News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 7 November 2024 )
News Forex, Index & Komoditi
( Kamis, 7 November 2024 )
Harga Emas Global Merosot Tajam Seiring Penguatan Dolar Usai Kemenangan Trump
Harga emas turun ke level terendah dalam tiga minggu pada Rabu (6/11), setelah para investor beralih ke dolar Amerika Serikat (AS) menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS dari Partai Republik.
Para pelaku pasar juga tengah menanti keputusan suku bunga The Fed pada Kamis (7/11) untuk mencari petunjuk lebih lanjut terkait kebijakan pelonggaran yang telah mendukung reli emas hingga mencetak rekor baru tahun ini.
Harga emas spot turun 2,8% menjadi US$2.667,19 per ons troipada pukul 2:07 p.m. ET (1907 GMT), setelah menyentuh level terendah tiga minggu di US$2.652,19.
Logam mulia ini berada di jalur untuk mencatatkan penurunan harian terbesar dalam lima bulan terakhir.
Kontrak berjangka emas AS ditutup turun 2,7% di US$2.676,30.
“Kemenangan presiden yang jelas ketika pasar memperkirakan hasil yang mungkin diperselisihkan, ditambah dengan penguatan dolar pagi ini, menjadi faktor yang menekan harga emas,” ujar Rhona O'Connell, analis di StoneX.
Trump berhasil memenangkan kursi kepresidenan setelah mengamankan lebih dari 270 suara Electoral College, demikian prediksi Edison Research.
Para investor memperkirakan kepresidenan Trump akan memperkuat dolar, sehingga The Fed dapat menunda siklus pelonggarannya jika inflasi meningkat akibat tarif baru yang diproyeksikan.
Indeks dolar mencapai level tertinggi empat bulan, membuat emas lebih mahal bagi pembeli di luar negeri.
Risiko inflasi yang meningkat dapat memperlambat laju penurunan suku bunga AS saat tarif diberlakukan, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
“FOMC kemungkinan besar tetap akan memangkas suku bunga pada Kamis, namun pernyataan selanjutnya akan diamati secara cermat untuk tanda-tanda penghentian penurunan suku bunga.”
Investor secara luas memperkirakan The Fed akan mengumumkan pemotongan suku bunga sebesar seperempat poin setelah penurunan 50 bps pada September.
Komoditas mulai dari minyak, gas, hingga logam dan biji-bijian mengalami penurunan seiring penguatan dolar.
Harga perak spot turun 4,4% menjadi US$31,24 per ons troi. Platinum turun 0,8% ke US$991,60 dan paladium melemah 3,4% di US$1.039,43. Ketiga logam ini mencapai level terendah dalam tiga minggu terakhir.
EUR/USD Jatuh pada Hari Rabu di Tengah Serbuan Greenback Pasca Pemilu
EUR/USD anjlok selama sesi pasar tengah pekan, jatuh lebih dari 1,75% ke zona merah dan jatuh kembali di bawah 1,0750 untuk pertama kalinya sejak Juli. Pasar secara luas beralih ke Greenback menyusul hasil yang jelas dari pemilihan presiden AS minggu ini yang menempatkan mantan Presiden Donald Trump sebagai pemenang.
Data pasar berbasis Uni Eropa masih relatif terbatas minggu ini. Angka Penjualan Ritel Pan-EU akan dirilis pada hari Kamis, dengan KTT para pemimpin Uni Eropa minggu ini akan berakhir pada hari Jumat dan penampilan lanjutan dari Presiden ECB Lagarde dijadwalkan pada hari Sabtu saat pasar akan tutup
Pemilihan presiden AS masih belum berakhir, dan beberapa medan pertempuran utama akan memakan waktu sebelum keputusan akhir diambil, tetapi pasar yakin bahwa hasilnya telah diputuskan, dengan kandidat dari Partai Republik dan mantan Presiden Donald Trump yang akan memenangkan 276 suara elektoral. Dengan Partai Republik yang juga akan memenangkan kembali Senat dan Kongres AS, para investor mengantisipasi lingkungan yang pro-pertumbuhan dengan lebih banyak deregulasi serta tambahan atau perpanjangan pemotongan pajak bisnis.
Kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) akan diumumkan minggu ini. Ketua The Fed Jerome Powell secara luas diprakirakan akan memberikan penurunan seperempat poin pada suku bunga pada hari Kamis, membawa The Fed Funds Rate turun 25 bp ke 4,75%. The Fed Funds Rate mencapai puncaknya di 5,5% pada Juli 2023, dan para investor telah menuntut untuk kembali ke tingkat suku bunga rendah yang telah menjadi wilayah yang sudah biasa sejak suku bunga AS jatuh ke level terendah sepanjang masa mendekati 0% pada awal 2009.
Indeks Sentimen Konsumen dari University of Michigan (UoM) sedang menunggu dan dijadwalkan untuk dirilis pada hari Jumat. Para investor memprakirakan indikator sentimen UoM bulan November akan naik ke level tertinggi enam bulan di 71,0 dari bulan sebelumnya di 70,5.
Wall Street Mencetak Rekor Tertinggi Pasca Trump Kembali Menjadi Presiden
Wall Street melonjak tajam hingga mencetak rekor tertinggi pada Rabu (6/11), setelah Donald Trump dari Partai Republik memenangkan pemilihan presiden AS 2024.
Kemenangan ini menandai comeback mengejutkan Trump setelah empat tahun sebelumnya terdepak dari Gedung Putih.
Melansir Reuters, Indeks Dow Jones naik 1.508,05 poin atau 3,57% menjadi 43.729,93, S&P 500 naik 146,28 poin atau 2,53% menjadi 5.929,04, dan Nasdaq Composite naik 544,29 poin atau 2,95% menjadi 18.983,47.
Indeks Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq Composite semuanya ditutup pada level tertinggi, didorong oleh ekspektasi investor terhadap kebijakan pemotongan pajak dan deregulasi, serta pandangan bahwa presiden baru ini akan lebih terlibat dalam isu-isu seperti pasar saham dan nilai dolar.
Meski demikian, tarif baru yang mungkin diterapkan dapat menjadi tantangan dengan potensi peningkatan defisit dan inflasi.
Dow dan S&P 500 mencatatkan kenaikan persentase harian terbesar sejak November 2022, sementara Nasdaq mencetak kenaikan persentase harian tertingginya sejak Februari.
Sektor keuangan menjadi yang berkinerja terbaik di antara 11 sektor utama S&P 500, naik 6,16%. Bank, yang diperkirakan akan diuntungkan dari deregulasi di bawah Trump, memimpin kenaikan ini, dengan indeks perbankan S&P 500 melonjak 10,68%, lompatan harian terbesar dalam dua tahun terakhir.
Indeks Russell 2000 yang mencakup saham-saham berkapitalisasi kecil naik 5,84%, kenaikan tertinggi sejak November 2022, mencapai level tertinggi dalam tiga tahun.
Saham-saham ini dipandang akan mendapatkan keuntungan dari deregulasi yang lebih longgar, pajak lebih rendah, dan eksposur yang lebih sedikit terhadap tarif impor.
Namun, kenaikan imbal hasil Treasury bisa merugikan perusahaan-perusahaan kecil yang sangat bergantung pada pinjaman dan lebih sensitif terhadap kenaikan suku bunga.
"Jika kenaikan suku bunga ini tidak berhenti di sekitar 4,4%-4,5%, dan mulai menguji ulang level 5% yang terlihat Oktober lalu, ini bisa menjadi tantangan tidak hanya bagi saham kecil tetapi juga pasar secara keseluruhan," ujar Luschini.
Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai "Fear Gauge" Wall Street, turun 4,22 poin dan ditutup pada level terendah enam minggu di angka 16,27.
Saham sektor properti yang sensitif terhadap suku bunga turun 2,64%, dan utilitas turun 0,98%, di tengah penilaian investor mengenai potensi kebijakan Trump yang dapat mendorong inflasi dan mengubah arah kebijakan suku bunga The Fed. Suku bunga ini merupakan faktor kunci dalam reli pasar saham belakangan ini.
Bank sentral diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakan yang berakhir Kamis ini.
Namun, para trader mulai mengurangi harapan mereka untuk penurunan suku bunga pada Desember dan jumlah pemotongan yang diharapkan tahun depan, menurut CME FedWatch Tool.
Saham yang diperkirakan akan berkinerja baik di bawah kepemimpinan Trump juga mencatat kenaikan, seperti Trump Media & Technology Group yang ditutup naik 5,94% setelah sesi yang bergejolak. Tesla juga melonjak 14,75% karena CEO Elon Musk mendukung kampanye pemilihan kembali Trump.
Keuntungan besar juga dicatat oleh perusahaan-perusahaan cryptocurrency, perusahaan energi, dan operator penjara, sementara saham energi terbarukan mengalami penurunan.
Kemenangan Partai Republik ini memicu lonjakan apa yang disebut “Trump trades,” yang meningkatkan imbal hasil Treasury AS secara tajam. Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mencapai level tertinggi empat bulan di angka 4,479%.
Bitcoin juga mencapai rekor tertinggi lebih dari $76.000, dan dolar mencatat kenaikan harian tertingginya sejak September 2022.
Jajak pendapat sebelumnya menunjukkan perlombaan ketat, dengan kekhawatiran bahwa proses penghitungan suara bisa berlangsung lama sebelum pemenang ditentukan.
"Investor awalnya merespons dengan hati-hati, menyesuaikan portofolio mereka dalam antisipasi hasil yang tampak sangat tidak pasti,” kata Mark Luschini, Kepala Strategi Investasi di Janney Montgomery Scott, Philadelphia.
"Namun, situasi berbalik dengan cepat, dan hari ini menjadi hari risk-on yang sangat kuat di mana saham-saham berorientasi siklus dan pro-pertumbuhan melesat tinggi."
Pasar juga mengamati apakah Partai Republik dapat mempertahankan mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat setelah berhasil menguasai Senat AS, yang akan mengurangi oposisi terhadap agenda Trump.
Mayoritas Bursa Asia Memerah, Menyusul Kemenangan Donald Trump
Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik sebagian besar mengalami penurunan pada Kamis (7/11). Setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden Amerika Serikat (AS), mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dalam pemilu presiden 2024.
NBC News memproyeksikan, Trump akan memperoleh setidaknya 291 suara Electoral College, termasuk kemenangan di negara bagian swing penting seperti Pennsylvania, North Carolina, dan Georgia.
Di antara pasar utama di kawasan ini, hanya Jepang yang mencatat kenaikan. Indeks acuan Nikkei 225 naik 0,44% dan memperpanjang penguatannya dari hari Rabu (6/11). Sementara Topix yang lebih luas naik 1,3%.
Yen melemah hingga mencapai posisi terendah 154,7 terhadap dolar AS pada Rabu, level terlemah sejak 30 Juli.
Sebaliknya, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2%, dengan indeks Kosdaq yang mencakup saham-saham berkapitalisasi kecil juga turun 0,78%.
Indeks Futures Hang Seng Hong Kong berada di 20.520, mengindikasikan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan Hang Seng di 20.538,38 pada Rabu.
Saham-saham Hong Kong dan China Daratan sebagian besar mengalami penurunan seiring dengan semakin jelasnya kemenangan Trump.
Di China, media pemerintah melaporkan bahwa Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, parlemen China, meninjau rencana untuk meningkatkan utang pemerintah daerah selama satu hari lagi setelah membahas rencana tersebut pada hari Senin.
Pemerintah daerah di China mengalami kesulitan keuangan seiring dengan penurunan pendapatan dari penjualan tanah ke pengembang.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun tipis 0,15%.
Sementara itu semalam, di Amerika Serikat, tiga indeks utama Wall Street mencatat rekor tertinggi setelah kemenangan Trump.
Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 1.508,05 poin atau 3,57% ke penutupan rekor di 43.729,93. Terakhir kali indeks ini mencatat kenaikan lebih dari 1.000 poin dalam sehari adalah pada November 2022.
Indeks S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi, naik 2,53% ke 5.929,04. Nasdaq Composite mencatat kenaikan 2,95% ke level tertinggi 18.983,47.
China Beri Selamat untuk Donald Trump, Hormati Hasil Pemilu AS
China menyatakan rasa hormatnya terhadap hasil pemilu Amerika Serikat (AS) dan memberi selamat kepada Donald Trump atas kemenangannya.
Sementara itu sebuah surat kabar resmi pemerintah China menyerukan pendekatan "pragmatis" terhadap hubungan China-AS untuk menangani perbedaan mereka dengan benar.
Trump, seorang Republikan telah berjanji untuk menerapkan tarif yang ketat, merebut kembali Gedung Putih dengan kemenangan telak atas kandidat Partai Demokrat Kamala Harris dalam pemilihan hari Selasa (5/11).
"Kami menghormati pilihan rakyat Amerika dan memberi selamat kepada Tuan Trump atas pemilihannya sebagai presiden," kata seorang juru bicara kementerian luar negeri China dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam (6/11), seperti dikutip Reuters.
Surat kabar milik pemerintah China Daily dalam sebuah tajuk rencana menuliskan, masa jabatan kedua Trump dapat menandai "awal baru dalam hubungan China-AS jika kesempatan yang telah ditawarkan tidak disia-siakan.
Pemerintahan AS berikutnya dapat memperkuat dialog dan komunikasi dengan Tiongkok untuk menangani perbedaan yang berkisar dari masalah Taiwan hingga perdagangan dan Laut Cina Selatan, tulis tajuk China Daily.
Kebijakan AS dan "kesalahpahaman" terhadap Tiongkok telah menimbulkan tantangan signifikan bagi hubungan, tulis China Daily. "Pendekatan pragmatis terhadap hubungan bilateral sangat penting dalam menavigasi kompleksitas tantangan global."
Penanganan yang tepat terhadap hubungan Tiongkok-AS, yang disebut surat kabar itu sebagai hubungan bilateral terpenting di dunia. "Tidak hanya melayani kepentingan bersama kedua negara tetapi juga akan menyuntikkan kepastian dan stabilitas yang lebih besar ke dunia," tulis China Daily seperti dikutip Reuters.
Rusia Penasaran Apakah Kemenangan Trump Bisa Mengakhiri Perang Ukraina
Pada Rabu (6/11/2024), Kremlin bereaksi dengan hati-hati setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden AS.
Kremlin mengatakan, AS masih merupakan negara yang bermusuhan dengan Rusia dan hanya waktu yang akan membuktikan apakah retorika Trump tentang mengakhiri perang Ukraina akan menjadi kenyataan.
Melansir Reuters, invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022 memicu konfrontasi terbesar antara Moskow dan Barat sejak krisis rudal Kuba tahun 1962 ketika Uni Soviet dan AS hampir mengalami perang nuklir.
Terpilihnya kembali Trump merupakan puncak dari kebangkitan yang luar biasa, empat tahun setelah kandidat Partai Republik itu disingkirkan dari Gedung Putih.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Trump telah membuat beberapa pernyataan penting tentang keinginannya untuk mengakhiri perang Ukraina selama masa kampanyenya. Akan tetapi, hanya waktu yang akan membuktikan apakah pernyataan itu akan menghasilkan tindakan.
"Jangan lupa bahwa kita sedang berbicara tentang negara yang tidak bersahabat, yang secara langsung dan tidak langsung terlibat dalam perang melawan negara kita (di Ukraina)," kata Peskov kepada wartawan.
Peskov mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya rencana Presiden Vladimir Putin untuk memberi selamat kepada Trump atas kemenangannya dan bahwa hubungan dengan Washington berada pada titik terendah dalam sejarah.
"Kami telah berulang kali mengatakan bahwa AS mampu berkontribusi untuk mengakhiri konflik ini. Ini tidak dapat dilakukan dalam semalam, tetapi... AS mampu mengubah arah kebijakan luar negerinya. Akankah ini terjadi, dan jika demikian, bagaimana ... kita akan lihat setelah (pelantikan presiden AS pada) Januari," paparnya.
Diplomat Rusia dan AS mengatakan, hubungan antara dua kekuatan nuklir terbesar di dunia itu semakin memburuk selama Perang Dingin.
Pejabat Rusia, dari Putin hingga jajaran di bawahnya, mengatakan menjelang pemilihan bahwa tidak ada bedanya bagi Moskow siapa yang memenangkan Gedung Putih, bahkan ketika liputan media pemerintah yang dipandu Kremlin menunjukkan preferensi untuk Trump.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan Moskow tidak memiliki ilusi tentang Trump.
"Rusia akan bekerja sama dengan pemerintahan baru ketika 'bertempat tinggal' di Gedung Putih, dengan gigih membela kepentingan nasional Rusia dan berfokus pada pencapaian semua tujuan yang ditetapkan dari operasi militer khusus (di Ukraina). Kondisi kami tidak berubah dan sudah diketahui di Washington," demikian penjelasan Kementerian Luar Negeri Rusia.
Kirill Dmitriev, kepala dana kekayaan kedaulatan Rusia yang berpengaruh, menyampaikan nada yang lebih lembut, dengan mengatakan Kemenangan Trump bisa menjadi peluang untuk memperbaiki hubungan.
"Ini membuka peluang baru untuk mengatur ulang hubungan antara Rusia dan Amerika Serikat," tambah Dmitriev, mantan bankir Goldman Sachs yang sebelumnya pernah berhubungan dengan tim Trump.
Perang di Ukraina
Trump, 78 tahun, telah berjanji untuk segera mengakhiri perang di Ukraina, meskipun ia belum menjelaskan secara pasti bagaimana ia akan melakukannya.
Putin mengatakan bahwa ia siap untuk berunding. Akan tetapi, dia mensyaratkan klaim dan perolehan teritorial Rusia harus diterima, sesuatu yang ditolak oleh pimpinan Ukraina.
Pasukan Rusia maju dengan kecepatan tercepat dalam setidaknya satu tahun di Ukraina dan menguasai sekitar seperlima wilayah negara itu.
Itu termasuk Krimea, yang dianeksasi Moskow dari Ukraina pada tahun 2014, sekitar 80% Donbas - zona batu bara dan baja - dan lebih dari 70% wilayah Zaporizhzhia dan Kherson.
Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada hari Rabu bahwa kemenangan Trump mungkin akan menjadi berita buruk bagi Ukraina, yang mengandalkan Washington sebagai pendukung militer utamanya.
"Trump memiliki satu kualitas yang berguna bagi kita: sebagai seorang pebisnis sejati, dia sangat tidak suka menghabiskan uang untuk berbagai hal yang tidak penting," kata Medvedev, yang sekarang menjadi pejabat keamanan senior.
Kemenangan Trump Bikin Pemimpin Uni Eropa Cemas, Ada Seruan Bentuk Tentara Eropa
Perdana Menteri Luksemburg Luc Frieden mengatakan, Uni Eropa harus memiliki tentaranya sendiri. Hal tersebut diungkapkan Frieden di tengah kekhawatiran Donald Trump akan menarik keamanan AS untuk Eropa saat dirinya kembali ke Gedung Putih.
Mengutip The Telegraph, Frieden dalam pidatonya di Polandia mengatakan, langkah pertama menuju militer bersama dapat diambil oleh "koalisi yang bersedia" di antara negara-negara anggota.
"Kita perlu membahas perlunya tentara Eropa. Tentara yang sepenuhnya terintegrasi dan dapat dioperasikan dengan NATO dan mitra yang kuat dan sangat diperlukan bagi sekutu Amerika Utara kita," katanya pada Senin malam, menjelang pemilihan presiden AS yang menegangkan.
"Invasi Rusia yang tidak dapat diterima ke Ukraina telah menjadi peringatan," tambah pemimpin salah satu anggota pendiri Uni Eropa.
Dia juga bilang, Uni Eropa membutuhkan lembaga yang mendorong dialog dan demokrasi.
"Dan mereka perlu didukung oleh kemampuan untuk mempertahankan prinsip-prinsip kita," tegasnya.
Pernyataan Frieden dilakukan saat Eropa, yang bergantung pada AS untuk keamanannya, bersiap menghadapi kemungkinan Trump menjabat sebagai presiden untuk kedua kalinya.
Para pemimpin Eropa khawatir bahwa kandidat dari Partai Republik itu dapat menarik diri dari NATO jika ia merasa anggota aliansi lainnya tidak cukup membelanjakan uang untuk pertahanan.
Mereka juga khawatir Trump dapat menghentikan persenjataan dan bantuan ke Kyiv – dan berpotensi memaksa Ukraina, negara kandidat untuk bergabung dengan UE, untuk menegosiasikan perjanjian damai yang tidak adil dengan Vladimir Putin, presiden Rusia.
Sebaliknya, kemenangan Kamala Harris akan dilihat sebagai kelanjutan dari status quo.
Tentara Uni Eropa telah lama dilihat sebagai prospek yang jauh, karena kurangnya kemauan politik dari negara-negara anggota yang khawatir mengirim pasukan mereka untuk beraksi di bawah bendera Uni Eropa.
Prancis memveto rencana yang dapat mengarah pada pasukan bersenjata gabungan di antara enam negara anggota asli pada tahun 1954.
Uni Eropa telah memiliki kelompok tempur multinasional yang masing-masing beranggotakan 1.500 personel sejak tahun 2007, tetapi kelompok-kelompok ini tidak pernah dikerahkan.
“Fakta bahwa hal itu gagal di masa lalu seharusnya tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak mencoba lagi. Karena dunia tempat kita tinggal telah berubah, begitu pula sifat ancamannya,” kata Frieden.
Dia menambahkan, “Jika kita tidak mulai memikirkan cara-cara untuk mengatur pertahanan bersama kita, kita tidak akan cukup kuat ketika kita perlu membela diri kita sendiri, atau tetangga kita.”
Emmanuel Macron, presiden Prancis, menyerukan pembentukan tentara Uni Eropa setelah invasi ilegal Rusia ke Ukraina pada bulan Februari 2022.
Sejak masa jabatan pertama Trump, ia juga telah mendorong Uni Eropa meningkatkan kemampuannya untuk bertindak secara independen dari Washington.
Namun, tentara Uni Eropa ditentang oleh negara-negara Baltik, yang khawatir hal itu akan melemahkan NATO.
Inggris memveto apa pun yang dianggapnya sebagai langkah menuju militer bersama saat menjadi anggota Uni Eropa karena alasan yang sama.
“Meskipun tidak mungkin dalam jangka pendek untuk membuat satu lompatan besar menuju tentara Eropa, kita dapat melangkah maju selangkah demi selangkah,” kata Frieden seraya menyerukan integrasi Uni Eropa yang lebih erat.
Frieden juga menjelaskan, pada awalnya, negara-negara Uni Eropa harus melanjutkan rencana ini dimulai dengan koalisi yang bersedia.
"Beberapa negara yang siap menyatukan hak kedaulatan mereka agar lebih efisien dalam pertahanan. Tentu saja, setiap negara ingin tetap memegang kendali atas keputusan penting seperti kapan harus mengaktifkan tentaranya, kapan harus mengirim tentaranya ke medan perang," paparnya.
“Tetapi juga jelas bahwa situasi saat ini tidak menawarkan tingkat keamanan yang kita butuhkan. Jadi, kita perlu mulai memikirkan tentara Eropa,” tambahnya lagi.
Trump Terpilih Jadi Presiden AS, Posisi Apa yang akan Didapat Elon Musk?
Tidak ada miliarder yang lebih membantu Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS daripada Elon Musk. Kini apakah manuver bos Tesla SpaceX itu akan membuahkan hasil?
Trump telah berjanji untuk memberinya peran resmi dalam memangkas pengeluaran pemerintah. Dengan itu, Musk akan mendapatkan kekuasaan untuk memengaruhi kebijakan dan lembaga federal yang mengawasi gurita bisnisnya yang luas.
"Dia berkarakter. Dia orang yang istimewa. Dia seorang jenius super. Kita harus melindungi para jenius kita. Kita tidak punya banyak dari mereka," kata Trump tentang Musk saat berbicara kepada para pendukungnya semalam, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (7/11).
Selama kampanye, Musk mengajukan pekerjaan untuk dirinya sendiri guna memangkas birokrasi dan pemborosan pemerintah. Trump sangat mendukung gagasan tersebut dan secara teratur menyebutkannya di jalur kampanye.
“Saya akan mendapatkan Elon. Dan dia hebat dalam hal ini. Dia akan menjadi pemotong biaya kami,” kata Trump pada rapat umum kampanye di Michigan pada akhir September.
Musk mengklaim bahwa ia dapat memangkas anggaran federal sebesar US$ 2 triliun yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia tidak menyebutkan lembaga mana yang akan ditujunya, tetapi ia secara teratur mengkritik regulator yang mengawasi perusahaannya.
Ia memiliki banyak keuntungan finansial dari pemerintahan yang akan datang. Ia mengawasi kerajaan yang terdiri dari enam perusahaan, beberapa di antaranya sangat terkait dengan pemerintah federal AS.
SpaceX telah menjadi mitra yang semakin penting bagi NASA dan Departemen Pertahanan AS, dengan kontrak senilai miliaran. Tesla telah mempertaruhkan masa depan finansialnya pada pengembangan robotaxi otonom, sebuah upaya berisiko yang menghadapi rintangan regulasi yang serius.
Dalam beberapa bulan terakhir, Musk adalah pendukung Trump yang paling agresif. Orang terkaya di dunia itu mendukung Trump di X, muncul di rapat umum Trump di Madison Square Garden dengan bayaran yang bahkan lebih tinggi daripada calon wakil presiden dari Partai Republik itu sendiri, JD Vance dan juga hadir dalam beberapa kampanye.
Musk menghabiskan lebih dari $130 juta untuk Trump dan para Republikan yang kurang diperhitungkan dalam pemilihan DPR yang kompetitif. Pada hari pemilihan, Musk memberikan suara di Texas dan kemudian terbang dengan jet pribadinya ke Florida untuk menyaksikan hasil pemilu bersama Trump dan keluarganya di Mar-a-Lago. PAC-nya mengunggah foto dirinya duduk berdampingan dengan Trump dan Dana White, kepala eksekutif Ultimate Fighting Championship.
"Musk baru dalam dunia politik, tetapi sangat berarti bagi seorang miliarder dan maestro teknologi untuk mendukung Presiden Trump," kata Jondavid Longo, Direktur Negara bagian Pennsylvania dari Early Vote Action, sebuah organisasi yang didedikasikan untuk mendaftarkan pemilih Republik.
Kemenangan Trump di Pennsylvania menjadi kunci kemenangan yang membalikkan keadaan. Musk menyumbangkan $1 juta kepada kelompok tersebut. Walaupun beberapa pemilih tidak menyukai cara ini, tetapi tetap cara strategi itu berhasil
"Saya yakin undang-undang pemilu perlu diubah sehingga miliarder seperti Elon tidak dapat membeli pemilu," kata Suzie Bradrick, seorang Republikan terdaftar di Pennsylvania yang memilih Harris pada hari Selasa.
Ia sangat kesal karena seorang hakim Pennsylvania telah membatalkan gugatan hukum terhadap pemberian $1 juta Musk."Saya belum pernah melihat kampanye miliarder lain seperti itu, tetapi itu berhasil," katanya.
Saham Tesla saat ini sedang melonjak. Sahamnya melonjak hingga 15% dalam perdagangan AS karena investor ingin mendapatkan keuntungan dari kembalinya Trump ke Gedung Putih. Musk juga memposting grafik pada Rabu pagi yang katanya menunjukkan rekor penggunaan X, jejaring sosialnya.
Ini Pembalasan Pertama China ke Uni Eropa Terkait Perang Dagang Mobil Listrik
Perang dagang kendaraan listrik antara Uni Eropa dan Tiongkok semakin memanas.
Pada Rabu (30/10/2024), Reuters melaporkan, Beijing telah menginstruksikan produsen mobil Tiongkok untuk menghentikan investasi di negara-negara Eropa yang mendukung tarif yang lebih tinggi untuk kendaraan listrik Tiongkok.
Peringatan itu muncul setelah laporan awal bulan ini menemukan bahwa produsen mobil Tiongkok berencana untuk berhenti berekspansi di Eropa.
Ini merupakan aksi tindakan pembalasan pertama yang dilakukan China setelah Uni Eropa menyelesaikan kenaikan tarif hingga 45,3
% pada kendaraan listrik buatan Tiongkok pada hari Rabu setelah negosiasi tarif antara kedua elah pihak gagal menemukan titik temu.
Namun, Beijing mengambil pendekatan wortel dan tongkat (carrots and stick), yang tampaknya memberi penghargaan kepada negara-negara yang abstain atau memberikan suara menentang tarif kendaraan listrik yang lebih tinggi.
Dalam kunjungan diplomatik minggu ini, Finlandia dijanjikan akses bebas visa bagi warganya ke Tiongkok dan kerja sama yang lebih besar dalam energi hijau.
Pendekatan Tiongkok memperdalam perpecahan di Eropa
Pemungutan suara blok tersebut mengenai tarif untuk kendaraan listrik Tiongkok menggarisbawahi perpecahan antara negara-negara anggotanya.
"Dan ini menjadi musik di telinga para pembuat kebijakan Tiongkok," tulis seorang pakar di Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri.
Negara-negara seperti Jerman dan Hongaria, yang keduanya sangat bergantung pada Tiongkok untuk perdagangan dan investasi asing, memiliki pendapat yang berbeda dengan anggota UE yang lebih agresif seperti Prancis.
"Beijing telah lama menjadikan perpecahan sekutu Barat sebagai prioritas dalam upaya untuk mencegah munculnya kebijakan Eropa yang lebih berani atau bahkan tindakan bersama AS-UE, seperti kontrol ekspor pada teknologi penting, terhadap Tiongkok," tambah pakar tersebut.
Sementara itu, The New York Times memberitakan, bea masuk baru Uni Eropa untuk kendaraan listrik Tiongkok ditetapkan secara bertahap tergantung pada perusahaannya.
Menurut catatan analis di Rhodium Group, bea masuk yang berada di bawah angka 40% kemungkinan tidak akan cukup tinggi untuk memperlambat keuntungan yang diperoleh produsen mobil Tiongkok di pasar UE, naik dari 3% pada tahun 2022 menjadi 20% tahun ini.
Bahkan jika bea masuk menghapus sebagian atau seluruh keuntungan dari beberapa kendaraan listrik, analis menambahkan, ada kemungkinan produsen kendaraan listrik akan bersedia melepaskan keuntungan dalam jangka pendek dan menjual dengan kerugian untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar kendaraan listrik terbesar kedua di dunia.
"Pada akhirnya, UE tidak akan memperoleh keuntungan dari menaikkan bea masuk melampaui titik tertentu," jelas analisa tersebut.
Janji Donald Trump yang Harus Ditagih Setelah Menang Pemilu Presiden AS
Donald Trump menang dalam pemilihan presiden AS ke-47, mengalahkan Kamala Harris dalam pemilihan yang penuh ketegangan.
Partai Republik di bawah kepemimpinannya berhasil mencapai ambang batas 270 suara electoral, memastikan kemenangan mereka.
Sebagai presiden terpilih, Trump bersama wakil presiden terpilih, JD Vance, akan dilantik pada 6 Januari di Washington D.C.
Dengan dukungan terbuka dari tokoh-tokoh terkenal seperti Elon Musk dan Kanye West, Trump telah menyusun agenda kebijakan ambisius untuk masa jabatannya.
Dikutip dari unilad.com, berikut ini adalah beberapa janji utama yang disampaikan Trump dalam kampanyenya.
Cryptocurrency: Menjadikan AS sebagai “Pusat Kripto Dunia”
Trump telah berjanji untuk memposisikan AS sebagai “ibu kota kripto dunia.”
Dalam konferensi cryptocurrency pada bulan Juli, Trump berkomitmen untuk mempertahankan cadangan bitcoin pemerintah federal yang didapat dari aset-aset yang disita.
Langkah ini, menurut Trump, akan menjaga AS sebagai pemain utama dalam dunia cryptocurrency.
Kebijakan ini berdampak langsung pada harga Bitcoin, yang mencatat rekor tertinggi mencapai lebih dari US$75.000 pada 6 November, dan para analis memprediksi nilainya bisa melampaui US$125.000 dalam waktu dekat.
Ekonomi dan Perpajakan: Janji Menurunkan Inflasi
Trump mengklaim akan “mengakhiri inflasi” dan berjanji untuk menurunkan suku bunga, meskipun pengendalian suku bunga bukan wewenangnya.
Ia juga berencana untuk menaikkan pajak impor sambil mengurangi pajak domestik secara besar-besaran dengan nilai triliunan dolar.
Kebijakan ini akan difokuskan pada pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan pajak impor dan pengurangan beban pajak.
Hak Perempuan: Kebijakan Kontroversial
Selama kampanyenya, Trump menghindari desakan untuk melarang aborsi secara nasional, meskipun sebelumnya ia mendukung pembatalan putusan Roe v. Wade pada 2022 yang berdampak pada pembatasan aborsi di berbagai negara bagian.
Selain itu, Trump menyatakan bahwa ia akan menawarkan perawatan fertilisasi in vitro (IVF) gratis bagi wanita yang mengalami kesulitan memiliki anak.
Kebijakan Imigrasi: Rencana Deportasi dan Pembangunan Tembok
Trump berencana melanjutkan kebijakan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko yang tertunda saat ia kalah dari Joe Biden pada 2020.
Ia juga telah menyatakan niatnya untuk menggunakan Undang-Undang Pemberontakan guna melibatkan militer dalam penegakan keamanan di perbatasan.
Selain itu, Trump ingin meluncurkan “program deportasi terbesar dalam sejarah” yang dapat mempengaruhi hingga 11 juta imigran ilegal, dengan perkiraan biaya mencapai US$968 miliar.
Ia juga berencana menghidupkan kembali “larangan perjalanan bagi Muslim” yang memblokir masuknya warga dari negara-negara mayoritas Muslim.
Kebijakan Luar Negeri: Pendekatan Baru terhadap Konflik Global
Trump mengkritik kebijakan pemerintahan Biden dalam mendukung Ukraina dan berjanji untuk mengevaluasi kembali pendekatan AS terhadap konflik ini.
Dalam konflik Timur Tengah, terutama mengenai Israel, Trump mengancam akan mencabut visa bagi mahasiswa asing yang terlibat dalam protes pro-Palestina di AS, sebagai langkah melawan “radikalisme anti-Amerika dan anti-Semit.”
Lingkungan: Fokus pada Udara dan Air Bersih
Trump, yang sebelumnya menyebut perubahan iklim sebagai “tipuan yang mahal,” kali ini berjanji untuk memastikan udara dan air yang lebih bersih bagi rakyat AS.
Ia berencana menghentikan pembangunan ladang angin lepas pantai dan membuka industri minyak AS guna menjadikan energi di Amerika lebih terjangkau.
Dengan agenda kebijakan yang penuh kontroversi ini, Trump tampaknya akan menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan janji-janji tersebut.
Teheran Nyatakan Hasil Pilpres AS tidak Penting Buat Iran
Pemerintah Iran pada Rabu (6/11/2024) menganggap remeh hasil pemilihan presiden Amerika Serikat dengan mengatakan “tidak penting” siapa yang memenangi pilpres yang digelar pada Selasa itu. Kepada wartawan di Teheran pada Rabu, juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani mengatakan bahwa kebijakan umum Iran tidak berubah.
Calon presiden dari partai Republik, Donald Trump, mengeklaim kemenangan setelah dirinya diproyeksikan telah mengalahkan calon dari partai Demokrat, Kamala Harris. Namun, Mohajerani mengatakan "tidak penting" bagi Iran soal siapa dari kedua kandidat itu yang memenangi pemilu AS.
Dia menegaskan bahwa kebijakan kedua negara tak akan berubah dan Iran telah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi sehingga pemilu AS tidak akan berpengaruh. "Tidak akan ada perubahan dalam mata pencaharian masyarakat, dan tidak terlalu penting siapa yang menjadi presiden (AS)," kata dia.
Trump, yang sebelumnya menjabat Presiden AS pada 2017-2021, dikenal dengan sikap permusuhannya dengan Iran, terutama setelah pemerintah AS secara sepihak mundur dari perjanjian nuklir 2018.
Pembunuhan komandan tertinggi militer Iran Jenderal Qassem Soleimani pada Januari 2020 juga menyeret kedua negara ke ambang konfrontasi militer secara langsung.
Kembalinya Trump ke Gedung Putih diperkirakan akan meningkatkan ketegangan antara Teheran dan Washington, di tengah konflik Israel di Gaza dan Lebanon, yang bisa menggagalkan upaya menghidupkan kembali perjanjian nuklir.