News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 23 Januari 2025 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

       (  Kamis,   23  Januari  2025  )

Harga Emas Global Dekati Rekor Tertinggi, di Tengah Risiko Kebijakan Trump

 

Harga emas stabil mendekati rekor tertingginya pada Kamis (23/1). Investor menantikan kejelasan lebih lanjut dari pemerintahan baru Presiden Donald Trump terkait potensi pemotongan pajak dan kebijakan perdagangan.

Melansir Reuters, harga emas spot bertahan di US$2.755,68 per ons troi pada pukul 00:43 GMT. Pada Rabu (22/1), harga emas mencapai US$2.763,43, tertinggi sejak 31 Oktober saat mencapai rekor US$2.790,15.

Sedangkan, kontrak emas berjangka AS turun 0,2% menjadi US$2.764,90.

Presiden Donald Trump menyatakan pemerintahannya sedang mempertimbangkan untuk memberlakukan tarif 10% pada barang impor dari China mulai 1 Februari.

Ia juga menjanjikan bea masuk terhadap impor dari Eropa, meski tanpa rincian lebih lanjut.

Sebelumnya, Trump menyebut bahwa Meksiko dan Kanada juga dapat dikenakan tarif sekitar 25% mulai 1 Februari.

Daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi dapat menurun jika kebijakan Trump yang dinilai inflasioner membuat The Fed mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama, mengingat emas tidak memberikan hasil imbalan.

The Fed akan mengadakan pertemuan minggu depan di tengah pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inflasi yang menurun, tetapi menghadapi ketidakpastian dari kebijakan baru pemerintah.

The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan 28-29 Januari mendatang. Suku bunga yang lebih tinggi dapat mengurangi daya tarik emas.

Pada hari Rabu, para pembuat kebijakan Bank Sentral Eropa menyatakan dukungan untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut, menandakan bahwa penurunan minggu depan hampir pasti dan langkah-langkah tambahan akan diambil meskipun The Fed tetap berhati-hati.

Menurut analis teknis Reuters Wang Tao, emas mungkin menghadapi resistensi di US$2.759, yang dapat memicu koreksi harga.

SPDR Gold Trust, dana yang didukung emas terbesar di dunia, melaporkan bahwa kepemilikannya turun 0,26% menjadi 869,36 ton pada Rabu dari 871,66 ton pada Selasa.

Logam Lain: harga perak spot stabil di US$30,78 per ons troi, paladium naik 0,1% menjadi US$978,85, dan platinum bertahan di US$945,90.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Turun ke Level Terendah, karena pasar mempertimbangkan dampak dari tarif yang diusulkan Presiden AS Donald Trump  terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi

 

 Harga minyak turun ke level terendah dalam satu minggu pada Rabu (22/1), karena pasar mempertimbangkan dampak dari tarif yang diusulkan Presiden AS Donald Trump terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 29 sen, atau 0,4%, menjadi US$79,00 per barel.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 39 sen, atau 0,5%, menjadi US$75,44 per barel.

Penurunan ini menandai hari kelima berturut-turut Brent mengalami pelemahan, pertama kali sejak September, dan hari keempat berturut-turut untuk WTI, pertama kali sejak November.

Kedua patokan minyak mentah tersebut ditutup di level terendah sejak 9 Januari selama dua hari berturut-turut.

"Potensi sanksi di bawah pemerintahan Trump yang baru tetap tidak jelas, dengan tarif terhadap Kanada dan Meksiko tampaknya menjadi fokus utama ketidakpastian pedagang," tulis analis dari firma penasihat energi Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Trump menyatakan bahwa pemerintahannya sedang membahas penerapan tarif 10% pada barang-barang impor dari Tiongkok mulai 1 Februari.

Ia juga mengindikasikan tarif sekitar 25% untuk Meksiko dan Kanada, serta berjanji mengenakan bea impor pada produk dari Eropa dan mengancam tarif baru terhadap Rusia jika negara tersebut tidak menyetujui kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

"Perhatian pasar minyak perlahan-lahan beralih dari sanksi AS terhadap Rusia ke potensi kebijakan perdagangan Trump," ujar analis dari ING, menambahkan bahwa ancaman tarif yang terus meningkat telah menekan kompleks energi.

Di Eropa, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz berupaya menunjukkan persatuan dalam pertemuan di Paris, di tengah upaya Eropa untuk merespons ancaman tarif dari AS secara bersama-sama.

Trump juga mengatakan bahwa pemerintahannya kemungkinan akan "menghentikan" pembelian minyak dari Venezuela, anggota OPEC yang berada di bawah sanksi AS.

Data Administrasi Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan bahwa AS mengimpor sekitar 200.000 barel per hari (bpd) minyak dari Venezuela selama 10 bulan pertama tahun 2024, meningkat dari rata-rata 100.000 bpd pada 2023.

Sementara itu, Iran, anggota OPEC lainnya yang juga berada di bawah sanksi AS, mengirim pesan damai kepada para pemimpin Barat di Davos, dengan seorang pejabat tinggi membantah bahwa Iran menginginkan senjata nuklir dan menawarkan diskusi tentang peluang kerja sama.

Dalam berita OPEC lainnya, ekspor minyak mentah Arab Saudi pada November mencapai level tertinggi dalam delapan bulan.

Analis memproyeksikan stok minyak mentah AS turun sekitar 1,6 juta barel pekan lalu, menjelang rilis data dari American Petroleum Institute (API) pada Rabu dan EIA pada Kamis.

Jika benar, ini akan menjadi pertama kalinya perusahaan energi menarik minyak dari penyimpanan selama sembilan pekan berturut-turut sejak Januari 2018, ketika mereka menarik minyak selama 10 pekan berturut-turut, mencetak rekor.

Sebagai perbandingan, penarikan pada pekan yang sama tahun lalu mencapai 9,2 juta barel, sementara rata-rata penarikan selama lima tahun terakhir (2020-2024) sebesar 800.000 barel.

Secara terpisah, beberapa pelabuhan di Texas mulai kembali beroperasi pada Rabu setelah Badai Musim Dingin Enzo mengganggu operasi energi dan pengiriman awal pekan ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Wall Street :  S&P 500 Cetak Rekor Tertinggi Berkat Kinerja Netflix

 

 Indeks Wall Street melonjak pada hari Rabu (22/1), dengan S&P 500 mencatat rekor tertinggi intraday.

Kenaikan ini didorong oleh laporan kuartalan Netflix yang mengesankan dan pengumuman Presiden Donald Trump mengenai rencana investasi infrastruktur kecerdasan buatan (AI) sektor swasta senilai US$500 miliar.

Melansir Reuters, indeks S&P 500 Naik 37,13 poin (0,61%) menjadi 6.086,37, mendekati rekor penutupan sebelumnya pada 6 Desember.

Nasdaq Composite melonjak 252,56 poin (1,28%) menjadi 20.009,34 dan Dow Jones Industrial Average naik 130,92 poin (0,30%) menjadi 44.156,73.

Sektor teknologi mencatat kenaikan sebesar 2,5%, menjadi sektor dengan pertumbuhan tertinggi di antara 11 indeks industri utama dalam S&P 500.

Performa ini terutama didorong oleh perusahaan-perusahaan AI besar seperti Nvidia dan Microsoft.

Netflix menjadi saham dengan performa terbaik di S&P 500, naik 9,7% setelah melaporkan rekor jumlah pelanggan selama kuartal liburan.

Pertumbuhan ini memungkinkan perusahaan untuk menaikkan harga pada sebagian besar paket layanannya, meningkatkan kepercayaan investor.

Optimisme Investasi AI

Antusiasme investor terhadap sektor AI melonjak setelah Trump mengumumkan rencana investasi besar melibatkan Oracle, OpenAI, dan SoftBank.

Meskipun rincian pendanaan belum jelas, berita ini berhasil memacu optimisme di pasar.

Saham Oracle naik 6,8%, sementara saham ARM Holdings, pemasok teknologi chip yang sebagian besar dimiliki oleh SoftBank, melonjak 15,9%. Produsen server Dell juga mencatat kenaikan sebesar 3,6%.

Namun, dari 11 sektor utama, hanya sektor teknologi dan layanan komunikasi yang mencatatkan kenaikan harian, masing-masing naik 1,1%.

Sementara itu, sektor utilitas menjadi penurun terbesar dengan penurunan 2,2%.

“Kenaikan ini sepenuhnya didorong oleh antusiasme terhadap investasi teknologi,” ujar Irene Tunkel, Kepala Strategi Ekuitas AS di BCA Research, menyoroti dominasi sektor teknologi dalam pergerakan pasar hari itu.

Matt Stucky, Manajer Portofolio Utama di Northwestern Mutual Wealth Management, menambahkan bahwa sektor semikonduktor menjadi penerima manfaat langsung dari pengumuman investasi AI.

Indeks semikonduktor Philadelphia naik 1,7%, mencerminkan optimisme di industri tersebut.

Namun, Stucky mencatat bahwa tanpa kejelasan pendanaan, berita ini lebih mirip “cerita investasi yang penuh harapan.”

Sentimen Ekonomi dan Perdagangan

Optimisme pasar juga didukung oleh data ekonomi yang kuat, inflasi yang mereda, dan pendekatan Trump yang lebih moderat terhadap tarif perdagangan sejak pelantikannya.

Namun, kekhawatiran tetap ada terkait rencana tarif yang dapat diberlakukan pada 1 Februari untuk impor dari China, Meksiko, Kanada, dan Uni Eropa.

Trump telah memerintahkan lembaga federal untuk menyelesaikan tinjauan komprehensif mengenai berbagai isu perdagangan pada 1 April, tanggal yang disarankan analis Barclays untuk menjadi fokus perhatian pasar.

Pergerakan Saham Individu

Saham Procter & Gamble naik 1,9% setelah melampaui perkiraan kuartal kedua, didukung oleh permintaan produk rumah tangga yang kuat di AS.

Saham Johnson & Johnson turun 1,9% meskipun melaporkan hasil kuartal keempat yang melebihi ekspektasi.

Saham Ford anjlok 3,8% setelah mendapatkan penurunan peringkat dari Barclays.

Saham Textron turun 3,4% akibat perkiraan laba 2025 yang lebih rendah dari ekspektasi.

Saham Halliburton merosot 3,6% setelah memperingatkan melemahnya aktivitas di Amerika Utara dan melaporkan pendapatan kuartalan yang mengecewakan.

Sementara teknologi dan AI menjadi sorotan utama, pasar secara keseluruhan tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian pendanaan investasi dan kebijakan perdagangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bursa Asia Dibuka Beragam, Investor Pantau Data Ekonomi Regional

 

Bursa saham Asia-Pasifik menunjukkan pergerakan beragam pada Kamis pagi (23/1), seiring investor mencerna berbagai data ekonomi dari kawasan.

Indeks Indeks S&P/ASX 200 Australia turun 0,42% pada pembukaan perdagangan.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,38% dan Topix mencatat kenaikan sebesar 0,25%.

Indeks Kospi melemah 0,21% dan Kosdaq turun 0,13%.

Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada kuartal keempat hanya sebesar 1,2% secara tahunan (YoY), menjadi laju ekspansi terendah sejak kuartal kedua 2023.

Futures indeks Hang Seng Hong Kong berada di angka 19.924, lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir indeks HSI di 19.778,77.

Singapura diperkirakan akan merilis data inflasi untuk bulan Desember.

Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) sedang menggelar pertemuan kebijakan moneter yang berlangsung hingga Jumat, di mana Gubernur BOJ Kazuo Ueda telah memberi sinyal kemungkinan kenaikan suku bunga.

Di Amerika Serikat, ketiga indeks utama ditutup menguat, dengan S&P 500 mencetak rekor intraday terbaru di level 6.100,81 sebelum akhirnya ditutup di 6.086,37, sedikit di bawah rekor penutupan tertingginya.

Indeks ini naik 0,61% seiring optimisme terhadap teknologi, terutama Oracle dan Nvidia, yang dipicu oleh perkembangan kecerdasan buatan (AI).

Nasdaq Composite melonjak 1,28% ke 20.009,34, mencerminkan kinerja kuat sektor teknologi.

Dow Jones Industrial Average bertambah 130,92 poin (0,3%) ke level 44.156,73, didukung oleh kenaikan hampir 2% saham Procter & Gamble setelah laporan pendapatan yang kuat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Donald Trump Persilakan Elon Musk Beli TikTok

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mempersilakan miliarder Elon Musk untuk membeli aplikasi media sosial TikTok jika CEO Tesla tersebut ingin melakukannya.

Aplikasi video pendek yang digunakan oleh 170 juta orang Amerika itu dinonaktifkan sementara dari pengguna sesaat sebelum undang-undang yang menyatakan bahwa aplikasi itu harus dijual oleh pemiliknya di China, ByteDance, dengan alasan keamanan nasional.

Bloomberg News melaporkan minggu lalu bahwa pejabat China sedang dalam pembicaraan awal tentang kemungkinan opsi untuk menjual operasi TikTok di Amerika Serikat kepada Musk, meskipun perusahaan itu membantahnya.

Trump pada hari Senin menandatangani perintah eksekutif yang berupaya menunda selama 75 hari penegakan hukum yang diberlakukan setelah pejabat AS memperingatkan bahwa di bawah perusahaan induk China, ByteDance, ada risiko data orang Amerika disalahgunakan.

TikTok tetap tidak tersedia untuk diunduh di perangkat Apple dan Android di Amerika Serikat pada Selasa sore.

"Saya akan melakukannya, jika dia (Elon Musk) ingin membelinya," kata Trump kepada wartawan pada hari Selasa ketika ditanya apakah dia terbuka jika Musk membeli platform tersebut seperti dilansir Reuters.

"Saya telah bertemu dengan pemilik TikTok, pemilik besar," imbuh Trump. "Jadi, yang ingin saya katakan kepada seseorang adalah 'beli dan berikan setengahnya kepada Amerika Serikat.'"

Pendukung kebebasan berbicara menentang larangan TikTok berdasarkan undang-undang yang disahkan oleh Kongres AS dan ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden.

Komentar Elon Musk

Musk, yang menghabiskan dana lebih dari US$ 250 juta untuk membantu Trump memenangkan pemilihan presiden pada bulan November, mengatakan ada lingkungan bisnis yang "tidak seimbang" antara AS dan China.

"Saya sudah lama menentang pelarangan TikTok, karena itu bertentangan dengan kebebasan berbicara. Meski begitu, situasi saat ini di mana TikTok diizinkan beroperasi di Amerika, tetapi X tidak diizinkan beroperasi di Tiongkok tidak seimbang," kata Musk, yang memiliki platform media sosial X, pada akhir pekan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ini Ancaman Trump ke Putin Soal Perang Ukraina: Jadi Target Tarif Berikutnya

 

Pada Rabu (22/1/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia akan mengenakan pajak, tarif, dan sanksi yang tinggi terhadap Rusia.

Hal tersebut akan diberlakukan jika pemimpinnya, Vladimir Putin, tidak segera mengakhiri perang Ukraina.

Mengutip Business Insider, ancaman tersebut sebagian besar bersifat simbolis karena perdagangan antara AS dan Rusia yang menurun sejak invasi dimulai pada tahun 2022.

"Saya akan memberikan Rusia, yang ekonominya sedang gagal, dan Presiden Putin, sebuah KEBAIKAN yang sangat besar. Selesaikan sekarang, dan HENTIKAN Perang yang konyol ini!" tulis Trump dalam sebuah posting di platform media sosialnya, Truth Social.

"INI AKAN MENJADI LEBIH BURUK. Jika kita tidak membuat 'kesepakatan,' dan segera, saya tidak punya pilihan lain selain mengenakan Pajak, Tarif, dan Sanksi tingkat tinggi pada apa pun yang dijual oleh Rusia ke Amerika Serikat, dan berbagai negara peserta lainnya," tambah Trump.

Trump berjanji selama kampanyenya bahwa sekembalinya ke Gedung Putih, ia akan segera mengakhiri invasi Rusia yang menghancurkan.

Konflik yang berlangsung hampir tiga tahun ini telah menghancurkan kota-kota di Ukraina dan menewaskan serta melukai ratusan ribu tentara.

Namun, selama kampanye, Trump tidak menjelaskan secara rinci bagaimana pemerintahannya berencana untuk membawa Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke meja perundingan.

Banyak analis perang mengatakan bahwa akan sulit untuk mengajak pemimpin Rusia itu berunding sementara pasukannya terus maju.

Sebelum perang, AS mengimpor komoditas senilai US$ 29,7 miliar dari Rusia, yang sebagian besar berupa minyak, mineral, kapur, dan semen.

Namun, perdagangan ini anjlok setelah Putin melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina, yang mendorong pemerintahan Biden untuk mengenakan tarif pada banyak barang, logam, dan produk Rusia.

Pada tahun 2023, AS mengimpor barang Rusia senilai US$ 4,57 miliar, yang berarti 0,14% dari total impor tahun itu, menurut perincian data perdagangan dari Biro Sensus AS.

Hampir tiga tahun perang berlangsung, perdagangan dengan Rusia yang semakin menyempit membuat pemerintahan Trump hanya memiliki sedikit tarif untuk dipungut karena ingin memaksa pemerintahan Putin untuk melakukan perundingan damai.

Sanksi adalah masalah lain, dan pemerintahan Trump tampaknya siap untuk terus memperketat perdagangan energi vital Moskow.

Dalam sidang konfirmasinya Kamis lalu, calon Menteri Keuangan Scott Bessent mengkritik Gedung Putih Biden karena rezim sanksi yang "tidak cukup tegas."

"Saya akan 100% mendukung penerapan sanksi — terutama pada perusahaan minyak besar Rusia — ke tingkat yang akan melibatkan Federasi Rusia," kata Bessent kepada anggota parlemen.

Hal itu dapat menambah tekanan pada ekonomi Rusia, yang telah menunjukkan tanda-tanda ketegangan yang meningkat di bawah beban sanksi seiring berjalannya waktu.

Inflasi telah meningkat karena Rusia meningkatkan pengeluaran untuk militernya dan kontrak-kontrak menguntungkan yang dibutuhkan untuk merekrut lebih banyak tentara.

Sebagai tanggapan, bank sentral Rusia telah menaikkan suku bunga menjadi 21% yang bersejarah. Langkah itu memicu protes di antara para pemimpin bisnis di tengah kekhawatiran akan meningkatnya kebangkrutan dan stagflasi.

Sanksi yang ada, seperti pembatasan kapal kargo Rusia dan pengusiran negara itu dari jaringan keuangan SWIFT, semuanya berkontribusi terhadap dampak tersebut, yang memaksa Kremlin untuk memanfaatkan dukungan terakhir bagi ekonominya.

Cadangan likuid negara itu telah turun menjadi US$ 31 miliar, dari posisi sebelumnya US$ 117 miliar pada tahun 2021.

Sementara itu, kondisi masa perang telah menyebabkan eksodus pekerja keluar dari negara itu, sementara yang lain telah dikirim ke Ukraina untuk berperang.

Hal itu membuat Rusia berhadapan dengan kekurangan tenaga kerja yang besar, yang telah menekan inflasi upah lebih tinggi.

Trump mengatakan dalam unggahannya di Truth Social bahwa ia tidak bermaksud menyakiti Rusia dan bahwa ia memiliki hubungan yang baik dengan Putin.

Beberapa jam setelah dilantik pada hari Senin, presiden AS tersebut mengatakan bahwa ia sedang mengatur pertemuan dengan mitranya dari Rusia.

Sepanjang perang, Rusia juga telah menemukan cara untuk menghindari sanksi Barat. Misalnya, Moskow telah mengandalkan "armada bayangan" kapal-kapalnya untuk mengangkut minyak dan menghindari embargo pada ekspor energinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Presiden AS Donald Trump Tetapkan Houthi Yaman sebagai Organisasi Teroris Asing

 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi menetapkan gerakan Houthi Yaman, yang dikenal sebagai Ansar Allah, sebagai "organisasi teroris asing,".

Penetapan ini memberlakukan sanksi yang lebih berat terhadap kelompok yang berafiliasi dengan Iran tersebut, sebagai tanggapan atas serangan-serangannya terhadap kapal dagang di Laut Merah serta kapal perang AS yang menjaga jalur pelayaran penting di kawasan tersebut.

"Kegiatan Houthi mengancam keamanan warga sipil dan personel Amerika di Timur Tengah, keselamatan mitra regional terdekat kami, serta stabilitas perdagangan maritim global," demikian pernyataan Gedung Putih pada Rabu (22/1).

Kebijakan AS, lanjut pernyataan tersebut, adalah bekerja sama dengan mitra regional untuk "menghilangkan kemampuan dan operasi Ansar Allah, memutus sumber daya mereka, serta mengakhiri serangan mereka terhadap personel dan warga sipil AS, mitra AS, dan pengiriman maritim di Laut Merah."

Langkah ini mencerminkan upaya pemerintah AS dalam memperkuat keamanan di kawasan yang sering menjadi arena konflik dan ketegangan geopolitik

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Data Ekonomi Tak Bisa Dipercaya, Pejabat Barat Nilai Ekonomi Rusia dari Luar Angkasa

 

Pada Rabu (22/1/2025), Elisabeth Svantesson, menteri keuangan Swedia, mengatakan kesehatan ekonomi Rusia yang menurun sejelas siang atau malam.

Menurut Svantesson, dia dan para pejabatnya skeptis terhadap bagaimana angka-angka resmi Rusia menggambarkan ekonominya.

Melansir Business Insider, salah satu ukuran yang mereka gunakan, katanya pada sebuah panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos, adalah membandingkan foto-foto Moskow pada malam hari.

Pencahayaan di sana, katanya, lebih gelap pada tahun 2023 dibandingkan pada tahun 2021. Kondisi itu menunjukkan ibu kota dan negara dalam masalah.

Business Insider menemukan beberapa foto publik yang menunjukkan cakrawala Moskow pada tahun-tahun yang disebutkan Svantesson.

Foto Moskow pada Maret 2021 terlihat dari Stasiun Luar Angkasa Internasional menunjukkan kumpulan lampu terang yang memanjang hingga ke pinggiran kota.

Namun pada gambar tahun 2023, kumpulan cahaya yang menunjukkan pinggiran kota Moskow tampak lebih kecil dan lebih jarang daripada pada gambar sebelum invasi.

"Sangat jelas bahwa ekonomi Rusia jelas tidak sekuat yang Putin ingin kita percayai," kata Svantesson.

Dia mengatakan bahwa inflasi Moskow jauh lebih tinggi daripada yang diumumkan ke publik. Angka terbaru Rusia menyebutkannya sebesar 9,5%, yang menurut Svantesson tidak sesuai dengan suku bunga utamanya sebesar 21%.

Dia juga mengatakan tingkat modal yang meninggalkan Rusia menunjukkan ekonomi yang sedang berjuang, seperti halnya foto luar angkasa Moskow.

"Di Moskow, misalnya, gambarannya jauh lebih suram," katanya.

"Mereka tidak menggunakan banyak listrik," kata moderator panel, Ravi Agrawal, pemimpin redaksi Foreign Policy.

"Tidak, tidak, tidak. Jauh lebih suram," kata Svantesson.

Negara-negara Barat memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina pada tahun 2022, yang sebagian besar dirancang untuk menghentikan ekspor minyak dan gas yang penting bagi ekonominya.

Kremlin mengatakan telah menahan dampak potensial terburuk dari sanksi tersebut. Svantesson mengatakan bahwa visi ekonomi yang kuat adalah taktik untuk meyakinkan Ukraina dan sekutunya bahwa sanksi tidak berhasil.

Svantesson menyimpulkan bahwa kita tidak tahu"keadaan sebenarnya ekonomi Rusia.

"Akan tetapi yang kita tahu adalah bahwa narasi dan data yang diungkapkan tidak benar," jelasnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post