News Komoditi & Global ( Senin, 3 November 2025 )
Harga Emas (XAU/USD) merosot ke dekat $3.965 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Senin. Logam mulia ini melanjutkan penurunannya karena hasil konstruktif dari AS-Tiongkok memperkuat selera risiko global. Para pedagang menunggu rilis data Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI) Manufaktur ISM AS untuk bulan Oktober, yang dijadwalkan akan dirilis nanti pada hari Senin.
Presiden AS, Donald Trump, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, sepakat untuk menghindari eskalasi dalam perang dagang mereka minggu lalu. Trump memutuskan untuk menurunkan tarifnya dari 57% menjadi 47% sebagai imbalan atas Tiongkok yang menangguhkan kontrol ekspor pada tanah jarang dan meningkatkan pembelian kedelai Amerika. Perkembangan positif seputar kesepakatan perdagangan AS-Tiongkok dapat mengurangi permintaan terhadap aset-aset safe-haven dan melemahkan harga Emas.
Selain itu, pernyataan hawkish dari para pejabat Federal Reserve (The Fed) berkontribusi pada penurunan logam kuning ini. Bank sentral AS menurunkan suku bunga pinjaman overnight acuannya pada pertemuan bulan Oktober minggu lalu menjadi kisaran 3,75%-4,0%.
Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan selama konferensi pers bahwa pengurangan lebih lanjut pada suku bunga kebijakan pada pertemuan bulan Desember bukanlah suatu kepastian. Pasar memprakirakan peluang 63% bahwa The Fed akan memangkas kisaran target suku bunga federal sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan bulan Desember. Pasar memprakirakan pengurangan suku bunga keseluruhan sebesar 82 bp pada akhir 2026 menjadi 3,06% dari suku bunga federal efektif saat ini 3,88%.
Data PMI Manufaktur ISM AS untuk bulan Oktober dapat memberikan beberapa petunjuk tentang prospek ekonomi AS. Jika laporan tersebut menunjukkan hasil yang lebih lemah dari yang diprakirakan, ini dapat menyeret Dolar AS (USD) lebih rendah dan memberikan dukungan pada harga komoditas yang berdenominasi USD dalam waktu dekat.
Harga Minyak Dunia Naik saat OPEC+ Mengisyaratkan Penundaan Peningkatan Produksi
 
West Texas Intermediate (WTI), patokan Minyak Mentah AS, diperdagangkan di sekitar $61,10 selama awal perdagangan sesi Asia pada hari Senin. Harga WTI naik setelah Organization of the Petroleum Exporting Countries dan sekutu-sekutunya (OPEC+) memberi sinyal akan menghentikan peningkatan output. Para trader bersiap untuk menghadapi laporan perubahan stok Minyak Mentah American Petroleum Institute (API) yang akan dirilis nanti pada hari Selasa.
OPEC+ pada hari Minggu mengatakan bahwa mereka berencana untuk menghentikan peningkatan output pada kuartal pertama (Q1) tahun 2026, setelah kenaikan moderat lainnya untuk bulan depan. Kelompok ini akan meningkatkan produksi sekitar 137.000 barel per hari (bph) pada bulan Desember, sesuai dengan kenaikan yang dijadwalkan untuk bulan Oktober dan November. Langkah ini diambil saat pasar menghadapi prospek kelebihan pasokan yang membengkak yang telah terlihat selama tiga bulan terakhir.
Selain itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan Laut Hitam dapat mendorong harga WTI. Reuters melaporkan akhir pekan lalu bahwa serangan drone Ukraina mengenai salah satu pelabuhan Minyak utama Rusia di Laut Hitam pada hari Minggu, menyebabkan kebakaran dan merusak setidaknya satu kapal, saat Kyiv berusaha untuk melemahkan upaya perang Rusia dengan menargetkan infrastruktur energinya. Area tersebut adalah rumah bagi sebuah kilang besar yang dikelola oleh Rosneft PJSC, yang dikenakan sanksi bulan lalu oleh AS, bersama dengan Lukoil PJSC.
Di sisi lain, komentar hawkish dari para pengambil kebijakan Federal Reserve (The Fed) dapat mengangkat Dolar AS (USD) dan membebani harga komoditas berdenominasi USD karena membuat Minyak Mentah menjadi lebih mahal bagi pembeli asing. The Fed memberikan pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) pada pertemuan bulan Oktober minggu lalu, menurunkan suku bunga federal fund ke kisaran target 3,75% hingga 4,00%. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengatakan selama konferensi pers bahwa ini mungkin menjadi pemotongan suku bunga terakhir tahun ini, meredakan ekspektasi pasar terhadap pengurangan lebih lanjut pada bulan Desember.
Arah Bursa Saham Amerika Wall Street Pekan Ini, Investor Bersiap Hadapi Laporan Keuangan
 
Bursa saham Amerika Serikat pekan ini memasuki pekan padat laporan keuangan dengan sentimen pasar yang cenderung berhati-hati. Pelaku pasar mencermati arah kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan ketahanan reli saham berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mendominasi pasar sepanjang tahun. Melansir Reuters, Senin (3/11/2025), indeks S&P 500 menutup Oktober dengan kenaikan 2,3%. Ini menjadi kenaikan 6 bulan beruntun, meski volatilitas sempat muncul setelah beberapa perusahaan teknologi besar melaporkan kinerja bervariasi. Tekanan bertambah setelah The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pada Rabu (29/10/2025), sesuai ekspektasi. Namun, bank sentral belum memberi sinyal kuat mengenai pelonggaran lanjutan dalam waktu dekat. Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa “penurunan suku bunga pada pertemuan Desember mendatang bukan sesuatu yang pasti,” bertolak belakang dengan pandangan pasar sebelumnya yang memperkirakan pemangkasan lanjutan hampir pasti terjadi. Laba Emiten Menguat, Valuasi Dianggap Mulai Mahal Secara umum, kinerja korporasi kuartal III/2025 masih solid. Berdasarkan data LSEG IBES, laba perusahaan-perusahaan S&P 500 naik sekitar 13,8% secara tahunan. Lebih dari 130 perusahaan di indeks tersebut akan merilis kinerja pekan ini. Namun, sebagian investor mulai waspada karena valuasi pasar meningkat pesat. Rasio price to earnings (PER) S&P 500 kini melampaui 23 kali, mendekati level tertinggi sejak era gelembung dot-com. “Jika valuasi sudah mendekati batas atas, dan investor enggan membayar harga setinggi era gelembung teknologi, maka pertumbuhan laba harus menjadi pendorong utama penguatan pasar ke depan,” ujar Angelo Kourkafas, Senior Global Investment Strategist di Edward Jones. Secara historis, November dan Desember menjadi periode positif bagi pasar saham AS. Stock Trader’s Almanac mencatat rata-rata kenaikan S&P 500 masing-masing sebesar 1,87% dan 1,43%. Namun, setelah reli tahun ini dengan S&P 500 naik 16% dan Nasdaq menguat 23% sejak awal tahun, sebagian pelaku pasar menilai kenaikan musiman mungkin sudah terjadi lebih cepat dari biasanya. Hingga saat ini, sekitar 44% perusahaan S&P 500 telah melaporkan kinerja kuartal III, dengan 83% di antaranya melampaui ekspektasi laba. Ini berpotensi menjadi tingkat kejutan laba tertinggi keenam dalam sejarah, menurut Ned Davis Research. Meski demikian, beberapa saham teknologi melemah setelah perusahaan mengumumkan peningkatan belanja untuk pengembangan AI. Saham Meta dan Microsoft terkoreksi, sementara Alphabet tetap menguat karena belanja modal yang lebih tinggi dinilai masih dapat ditopang oleh arus kas internal. Saham Amazon melonjak usai unit komputasi awan membukukan pertumbuhan kuat. Antusiasme pasar terhadap AI telah mendorong S&P 500 naik hampir 90 persen sejak awal siklus bullish tiga tahun lalu. Namun, investor kini menuntut bukti nyata terkait monetisasi teknologi tersebut. “Investor ingin tahu bukan hanya prospek pertumbuhan, tetapi juga berapa besar biaya yang dikeluarkan dan seberapa besar imbal hasil yang bisa diperoleh,” ujar Eric Kuby, Chief Investment Officer di North Star Investment Management. Pekan ini, sejumlah emiten teknologi besar seperti Advanced Micro Devices (AMD), Qualcomm, dan Palantir Technologies akan menyampaikan hasil keuangan. Saham Palantir dan AMD telah melonjak lebih dari dua kali lipat tahun ini, sementara Qualcomm naik sekitar 18 persen. Perusahaan seperti McDonald’s dan Uber juga dijadwalkan merilis kinerja. Pelaku pasar turut mencermati perkembangan ekonomi AS di tengah penutupan pemerintahan yang menyebabkan tertundanya sebagian besar rilis data ekonomi resmi. Amazon baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 14.000 pegawai korporat. “Kekurangan data resmi dari pemerintah AS, ditambah sinyal bahwa banyak perusahaan mulai memangkas tenaga kerja, membuat pasar menjadi lebih tegang,” kata Robert Pavlik, Senior Portfolio Manager di Dakota Wealth Management. Penutupan pemerintahan AS sejak 1 Oktober menjadi yang terpanjang kedua setelah shutdown 2018–2019. Laporan ketenagakerjaan bulanan yang dijadwalkan rilis pada 7 November kemungkinan tertunda. Investor pun mengandalkan data alternatif seperti laporan ketenagakerjaan ADP dan survei Universitas Michigan. Situasi ini semakin relevan setelah pernyataan Powell yang mengaburkan peluang pemangkasan suku bunga lanjutan. “Kita sedang berada dalam kekosongan data, sehingga sumber alternatif menjadi semakin penting bagi The Fed untuk menyesuaikan arah kebijakan suku bunganya,” ujar Kourkafas.
Xi Jinping Hadiri KTT APEC Pasca Gencatan Senjata Perdagangan dengan Trump
 
Presiden China Xi Jinping menjadi pusat perhatian dalam pertemuan tahunan para pemimpin negara-negara Asia Pasifik (APEC) yang digelar di Gyeongju, Korea Selatan. Dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) APEC dengan Korea Selatan sebagai tuan rumah ini, Xi dijadwalkan akan bertemu dengan rekan-rekannya dari Kanada, Jepang dan Thailand setelah mengamankan gencatan senjata perdagangan dengan Presiden AS Donald Trump.
Mengutip Reuters, Jumat (31/10/2025), Kesepakatan tersebut, yang dicapai tepat sebelum Trump meninggalkan Korea Selatan, tanpa menghadiri KTT APEC yang berlangsung selama dua hari, meredakan ketegangan yang meningkat antara dua negara ekonomi terbesar dunia yang mengguncang perdagangan global.
Trump meninggalkan Korea Selatan lantaran ia menjadi tuan rumah pesta Halloween tahunan Gedung Putih di Washington.
Sementara itu, Presiden Xi berusaha menampilkan China sebagai pendukung perdagangan bebas dan terbuka yang dapat diprediksi di forum tersebut, sebuah peran yang telah didominasi AS selama beberapa dekade.
Seruan Kerja Sama yang Lebih Dalam
"Perubahan yang tak terlihat dalam satu abad semakin cepat di seluruh dunia," kata Xi kepada para pemimpin blok ekonomi beranggotakan 21 negara tersebut pada hari Jumat di kota bersejarah Gyeongju.
"Semakin ganasnya laut, semakin kita harus bersatu," tambah Xi dalam pidato yang menyerukan perlindungan aturan perdagangan global dan kerja sama ekonomi yang lebih dalam.
Namun, banyak negara Asia waspada terhadap retorika China, mengingat postur pertahanannya yang kuat di kawasan tersebut, dominasinya di bidang manufaktur, dan kesediaannya untuk menggunakan kontrol ekspor dan instrumen lain dalam sengketa perdagangan.
Mewakili Trump, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan kepada para pemimpin yang berkumpul, bahwa Washington sedang menyeimbangkan kembali hubungan perdagangannya untuk membangun fondasi yang lebih kuat bagi pertumbuhan global.
IMF awalnya memangkas proyeksi pertumbuhan global setelah pengumuman tarif 'Hari Pembebasan' Trump pada bulan April, tetapi telah menaikkannya kembali karena guncangan dan kondisi keuangan terbukti lebih baik dari yang diperkirakan.
Xi Bertemu Perdana Menteri Jepang
Di antara pertemuan bilateral yang paling dinantikan, pemimpin China mengadakan pembicaraan pertamanya dengan perdana menteri baru Jepang, Sanae Takaichi. Dalam sambutan pembukaan yang singkat, kedua pemimpin mengatakan mereka akan berupaya untuk memajukan hubungan.
"Saya menyampaikan kekhawatiran saya, tetapi juga mengangkat area-area yang dapat kita kerja sama. Saya ingin pertemuan ini menjadi titik awal bagi Jepang dan Tiongkok," ujar Takaichi setelah pertemuan tersebut.
Xi menyerukan pengelolaan perbedaan dengan berfokus pada gambaran yang lebih besar dan "memperlakukan satu sama lain sebagai mitra, bukan sebagai ancaman, belajar dari sejarah, dan menatap masa depan".
Meskipun hubungan antara kedua rival bersejarah ini telah berada dalam pijakan yang lebih baik dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan mengejutkan Takaichi menjadi pemimpin perempuan pertama Jepang dapat memperburuk hubungan karena pandangan nasionalistisnya dan kebijakan keamanan yang agresif.
Salah satu tindakan pertamanya sejak menjabat minggu lalu adalah mempercepat pembangunan militer yang bertujuan untuk menghalangi ambisi teritorial China yang semakin asertif di Asia Timur. Jepang juga menjadi tuan rumah konsentrasi militer AS terbesar di luar negeri.
Penahanan warga negara Jepang di China dan pembatasan impor Beijing terhadap daging sapi, makanan laut, dan produk pertanian Jepang juga kemungkinan akan menjadi agenda.
PM Jepang Takaichi dan Presiden China Xi Jinping Sepakat Jalin Hubungan yang Stabil
 
Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dan Presiden China Xi Jinping, sepakat untuk menjalin hubungan yang konstruktif dan stabil dalam pertemuan pada hari Jumat (31/10/2025) yang dapat meredakan kekhawatiran bahwa ia akan mengambil pendekatan yang lebih agresif terhadap Beijing.
Pengukuhan Takaichi sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang pekan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa hubungan antara kedua negara tetangga di Asia tersebut dapat memburuk.
Salah satu keputusan pertamanya adalah mempercepat pembangunan pertahanan yang bertujuan untuk menghalangi ambisi militer China di kawasan tersebut.
"Kami menegaskan kembali prinsip umum membangun hubungan strategis dan saling menguntungkan antara Jepang dan China," ujar Takaichi setelah pertemuan di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) yang berlangsung selama dua hari di Korea Selatan seperti diberitakan Reuters, Jumat (31/10/2025).
"Saya menyampaikan kekhawatiran saya, tetapi juga mengangkat area-area yang dapat kita kerja samakan. Saya ingin pertemuan ini menjadi titik awal bagi Jepang dan China," tambahnya.
Di awal pertemuan, Xi mengatakan ia siap untuk menjaga komunikasi dengan Takaichi agar hubungan bilateral tetap berada di jalur yang benar, lapor media pemerintah China.
Sebelum menjabat, Takaichi rutin mengunjungi kuil perang Yasukuni di Tokyo, yang dianggap oleh China sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu.
Ia juga menyarankan Jepang dapat membentuk "aliansi kuasi-keamanan" dengan Taiwan, pulau yang diperintah secara demokratis yang diklaim oleh China, dan mengatakan bahwa setiap kemungkinan yang terjadi di sana akan menjadi keadaan darurat bagi Jepang dan sekutunya, AS.
China memandang aliansi AS-Jepang yang telah berlangsung puluhan tahun merugikan kepentingan dan telah mendesak Takaichi untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara tetangga Asia tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Takaichi mengatakan ia telah "berbicara terus terang" dengan Xi mengenai beberapa isu yang tertunda, termasuk kontrol ekspor Beijing terhadap logam tanah jarang.
Namun, agendanya sebagian besar mencerminkan agenda pendahulunya, Shigeru Ishiba. Agenda tersebut mencakup kekhawatiran atas aktivitas China di Laut China Timur, keselamatan warga negara Jepang di China, stabilitas di Selat Taiwan, penghapusan pembatasan impor makanan laut dan daging sapi Jepang, serta perlindungan hak asasi manusia bagi warga Uighur dan warga Hong Kong.
Presiden Lai Tegaskan Taiwan Tolak Skema Satu Negara, Dua Sistem China
 
Presiden Taiwan Lai Ching-te menegaskan bahwa Taiwan menolak penerapan konsep “satu negara, dua sistem” yang ditawarkan China.
Ia menegaskan bahwa Taiwan akan terus menjunjung tinggi kebebasan, demokrasi, serta tekad untuk mempertahankan diri dari segala bentuk ancaman.
Pernyataan ini disampaikan Lai pada Jumat (31/10/2025) di hadapan para prajurit di pangkalan militer Hukou, Taiwan utara.
Ia menanggapi pernyataan terbaru Beijing yang kembali menegaskan tidak akan menutup kemungkinan penggunaan kekuatan militer terhadap Taiwan, meskipun sebelumnya media pemerintah China sempat mengedepankan pendekatan yang lebih lunak.
“Menerima klaim agresor dan menyerahkan kedaulatan tidak akan pernah membawa perdamaian. Karena itu, kita harus mempertahankan status quo dengan martabat dan tekad, menolak aneksasi, agresi, serta pemaksaan unifikasi,” ujar Lai.
Ia menambahkan, “Kami menolak konsep ‘satu negara, dua sistem’ karena Taiwan akan selamanya menjunjung sistem konstitusional yang bebas dan demokratis.”
Taiwan Tegaskan Kedaulatan
Tak ada partai politik besar di Taiwan yang mendukung gagasan “satu negara, dua sistem” seperti yang diterapkan China di Hong Kong dan Makau.
Lai menegaskan, Republik China nama resmi Taiwan dan Republik Rakyat China adalah entitas yang tidak saling tunduk.
 “Kedaulatan Taiwan tidak dapat dilanggar atau dianeksasi, dan masa depan Taiwan hanya dapat ditentukan oleh rakyatnya sendiri,” tegasnya.
Lai juga menegaskan bahwa upaya rakyat Taiwan dalam menjaga kedaulatan serta mempertahankan kehidupan demokratis tidak boleh dianggap sebagai tindakan provokatif.
“Berinvestasi pada pertahanan nasional berarti berinvestasi pada perdamaian,” tambahnya.
Perkuat Pertahanan Nasional
Sebagai bagian dari kebijakan pertahanannya, Lai berkomitmen untuk meningkatkan anggaran militer hingga 5% dari PDB pada tahun 2030, guna memperkuat pertahanan menghadapi ancaman dari Tiongkok yang kian meningkat.
Kunjungan Lai ke Hukou bertepatan dengan upacara peresmian batalion pertama tank M1A2T Abrams buatan General Dynamics Land Systems, anak usaha dari perusahaan Amerika Serikat General Dynamics.
Taiwan telah menerima 80 dari total 108 unit tank yang dipesan dari Amerika Serikat, mitra internasional terpenting dan pemasok utama persenjataan Taiwan, meski kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik resmi.
Tank M1A2T mampu menembakkan amunisi berdaya ledak tinggi dan peluru kinetik, termasuk armor-piercing fin-stabilised discarding sabot untuk menembus lapisan baja.
Ketegangan AS–China di Tengah Isu Taiwan
Sementara itu di Kuala Lumpur, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bertemu dengan Menteri Pertahanan China Dong Jun untuk membahas aktivitas militer Beijing di sekitar Taiwan dan Laut China Selatan yang masih dipersengketakan.
Dong menegaskan bahwa “reunifikasi” China dan Taiwan merupakan tren sejarah yang tak terelakkan, serta mendesak AS untuk “mengambil sikap tegas menentang kemerdekaan Taiwan,” demikian pernyataan resmi Kementerian Pertahanan China.
Nvidia Teken Kesepakatan untuk jadi Pemasok Chip ke Samsung, Hyundai dan SK Group
 
Nvidia Corp. mencapai kesepakatan penting untuk memasok teknologinya ke sejumlah perusahaan besar Korea Selatan. Ini sebagai bagian dari upaya agresif untuk memperluas infrastruktur AI di seluruh dunia.
Berdasarkan perjanjian yang dimediasi oleh Kementerian Sains negara tersebut dan tiga perusahaan yaitu Samsung Electronics Co., Hyundai Motor Group, dan SK Group, Nvidia akan memasok lebih dari 260.000 chip akseleratornya untuk membantu memulai proyek-proyek AI di Korea. Perusahaan AS tersebut tidak mengungkapkan ketentuan finansial dari kesepakatan tersebut.
Sejatinya CEO Nvidia, Jensen Huang, berada di Korea Selatan untuk menghadiri KTT CEO Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik pada hari Jumat (31/10/2025). Namun, ia juga memanfaatkan kunjungan tersebut untuk melanjutkan menyebarkan penggunaan komputasi kecerdasan buatan dan mendorong permintaan untuk produk-produknya. Kerja sama di Korea Selatan ini akan membantu memperkuat peralatan Nvidia di negara dengan industri teknologi yang dinamis.
Sebagai bagian dari perjanjian tersebut, pemerintah Korea Selatan sedang membangun apa yang dikenal sebagai AI berdaulat yaitu infrastruktur komputasi yang akan dikendalikannya. Pemerintah Korea Selatan akan menerapkan lebih dari 50.000 akselerator AI terbaru Nvidia di pusat-pusat data, termasuk yang ada di Pusat Komputasi AI Nasional dan fasilitas milik perusahaan seperti Kakao Corp., Naver Corp., dan NHN Cloud Corp.
Samsung Electronics, pemasok utama cip memori dan salah satu produsen semikonduktor terbesar di dunia, akan membangun "pabrik AI" yang menampung lebih dari 50.000 cip Nvidia.
Sementara itu, Hyundai Motor telah berkomitmen untuk menggunakan prosesor dengan jumlah yang sama berdasarkan desain Blackwell Nvidia. Chip tersebut akan digunakan untuk mengembangkan model AI perusahaan dan membantu memajukan manufaktur serta kendaraan otonom.
Terakhir, SK Group, yang mencakup afiliasi SK Telecom Co. dan SK Hynix Inc., sedang menerapkan serangkaian chip server Nvidia RTX Pro 6000 Blackwell dalam apa yang disebut Nvidia sebagai "cloud AI industri" pertama di Asia. Fasilitas ini akan membantu robotika dan penggunaan AI lainnya di dunia nyata.
Demam AI telah mendorong penjualan dan kapitalisasi pasar Nvidia melonjak selama dua tahun terakhir. Awal pekan ini, Nvidia menjadi perusahaan pertama yang mencapai valuasi lebih dari US$5 triliun. Hal ini menyusul konferensi perusahaan di Washington di mana Huang menunjukkan permintaan yang kuat untuk produknya dalam beberapa bulan mendatang.
Pertanyaan yang masih menggantung adalah apakah Nvidia akan mampu menjual prosesor Blackwell-nya ke Tiongkok, pasar chip terbesar di dunia. AS telah membatasi ekspor teknologi tersebut ke negara Asia tersebut.
Meskipun Presiden Donald Trump mengatakan ia terbuka untuk mengangkat isu ini dengan Tiongkok, topik tersebut tidak muncul dalam pertemuan minggu ini dengan Xi Jinping.
Tur Asia Trump, Disambut Bak Raja dan Ditantang Xi Jinping di Akhir Perjalanan
 
Perjalanan lima hari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Asia Timur menampilkan dua wajah kekuasaan: pesona pribadi yang dielu-elukan di satu sisi, dan batas-batas pengaruhnya di sisi lain.
Dalam tur yang membawanya ke Malaysia, Jepang, Korea Selatan, hingga berakhir dengan pertemuan menegangkan bersama Presiden China Xi Jinping, Trump menunjukkan gaya diplomasi yang khas, penuh simbol, negosiasi keras, dan permainan kekuatan ekonomi.
Selama empat hari pertama, Trump disambut bak raja. Di Malaysia, ia mengamankan akses terhadap mineral penting dan mendorong penyelesaian perjanjian dagang dengan negara-negara Asia Tenggara.
Ia bahkan menjadi saksi penandatanganan kesepakatan perdamaian antara Thailand dan Kamboja, jenis pencapaian yang kerap dibanggakan Trump.
Di Jepang, sambutan untuk Trump semakin megah. Tokyo Tower bersinar dalam warna merah, putih, dan biru dengan puncak berlapis emas, khas gaya Trump.
Perdana Menteri baru, Sanai Takaichi, mengumumkan investasi Jepang senilai US$ 550 miliar di Amerika Serikat dan menghadiahkan 250 pohon sakura untuk perayaan ulang tahun ke-250 AS.
Ia juga menyerahkan tongkat golf milik mendiang Shinzo Abe, simbol kedekatan yang pernah terjalin antara Abe dan Trump. Tak ketinggalan, Takaichi turut menominasikan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.
Di Korea Selatan, sambutannya nyaris menyerupai penobatan. Artileri menyalakan tembakan kehormatan 21 kali, sementara band militer memainkan Hail to the Chief dan lagu YMCA, yang identik dengan kampanye Trump.
Presiden Lee Jae Myung menganugerahkan medali tertinggi negaranya dan replika mahkota dinasti kuno Korea.
Saat jamuan makan siang, Trump disuguhi Peacemaker’s Dessert berupa brownies berlapis emas, diikuti makan malam bersama enam pemimpin dunia dalam rangka KTT APEC.
Namun di balik kemegahan itu, ada transaksi besar yang menyertainya. Trump meminta “upeti” sebesar US$ 200 miliar atau US$ 20 miliar per tahun dari Korea Selatan, yang akan diinvestasikan sesuai arahan pemerintah AS. Sebagai imbalannya, tarif ekspor Korea ke AS turun dari 25% menjadi 15%.
Puncak tur terjadi di Busan, saat Trump bertemu Xi Jinping. Tidak ada parade, tidak ada menu mewah, hanya meja panjang putih di ruang militer sederhana dekat landasan bandara.
Pertemuan ini menandai pertemuan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, dan suasananya jauh lebih tegang dibanding hari-hari sebelumnya.
Trump datang dengan ancaman kenaikan tarif terhadap ekspor China, menekan Beijing agar membuka pasarnya dan mengendalikan bahan kimia untuk produksi fentanyl.
Namun berbeda dengan negara lain yang memilih kompromi, China membalas dengan langkah-langkah balasan: menghentikan impor produk pertanian AS dan mengancam menahan pasokan mineral penting yang vital bagi industri teknologi dunia.
Meski begitu, pertemuan tersebut menghasilkan sinyal positif. Kedua pihak sepakat menurunkan ketegangan: AS mengurangi tarif, sementara China membuka kembali akses terhadap mineral penting, melanjutkan impor produk pertanian, serta meningkatkan pembelian minyak dan gas dari AS.
Meski belum menghasilkan terobosan besar, kesepakatan itu menunjukkan pengakuan bahwa situasi sebelumnya tidak bisa dipertahankan. Xi sendiri mengakui, “Adalah hal yang normal bagi dua ekonomi terbesar dunia untuk sesekali mengalami friksi.”
Namun di balik pernyataan diplomatis itu, ketegangan jangka panjang tampak tak terelakkan.
China semakin percaya diri memperluas pengaruhnya secara global, sementara Trump berusaha menata ulang prioritas luar negeri AS dengan mengandalkan kekuatan ekonomi untuk menekan sekutu maupun pesaing.
Bagi negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, strategi baru ini menghadirkan dilema. Mereka berusaha menjaga hubungan dengan AS sembari membuka ruang komunikasi dengan China, sebuah keseimbangan yang semakin sulit dipertahankan.
Dan ketika Trump meninggalkan Korea dengan penghormatan bak raja, Xi Jinping justru tiba di negara itu, menerima sambutan diplomatik serupa. Bedanya, Xi memilih hadir penuh dalam pertemuan para pemimpin APEC, forum yang justru dilewati Trump.
Trump mungkin pulang dengan membawa hasil yang ia inginkan.
Tapi, seperti lirik lagu You Can’t Always Get What You Want dari Rolling Stones yang dulu sering ia putar di kampanyenya, belum tentu Amerika mendapatkan apa yang sebenarnya dibutuhkan.
Saham BYD Anjlok Usai Labanya Turun 33% di Kuartal III 2025
 
 Saham BYD Co. anjlok pada hari Jumat setelah produsen mobil tersebut melaporkan penurunan laba bersih dan pendapatan kuartal ketiga, yang tidak memenuhi ekspektasi analis. Ini semakin menggarisbawahi bahwa bahkan raksasa mobil listrik tersebut pun tidak kebal terhadap persaingan ketat di pasar otomotif terbesar di dunia.
Mengutip Trading Economic pada Jumat (31/10/2025) pukul 11.14 wib saham BYD di Bursa Hongkong tercatat melemah 3,74% ke level 100,3 dibandingkan hari kemarin.
Sebelumnya, saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Hong Kong tersebut anjlok hingga 6,4% pada perdagangan awal Jumat, menyusul laporan keuangan Kamis malam yang menunjukkan laba bersih kuartalan turun 33% dari tahun sebelumnya menjadi 7,82 miliar yuan (US$1,1 miliar). Total pendapatan dalam tiga bulan yang berakhir pada 30 September turun sekitar 3% menjadi 194,98 miliar yuan. Sementara analis sebelumnya memperkirakan bisa mencetak pendapatan 216 miliar yuan.
“Kami memperkirakan reaksi saham yang netral hingga sedikit negatif terhadap hasil kuartal ketiga yang lesu,” kata analis Morgan Stanley termasuk Tim Hsiao dalam sebuah catatan yang dikutip dari Bloomberg, Jumat (31/10/2025).
Laba per unit kendaraan BYD mencapai 6.100 yuan pada kuartal tersebut. Itu juga di bawah estimasi Morgan Stanley sebesar 6.500 yuan, meskipun terjadi pemulihan dari kuartal sebelumnya.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini berjuang untuk tetap dominan di pasar domestiknya, Tiongkok. Di mana perang harga yang berkepanjangan memicu kekhawatiran pemerintah bahwa persaingan yang ketat dapat merusak kualitas produk.
Tantangan BYD awalnya terungkap ketika melaporkan penurunan laba yang mengejutkan sebesar 30% pada kuartal kedua, dan produsen kendaraan listrik ini terus berjuang dengan penjualan yang tersendat, bahkan membuatnya kehilangan predikat sebagai produsen mobil terlaris di Tiongkok yang diambil alih oleh perusahaan milik negara SAIC Motor Corp. pada bulan September.
Masih pada periode yang sama, BYD mencatatkan penurunan pengiriman sekitar 1,8% menjadi 1,15 juta kendaraan energi baru termasuk model listrik murni dan hibrida plug-in dari tahun sebelumnya. Sedangkan pesaingnya, Geely Automobile Holdings dan Chongqing Changan Automobile Co., masing-masing justru melaporkan peningkatan penjualan sebesar 96% dan 84%.
Menurut laporan media, BYD sebelumnya telah memangkas target penjualan tahun 2025 sebesar 16% menjadi 4,6 juta unit. BYD tidak merilis angka resmi dalam laporan keuangan hari Kamis.
Margin kotor produsen mobil tersebut mengalami kontraksi selama tiga bulan menjadi 17,6% dari 21,9% tahun lalu, meskipun meningkat dari 16,3% pada kuartal kedua. Hal ini menunjukkan tekanan yang dihadapi BYD dari periode diskon yang berkepanjangan yang telah menopang kenaikan pesatnya di pasar kendaraan listrik Tiongkok tetapi menarik perhatian dari Beijing.
Namun, beberapa analis melihat pemulihan margin dari kuartal ke kuartal sebagai sinyal positif bagi BYD. Menurutnya peningkatan volume, margin, dan pendapatan yang konsisten akan terwujud pada kuartal keempat, didorong oleh pemulihan permintaan di musim puncak, bauran produk yang lebih baik, dan leverage operasional.
“Perusahaan ini berada di jalur menuju perbaikan lebih lanjut. Kami melihat BYD berada di posisi yang tepat untuk merebut kembali pangsa pasar domestik dan mempercepat ekspansi global,” tulis analis HSBC Yuqian Ding dalam sebuah laporan "
Samsung dan Google Luncurkan Perangkat Canggih Galaxy XR, Cek Harganya
 
Samsung dan Google resmi memperkenalkan Galaxy XR, perangkat canggih senilai US$ 1.799 yang diklaim mampu menggantikan hampir semua fungsi layar tradisional.
Perangkat ini menjalankan sistem operasi Android XR milik Google, yang dirancang khusus untuk komputasi spasial, lengkap dengan Gemini, AI paling mutakhir dari Google.
Galaxy XR menghadirkan pengalaman visual imersif dan antarmuka yang dirancang agar pengguna bisa menavigasi ruang 3D dengan lebih intuitif. Meski sekilas terlihat seperti headset biasa, Galaxy XR menawarkan lebih dari sekadar pengganti layar.
Pengguna dapat mengontrol perangkat menggunakan suara, gerakan tangan, atau mata, menempatkan banyak aplikasi di ruang virtual, hingga menonton YouTube atau pertandingan NBA di teater pribadi.
Google menggambarkan Galaxy XR sebagai “layar tak terbatas untuk menjelajahi aplikasi Anda, dengan Gemini selalu di sisi Anda.” Pernyataan ini bukan sekadar slogan, tetapi bagian dari strategi perusahaan untuk memperluas Android menjadi lebih dari sekadar sistem operasi ponsel.
Perangkat ini memungkinkan pengguna mengambil foto 3D, melakukan pencarian real-time menggunakan fitur Circle to Search, dan menjelajahi dunia digital yang terintegrasi dengan dunia nyata.
Dengan kehadiran Gemini dan Android XR, Google tampaknya ingin menjadikan AI sebagai elemen tak terpisahkan dalam ekosistemnya.
Galaxy XR bukan sekadar gadget baru, melainkan juga sarana Google untuk memperkenalkan visi masa depannya dalam AI dan perangkat keras.
Perangkat ini menjadi bukti bahwa Samsung dan Google tengah berinvestasi besar untuk masa depan komputasi spasial, mencoba mengubah cara pengguna berinteraksi dengan teknologi digital secara menyeluruh.