News Forex, Index & Komoditi ( Rabu, 23 Oktober 2024 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

         (  Rabu,  23  Oktober  2024  )

Harga Emas Global Menguat, Dipicu Pemilu AS dan Konflik Timur Tengah

 

Harga emas mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada Selasa (22/10), didorong oleh meningkatnya permintaan aset aman di tengah ketidakpastian pemilu Amerika Serikat (AS) dan konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah.

Selain itu, ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut juga mendorong lonjakan harga emas.

Harga emas spot naik 0,7% menjadi US$2.739,81 per ons troi pada pukul 12:25 waktu setempat (ET) atau 16:25 GMT, setelah sempat menyentuh rekor US$2.744,08 di awal sesi. Sementara itu, harga emas berjangka AS naik 0,6% ke US$2.754,30 per ons troi.

Emas yang sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian geopolitik dan ekonomi telah naik lebih dari 32% sepanjang tahun ini, mencatatkan rekor berkali-kali.

Suku bunga yang lebih rendah juga meningkatkan daya tarik untuk memegang emas.

“Ketegangan geopolitik tetap menjadi faktor pendorong utama. Dua minggu menjelang pemilu AS, persaingan masih sangat ketat, sehingga ketidakpastian politik turut mendorong minat terhadap emas sebagai aset aman,” kata Peter A. Grant, vice president and senior metals strategist di Zaner Metals.

Grant menambahkan, jika situasi di Timur Tengah semakin memanas, harga emas berpotensi mencapai US$3.000 sebelum akhir tahun, meskipun ia memperkirakan kenaikan signifikan akan terjadi pada kuartal pertama tahun depan.

Selain itu, kebijakan pelonggaran moneter oleh sejumlah bank sentral besar juga menjadi faktor utama yang mendukung reli emas.

Dalam survei terbaru Reuters/Ipsos, Wakil Presiden AS dari Partai Demokrat Kamala Harris memimpin tipis dengan 46% suara dibandingkan mantan Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump yang memperoleh 43% suara.

Ketatnya persaingan ini semakin memperkuat ketidakpastian hasil pemilu, yang secara tidak langsung mendukung harga emas.

"Dengan ketidakpastian yang semakin meningkat antara kandidat dari Partai Demokrat dan Republik, emas mendapat dukungan sebagai aset aman," kata analis dari BNP Paribas dalam catatannya.

Dari sisi teknikal, Relative Strength Index (RSI) untuk emas saat ini berada di level 74 yang menunjukkan bahwa harga emas sudah memasuki wilayah "overbought" atau jenuh beli.

Selain emas, harga perak juga naik 2,8% menjadi US$34,72 per ons troi, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak akhir 2012.

Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group memperkirakan harga perak akan menembus US$35 sebelum hari pemungutan suara pada 5 November, asalkan faktor pendorong logam mulia tetap kuat.

Di sisi lain, harga platinum naik sekitar 2,6% menjadi US$1.029,10 per ons troi dan palladium naik 2,2% menjadi US$1.074,38 per ons troi.

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Menguat meksi Prospek IMF Bearish

 

Minyak Mentah berjuang untuk mempertahankan harga dan mengorbit di sekitar level $70,00 pada hari Selasa. Tekanan pada harga Minyak berasal dari pasar yang menilai ulang proyeksi penurunan suku bunga Federal Reserve (The The Fed) AS dalam waktu dekat. Dengan menurunnya peluang penurunan suku bunga yang agresif oleh The Fed, pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi mungkin akan terhenti, yang berarti prospek suram untuk Minyak dalam beberapa bulan mendatang.

Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja Greenback terhadap enam mata uang lainnya, berkonsolidasi di dekat level tertinggi 11-minggu di 104,00 pada hari Selasa. Dengan lonjakan imbal hasil AS, perbedaan suku bunga membuat AS mengungguli benua-benua utama lainnya, seperti Eropa atau Asia. Hal ini mendukung DXY, yang mungkin akan naik lebih lanjut dalam beberapa minggu mendatang ke 105,00.

Pada saat artikel ini ditulis, Minyak Mentah (WTI) diperdagangkan pada $71,71 dan Minyak Mentah Brent pada $74,79.

Berita Minyak dan Penggerak Pasar: Di Mana Pertumbuhannya?

Para manajer keuangan telah memangkas posisi beli bersih spekulatif mereka di ICE Brent berjangka untuk pertama kalinya dalam lima minggu, Bloomberg melaporkan.

Selain itu, Komisi Perdagangan Berjangka Chicago (Chicago Futures Trading Commission/CFTC) melaporkan bahwa minyak mentah berjangka WTI mengalami penurunan posisi beli bersih selama tiga minggu berturut-turut, Bloomberg melaporkan.

Norwegia meningkatkan produksi minyaknya di bulan September, naik 1,5% di atas prakiraan, Reuters melaporkan.

Pada pukul 20:30 GMT (Rabu, 04:30 WIB), American Petroleum Institute (API) akan merilis data Perubahan Stok Minyak Mentah mingguan untuk pekan yang berakhir pada tanggal 18 Oktober. Tidak ada prakiraan, dengan pendorongan kecil 1,58 juta barel yang terlihat pada minggu sebelumnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

EUR/USD Turun Lebih Jauh seiring Meningkatnya Spekulasi ECB Dovish

 

EUR/USD mencatatkan terendah baru 11 minggu di 1,0800 pada sesi Amerika Utara hari Selasa. Pasangan mata uang ini melemah saat Euro (EUR) lesu karena para pedagang telah memprakirakan European Central Bank (ECB) akan kembali menurunkan suku bunga pada pertemuan bulan Desember. Taruhan ECB dovish telah meningkat karena meningkatnya risiko terhadap pertumbuhan ekonomi Zona Euro diprakirakan akan membuat tekanan inflasi tetap dalam jarak yang dekat dengan target 2% bank sentral. Ini berarti penurunan suku bunga keempat oleh ECB tahun ini.

Data yang dirilis pada hari Senin menunjukkan bahwa Indeks Harga Produsen (IHP) Jerman mengalami deflasi 1,4% tahunan (YoY) pada bulan September, lebih cepat dari 0,8% pada bulan Agustus, dan menunjukkan ketidakmampuan produsen untuk menaikkan harga barang dan jasa di pabrik karena lemahnya belanja rumah tangga.

Sementara itu, International Monetary Fund (IMF) telah menurunkan prakiraan Produk Domestik Bruto (PDB) Jerman untuk tahun 2024 dan 2025. Lembaga tersebut memprakirakan ekonomi Jerman akan stagnan tahun ini dan pertumbuhan 0,8% untuk tahun depan.

Di sela-sela pertemuan IMF, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg bahwa ia yakin inflasi akan kembali ke targetnya pada tahun 2025. Lagarde menambahkan bahwa data inflasi di Zona Euro "relatif meyakinkan" tetapi menambahkan bahwa mereka tidak dapat langsung menyimpulkan bahwa itu sudah pasti.

Sementara itu, komentar dari gubernur bank sentral Lithuania dan anggota Dewan Pengatur ECB Gediminas Šimkus tampak lebih dovish. Šimkus mengatakan, "Jika proses disinflasi mengakar, ada kemungkinan suku bunga akan lebih rendah dari tingkat normal." 'Tingkat normal' suku bunga adalah antara 2% dan 3%.

Intisari Penggerak Pasar Harian: EUR/USD Melemah karena Dolar AS Unggul

EUR/USD merosot lebih jauh ke dekat 1,0800 karena Dolar AS (USD) kuat. Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai Greenback terhadap enam mata uang utama, mempertahankan kenaikan di dekat 104,00. Greenback menguat karena kegelisahan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) dan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mengikuti siklus pelonggaran kebijakan yang moderat.

Jajak pendapat terbaru menunjukkan persaingan ketat antara mantan Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harrish menjelang pemilihan umum yang tinggal dua pekan lagi. Kemenangan Trump diprakirakan akan menghasilkan tarif impor yang lebih tinggi dan pajak yang lebih rendah, yang dapat mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut.

Sementara itu, The Fed diprakirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) di bulan November dan Desember, menurut alat CME FedWatch. Alasan di balik spekulasi kuat untuk siklus penurunan suku bunga yang lebih lambat adalah meningkatnya kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi AS setelah data Nonfarm Payrolls (NFP), IMP Jasa ISM, dan data Penjualan Ritel untuk bulan September yang optimis. Selain itu, para pejabat The Fed melihat bahwa jalur pemangkasan suku bunga secara bertahap adalah hal yang tepat.

Pekan ini, para investor akan mengawasi data awal Indeks Manajer Pembelian (IMP)  S&P Global untuk bulan Oktober, yang akan dipublikasikan pada hari Kamis.

 

 

 

 

 

Wall Street Beragam, Investor Mencermati Laporan Pendapatan dan Yield US Treasury

 

Indeks utama Wall Street ditutup beragam alias mixed pada perdagangan Selasa (22/10). Indeks Nasdaq naik, sementara investor mengamati imbal hasil Treasury AS dan menanti laporan pendapatan emiten di bursa AS.

Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 6,71 poin, atau 0,02% ke level 42.924,89, S&P 500 turun 2,78 poin, atau 0,05% ke 5.851,20 dan Nasdaq Composite naik 33,12 poin, atau 0,18% ke level 18.573,13.

Volume perdagangan saham di bursa mencapai 11,45 miliar saham, dengan rata-rata 11,28 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Hampir setengah dari sektor S&P berada di wilayah positif, dengan sektor konsumen memimpin kenaikan sebesar 0,92%.

Imbal hasil obligasi 10 tahun sebelumnya mencapai 4,222%, tertinggi sejak 26 Juli, karena investor menilai kembali ekspektasi terhadap lintasan kebijakan Federal Reserve. Imbal hasil sedikit menurun selama sesi perdagangan.

"Beberapa hari terakhir, pasar telah mencoba mencerna pergerakan obligasi pemerintah karena terjadi penimbunan imbal hasil yang cukup besar," kata Jack Janasiewicz, manajer portofolio di Natixis Investment Managers Solutions.

"Berita besar secara keseluruhan adalah suku bunga kembali naik dan kekhawatiran bahwa Federal Reserve membuat kesalahan kebijakan dengan bergerak terlalu agresif pada bulan September. Itu memicu aksi jual suku bunga secara global," kata Michael Green, manajer portofolio di Simplify Asset Management.

Saham GE Aerospace merosot 9% meskipun menaikkan perkiraan laba untuk tahun 2024, karena kendala pasokan yang terus-menerus memengaruhi pendapatannya. Akibatnya, indeks sektor perindustrian turun sebesar 1,19%.

Secara keseluruhan indeks sektor teknologi naik 0,15%. Saham Microsoft naik 2,08%.

"Selama musim pendapatan, Anda sering mengalami gejolak seperti ini, tetapi ada juga peningkatan ketidakpastian relatif terhadap arah suku bunga," kata Chuck Carlson, CEO di Horizon Investment Services.

Beberapa minggu ke depan kemungkinan pasar ekuitas akan bergejolak, karena investor mencermati pendapatan perusahaan, data ekonomi terbaru, dan hasil pemilu AS, diikuti oleh rapat bank sentral.

Para pedagang memperkirakan peluang 89,6% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, menurut FedWatch dari CME.

Saham Verizon turun 5,03% karena raksasa telekomunikasi itu gagal memenuhi estimasi pendapatan kuartal ketiga.

Sementara itu, saham General Motors melonjak 9,81% setelah hasil kuartal ketiga produsen mobil itu mengalahkan estimasi Wall Street, sementara saham Lockheed Martin turun 6,12% setelah rilis hasil laba.

 

 

 

 

 

 

Rusia Melawan! Dorong Pembentukan Tatanan Dunia Baru saat Jadi Tuan Rumah KTT BRICS

 

Vladimir Putin berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa meskipun Rusia telah dijatuhi sanksi berat dan dikucilkan oleh Barat, Rusia tetap kuat di panggung internasional.

Salah satu langkah strategis yang diambilnya adalah mengadakan KTT BRICS di Kazan, yang dihadiri oleh lebih dari 20 kepala negara, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping, Perdana Menteri India Narendra Modi, dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

KTT ini dipromosikan Kremlin sebagai salah satu acara kebijakan luar negeri terbesar yang pernah digelar di Rusia. Menurut Chris Weafer, mitra pendiri di firma konsultan Macro-Advisory, pesan utamanya adalah bahwa upaya untuk mengisolasi Rusia telah gagal.

Rusia ingin menampilkan bahwa meskipun ada retakan di bawah permukaan ekonominya, secara geopolitik negara ini tetap memiliki banyak mitra internasional.

BRICS: Penyeimbang Dominasi Barat

BRICS, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan, kerap dianggap sebagai penyeimbang terhadap dominasi ekonomi Barat. Grup ini telah berkembang dengan menambahkan negara-negara seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab. Bahkan Arab Saudi diundang untuk bergabung, menambah bobot geopolitik dari aliansi ini.

BRICS kini mewakili sekitar 45% populasi global, dan gabungan ekonomi negara-negara anggotanya bernilai lebih dari $28,5 triliun, atau sekitar 28% ekonomi dunia.

Dengan potensi pengaruh sebesar ini, Rusia melihat BRICS sebagai kesempatan untuk memperkuat aliansi anti-Barat dan melawan dominasi ekonomi yang dipimpin oleh G7, yang terdiri dari negara-negara ekonomi maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Jerman, dan Inggris.

Tantangan Bagi Rusia dan BRICS

Meskipun Rusia berharap KTT ini akan menunjukkan persatuan di antara anggotanya, tantangan internal dalam BRICS tetap nyata. Salah satu tujuan utama Putin adalah meyakinkan anggota BRICS untuk mengadopsi alternatif selain dolar AS dalam transaksi global.

Sanksi yang dijatuhkan Barat telah memukul ekonomi Rusia, terutama dalam perdagangan lintas batas yang masih sangat bergantung pada dolar AS. Rusia berharap menciptakan sistem pembayaran internasional yang bebas dari dominasi mata uang G7, sehingga sanksi Barat tidak lagi efektif.

Namun, terdapat perbedaan pandangan di antara anggota BRICS. Jim O'Neill, mantan Kepala Ekonom Goldman Sachs yang menciptakan istilah "BRIC", menyatakan bahwa kesepakatan substansial antara anggota BRICS sulit dicapai.

Konflik antara Tiongkok dan India, dua kekuatan ekonomi terbesar dalam BRICS, kerap menjadi penghalang utama bagi kerjasama yang lebih erat.

Selain itu, ketegangan antara anggota baru BRICS seperti Mesir dan Ethiopia juga menambah kerumitan. Hubungan antara Iran dan Arab Saudi, yang baru-baru ini membaik, juga masih menyisakan ketegangan di bawah permukaan.

Peran Rusia di Tengah Perpecahan

Di tengah berbagai perbedaan di dalam BRICS, tugas Putin di Kazan adalah menyatukan narasi bahwa Rusia tidak terisolasi. Meskipun banyak negara BRICS memiliki hubungan baik dengan Barat, Rusia berusaha mengarahkan perhatian pada kerja sama yang dapat menantang dominasi ekonomi Barat.

Di sisi lain, negara seperti India mungkin tetap ingin menjaga hubungan baik dengan negara-negara Barat, membuat tugas Rusia semakin kompleks.

Meski demikian, bagi Putin, KTT ini lebih dari sekadar platform diplomatik. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan kepada publik Rusia dan komunitas internasional bahwa Rusia masih mampu memainkan peran penting di kancah global, bahkan saat Barat berusaha untuk meminggirkan mereka.

BRICS dan Upaya Membentuk Tata Dunia Baru

Dalam narasi anti-Barat yang kerap diusung Rusia, BRICS adalah kunci untuk menciptakan "tata dunia baru" yang lebih berimbang dan tidak didominasi oleh kekuatan-kekuatan Barat.

Namun, untuk mencapai tujuan ini, Rusia perlu menavigasi hubungan yang rumit dengan setiap anggota BRICS, sambil mengabaikan ketidaksepakatan internal yang dapat melemahkan pengaruh kolektif mereka.

Dalam skenario ini, kesuksesan Putin di Kazan bergantung pada kemampuannya untuk menunjukkan bahwa Rusia memiliki aliansi kuat di seluruh dunia, meskipun secara nyata tantangan besar masih menghadang di dalam tubuh BRICS itu sendiri.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Amerika Menambahkan 6 Perusahaan China dalam Daftar Hitam karena Pro Iran

 

Amerika Serikat mengumumkan pada hari Senin bahwa enam perusahaan Tiongkok telah ditambahkan ke dalam daftar hitam ekspor karena mendukung pengembangan senjata pemusnah massal Iran serta modernisasi militer Tiongkok.

Mengutip scmp.com, langkah ini merupakan bagian dari upaya AS untuk membatasi akses perusahaan-perusahaan yang dianggap mengancam keamanan nasional atau kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Ancaman terhadap Keamanan Nasional AS

Thea D. Rozman Kendler, Asisten Sekretaris Perdagangan AS untuk Administrasi Ekspor, menegaskan komitmen AS untuk mencegah entitas yang mencoba menghindari pengawasan AS.

“Program seperti program senjata pemusnah massal Iran, program kendaraan udara tak berawak (UAV) mereka, dan program rudal balistik Pakistan merupakan ancaman signifikan bagi keamanan nasional Amerika Serikat dan tidak akan didukung oleh teknologi AS," katanya.

Penambahan entitas ke dalam Entity List, sebuah daftar larangan perdagangan, dilakukan ketika Washington menganggap entitas tersebut sebagai ancaman terhadap keamanan nasional atau kebijakan luar negeri.

Perusahaan-perusahaan yang berada dalam daftar ini tidak dapat menerima barang dan teknologi asal AS tanpa lisensi khusus, yang kemungkinan besar akan ditolak.

Perusahaan Tiongkok yang Terlibat

Salah satu perusahaan yang ditambahkan ke daftar hitam adalah Beijing Moreget Creative Technology, yang diduga memperoleh barang-barang asal AS terkait teknologi simulasi penerbangan untuk mendukung modernisasi militer Tiongkok.

Perusahaan ini dituding berperan penting dalam meningkatkan kapabilitas militer Tiongkok melalui akuisisi teknologi canggih dari luar negeri.

Selain itu, Small Leopard Electronics yang berbasis di Hong Kong, bersama perusahaan terkaitnya Shenzhen Dragonfly Supply Chain, juga ditambahkan ke dalam daftar hitam.

Small Leopard diduga terlibat dalam tindakan yang "dilatory and evasive" atau bertindak menunda-nunda dan menghindar saat memberikan informasi kepada Departemen Perdagangan selama pemeriksaan akhir penggunaan barang-barang yang diekspor. Perusahaan ini juga terkait dengan jaringan pengadaan Iran.

Small Leopard sebelumnya sudah dimasukkan ke dalam Unverified List, yaitu daftar perusahaan yang tidak dapat diverifikasi oleh petugas pengawas ekspor AS, yang membuat perusahaan ini tidak dapat dipercaya untuk menerima teknologi dan barang asal AS.

Tiga perusahaan Tiongkok lainnya yang ditambahkan ke dalam daftar hitam adalah Detail Technology (HK), L-Tong Electronic Technology, dan Shenzhen Jiachuang Weiye Technology. Ketiga perusahaan ini diduga terlibat dalam pengadaan atau upaya pengadaan barang asal AS untuk program pengembangan senjata pemusnah massal dan drone milik Iran.

Respons Tiongkok

Pemerintah Tiongkok telah berulang kali meminta AS untuk menghentikan penargetan terhadap perusahaan-perusahaan tertentu dengan kebijakan yang disebutnya sebagai "diskriminatif dan tidak adil". Tiongkok menganggap langkah-langkah ini sebagai upaya untuk merusak perkembangan teknologi dan ekonomi negara tersebut.

Selain perusahaan-perusahaan Tiongkok, ada 26 entitas yang ditambahkan ke dalam daftar pada hari Senin, termasuk satu perusahaan dari Mesir, 16 dari Pakistan, dan tiga dari Uni Emirat Arab.

Dua perusahaan dihapus dari daftar tersebut, termasuk Hefei Bitland Information Technology Co yang berbasis di Tiongkok, setelah perusahaan tersebut dilaporkan telah dibubarkan. Perusahaan ini awalnya dimasukkan ke dalam daftar pada tahun 2020 karena dugaan kontribusi terhadap praktik kerja paksa yang melibatkan kelompok minoritas Muslim di Xinjiang.

Selain itu, perusahaan Sandvine yang berbasis di Kanada juga dihapus dari daftar setelah melakukan perubahan signifikan pada tata kelola perusahaan dan praktik bisnisnya untuk melindungi hak asasi manusia.

Implikasi Global

Penambahan perusahaan-perusahaan ini ke dalam daftar hitam ekspor menegaskan kembali sikap tegas Amerika Serikat dalam menghadapi entitas yang dianggap berkontribusi terhadap ancaman keamanan global.

Dengan kebijakan ini, Amerika Serikat berupaya untuk menjaga supremasi teknologinya sekaligus melindungi kepentingan keamanan nasionalnya dari potensi penyalahgunaan teknologi dalam pengembangan senjata oleh negara-negara lain.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pangsa Pasar Mobil Jenis Hybrid di Uni Eropa Melampaui Mobil Bensin

 

Data  Asosiasi Produsen Mobil Eropa alias Association des Constructeurs Européens d'Automobiles (ACEA) memaparkan jika penjualan mobil hybrid baru yang terjual di Uni Eropa pada bulan September mencapai 32,8% dari total penjualan mobil baru. Angka ini melampaui pangsa pasar bulanan kendaraan bertenaga bensin untuk pertama kalinya.

Menurut data yang sama, total penjualan mobil di Eropa turun 6,1% secara tahunan karena pasar utama Jerman, Prancis, dan Italia terus mengalami stagnasi. Penjualan mobil listrik hibrida (HEV) telah meningkat di UE dalam beberapa bulan terakhir, karena pembeli melihatnya sebagai kompromi dan lebih terjangkau antara pembakaran penuh dan listrik penuh.

Penjualan mobil listrik penuh (BEV) dan hibrida plug-in (PHEV) justru melambat tahun ini, sebagian karena perbedaan kebijakan tentang insentif ramah lingkungan di antara negara-negara Eropa, sementara regulator telah mengenakan tarif yang besar untuk mencoba mencegah masuknya kendaraan listrik murah dari China.

Kendaraan bertenaga listrik baik BEV, PHEV, atau HEV yang terjual di UE mencapai 56,9% dari semua registrasi mobil penumpang baru pada bulan September, naik dari 50,3% pada tahun sebelumnya.

Penjualan mobil listrik bertenaga baterai pada bulan September naik 9,8% dari tahun ke tahun, tetapi volume penjualan tahun ini turun 5,8%. Penjualan mobil listrik hibrida naik 12,5% dari tahun ke tahun, sementara penjualan kendaraan berbahan bakar bensin turun 17,9% menjadi 29,8% pada bulan September.

Pendaftaran di Volkswagen naik 0,3%, sementara pendaftaran di Stellantis turun 27,1% dan di Renault turun 1,5%. "Angka hari ini menggambarkan bahwa kita masih jauh dari pasar EV yang berkembang pesat yang dibutuhkan Eropa", kata Direktur Jenderal ACEA Sigrid de Vries dalam pernyataan dikutip Reuters pada Selasa (22/10).

Menurut dia, ini bukanlah pertumbuhan pasar yang stabil dan andal yang dibutuhkan untuk transformasi mobilitas hijau yang sukses. Volkswagen, Stellantis, dan Renault termasuk di antara produsen mobil Eropa berjuang dengan permintaan yang lemah dan berusaha menangkis persaingan dari China.

Awal bulan ini, negara-negara anggota UE secara tipis mendukung bea masuk pada kendaraan listrik buatan China hingga 45%, yang dimaksudkan untuk melawan apa yang menurut Brussels sebagai subsidi tidak adil dari Beijing kepada produsen Tiongkok. China membantah adanya persaingan tidak adil dan telah mengancam akan melakukan tindakan balasan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bursa Saham Global Merosot, Imbal Hasil Naik di Tengah Ekspektasi Suku Bunga Tinggi

 

Bursa saham global mengalami penurunan pada hari Selasa, seiring meningkatnya imbal hasil obligasi dan dolar Amerika Serikat (AS) yang mendekati level tertinggi multi-bulan.

Penyesuaian ini terjadi karena investor mengubah ekspektasi terkait pemangkasan suku bunga AS menjelang pemilihan umum.

Saham SAP, perusahaan perangkat lunak Eropa, melonjak mencapai rekor tertinggi setelah menaikkan proyeksi target tahunan. Indeks MSCI All-World turun 0,2%, dan kontrak berjangka AS menunjukkan awal yang lebih lemah setelah penurunan indeks acuan sebelumnya.

Peter Schaffrik, ahli strategi makro global di RBC Capital Markets, mengungkapkan bahwa data ekonomi AS yang menunjukkan kekuatan menimbulkan pertanyaan mengenai kebijakan Federal Reserve.

Saat ini, peluang untuk memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan 7 November diperkirakan sebesar 87%, turun dari hampir pasti seminggu lalu, menurut alat FedWatch CME.

Ketidakpastian juga meningkat menjelang pemilihan umum AS, di mana mantan presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris bersaing ketat. Dukungan Trump dalam jajak pendapat taruhan daring memperkuat dolar, yang mencapai level tertinggi dalam 2,5 bulan terakhir di angka 103,89.

Mark Haefele, kepala investasi di UBS Global Wealth Management, menyatakan bahwa persaingan yang ketat di negara bagian utama akan meningkatkan volatilitas dalam beberapa minggu mendatang.

Ketidakpastian politik dan geopolitik membuat harga emas stabil di dekat level rekor, naik 0,6% menjadi US$ 2.735 per ons. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik 2 basis poin menjadi 4,21%, tertinggi sejak akhir Juli.

Di Asia, investor menarik dana dari pasar Jepang menjelang pemilihan umum pada hari Minggu, menyebabkan penurunan pada saham, obligasi, dan yen. Nikkei Jepang turun 1,3%, mencapai level terendah sejak awal Oktober, sementara yen jatuh ke 151 per dolar.

Naka Matsuzawa, ahli strategi makro Jepang di Nomura, mencatat pelarian modal kecil dari Jepang, dengan spekulasi mengenai kemungkinan "sapu bersih merah" yang dapat mengantarkan Partai Republik ke Gedung Putih dan Kongres.

Sementara itu, pasar valuta asing stabil setelah sesi penjualan, dengan dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing naik 0,4% terhadap dolar AS.

Pasar China tetap di bawah level tertinggi baru-baru ini, dengan trader menunggu rincian lebih lanjut mengenai pengeluaran pemerintah untuk mendukung ekonomi yang lesu.

Harga minyak stabil, dengan minyak mentah Brent diperdagangkan pada US$ 74 per barel, turun 0,3%. Kepala Badan Energi Internasional memperkirakan pertumbuhan permintaan minyak China akan tetap lemah hingga tahun 2025.

Dengan kalender data yang relatif kosong, fokus pasar tertuju pada laporan pendapatan dari perusahaan-perusahaan besar AS, termasuk General Motors, Texas Instruments, Verizon, Lockheed Martin, dan 3M, yang dijadwalkan untuk melaporkan pada hari Selasa.

 

 

 

 

 

 

Saham Hyundai Motor Anjlok 6% Pada Hari Pertama Melantai di Bursa India

 

Saham Hyundai Motor India anjlok hingga 6% saat debut pasar perdana pada Selasa (22/10), setelah respons yang kurang dari investor ritel terhadap harga penawaran umum perdana terbesar di negara itu.

Mengutip Reuters, Selasa (22/10), saham Hyundai Motor tercatat pada harga 1.934 rupee di Bursa Efek Nasional, di bawah harga penawarannya sebesar 1.960 rupee, dan diperdagangkan turun 4% pada harga 1.882,10 rupee pada pukul 05.48 GMT. Sehingga perusahaan tersebut memiliki valuasi sebesar 1,53 triliun rupee ($18,2 miliar).

Hyundai, produsen mobil nomor 2 di India dengan pangsa pasar sebesar 15%, menargetkan valuasi sebesar US$ 19 miliar melalui IPO.

IPO senilai US$ 3,3 miliar yang memecahkan rekor mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) lebih dari dua kali lipat minggu lalu, sebagian besar dipimpin oleh investor institusional.

Tetapi kekhawatiran harga menghalangi investor ritel yang khawatir mereka tidak akan dapat memperoleh keuntungan dari pencatatan tersebut.

"Penerbitan saham Hyundai telah ditetapkan dengan harga yang sangat tinggi dan tampaknya hal itu juga membebani pencatatannya," kata Arun Kejriwal, pendiri Kejriwal Research.

"Selain itu, volume yang terlihat sejauh ini hanya didorong oleh investor institusional, dan agak buruk untuk IPO sebesar Hyundai."

Pencatatan saham pada hari Selasa di Mumbai adalah debut pertama Hyundai Motor di luar pasar asalnya, Korea Selatan, dan terjadi pada saat pasar ekuitas India meningkat tajam.

Dengan persaingan dari pesaing domestik Tata Motors dan Mahindra & Mahindra, Hyundai Motor berencana untuk menggunakan hasil dari penjualan sahamnya sebesar 17,5% di unit India untuk berinvestasi dalam penelitian dan meluncurkan produk baru.

"Hyundai Motor akan memainkan peran penting dalam pertumbuhan jangka panjang Hyundai Motor India melalui kolaborasi kami dalam R&D, desain, manufaktur," kata CEO produsen mobil Korea itu, Jaehoon Chang, pada upacara pencatatan saham di Mumbai.

Tujuh dari 10 IPO terbesar di India, termasuk Hyundai India, melaporkan kerugian harian yang berkisar antara 5% hingga 27%, menurut data dari Dealogic.

Meskipun valuasi pasar Hyundai jauh lebih kecil daripada pemimpin pasar India Maruti Suzuki yang mencapai $45 miliar, analis telah menyatakan kekhawatiran atas kesenjangan yang lebih sempit dalam rasio harga terhadap laba (P/E) mereka.

Penerbitan tersebut menilai Hyundai sebesar 26 kali lipat laba fiskal 2024, tidak jauh dari kelipatan 29 untuk Maruti.

Namun, beberapa pialang besar melihat nilai jangka panjang dalam saham tersebut.

Nomura memulai liputan Hyundai dengan peringkat beli dan target harga 2.472 rupee. Pialang tersebut mengatakan bahwa mereka menyukai konsentrasi SUV Hyundai yang tinggi dalam portofolio, yang menyumbang 67% penjualan pada kuartal April-Juni 2024.

Demikian pula, analis Macquarie memulai liputan dengan peringkat kinerja lebih baik dan target harga 2.235 rupee, dengan mengatakan portofolio Hyundai yang berpusat pada SUV memiliki premi P/E.

"Kami akan memanfaatkan pemahaman mendalam kami tentang preferensi konsumen untuk berhasil memperluas portofolio kendaraan penumpang kami," kata kepala operasi Hyundai India Tarun Garg pada upacara pencatatan.

Pasar Barang Mewah Bekas di China Tumbuh Pesat, Louis Vuitton dan Coach Resah

 

Pasar barang mewah di China saat ini menghadapi tantangan signifikan, di tengah pertumbuhan pesat pasar barang bekas dan pasar abu-abu.

Lonjakan harga dari merek-merek mewah dalam kondisi ekonomi yang lemah telah mendorong beberapa konsumen untuk mencari cara yang lebih terjangkau untuk membeli barang-barang tersebut.

Hal ini menambah kekhawatiran bagi raksasa seperti LVMH, yang baru-baru ini melaporkan penurunan penjualan kuartalan sebesar 3%, mencatat penurunan pertama sejak pandemi akibat lemahnya permintaan di China dan Jepang.

Peluang di Pasar Abu-abu

Pasar abu-abu barang mewah, yang diperkirakan bernilai US$57 miliar per tahun, semakin didorong oleh platform seperti DeWu, di mana produk mewah yang sering diimpor dari luar negeri dijual dengan diskon antara 20% hingga lebih dari 50% dibandingkan dengan harga di toko resmi di China.

Menurut Re-Hub, penjualan di 48 merek di DeWu meningkat 19% dibandingkan tahun lalu pada kuartal kedua, mencapai lebih dari 7 miliar yuan (US$984,4 juta).

Pertumbuhan Pasar Barang Bekas

Pasar barang bekas di China juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, didorong oleh semakin banyaknya konsumen yang mencari cara untuk menghasilkan uang dari koleksi barang mewah mereka.

Menurut perkiraan, pasar barang mewah bekas di China telah tumbuh dengan laju pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) lebih dari 30% sejak 2020, meskipun diperkirakan pertumbuhan sektor ini tahun ini lebih mendekati 20%.

Faktor Pendorong Perpindahan ke Pasar Sekunder

Kenaikan harga barang mewah jelas menjadi salah satu alasan mengapa semakin banyak konsumen beralih ke pasar sekunder. Yi Kejie, seorang manajer konten pemasaran berusia 28 tahun dan konsumen barang mewah, menjelaskan bahwa "Kenaikan harga merek mewah adalah salah satu alasan mengapa semakin banyak konsumen yang beralih ke pasar sekunder."

Namun, pasar barang bekas di China juga didorong oleh peningkatan jumlah penjual. Zhu Tainiqi, pendiri marketplace barang mewah bekas ZZER, menyatakan bahwa "Jumlah penjual tumbuh dengan sangat cepat, dan sebagian besar dari mereka menjual barang mewah untuk pertama kalinya. Namun, untuk sisi pembeli, cukup stabil."

Kondisi ini telah menyebabkan rata-rata harga pembelian barang mewah bekas menurun dibandingkan tahun lalu, dengan nilai pesanan rata-rata juga mengalami penurunan sekitar 10%. Meskipun demikian, merek-merek seperti Louis Vuitton dan Coach masih tetap laris di pasar barang bekas.

Strategi Merek Mewah

Meskipun LVMH dan merek-merek besar lainnya mempertahankan komitmen mereka terhadap citra mewah dan tidak berencana untuk memperkenalkan produk yang lebih terjangkau, mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa pasar barang bekas dan abu-abu yang semakin tumbuh mengancam posisi mereka.

Para eksekutif LVMH menekankan bahwa mereka tidak berencana untuk terlibat dalam pasar barang bekas, dengan alasan bahwa kontrol ketat mereka terhadap distribusi merek membuat mereka kurang terpapar pada pasar paralel.

China Telah Memperpanjang Perjanjian Tentang Pengangkatan Uskup dengan Vatikan

 

China dan Vatikan telah sepakat untuk memperpanjang perjanjian mengenai pengangkatan uskup di Tiongkok selama empat tahun.

Hal ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam jumpa pers rutin pada Selasa (22/10).

Lin Jian mengungkapkan bahwa kedua pihak akan terus melakukan pembicaraan konstruktif untuk meningkatkan hubungan di masa mendatang. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi dari pihak Vatikan terkait perpanjangan perjanjian tersebut.

Perjanjian ini sebelumnya ditandatangani pada tahun 2018 dan memberikan peran kepada pejabat China dalam proses pengangkatan uskup Katolik oleh Paus Fransiskus.

Upaya ini bertujuan untuk meredakan ketegangan antara kelompok Katolik bawah tanah yang setia kepada Paus dan gereja Katolik yang didukung oleh pemerintah China.

Pada bulan lalu, dalam penerbangan kembali ke Roma setelah kunjungan ke Asia Tenggara dan Oseania, Paus Fransiskus menyatakan bahwa hasil kesepakatan tahun 2018 "baik" dan mengungkapkan kepuasannya terhadap dialog yang berlangsung dengan China.

"Kami bekerja dengan itikad baik," ujar Paus berusia 87 tahun itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Israel Tuding AS Bocorkan Dokumen Rencana Serang Iran

 

 

Dokumen yang dikaitkan dengan Badan Intelijen Geospasial Nasional Amerika (NGA), mengenai persiapan Israel untuk menyerang Iran bocor. Hal itu memicu tudingan oleh pejabat Israel bahwa AS memata-matai dan sengaja membocorkan dokumen tersebut.

Anggota Knesset Israel yang mewakili Partai Likud pimpinan Perdana Menteri Netanyahu, Tally Gotliv, menuduh AS sengaja membocorkan dokumen tersebut.  Dia mengatakan bahwa kejadian itu “tidak terjadi secara kebetulan.”

 “Bocornya dokumen tersebut dilakukan dengan sengaja untuk mencegah Israel dan menghalangi Israel menyerang Iran,” klaimnya, seraya menuduh pemerintahan Biden sebagai “boneka Iran.”

Dokumen-dokumen yang bocor itu diterbitkan oleh Middle East Spectator, sebuah Saluran Telegram yang berfokus pada berita-berita terkait Timur Tengah, awalnya bersumber dari seorang yang diduga sebagai pelapor (whistleblower) di Pentagon, yang membagikan dokumen-dokumen tersebut di grup Telegram pribadi.

Meski Middle East Spectator mengatakan pihaknya tidak dapat memastikan keaslian dokumen tersebut, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS, Mike Johnson, telah mengonfirmasi bahwa komunitas intelijen Amerika sedang menyelidiki insiden tersebut.

"Kebocoran ini sangat memprihatinkan. Ada beberapa tuduhan serius yang dibuat di sana, penyelidikan sedang dilakukan, dan saya akan mendapat pengarahan mengenai hal itu dalam beberapa jam," kata Johnson kepada CNN.

Dokumen-dokumen ini ditandai sangat rahasia dan diberi tanda FVEY (Five Eyes), artinya dokumen tersebut hanya dimaksudkan untuk dilihat oleh pihak berwenang di AS, Inggris, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Informasi rahasia tersebut merinci dugaan persiapan Angkatan Udara Israel untuk menyerang Iran. Dokumen pertama, yang diterbitkan pada 15-16 Oktober 2024, berjudul “Israel: Angkatan Udara Terus Mempersiapkan Serangan terhadap Iran dan Melakukan Latihan Sumber Daya  Kekuatan Besar Kedua,” dan menindaklanjuti informasi serupa yang dikumpulkan pada 13 Oktober 2024.

Rinciannya, Angkatan Udara Israel melakukan latihan large force labor (LFE) kedua pada 15 Oktober hingga 16 Oktober, menindaklanjuti latihan LFE yang dilakukan pada 13 Oktober. Selain itu, Angkatan Udara juga menggunakan rudal balistik yang diluncurkan dari udara (ALBM) dan melakukan operasi kendaraan udara tak berawak (UAV).

Dalam konteks ini, 16 rudal Golden Horizon ALBM dan 40 Rocks yang diluncurkan dari udara, dan senjata lainnya sedang ditangani di Pangkalan Udara Hatserim, Pangkalan Udara Ramat David, dan Pangkalan Udara Ramon.

Pengisian bahan bakar udara dan pesawat pengintai lainnya juga dioperasikan pada waktu itu.  Dokumen kedua menilai penanganan senjata, pertahanan udara, operasi udara, fasilitas nuklir dan rudal, pasukan khusus, dan Angkatan Laut oleh pasukan pendudukan Israel.

Tingkat penanganan senjata ALBM dianggap sedang, sedangkan penanganan amunisi berpemandu presisi rendah. Mereka juga fokus pada penggunaan rudal berkemampuan nuklir, khususnya Jericho II, dan penggunaan fasilitas nuklir, dengan mengatakan bahwa tidak ada aktivitas signifikan yang tercatat pada 16 Oktober.

Fabian Hinz, pakar Timur Tengah dan analis rudal di lembaga think tank International Institute for Strategic Studies, menggambarkan kebocoran tersebut “sangat merusak” karena mengungkap senjata dan kemampuan rahasia Israel sebelumnya.

Dokumen itu membocorkan kepemilikan Israel atas rudal balistik Golden Horizon. Rudal yang diluncurkan dari udara itu belum pernah diungkapkan sebelumnya sehingga rincian penting, jangkauan, muatan, dan tingkat kemampuan manuvernya di tengah penerbangan tidak diketahui.

Karena rudal-rudal tersebut akan diluncurkan dari jarak jauh – mungkin dari wilayah udara Irak – “mempertahankan serangan terhadap rudal-rudal tersebut cukup sulit,” kata Hinz kepada the Guardian. Terutama bagi Iran yang sistem pertahanan udaranya dianggap tidak terlalu kuat.

Israel tidak diketahui memiliki pesawat tak berawak rahasia jarak jauh, yang menurut dokumen digunakan untuk pengintaian. “Drone Heron dan Hermes yang ada saat ini dianggap rentan terhadap deteksi Iran,” kata Hinz.

Pemantauan AS yang bocor dalam dokumen tersebut digambarkan canggih karena diperlukan pemahaman tingkat tinggi untuk memahami pergerakan militer yang terekam oleh citra satelit dan sarana lainnya. “Semua orang tahu bahwa praktik spionase bisa terjadi. Namun ketika ada sebuah negara, sekutu terdekat Israel, secara terbuka menunjukkan tindakan memata-matai sekutunya, itu memalukan.”

Mick Mulroy, mantan pejabat pertahanan AS, mengatakan kepada CNN bahwa jika kebocoran itu benar, berarti rencana taktis Israel untuk menyerang Iran telah bocor, sehingga menandai adanya “pelanggaran serius”.

“Koordinasi masa depan antara AS dan Israel juga bisa mendapat tantangan. Kepercayaan adalah komponen kunci dalam hubungan ini, dan tergantung bagaimana hal ini dibocorkan, kepercayaan bisa terkikis,” tegasnya.

Sementara, militer AS telah mengirimkan sistem anti-rudal canggihnya ke Israel dan sekarang sistem tersebut “sudah siap”, kata Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada hari Senin.

THAAD, atau sistem Terminal High Altitude Area Defense, adalah bagian penting dari sistem pertahanan udara berlapis militer AS dan menambah pertahanan anti-rudal Israel yang sudah tangguh. “Sistem THAAD sudah ada,” kata Austin, berbicara kepada wartawan sebelum dia tiba di Ukraina pada hari Senin.

Dia menolak mengatakan apakah proyek tersebut sudah beroperasi, namun menambahkan: “Kami memiliki kemampuan untuk menjalankannya dengan sangat cepat dan kami memenuhi harapan kami.”

Baterai pertahanan rudal tersebut dikirim oleh militer AS untuk melindungi Israel jika terjadi reaksi Iran terhadap serangan balasan Israel setelah Teheran menembakkan 200 rudal balistik ke Israel awal bulan ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Curangnya Israel, Usulkan Gencatan Senjata tapi tak Mau Menarik Diri dari Gaza

 

 

Israel telah mengajukan usulan gencatan senjata terbatas yang tidak mencakup penarikan pasukan dari Gaza, menurut laporan media lokal pada Senin (21/10/2024). Korporasi Penyiaran Publik Israel (KAN) melaporkan bahwa usulan tersebut mencakup gencatan senjata sementara sebagai imbalan atas pembebasan beberapa tahanan Israel yang berada di Gaza.

KAN menambahkan bahwa Kepala Otorita Israel Benjamin Netanyahu, telah mengutus Ronen Bar, kepala Badan Keamanan Dalam Negeri (Shin Bet), ke Kairo untuk membahas usulan tersebut dengan pejabat Mesir. Situs berita Israel, Walla, mengatakan bahwa Bar telah menyampaikan proposal (usulan) kepada rapat kabinet yang diterima oleh Hassan Mahmoud Rashad, kepala Badan Intelijen Umum Mesir (GIS), untuk memulai pembicaraan gencatan senjata.

Walla juga mencatat bahwa tawaran baru dari Mesir itu mencakup garis besar dari kesepakatan kecil dengan kelompok Hamas, di mana beberapa tahanan Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas gencatan senjata yang berlangsung beberapa hari.

Kendati demikian, pihak Mesir dan Hamas belum mengomentari laporan media Israel tersebut. Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah gagal, terutama karena penolakan Netanyahu untuk menghentikan perang.

Israel terus melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza sejak serangan lintas perbatasan yang dilakukan Hamas pada Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Lebih dari 42.600 orang telah meninggal, kebanyakan perempuan dan anak-anak, dan 99.800 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Perang Israel di Gaza telah membuat hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel juga menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Israel Wajib Waspada, Iran Mampu Luncurkan 7.000 Rudal Balistik dalam 24 Jam Nonstop

 

Sumber militer Iran dikutip Fars News, pada Ahad (20/10/2024) mengatakan, bahwa Israel saat ini mendistribusikan jet-jet tempur F-35 mereka ke negara tetangga usai misil atau rudal balistik Iran berhasil menghantam markas militer pada 1 Oktober lalu. Pemindahan jet-jet tempur itu sebagai antisipasi serangan balasan lanjutan jika Israel jadi menyerang Iran dalam waktu dekat.

"Gambar satelit mengonfirmasi bahwa hangar F-35 dihantam misil. Menurut IntelSky, setidaknya 40 lokasi dalam area Markas Nevatim di Gurun Negev dihantam misil-misil Iran. Institut Middlebury juga melaporkan setidaknya tiga F-35 menjadi target dari serangan Iran," ujar sumber militer kepada Fars News.

Sumber militer itu menambahkan, Operasi Janji Setia II Iran pada 1 Oktober digelar lewat dua fase yang masing-masingnya berlangsung selama tiga menit. Sebanyak hampir 200 misil balistik dikirim Iran ke Israel saat itu dengan tingkat kesuksesan misil menghantam target sebesar 90 persen.

Fars News juga mengutip ahli militer, Abdolreza Siddiq, yang mengatakan bahwa, Iran hanya menggunakan seperlima dari total kekuatan misil mereka pada Operasi Janji Setia II. "Itu artinya, Iran dapat dengan mudahnya meluncurkan sedikitnya 7.000 misil kurang dari 24 jam."

Pemerintah Israel selalu membantah adanya kerusakan signifikan akibat serangan misil Iran pada 1 Oktober lalu. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memastikan, bahwa Israel akan melancarkan serangan balasan yang memicu kekhawatiran kalangan Internasional jika Isreal membom fasilitas nuklir Iran.

Dikutip Tasnim News, Senin (21/10/2024), komandan Angkatan Darat Iran mengingatkan bahwa kesalahan perhitungan rezim Zionis bisa memicu respons mematikan dari Teheran. Peringatan itu diketahui berdasarkan pertemuan antara Komisi Parlemen untuk Kebijakan Luar Negeri dan Kemanan Nasional dan Komandan Angkatan Darat Iran Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi.

Mousavi dalam pertemuan itu menegaskan bahwa, Militer Iran menyiapkan pukulan menghancirkan untuk rezim Zionis jika Israel melakukan kesalahan. "Jenderal juga menggarisbawahi peran Angkatan Darat dalam Operasi Janji Setia II, menegaskan bahwa angkata militernya siap melindungi kedaultan terotorial Iran," ujar juru bicara Parlemen untuk Kebijakan Luar Negeri dan Kemanan Nasional, Ebrahim Rezaei.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi memperingatkan Amerika Serikat (AS) akan bertanggung jawab atas kerugian apa pun yang mungkin dialami Iran jika mendukung serangan Israel yang telah diantisipasi. Pernyataan Araghchi muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengakui, bahwa ia mengetahui rencana Israel terkait waktu dan sifat dari kemungkinan tindakan balasan terhadap Iran atas serangan rudal ke Israel pada 1 Oktober lalu.

Menteri Iran tersebut menulis di platform X, bahwa siapa pun yang mengetahui atau terlibat dalam memfasilitasi serangan semacam itu oleh Israel akan menanggung tanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin terjadi di Iran.

"Siapapun tahu dan paham atas 'bagaimana dan kapan Israel akan menyerang Iran', dan/atau menyediakan bantuan serangan itu, harus bertanggung jawab atas semua kemungkinan sebab-akibat," kata Araghchi.

Lembaga penyiaran KAN, pada Ahad (20/10/2024) malam melaporkan bahwa Israel sedang bersiap meluncurkan "serangan besar-besaran" terhadap Iran sebagai balasan atas serangan rudal balistik ke Tel Aviv pada 1 Oktober. KAN mengutip seorang pejabat Israel.

"Israel sedang bersiap melakukan serangan besar terhadap Iran, di antaranya dengan memperkuat pertahanan untuk mengantisipasi potensi respons Iran,” kata pejabat yang tidak disebutkan namanya itu dalam pernyataan yang disiarkan oleh lembaga penyiaran publik KAN.

Namun, sumber tersebut tidak memberikan rincian mengenai daftar target yang kemungkinan akan diserang Israel. Sejak serangan Iran yang dilakukan sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah, Hamas dan komandan Garda Revolusi, Israel telah terlibat dalam konsultasi intensif dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat, untuk menentukan target potensial dan kebutuhan pertahanannya guna melawan pembalasan Iran.

Pada Sabtu (19/10/2024), militer Israel mengatakan AS telah mengerahkan baterai pertahanan udara THAAD di Israel, yang dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak jauh, sebagai persiapan jika Iran menyerang. Sebelum kedatangan THAAD, pertahanan udara Israel bergantung pada tiga sistem yaitu Panah untuk mencegat rudal jarak jauh, Katapel David untuk jarak menengah, dan Kubah Besi (Iron Dome) untuk jarak dekat. Ketiga sistem tersebut harus berjuang untuk mencegat banyak rudal Iran.

Media Israel berspekulasi bahwa serangan mendatang terhadap Iran dapat menargetkan fasilitas minyak atau nuklir, di tengah kekhawatiran akan potensi perang regional dan Teheran telah berjanji untuk menanggapi setiap serangan Israel "dengan menyakitkan".

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hizbullah Bombardir Tel Aviv dan Haifa

 

 

Kelompok Hizbullah dari Lebanon mengumumkan pada Selasa pagi, bahwa mereka telah membom Tel Aviv dan Haifa dengan serangan roket. Sirene darurat berbunyi di seantero Tel Aviv dengan bandara Ben Gurion sempat ditutup sepenuhnya.

Hizbullah mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa mereka telah mengebom Nirit Dome dan pangkalan Glilot dari Unit Intelijen Militer 8200 di pinggiran Tel Aviv pada pagi hari. Partai tersebut melaporkan bahwa mereka menargetkan tank Merkava Israel di bukit Aqaba di kota Rab Thalatheen dengan peluru kendali, membunuh dan melukai awaknya.

Dinyatakan juga bahwa para pejuangnya bentrok dengan pasukan tentara Israel saat mereka menyusup ke pinggiran kota Taybeh di Lebanon selatan, sehingga menimbulkan korban jiwa.

Hizbullah juga mengumumkan bahwa mereka telah mengebom pertemuan tentara Israel di pemukiman Misgav Am dengan rentetan roket. Media Israel melaporkan bahwa 16 tentara dipindahkan ke Rumah Sakit Ziv di Safed, yang menurut mereka terluka dalam pertempuran di Lebanon selatan.

Radio Tentara Israel melaporkan bahwa 20 roket ditembakkan dari Lebanon menuju Tel Aviv, Galilea Atas, dan Dataran Tinggi Golan bagian utara. Media Israel melaporkan bahwa sebuah roket jatuh di dekat permukiman yang berdekatan dengan Jalur Hijau di timur Tel Aviv, menyebabkan ledakan besar terdengar, tanpa menunjukkan kerusakan yang ditimbulkannya.

Saluran 12 Israel melaporkan bahwa 3 rudal dicegat di langit Tel Aviv dan rudal keempat jatuh di area terbuka. Polisi Israel mengatakan mereka sedang menangani puing-puing pencegat roket yang jatuh di wilayah sekitar Tel Aviv.

Komando Front Dalam Negeri Israel, yang berafiliasi dengan tentara pendudukan, juga mengumumkan bahwa sirene berbunyi pagi ini di Israel tengah, Tel Aviv Raya, Kaisarea, Herzliya, dan daerah selatan Haifa, sebagai akibat dari penembakan roket dari Lebanon.

Media Israel melaporkan bahwa ledakan besar terdengar di langit Tel Aviv, yang menandakan bahwa rudal Hizbullah berhasil dicegat.

Outlet media ini mengindikasikan bahwa lalu lintas udara dihentikan sepenuhnya di Bandara Ben Gurion, dan tentara mengumumkan tindakan darurat di wilayah Tel Aviv.

Ini adalah pertama kalinya kita melihat rudal jarak menengah digunakan oleh Hizbullah. Beberapa menit setelah mereka ditembakkan, terdengar  alarm berbunyi di Tel Aviv dan Haifa.

Hizbullah mengatakan mereka menargetkan kantor intelijen di Tel Aviv dan pangkalan angkatan laut di Haifa. Saat ini keadaan darurat diumumkan di Tel Aviv, termasuk penerbangan yang keluar dari bandara Ben Gurion.

Terlihat juga penembakan artileri di dekat perbatasan utara Israel. Pekan lalu, Hizbullah mengatakan mereka akan mengubah strategi mereka ketika berhadapan dengan Israel. Mereka mengatakan mereka akan menunjukkan kepada Israel apa yang mereka mampu lakukan.

 

 

 

 

 

Share this Post