Dolar Turun karena Dugaan Kenaikan Suku Bunga The Fed Mereda

NEW YORK - Dolar AS turun lebih dari 1% terhadap sejumlah mata uang lainnya pada akhir perdagangan Rabu. Dolar AS menurun karena data ekonomi AS melemah memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.

Penurunan dolar terjadi karena balasan hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang dijadikan acuan terus merosot dari teratas multi-tahun minggu lalu di 4,338% dan terakhir turun empat basis poin di 4,0317%.

Dolar turun 1,118 persen pada 109,7 terhadap enam mata uang utama lainnya pada pukul 15.15 waktu setempat (19.15 GMT), terlemah semenjak 20 September.

"Pelemahan pada dolar secara luas dan penurunan lebih lanjut tetapi lebih ringan dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS daripada kemarin tampaknya menggambarkan angan-angan menuju perubahan arah Fed minggu depan," ujar Kepala Pasar Modal Scotia Economics, Derek Holt, dikutip dari Antara, Kamis (27/10/2022).

Adapun laju agresif strategi suku bunga Fed yang bertujuan untuk menaklukkan tingginya inflasi telah mendorong dolar. Di mana ekonomi memprediksi kenaikan suku bunga 75 basis poin keempat akan kembali terjadi pada Rabu (2/11/2022).

Namun ada spekulasi yang berkembang bahwa bank sentral akan melambat kenaikan suku bunga menjadi setengah poin pada Desember.

Tatapan bahwa Fed dapat mulai berubah arah pada Desember diperkuat oleh data pada Selasa (25/10/2022) yang memperlihatkan harga rumah AS merosot pada Agustus karena lonjakan suku bunga KPR melemahkan permintaan.

Data pada Rabu (26/10/2022) memperlihatkan bahwa penjualan rumah keluarga tunggal baru AS turun pada bulan September dan data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih rendah, mendukung reaksi bahwa kenaikan suku bunga Fed sudah bekerja terhadap ekonomi terbesar di dunia itu.

Mata uang lainnya seperti Eropa naik 1,11 persen pada 1,0079 dolar, tertinggi sejak 13 September. Sterling juga mencapai tertinggi sejak 13 September, meningkat 1,33 persen menjadi 1,1625 dolar, memperpanjang kenaikan 1,6 persen hari sebelumnya ketika pasar mengambil dukungan dari Rishi Sunak menjadi perdana menteri Inggris.

"Optimisme bahwa Rishi Sunak dan timnya akan memperbaiki stabilitas dan kredibilitas di Inggris membayangi situasi ekonomi yang sangat berat yang dia warisi," ujar Fiona Cincotta, analis pasar keuangan senior di City Index.

Di tempat lain, bank sentral Kanada (BoC) membesarkan suku bunga lebih kecil dari asumsi 50 basis poin dan mengatakan kenaikan di masa depan akan dipengaruhi oleh perhitungan tentang bagaimana kebijakan yang lebih ketat bekerja untuk memperlambat permintaan dan mengurangi inflasi.

Share this Post