News Forex, Index & Komoditi ( Senin, 28 April 2025 )
News Forex, Index & Komoditi
( Senin, 28 April 2025 )
Harga Emas Global Melemah saat Ketegangan Perdagangan AS-Tiongkok Mereda
Harga Emas (XAU/USD) melorot ke sekitar $3.310 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Senin. Logam mulia ini mundur setelah mencapai rekor tertingginya minggu lalu di tengah tanda-tanda bahwa ketegangan perdagangan global mungkin mereda.
Menteri Pertanian AS, Brooke Rollins, mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintahan Trump melakukan perundingan harian dengan Tiongkok mengenai tarif, seperti dilansir Reuters. Rollins mencatat bahwa ada perundingan yang sedang berlangsung antara kedua negara dan bahwa kesepakatan perdagangan dengan negara-negara lain "sangat dekat."
"Tajuk berita tentang kemungkinan, pengecualian parsial dalam tarif balasan semakin meningkatkan sentimen hari ini dan memungkinkan emas turun di bawah level $3.300," kata Yuxuan Tang, seorang ahli strategi di JPMorgan Private Bank.
Di sisi lain, pengumuman Presiden AS, Donald Trump, tentang tarif yang luas dan curam pada awal April memicu kekhawatiran bahwa ekonomi AS akan terjerumus ke dalam resesi dalam beberapa minggu terakhir. International Monetary Fund (IMF) memperingatkan minggu lalu bahwa AS menghadapi risiko resesi yang meningkat karena perang dagang Trump mendorong ekonomi global ke dalam perlambatan yang signifikan. Ini, pada gilirannya, dapat meningkatkan harga Emas, aset safe-haven tradisional.
Para pedagang Emas akan memantau dengan cermat pembacaan pendahuluan Produk Domestik Bruto (PDB) AS untuk kuartal pertama, yang akan dirilis nanti pada hari Rabu. Pada hari Jumat, perhatian akan beralih ke laporan ketenagakerjaan AS bulan April, termasuk Nonfarm Payrolls (NFP), Tingkat Pengangguran, dan Pendapatan Rata-Rata Per Jam.
Harga Minyak Dunia Naik, Investor Cermati Sinyal Baru Perang Dagang
Harga minyak dibuka menguat pada awal perdagangan pekan ini. Senin (28/4) pukul 07.17 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2025 ada di level US$ 63,20 per barel, naik 0,28% dari akhir pekan lalu yang ada di US$ 63,02 per barel.
Harga minyak naik karena para pedagang menimbang sinyal-sinyal terbaru dalam perang dagang.
Mengutip Bloomberg, investor kini menanti perincian strategi China untuk mendukung perekonomiannya. Investor juga mempertimbangkan perkembangan geopolitik di Iran.
Harga minyak Bren juga naik di atas US$ 67 per barel setelah turun 1,6% pekan lalu.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada ABC News bahwa negoasiasi dagang dengan sejumlah mitra dagang AS sedang berlangsung.
"Beberapa di antaranya berjalan dengan sangat baik, terutama dengan negara-negara Asia," katanya.
Di China, para pejabat dijadwalkan menggelar konferensi pers pada Senin malam untuk membeberkan langkah-langkah menstabilkan lapangan kerja dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil.
EUR/USD Melemah karena Tanda-Tanda Meredanya Ketegangan AS-Tiongkok
EUR/USD terus melemah untuk dua sesi berturut-turut, diperdagangkan di sekitar 1,1360 selama perdagangan sesi Asia pada hari Senin. Pasangan mata uang ini berada di bawah tekanan saat Dolar AS (USD) menguat di tengah tanda-tanda meredanya ketegangan antara AS dan Tiongkok.
Pada hari Jumat, Tiongkok mengecualikan beberapa impor AS dari tarif 125%, menurut sumber bisnis. Langkah ini telah memicu harapan bahwa perang dagang yang berkepanjangan antara dua ekonomi terbesar di dunia mungkin akan segera berakhir.
Menambah sentimen, Menteri Pertanian AS, Brooke Rollins, mengatakan pada hari Minggu, seperti dilaporkan oleh Reuters, bahwa pemerintahan Trump mengadakan diskusi harian dengan Tiongkok mengenai tarif. Rollins menekankan bahwa perundingan sedang berlangsung dan bahwa perjanjian perdagangan dengan negara-negara lain juga "sangat dekat."
Meski demikian, Reuters mengutip seorang juru bicara kedutaan Tiongkok pada hari Jumat, yang dengan tegas membantah adanya negosiasi saat ini dengan AS, menyatakan, "Tiongkok dan AS tidak sedang melakukan konsultasi atau negosiasi mengenai tarif." Juru bicara tersebut mendesak Washington untuk "berhenti menciptakan kebingungan." Selain itu, seorang pejabat Beijing menegaskan pada hari Kamis bahwa tidak ada "negosiasi ekonomi dan perdagangan" yang sedang berlangsung dan menekankan bahwa AS harus "membatalkan semua tarif unilateralis" untuk membuka jalan perundingan.
Sementara itu, ekspektasi terhadap sikap dovish European Central Bank (ECB) semakin meningkat, dipicu oleh kekhawatiran yang berkembang bahwa inflasi Zona Euro mungkin gagal mencapai target 2% ECB. Kamis lalu, pengambil kebijakan ECB dan gubernur bank sentral Finlandia, Olli Rehn, memperingatkan risiko penurunan pada inflasi, mencatat, "Sangat mungkin bahwa proyeksi inflasi jangka menengah dalam keadaan saat ini mungkin berada di bawah target 2%."
Tiongkok Dukung Iran Soal Perundingan Nuklir dengan AS, Tentang Sanksi Ilegal
Tiongkok mendukung Iran untuk mengadakan perundingan tentang program nuklirnya dengan Amerika Serikat dan menentang penggunaan kekuatan dan sanksi sepihak yang "ilegal" untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut.
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi kepada menteri luar negeri Iran pada hari Rabu (23/4/2025).
Reuters yang mengutip pernyataan kementerian luar negeri China melaporkan, Wang mengatakan kepada Abbas Araqchi dari Iran selama perundingan di ibu kota Tiongkok bahwa Beijing bersedia memperdalam koordinasi dan kerja sama dengan Teheran dalam urusan internasional dan regional.
"Pihak Tiongkok memuji janji Iran untuk tidak mengembangkan senjata nuklir dan menghormati hak Iran untuk memanfaatkan energi nuklir secara damai," kata Wang.
Pertemuan itu terjadi menjelang perundingan lanjutan nuklir AS-Iran pada Sabtu pekan ini dan setelah Washington menjatuhkan sanksi pada beberapa penyuling minyak Tiongkok karena membeli minyak Iran dalam beberapa minggu terakhir.
Kementerian luar negeri Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa Araqchi telah memberi tahu mitranya dari Tiongkok tentang situasi terkini perundingan tidak langsung antara Iran dan AS dan berterima kasih kepada Tiongkok atas sikap produktifnya terhadap program nuklir Iran dan pencabutan sanksi.
Presiden AS Donald Trump telah berupaya untuk melakukan kampanye "tekanan maksimum" terhadap Teheran, termasuk mendorong ekspor minyak Iran ke level nol.
Pada tahun 2015, Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi internasional dalam kesepakatan dengan AS, Rusia, Tiongkok, Inggris, Prancis, dan Jerman.
Namun pada tahun 2018 Trump, setahun setelah masa jabatan pertamanya, menarik diri dari pakta tersebut.
Teheran dan Washington memulai negosiasi lagi awal bulan ini dengan tujuan untuk membatasi program nuklir Teheran.
China, pembeli minyak Iran terbesar, telah mendukung Teheran saat tekanan AS meningkat.
AS sejauh ini telah memberikan sanksi kepada dua penyuling independen kecil yang berbasis di China karena membeli minyak mentah Iran.
Bulan lalu, impor minyak Iran oleh China melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa karena pembeli menimbun persediaan di tengah kekhawatiran bahwa sanksi AS lebih lanjut terhadap Teheran dapat memperketat pasokan.
China membeli sekitar 90% dari ekspor minyak Iran, kata para pedagang dan analis. Kedua negara telah membangun sistem perdagangan yang sebagian besar menggunakan yuan China dan jaringan perantara, menghindari dolar dan paparan regulator AS.
Wang dan Araqchi juga membahas tarif AS selama pertemuan hari Rabu.
"Penyalahgunaan tarif oleh AS telah benar-benar kehilangan popularitas dan mengisolasi dirinya dari komunitas internasional," kata Wang.
"Komunitas internasional perlu lebih bersatu dari sebelumnya untuk menegakkan multilateralisme dan menjaga norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional," katanya kepada Araqchi.
Kapal Induk China Nongol Jelang Latihan Maritim Gabungan Filipina-AS di LCS
Angkatan Laut Filipina mengatakan kelompok tempur kapal induk China telah melewati dekat batas maritim di bagian utaranya, menjelang latihan maritim selama enam hari dengan AS yang dimulai pada Kamis (24/4/2024). Disebukan bahwa Latihan ini sebagai bagian dari latihan militer tahunan Balikatan mereka.
Mengutip Reuters yang melansir pernyataan pihak militer Filipina, latihan angkatan laut terkoordinasi, yang difokuskan pada peningkatan interoperabilitas, kesadaran wilayah maritim, dan keamanan regional, akan dilaksanakan di perairan Filipina, yang membentang dari sekitar Teluk Subic hingga Luzon Utara.
Jepang dan mitra regional lainnya semakin banyak mengambil bagian dalam Balikatan, yang berarti "bahu-membahu", di tengah ketegangan dengan Tiongkok atas aktivitasnya di Laut China Selatan dan di sekitar Taiwan. Sebuah kapal angkatan laut Jepang bergabung dalam latihan tersebut.
Laksamana Muda Roy Vincent Trinidad, juru bicara Angkatan Laut Filipina untuk Laut China Selatan, pada hari Kamis mengonfirmasi penampakan formasi angkatan laut Tiongkok pada Selasa dini hari sekitar 100 mil laut dari Burgos, Ilocos Norte.
Dipimpin oleh kapal induk Shandong (CV-17), kelompok tempur tersebut terdiri dari enam kapal perang, termasuk fregat dan kapal perusak, dan dua kapal pendukung, kata Trinidad. Armada tersebut dilaporkan berada dalam jarak tiga mil laut dari pulau-pulau utara Filipina.
"Ini cukup dekat, tetapi ini diizinkan berdasarkan UNCLOS, berdasarkan hak lintas damai asalkan terus-menerus dan cepat," kata Trinidad.
Dia menambahkan bahwa kapal-kapal itu hampir berada di zona ekonomi eksklusif negara itu pada Rabu malam.
Angkatan Laut Filipina mengatakan penampakan itu, meskipun diawasi dengan ketat, tidak dianggap mengkhawatirkan. Namun, waktu lintasan China menggarisbawahi bobot strategis latihan Balikatan yang sedang berlangsung, yang telah berkembang dalam skala dan kompleksitas dalam beberapa tahun terakhir.
"Kami tidak berspekulasi tentang niat kapal perang mereka di perairan kami," kata Trinidad. "Yang kami lakukan adalah menantang mereka, kami memantau mereka, untuk memastikan bahwa mereka melintasi terus-menerus dan cepat."
Lebih dari 14.000 tentara Filipina dan Amerika berpartisipasi dalam latihan Balikatan tahun ini, yang berlangsung dari 21 April-9 Mei, untuk "uji pertempuran penuh" antara kedua sekutu perjanjian pertahanan itu dalam menghadapi masalah keamanan regional bersama. China mengatakan latihan itu provokatif.
Lima Kartu yang Jadi Senjata Andal China dalam Perang Dagang dengan AS
Perang dagang antara dua ekonomi terbesar di dunia kini sedang berlangsung.
Ekspor China ke AS menghadapi tarif hingga 245%. Sementara, Beijing telah membalas dengan mengenakan tarif 125% atas impor Amerika.
Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap menghadapi ketidakpastian lebih lanjut karena kekhawatiran akan resesi global telah meningkat.
Pemerintah Presiden China Xi Jinping telah berulang kali mengatakan bahwa mereka terbuka untuk berdialog. Di sisi lain, China juga memperingatkan bahwa, jika perlu, mereka akan "berjuang sampai akhir".
Melansir BBC, berikut ini sekilas tentang apa yang dimiliki Beijing dalam persenjataannya untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump.
1. China dapat menahan rasa sakit (sampai batas tertentu)
China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia, yang berarti dapat menyerap dampak tarif lebih baik daripada negara-negara kecil lainnya.
Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar orang, China juga memiliki pasar domestik yang besar yang dapat mengurangi sebagian tekanan terhadap eksportir yang terhuyung-huyung akibat tarif.
Beijing masih kesulitan karena orang-orang Tiongkok tidak cukup banyak berbelanja. Namun, dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga "kereta perak" untuk pensiunan yang bepergian, hal itu bisa berubah.
Dan tarif Trump telah memberi Partai Komunis Tiongkok dorongan yang lebih kuat untuk membuka potensi konsumen negara itu.
"Para pemimpin mungkin sangat bersedia menanggung rasa sakit untuk menghindari kata menyerah pada apa yang mereka yakini sebagai agresi AS," jelas Mary Lovely, pakar perdagangan AS-Tiongkok di Peterson Institute di Washington DC.
Tiongkok juga memiliki ambang batas rasa sakit yang lebih tinggi sebagai rezim otoriter, karena jauh lebih tidak khawatir tentang opini publik jangka pendek. Tidak ada pemilihan umum yang akan menghakimi para pemimpinnya.
Namun, kerusuhan tetap menjadi perhatian, terutama karena sudah ada ketidakpuasan atas krisis properti yang sedang berlangsung dan hilangnya lapangan pekerjaan.
Ketidakpastian ekonomi atas tarif merupakan pukulan lain bagi kaum muda yang hanya pernah mengenal Tiongkok yang sedang bangkit.
Partai tersebut telah menarik sentimen nasionalis untuk membenarkan tarif balasannya, dengan media pemerintah menyerukan kepada orang-orang untuk "bersama-sama menghadapi badai".
Presiden Xi Jinping mungkin khawatir tetapi, sejauh ini, Beijing telah memberikan nada yang menantang dan percaya diri. Seorang pejabat meyakinkan negara itu: "Langit tidak akan runtuh."
2. Tiongkok telah berinvestasi untuk masa depan
Tiongkok selalu dikenal sebagai pabrik dunia. Kini, Tiongkok telah menggelontorkan miliaran dolar untuk menjadi pabrik yang jauh lebih maju.
Di bawah Xi, Tiongkok telah berlomba dengan AS untuk mendominasi teknologi.
Tiongkok telah berinvestasi besar-besaran dalam teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan hingga chip dan AI.
Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dirayakan sebagai pesaing tangguh ChatGPT. Juga BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu untuk menjadi produsen kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple telah kehilangan pangsa pasarnya yang berharga bagi pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo.
Baru-baru ini, Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari US$ 1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi dalam AI.
Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba memindahkan rantai pasokan mereka dari Tiongkok, tetapi mereka kesulitan menemukan skala infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.
Produsen Tiongkok di setiap tahap rantai pasokan telah memberi negara itu keuntungan selama puluhan tahun yang akan membutuhkan waktu untuk ditiru.
Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan Tiongkok musuh yang tangguh dalam perang dagang ini - dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan diri untuk ini sejak masa jabatan Trump sebelumnya.
3. Pelajaran dari Trump 1.0
Sejak tarif Trump diberlakukan pada panel surya Tiongkok pada tahun 2018, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan di luar tatanan dunia yang dipimpin AS.
Beijing telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial, yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan (Road and Belt Initiative), untuk memperkuat hubungan dengan apa yang disebut sebagai negara-negara Selatan.
Ekspansi perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi saat Tiongkok mencoba melepaskan diri dari AS.
Petani Amerika pernah memasok 40% impor kedelai China - angka itu sekarang berkisar di angka 20%. Setelah perang dagang terakhir, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli hasil panen dalam jumlah besar dari Brasil, yang sekarang menjadi pemasok kedelai terbesarnya.
"Taktik itu membunuh dua burung terlampaui satu batu. Itu merampas sabuk pertanian Amerika dari pasar yang dulunya terkungkung dan memoles kredensial ketahanan pangan China," kata Marina Yue Zhang, profesor madya di Institut Hubungan Australia-China, Universitas Teknologi Sydney.
AS bukan lagi pasar ekspor terbesar China: tempat itu sekarang menjadi milik Asia Tenggara. Faktanya China adalah mitra dagang terbesar bagi 60 negara pada tahun 2023 - hampir dua kali lipat dari AS. Eksportir terbesar di dunia, menghasilkan surplus rekor sebesar US$ 1 triliun pada akhir tahun 2024.
Itu tidak berarti AS, ekonomi terbesar di dunia, bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, itu berarti tidak akan mudah bagi Washington untuk memojokkan China.
Menyusul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi China, Beijing telah memperingatkan negara-negara agar tidak "mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China".
Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi sebagian besar dunia.
"Kita tidak dapat memilih, dan kita tidak akan pernah memilih [antara China dan AS]," kata menteri perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz kepada BBC minggu lalu.
4. China sekarang tahu kapan Trump akan menyerah
Trump tetap teguh saat pasar saham anjlok menyusul pengumuman tarifnya yang luas pada awal April. Dia menyamakan pungutannya yang mengejutkan dengan "obat".
Namun, ia berbalik arah, menghentikan sebagian besar tarif tersebut selama 90 hari setelah aksi jual tajam obligasi pemerintah AS. Obligasi ini, yang juga dikenal sebagai Treasury, telah lama dianggap sebagai investasi yang aman.
Namun, perang dagang telah mengguncang kepercayaan terhadap aset tersebut.
Trump sejak itu mengisyaratkan adanya penurunan ketegangan perdagangan dengan China, dengan mengatakan bahwa tarif atas barang-barang China akan "turun secara substansial, tetapi tidak akan menjadi nol".
Jadi, para ahli menunjukkan, Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat mengguncang Trump.
China juga memegang obligasi pemerintah AS senilai US$ 700 miliar. Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang non-AS yang memiliki lebih dari itu.
Beberapa pihak berpendapat bahwa hal ini memberi pengaruh bagi Beijing: media Tiongkok secara teratur melontarkan gagasan untuk menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai "senjata".
Namun, para ahli memperingatkan bahwa Tiongkok tidak akan muncul tanpa cedera dari situasi seperti itu.
Sebaliknya, hal itu akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan menggoyahkan yuan Tiongkok.
"Tiongkok hanya akan dapat memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS hanya sampai pada titik tertentu," kata Dr. Zhang. "Tiongkok memegang alat tawar-menawar, bukan senjata finansial."
5. Cengkeraman pada tanah jarang
Namun, yang dapat dijadikan senjata oleh Tiongkok adalah monopoli yang hampir dimilikinya dalam mengekstraksi dan memurnikan tanah jarang, serangkaian elemen yang penting untuk pembuatan teknologi canggih.
Tiongkok memiliki cadangan besar logam-logam ini, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet kendaraan listrik dan turbin angin, dan Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.
Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh tanah jarang, termasuk beberapa yang penting untuk membuat chip AI.
Tiongkok menyumbang sekitar 61% produksi tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).
Sementara Australia, Jepang, dan Vietnam telah mulai menambang tanah jarang, perlu waktu bertahun-tahun sebelum Tiongkok dapat diputus dari rantai pasokan.
Pada tahun 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang sangat penting bagi berbagai proses manufaktur. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang pembelian panik dan pencarian pemasok alternatif.
Kekhawatirannya adalah hal yang sama dapat terjadi pada pasar tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.
"Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan tanah jarang," kata Thomas Kruemmer, direktur Ginger International Trade and Investment, kepada BBC sebelumnya.
"Dampaknya pada industri pertahanan AS akan sangat besar," tambahnya.
Teguran Langka Trump Usai Serangan Besar-besaran Rusia Tewaskan 12 Orang di Kyiv
Rusia melancarkan serangan besar-besaran ke Kyiv pada malam hari menggunakan rudal dan pesawat nirawak, menewaskan sedikitnya 12 orang. Ini merupakan serangan terbesar di ibu kota Ukraina sepanjang tahun ini.
Serangan tersebut memicu teguran langka dari Presiden AS Donald Trump yang mengatakan kepada Vladimir Putin: “Vladimir, BERHENTI!”
Dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa pemerintahannya telah memberikan “banyak tekanan” kepada Rusia, dan kembali menegaskan ketidaksenangannya terhadap serangan tersebut.
Ia juga menyebutkan bahwa kemajuan signifikan telah dicapai dalam proses negosiasi damai, dan Kremlin telah memberikan “konsesi yang cukup besar” dengan menunjukkan kesediaan untuk “menghentikan perang, menghentikan perebutan seluruh negara.”
“Beberapa hari ke depan akan menjadi sangat penting. Pertemuan sedang berlangsung sekarang,” ujar Trump. “Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan... Saya rasa kita sudah sangat dekat.”
Trump juga menambahkan bahwa Washington turut menekan Kyiv. Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam konferensi pers yang sama, menyampaikan bahwa diskusi lanjutan direncanakan akhir pekan ini dan bahwa AS ingin melihat kemajuan dari kedua belah pihak, Ukraina dan Rusia, untuk menyelesaikan kesepakatan damai.
Setelah pertemuan dengan Trump di Washington, Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyatakan bahwa Kyiv sedang berupaya keras mencapai kesepakatan.
“Saat ini ada sesuatu yang sedang dibahas secara serius oleh Ukraina, dan saya pikir bola kini jelas berada di tangan Rusia,” katanya kepada wartawan, Kamis.
Serangan di Kyiv tersebut, yang dinilai Trump sebagai tidak perlu dan sangat tidak tepat waktu di tengah upaya perdamaian, juga melukai 90 orang, merusak bangunan, dan memicu kebakaran, menurut pejabat Ukraina. Tim penyelamat masih mengevakuasi korban dari reruntuhan lebih dari 12 jam setelah serangan terjadi.
Serangan ini terjadi pada momen krusial dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai sejak invasi besar-besaran oleh Moskow pada 2022. Baik Kyiv maupun Moskow berusaha menunjukkan kepada Trump bahwa mereka serius mencapai kesepakatan damai dalam waktu singkat.
“Saya tidak senang dengan serangan Rusia di KYIV. Tidak perlu, dan waktunya sangat buruk. Vladimir, BERHENTI! Lima ribu tentara tewas tiap minggu. Mari selesaikan Perjanjian Damai!” tulis Trump di platform Truth Social, secara langsung menyampaikan pesan kepada Presiden Rusia.
Gedung Putih menyampaikan bahwa AS dapat menghentikan upaya perdamaian jika tidak ada kemajuan berarti dalam waktu dekat. Trump bahkan mengecam Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, setelah Zelensky menyatakan bahwa Kyiv tidak akan mengakui pendudukan Rusia atas Krimea.
Pernyataan Trump terhadap Putin terdengar jauh lebih lunak dibandingkan ucapannya terhadap Zelensky, yang pernah disebutnya sebagai “diktator.” Seorang pejabat AS menyatakan bahwa utusan khusus Trump dijadwalkan bertemu Putin pada Jumat untuk melanjutkan pembicaraan.
Rubio membatalkan kehadirannya dalam pertemuan antara pejabat AS, Ukraina, dan Eropa di London pada Rabu karena ketegangan atas pernyataan Zelensky tentang Krimea. Trump menyatakan pada Kamis bahwa akan sangat sulit bagi Ukraina untuk merebut kembali wilayah tersebut.
Meski demikian, pembicaraan di London tetap berlangsung dalam format yang lebih terbatas. Zelensky menyebutkan bahwa usulan yang dihasilkan dari pertemuan tersebut kini berada di tangan Trump.
Ia mempersingkat kunjungannya ke Afrika Selatan usai serangan, dan menyatakan bahwa belum ada tanda-tanda bahwa Washington menekan Rusia secara tegas.
Ketika ditanya apakah ia percaya Putin akan menanggapi seruannya untuk menghentikan serangan rudal, Trump menjawab, “Ya.”
Ponsel Berdering di Bawah Puing-Puing
Tim penyelamat bekerja di 13 lokasi di Kyiv dengan bantuan spesialis pendakian dan anjing pelacak, menurut layanan darurat. Sebanyak 40 kebakaran dilaporkan terjadi.
“Ponsel terdengar berdering dari bawah puing-puing. Pencarian akan terus dilakukan sampai semua korban berhasil ditemukan,” ujar pihak layanan darurat.
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan telah melancarkan serangan besar-besaran terhadap kompleks industri militer Ukraina dengan menggunakan senjata presisi tinggi berbasis udara, darat, dan laut, serta pesawat nirawak.
Kepala administrasi militer Kyiv, Tymur Tkachenko, mengonfirmasi bahwa 12 orang tewas.
“Ada sirene serangan udara, kami bahkan tidak sempat mengenakan pakaian sebelum keluar dari apartemen. Ledakan terjadi bertubi-tubi, semua jendela, pintu, dan dinding hancur. Suami dan anak saya terlempar ke sisi lain,” kata Viktoria Bakal, warga Kyiv.
Zelensky menyebut dalam pernyataan di platform X bahwa Rusia menggunakan rudal balistik Korea Utara dalam serangan tersebut, mengutip informasi awal.
Sumber militer Ukraina sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa sebuah rudal balistik KN-23 (KN-23A) Korea Utara menghantam gedung tempat tinggal di distrik Sviatoshynskyi, sebelah barat pusat kota Kyiv.
Menurut angkatan udara Ukraina, Rusia meluncurkan 145 pesawat nirawak dan 70 rudal, termasuk 11 rudal balistik, dalam serangan semalam.
Sebanyak 112 target berhasil ditembak jatuh. Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, menyebutkan bahwa selain Kyiv dan wilayah sekitarnya, tujuh wilayah lain juga menjadi sasaran serangan “massal.”
Kerusakan juga dilaporkan terjadi di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, wilayah Zhytomyr di sebelah barat Kyiv, serta kota industri Pavlohrad di wilayah Dnipropetrovsk.
Di Washington, Menteri Keuangan Ukraina, Serhii Marchenko, menyatakan kepada Reuters bahwa Ukraina dan AS telah membuat kemajuan dalam perjanjian kerja sama mineral penting, namun menambahkan bahwa perjanjian tersebut “pasti tidak” akan selesai dalam pekan ini.
China Serukan Pembatalan Tarif untuk Akhiri Perang Dagang, AS Mulai Melunak?
Tiongkok menyerukan agar semua tarif "sepihak" AS dibatalkan pada hari Kamis (24/4/2025). Hal tersebut disebabkan muncul tanda-tanda bahwa pemerintahan Trump mulai melunak dan dapat meredakan perang dagangnya dengan Beijing.
Reuters memberitakan, Tiongkok juga mengklarifikasi bahwa mereka belum mengadakan pembicaraan dagang dengan Washington meskipun ada pernyataan berulang kali dari pemerintah AS yang menunjukkan telah ada pembicaraan.
Presiden AS Donald Trump telah berulang kali mengatakan bahwa AS akan membuat kesepakatan dengan Tiongkok. Bahkan pada hari Rabu (23/4/2025), Trump mengatakan ada "kontak langsung" antara kedua negara.
Trump, yang menyebut tarifnya "timbal balik", mengatakan bea masuk tersebut bertujuan untuk memperbaiki ketidakseimbangan perdagangan yang tidak adil dengan AS.
"AS harus menghapus semua tindakan tarif sepihak terhadap Tiongkok jika benar-benar ingin menyelesaikan masalah perdagangan," kata juru bicara Kementerian Perdagangan He Yadong pada hari Kamis.
"Orang yang mengikat lonceng harus melepaskannya," tambahnya kepada wartawan pada konferensi pers reguler.
Sebelumnya, Reuters melaporkan pada hari Rabu, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, pemerintahan Trump akan mempertimbangkan untuk menurunkan tarif pada barang-barang Tiongkok yang diimpor dari level saat ini sebesar 145% menjadi mungkin antara 50% dan 65%, sambil menunggu pembicaraan dengan Beijing.
He dari Tiongkok juga mendesak AS untuk memperhatikan "suara rasional" dari komunitas internasional dan pihak-pihak dalam negeri.
"Tiongkok dan Amerika Serikat belum melakukan konsultasi atau negosiasi tentang tarif, apalagi mencapai kesepakatan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Guo Jiakun pada jumpa pers terpisah, menyebut laporan informasi tersebut sebagai "berita palsu".
Di dalam negeri, menurut pernyataan Kementerian Perdagangan, Tiongkok menggelar diskusi panel pada hari Rabu untuk menanggapi kekhawatiran lebih dari 80 perusahaan dan kamar dagang asing atas dampak tarif AS terhadap investasi dan operasi mereka di Tiongkok.
"Diharapkan perusahaan asing akan...mengubah krisis menjadi peluang," kata Wakil Menteri Perdagangan Ling Ji di diskusi panel tersebut.
Dia berjanji untuk bekerja sama menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan asing.
Di Washington D.C., Gubernur bank sentral Tiongkok Pan Gongsheng dalam pernyataan yang disampaikan pada pertemuan G20 di sela-sela Pertemuan Musim Semi IMF-Bank Dunia, mengatakan Tiongkok akan mendukung aturan perdagangan bebas dan sistem perdagangan multilateral.
Jet Boeing Gagal Dikirim ke China, Targetkan Pasar India dan Asia Tenggara
Raksasa dirgantara Amerika Serikat (AS), Boeing, tengah bersiap untuk menjual ulang puluhan pesawat yang gagal dikirim ke China akibat meningkatnya tarif imbal balik dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Langkah ini diambil setelah Boeing memulangkan satu unit pesawat 737 MAX ke Amerika Serikat, ketimbang membiarkannya terparkir tanpa pembeli di China.
Boeing menegaskan tidak akan mengulangi kesalahan masa lalu, di mana terjadi penumpukan pesawat tak terkirim selama periode pembekuan impor sebelumnya.
“Kami tidak akan terus membangun pesawat untuk pelanggan yang tidak akan mengambilnya,” tegas CEO Boeing Kelly Ortberg dalam panggilan bersama analis pada Rabu (24/4).
Chief Financial Officer Boeing Brian West menambahkan bahwa permintaan pasar global masih tinggi dan perusahaan yakin dapat menemukan pembeli baru.
“Pelanggan menghubungi kami, meminta tambahan pesawat,” ujarnya.
Namun, para analis memperingatkan bahwa menjual ulang pesawat yang telah dibangun bukan perkara mudah.
Selain persoalan konfigurasi kabin yang disesuaikan dengan pesanan awal, perubahan kontrak juga bisa menimbulkan biaya besar dan tantangan hukum.
Menurut sumber industri, keputusan ini juga merupakan sinyal ke Beijing dan Washington bahwa ketegangan dagang akan membawa konsekuensi nyata, khususnya bagi industri penerbangan yang selama ini menikmati perdagangan bebas bea masuk.
Pemerintahan AS di bawah Presiden Donald Trump telah menaikkan tarif dasar atas impor dari China hingga 145%.
China membalas dengan tarif balasan sebesar 125% terhadap produk AS, termasuk pesawat.
Boeing mencatat, sekitar 10% dari total backlog pesawat komersialnya saat ini ditujukan untuk pelanggan di China. Tahun ini saja, perusahaan semula menargetkan pengiriman sekitar 50 pesawat ke pasar China.
Namun, kondisi geopolitik memaksa Boeing mengkaji ulang strategi distribusinya. Saat ini, mereka sedang mencari pembeli baru untuk 41 unit pesawat yang telah dibangun atau sedang dalam proses produksi. Pasar potensial yang dibidik meliputi India, Amerika Latin, dan Asia Tenggara.
Sinyal positif datang dari Washington, yang baru-baru ini menyatakan bahwa tarif tinggi AS-China tidak bisa dipertahankan dalam jangka panjang. Ini membuka peluang meredanya ketegangan dalam waktu dekat.
Sementara itu, dua pesawat Boeing yang sebelumnya dikirim ke China untuk Xiamen Airlines sudah dipulangkan ke pabrik Boeing di Seattle.
Satu pesawat lainnya yang awalnya dipesan oleh Air China telah diterbangkan dari pusat perakitan Boeing di Zhoushan menuju Guam.
Di sisi lain, rival Boeing asal Eropa, Airbus, belum memberikan tanggapan atas isu ini.
Namun, Airbus diketahui tengah dalam pembicaraan intens untuk mengamankan pesanan besar dari China hingga 500 unit pesawat, meski keputusan pembelian masih tertunda di tengah ketidakpastian geopolitik.
Fakta Baru Pembunuhan 15 Paramedis Palestina, Israel Tembaki Ambulans 3,5 Menit dari Dekat
Fakta bar dalam pembunuhan 15 petugas medis dan penyelamat Palestina oleh pasukan Israel di Jalur Gaza bulan lalu terungkap. Fakta ini menunjukkan klaim Pasukan Pertahanan Israel bahwa tentara tidak menembaki petugas medis tanpa pandang bulu bertentang dengan bukti.
Fakta itu diungkap oleh Harian Israel Haaretz. Surat kabar itu melaporkan pada Rabu bahwa analisis mereka terhadap materi milik IDF yang dikumpulkan dari penyelidikan internal bertentangan dengan klaim tentara bahwa tentara tidak menembaki ambulans Palestina dan mobil pemadam kebakaran tanpa pandang bulu pada dini hari tanggal 23 Maret.
Sebaliknya, kata Haaretz, tentara terus menerus menembaki kendaraan tersebut selama tiga setengah menit dari jarak dekat meskipun para pekerja bantuan tersebut berusaha untuk mengidentifikasi diri mereka sendiri.
Sementara itu, keluarga Assad al-Nsasrah, salah satu dari dua korban selamat dari serangan tersebut, mengajukan petisi pada Rabu ke pengadilan tinggi Israel untuk meminta perincian penahanannya di Israel.
Pihak berwenang Israel mengonfirmasi pekan lalu bahwa Nsasrah ditahan. Tetapi berdasarkan undang-undang perang darurat, keberadaan tahanan dari Gaza dapat dirahasiakan dan mereka dapat dilarang menemui pengacara selama 45 hari. Nsasrah tidak diizinkan didampingi penasihat hukum hingga 7 Mei.
Sebelumnya, seorang dokter forensik yang memeriksa jenazah sekitar 15 paramedis dan pekerja penyelamat Palestina mengungkapkan, ada bukti sejumlah petugas kesehatan itu dibunuh dengan gaya eksekusi oleh tentara Israel. Hal itu berdasarkan titik tembakan yang 'spesifik dan disengaja' dari jarak dekat.
Ahmad Dhaher, konsultan forensik yang memeriksa lima korban tewas di rumah sakit Nasser di Khan Younis setelah mereka digali, mengatakan semuanya meninggal karena luka tembak.
Semua kasus telah ditembak dengan beberapa peluru, kecuali satu, yang tidak dapat dipastikan karena tubuhnya dimutilasi oleh hewan seperti anjing, sehingga hampir hanya tersisa kerangka,” kata Dhaher kepada Guardian.
“Analisis awal menunjukkan mereka dieksekusi, bukan dari jarak jauh, karena lokasi luka tembak itu spesifik dan disengaja,” katanya.
“Salah satu pengamatan adalah bahwa peluru diarahkan ke kepala satu orang, yang lain ke jantungnya, dan orang ketiga ditembak dengan enam atau tujuh peluru di badan.”
Bantahan Netanyahu
Dalam berita politik Israel pada Kamis, Mahkamah Agung memberi Benjamin Netanyahu perpanjangan waktu hingga Minggu untuk mengajukan bantahan resmi atas pernyataan tertulis dari kepala Shin Bet yang dipecat, Ronen Bar.
Perdana menteri Israel diperkirakan akan menuduh kepala dinas keamanan umum itu berbohong, dalam pernyataan tertulis yang seharusnya diserahkan pada akhir Kamis ini.
Mahkamah agung Israel menghentikan pemecatan Bar yang kontroversial setelah pemungutan suara kabinet bulan lalu. Pemecatan dilakukan di tengah protes yang meluas, dan petisi dari jaksa agung, Gali Baharav-Miara. Pertarungan antara kedua pria itu mendorong Israel ke ambang krisis konstitusional.
Shin Bet telah menyelidiki para pembantu dekat Netanyahu atas dugaan pelanggaran keamanan nasional, termasuk membocorkan dokumen rahasia ke media asing, dan diduga menerima uang dari Qatar, yang diketahui telah memberikan bantuan keuangan yang signifikan kepada Hamas.
Dalam surat pernyataannya, Bar menuduh Netanyahu berupaya memecatnya setelah ia menolak memenuhi permintaan termasuk memata-matai pengunjuk rasa antipemerintah dan membantu perdana menteri menunda kesaksiannya dalam persidangan pidana. Bar juga mengeklaim telah dijelaskan kepadanya bahwa ia diharapkan untuk 'setia secara pribadi' kepada perdana menteri.
Netanyahu mengatakan ia kehilangan kepercayaan pada kapasitas Bar untuk memimpin Shin Bet. Hubungan antara kedua pria itu, yang sudah tegang, semakin memburuk setelah dirilisnya investigasi Shin Bet yang mengarah pada masalah kebijakan menjelang serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Netanyahu tidak pernah menerima tanggung jawab apa pun atas bencana keamanan nasional terburuk Israel, yang menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, menyebabkan 251 orang diculik dan disandera di Jalur Gaza, dan memicu perang yang menghancurkan di wilayah Palestina.
Kepala serikat Histadrut yang kuat di Israel, Arnon Bar-David, mengancam pada Kamis untuk menyerukan pemogokan nasional jika pemerintah tidak mematuhi perintah pengadilan tinggi untuk mengembalikan Bar.
Dua pemogokan Histadrut sebelumnya telah menempatkan koalisi sayap kanan Netanyahu di bawah tekanan yang signifikan. Salah satunya pada bulan Maret 2023 dipicu oleh keputusan perdana menteri untuk memecat menteri pertahanan, Yoav Gallant, atas penentangannya terhadap usulan perombakan peradilan.
Aksi mogok pada bulan September 2024 dilakukan untuk mendukung kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata dalam perang di Gaza setelah Hamas membunuh enam tawanan.
Di Gaza pada hari Rabu, serangan udara Israel di seluruh jalur tersebut menewaskan sedikitnya 28 orang, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut, yang datanya dinilai akurat oleh PBB.
Dukungan Semakin Anjlok, Warga Amerika tak Puas dengan Kebijakan Donald Trump
Maksudnya ingin lesatkan pembangunan ekonomi, eh kebijakan menaikkan tarif dagang malah justru membuat dunia mulai meninggalkan Amerika. Tak hanya itu, sejumlah kebijakan Trump juga menuai kontroversi yang menganjlokkan popularitasnya.
Donald John Trump dikenal sebagai pebisnis, presenter acara realitas, dan politikus Amerika Serikat yang menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45 dari 2017 hingga 2021 dan ke-47 sejak 2025. Trump adalah satu-satunya yang menjadi Presiden Amerika Serikat dengan belum pernah menyentuh atau belum pernah pengalaman memegang jabatan politik sama sekali, namun hanya pernah pengalaman dalam memegang ekonomi berbisnis saja di masa kehidupan pribadinya dari Sejarah Amerika Serikat.
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh The Economist dan YouGov menunjukkan penurunan popularitas Presiden AS Donald Trump, dengan 41% warga Amerika saat ini mendukungnya, dibandingkan dengan sekitar 50% pada bulan Januari.
Dukungan anjlok
Jajak pendapat lain yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa tingkat persetujuan terhadap pekerjaan presiden turun dari 47% pada bulan Februari menjadi 40% saat ini, tingkat yang jauh lebih rendah dibandingkan pendahulunya Joe Biden pada bulan April 2021, yang berada di angka 59%.
Tingkat persetujuan Trump sebesar 45% dalam tiga bulan pertama masa jabatan keduanya lebih rendah daripada tingkat persetujuan semua presiden AS yang terpilih setelah Perang Dunia II, menurut firma jajak pendapat dan konsultasi Gallup.
Gagal bangun ekonomi
Hasilnya juga menunjukkan bahwa warga Amerika telah kehilangan kepercayaan pada kemampuan Trump dalam menangani isu-isu utama seperti ekonomi.
Para pemilih tahun lalu memandang ekonomi sebagai salah satu kekuatannya, tetapi penerapan tarif pada mitra dagang AS bulan ini telah mengguncang pasar global.
Trump terlalu berani melonjakkan tarif dagang China tanpa memikirkan ketergantungan Amerika terhadap berbagai produk negeri tirai bambu. Hal tersebut kemudian direspons dengan manuver China juga menaikkan tarif dagang. Tak hanya itu, China juga menghentikan pengiriman sejumlah komoditas ke Amerika. Juga menghentikan penerimaan sejumlah barang, seperti pesawat Boeing yang dikirim dari Amerika.
Uni Eropa kini juga mulai mengurangi ketergantungan terhadap produk Amerika. Mereka mulai memproduksi senjata sendiri. Pesawat tempur seperti F 35 tak lagi menjadi pilihan utama. Mereka mulai membeli pesawat buatan negara Eropa seperti Euro Typoon atau Rafale.
Saat ini, sekitar 54% warga Amerika merasa bahwa ekonomi semakin buruk, dibandingkan dengan 37% pada bulan Januari, menurut jajak pendapat Economist-YouGov.
Inflasi jadi topik hangat
Jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan bahwa tingkat persetujuan Trump jauh lebih rendah pada isu biaya hidup, dengan hanya 31% warga Amerika yang menyatakan kepuasan terhadap kinerjanya.
Inflasi menjadi topik hangat dalam kampanye presiden November 2024, saat itu Trump berjanji akan menurunkan harga segera setelah menjabat.
Dukungan Trump terhadap imigrasi menurun
Popularitas presiden dari Partai Republik itu juga menurun dalam isu imigrasi, area utama kekuatannya, setelah ia mengambil pendekatan garis keras terhadap imigran ilegal, yang membuatnya berkonflik dengan badan peradilan.
Jajak pendapat Economist-YouGov menemukan bahwa 45% warga Amerika mendukung penanganan Trump terhadap imigrasi , naik dari 50% dua minggu lalu.
Jajak pendapat juga menunjukkan menurunnya dukungan di antara para pemilih yang berperan penting dalam kembalinya dia ke kursi kepresidenan, termasuk pemilih Hispanik, yang dukungannya terhadap presiden turun dari 36% pada awal Februari menjadi 27%, menurut survei Pew Center.