News Forex, Index & Komoditi ( Jumat, 20 September 2024 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

         (  Jum’at,   20  September 2024  )

Harga Emas Global Terus Melesat Tersulut The Fed, Investor Makin Cuan

 

Harga emas masih terkerek sentimen pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) dan terus melonjak hingga awal perdagangan Jumat (20/9/2024). Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot terpantau menguat 0,01% ke level US$2.587,07 per troy ounce pada pukul 07.28 WIB. Pada sesi sebelumnya, emas spot ditutup menguat 0,7% ke US$2.757,9. Harga emas spot sempat menyentuh rekor tertinggi di US$2.599,92 per troy ounce setelah the Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%-5%. Sementara itu, harga emas berjangka Comex terpantau turun tipis 0,1% ke level US$2.612 setelah berakhir menguat 0,6% ke level US$2.614,6 per troy ounce. Para pejabat the Fed juga mengeluarkan proyeksi suku bunga acuan dalam beberapa tahun ke depan atau disebut dot plot.  Proyeksi tersebut dituangkan dalam laporan Summary of Economic Projections (SEP) yang dikeluarkan The Fed. Dalam laporan tersebut, The Fed memproyeksikan suku bunga acuan akan turun setengah poin persentase atau 50 basis poin lagi pada akhir 2024.

Usai The Fed Pangkas Suku Bunga Emas Sentuh Rekor Tertinggi di US$2.600 usai The Fed Pangkas Suku Bunga 50 Bps Selanjutnya, pemangkasan sebesar satu poin persentase penuh atau 100 basis poin akan dilakukan pada 2025. Sehingga, suku bunga The Fed diproyeksikan berada di rentang 4,25%-4,5% pada akhir 2025.  Kemudian, pemangkasan akan dilanjutkan sebesar 50 basis poin dilakukan pada 2026. Dengan demikian, di akhir 2026, suku bunga acuan AS diprediksikan berada di 2,75%-3%.  Chief operating officer Allegiance Gold Alex Ebkarian mengatakan pasar memperhitungkan penurunan suku bunga yang lebih besar dan lebih banyak karena adanya defisit fiskal dan perdagangan. Hal ini akan semakin melemahkan nilai dolar AS secara keseluruhan. “Jika Anda menggabungkan risiko geopolitik dengan defisit saat ini yang kita miliki, bersama dengan lingkungan dengan imbal hasil rendah dan pelemahan dolar AS, kombinasi dari semua ini menyebabkan reli emas,” jelas Ebkarian seperti dikutip Reuters, Jumat (20/9/2024). Pelonggaran kebijakan moneter oleh bank-bank sentral global, bersama dengan pembelian bank sentral yang kuat dan kekhawatiran geopolitik telah mendorong reli harga emas ke rekor tertinggi beberapa kali tahun ini. Emas batangan dianggap sebagai aset yang aman selama ketidakpastian politik dan ekonomi. Emas juga cenderung berkembang di lingkungan dengan suku bunga rendah. Analis UBS memperkirakan harga emas dapat mencapai US$2.700 per troy ounce pada pertengahan 2025. Bersamaan dengan pendorong risiko jangka pendek, UBS juga mengantisipasi permintaan ETF emas yang lebih besar akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

 

 

 

 

 

Harga Minyak Dunia Melanjutkan Rally, Didorong Pemangkasan Suku Bunga AS

 

Harga minyak melanjutkan rally pada perdagangan Jumat (20/9) pagi. Mengutip Bloomberg, pukul 06.07 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2024 di New York Mercantile Exchange ada di US$ 72 per barel, naik 0,07% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 71,95 per barel.

Harga minyak naik didorong sentimen risiko yang melanda pasar keuangan menyusul pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.

Sementara itu, penurunan stok global membantu mengimbangi kekhawatiran permintaan yang timbul dari pelemahan konsumsi di China.

Mengutip Reuters, bank sentral AS memangkas suku bunga 50 basis poin pada Rabu (18/9). Pemangkasan suku bunga biasanya meningkatkan aktivitas ekonomi yang mendorong permintaan energi.

Di sisi lain, data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak mentah di AS turun ke level terendah dalam satu tahun pada pekan lalu. Namun, para ahli strategi di Macquarie mengatakan, penurunan persediaan ini dapat meningkat pekan depan karena ekspor AS akan pulih dari gangguan Badai Francine.

Analis Citi memperkirakan, defisit pasar minyak yang berlawanan dengan musim sekitar 400.000 barel per hari (bpd) akan mendukung harga minyak mentah Brent dalam kisaran $ 70 hingga $75 per barel selama kuartal berikutnya.

Tim Snyder, Kepala Ekonom di Matador Economics menambahkan, kenaikan harga minyak mentah juga didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

EUR/USD Melanjutkan Kenaikan  dalam Waktu Dekat

 

EUR/USD mempertahankan momentum kenaikannya dengan baik pada hari Kamis, menguji ulang area tertinggi tiga minggu di sekitar 1,1180.

Kenaikan kedua pasangan mata uang ini secara beruntun didorong oleh kinerja bearish Dolar AS karena pelaku pasar terus memproses penurunan suku bunga 50 basis poin pada hari Rabu oleh Federal Reserve (The Fed) dan kemungkinan penurunan suku bunga tambahan di akhir tahun.

Di sisi USD, Indeks Dolar AS (DXY) tidak dapat mempertahankan pergerakan sebelumnya hingga setinggi area 101,50, akhirnya menyerah pada gelombang tekanan jual dan mengakhiri sesi jauh di bawah 101,00 di tengah penurunan imbal hasil AS dalam jangka pendek terhadap peningkatan lebih lanjut dalam belly (bagian tengah kurva) dan jangka panjang.

Setelah acara FOMC, masih belum pasti apakah ukuran pemotongan suku bunga bulan September akan diulangi. 'Dot plot' yang diperbarui mengindikasikan tambahan 50 basis poin pelonggaran tahun ini. Selain itu, pernyataan bank dan Ketua Powell menekankan bahwa pemotongan 50 basis poin bukanlah reaksi terhadap kepanikan.

Sebaliknya, para pejabat Bank Sentral Eropa (ECB) mempertahankan sikap hati-hati terkait potensi penurunan suku bunga di bulan Oktober. Dalam hal ini, Presiden Bundesbank Joachim Nagel berpendapat pada hari Rabu bahwa inflasi Zona Euro tetap berada di atas tingkat yang dapat diterima, menunjukkan bahwa suku bunga harus tetap cukup tinggi untuk mengelola tekanan harga. Meskipun ia tidak menepis kemungkinan tindakan di bulan Desember, ia mengakui adanya tantangan yang signifikan di depan.

Penting untuk digarisbawahi bahwa keputusan ECB untuk melonggarkan kebijakan moneter minggu lalu dipengaruhi oleh penilaiannya terhadap inflasi dan kondisi ekonomi. Meskipun ECB tidak secara eksplisit mengindikasikan penurunan suku bunga untuk bulan Oktober, ECB mengakui bahwa inflasi domestik masih tinggi. Presiden ECB Christine Lagarde menyebutkan bahwa berkurangnya dampak dari pembatasan kebijakan moneter akan menguntungkan perekonomian, dengan inflasi diprakirakan akan kembali ke 2% pada tahun 2025, meskipun ia mempertahankan pandangan yang hati-hati terhadap tindakan lebih lanjut.

Ke depan, jika The Fed melanjutkan penurunan suku bunga tambahan, kesenjangan kebijakan antara The Fed dan ECB dapat menyempit, berpotensi mendukung EUR/USD. Hal ini sangat masuk akal karena pasar mengantisipasi dua penurunan suku bunga lagi dari ECB dan antara 100 dan 125 basis poin pelonggaran dari The Fed pada akhir tahun.

Namun, ekonomi AS diproyeksikan akan mengungguli mitranya di Eropa dalam jangka panjang, yang dapat membatasi pelemahan dolar yang signifikan atau berkepanjangan.

Terakhir, laporan CFTC terbaru untuk pekan yang berakhir pada 10 September mengungkapkan bahwa para spekulan mengurangi posisi net long mereka dalam euro ke level terendah tiga minggu di sekitar 81.400 kontrak, sementara para pedagang komersial, termasuk hedge fund, memangkas posisi net short mereka ke posisi terendah beberapa minggu di tengah sedikit peningkatan dalam open interest.

 

 

Wall Street Naik, S&P 500 Cetak Rekor Didorong Euforia Pemangkasan Suku Bunga The Fed

 

Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (19/9). Indeks S&P 500 melonjak ke rekor penutupan tertinggi sehari setelah Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) dan mengindikasikan lebih banyak pemangkasan suku bunga ke depan.

Mengutip Reuters, indeks S&P 500 naik 1,70%  ke level 5.713,64, dan menjadikan penutupan tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq naik 2,51% ke level 18.013,98, sementara Dow Jones Industrial Average naik 1,26% ke level 42.025,19, dan juga mencatat penutupan tertinggi sepanjang masa.

Dari 11 indeks sektoral S&P 500, delapan indeks sektoral naik, dipimpin oleh teknologi informasi yang naik 3,08%, diikuti oleh sektor barang konsumsi diskresioner yang naik 2,2%.

Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 12,3 miliar saham dengan rata-rata 10,8 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.

Saham-saham kelas berat yang telah menikmati sebagian besar reli pasar saham tahun ini memperoleh keuntungan baru. Saham Tesla melonjak lebih dari 7%, dan saham Apple serta Meta Platforms masing-masing naik hampir 4%.

Saham perusahaan AI terkemuka Nvidia melonjak 4%, membantu mengangkat indeks semikonduktor PHLX melonjak 4,3%.

Data klaim pengangguran yang lebih baik dari perkiraan semakin memicu selera risiko global.

Pada hari Rabu, Federal Reserve mengumumkan pemotongan suku bunga pada kisaran ekspektasi yang tinggi, dan mengatakan pihaknya memiliki keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi terkendali. 
Gubernur Fed Jerome Powell mengatakan ekonomi AS tetap kuat dan bank sentral akan memutuskan kecepatan yang tepat untuk pemotongan suku bunga di masa mendatang.

"The Fed telah menyetujui gambaran ekonomi yang cukup kuat di sini, jadi kami hanya melihat aliran uang kembali ke beberapa sektor yang mungkin berkinerja buruk sejauh kuartal ini," kata James Ragan, Direktur Riset Manajemen Kekayaan di D.A. Davidson.

Indeks Russell 2000 berkapitalisasi kecil naik 2,1% karena suku bunga yang lebih rendah mendorong prospek pengurangan biaya operasional dan laba yang lebih besar.

Dalam perdagangan yang diperpanjang, saham Fedex turun 10% setelah perusahaan memangkas target pendapatannya untuk tahun fiskal 2025.

BofA Global Research mengatakan sekarang memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed total mencapai 75 basis poin hingga akhir tahun ini, lebih tajam dari perkiraan sebelumnya sebesar 50 bps.

Data Evercore ISI yang kembali ke tahun 1970 menunjukkan S&P 500 telah membukukan kenaikan rata-rata 14% dalam enam bulan setelah pengurangan pertama dari siklus pemotongan suku bunga.

September secara umum merupakan bulan yang mengecewakan bagi ekuitas AS dengan S&P 500 mencatat kerugian rata-rata 1,2% sejak 1928.

Indeks bank S&P 500 naik 2,5%, dengan kenaikan di Citigroup dan Bank of America setelah mereka menurunkan suku bunga acuan masing-masing.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

The Fed Pangkas Suku Bunga, Pasar Soroti Potensi Dampak Ekonomi

 

Rapat Federal Reserve (The Fed) yang berlangsung baru-baru ini menjadi salah satu yang paling signifikan dalam sejarah, menarik perhatian investor terhadap satu pertanyaan utama: apakah bank sentral AS telah memulai siklus pemangkasan suku bunga tepat waktu untuk mencegah perlambatan ekonomi yang terlalu drastis?

The Fed pada hari Rabu memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin, menandai pemangkasan suku bunga pertama dalam lebih dari empat tahun. Pemangkasan ini bertujuan untuk menjaga kestabilan ekonomi yang dinilai tangguh, alih-alih menjadi respons darurat terhadap melemahnya pasar tenaga kerja.

Taruhan mengenai besaran pemangkasan suku bunga telah berubah-ubah menjelang rapat, dengan perbedaan pendapat yang tajam terjadi pada pagi hari sebelum keputusan diumumkan.

Dampak Terhadap Pasar Saham dan Obligasi

Seberapa jauh pandangan Ketua Fed, Jerome Powell, akan berpengaruh, menjadi faktor penting bagi tren saham dan obligasi hingga akhir 2024.

Peluang "soft landing," di mana Fed berhasil menurunkan inflasi tanpa memicu resesi, telah meningkatkan kinerja pasar saham dan obligasi tahun ini. Namun, tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja membuat sebagian pelaku pasar khawatir bahwa Fed mungkin terlambat bertindak untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Pada saat ini, sepertinya pasar akan berhenti sejenak untuk mencerna keputusan ini yang mengejutkan banyak pihak," ujar Eric Beyrich, co-CIO di perusahaan penasihat investasi Sound Income Strategies.

"Akan ada orang-orang yang berpikir, 'Wah, jika The Fed memangkas sebesar itu, apa yang mereka lihat yang kita tidak lihat, yang menunjukkan ekonomi akan semakin buruk?'," tambahnya.

Pasar bereaksi relatif tenang pada hari Rabu, di mana saham, obligasi pemerintah, dan dolar AS menghapus kenaikan awal pasca keputusan Fed. Indeks S&P 500 (.SPX) berakhir turun 0,3%, setelah sebelumnya sempat naik 1% dalam sesi perdagangan. Meski begitu, indeks ini masih naik hampir 18% sepanjang tahun ini dan berada di dekat rekor tertinggi.

Pandangan Powell dan Skeptisisme Investor

Dalam komentarnya usai pengumuman keputusan, Powell menyebut bahwa pemangkasan ini merupakan "rekalibrasi" untuk menyesuaikan dengan penurunan inflasi yang tajam sejak tahun lalu, serta untuk memastikan Fed tetap di depan dalam menghadapi kemungkinan melemahnya pasar tenaga kerja.

Namun, beberapa investor meragukan pandangan optimis Powell tersebut. "Meskipun Ketua Powell mengatakan demikian dalam konferensi pers, pemangkasan sebesar 50 basis poin menunjukkan adanya kekhawatiran bahwa mereka tertinggal dari perkembangan," kata Josh Emanuel, chief investment officer di Wilshire.

Emanuel juga mengungkapkan bahwa sebelum pertemuan Fed, ia telah memperbanyak investasi di obligasi berkualitas tinggi, mengantisipasi penurunan ekonomi lebih lanjut.

Meski ada skeptisisme, sebagian pelaku pasar meyakini bahwa pemangkasan suku bunga ini adalah perkembangan positif bagi pasar dan akan mengangkat ekonomi.

"Saya pikir ini secara dramatis meningkatkan peluang bahwa The Fed dapat mencapai soft landing, yang pada akhirnya akan menguntungkan aset-aset berisiko," kata Jeff Schulze, kepala strategi ekonomi dan pasar di ClearBridge Investments.

Tren Pasar Setelah Pemangkasan Suku Bunga

Saham secara historis berkinerja baik setelah pemangkasan suku bunga, selama ekonomi tidak berada dalam resesi.

Data dari Evercore ISI yang mencakup periode sejak 1970 menunjukkan bahwa indeks S&P 500 mencatat kenaikan rata-rata 14% dalam enam bulan setelah pemangkasan suku bunga pertama dalam siklus pemangkasan, selama ekonomi tidak resesi. Sebaliknya, jika pemangkasan dilakukan dalam masa resesi, S&P 500 mencatat penurunan rata-rata sebesar 4%.

Rick Rieder, kepala investasi pendapatan tetap global di BlackRock, menilai pasar mungkin bereaksi berlebihan terhadap laporan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari ekspektasi baru-baru ini.

Data lain, seperti perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB), masih menunjukkan ekonomi yang kuat. "Saya pikir pasar kembali terlalu cepat menyimpulkan bahwa data tersebut sangat lemah," katanya. "Ketua Powell mengatakan ekonominya solid, dan memang benar begitu."

Penyesuaian Jangka Panjang di Pasar Keuangan

Pejabat Fed memperbarui proyeksi mereka tentang suku bunga dari perkiraan pada Juni lalu. Meskipun mereka sekarang memperkirakan pemangkasan yang lebih dalam, proyeksi tersebut masih di atas ekspektasi pasar yang menginginkan kebijakan moneter lebih longgar.

Fed memproyeksikan bahwa suku bunga akan berada di 3,4% pada akhir tahun depan, sementara pedagang memperkirakan sekitar 2,9%. Titik akhir pemangkasan suku bunga oleh Fed juga sedikit meningkat, dari 2,8% menjadi 2,9%.

Perbedaan ini kemungkinan memicu pembalikan di pasar obligasi pemerintah, yang menyebabkan penjualan obligasi bertenor lebih panjang pada hari Rabu. Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun, yang bergerak berlawanan arah dengan harga obligasi, berada di sekitar 3,73% setelah sebelumnya menyentuh level terendah sejak pertengahan 2023 awal pekan ini.

"Mengenai laju pemangkasan yang diharapkan, saya pikir reaksi pasar ini adalah hal yang tepat," kata John Madziyire, kepala obligasi pemerintah AS dan TIPS di Vanguard. Ia memprediksi imbal hasil jangka panjang akan terus meningkat.

Tantangan Masa Depan dan Pemilu AS

Sebagian investor juga memproyeksikan dampak yang lebih jauh ke depan, di mana hasil pemilihan presiden AS 2024 dipandang dapat mempengaruhi kebijakan suku bunga.

"Jika perang dagang terjadi kembali di bawah kepemimpinan Trump, itu bisa menjadi negatif bagi obligasi pendapatan tetap," ujar Andrzej Skiba, kepala obligasi pendapatan tetap AS di RBC Global Asset Management.

"Hal ini akan mendorong inflasi dan membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga," terangnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jerman Cabut Izin Ekspor Senjata ke Israel untuk Sementara

 

Pemerintah Jerman mencabut izin ekspor senjata ke Israel di tengah hambatan hukum yang sedang dihadapi.

Mengutip Reuters, langkah itu diambil Jerman karena mendapatkan tekanan hukum dan politik dari kasus-kasus hukum yang menyatakan bahwa ekspor senjata dari Jerman melanggar hukum kemanusiaan.

Sebuah sumber yang dekat dengan Kementerian Perekonomian mengatakan, izin yang dicabut ini hanya bersifat sementara. Artinya, Jerman tidak sepenuhnya menutup dukungan mereka kepada Israel.

"Tidak ada boikot ekspor senjata Jerman terhadap Israel," kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit.

Pendukung Setia Israel

Data Kementerian Ekonomi Jerman menunjukkan, negara ini tahun lalu menyetujui ekspor senjata ke Israel senilai 326,5 juta euro atau sekitar Rp 5,55 triliun. Angka itu naik 10 kali lipat dari tahun 2022.

Meskipun demikian, angka akhir yang disetujui hanya 14,5 juta euro. Dukungan senilai itu diberikan pada periode Januari hingga Agustus. Pengiriman terakhir terjadi pada 21 Agustus tahun ini.

Jerman bahkan memasukkan program bantuan itu ke dalam daftar prioritas.

Jerman secara khusus memasok Israel dengan komponen untuk sistem pertahanan udara dan peralatan komunikasi.

Berdasarkan catatan Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), senjata yang diekspor Jerman ke Israel juga mencakup 3.000 senjata anti-tank portabel dan 500.000 butir amunisi untuk senjata api otomatis atau semi-otomatis.

Dalam periode 2019-2023, sekitar 30% bantuan militer yang diterima Israel berasal dari Jerman. Hanya Amerika Serikat yang memberikan dukungan lebih banyak dari Jerman.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ekonomi Argentina Makin Masuk ke Jurang Resesi

 

Ekonomi Argentina menyusut 1,7% pada kuartal kedua tahun ini dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya. Data badan statistik negara Argentina pada Rabu (18/9) memaparkan jika negara Amerika Selatan ini tengah berjuang semakin terjerumus ke dalam resesi.

Produk domestik bruto (PDB) Argentina turun 1,7% secara tahunan berada di bawah perkiraan analis sebesar 1,4% kontraksi dibandingkan periode tahun lalu.

Ini menandai kontraksi triwulanan tahunan kelima berturut-turut ekonomi Amerika Selatan dan penurunan triwulan-ke-triwulan ketiga.

Sektor pertanian yang menjadi sumber ekonomi utama Argentina memimpin pertumbuhan dengan kenaikan 81,2% secara tahunan sementara perikanan naik 41,3%. Namun, data badan statistik INDEC, konstruksi anjlok 22,2%, manufaktur turun 17,4% dan aktivitas ritel turun 15,7%.

Konsumsi dan investasi swasta juga terus merosot meskipun Argentina mengurangi impornya dan meningkatkan ekspornya. Layanan keuangan, real estate, hotel, dan restoran juga mengalami penyusutan aktivitas.

Pada kuartal pertama tahun ini Argentina memasuki resesi teknis dua periode berturut-turut kontraksi PDB secara kuartalan. Negara ini mengakhiri tahun 2023 dengan kontraksi 1,6%.

Pemerintah Presiden Libertarian Javier Milei yang mulai menjabat pada Desember juga telah mendorong upaya penghematan dan telah menghantam aktivitas ekonomi dan meningkatkan kemiskinan dan pengangguran.

Pemerintah mengatakan langkah-langkah pemotongan biaya diperlukan untuk mengendalikan inflasi tertinggi di dunia yang berada di atas 250%, membangun kembali cadangan devisanya, dan membalikkan defisit fiskal yang dalam selama bertahun-tahun.

Sementara inflasi bulanan telah berkisar pada level yang sama sejak Mei, pemerintah Milei pada hari Minggu menyampaikan rancangan anggaran 2025, yang memperkirakan inflasi sedikit di atas 18% tahun depan, dengan PDB tumbuh 5% tahun depan dan 5% lebih lanjut pada tahun 2026.

Pasar Argentina menyambut baik rencana Milei untuk anggaran defisit "nol" tetapi turun sedikit pada hari Rabu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Usai Turunkan Bunga 50 Basis Poin, The Fed Akan Pangkas Bunga 100 Bps Lagi di 2025

 

Setelah empat tahun, Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed akhirnya benar-benar menurunkan suku bunganya pada pertemuan bulan September 2024.

Yang mengejutkan, The Fed langsung memangkas suku bunga hingga setengah poin persentase atau 50 basis poin menjadi 4,75%-5% pada Rabu (18/9).

Pemotongan bunga The Fed ini mengawali apa yang diharapkan sebagai pelonggaran kebijakan moneter dengan pengurangan biaya pinjaman.

The Fed menurunkan bunga karena inflasi AS bergerak menuju target sebesar 2%.

"Komite telah memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang," kata para pembuat kebijakan di komite penetapan suku bunga bank sentral AS dalam pernyataan terbaru seperti dikutip Reuters.

Namun, keputusan itu tidak bulat karena ada perbedaan pendapat dari Gubernur Michelle Bowman yang hanya mendukung pemotongan seperempat poin persentase atau 25 basis poin.

Para pembuat kebijakan melihat suku bunga acuan Fed turun 50 basis poin lagi pada akhir tahun ini, lalu 100 basis poin pada tahun 2025, dan 50 basis poin pada tahun 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75%-3,00%.

Titik akhir mencerminkan sedikit peningkatan, dari 2,8% menjadi 2,9%, dalam suku bunga dana federal jangka panjang, yang dianggap sebagai sikap "netral" yang tidak mendorong maupun menghambat aktivitas ekonomi.

Ringkasan Penting:

Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve atau The Fed, memangkas suku bunga sebesar 0,5 poin persentase (50 basis poin) menjadi 4,75% - 5,00%.

Pemotongan bunga The Fed ini mengawali pelonggaran kebijakan moneter yang stabil dengan pengurangan biaya pinjaman yang lebih besar dari biasanya.

Para pembuat kebijakan memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi bergerak secara berkelanjutan menuju 2%, dan menilai bahwa risiko untuk mencapai sasaran ketenagakerjaan dan inflasi secara kasar seimbang.

Para pembuat kebijakan melihat suku bunga acuan Fed turun 50 basis poin lagi pada akhir tahun ini, lalu 100 basis poin pada tahun 2025, dan 50 basis poin pada tahun 2026 hingga berakhir pada kisaran 2,75% - 3,00%.

Inflasi "tetap agak tinggi", pernyataan Fed mengatakan para pembuat kebijakan memilih untuk memangkas suku bunga semalam ke kisaran 4,75% - 5,00% "mengingat kemajuan inflasi dan keseimbangan risiko."

Fed "akan siap untuk menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan Komite," dengan memperhatikan "kedua sisi mandat gandanya" untuk harga yang stabil dan lapangan kerja yang maksimal.

Meskipun inflasi "tetap agak tinggi," pernyataan Fed mengatakan para pembuat kebijakan memilih untuk memangkas suku bunga semalam ke kisaran 4,75%-5,00% "mengingat kemajuan inflasi dan keseimbangan risiko."

Fed "akan siap untuk menyesuaikan sikap kebijakan moneter sebagaimana mestinya jika muncul risiko yang dapat menghambat pencapaian tujuan Komite," dengan memperhatikan "kedua sisi mandat gandanya" untuk harga yang stabil dan lapangan kerja yang maksimal.

Ketua Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers pada pukul 2:30 siang EDT (1830 GMT) untuk membahas keputusan kebijakan dan prospek ekonomi. Pertemuan kebijakan Fed minggu ini adalah yang terakhir sebelum para pemilih pergi ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan presiden AS yang diperkirakan akan berlangsung ketat pada tanggal 5 November.

Besarnya pemangkasan awal kemungkinan akan menimbulkan pertanyaan tentang strategi Fed, dan apakah para pembuat kebijakan hanya mencoba memperhitungkan penurunan cepat inflasi sejak tahun lalu. Atau mengatasi kekhawatiran di antara beberapa pejabat bahwa pasar kerja AS mungkin melemah lebih cepat dari yang diinginkan atau dibutuhkan untuk memastikan inflasi kembali sepenuhnya ke target Fed sebesar 2%.

Saat ini sekitar setengah poin persentase di atas itu, dan proyeksi ekonomi baru sekarang menunjukkan tingkat kenaikan tahunan dalam indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi turun menjadi 2,3% pada akhir tahun ini dan turun menjadi 2,1% pada akhir tahun 2025.

Tingkat pengangguran AS terlihat berakhir tahun ini pada 4,4%, lebih tinggi dari 4,2% saat ini, dan tetap di sana hingga tahun 2025. Pertumbuhan ekonomi terlihat pada 2,1% hingga 2024 dan 2% tahun depan, sama seperti pada putaran proyeksi terakhir yang dikeluarkan pada bulan Juni.

The Fed telah mempertahankan suku bunga kebijakannya dalam kisaran 5,25%-5,50% sejak Juli 2023 karena inflasi turun dari level tertinggi dalam 40 tahun ke level yang sekarang mendekati target bank sentral.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Palestina Menang Telak di Majelis Umum PBB, Israel Harus Angkat Kaki

 

 

Pemungutan suara di Majelis Umum PBB memutuskan mendukung resolusi tidak mengikat Palestina yang menuntut agar Israel mengakhiri “kehadirannya yang melanggar hukum” di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki dalam waktu satu tahun. Hanya 14 negara menolak resolusi itu, termasuk Amerika Serikat yang merupakan sekutu dekat Israel.

Hasil pemungutan suara di badan dunia yang beranggotakan 193 negara itu adalah 124 berbanding 14, dengan 43 abstain. Di antara pihak yang menentang adalah Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel.

Resolusi tersebut diadopsi ketika serangan brutal Israel di jalur Gaza mendekati tahun pertamanya dan ketika kekerasan di Tepi Barat mencapai titik tertinggi baru.

Meskipun resolusi tersebut tidak mengikat secara hukum, besarnya dukungan yang diberikan mencerminkan opini dunia yang kian membela Palestina. Tidak ada hak veto di Majelis Umum, tidak seperti di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 orang.

Resolusi tersebut juga menuntut penarikan seluruh pasukan Israel dan evakuasi pemukim dari wilayah pendudukan Palestina “tanpa penundaan.” Dan mereka mendesak negara-negara untuk menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang bertanggung jawab menjaga kehadiran Israel di wilayah tersebut dan menghentikan ekspor senjata ke Israel jika senjata tersebut dicurigai digunakan di wilayah tersebut.

Selain itu, resolusi tersebut menyerukan agar Israel membayar ganti rugi kepada warga Palestina atas kerusakan yang disebabkan oleh pendudukannya dan mendesak negara-negara untuk mengambil langkah-langkah untuk mencegah perdagangan atau investasi yang mempertahankan kehadiran Israel di wilayah tersebut.

Keputusan ini muncul sebagai tanggapan terhadap keputusan Mahkamah Agung PBB pada bulan Juli yang menyatakan bahwa kehadiran Israel di wilayah Palestina melanggar hukum dan harus diakhiri. Dalam kecaman besar-besaran terhadap kekuasaan Israel atas tanah yang direbutnya selama perang tahun 1967, Mahkamah Internasional mengatakan Israel tidak mempunyai hak atas kedaulatan atas wilayah Palestina dan melanggar hukum internasional yang melarang perolehan tanah tersebut dengan paksa.

Pendapat pengadilan juga tidak mengikat secara hukum. Meskipun demikian, Palestina merancang resolusi tersebut untuk mencoba menerapkan keputusan tersebut.

Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB, menyebut pemungutan suara tersebut sebagai titik balik “dalam perjuangan kita untuk kebebasan dan keadilan.”

“Ini mengirimkan pesan yang jelas bahwa pendudukan Israel harus diakhiri sesegera mungkin dan hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri harus diwujudkan,” katanya. Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengecam pemungutan suara tersebut sebagai “keputusan memalukan yang mendukung terorisme diplomatik Otoritas Palestina.”

Pertimbangan Majelis Umum mengenai resolusi tersebut dimulai pada hari Selasa ketika Mansour menekankan bahwa negara mana pun yang berpikir bahwa rakyat Palestina “akan menerima kehidupan sebagai budak” – atau yang mengklaim bahwa perdamaian dapat dicapai tanpa solusi yang adil terhadap konflik Israel-Palestina bukanlah hal yang realistis.

“Solusinya tetap menjadi negara Palestina merdeka berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, hidup berdampingan secara damai dan aman dengan Israel,” ujarnya.

Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas Greenfield mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa resolusi tersebut memiliki “sejumlah besar kelemahan.” Dia mengatakan keputusan tersebut melampaui keputusan ICJ dan tidak mengakui bahwa “Hamas adalah organisasi teroris” yang menguasai Gaza atau bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, katanya.

“Dalam pandangan kami, resolusi tersebut tidak membawa manfaat nyata bagi rakyat Palestina,” kata Thomas-Greenfield. “Saya pikir hal ini dapat memperumit situasi di lapangan, memperumit upaya kita untuk mengakhiri konflik, dan menurut saya hal ini menghambat langkah-langkah menuju solusi dua negara.”

Resolusi tersebut meminta Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres untuk menyerahkan laporan kepada Majelis Umum dalam waktu tiga bulan mengenai penerapan resolusi tersebut, “termasuk tindakan apa pun yang diambil oleh Israel, negara-negara lain dan organisasi internasional, termasuk PBB.”

“Kami sepenuhnya mematuhi keputusan Mahkamah Internasional,” kata Guterres kepada wartawan. “Saya akan melaksanakan keputusan Majelis Umum terkait hal itu.”

Mansour mengatakan kemungkinan besar Israel tidak akan menaati resolusi tersebut dan Palestina akan menindaklanjutinya dengan resolusi yang lebih kuat.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Snowden Berkoar Soal Teror Pager Mossad, Bandingkan Jika iPhone yang Meledak

 

 

 Edward Snowden, mantan kontraktor intelijen Amerika Serikat yang kini tinggal di Rusia, mengomentari aksi serangan pager ke Lebanon dan Suriah oleh Israel pada Selasa lalu. Snowden yang sempat menjadi buronan Pemerintah AS menggambarkan tindakan tersebut sebagai kecerobohan dan setara dengan aksi terorisme.

Lebih lanjut, Snowden mengatakan, apabila iPhone yang keluar dari pabrik dengan bahan peledak di dalamnya, media akan jauh lebih cepat mengetahui peristiwa mengerikan yang telah terjadi saat ini. "Tidak ada yang bisa membenarkan hal ini. Ini adalah kejahatan. Kejahatan. Dan semua orang di dunia menjadi kurang aman karenanya,"kata dia lewat X.

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad telah mengonfirmasi bahwa 9 syuhada telah tewas sejauh ini akibat ledakan pager pada Selasa. Dia mencatat, sebanyak 2.750 orang terluka, termasuk sekitar 200 orang dalam kondisi kritis, di 100 rumah sakit.

Serangan siber Israel menyebabkan ledakan ratusan pager, yang mengakibatkan banyak korban di beberapa wilayah di Lebanon, termasuk Beirut, Bekaa, dan wilayah selatan. Abiad merinci dalam konferensi pers bahwa sebagian besar cedera, dalam penghitungan awal yang diumumkannya, terjadi di wajah, mata, tangan, atau perut.

"Mereka meledakkan banyak sekali orang yang sedang mengemudi (artinya mobil yang tidak terkendali), berbelanja (anak-anak Anda berada di kereta dorong bayi dan berdiri di belakangnya di antrean kasir), dan lain sebagainya. Tidak bisa dibedakan dari terorisme,"kata Snowden.

Snowden juga menyatakan, pola cedera—yang secara konsisten parah dan meluas—menunjuk pada penggunaan bahan peledak yang ditanam alih-alih malfungsi yang tidak disengaja. "Seiring masuknya informasi tentang ledakan pager di Lebanon, tampaknya sekarang kemungkinan besar itu adalah bahan peledak yang ditanam, bukan hasil peretasan. Mengapa? Terlalu banyak cedera yang konsisten dan sangat serius. Jika itu adalah baterai yang terlalu panas yang meledak, Anda akan mengharapkan lebih banyak kebakaran kecil dan kesalahan tembak."

Usai serangan pager  maut yang menewaskan sembilan jiwa dan ribuan orang terluka, Lebanon kembali mendapat serangan teror yang diduga dari agen mata-mata Israel, Mossad, pada Rabu (18/9/2024).

Radio genggam yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah meledak di selatan Lebanon pada hari paling mematikan di negara itu sejak pertempuran lintas batas meletus antara militan dan Israel hampir setahun yang lalu, lapor Reuters.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang terluka di pinggiran kota Beirut dan Lembah Bekaa. Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan teror pager pada Selasa meningkat menjadi 12 orang, termasuk dua anak-anak, dengan hampir 3.000 orang terluka.

Pejabat Israel belum mengomentari ledakan itu, tetapi sumber keamanan mengatakan badan mata-mata Israel Mossad bertanggung jawab. Seorang pejabat Hizbullah mengatakan, serangan tersebut menjadi pelanggaran keamanan terbesar dalam sejarah kelompok itu.

 

 

 

Ada Potensi Perang Besar Pascaledakan Pager di Lebanon, Ini Peringatan Sekjen PBB

 

 

- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, pada Rabu (18/9/2024) memperingatkan "risiko serius peningkatan eskalasi" di Lebanon setelah serangkaian ledakan pager atau penyeranta. Bukan tidak mungkin, perang besar akan terjadi sebagai balasan Hizbullah kepada Israel.

"Saya pikir apa yang terjadi sangat serius, tidak hanya karena jumlah korban yang ditimbulkan, tetapi juga karena adanya indikasi bahwa peristiwa ini dipicu," kata Guterres kepada para wartawan, Rabu (18/9/2024).

Pernyataannya ini muncul sehari setelah sedikitnya 12 orang, termasuk anak-anak, tewas dan ribuan lainnya terluka saat pager milik anggota Hizbullah meledak di seluruh Lebanon. Kelompok Hizbullah Lebanon memastikan bahwa sedikitnya dua anggotanya tewas dan banyak yang terluka dalam ledakan tersebut, serta menuding Israel bertanggung jawab penuh atas insiden tersebut.

"Karena jelas bahwa logika di balik meledakkan semua perangkat ini adalah sebagai langkah serangan pencegahan sebelum operasi militer besar. Jadi, sama pentingnya dengan kejadian itu sendiri adalah indikasi bahwa peristiwa ini mengonfirmasi adanya risiko serius peningkatan eskalasi di Lebanon, dan segala sesuatu harus dilakukan untuk mencegah eskalasi tersebut," kata Guterres.

Ledakan pager ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan antara Israel dan Hizbullah, yang telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan mematikan Tel Aviv di Jalur Gaza. Serangan tiada henti Israel di Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 41.200 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pakar: Serangan terhadap sistem komunikasi di Lebanon "tindakan teror"

 

 

Serangan terhadap sistem perangkat komunikasi di Lebanon, yang diduga dilakukan oleh Israel, dapat disebut sebagai sebuah tindak terorisme, demikian menurut Pakar Timur Tengah dari Universitas Indonesia (UI) Yon Machmudi.

“Karena bagaimanapun, sasaran korban (serangan) tak bisa diprediksi dan justru banyak menyasar ke warga sipil dan orang-orang yang tidak terlibat dalam peperangan,” ucap Yon saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menurut Yon, serangan terhadap sistem komunikasi yang digunakan Hizbullah dapat terjadi karena ada pihak-pihak lain yang diintervensi oleh Israel.

Ia menyatakan bahwa melalui serangan sistematis tersebut, Israel berupaya menimbulkan rasa ketakutan yang besar sehingga memaksa Hizbullah menghentikan serangan terhadap Israel.

Namun, karena serangan tersebut menyebabkan jatuhnya korban sipil dan menunjukkan bahwa Hizbullah telah berhasil disusupi hingga titik yang cukup dalam, kelompok Syiah Lebanon tersebut sangat mungkin melancarkan serangan balasan.

“Tampaknya, justru (serangan ini) memperkuat dan memperbesar potensi serangan-serangan balasan yang akan dilakukan Hizbullah terhadap Israel,” kata akademisi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI itu.

Yon juga menyatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan komunitas internasional harus mengutuk serangan yang dilakukan “di luar kebiasaan” dan mengarah pada tindak terorisme tersebut, karena serangan semacam itu menyebabkan jatuhnya korban sipil dalam jumlah yang besar.

Usai ribuan unit penyeranta (pager) di seantero Lebanon tiba-tiba meledak pada Selasa (17/9), ledakan perangkat komunikasi lain seperti protofon (walkie-talkie) dilaporkan kembali terjadi pada Rabu (18/9).

Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan setidaknya 20 orang tewas dan 450 lainnya luka-luka dalam gelombang kedua ledakan perangkat komunikasi itu. Sementara, 12 orang tewas dan lebih dari 2.800 lainnya terluka dalam ledakan pertama.

Pemerintah Lebanon dan Hizbullah sama-sama menuduh serangan tersebut didalangi oleh Israel.

Sementara itu, media setempat melaporkan unit-unit protofon yang meledak tersebut dipasok ke Lebanon lima bulan yang lalu, hampir pada waktu yang bersamaan dengan datangnya unit-unit penyeranta yang meledak.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post