News Forex, Index & Komoditi ( Jumat, 10 November 2023 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Jum’at,   10  November 2023  )

Wall Street turun dipicu naiknya yield obligasi dan komentar Powell

 

Indeks-indeks utama Wall Street turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dipicu yield atau imbal hasil obligasi Pemerintah AS yang naik setelah lelang obligasi 30 tahun yang mengecewakan dan komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. 

Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 220,33 poin atau 0,65 persen ke 33.891,94, indeks S&P 500 turun 35,43 poin atau 0,81 persen ke 4.347,35, dan Indeks Komposit Nasdaq melemah 128,97 poin atau 0,94 persen ke 13.521,45.

Powell mengatakan para pejabat bank sentral tidak yakin suku bunga cukup tinggi untuk mengendalikan inflasi dan mungkin tidak mendapatkan lebih banyak bantuan dari perbaikan pasokan barang, jasa dan tenaga kerja.

Saham-saham bergerak sedikit lebih turun sebelum komentar Powell karena imbal hasil naik setelah lemahnya lelang obligasi pemerintah AS tenor 30 tahun senilai 24 miliar dolar AS dengan permintaan utang sebesar 2,24 kali lipat dari penjualan obligasi.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terakhir naik 12,8 basis poin menjadi 4,636 persen setelah naik setinggi 4,654 persen pada hari itu.

Kepala Ekonom Pasar Spartan Capital Securities Peter Cardillo di New York mengatakan, Powell mengambil sudut pandang hawkish lagi.

"Dia meyakinkan pasar bahwa perjuangan melawan inflasi belum dimenangkan dan jika kondisi perekonomian memungkinkan, mereka tidak akan ragu untuk menaikkan suku bunga lagi," ujar Cardillo.

Menurut Cardillo, Powell mengatakan kepada pasar untuk tidak terlalu berpuas diri dan hal itu memberikan tekanan pada saham.

Penurunan tersebut menandai persentase penurunan satu hari terbesar bagi S&P dan Nasdaq sejak 26 Oktober dan terbesar bagi Dow Jones sejak 27 Oktober.

Ekuitas menguat karena melemahnya data ekonomi, termasuk laporan gaji bulanan, dan karena imbal hasil obligasi pemerintah AS turun dari level tertinggi dalam beberapa tahun di tengah pandangan bahwa pertemuan kebijakan terbaru The Fed mengisyaratkan bank sentral telah selesai dengan siklus kenaikan suku bunganya.

Setelah reli kuat di Wall Street minggu lalu, laju kenaikan saham melambat, dan penurunan pada Kamis (9/11) mengakhiri kenaikan delapan sesi berturut-turut untuk S&P 500 dan sembilan sesi kenaikan berturut-turut untuk Nasdaq, yang terpanjang untuk masing-masing kenaikan sejak November 2021.

Sebagian besar pedagang bertaruh bahwa Fed akan mempertahankan suku bunga tahun ini bahkan setelah komentar Powell, tetapi sekarang diperkirakan penurunan suku bunga akan dimulai pada 2024, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Beberapa pengambil kebijakan telah mengambil sikap hawkish pada minggu ini untuk menghalangi ekspektasi penurunan suku bunga, dan beberapa di antaranya menekankan pendekatan kebijakan yang bergantung pada data.

Sementara itu, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran turun tipis pada minggu lalu menjadi 217.000 klaim, mengindikasikan PHK belum meningkat meskipun ada tanda-tanda pasar tenaga kerja yang melemah.

Saham Walt Disney melonjak 6,9 persen karena laba kuartalannya dan ketika para aktor Hollywood mencapai kesepakatan tentatif dengan studio-studio besar.

Kesebelas sektor utama S&P melemah, dipimpin oleh penurunan sektor kesehatan dan sektor diskresioner konsumen dengan penurunan masing-masing sekitar 2 persen.

Sementara saham perusahaan semikonduktor Arm Holdings turun 5,2 persen karena perkiraan penjualan kuartal ketiga yang suram.

Volume perdagangan di bursa AS mencapai 11,36 miliar saham dibandingkan dengan rata-rata 10,97 miliar saham untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

Jumlah saham-saham yang turun melebih jumlah saham yang naik dengan rasio 2,7 : 1, sedangkan untuk Nasdaq rasionya 2,8 : 1.

S&P 500 mencatatkan 19 titik tertinggi baru dalam 52 minggu dan 12 titik terendah baru, sementara Nasdaq mencatat 47 titik tertinggi baru dan 321 titik terendah baru

 

 

Israel Minta Sumbangan untuk Danai Perang di Gaza, Mulai Bangkrut?

 

 

Kementerian Keuangan Israel telah mengeluarkan peraturan yang memperbolehkan pemerintah untuk menerima sumbangan dari masyarakat untuk mendukung perang. Pedoman ini memperbolehkan individu swasta dan yayasan filantropi memberikan dana langsung kepada pemerintah.

Menurut laporan Haaretz, dokumen tersebut dikeluarkan bulan lalu dan didasarkan pada proposal yang dirancang oleh Kementerian Keuangan dalam beberapa tahun terakhir tetapi belum diadopsi.  Untuk saat ini, pedoman tersebut akan berlaku hingga akhir tahun.

 “Pemerintah diperbolehkan untuk memperpanjang masa berlakunya," ujar Kementerian Keuangan Israel.

Meski membuka pintu atas sumbangan masyarakat, kebijakan baru ini melarang sumbangan yang mungkin mempengaruhi prioritas pemerintah atau Kementerian Keuangan. Namun, sumber di Kementerian Kesejahteraan dan Pendidikan mengatakan, pembatasan ini tidak realistis.

“Pada dasarnya, setiap donasi mengubah prioritas yang ditentukan oleh kementerian pemerintah,” kata salah satu donatur.

Dokumen tersebut juga menentukan jumlah donasi maksimum sebesar 94 ribu dolar untuk organisasi bisnis dan 130 ribu dolar AS untuk organisasi nirlaba. Namun, Kementerian Keuangan telah memasukkan celah yang memungkinkan persetujuan sumbangan yang lebih besar juga.

“Karena perang, ada peluang untuk memberikan pengaruh yang tidak pantas terhadap pegawai negeri di sini,” kata seorang sumber di salah satu Kementerian.

Sumber lain mengatakan, seharusnya tidak dapat diterima jika sebuah negara dengan anggaran pemerintah yang besar meminta sumbangan untuk kegiatan-kegiatan yang dapat dan harus dibiayainya. "Masalahnya bukanlah uang itu adalah prioritas pemerintah," ujarnya.

Pedoman Kementerian Keuangan menyerukan agar semua sumbangan dari entitas negara asing dilaporkan. Menurut direktur lembaga pemikir kebijakan Adva Center, Prof. Yossi Dahan menjelaskan, masalah muncul ketika sebuah negara berdaulat membutuhkan sumbangan dari individu dan korporasi untuk menjalankan fungsi dasarnya dan menjaga kesejahteraan warganya.

"Jalur ini memungkinkan lembaga non-pemerintah untuk melakukan intervensi dalam menentukan prioritas [pemerintah]. Komunitas Arab, misalnya, kemungkinan besar tidak akan mendapat manfaat dari sumbangan ini. Dampaknya bisa berupa peningkatan ketimpangan," ujarnya.

 

Mantan PM Israel: Nyali Netanyahu Terus Menciut

 

 

Mantan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert mengatakan mental dan emosi Benjamin Netanyahu semakin terganggu setelah keamanan Israel dibobol Hamas pada 7 Oktober 2023. Menurut Olmert, Netanyahu salah perhitungan, dengan mempersiapkan diri untuk mengambil alih kendali keamanan Gaza untuk "waktu yang tidak terbatas" setelah berakhirnya perang.

"Netanyahu telah ciut nyali. Dia telah hancur secara emosional, itu sudah pasti," kata Olmert kepada Politico.

Ia juga menyakini kondisi mental Netanyahu kini telah menjadi bahaya dan bencana tak hanya bagi Palestina tetapi bagi Israel sendiri.

Sementara itu, tentara Israel mati terbunuh di Gaza utara terus bertambah, seiring dengan semakin besarnya rakyat Palestina yang syahid karena serangan Israel. Dikabarkan bahwa seorang tentara Israel tewas dan dua lainnya terluka dalam pertempuran selasa malam di Gaza utara. Hingga sejak invasi darat sedikitnya 31 tentara Israel, dan total sudah 1600an tentara Israel mati terbunuh sejak 7 Oktober 2023.

Aksi protes mendukung gencatan senjata untuk menyelamatkan warga Gaza terus berlanjut di seluruh dunia pada hari Senin dan Selasa. Di Ramallah, Tepi Barat, warga Palestina berunjuk rasa untuk mendukung para jurnalis di Gaza. Sedikitnya 37 wartawan telah terbunuh dalam serangan Israel sejak 7 Oktober, kata Komite Perlindungan Wartawan pada hari Senin.

Protes pro-Palestina lainnya pada hari Senin diadakan di Beirut, Lebanon dan di New York City, Amerika Serikat di mana sekelompok orang berbaris melintasi Jembatan Brooklyn. Sementara itu, di Tokyo, para pengunjuk rasa di Jepang berkumpul untuk mendukung Palestina pada hari Selasa, menjelang pertemuan para menteri luar negeri G7.

Sementara itu pertemuan para menteri luar negeri G7 di Tokyo, Jepang didominasi pembahasan perang di Gaza. Menteri Luar Negeri Jepang Yoko Kamikawa mengatakan bahwa ketika situasi menjadi lebih parah, lebih rumit, komunikasi yang erat di sekitar G7 sangat diperlukan. "Dan kami berharap untuk melihat pernyataan bersama dari kelompok ini dan beberapa kesamaan dalam isu Timur Tengah," kata Kamikawa.

Kamikawa mengatakan bahwa bagi Jepang, prioritasnya adalah memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza. "Kami telah mendapatkan semangat yang sama dari Perancis dan Kanada," ujarnya.

Jadi, bagi Jepang, apa yang ingin mereka lihat adalah G7 bersatu di sekitar seruan untuk jeda kemanusiaan, lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Kamikawa ingin berbicara tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya setelah tahap konflik di Gaza. Ia ingin merevitalisasi perundingan perdamaian di Timur Tengah.

 

 

 

Cina Serukan Digelarnya Konferensi Internasional Bahas Solusi Dua Negara Israel-Palestina

 

 

Pemerintah Cina menyerukan penyelenggaraan konferensi perdamaian internasional guna menarik kembali solusi dua negara Israel-Palestina ke jalurnya. Hal itu disampaikan ketika pertempuran antara Israel dan Hamas masih berkecamuk di Jalur Gaza.

“Cina menyerukan konferensi perdamaian internasional dengan otoritas yang lebih besar sesegera mungkin untuk membangun konsensus baru guna mengembalikan solusi dua negara ke jalurnya,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin dalam pengarahan pers Rabu (8/11/2023) lalu, dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Wang mengungkapkan, Cina sangat prihatin atas terus melambungnya jumlah korban sipil di Jalur Gaza. “Satu bulan mungkin merupakan waktu yang singkat bagi kebanyakan orang, tapi satu bulan terakhir adalah waktu yang sangat lama bagi masyarakat Palestina. Lebih dari 10 ribu warga Palestina, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, telah kehilangan nyawa. Saat ini, korban sipil terus meningkat dari waktu ke waktu,” ucapnya.

Dia menjelaskan, sejak konflik Hamas-Israel pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, Cina berkomitmen kuat meredakan ketegangan dan mewujudkan gencatan senjata. “Presiden Xi Jinping telah menunjukkan bahwa solusi dua negara adalah jalan keluar mendasar dari konflik Palestina-Israel yang berulang kali terjadi,” ujar Wang.

“Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan anggota komunitas internasional yang bertanggung jawab, Cina akan terus menjaga komunikasi yang erat dengan pihak-pihak terkait dan melakukan yang terbaik untuk melindungi warga sipil, meredakan situasi, melanjutkan perundingan damai, dan mewujudkan perdamaian,” kata Wang.

Kursi presiden Dewan Keamanan PBB bulan ini ditempati oleh Cina. Beijing sudah menyatakan sebelumnya bahwa isu Israel-Palestina akan menjadi fokus utama mereka selama mengetuai Dewan Keamanan.

Israel telah membombardir Gaza selama lebih dari sebulan, terhitung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Hingga Rabu kemarin, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel telah melampaui 10.500 jiwa. Lebih dari 4.300 di dalamnya merupakan anak-anak. Sementara korban luka sudah menembus 26.400 orang.

Agresi Israel juga telah mengakibatkan sekitar 1,5 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi. Krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk karena hanya sedikit konvoi bantuan kemanusiaan yang diizinkan melintas ke wilayah tersebut. Israel juga belum memperkenankan adanya pasokan bahan bakar ke Gaza.

 

Umat Kristen Senasib Sepenanggungan dengan Muslim di Gaza

 

 

Salah satu momen yang membuka mata publik dunia, saat gempuran Israel di Gaza adalah sebuah ledakan yang sangat mematikan dari artileri Israel di Rumah Sakit Baptis al-Ahli pada 17 Oktober 2023. Bom Israel yang menghancurkan fasilitas medis milik umat Kristen ini menewaskan hampir 500 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina.

Dua hari kemudian, Israel mengebom Gereja Santo Porphyrius, gereja tertua di Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 18 orang. Patriarkat Ortodoks Yerusalem menggambarkan serangan terhadap gereja tersebut sebagai "kejahatan perang".

Komunitas Kristen terguncang, tetapi sebagian besar warga Kristen Gaza, memilih tidak meninggalkan kota yang terkepung, karena mereka memiliki kekayaan warisan Kristen yang terjaga sejak dua ribu tahun yang lalu, bahkan hingga di bawah kekuasaan Islam.

Serangan mematikan terhadap rumah sakit Kristen dan gereja tersebut telah mengubah pandangan dunia, khususnya negara yang mayoritas berpenduduk Kristen ke dalam pergumulan fakta yang cukup mengejutkan di Gaza. Warga Gaza selama ini tidak 100 persen muslim, dan mereka hidup berdampingan.

Berapa banyak umat Kristen yang tinggal di Gaza?

Jumlah umat Kristen di Gaza telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini hanya ada sekitar 1.000 orang yang tersisa. Angka itu menurun drastis dari 3.000 orang yang terdaftar pada tahun 2007. Penurunan terutama ketika perang Israel-Hamas semakin intensif di wilayah Gaza.

Menurut Kamel Ayyad, juru bicara Gereja Santo Porphyrius, mayoritas penduduknya berasal dari Gaza sendiri. Sisanya merupakan pengungsi setelah Nakba terjadi. Bahkan, setelah peristiwa itu, umat Kristen tak bisa hidup sejahtera dan ama.

"Karena blokade Israel membuat wilayah ini sering dilanda kemiskinan, sangat sulit bagi orang-orang untuk tinggal di sini. Banyak orang Kristen pergi ke Tepi Barat, ke Amerika, Kanada atau dunia Arab, mencari pendidikan dan kesehatan yang lebih baik," kata Ayyad.

Hidup di bawah pengepungan Israel, umat Kristen di Gaza membuktikan semangat solidaritas dengan muslim Gaza. Keduanya bersatu dalam perjuangan untuk bertahan hidup dan impian bersama akan kebebasan dan kemerdekaan.

"Kita semua adalah orang Palestina. Kami tinggal di kota yang sama, dengan penderitaan yang sama. Kita semua berada di bawah pengepungan dan kita semua sama," kata Ayyad.

Secara umum, komunitas Kristen selalu memainkan peran penting dalam kehidupan Palestina, menghasilkan tokoh-tokoh seperti Issa El-Issa, pendiri surat kabar yang sangat berpengaruh di Jaffa. Falastin, pendorong utama nasionalisme Arab Palestina selama masa Mandat Inggris, dan Edward Said, yang membeberkan rasa puas diri Barat terhadap Timur dalam bukunya yang sangat penting, Orientalism.

Di Gaza, warga Kristen memang berasal dari komunitas kecil, namun mereka memainkan peran yang sama besarnya, dalam menyuarakan kemerdekaan dan kemandirian Palestina. "Mereka cenderung sangat terdidik, dengan kehadiran yang kuat di dunia bisnis dan sektor sukarela," kata Salfiti.

YMCA, misalnya, yang menawarkan kegiatan olahraga, seni, pendidikan dan kesejahteraan bagi warga Palestina di Gaza dari semua agama, dikelola oleh orang Kristen. Rumah Sakit Arab Al-Ahli, yang hancur akibat serangan udara Israel bulan lalu, yang menewaskan ratusan orang, dimiliki dan dioperasikan oleh umat Kristen.

Terputus dari dunia di bawah blokade yang dipimpin Israel, komunitas ini terkadang merasa rentan. Pada tahun 2007, mereka diguncang oleh pembunuhan Rami Ayyad, manajer Toko Buku Guru, sebuah toko yang dikelola oleh umat Kristen Baptis di kawasan tersebut yang juga dibom oleh Israel beberapa bulan sebelumnya.

Israel tidak mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut, namun dunia justru mengutuk Hamas sebagai pelakunya. Umat Kristen tidak percaya begitu saja, dengan mengatakan bahwa mereka "tidak akan membiarkan siapa pun menyabotase" hubungan Muslim-Kristen.

Sama seperti umat Islam yang tidak diizinkan untuk mengunjungi Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, umat Kristen juga tidak dapat mengunjungi tempat-tempat suci seperti Gereja Kelahiran Yesus di Betlehem, yang dihormati sebagai tempat kelahiran Yesus. Kedua komunitas ini terputus dari anggota keluarga mereka di Tepi Barat

Pastor paroki Gabriel Romanelli telah tinggal di Betlehem sejak perang dimulai dan tetap berhubungan dengan jemaatnya, ia menyerukan agar pengeboman dihentikan dan koridor kemanusiaan harus dibuka.

"Tolong, beritahukan kepada mereka bahwa paroki ini ... dipenuhi oleh orang-orang biasa dan tetangga Muslim. Mereka adalah warga sipil yang tidak membahayakan siapa pun," katanya.

Di bawah pengeboman Israel baru-baru ini, umat Kristen dan Muslim sama-sama mencari perlindungan di Gereja Santo Porphyrius. Setelah pemboman Gereja Santo Porphyrius, mereka semua pindah ke Gereja Keluarga Kudus yang terletak 400 meter dari sana. "Sekitar 560 orang kini berlindung di sana," kata Nisreen Anton, manajer proyek umum gereja tersebut.

Seperti kebanyakan warga Palestina di Gaza, Anton bertekad untuk tetap tinggal. Meringkuk di dalam gereja bersama tiga putrinya, yang berusia delapan, sembilan dan 12 tahun. Ia mengatakan bahwa situasinya semakin memburuk setiap hari.

 

Wakil PM Belgia: Sudah Saatnya Sanksi Dijatuhkan Terhadap Israel

 

Wakil Perdana Menteri Belgia, Petra De Sutter, meminta pemerintah negaranya segera menjatuhkan sanksi kepada Israel menyusul agresi brutalnya ke Jalur Gaza. Dia pun mendorong agar tindakan Israel mengebom rumah sakit dan kamp pengungsi di Gaza diselidiki.

“Sudah saatnya sanksi terhadap Israel. Hujan bom (ke Gaza) tidak manusiawi,” ujar De Sutter kepada surat kabar Nieuwsblad, Rabu (8/11/2023).

Dia mengingatkan telah banyak seruan dan desakan dari komunitas internasional agar pertempuran di Gaza dihentikan seiring melonjaknya korban sipil. “Jelas bahwa Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional untuk melakukan gencatan senjata,” ucapnya.

De Sutter mengatakan, Uni Eropa harus segera menangguhkan perjanjian asosiasinya dengan Israel, yang bertujuan meningkatkan kerja sama ekonomi dan politik kedua belah pihak. Dia pun meminta agar larangan impor produk-produk dari wilayah pendudukan Palestina diterapkan.

Selain itu, De Sutter menyerukan Uni Eropa memberlakukan larangan masuk bagi para politisi, tentara, hingga pemukim Israel yang bertanggung jawab atas kejahatan perang. Sementara terkait Hamas, De Sutter mendorong agar aliran uang ke kelompok tersebut diputus. Uni Eropa diketahui telah menetapkan Hamas sebagai organisasi teroris.

Israel telah membombardir Gaza selama lebih dari sebulan, terhitung sejak 7 Oktober 2023 lalu. Hingga Rabu kemarin, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel telah melampaui 10.500 jiwa. Lebih dari 4.300 di dalamnya merupakan anak-anak. Sementara korban luka sudah menembus 26.400 orang.

Agresi Israel juga telah mengakibatkan sekitar 1,5 juta warga Gaza terlantar dan mengungsi. Krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk karena hanya sedikit konvoi bantuan kemanusiaan yang diizinkan melintas ke wilayah tersebut. Israel juga belum memperkenankan adanya pasokan bahan bakar.

 

Genosida Gaza dan Melambungnya Kesadaran Boikot Israel

 

 

 

Selama sebulan terakhir, seruan untuk memboikot produk-produk Israel, termasuk perusahaan-perusahaan yang mendukung aksi militer negara tersebut di Jalur Gaza, merebak di berbagai platform media sosial, terutama X (Twitter). Seruan itu mencuat seiring kian brutalnya agresi tanpa pandang bulu Israel ke Gaza, wilayah yang telah diblokadenya selama 16 tahun terakhir. Dalam sebulan agresinya (7 Oktober-7 November 2023), Israel telah membunuh lebih dari 10 ribu warga Gaza, termasuk di dalamnya 4.200 anak-anak.

Khusus di Indonesia, perang terbaru Hamas dengan Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023, telah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gerakan boikot Israel untuk membantu rakyat Palestina. Mereka pun mulai familiar dengan istilah boikot, divestasi, sanksi (BDS).

Pada 30 Oktober 2023, akun X Gerakan BDS di Indonesia (@GerakanBDS_ID) sempat mengunggah identitas sejumlah perusahaan yang perlu menjadi sasaran boikot karena mendukung Israel. Perusahaan seperti Starbucks, McDonald’s, Domino’s Pizza, Pizza Hut, Burger King, HP, Puma, dan Carrefour termasuk di dalam daftar.

Banyak warganet di Indonesia yang mendukung gerakan boikot Israel kemudian menggencarkan ajakan agar beralih menggunakan atau membeli produk lokal. Selain akan membantu masyarakat Palestina, langkah itu dipandang bakal memberi angin segar bagi para pelaku UMKM Tanah Air.

Akar Gerakan BDS

Gerakan BDS terhadap Israel sudah lahir jauh sebelum pecahnya perang terbaru Hamas-Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Gerakan BDS tercetus pada Juli 2005 dan dikoordinasikan oleh Palestinian BDS National Committee (BNC). Ketika kampanye BDS pertama kali diluncurkan, terdapat lebih dari 170 organisasi non-pemerintah Palestina yang berpartisipasi di dalamnya.

Lewat situs resminya bdsmovement.net, BNC menjelaskan bahwa para penandatangan seruan BDS mewakili tiga komponen utama rakyat Palestina. Mereka adalah para pengungsi di pengasingan, warga Palestina yang tinggal di bawah pendudukan di Tepi Barat dan Jalur Gaza, dan warga Palestina yang didiskriminasi di negara Israel.

“Upaya untuk mengkoordinasikan kampanye BDS, yang mulai berkembang pesat sejak seruan tersebut diumumkan pada tahun 2005, mencapai puncaknya pada Konferensi BDS Palestina pertama yang diadakan di Ramallah pada bulan November 2007. Dari konferensi ini muncullah Komite Nasional BDS (BNC) sebagai badan koordinasi Palestina untuk kampanye BDS di seluruh dunia,” tulis BNC di situs bdsmovement.net.

BDS terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan. Tujuan utama kampanye BDS adalah memberi tekanan kepada Israel agar mengakhiri pendudukannya atas Palestina. Jalur pertama yang ditempuh adalah melalui boikot, yakni melibatkan penarikan dukungan terhadap Israel dan perusahaannya yang terbukti melakukan pelanggaran HAM terhadap rakyat Palestina. Lembaga olahraga, budaya, kesenian, serta akademik Israel turut menjadi sasaran kampanye pemboikotan.

Jalur kedua adalah divestasi, yakni mendesak bank, dewan lokal, termasuk universitas, untuk menarik investasinya dari semua perusahaan Israel, termasuk perusahaan-perusahaan internasional yang terlibat dalam pelanggaran HAM terhadap rakyat Palestina. Sementara sanksi merupakan kampanye yang bertujuan mendesak pemerintah memenuhi kewajiban hukumnya untuk meminta pertanggungjawaban Israel. Dalam hal ini, para aktivis BDS juga akan menuntut pemerintah masing-masing agar mengakhiri transaksi perdagangan dengan Israel.

Pertama adalah mengakhiri pendudukan dan penjajahan Israel atas semua tanah Arab. “Hukum internasional mengakui Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, Gaza, dan Dataran Tinggi Golan Suriah diduduki oleh Israel. Sebagai bagian dari pendudukan militernya, Israel mencuri tanah dan memaksa warga Palestina masuk ke dalam ghetto, dikelilingi oleh pos pemeriksaan, pemukiman dan menara pengawas, serta tembok apartheid ilegal. Israel telah memberlakukan pengepungan abad pertengahan di Gaza, mengubahnya menjadi penjara udara terbuka terbesar di dunia,” tulis BDS di situsnya.

Tujuan kedua adalah mendesak Israel mengakui hak-hak dasar warga Arab-Palestina di Israel dengan kesetaraan penuh. Seperlima warga Israel adalah warga Palestina yang tetap berada di dalam garis gencatan senjata setelah perang tahun 1948. “Mereka menjadi sasaran sistem diskriminasi rasial yang diabadikan dalam lebih dari 50 undang-undang yang berdampak pada setiap aspek kehidupan mereka. Pemerintah Israel terus menggusur paksa komunitas Palestina di Israel dari tanah mereka. Para pemimpin Israel secara rutin dan terbuka menghasut kekerasan rasial terhadap mereka,” tulis BDS.

Tujuan terakhir adalah memajukan hak-hak pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah mereka sebagaimana diatur dalam resolusi PBB 194. Menurut BDS, sejak Israel berdiri pada 1948, banyak warga Palestina terbunuh dan terusir dari tanahnya. “Akibat pemindahan paksa yang sistematis ini, kini ada lebih dari 7,25 juta pengungsi Palestina. Hak mereka untuk kembali ke rumah mereka ditolak hanya karena mereka bukan orang Yahudi,” katanya.

Saat ini BDS telah menjadi gerakan yang cukup populer dan mendunia. Tokoh-tokoh seperti musisi kawakan sekaligus pendiri band rock Pink Floyd Roger Waters, penulis Kanada Naomi A. Klein, filsuf Amerika Judith Pamela Butler, mendiang Uskup Agung Desmond Tutu, dan sejumlah tokoh lainnya telah menjadi pendukung gerakan BDS.

Pertanyaan tentang apakah BDS efektif dalam memukul perekonomian Israel selalu muncul. Bahkan dalam lini massa X baru-baru ini, tak sedikit warganet Indonesia yang memperdebatkan hal tersebut. Sebagian menilai BDS memiliki dampak langsung terhadap Israel, sedangkan sebagian lainnya memiliki pandangan berlawanan.

Aljazirah, dalam laporannya pada Maret 2018, pernah menyebut bahwa BDS berpotensi merugikan Israel hingga 11,5 miliar dolar AS per tahun. Angka itu didasarkan pada laporan Pemerintah Israel pada 2013 yang memperhitungkan skenario paling ekstrem berupa boikot besar-besaran oleh Uni Eropa terhadap produk Israel dan penghentian investasi.

Sejumlah pihak menilai, skenario boikot besar-besaran dan penghentian investasi oleh Uni Eropa tampaknya tidak mungkin terjadi. Namun hal tersebut tetap saja membuat para pemimpin Israel khawatir. Pada November 2019, pengadilan tinggi Uni Eropa telah memutuskan bahwa semua produk makanan yang diproduksi di wilayah pendudukan Palestina harus diberi label khusus. Hal itu agar masyarakat Benua Biru dapat mengetahui secara pasti di mana produk-produk yang mereka konsumsi diproduksi.

Menurut pengadilan tinggi Uni Eropa, selama ini banyak produk yang memasuki benua tersebut dikemas dengan keterangan dibuat di Israel. Padahal sebenarnya barang-barang itu diproduksi di wilayah pendudukan Palestina. Hal itu dipandang menyesatkan konsumen. Uni Eropa adalah salah satu pihak yang vocal menentang perluasan permukiman ilegal Israel di wilayah Palestina.

Bank Dunia sempat merekam penurunan tajam dalam ekspor Israel antara 2014 hingga 2016. Nilai kerugiannya sekitar 6 miliar dolar AS. Pada periode yang sama, investasi asing meningkat menjadi sekitar 12 miliar dolar AS setelah turun ke angka 6 miliar dolar AS pasca serangan Israel ke Gaza pada 2014, yang menewaskan 1.462 warga sipil

Sementara itu Brookings Institution yang berbasis di Washington mengklaim aksi pemboikotan tidak akan berdampak drastis terhadap ekonomi Israel. Hal itu karena 40 persen ekspor Israel adalah barang “intermediate” atau barang setengah jadi. Artinya barang tersebut digunakan dalam proses produksi barang lain yang diproduksi di tempat lain seperti semikonduktor. Data terkait hal ini turut tercantum di situs World Integrated Trade Solution milik Bank Dunia. Sekitar 50 persen ekspor Israel adalah barang-barang yang “dibedakan”, yaitu barang-barang yang tidak dapat digantikan seperti cip komputer khusus.

Dengan fakta tersebut, tampak bahwa Israel cukup terintegrasi dalam rantai nilai global. Perusahaan-perusahaan di seluruh dunia – dan bukan hanya masyarakat biasa – mengimpor barang-barang itu. Barang-barang setengah jadi juga lebih sulit untuk dijadikan sasaran boikot. Sebab banyak dari barang-barang tersebut tidak terlihat oleh konsumen rata-rata, dan “tersembunyi” dalam proses produksi suatu produk di negara lain.

Kendati demikian, bukan berarti aksi boikot sama sekali tak memberikan ancaman kepada Israel. Meski sebagian besar produk yang diekspor Israel kemungkinan besar sulit diboikot secara efektif, tapi secara teori masih ada sebagian produk lainnya yang tetap bisa menjadi sasaran boikot. Mereka mencakup pariwisata, beberapa produk pertanian, manufaktur non-kompleks, dan mungkin juga beberapa ekspor jasa. Boikot budaya, kesenian, dan akademis juga bisa berdampak. Walaupun sebagian besar dari boikot tersebut secara tidak proporsional turut menyasar warga Israel yang mungkin menentang kebijakan pemerintah mereka.

 

Kartun Washington Post Soal Palestina Picu Kemarahan Publik

 

 

Sebuah kartun di bagian opini Washington Post telah memicu kontroversi dan memicu kemarahan atas penggambaran “rasis” dan “orientalis” terhadap orang Arab dan Palestina. Gambar ini berjudul Perisai Manusia yang menunjukan seorang pria dalam setelan jas berwarna gelap bergaris, dengan tulisan Hamas dalam huruf putih tebal terpampang di atasnya.

Alis pria itu melengkung, hidungnya besar sekali. Dia memiliki empat anak yang diikatkan di tubuhnya, termasuk seorang bayi yang diposisikan di kepalanya. Seorang perempuan yang digambarkan berkerudung dan patuh meringkuk di belakangnya.

Pria itu mengangkat jarinya dan awan pikiran di atasnya berbunyi: “Beraninya Israel menyerang warga sipil…”. Menurut kartun yang diterbitkan pada 6 November, dia adalah anggota Hamas.

Di samping pria, wanita dan anak-anak, yang diapit oleh bendera Palestina, terdapat sebagian potret Dome of the Rock di wilayah pendudukan Yerusalem Timur dan di bawahnya terdapat lampu minyak.

Judul serta penggambaran anak-anak dan seorang perempuan yang terikat padanya, tampaknya merujuk pada tuduhan Israel bahwa Hamas menggunakan perisai manusia. Tuduhan ini pun sering diulangi oleh para pemimpin Barat dan digaungkan oleh banyak media arus utama.

Kartun itu diterbitkan ketika lebih dari 10 ribu warga Palestina di Jalur Gaza, termasuk 4.000 anak-anak, terbunuh dalam serangan militer Israel sejak perang dimulai pada 7 Oktober. Dua hari setelah publikasi, kemarahan di media sosial dan situs Washington Post semakin meningkat.

Perwakilan Washington Post mengatakan Rabu (8/10/2023) malam, telah menghapus gambar tersebut setelah dikritik karena bersifat rasis dan tidak manusiawi terhadap warga Palestina. Seorang pengguna media sosial X menyebut gambar tersebut sangat keji, fanatik, dan tidak manusiawi.

Sedangkan pengguna lain mengatakan, dehumanisasi ini mengingatkan pada kartun anti-Semit yang menggambarkan orang Yahudi secara negatif. “Saya tidak bisa melupakan bagaimana ini terlihat persis seperti karakter antisemit tradisional, hanya dengan beberapa fitur yang dimodifikasi”, tulis seorang pengguna.

“Persis seperti inilah cara mereka menggambarkan orang Yahudi di surat kabar Eropa pada 1930-an," ujar warganet.

Dalam situs Washington Post, seorang pembaca menyatakan, media itu harusnya malu karena menggunakan kiasan rasis yang saat ini digunakan untuk membenarkan genosida yang mayoritas korbannya adalah anak-anak. "Tidak memanusiakan suatu bangsa membuka jalan bagi terjadinya ketidakadilan. Sangat disayangkan melihat The Washington Post menyulut api rasis. Kartun ini dan fakta penerbitannya sungguh mengerikan," tulisnya.

Kartun tersebut mengingatkan pada kartun yang ditampilkan dalam tabloid mingguan satir Prancis Charlie Hebdo yang menghina Nabi Muhammad SAW. Protes telah meletus di negara-negara Arab dan Muslim atas gambar-gambar ini dalam beberapa tahun terakhir.

Kartunis Michael Ramirez, pemenang Hadiah Pulitzer dua kali, pernah mencemooh warga Palestina sebelumnya. Dalam kartun lainnya, dia menggunakan slogan “Kehidupan Orang Kulit Hitam Itu Penting”, sehingga menjadi “Kehidupan Teroris Itu Penting”, yang menyiratkan bahwa dukungan yang ditunjukkan oleh orang kulit hitam di AS terhadap rakyat Palestina sama saja dengan berpihak pada Hamas.

Italia Kirim Kapal Rumah Sakit ke Pantai Gaza

 

 

Menteri Pertahanan Italia Guido Crosetto mengatakan, negaranya akan mengirim kapal rumah sakit ke dekat pantai Gaza. Kapal tersebut diterjunkan untuk membantu penanganan dan perawatan korban luka akibat agresi Israel.

Crosetto mengungkapkan, kapal rumah sakit milik negaranya telah bertolak dari pelabuhan Civitavecchia di Italia barat pada Rabu (8/11/2023). Kapal tersebut membawa 170 staf, termasuk 30 orang yang dilatih untuk keadaan darurat medis. Crosetto menambahkan, Italia juga sedang berusaha mengirim rumah sakit lapangan ke Gaza.

Dalam pernyataannya, Crosetto turut menyinggung tentang dua kapal Angkatan Laut Italia yang sudah dikerahkan lebih dulu ke kawasan tersebut. “Kami akan mengevaluasi apakah akan mempertahankan mereka di wilayah tersebut. Tapi saya lebih memilih untuk mempertahankan tiga kapal di sana dan tidak menyesal,” ucapnya.

Pada Rabu kemarin, para menteri luar negeri (menlu) negara anggota G7, termasuk di dalamnya Italia, menyerukan tindakan segera untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Gaza. Seruan itu diumumkan setelah para menlu G7 menggelar pertemuan tingkat tinggi di Tokyo, Jepang. “(Para menlu) menekankan pentingnya mematuhi hukum kemanusiaan internasional,” ujar Menlu Jepang Yoko Kamikawa.

Menurut Kamikawa, para menlu G7 setuju untuk menyerukan jeda dalam pertempuran di Jalur Gaza. “Sehingga pasokan kemanusiaan dapat dikirim ke Jalur Gaza,” ucapnya.

Meski sepakat menyerukan jeda kemanusiaan, para menlu G7 tak melayangkan kritik atas agresi Israel ke Gaza. Hingga Rabu lalu, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 telah melampaui 10.500 jiwa. Lebih dari 4.300 di dalamnya merupakan anak-anak. Sementara korban luka sudah menembus 26.400 orang.

 

PBB: Banyaknya Kematian di Gaza Menunjukkan Ada yang Salah dengan Operasi Israel

 

 

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan bahwa jumlah warga sipil yang tewas di Jalur Gaza menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dalam operasi militer Israel terhadap militan Hamas Palestina. Israel telah berjanji memusnahkan Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, setelah militan tersebut menewaskan 1.400 orang dan menyandera lebih dari 240 orang dalam serangan 7 Oktober. Israel telah menyerang Gaza berpenduduk 2,3 juta orang dari udara, melakukan pengepungan dan melancarkan invasi darat. “Ada pelanggaran yang dilakukan Hamas ketika mereka memiliki perisai manusia. Namun ketika kita melihat jumlah warga sipil yang terbunuh dalam operasi militer, ada sesuatu yang jelas salah,” kata Guterres pada konferensi Reuters NEXT. Baca Juga: Serangan Udara Israel Bikin Keluarga di Gaza Kehilangan Tiga Generasi Para pejabat Palestina mengatakan 10.569 orang kini telah terbunuh di Gaza, 40 persen di antaranya adalah anak-anak. “Penting juga untuk membuat Israel memahami bahwa bertentangan dengan kepentingan Israel jika setiap hari melihat gambaran buruk tentang kebutuhan kemanusiaan yang sangat besar bagi rakyat Palestina,” kata Guterres.  Meski mengutuk keras serangan Hamas terhadap Israel, Guterres mengatakan bahwa perlu membedakan antara Hamas dan rakyat Palestina. “Jika kita tidak membuat perbedaan, saya pikir kemanusiaan itu sendiri yang akan kehilangan maknanya,” kata Guterres. Baca Juga: Israel Alami Defisit Anggaran US$6 Miliar, Akibat Lonjakan Biaya Perang Lawan Hamas Guterres membandingkan jumlah anak-anak yang terbunuh di Gaza dengan jumlah korban konflik di seluruh dunia yang ia laporkan setiap tahun kepada Dewan Keamanan PBB. Pada hari Senin, dia mengatakan Gaza menjadi kuburan bagi anak-anak. “Setiap tahun, jumlah tertinggi pembunuhan anak-anak yang dilakukan oleh salah satu aktor dalam seluruh konflik yang kita saksikan mencapai ratusan,” kata Guterres. “Dalam beberapa hari ini kita melihat ribuan anak-anak terbunuh di Gaza, yang berarti ada sesuatu yang salah dalam cara operasi militer yang dilakukan,” tambahnya.

 

Taiwan Kembali Memantau Pergerakan Kapal Induk China di Selat Taiwan

 

Militer Taiwan kembali memantau kehadiran kelompok kapal induk China yang terlihat di sekitar Selat Taiwan pada hari Kamis (9/11). Mengutip Reuters, kapal induk China yang terlihat kali ini adalah kapal induk Shandong yang berpartisipasi dalam latihan militer di sekitar Taiwan pada bulan April, dan kembali memasuki Pasifik bulan lalu. Kementerian Pertahanan Taiwan dalam pernyataannya menjelaskan bahwa kelompok kapal militer yang dipimpin kapal induk Shandong memasuki Selat Taiwan pada hari Rabu sore.  Baca Juga: Manila: China yang Menyusup ke Perairan Filipina Secara Ilegal Armada Angkatan Laut China itu kemudian terlihat berlayar ke arah utara tetapi tetap berada di garis median jalur air yang ada di sisi China, wilayah perairan yang merupakan penghalang tidak resmi di antara kedua negara. Hingga Kamis pagi, kelompok kapal induk China masih terus berlayar ke utara. Pergerakan ini direspons Taiwan dengan mengirimkan pasukan yang sesuai untuk berjaga-jaga. Kapal induk Shandong juga berlayar melalui Selat Taiwan pada bulan Juni.  Baca Juga: Berantas Korupsi, Xi Jinping: Pejabat China Akan Selalu Diikuti oleh Bayangan Tidak hanya Taiwan, Jepang juga menyadari pergerakan kapal induk Shandong di Laut China Selatan. Pada hari Senin, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa Shandong dan kapal Angkatan Laut China lainnya telah berlayar ke Laut Cina Selatan setelah melakukan latihan pendaratan di Samudera Pasifik selama sembilan hari. Sementara itu, China selalu menegaskan bahwa Selat Taiwan bukanlah jalur perairan internasional dan hanya mereka lah yang memiliki kedaulatan di sana. Aktivitas militer China di wilayah itu dalam beberapa pekan terakhir juga menarik perhatian AS yang merupakan sekutu utama Taiwan. Minggu lalu AS bahkan mengirim kapal militer bersamaan dengan kapal fregat milik Kanada.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post