh  Hamas sebagai posisi pengintaian untuk mempelajari dan memetakan pola patroli IDF.

Israel mengakui menyingkirkan pejuang Hamas yang mungkin paling terlatih dan masih hidup membutuhkan waktu lama. Para pejuang terlatih itu menggunakan taktik perang gerilya yang cerdik.

Diketahui kelima prajurit tersebut tewas terutama karena dua dari tiga IED pertama yang meledak. IED kedua, yang diledakkan dari jarak jauh ketika tentara lain datang untuk menyelamatkan mereka yang terluka akibat IED pertama, menewaskan beberapa tentara yang terkena ledakan IED pertama.

IED ketiga juga diledakkan dari jarak jauh, tetapi IDF mengatakan bahwa dua IED pertama adalah yang paling mematikan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Iran-Saudi Makin Harmonis, Menlu Araghci Temui Pangeran MBS Ucapkan Terima Kasih Kecam Israel

 

 

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi di Jeddah, Saudi. Ini merupakan kunjungan pertama seorang pejabat tinggi Iran ke kerajaan Teluk tersebut setelah perang Israel dengan Teheran.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, mengatakan pembicaraan Araghchi dengan Pangeran MBS dan pejabat Saudi lainnya pada Selasa cukup menghasilkan.

Kunjungan ini dilakukan setelah konflik sengit selama 12 hari antara Israel dan Iran, yang diwarnai pengeboman Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran sebelum memediasi gencatan senjata. Perang tidak menggagalkan pemulihan hubungan antara Teheran dan Riyadh.

Kantor berita resmi Arab Saudi, SPA, melaporkan bahwa Araghchi dan Pangeran Mohammed meninjau hubungan bilateral dan membahas perkembangan regional terbaru serta upaya yang sedang dilakukan terkait hal tersebut.

"Putra Mahkota menyampaikan aspirasi Kerajaan bahwa perjanjian gencatan senjata akan berkontribusi dalam menciptakan kondisi yang mendorong keamanan dan stabilitas di kawasan, menekankan posisi Kerajaan dalam mendukung dialog melalui jalur diplomatik sebagai jalan untuk menyelesaikan sengketa," demikian SPA.

SPA menambahkan bahwa Araghchi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada kerajaan atas kecaman terhadap agresi Israel.

Diplomat tinggi Iran itu juga bertemu dengan Menteri Pertahanan Saudi Khalid bin Salman bin Abdulaziz dan Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud.

Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran pada 13 Juni, tanpa provokasi langsung, yang menewaskan komandan militer dan ilmuwan nuklir serta ratusan warga sipil. Iran membalas dengan serangan rudal yang menyebabkan kerusakan luas di Israel.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Israel Akhirnya Akui Pangkalan Militernya Dihantam Rudal Iran

 

Seorang pejabat militer Israel mengakui pada Selasa bahwa serangan udara Iran bulan lalu telah menghantam beberapa situs militer Israel. Ini merupakan pengakuan publik pertama bahwa lokasi tersebut telah diserang.

Pejabat tersebut, yang berbicara kepada Reuters tanpa menyebut nama sesuai dengan aturan pengarahan militer, mengatakan bahwa "sangat sedikit" lokasi yang diserang dan masih berfungsi. Ia menolak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk mengidentifikasi lokasi militer mana yang terkena dampak atau seberapa parah kerusakan infrastruktur militer.

Iran melancarkan gelombang serangan udara terhadap Israel bulan lalu setelah Israel melancarkan serangan mendadak pada 13 Juni, menargetkan fasilitas nuklir dan persenjataan rudal Iran. Serangan Iran sering menargetkan kota-kota padat penduduk Tel Aviv dan Haifa, dan wilayah selatan negara itu di sekitar Beersheba, di mana terdapat sejumlah fasilitas militer.

Beberapa bangunan tempat tinggal menjadi sasaran serangan tersebut, meskipun militer Israel mengatakan bahwa sebagian besar rudal dan drone yang diluncurkan oleh Iran berhasil dicegat selama perang 12 hari tersebut.

Di Israel, 28 orang tewas. Pihak berwenang Iran mengatakan bahwa 935 orang tewas dalam serangan Israel, yang juga menargetkan Teheran, ibu kota negara yang berpenduduk padat.

Komandan militer dan warga sipil tewas di Iran, sementara di Israel, di antara 28 korban tewas, satu adalah tentara yang sedang cuti. Israel dan Iran menyetujui gencatan senjata yang didukung Amerika Serikat pada 24 Juni setelah AS mengebom fasilitas nuklir Iran.

Media Inggris the Telegraph sebelumnya mengungkapkan rudal-rudal Iran yang meluncur ke Israel selama perang 12 hari pada Juni lalu dilaporkan secara langsung mengenai lima fasilitas militer Israel.

Kesimpulan itu diperoleh merujuk data radar yang dilihat oleh the Telegraph. Serangan tersebut belum dipublikasikan oleh otoritas Israel dan tidak dapat dilaporkan dari dalam negeri karena undang-undang sensor militer yang ketat.

Hal ini sementara menguatkan klaim Iran bahwa mereka adalah pemenang dalam saling balas serangan pekan lalu. Perang itu baru berhenti setelah Amerika Serikat ikut campur dengan melakukan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran.

Data terbaru ini dibagikan kepada the Telegraph oleh akademisi AS di Oregon State University, yang berspesialisasi dalam penggunaan data radar satelit untuk mendeteksi kerusakan akibat bom di zona perang.

Laporan tersebut menunjukkan lima fasilitas militer yang sebelumnya tidak dilaporkan terkena serangan enam rudal Iran di utara, selatan dan tengah Israel, termasuk pangkalan udara utama, pusat pengumpulan intelijen dan pangkalan logistik.

Ketika dihubungi oleh the Telegraph pada Jumat lalu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan mereka tidak akan mengomentari tingkat intersepsi rudal atau kerusakan pada pangkalannya. “Apa yang dapat kami katakan adalah bahwa semua unit terkait menjaga kesinambungan fungsional selama operasi berlangsung,” kata seorang juru bicara.

Serangan terhadap fasilitas militer tersebut merupakan tambahan dari 36 serangan lainnya yang diketahui telah menembus sistem pertahanan udara Israel, sehingga menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur perumahan dan industri.

Selain menyebabkan kerusakan parah pada properti tempat tinggal di seluruh negeri, serangan Iran juga menyebabkan 28 warga Israel tewas. Israel diketahui memiliki sistem peringatan canggih dan penggunaan tempat perlindungan bom dan ruang aman yang ditaati dengan disiplin oleh masyarakat.

Analisis yang dilakukan oleh The Telegraph menunjukkan bahwa meskipun sebagian besar rudal Iran berhasil dicegat, proporsi rudal yang berhasil lolos terus meningkat dalam delapan hari pertama dari perang 12 hari tersebut.

Alasannya, kata para ahli, tidak jelas tetapi mungkin termasuk penjatahan persediaan rudal pencegat yang terbatas di pihak Israel dan peningkatan taktik penembakan serta kemungkinan penggunaan rudal yang lebih canggih oleh Iran.

Meskipun Iron Dome adalah sistem pertahanan udara Israel yang paling terkenal, namun sebenarnya sistem ini dirancang untuk melindungi terhadap proyektil jarak pendek seperti mortir dan hanya merupakan salah satu bagian dari sistem pertahanan udara “berlapis” yang digunakan negara tersebut.

Di tingkat menengah terdapat sistem pertahanan udara David’s Sling, yang dioptimalkan untuk mencegat drone dan rudal dengan jangkauan hingga 300 km. Di bagian atas adalah sistem Arrow, yang mengaktifkan rudal balistik jarak jauh sebelum kembali memasuki atmosfer.

Yang penting, sistem Israel didukung selama perang 12 hari dengan dua sistem pertahanan rudal THAAD berbasis darat AS dan pencegat berbasis kapal yang diluncurkan dari aset AS di Laut Merah. AS diperkirakan telah meluncurkan setidaknya 36 pencegat THAAD selama perang dengan biaya sekitar 12 juta dolar AS per waktu.

Di Israel, sebuah negara kecil yang berpenduduk hanya 9,7 juta orang, penembusan sistem pertahanan rudal yang terkenal di negara tersebut telah menjadi sebuah kejutan, dimana pihak berwenang harus mengeluarkan pemberitahuan yang memperingatkan bahwa sistem tersebut “tidak sepenuhnya kebal”.

15.000 orang yang kehilangan tempat tinggal sangat mencolok karena mereka telah didistribusikan ke akomodasi hotel di seluruh negeri dan pembatasan tempat tinggal telah dilaporkan secara bebas.

Namun ada juga kecurigaan yang berkembang di dalam negeri bahwa sasaran-sasaran militer telah diserang. Raviv Drucker dari Channel 13, salah satu jurnalis paling terkenal di Iran, mengatakan pekan lalu: “Ada banyak serangan rudal [Iran] di pangkalan-pangkalan IDF, di lokasi-lokasi strategis yang masih belum kami laporkan hingga hari ini... Hal ini menciptakan situasi di mana orang-orang tidak menyadari betapa tepat sasaran serangan Iran dan seberapa besar kerusakan yang mereka timbulkan di banyak tempat”.

Corey Scher, seorang peneliti di Oregon State University, mengatakan unitnya sedang mengerjakan penilaian lebih lengkap mengenai kerusakan rudal di Israel dan Iran, dan akan mempublikasikan temuannya dalam waktu sekitar dua minggu. Dia mengatakan data sistem radar yang mereka gunakan untuk menilai kerusakan mengukur perubahan di lingkungan yang dibangun untuk mendeteksi ledakan dan bahwa konfirmasi mutlak mengenai ledakan akan memerlukan pelaporan di lapangan di lokasi militer terkait atau gambar satelit.

Analisis data The Telegraph menunjukkan bahwa sistem pertahanan gabungan AS dan Israel berkinerja baik secara keseluruhan, namun mampu menembus sekitar 16 persen rudal pada hari ketujuh perang. Hal ini secara umum sesuai dengan perkiraan IDF sebelumnya untuk sistem pertahanan yang menyebutkan tingkat keberhasilan sebesar “87 persen”.

Di Iran, para pejabat Republik Islam dan media pemerintah menggunakan rekaman rudal yang menembus pertahanan udara Israel dalam upaya untuk meyakinkan khalayak domestik bahwa mereka memenangkan perang.

Para pejabat Iran mengatakan bahwa cara utama menembus pertahanan udara Israel adalah dengan menggunakan rudal dan drone secara bersamaan untuk mengacaukan sistem pertahanan. Rudal cepat yang dipadukan dengan drone yang lebih lambat membingungkan pertahanan dan membuat perhatian mereka terpecah, klaim para pejabat.

“Tujuan utama penembakan [drone bunuh diri] ke Israel adalah untuk menjaga sistem mereka tetap sibuk,” kata seorang pejabat Iran kepada The Telegraph. “Banyak yang bahkan tidak lolos – mereka dicegat – tetapi masih menimbulkan kebingungan.”

Mayor Jenderal Ali Fazli, wakil panglima IRGC, muncul di TV pemerintah pada Kamis malam, mengklaim bahwa Iran “berada dalam posisi pertahanan terbaik dalam 47 tahun sejarah Revolusi Islam – belum pernah kita berada pada tingkat seperti itu dalam hal kesiapan militer, kohesi operasional, dan moral pejuang”. Hal ini terlepas dari kemampuan Israel yang terbukti untuk menyerang seluruh wilayah negara tersebut dan kerusakan besar yang ditimbulkan pada kepemimpinan militer dan program nuklir negara tersebut.

Namun demikian, kemungkinan besar sebagian besar persenjataan rudal balistik Iran masih belum tersentuh. Bahkan menurut perkiraan Israel, hanya setengah dari peluncurnya yang hancur dalam konflik 12 hari tersebut dan persediaan rudal dalam jumlah besar masih tersisa. “Iran memiliki sekitar 400 peluncur, dan kami menghancurkan lebih dari 200 di antaranya, yang menyebabkan terhambatnya operasi rudal mereka,” kata seorang pejabat militer Israel pada hari Kamis.

"Kami menilai Iran memiliki sekitar 2.000 hingga 2.500 rudal balistik pada awal konflik ini. Namun, mereka dengan cepat bergerak menuju strategi produksi massal, yang bisa membuat persediaan rudal mereka bertambah menjadi 8.000 atau bahkan 20.000 rudal dalam beberapa tahun ke depan."

Mayjen Fazli mengklaim bahwa “kota” rudal bawah tanah masih belum tersentuh di Iran. “Kami belum membuka pintu satu pun kota rudal kami,” klaimnya pada hari Kamis. “Kami menilai sejauh ini hanya sekitar 25 hingga 30 persen dari kemampuan rudal yang ada yang telah digunakan dan, pada saat yang sama, siklus produksi sangat mendukung kapasitas operasional ini.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mengapa Trump Ketakutan Hadapi BRICS?

 

 

Presiden AS Donald Trump belakangan menekankan ancamannya terhadap negara-negara yang tergabung dalam kongsi ekonomi BRICS. Apa yang membuat Presiden AS sedemikian terlihat ketakutan menghadapi koalisi tersebut.

Trump pekan lalu menggandakan tindakannya terhadap blok BRICS yang terdiri dari negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi pesat, termasuk Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dengan memperingatkan bahwa upaya mereka untuk melemahkan dominasi dolar AS akan mengancam supremasi ekonomi AS.

Sama seperti para pemimpin BRICS yang bertemu di Rio de Janeiro untuk pertemuan puncak tahunan mereka, Trump pada hari Minggu berjanji untuk mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen pada negara manapun yang mendukung “kebijakan anti-Amerika” kelompok tersebut, yang menambah tekanan pada pungutan perdagangan yang ada dan ancamannya.

Jeda tarif yang lebih tinggi yang ditetapkan pemerintahan Trump selama 90 hari akan berakhir pada hari Rabu, dan surat telah dikirim untuk memberi tahu lusinan negara mengenai pungutan impor baru AS, menurut Gedung Putih.

Meskipun ancaman terbarunya jauh lebih rendah dibandingkan tarif 100 persen yang dijanjikan pada bulan Januari terhadap negara-negara yang “bermain-main dengan dolar,” Trump tetap bersikukuh mengenai perlunya menjaga cadangan mata uang dunia.

Selama dekade terakhir, BRICS telah berkembang dari empat menjadi 10 anggota, termasuk Indonesia, yang bergabung pada bulan Januari. Arab Saudi terdaftar sebagai anggota tetapi belum mengonfirmasi statusnya. Blok ini juga memiliki sembilan negara mitra, sementara puluhan negara lainnya sedang mengantri untuk bergabung.

Blok tersebut, yang disebut-sebut sebagai alternatif Tiongkok terhadap negara-negara kaya G7 (Kelompok Tujuh), kini mewakili seperempat perekonomian global dan hampir separuh populasi dunia.

“Trump punya alasan untuk khawatir,” kata Alicia Garcia-Herrero, peneliti senior di lembaga pemikir Bruegel yang berbasis di Brussels, kepada Deutsche Welle. “BRICS jelas-jelas anti-Barat. Salah satu misinya adalah mengubah tatanan global.”

BRICS baru-baru ini mengintensifkan upaya untuk mengurangi ketergantungan pada dolar dengan mempromosikan perdagangan mata uang lokal di antara anggotanya.

Tersengat oleh sanksi dan tarif Barat, Rusia dan China mempelopori apa yang disebut sebagai langkah dedolarisasi, dengan menyelesaikan kesepakatan energi dalam mata uang rubel dan yuan. Sementara itu, India telah membayar minyak murah Rusia sejak tahun 2023 dalam yuan, rubel, dan bahkan dirham Uni Emirat Arab.

Ambisi yang lebih besar, seperti mata uang bersama yang didukung emas, yang dijuluki “Unit,” sejauh ini terhenti di tengah perpecahan internal antara anggota BRICS yang kuat. India, yang mewaspadai dominasi yuan China, telah menolak rencana tersebut, sementara tuan rumah KTT tahun 2025, Brasil, juga ingin memprioritaskan perdagangan mata uang lokal dibandingkan mata uang tunggal.

 “India, bersama Brasil, berupaya menyeimbangkan pesan anti-Barat dari BRICS, yang didominasi oleh China dan Rusia,” kata Garcia-Herrero, yang juga kepala ekonom (Asia Pasifik) di bank investasi Prancis Natixis.

Menurut situs BRICS, dari sekitar 33 triliun dolar AS perdagangan global yang dilakukan pada tahun 2024, perdagangan intra-BRICS hanya menyumbang 3 persen, atau sekitar 1 triliun dolar AS.

“Mayoritas perdagangan dunia masih menggunakan dolar dan mata uang tradisional lainnya,” kata ekonom Herbert Poenisch kepada DW. "Dibutuhkan banyak hal untuk melengserkannya."

Mata uang AS digunakan dalam 90 persen transaksi global dan 59 persen cadangan devisa, sehingga mendorong beberapa ekonom berpendapat bahwa dedolarisasi masih merupakan ancaman yang jauh.

Mereka percaya bahwa alternatif BRICS apa pun akan terhambat oleh kontrol modal yuan, volatilitas rubel, dan keengganan beberapa anggota untuk meninggalkan greenback.

Dengan bergabungnya Mesir, Ethiopia, Iran, Uni Emirat Arab (UEA) dan Indonesia baru-baru ini dan juga hampir adanya negara-negara mitra atau afiliasi baru seperti Aljazair dan Malaysia, BRICS jelas berada pada jalur pertumbuhan yang pesat.

Banyak negara yang tertarik bergabung dengan blok ini karena alasan pragmatis, mengupayakan tatanan dunia multipolar yang tidak terlalu didominasi oleh Barat. Mereka yakin BRICS akan memperkuat suara negara-negara Selatan di panggung dunia.

Negara-negara yang takut akan sanksi Barat, seperti Iran dan Rusia, mengandalkan BRICS untuk membantu melindungi perekonomian mereka melalui BRICS Pay dan BRICS Bridge – alternatif yang direncanakan untuk sistem pesan pembayaran Barat, SWIFT.

Negara-negara lain, termasuk Ethiopia dan Mesir, mencari pendanaan pembangunan yang bebas dari ikatan politik yang sering dikaitkan dengan bantuan Barat. Namun ancaman terbaru Trump bisa membuat mereka berpikir dua kali.

“Tiba-tiba, menjadi bagian dari BRICS memerlukan biaya,” kata Garcia-Herrero kepada DW. “Hal ini mungkin akan mematahkan semangat beberapa pihak, khususnya negara-negara miskin.”

Meskipun jumlah anggotanya semakin besar dan janji-janjinya menjanjikan, BRICS masih kesulitan mewujudkan ambisinya menjadi tindakan. Blok ini tidak memiliki kohesi kelembagaan dan mengalami perpecahan geopolitik yang mendalam, terutama antara India dan Tiongkok.

Upaya untuk membangun lembaga keuangan alternatif juga dilakukan dengan hati-hati dan cakupannya terbatas. Bank Pembangunan Baru (NDB), yang disebut-sebut sebagai saingan Bank Dunia, sejauh ini telah menyetujui pinjaman senilai 39 miliar dolar AS, dibandingkan dengan pinjaman Bank Dunia yang berjumlah lebih dari 1 triliun persen.

Para pemimpin BRICS dengan cepat menyadari bahwa ekspansi tidak sama dengan pengaruh. Tanpa visi strategis yang jelas, koordinasi yang lebih kuat, dan alternatif yang nyata, beberapa pengamat percaya bahwa blok tersebut berisiko menjadi sebuah klub simbolik dan bukan kekuatan transformatif.

“Trump tidak perlu khawatir,” kata ekonom Herbert Poenisch kepada DW. “BRICS masih dalam tahap awal, dan menjembatani berbagai perbedaan prioritas merupakan hal yang sulit.”

Meskipun terdapat banyak perbedaan, para pemimpin BRICS mengambil sikap tegas terhadap tarif Trump selama KTT Brasil. Dalam deklarasi yang diterbitkan Senin (7 Juni), para pemimpin mengkritik sanksi sepihak dan tarif proteksionis, tanpa menyebut nama Trump secara langsung. Blok tersebut memperingatkan bahwa tindakan seperti itu “menyimpangkan perdagangan global” dan melanggar peraturan WTO.

Berkembang dari forum yang sebagian besar bersifat ekonomi, para pemimpin menekankan kerja sama dalam tata kelola kecerdasan buatan (AI), perubahan iklim dan kesehatan global, serta mengecam konflik global.

Para pemimpin BRICS mengatakan serangan bulan lalu terhadap Iran adalah “pelanggaran hukum internasional,” tanpa menyebut AS atau Israel. Mereka juga menegaskan kembali dukungan terhadap negara Palestina dan mengecam penggunaan “kelaparan sebagai senjata” di Gaza.

Deklarasi tersebut menghindari kritik langsung terhadap Rusia, yang mencerminkan pendekatan hati-hati karena keanggotaan Rusia, namun mengutuk serangan Ukraina terhadap infrastruktur Rusia dan menyerukan “penyelesaian perdamaian yang berkelanjutan.”

Para pemimpin BRICS juga menegaskan kembali komitmen mereka terhadap multilateralisme, hukum internasional, dan reformasi Dewan Keamanan PBB, termasuk kursi permanen untuk Brasil, India, dan negara Afrika.

 

 

 

Kevin Hassett Muncul sebagai Calon Kuat Ketua The Fed Gantikan Powell

 

Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menjadi Ketua The Fed berikutnya, menurut laporan Wall Street Journal (WSJ) pada Selasa (8/7), mengutip sumber yang mengetahui hal tersebut.

Menurut laporan tersebut, Hassett telah bertemu dengan Presiden Donald Trump setidaknya dua kali pada Juni untuk membahas posisi tersebut.

Sebelumnya, Trump menyatakan bahwa ia memiliki tiga hingga empat nama kandidat untuk menggantikan posisi puncak di bank sentral AS.

Beberapa nama yang disebut-sebut antara lain mantan Gubernur The Fed Kevin Warsh, Kevin Hassett sendiri, Gubernur The Fed saat ini Christopher Waller, serta Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

Trump secara terbuka telah berulang kali mengkritik Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, karena dinilai tidak memangkas suku bunga.

Ia bahkan sempat menyatakan bahwa dirinya akan segera menunjuk pengganti.

Adapun masa jabatan Powell sebagai Ketua The Fed akan berakhir pada Mei 2026.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dolar Menguat terhadap Yen di Tengah Memanasnya Perang Dagang Trump

 

Nilai tukar dolar AS menguat terhadap yen Jepang untuk hari ketiga berturut-turut pada Rabu (9/7), setelah Presiden AS Donald Trump kembali melontarkan ancaman tarif baru dan menyatakan akan mengeluarkan lebih banyak pengumuman terkait perdagangan.

Ini terjadi setelah pengenaan tarif 25% terhadap Jepang dan sejumlah mitra dagang lainnya.

Greenback (dolar AS) telah menguat terhadap mata uang utama sejak Selasa, setelah Trump mengirimkan surat kepada para mitra dagang bahwa tarif yang lebih tinggi akan diberlakukan mulai 1 Agustus.

Meski demikian, ia juga membuka peluang perpanjangan tenggat waktu jika negara-negara tersebut mengajukan proposal negosiasi.

Trump menyatakan di media sosial bahwa akan ada pengumuman pada Rabu yang mencakup "setidaknya tujuh negara terkait perdagangan", tanpa merinci apakah itu berupa kesepakatan baru atau surat tarif.

Sejauh ini, beberapa putaran negosiasi antara AS dan Jepang belum membuahkan hasil, sementara para pembuat kebijakan Jepang kini semakin fokus pada pemilu majelis tinggi yang krusial bulan ini.

"Negosiasi tampaknya buntu, terutama terkait perlindungan pasar beras Jepang. Sulit membayangkan Jepang akan mengalah di titik ini," tulis analis IG, Tony Sycamore, dalam catatan kepada klien.

"Penguatan pasangan mata uang USD/JPY juga didorong oleh kenaikan imbal hasil obligasi AS selama lima hari berturut-turut dan lonjakan imbal hasil obligasi Jepang (JGB) karena kekhawatiran fiskal menjelang pemilu Jepang 20 Juli mendatang."

Dolar naik 0,2% menjadi 146,85 yen, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi dalam lebih dari dua pekan. Sementara euro stabil di level US$1,1720.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar terhadap enam mata uang utama dunia, stagnan di angka 97,582 setelah dua hari menguat.

Poundsterling Inggris diperdagangkan di level US$1,35795, melemah 0,1% pada sesi perdagangan awal.

Anggota Dewan Gubernur Bank of Japan, Junko Koeda, mengatakan pihaknya memantau secara ketat potensi efek lanjutan dari kenaikan harga beras terhadap inflasi inti, menurut laporan Bloomberg News.

Sumber di Uni Eropa mengatakan kepada Reuters bahwa blok tersebut tidak akan menerima surat tarif dan berpeluang mendapatkan pengecualian dari tarif dasar 10% AS.

Pada Selasa (8/7), Trump juga mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif 50% terhadap impor tembaga dan segera memberlakukan tarif yang telah lama diancamkan terhadap semikonduktor dan produk farmasi.

Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dikabarkan tidak akan menghadiri pertemuan pejabat keuangan G20 di Afrika Selatan pekan depan, namun akan menghadiri World Expo 2025 di Osaka, Jepang, menurut juru bicara Departemen Keuangan.

Dolar Australia diperdagangkan pada level US$0,6526, turun 0,07% setelah naik 0,6% pada Selasa. Dolar Selandia Baru (kiwi) turun 0,1% menjadi US$0,5993.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post