News Forex, Index & Komoditi ( Rabu, 11 Juni 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Rabu,  11  Juni  2025  )

Harga Emas Global Menguat  saat Perbaikan Hubungan AS-Tiongkok Meningkatkan Sentimen, Fokus pada IHK AS

 

Harga Emas mempertahankan kenaikan moderat  setelah memantul dari terendah harian di dekat $3.300 saat perundingan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok tampak berjalan baik, meningkatkan selera risiko di kalangan investor yang mendorong ekuitas AS lebih tinggi. XAU/USD diperdagangkan di $3.328, naik 0,10%.

Sentimen pasar tetap positif, didorong oleh pertemuan kembali antara para pejabat AS dan Tiongkok di London. Sementara itu, pergerakan harga di pasar keuangan tetap bergejolak saat para pedagang menunggu rilis data terbaru Indeks Harga Konsumen (IHK) AS untuk bulan Mei. Prakiraan mengindikasikan bahwa harga kemungkinan naik, dengan rumah tangga AS merasakan dampak tarif dari pemerintahan Trump.

Oleh karena itu, Federal Reserve (The Fed) bisa tetap dalam mode tunggu dan lihat, menjaga suku bunga di kisaran 4,25%-4,50%.

Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai Dolar terhadap sekeranjang mata uang lainnya, pulih setelah mencapai terendah harian 98,86 dan naik 0,06% di 99,07.

Pada hari Selasa, jadwal ekonomi AS mengungkapkan bahwa usaha kecil semakin optimis, menurut Indeks Optimisme National Federation of Independent Business (NFIB), yang membaik di bulan Mei dibandingkan dengan angka yang dirilis di bulan April.

Intisari Penggerak Pasar Harian: Harga Emas Bertahan Kuat di Tengah Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS yang Stabil

Imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun tetap datar di 4,474%. Imbal hasil riil AS juga tetap tidak berubah di 2,16%, membatasi kenaikan harga Emas.

Indeks Optimisme NFIB naik dari 95,8 di bulan April menjadi 98,8 di bulan Mei, membawa indeks di atas rata-rata jangka panjangnya. Angka ini mengakhiri empat bulan berturut-turut kondisi dan sentimen yang memburuk bagi usaha kecil di AS akibat ketidakpastian tarif.

Para pedagang akan merasa lega jika perundingan antara Washington dan Beijing menghasilkan hasil yang positif, yang dapat mendorong investor untuk beralih ke aset-aset yang lebih berisiko, seperti ekuitas. Namun, rilis data inflasi untuk AS dapat membatasi aliran keluar dari Emas.

IHK AS diprakirakan naik dari 2,3% ke 2,5% YoY, dengan IHK inti diproyeksikan naik dari 2,8% ke 2,9% YoY.

Tensi geopolitik tetap tinggi saat Presiden AS, Trump, mengatakan kepada Fox News bahwa Iran menjadi jauh lebih agresif dalam perundingan nuklir. Ini, bersama dengan klaim Rusia akan menguasai wilayah di timur-tengah Ukraina, dapat mendorong harga Emas lebih tinggi, membuka jalan untuk menguji $3.350 dalam waktu dekat.

Pasar uang mengindikasikan bahwa para pedagang memprakirakan pelonggaran 43,5 basis poin menjelang akhir tahun, menurut data Prime Market Terminal.

 

Harga Minyak Dunia  Melemah, Saudi Aramco Kirim Lebih Sedikit ke China

 

Harga minyak dunia terpantau turun di tengah keraguan pelaku pasar keuangan atas hasil pembicaraan tarif perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan China. Melansir Reuters pada Rabu (11/6/2025), harga minyak mentah Brent turun 17 sen atau 0,3% menjadi US$66,87 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah US West Texas Intermediate (WTI) turun 31 sen atau 0,5% menjadi US$64,98 per barel. Sedangkan di pasar spot pada pukul 5.42 WIB, harga minyak jenis WTI turun 0,4% menjadi US$64,72 dan produk minyak jenis brent melemah 0,25% menjadi US$66,87.    Adapun, pada perdagangan Senin (9/6/2025) kemarin, Brent mencapai titik tertinggi sejak 22 April dan WTI pada titik tertinggi sejak 3 April. Analis mengatakan kesepakatan perdagangan antara AS dan China dapat meningkatkan harga dengan mendukung pertumbuhan ekonomi global dan meningkatkan permintaan minyak. Pembicaraan perdagangan antara AS dan China berlangsung selama dua hari penuh dan hingga malam hari di London karena kedua negara mendorong terobosan pada kontrol ekspor yang saling bertentangan yang mengancam akan mengurai gencatan senjata tarif yang rumit.

Jangan Terlewat Tanggal Pentingnya Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan pembicaraan perdagangan dengan pejabat China berjalan dengan baik dan dia berharap pembicaraan akan berakhir pada Selasa malam, tetapi mengatakan pembicaraan itu bisa berlanjut hingga Rabu. Sementara itu, Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya untuk tahun 2025 sebesar empat persepuluh poin persentase menjadi 2,3%, dengan mengatakan bahwa tarif yang lebih tinggi dan ketidakpastian yang meningkat menimbulkan hambatan yang signifikan bagi hampir semua ekonomi. Dari sisi pasokan, alokasi untuk penyuling minyak China menunjukkan bahwa perusahaan minyak negara Arab Saudi, Saudi Aramco, akan mengirim sekitar 47 juta barel minyak ke China pada bulan Juli, 1 juta barel lebih sedikit dari volume yang dialokasikan pada bulan Juni. Alokasi Saudi dapat menjadi tanda awal bahwa penghentian pemotongan produksi OPEC+ mungkin tidak menghasilkan banyak pasokan tambahan, kata Harry Tchilinguirian, kepala kelompok penelitian di Onyx Capital.  "Prospek kenaikan lebih lanjut dalam pasokan OPEC terus menghantui pasar," kata ahli strategi komoditas senior ANZ Daniel Hynes dalam sebuah catatan.  OPEC+, yang memompa sekitar setengah dari minyak dunia dan mencakup Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutu seperti Rusia, mengajukan rencana untuk peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari untuk bulan Juli karena berupaya menghentikan pemotongan produksi untuk bulan keempat berturut-turut. Survei Reuters menemukan bahwa peningkatan produksi minyak OPEC pada bulan Mei terbatas, dengan Irak, produsen OPEC terbesar kedua setelah Arab Saudi, memompa di bawah target untuk mengompensasi kelebihan produksi sebelumnya, dan Arab Saudi serta Uni Emirat Arab membuat peningkatan yang lebih kecil dari yang disepakati Di tempat lain, Iran mengatakan akan segera mengajukan usulan balasan untuk kesepakatan nuklir sebagai tanggapan atas tawaran AS yang dianggap Teheran tidak dapat diterima Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menegaskan bahwa kedua belah pihak masih berselisih pendapat mengenai apakah Teheran akan diizinkan untuk terus memperkaya uranium di tanah Iran. Iran adalah produsen OPEC terbesar ketiga dan pelonggaran sanksi AS terhadap Teheran akan memungkinkan Iran untuk mengekspor lebih banyak minyak, yang seharusnya menurunkan harga minyak mentah Secara berbarengan, Komisi Eropa mengusulkan paket sanksi ke-18 terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina, yang ditujukan pada pendapatan energi, bank, dan industri militer Moskow. Rusia adalah produsen minyak mentah terbesar kedua di dunia pada 2024 setelah AS, dan setiap peningkatan sanksi kemungkinan akan membuat lebih banyak minyak tersebut keluar dari pasar global, yang dapat mendukung harga minyak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wall Street Ditutup Naik, Pasar Optimistis Negosiasi Dagang AS-China

 

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Selasa (10/6), seiring meningkatnya optimisme investor terhadap hasil positif dari negosiasi dagang antara AS dan China.

Melansir Reuters, Indeks S&P 500 naik 0,55% ke level 6.038,81, sementara Nasdaq menguat 0,63% menjadi 19.714,99 dan Dow Jones Industrial Average bertambah 0,25% ke 42.866,87.

Kinerja pasar mendapat dorongan dari lonjakan saham Tesla, yang naik 5,6% usai investor mengantisipasi kesepakatan dagang yang dapat meredakan ketegangan tarif kedua negara.

Perwakilan dagang dari AS dan China melanjutkan pembicaraan di London, dengan harapan pembahasan selesai paling lambat Rabu waktu setempat.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyatakan pembicaraan berjalan positif. Investor kini berharap kebijakan tarif yang dijuluki Presiden Trump sebagai “Liberation Day” tidak akan diberlakukan secara luas.

“Pasar tidak mungkin bertahan di level valuasi saat ini jika tarif ekstrem itu benar-benar diterapkan,” ujar Scott Ladner, Chief Investment Officer di Horizon Investments.

Saham unggulan bergerak variatif. Microsoft turun 0,4%, sedangkan Alphabet naik 1,4% usai laporan bahwa OpenAI akan menggunakan layanan cloud Google untuk ekspansi kapasitas komputasi.

Dari 11 sektor dalam S&P 500, 10 sektor ditutup menguat. Sektor energi memimpin dengan kenaikan 1,77%, diikuti consumer discretionary sebesar 1,19%.

Volume perdagangan juga tercatat tinggi, mencapai 18,5 miliar saham, di atas rata-rata 20 hari terakhir sebesar 17,9 miliar saham.

Pasar kini menantikan rilis data inflasi konsumen AS (CPI) pada Rabu (11/6), yang dapat memberikan petunjuk arah suku bunga The Fed.

Dari sisi korporasi, saham Insmed melonjak hampir 29% usai hasil positif uji klinis obat untuk tekanan darah paru. Sebaliknya, J.M. Smucker anjlok 15,6% karena proyeksi laba tahunannya di bawah ekspektasi.

Sementara itu, Snap turun tipis 0,1% setelah mengumumkan rencana meluncurkan kacamata pintar untuk konsumen tahun depan, bersaing dengan Meta.

Sementara itu, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan global 2025 sebesar 0,4 poin menjadi 2,3%, dengan alasan risiko tarif tinggi dan ketidakpastian yang meluas akan menjadi hambatan bagi mayoritas negara.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bursa Asia Menguat, Seiring Optimisme Perundingan Dagang AS-China

 

Pasar saham Asia-Pasifik dibuka menguat pada Rabu (11/6), seiring meningkatnya optimisme investor terhadap kemajuan dalam perundingan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menyebut bahwa diskusi perdagangan antara kedua negara berjalan secara “produktif.” Pembicaraan tersebut berlanjut untuk hari kedua di London pada Selasa waktu setempat.

Meskipun Menteri Keuangan AS Scott Bessent telah meninggalkan forum, Lutnick bersama Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer masih melanjutkan negosiasi.

Lutnick juga menyampaikan bahwa diskusi dapat diperpanjang hingga Rabu jika diperlukan.

Dari Jepang, indeks Nikkei 225 dibuka menguat 0,69% dan indeks Topix naik 0,2%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,56% dan Kosdaq yang berisi saham berkapitalisasi kecil terangkat 0,8%.

Sementara itu, indeks acuan Australia, S&P/ASX 200, naik 0,59% di awal perdagangan, sekaligus melampaui rekor penutupan tertingginya pada sesi sebelumnya.

Namun, pasar Hong Kong berpotensi melemah. Indeks Futures Hang Seng berada di posisi 24.111, lebih rendah dibanding penutupan terakhir HSI di level 24.162,87.

Optimisme terhadap hasil perundingan dagang AS-China juga mendorong penguatan di bursa Wall Street pada perdagangan Selasa malam waktu AS.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Iran Tawarkan Diri Jadi Mediator Damai India dan Pakistan

 

Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengatakan kepada Perdana Menteri (PM) Pakistan Shahbaz Sharif pada Sabtu (7/6/2025), pemerintahnya siap menjadi mediator perdamaian antara India dengan Pakistan. Hal itu setelah kedua negara yang bertetangga tersebut terlibat perang.

"Iran menyambut setiap langkah yang bertujuan membangun perdamaian abadi antara Pakistan dengan India, dan berperan sebagai penengah untuk mencapai tujuan tersebut," demikian pernyataan saluran Telegram resmi presiden mengutip Pezeshkian.

Hubungan India dan Pakistan sekali lagi kembali tegang setelah serangan teroris dekat kota Pahalgam di Jammu dan Kashmir wilayah India pada 22 April 2025, yang menewaskan 25 warga India dan satu warga Nepal. India mengeklaim memiliki bukti keterkaitan Badan Intelijen Gabungan Lintas Angkatan Pakistan (ISI) dalam serangan tersebut yang disangkal keras oleh Pakistan.

Atas klaim bukti tersebut, Kementerian Pertahanan India mengumumkan Operasi Sindur pada 7 Mei 2025, sebagai tanggapan serangan teroris dengan menyerang "infrastruktur teroris" Pakistan. Kementerian Luar Negeri Pakistan menyatakan bahwa pemerintahnya berhak memberikan tanggapan yang memadai.

Setelah empat hari sejak dimulainya operasi tersebut, India dan Pakistan sepakat untuk menghentikan semua penembakan dan aksi militer di darat, di udara, dan di laut pada 10 Mei 2025. Dalam peperangan itu, Pakistan mengeklaim menjatuhkan enam jet tempur India, terdiri tiga Rafale, satu Sukhoi Su-30MKI, Mikoyan MiG-29, dan Mirage 2000, plus drone Harop.

Selanjutnya Angkatan Darat India melaporkan setelah pembicaraan antara pejabat militer tinggi dari kedua negara, diputuskan untuk mempertimbangkan langkah-langkah segera guna memastikan penarikan pasukan dari perbatasan dan wilayah terdepan, sebagaimana dilaporkan Sputnik. Kini, kedua negara dalam posisi gencatan senjata untuk sementara waktu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Palestina Laporkan 125 Ribu Lebih Luka-Luka, Dunia Internasional Didesak Bertindak

 

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa sedikitnya 54.772 warga Palestina telah meninggal dunia akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023.

Dalam pernyataan resmi yang dirilis Sabtu (8/6/2025), kementerian menyebut sebanyak 95 jenazah telah dibawa ke rumah sakit dalam kurun waktu 48 jam terakhir, sementara 304 orang lainnya mengalami luka-luka. Total korban luka sejak awal agresi kini tercatat mencapai 125.834 orang.

 “Masih banyak korban yang terperangkap di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan, namun tim penyelamat tidak mampu menjangkau mereka,” demikian bunyi pernyataan tersebut.

Militer Israel diketahui kembali menggempur Gaza sejak 18 Maret 2025, sekaligus mengakhiri kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang telah diberlakukan sejak Januari.

Serangan sejak 18 Maret itu sendiri telah menyebabkan 4.497 orang meninggal dunia dan 13.793 lainnya luka-luka.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant. Keduanya dituduh melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain itu, Israel saat ini juga tengah menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Situasi kemanusiaan di wilayah tersebut semakin memburuk seiring keterbatasan akses bantuan dan meningkatnya intensitas serangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Israel Jalankan Pembantaian Skala Penuh, 81 Tewas di Gaza

 

 

Sebanyak 81 warga Palestina syahid dan puluhan lainnya terluka dalam serangkaian pembantaian Israel di Jalur Gaza sejak fajar pada Sabtu. Sementara penembakan di sekitar pusat-pusat bantuan juga masih terus berlangsung.

Aljazirah mengutip sumber pertahanan sipil dan medis. Setidaknya 15 orang syahid dalam pemboman sebuah rumah di lingkungan Sabra di Kota Gaza, sementara yang lain sedang mencari makanan dan air sebelum meninggal. Sumber medis di Rumah Sakit Nasser mengatakan, dua orang syahid akibat serangan pesawat tak berawak Israel terhadap tenda yang menampung pengungsi di kawasan Al-Mawasi, sebelah barat Khan Yunis. Dua orang syahid dan lainnya terluka dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di selatan kamp pengungsi Nuseirat, menurut sumber medis di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa.

Sebelumnya, pasukan penjajah Israel menargetkan sebuah rumah di lingkungan Sabra di Kota Gaza kemarin sore, menyebabkan 15 orang tewas dan lebih dari 50 orang terluka, beberapa di antaranya luka parah, dalam apa yang digambarkan oleh Pertahanan Sipil sebagai “pembantaian skala penuh.”

Tim pertahanan sipil mundur dari lokasi yang menjadi sasaran di lingkungan Sabra setelah menyadari bahwa sulit untuk mencapai jenazah para syuhada dan membutuhkan peralatan berat, menurut juru bicara Pertahanan Sipil di Jalur Gaza, Mahmoud Basal. Sementara itu, delapan warga Palestina syahid dalam serangan udara Israel di Jabalia al-Nazla di Jalur Gaza utara, menurut sumber di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza.

Tiga orang juga syahid dalam serangan udara yang menargetkan warga Palestina di dekat bundaran Abu Sharkh di kamp Jabaliya, utara Jalur Gaza, menurut sumber di Rumah Sakit Baptist. Sumber-sumber Palestina mengatakan para korban sedang mencari makanan dan air.

Pada Jumat, hari pertama Idul Adha, puluhan warga Palestina tewas akibat tembakan Israel, termasuk delapan orang syahid di dekat pusat bantuan di Rafah, di Jalur Gaza selatan. Pusat tersebut berafiliasi dengan proyek AS-Israel, yang dikutuk oleh PBB sebagai alat untuk memiliterisasi bantuan dan menggusur penduduk.

Jumlah korban jiwa akibat serangan Israel terhadap warga Palestina di dekat lokasi tersebut telah mencapai 110 orang syahid, 583 orang luka-luka, dan sembilan orang hilang, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza pada hari Jumat.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa semua rumah sakit di Jalur Gaza utara telah menghentikan operasinya, memperingatkan apa yang digambarkannya sebagai konsekuensi yang mengerikan bagi pasien dan korban luka. Organisasi tersebut juga mengkonfirmasi bahwa Kompleks Medis Nasser dan Rumah Sakit Al-Amal di Jalur Gaza selatan berisiko runtuh, dan menyerukan perlindungan untuk menjamin kelangsungan layanan kesehatan.

Organisasi tersebut menyerukan masuknya obat-obatan penting dan pasokan medis dengan segera dan aman ke Gaza. Sementara itu, Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa blokade tersebut mendorong Gaza ke ambang kelaparan, dengan “anak-anak memasuki fase nutrisi yang mematikan.”

 

 

 

Trump: Musk Tiba-Tiba 'Menjadi Gila'

 

 

               

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa dirinya tidak memikirkan pengusaha teknologi Elon Musk di tengah perselisihan mereka, karena ada isu-isu yang lebih penting. Trump mengatakan pada awal minggu ini bahwa Musk "tiba-tiba menjadi gila" setelah ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan AS (DOGE).

“Sejujurnya saya sangat sibuk menangani China… menangani Rusia… menangani Iran… saya tidak memikirkan Elon Musk… saya hanya mendoakan yang terbaik untuknya,” kata Trump kepada para wartawan, sebagaimana dilaporkan Sputnik pada Sabtu (7/6/2025).

Presiden AS itu tidak mengomentari laporan Musk terkait laporan penggunaan narkoba dan mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya investigasi terhadap perusahaan-perusahaan Musk. Ketika ditanya mengenai kemungkinan pemotongan kontrak pemerintah yang dimiliki Musk, Trump mengatakan semuanya akan dipertimbangkan.

“Kami akan melihat semuanya… ini menyangkut banyak uang… banyak subsidi… jadi kami akan meninjaunya… hanya jika itu adil… hanya jika itu demi keadilan untuk dia dan negara ini…,” kata Trump kepada wartawan.

Presiden AS itu memberikan penilaian positif terhadap DOGE dan mengatakan departemen tersebut akan terus beroperasi.

“DOGE sama sekali belum selesai, kami pada dasarnya mengambil alih… Banyak dari orang-orang itu tetap di sana. Ini luar biasa. Kami menghemat ratusan miliar dolar,” kata Trump.

Trump kembali menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk berbicara dengan Elon Musk.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Presiden Trump Ancam Elon Musk Jika Danai Kandidat Demokrat

 

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald John Trump memperingatkan pemilik Space X, Elon Musk akan menghadapi “konsekuensi sangat serius” jika mendanai para kandidat Partai Demokrat melawan kubu Republik yang mendukung legislasi kebijakan anggaran longgar Partai Republik.

"Dia harus menghadapi konsekuensi yang sangat serius jika melakukan itu," kata Trump dalam wawancara telepon dengan NBC News pada Sabtu (7/6/2025), tanpa merinci bentuk konsekuensi tersebut.

Trump menegaskan, tidak tertarik untuk memperbaiki hubungan dengan Musk setelah keretakan hubungan mereka mencuat ke publik baru-baru ini. Saat ditanya apakah ia berharap bisa berdamai, Trump menjawab singkat, "Tidak."

Saat ditanya apakah ia menganggap hubungannya dengan Musk sudah berakhir, Trump menjawab, "Saya kira begitu."

Setelah perseteruan terbuka dengan Musk itu, Trump mengeklaim bahwa Partai Republik kini lebih solid dari sebelumnya. Ia juga mengatakan tidak punya rencana untuk berbicara dengan CEO Tesla itu. "Saya terlalu sibuk dengan hal lain," ujarnya. "Saya tidak berniat berbicara dengannya."

Trump juga mengkritik Musk karena dinilai tidak menghormati lembaga kepresidenan. "Saya rasa itu sangat buruk, karena dia sangat tidak menghormati. Anda seharusnya tidak merendahkan jabatan presiden," kata Trump dilaporkan Anadolu.

Pada Kamis (5/6/2025), Elon Musk mengunggah sejumlah pernyataan di platform X yang menyasar Trump, termasuk sebuah unggahan yang kini telah dihapus terkait hubungan Trump di masa lalu dengan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Menanggapi hal itu, pada Sabtu, Trump membantah tudingan tersebut. "Itu berita lama, sudah dibicarakan selama bertahun-tahun," ucapnya.

"Bahkan pengacara Epstein mengatakan saya tidak ada hubungannya dengan itu. Itu sudah berita lama," tegas Trump. Perseteruan terbuka Trump dan Musk mencuat ke publik setelah sang presiden mengecam Musk karena menentang kebijakan fiskal Partai Republik yang dinilainya akan berdampak terhadap defisit anggaran.

Ketegangan itu pun merembet ke Kongres dan turut berdampak pada pergerakan saham Tesla yang sempat anjlok. Pada masa kampanye Pilpres AS 2024, Elon Musk adalah pendukung setia Trump.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Oposisi Italia Gelar Aksi Massa, Tuntut Penghentian Genosida di Gaza

 

 

Puluhan ribu orang memadati jalan-jalan Kota Roma pada Sabtu (7/6/2025) saat partai-partai oposisi Italia bersatu dalam aksi massa menuntut penghentian agresi genosida Israel di Gaza.

Di bawah slogan “Hentikan Pembantaian di Gaza, Akhiri Keterlibatan”, demonstrasi ini diprakarsai oleh tiga kubu oposisi utama yakni Partai Demokrat (Democratic Party) yang berhaluan tengah-kiri, Gerakan Lima Bintang (Five Star Movement) yang populis, serta koalisi Partai Hijau dan Kiri (Greens and Left Alliance).

Massa aksi membawa bendera Palestina dan poster-poster yang mengutuk kebrutalan Israel. Mereka bergerak dari Lapangan Vittorio Emanuele menuju Lapangan San Giovanni, lokasi panggung utama unjuk rasa.

Salah satu peserta aksi, Annapaola, menyebut posisi pemerintah Italia soal Gaza sebagai sesuatu yang memalukan. "Jika kita tak bersuara dengan tegas, demokrasi Barat akan terkubur bersama Gaza," ujarnya.

Demonstran lain, Angelo, mengatakan bahwa dia selalu hadir dalam setiap aksi solidaritas untuk Palestina. "Yang terjadi sungguh mengerikan, dan yang lebih parah, nyaris tak ada yang membahasnya. Semua diam."

Dalam orasi pasca-pawai, para pemimpin partai penggerak aksi menyampaikan pidato mengecam kebrutalan Israel dan menyebutnya sebagai bentuk “pembersihan etnis.”

"Kami sudah muak dengan pendudukan ilegal, muak melihat sekolah-sekolah dibom," tegas Elly Schlein, Ketua Partai Demokrat.

"Lebih dari 50 ribu orang telah tewas, termasuk lebih dari 15 ribu anak-anak. Ini bukan sekadar angka, ini nyawa yang hilang dan keluarga yang hancur."

Schlein juga mengecam pemerintahan pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu yang dinilainya menggunakan kelaparan sebagai senjata, dengan memblokade bantuan pangan, air, dan medis ke Gaza selama berbulan-bulan.

Ia mengutip laporan PBB yang menyebut situasi di Gaza sebagai bentuk “pembersihan etnis.”

Ketua Gerakan Lima Bintang Giuseppe Conte turut menguatkan pernyataan tersebut. "Kalau bukan genosida, lalu ini apa?" ujarnya.

Conte menuduh pemerintahan kanan-tengah Perdana Menteri Giorgia Meloni bersikap munafik dan lamban merespons tragedi kemanusiaan di Gaza.

"Kini mereka bilang ‘60.000 korban sudah terlalu banyak’. Tapi bagaimana dengan 30.000? Atau 40.000? Apakah itu dianggap bisa ditoleransi? Haruskah kita menunggu sampai 16.000 anak terbunuh? Warga yang hadir di sini menyatakan, ‘Kami tidak ingin jadi bagian dari kejahatan ini!’"

Ia juga menyerukan agar Italia menghentikan kerja sama militer dengan Israel, sebagaimana pemerintahannya dulu menghentikan hubungan serupa dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

Sementara itu, pemimpin Aliansi Hijau dan Kiri, Angelo Bonelli, menuntut dihentikannya pembantaian Israel di Gaza dan pendudukan di Tepi Barat. "Pembantaian di Gaza dan pendudukan di Tepi Barat oleh Israel harus segera dihentikan."

Menurut penyelenggara, lebih dari 300 ribu orang ambil bagian dalam demonstrasi besar ini di Roma. Aksi solidaritas serupa juga berlangsung di kota-kota lain di Italia, termasuk aksi pro-Palestina di Milan.

Sejak Oktober 2023, Israel terus melanjutkan serangan genosidanya di Gaza di tengah berbagai seruan gencatan senjata dari dunia internasional.

Hampir 55 ribu warga Palestina tewas, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak. Lembaga kemanusiaan internasional pun memperingatkan ancaman kelaparan akut bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas kejahatan terhadap warga sipil di Jalur Gaza.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemerintah Gaza Siap Kawal Distribusi Bantuan Kemanusiaan Secara Aman

 

Pemerintah di Jalur Gaza menyatakan kesiapan penuh untuk mengamankan konvoi bantuan kemanusiaan demi memastikan distribusi berjalan lancar kepada keluarga-keluarga yang mengalami kelaparan ekstrem akibat perang berkepanjangan. Pernyataan tersebut disampaikan pada Sabtu (7/6), dengan penekanan pada komitmen untuk melindungi bantuan dari pencurian, kekacauan, atau penyimpangan, serta menjamin penyaluran sesuai protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Kantor Media Gaza menyatakan bahwa pemerintah daerah, bersama komunitas lokal termasuk keluarga dan klan, “mampu memfasilitasi upaya bantuan secara efisien, meskipun terus menerus menjadi sasaran serangan.” Serangan-serangan tersebut, menurut mereka, telah menyebabkan tewasnya lebih dari 750 polisi yang bertugas mengamankan bantuan serta ribuan pekerja sipil dan kota.

Dalam pernyataan itu, warga Gaza juga diajak turut berpartisipasi menjaga keamanan konvoi bantuan, demi memastikan bantuan mencapai keluarga pengungsi yang paling terdampak krisis kemanusiaan.

Kritik Terhadap Bantuan Non-PBB

Pemerintah Gaza secara khusus mengecam inisiatif bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat, yang dikelola langsung oleh militer Israel. Program tersebut dinilai sebagai “kegagalan total” karena dianggap tidak transparan, melanggar prinsip-prinsip keadilan dan martabat kemanusiaan, serta berpotensi memperburuk kondisi warga sipil Gaza.

Sementara itu, Yayasan Kemanusiaan Gaza telah menghentikan seluruh kegiatan operasionalnya sejak Jumat lalu. Mereka meminta warga menjauhi lokasi distribusi bantuan demi alasan keselamatan.

Sebagai informasi, pada 27 Mei, Israel mulai menerapkan skema distribusi bantuan kemanusiaan baru yang meminggirkan PBB. Langkah ini memicu protes warga Palestina, yang menilai skema tersebut sebagai bentuk tekanan untuk mendorong eksodus warga dari Gaza utara ke selatan.

Korban Jiwa dalam Distribusi Bantuan

Menurut data Anadolu yang dihimpun dari sumber Palestina, sejak skema distribusi non-PBB diberlakukan, sebanyak 115 warga Palestina tewas akibat tembakan pasukan Israel saat mencoba mengakses bantuan. Lebih dari 580 orang terluka, dan sembilan lainnya masih hilang.

Sejak 2 Maret, Israel menutup seluruh akses perbatasan Gaza, memutus pasokan makanan, obat-obatan, bahan bakar, serta kebutuhan pokok lainnya bagi 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut.

Situasi Kemanusiaan Memburuk

Hingga kini, serangan Israel yang terus berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan hampir 54.800 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak. Lembaga bantuan internasional terus memperingatkan ancaman kelaparan massal.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakan terhadap warga sipil Gaza.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Trump Perkuat Industri Drone di Tengah Persaingan Ketat dengan China

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Jumat (6/6/2025). Langkah tersebut bertujuan untuk secara signifikan mengurangi pembatasan drone buatan Amerika dan mendorong ekspor ke luar negeri, di tengah persaingan ketat dari China.

Perintah Trump menginstruksikan Badan Penerbangan Federal (FAA) untuk segera membuat aturan baru yang mengizinkan operator drone menerbangkan pesawat tanpa awak di luar garis pandang mereka, baik untuk misi komersial maupun keselamatan publik. Perintah tersebut juga mengarahkan administrator FAA untuk menerapkan kecerdasan buatan (AI) guna mempercepat proses persetujuan dispensasi drone.

Menurut pernyataan Gedung Putih yang menyertai pengumuman tersebut, hal ini juga bertujuan memperkuat industri manufaktur drone dalam negeri AS dengan mempromosikan ekspor. Selain itu juga mengambil tindakan untuk memastikan teknologi AS tetap aman dari pengaruh dan eksploitasi asing yang tidak semestinya.

Faktor utama yang menjadi alasan presiden AS mengambil keputusan tersebut adalah China, yang telah mengembangkan industri drone domestik yang sangat luas dan mendominasi pasar internasional.

"Perintah tersebut juga menyerukan pembentukan program percontohan integrasi electric Vertical Takeoff and Landing (eVTOL) untuk mempercepat penggunaan operasi vertikal yang aman dan sah di Amerika Serikat, dengan memilih sedikitnya lima proyek percontohan guna memajukan aplikasi seperti pengangkutan kargo dan respons medis,” kata Gedung Putih. Perintah itu merupakan satu dari empat perintah yang ditandatangani Trump pada Jumat secara tertutup.

Perintah lainnya menyerukan pencabutan larangan terbang pesawat supersonik di atas daratan, meminta pejabat terkait untuk menetapkan standar sertifikasi sementara berdasarkan tingkat kebisingan, serta menyoroti "regulasi yang mengekang selama puluhan tahun,” yang menurut Gedung Putih sedang dibatalkan agar perusahaan AS dapat kembali mendominasi penerbangan supersonik.

"Perintah ini memajukan koordinasi riset, pengembangan, uji coba, dan evaluasi pesawat supersonik melalui Dewan Sains dan Teknologi Nasional dengan kepemimpinan dari Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi," ucap Gedung Putih.

Dua perintah lainnya bertujuan memperkuat keamanan siber AS dan memastikan kedaulatan wilayah udara Amerika.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post