News Forex, Index & Komoditi ( Rabu, 16 April 2025 )
News Forex, Index & Komoditi
( Rabu, 16 April 2025 )
Harga Emas Global Naik & Cetak Rekor Baru! Investor Serbu Safe Haven di Tengah Guncangan Ekonomi Global
Harga emas melonjak ke level tertinggi sepanjang sejarah pada Rabu (16/4). Didorong oleh pelemahan dolar AS, kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global, serta ketegangan perang dagang yang kembali memanas di bawah kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Melansir Reuters, harga emas spot naik 1,1% ke level US$ 3.261,79 per ons troi pada pukul 00.28 GMT, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi US$ 3.266,65 per ons troi. Sementara itu, emas berjangka AS menguat 1,2% ke US$ 3.279,20.
Pelemahan indeks dolar AS sebesar 0,3% terhadap mata uang utama dunia membuat emas menjadi instrumen lindung nilai (safe haven) yang lebih menarik bagi investor global.
"Risiko meningkatnya resesi, ketegangan geopolitik yang tak menentu, gangguan rantai pasok global, kekhawatiran inflasi, dan arah kebijakan suku bunga yang berubah menjadikan emas berada pada posisi yang sangat kuat," tulis ANZ Research dalam catatan analis, Rabu (17/4).
Lembaga tersebut juga merevisi naik proyeksi harga emas akhir tahun menjadi US$ 3.600 per ons troi, dengan target enam bulan ke depan di US$ 3.500.
Langkah terbaru Washington yang mulai menyelidiki impor obat-obatan dan semikonduktor menunjukkan bahwa pemerintahan Trump serius menyiapkan tarif tambahan terhadap berbagai produk strategis.
Pekan lalu, AS menaikkan tarif terhadap barang-barang asal China hingga 145%, yang dibalas Beijing dengan tarif balasan sebesar 125%.
Situasi ini memperkuat daya tarik emas sebagai aset pelindung nilai. Selain itu, investor kini menanti data penjualan ritel AS yang dijadwalkan rilis hari ini sebagai petunjuk arah ekonomi dan kebijakan suku bunga The Fed ke depan.
Di pasar logam mulia lainnya, harga perak spot naik 0,3% ke US$ 32,40 per ons troi, platinum turun tipis 0,1% ke US$ 958,15, dan palladium melemah 0,1% ke US$ 970,25
Harga Minyak Dunia Menguat, Pasar Cermati Arah Baru Tarif AS
Harga minyak mentah bergerak mendatar pada perdagangan Selasa (15/4), seiring investor mencerna perkembangan terbaru seputar kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berubah-ubah, serta mempertimbangkan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak.
Melansir Reuters, harga minyak Brent turun 21 sen atau 0,3% ke US$64,67 per barel. Sementara West Texas Intermediate (WTI) juga turun 20 sen atau 0,3% ke US$61,33 per barel.
Kebijakan perdagangan AS yang tidak konsisten telah menciptakan ketidakpastian bagi pasar minyak global.
Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pun memangkas proyeksi permintaan minyak dunia pada Senin lalu.
Selasa ini, Badan Energi Internasional (IEA) juga memangkas proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun 2025 menjadi yang paling lambat dalam lima tahun terakhir, akibat kekhawatiran atas dampak tarif Trump terhadap ekonomi dunia.
Ketidakpastian tersebut mendorong sejumlah bank besar seperti UBS, BNP Paribas, dan HSBC untuk menurunkan proyeksi harga minyak mereka.
“Jika perang dagang semakin memburuk, skenario terburuk kami—yakni resesi mendalam di AS dan hard landing di China—dapat mendorong harga Brent turun ke kisaran US$40-60 per barel dalam beberapa bulan ke depan,” ujar analis UBS, Giovanni Staunovo.
Kekhawatiran soal tarif Trump dan peningkatan pasokan dari OPEC+ (termasuk Rusia) telah menyebabkan harga minyak turun sekitar 13% sepanjang bulan ini.
Namun, harga mendapat sedikit dukungan setelah Trump menyatakan pada Senin bahwa ia sedang mempertimbangkan untuk mengubah tarif 25% atas impor mobil dari Meksiko dan negara lain.
“Pemerintah AS mengumumkan berbagai kebijakan tarif yang saling bertentangan—mulai dari membebaskan elektronik, lalu menyatakan pembebasan itu bersifat sementara, dan kini mempertimbangkan perubahan tarif mobil,” tulis analis dari Gelber and Associates dalam catatannya.
Di sisi lain, para eksekutif perbankan di AS memperingatkan bahwa belanja konsumen dapat terpukul jika gejolak akibat kebijakan tarif terus berlanjut.
Data terbaru menunjukkan harga impor AS secara tak terduga turun pada Maret, dipengaruhi oleh turunnya biaya produk energi—menandakan tren inflasi yang mulai reda sebelum tarif Trump berlaku.
Namun, sebagian analis khawatir bahwa tarif justru bisa memicu inflasi, menyulitkan The Fed untuk memangkas suku bunga.
Kebijakan suku bunga yang tinggi biasanya diterapkan untuk menekan inflasi, namun dapat mengurangi daya beli dan permintaan energi.
Meski Trump mendukung eksplorasi minyak dalam negeri, Administrasi Informasi Energi AS (EIA) memperkirakan produksi minyak AS akan memuncak di level 14 juta barel per hari pada 2027, lalu stabil hingga akhir dekade sebelum mulai menurun tajam.
Pasar kini menantikan data stok minyak AS dari API (American Petroleum Institute) yang akan dirilis Selasa malam dan data resmi EIA pada Rabu.
Analis memprediksi ada penarikan sekitar 1 juta barel dari stok selama pekan yang berakhir 11 April, dibanding penambahan 2,7 juta barel pada pekan yang sama tahun lalu dan rata-rata 4,2 juta barel dalam lima tahun terakhir (2020–2024).
Perkembangan di China dan Eropa
Di China, ekspor melonjak pada Maret karena pabrik-pabrik mempercepat pengiriman sebelum tarif AS diberlakukan. Namun, meningkatnya tensi dagang dengan AS membayangi prospek pertumbuhan ekonomi.
Perdana Menteri China Li Qiang menyerukan agar eksportir negara itu mendiversifikasi pasar dan memperkuat konsumsi domestik untuk menghadapi perubahan eksternal yang "mendalam".
Sementara di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) melaporkan bahwa sejumlah bank memperketat penyaluran kredit dan kemungkinan akan terus melakukannya karena kekhawatiran atas dampak ekonomi dari kebijakan tarif AS.
Di Jerman, sentimen investor pada April mengalami penurunan terbesar sejak invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022—sekali lagi dipicu oleh ketidakpastian akibat tarif AS.
Wall Street Ditutup Melemah Tipis, Ketidakpastian Tarif Bikin Gelisah
Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup sedikit melemah pada Selasa (15/4), seiring masih tingginya ketidakpastian terkait kebijakan tarif.
Saham sektor konsumer dan kesehatan mengalami pelemahan, meskipun laporan keuangan yang solid dari sektor perbankan memberikan sedikit penopang.
Secara keseluruhan, Dow Jones Industrial Average turun 155,83 poin atau 0,38% ke level 40.368,96. S&P 500 melemah 9,34 poin atau 0,17% ke 5.396,63. Sedangkan Nasdaq Composite turun 8,32 poin atau 0,05% ke 16.823,17.
Saham Bank of America dan Citigroup menguat setelah merilis laporan kinerja yang positif. Namun, para eksekutif bank memperingatkan bahwa belanja konsumen di AS menghadapi risiko besar jika ketegangan akibat kebijakan dagang Presiden Donald Trump terus berlanjut.
Salah satu pemberat utama indeks Dow Jones adalah saham Boeing, yang merosot 2,4%.
Bloomberg melaporkan bahwa China memerintahkan maskapai domestiknya untuk menghentikan penerimaan pesawat baru dari Boeing, sebagai respons atas keputusan AS memberlakukan tarif 145% terhadap produk-produk China.
Dokumen resmi pemerintah AS yang dirilis pada Senin (14/4) menunjukkan bahwa pemerintahan Trump juga melanjutkan penyelidikan terhadap impor produk farmasi dan semikonduktor, sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif pada sektor-sektor tersebut.
Pengumuman tarif besar-besaran oleh Trump pada 2 April lalu telah memicu gejolak di pasar dan memunculkan kekhawatiran akan terjadinya perang dagang global serta potensi resesi.
Aktivitas perdagangan pasar memang sedikit lebih tenang pekan ini, tetapi para investor masih sulit memalingkan perhatian dari isu tersebut.
"Sejauh ini laporan kinerja perusahaan cukup baik, tetapi pasar masih dibayangi ketidakpastian seputar tarif dan perdagangan. Saat ini, hanya itu yang menjadi katalis utama," kata Ross Mayfield, analis investasi di Baird, Louisville, Kentucky.
"Di hari-hari seperti ini, ketika tidak ada katalis baru, pasar jadi cenderung lesu dan tidak punya arah, dan itulah yang kita lihat hari ini," lanjutnya.
Saham Johnson & Johnson ditutup turun 0,5% setelah perusahaan meleset dari ekspektasi penjualan perangkat medis, meskipun berhasil melampaui estimasi pendapatan dan laba kuartal pertama.
Sementara itu, Barclays pada Selasa menurunkan peringkat sektor otomotif dan mobilitas AS, dengan alasan tarif dari Trump bisa menekan laba produsen mobil.
Saham Ford turun 2,7%, General Motors merosot 1,3%, dan indeks sektor konsumer discretionary S&P 500 melemah 0,8%.
Di sektor kesehatan, saham Merck & Co juga ditutup turun 1%.
Bank of America membukukan laba kuartal pertama yang melampaui perkiraan berkat kenaikan pendapatan bunga, dengan sahamnya naik 3,6%.
Perusahaan-perusahaan dalam indeks S&P 500 baru saja mulai melaporkan hasil kuartal I-2025, namun perubahan kebijakan dagang AS membuat proyeksi kinerja menjadi buram, dan banyak eksekutif kemungkinan enggan memberikan panduan laba ke depan.
"Sebagian besar kinerja kuartal I terjadi dalam kondisi dunia yang kini sudah berubah," kata Mayfield.
"Fokus akan bergeser ke panduan kinerja selanjutnya, dan saya memperkirakan banyak perusahaan akan memilih untuk menunda atau mencabut panduan mereka."
CEO Johnson & Johnson menambahkan bahwa tarif terhadap produk farmasi bisa menyebabkan gangguan rantai pasok dan kebijakan pajak yang mendukung akan menjadi cara yang lebih efektif untuk mendorong kapasitas produksi obat dan alat kesehatan di AS.
Keras! Pejabat China Sebut Tarif AS Ingin Mengambil Nyawa Hong Kong
Ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas.
Salah satu pejabat tinggi China yang mengawasi urusan Hong Kong, Xia Baolong, menyebut perang tarif yang dilancarkan AS sebagai tindakan "sangat memalukan" dan bertujuan "mengambil nyawa Hong Kong".
Pernyataan keras ini disampaikan Xia, Direktur Kantor Urusan Hong Kong dan Makau di bawah Dewan Negara China, dalam pidato yang disiarkan televisi saat peringatan Hari Pendidikan Keamanan Nasional di Hong Kong, Selasa (15/4).
"Bangsa China, termasuk rakyat Hong Kong, tidak pernah takut pada penindasan. Ancaman dan pemaksaan bukanlah cara yang tepat untuk berurusan dengan China," tegas Xia.
Ia bahkan menyindir, "Biarkan para petani di Amerika menangis di hadapan 5.000 tahun peradaban China."
Komentar tersebut muncul di tengah aksi saling balas tarif antara dua ekonomi terbesar dunia.
China baru saja menaikkan tarif impor atas barang-barang AS hingga 125%, sebagai respons atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang secara efektif menaikkan tarif produk China menjadi 145%.
Sebelumnya, Wakil Presiden AS JD Vance melontarkan pernyataan kontroversial bahwa AS "meminjam dan membeli dari petani-petani China", yang kemudian menuai kecaman dari Beijing.
Hong Kong, sebagai Daerah Administratif Khusus China, kini turut terdampak kebijakan tarif AS. Washington tidak lagi menganggap Hong Kong sebagai entitas dagang yang terpisah dari China daratan, menyusul pemberlakuan Undang-Undang Keamanan Nasional di kota tersebut.
Meski demikian, Pemimpin Eksekutif Hong Kong, John Lee, menyatakan pekan lalu bahwa pihaknya tidak berencana membalas dengan tarif balasan terhadap AS.
Hong Kong tetap mempertahankan statusnya sebagai pusat perdagangan bebas internasional.
Sementara itu, pemerintah Beijing menyebut strategi tarif Presiden Trump sebagai "lelucon" dan tidak akan menggoyahkan sikap China dalam menghadapi tekanan asing.
Harvard Tolak Tuntutan Trump, Dana Hibah US$2,2 Miliar Langsung Dibekukan
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membekukan lebih dari US$2,2 miliar (sekitar Rp35 triliun) pendanaan federal untuk Harvard University pada Senin (14/4).
Menyusul penolakan kampus tersebut terhadap tuntutan pemerintah untuk mengakhiri kebijakan keberagaman.
Langkah ini diumumkan oleh Gugus Tugas Departemen Pendidikan AS untuk pemberantasan antisemitisme.
Selain dana hibah multi-tahun sebesar US$2,2 miliar, pemerintah juga menghentikan kontrak bernilai US$60 juta kepada Harvard.
Dalam surat publik, Presiden Harvard Alan Garber menyatakan bahwa tuntutan pemerintah "mengancam nilai-nilai Harvard sebagai institusi swasta yang menjunjung kebebasan akademik."
Ia menegaskan, tidak ada pemerintah yang seharusnya menentukan siapa yang bisa diajar, diterima, atau dipekerjakan di perguruan tinggi swasta.
Trump menuding universitas-universitas elit AS, termasuk Harvard dan Columbia, gagal mengatasi antisemitisme dan terlalu condong ke arah aktivisme kiri.
Pemerintahannya juga mulai membatalkan visa dan memproses deportasi mahasiswa asing yang terlibat unjuk rasa pro-Palestina, menimbulkan kekhawatiran akan kebebasan sipil dan akademik.
Dalam surat tertanggal Jumat lalu, Departemen Pendidikan AS menuntut Harvard:
Mengakhiri perekrutan dan penerimaan mahasiswa berdasarkan ras atau asal negara.
Menyaring pelamar asing yang dinilai “tidak sejalan dengan nilai-nilai Amerika”.
Melibatkan panel eksternal untuk mengaudit keragaman pandangan di seluruh departemen.
Melaporkan mahasiswa asing yang melanggar aturan kampus ke otoritas imigrasi.
Langkah ini menambah tekanan terhadap sektor pendidikan tinggi AS.
Columbia University juga dilaporkan sedang menghadapi pemaksaan persetujuan hukum (consent decree) agar mengikuti pedoman federal dalam mengatasi antisemitisme. Pendanaan sebesar US$400 juta untuk kampus tersebut telah ditangguhkan.
Menanggapi potensi krisis likuiditas akibat pemotongan dana, Harvard dilaporkan sedang mengupayakan pinjaman sebesar US$750 juta dari Wall Street.
China Tuding NSA AS Lakukan Serangan Siber Canggih, Tiga Agen Masuk Daftar Buronan
Kepolisian China di Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, menuding Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) telah meluncurkan serangan siber canggih yang menargetkan sejumlah industri penting selama Asian Winter Games pada Februari lalu.
Dalam laporan yang disampaikan kantor berita resmi Xinhua pada Selasa (15/4), otoritas China juga menambahkan tiga agen NSA yang diduga terlibat dalam peretasan ke dalam daftar buronan.
Selain itu, mereka menyebut Universitas California dan Virginia Tech terlibat dalam serangan ini, meski tidak dijelaskan secara rinci bagaimana peran kedua institusi tersebut.
“NSA telah meluncurkan serangan siber terhadap industri-industri penting seperti energi, transportasi, sumber daya air, komunikasi, serta lembaga penelitian pertahanan nasional di Provinsi Heilongjiang,” kata Biro Keamanan Publik Kota Harbin dalam pernyataannya.
Laporan tersebut menyebut serangan dilakukan dengan tujuan melemahkan infrastruktur informasi kritis China, menciptakan kekacauan sosial, dan mencuri informasi rahasia penting.
Pihak Kedutaan Besar AS di China belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirimkan melalui email.
Xinhua menyebut serangan NSA dilakukan selama penyelenggaraan Asian Winter Games dan "diduga mengaktifkan backdoor yang telah dipasang sebelumnya" di sistem operasi Microsoft Windows pada sejumlah perangkat di wilayah tersebut.
Tiga individu yang disebutkan namanya dalam laporan diklaim "berulang kali melakukan serangan terhadap infrastruktur informasi kritis China serta berpartisipasi dalam peretasan terhadap Huawei dan perusahaan lainnya".
Sementara itu, pemerintah AS secara rutin menuduh peretas yang didukung negara China melancarkan serangan terhadap infrastruktur penting dan lembaga pemerintahan Amerika.
Bulan lalu, Washington mengumumkan dakwaan terhadap sejumlah peretas asal China yang dituduh menyerang Badan Intelijen Pertahanan AS, Departemen Perdagangan AS, serta kementerian luar negeri di Taiwan, Korea Selatan, India, dan Indonesia.
Beijing membantah semua tuduhan keterlibatan dalam spionase siber di luar negeri.
Dalam dua tahun terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, sejumlah lembaga dan institusi pemerintah China juga mulai balik menuduh Amerika Serikat dan sekutunya terlibat dalam aktivitas peretasan dan pencurian data.
Pada Desember lalu, China mengklaim telah mendeteksi dan menangani dua serangan siber dari AS yang menargetkan perusahaan teknologi domestik sejak Mei 2023, yang bertujuan mencuri rahasia dagang—meski kala itu otoritas China tidak menyebutkan lembaga AS mana yang terlibat.
Presiden AS Trump Perluas Investigasi Impor Obat dan Chip, Buka Jalan ke Tarif Baru
Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Donald Trump resmi memulai investigasi terhadap impor farmasi dan semikonduktor.
Langkah ini membuka jalan bagi penerapan tarif baru atas dasar alasan keamanan nasional, menurut pengumuman yang dimuat dalam Federal Register, Senin (14/4).
Investigasi ini dilakukan dengan menggunakan Pasal 232 Trade Expansion Act 1962—aturan yang sebelumnya digunakan Trump untuk mengenakan tarif pada baja, aluminium, dan otomotif.
Investigasi terhadap sektor obat dan chip dimulai sejak 1 April dan akan melalui masa konsultasi publik selama 21 hari.
Trump menilai ketergantungan AS terhadap produksi luar negeri, khususnya dari China dan Taiwan, menjadi ancaman strategis.
Ia juga mengumumkan bahwa tarif baru untuk semikonduktor akan diumumkan dalam waktu sepekan, meski ada kemungkinan pengecualian bagi perusahaan tertentu.
"AS tidak boleh bergantung pada negara lain untuk pasokan chip dan obat-obatan," tegas Trump dalam pernyataan akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Trump telah mengecualikan sejumlah produk teknologi seperti smartphone dan komputer dari tarif timbal balik sebesar 125%.
Namun, tarif dasar 10% untuk sebagian besar impor AS mulai diberlakukan sejak 5 April.
Langkah ini memicu gejolak di pasar keuangan. Indeks saham utama AS turun lebih dari 10% dari rekor tertinggi pasca pemilu, dan sejumlah ekonom memperingatkan potensi peningkatan pengangguran dan inflasi.
Gubernur The Fed, Christopher Waller, bahkan menyebut kebijakan tarif Trump sebagai "salah satu guncangan terbesar bagi ekonomi AS dalam beberapa dekade terakhir."
Industri farmasi menyuarakan kekhawatiran bahwa tarif dapat memicu kelangkaan dan membatasi akses obat bagi pasien.
Beberapa pelaku industri meminta tarif diberlakukan secara bertahap agar dapat mengalihkan produksi ke dalam negeri.
Analis Bernstein, Courtney Breen, memprediksi pengumuman tarif akan dilakukan pada pertengahan Mei, dengan kisaran tarif antara 10% hingga 25%.
"Industri berharap ada waktu adaptasi dan kemungkinan pengecualian," ujarnya.
Sementara itu, CEO Consumer Technology Association Gary Shapiro mengkritik penggunaan Pasal 232 untuk produk teknologi, menyebutnya "dalih hukum yang dipaksakan."
"Kita butuh strategi dagang yang lebih cerdas dan terarah, dengan bekerja sama bersama sekutu untuk bersaing dengan China," tegas Shapiro.
Israel Ajukan Proposal Gencatan Senjata Baru ke Hamas, Peluang Disepakati Masih Tipis
Mesir, selaku mediator, telah menyampaikan proposal baru dari Israel kepada Hamas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, demikian dilaporkan stasiun TV Al Qahera News yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir pada Senin (14/4).
Namun, seorang pejabat senior Hamas menyatakan sedikitnya dua poin dalam proposal itu langsung ditolak.
Menurut sumber yang dikutip Al Qahera, para mediator kini menunggu tanggapan resmi dari Hamas.
Dalam pernyataan terpisah, Hamas menyebut pihaknya masih mempelajari isi proposal dan akan memberikan jawaban “secepatnya”.
Namun kelompok militan tersebut kembali menegaskan bahwa syarat utama gencatan senjata adalah penghentian penuh agresi militer Israel dan penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.
Pejabat senior Hamas, Sami Abu Zuhri, mengatakan kepada Reuters bahwa proposal baru tersebut belum memenuhi tuntutan kelompoknya agar Israel secara eksplisit berkomitmen menghentikan semua operasi militer.
Yang membuat situasi makin rumit, untuk pertama kalinya dalam proposal itu Israel juga meminta pelucutan senjata Hamas dalam tahap negosiasi berikutnya – sebuah permintaan yang langsung ditolak tegas oleh kelompok tersebut.
“Menyerahkan senjata perlawanan adalah sejuta garis merah. Itu tidak akan dipertimbangkan, apalagi dibahas,” kata Abu Zuhri.
Israel belum memberikan komentar terkait laporan proposal tersebut.
Kepala Lembaga Informasi Negara Mesir mengatakan kepada Al Qahera bahwa “Hamas sangat memahami nilai waktu saat ini dan saya yakin tanggapannya terhadap proposal Israel akan segera diberikan.”
Israel kembali melanjutkan ofensif militernya di Gaza sejak Maret lalu, mengakhiri gencatan senjata yang berlaku sejak akhir Januari.
Putaran terbaru perundingan yang berlangsung Senin di Kairo kembali gagal mencapai terobosan, menurut sumber Palestina dan Mesir.
Hamas bersikukuh bahwa Israel harus menyatakan komitmen untuk menghentikan perang dan menarik seluruh pasukannya dari Gaza, sebagaimana tertuang dalam kesepakatan gencatan senjata tiga tahap yang pernah disepakati awal tahun ini.
Sementara itu, Israel menyatakan tidak akan menghentikan perang sebelum Hamas dilenyapkan dan seluruh sandera Israel dikembalikan.
“Hamas siap membebaskan semua sandera dalam satu tahap asalkan perang dihentikan dan tentara Israel ditarik dari Gaza,” ujar Abu Zuhri.
Sejak ofensif dilanjutkan bulan lalu, otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 1.500 warga Palestina tewas.
Serangan juga telah menyebabkan ratusan ribu warga mengungsi dan memperketat blokade atas semua pasokan yang masuk ke wilayah tersebut.
Saat ini masih terdapat 59 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup menurut pemerintah Israel.
CEO AMD: Siap Produksi Chip di Pabrik TSMC Arizona, Komitmen Perluas Server AI di AS
CEO Advanced Micro Devices (AMD) Lisa Su menyatakan, perusahaannya siap memulai produksi chip di fasilitas milik Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) di Arizona, Amerika Serikat (AS).
Ia juga menegaskan komitmen AMD untuk meningkatkan produksi server berbasis kecerdasan buatan (AI) di dalam negeri AS.
Pernyataan tersebut disampaikan Su kepada awak media saat menghadiri acara di Universitas Nasional Taiwan, Taipei, pada Selasa (16/4).
“Kami siap memulai produksi,” ujar Su singkat, merujuk pada pabrik TSMC di Arizona.
Langkah ini muncul di tengah ketidakpastian terkait kebijakan tarif baru Amerika Serikat terhadap impor semikonduktor.
Presiden AS Donald Trump pada Minggu lalu mengatakan akan mengumumkan tarif baru untuk chip impor dalam waktu dekat, namun membuka kemungkinan fleksibilitas bagi sejumlah perusahaan di sektor tersebut.
AMD, yang dikenal sebagai salah satu penyedia chip terbesar untuk komputer pribadi, selama ini sangat bergantung pada TSMC—produsen chip kontrak terbesar di dunia asal Taiwan—untuk proses manufaktur semikonduktornya.
Rencana produksi di fasilitas TSMC Arizona dipandang sebagai bagian dari upaya diversifikasi rantai pasok AMD sekaligus mendukung kebijakan Washington yang mendorong relokasi industri semikonduktor strategis ke dalam negeri.
Media Israel: Netanyahu Bernafsu Perang , tapi SDM Berkurang Parah, IDF Menuju Kehancuran
Ambisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk terus perang tak pernah berkurang. Segala perintah dia keluarkan untuk melangusngkan bakuhantam. Namun ternyata, perintah itu tak berbanding lurus dengan ketersediaan sumber daya untuk perang.
Sumber militer di Tel Aviv mengungkapkan bahwa Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Eyal Zamir, mengeluh di depan rapat kabinet resmi tentang kekurangan tenaga kerja yang parah di militer. Ia menegaskan bahwa kekurangan ini merupakan hambatan besar dalam mencapai tujuan perang di Jalur Gaza dan dapat mencegahnya tercapai sepenuhnya.
Selama diskusi baru-baru ini dengan elite politik, Zamir menekankan, menurut apa yang dilaporkan Yedioth Ahronoth pada hari Senin, bahwa kekurangan prajurit tempur ini membatasi kemampuan tentara untuk sepenuhnya mencapai tujuan pemerintah Israel.
Zamir mencatat bahwa pemerintah yang dipimpin oleh Benjamin Netanyahu terus mengandalkan peralatan militer dan pejuang IDF untuk melancarkan perang, tanpa upaya politik paralel yang dapat melengkapi operasi militer di lapangan.
Situasi tentara saat ini tidak memadai untuk mencapai tujuan yang dinyatakan, terutama mengingat tidak adanya rencana politik untuk menyertai upaya militer dan memberikan alternatif bagi Hamas di Jalur Gaza.
Menteri Israel disambar geledek
Pemerintah telah membocorkan bahwa perkataan Zamir bagaikan petir yang menyambar para menteri, terutama di kubu ekstrem kanan yang dipimpin oleh menteri Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, serta sayap ekstremis partai Likud.
Orang-orang ini telah melakukan segala cara yang mereka bisa untuk menghasut mantan Kepala Staf, Herzi Halevi, agar meninggalkan jabatannya karena ia sama sekali tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah, dan mereka membawa Zamir sendiri kepada Kepala Staf untuk memperkenalkan kebijakan baru yang agresif dan konfrontatif.
Dia kemudian menggunakan argumen dan kata-kata yang sama untuk menjelaskan mengapa dia tidak dapat mencapai tujuan perang, yaitu melenyapkan Hamas sebagai organisasi dan sistem pemerintahan, dan mengembalikan tentara yang diculik.
Para menteri terkejut dengan semangat independen yang mulai ditunjukkan Zamir, karena ia telah menyatakan kesetiaannya kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di awal sesi. Mereka mulai bertanya-tanya apakah dia telah menipu mereka hingga dia memperoleh kekuasaan, atau apakah dia berkoordinasi dengan Netanyahu untuk membawa perubahan mendadak, berdasarkan keinginan dan perintah pemerintah AS.
Kekurangan sangat parah
Divisi tenaga kerja militer Israel telah berulang kali mengonfirmasikan kekurangan personel yang parah dalam beberapa bulan terakhir, tetapi dalam beberapa minggu terakhir, ia telah berbicara tentang krisis kekurangan pasukan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam beberapa dekade.
Lebih dari 100.000 tentara cadangan telah berhenti bertugas, sementara beberapa menolak untuk bergabung dalam perang karena apa yang dilaporkan media Israel sebagai alasan "moral".
Media berbahasa Ibrani mengutip sumber terpercaya yang mengatakan bahwa persentase prajurit cadangan yang bergabung dengan unit tempur adalah antara 60 dan 70 persen dalam skenario terbaik, sementara beberapa melaporkan persentase yang lebih rendah, berkisar antara 40 dan 50 persen.
Zamir menjelaskan bahwa komitmen untuk wajib militer ke dalam jajaran tentara pendudukan, bahkan dalam unit tempur, telah menjadi sangat rendah.
Prestasi berubah jadi kehancuran
Kepala Staf Israel juga menekankan bahwa prestasi prajurit di medan perang mulai terkikis karena kurangnya dukungan politik yang efektif, dan memperingatkan bahwa kebuntuan yang berkelanjutan dalam mencari alternatif bagi kekuasaan Hamas di Gaza akan merusak keuntungan apa pun di lapangan. Surat kabar itu menyimpulkan dengan menyatakan bahwa kabinet keamanan tetap bertekad untuk mengabaikan alternatif politik atau rencana pascaperang apa pun, meskipun Zamir menyerukan kepada para menteri untuk "meninggalkan ilusi mereka," seperti yang ia gambarkan, mengingat kekurangan pasukan yang serius.
Patut dicatat bahwa lembaga politik sayap kanan, yang dipimpin oleh Netanyahu, menganggap terlibat dalam pengakuan semacam itu seperti mencetak gol bunuh diri, dan memperingatkan bahwa menerbitkan berita seperti itu dapat mendorong Hamas untuk memperketat persyaratannya dalam kesepakatan tersebut. Namun, pimpinan TNI menganggap keterusterangan tersebut merupakan senjata ampuh di tangan TNI dalam mempererat rasa saling percaya antara TNI dengan masyarakat.
IDF bangkang perintah Netanyahu
Sekelompok 1.000 anggota dan mantan personel cadangan Angkatan Udara Israel pada Kamis (10/4) menyerukan pembebasan semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, “meskipun hal itu berarti harus mengakhiri perang” melawan kelompok Palestina, Hamas.
“Kelanjutan perang tidak lagi mendorong tercapainya tujuan-tujuan yang telah diumumkan dan justru akan menyebabkan kematian para sandera, tentara IDF (militer), dan warga sipil tak bersalah,” bunyi surat terbuka yang dipublikasikan oleh para mantan personel cadangan tersebut di sejumlah media Israel.
Surat itu menyerukan “pemulangan segera” para sandera Israel dari Gaza, dan menyatakan bahwa perang yang sedang berlangsung kini hanya melayani “kepentingan politik dan pribadi.”
“Hanya melalui kesepakatan para sandera dapat dipulangkan dengan aman, sementara tekanan militer justru memperbesar risiko kematian sandera dan membahayakan keselamatan tentara kita,” tulis mereka, sambil menyerukan warga Israel untuk “bergerak dan mengambil tindakan.”
Mantan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Dan Halutz, termasuk salah satu penandatangan surat tersebut.
Pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam para penandatangan surat itu.
“Mereka adalah kelompok ekstremis pinggiran yang kembali mencoba memecah belah masyarakat Israel dari dalam,” kata Netanyahu dalam pernyataannya.
Ia menuduh mereka memiliki satu tujuan, yaitu “menjatuhkan pemerintahan. Mereka tidak mewakili tentara maupun rakyat.”
Kepala pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa surat tersebut merusak “legitimasi” perang di Gaza, dan mendesak pimpinan militer serta angkatan udara untuk menangani isu ini “dengan cara yang paling tepat.”
Menurut harian Haaretz, Kepala Angkatan Udara Israel memutuskan untuk memberhentikan para cadangan aktif yang menandatangani surat tersebut, namun tidak menyebutkan jumlahnya.
Sementara itu, hampir 150 perwira Angkatan Laut Israel menandatangani petisi yang mendesak pemerintahan Netanyahu untuk menghentikan perang di Gaza dan memastikan pembebasan para sandera yang masih ditahan di sana, sebagaimana dilaporkan oleh harian Yedioth Ahronoth.
Kanal berita Channel 12 melaporkan bahwa ratusan prajurit yang pernah bertugas dan masih aktif dalam cadangan di Korps Lapis Baja dan Angkatan Laut turut bergabung dalam protes yang dipelopori Angkatan Udara, serta mengirim dua surat tambahan yang menuntut diakhirinya perang di Gaza dan pemulangan para sandera.
Tak lama kemudian, stasiun televisi tersebut melaporkan bahwa puluhan dokter cadangan militer turut mengirim petisi kepada pemerintah, menuntut diakhirinya perang di Gaza -- sebuah indikasi meningkatnya gelombang pembangkangan dari dalam tubuh militer Israel.
Petisi tersebut ditujukan kepada pejabat pertahanan israel, Israel Katz, dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata, Eyal Zamir. Isinya menyatakan: “Kami, para dokter dan tenaga medis cadangan yang bertugas di berbagai unit militer Israel, menuntut pemulangan segera para sandera dan penghentian perang di Jalur Gaza,” seperti dikutip kanal tersebut.
“Pada 7 Oktober 2023, kami menjawab panggilan untuk membela Israel, namun setelah lebih dari 550 hari pertempuran -- yang telah membawa dampak besar bagi negara ini -- kami dengan berat hati merasa bahwa kelanjutan perang kini lebih melayani kepentingan politik dan pribadi, bukan tujuan keamanan yang jelas,” lanjut mereka.
Israel memperkirakan masih ada 59 sandera yang ditahan di Gaza, setidaknya 22 di antaranya dipastikan masih hidup. Mereka seharusnya dibebaskan pada fase kedua kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan, yang mensyaratkan Israel untuk menarik seluruh pasukannya dari Gaza dan mengakhiri perang secara permanen.
Namun, Israel kembali melanjutkan serangan dan melanggar kesepakatan gencatan senjata pada Januari. Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah menewaskan lebih dari 50.800 warga Palestina di Gaza dan meratakan wilayah kantong tersebut menjadi puing-puing.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan, Yoav Gallant, atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas agresinya di wilayah tersebut.
Menhan AS: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Pete Hegseth, dalam pernyataan yang jarang disampaikan, mengungkapkan bahwa rudal hipersonik milik China berpotensi menghancurkan seluruh armada kapal induk AS hanya dalam waktu 20 menit.
“Sejauh ini, seluruh platform proyeksi kekuatan (AS) kami adalah kapal induk dan kemampuan untuk memproyeksikan kekuatan secara strategis di seluruh dunia melalui platform tersebut,” ujar Hegseth dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Ia menambahkan, “15 rudal hipersonik China dapat menghancurkan 10 kapal induk dalam 20 menit pertama konflik.”
Hegseth mengungkapkan bahwa AS selalu kalah dari China dalam setiap simulasi perang yang dilakukan oleh Pentagon. “China sedang membangun pasukan yang secara khusus dirancang untuk menghancurkan AS,” tegasnya.
Ia menyalahkan birokrasi di dalam negeri serta lambannya proses pengadaan senjata sebagai penyebab meningkatnya keunggulan China dalam potensi konflik dengan AS.
Ancaman terhadap Terusan Panama
Menteri Pertahanan AS juga menyoroti potensi ancaman China terhadap Terusan Panama, jalur air sepanjang 82 kilometer yang menghubungkan Laut Karibia dan Samudra Pasifik.
Menurut Sobel Shipping Network, sekitar 40% lalu lintas peti kemas AS bergantung pada terusan ini setiap tahunnya, dengan AS sebagai pengguna terbesar.
Pada 2021, lebih dari 73% kapal yang melintasi terusan tersebut adalah kapal yang menuju atau berangkat dari pelabuhan AS.
Sejak Panama mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taiwan ke China pada 2017, Beijing telah meningkatkan kehadirannya di kawasan, termasuk investasi besar dalam proyek infrastruktur di sekitar terusan.
Pengaruh China meluas melalui kendali atas pelabuhan di kedua ujung terusan oleh Hutchison Ports PPC, perusahaan berbasis di Hong Kong yang memiliki hubungan dengan pemerintah Beijing.
“China menimbulkan ancaman berkelanjutan terhadap Terusan Panama, tetapi bersama-sama Amerika Serikat dan Panama akan menjaganya tetap aman,” ujar Hegseth.
Kesepakatan kerja sama antara AS dan Panama yang ditandatangani pada awal April memungkinkan pengerahan personel militer AS ke fasilitas yang dikendalikan Panama untuk pelatihan, latihan, dan kegiatan lainnya.
Sejak kembali menjabat pada Januari, Presiden AS Donald Trump secara berulang menyatakan bahwa China memiliki pengaruh yang terlalu besar terhadap terusan tersebut.
Dengan kesepakatan terbaru ini, pemerintahannya bertekad untuk mengambil kembali kendali atas jalur air strategis yang sebelumnya dibangun, didanai, dan dikendalikan AS hingga tahun 1999.
Kemajuan Rudal Hipersonik China
Menurut laporan Departemen Pertahanan AS (DoD) yang dirilis pada Desember 2024, teknologi rudal hipersonik China telah berkembang pesat selama dua dekade terakhir. Banyak program rudal yang dikembangkan setara dengan produksi negara-negara besar lainnya.
Penempatan rudal balistik jarak menengah (MRBM) DF-17 yang dilengkapi kendaraan luncur hipersonik (HGV) dinilai akan terus memperkuat kekuatan rudal Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
Sistem ini, yang mulai dioperasikan pada 2020, diperkirakan akan menggantikan sejumlah rudal balistik jarak pendek (SRBM) lama, dan mampu menyerang pangkalan serta armada asing di kawasan Pasifik Barat.
Rudal DF-27 juga disebut memiliki opsi muatan HGV, serta muatan konvensional untuk serangan darat, antikapal, maupun nuklir. Tulisan resmi militer China menyebutkan bahwa rudal ini memiliki jangkauan 5.000–8.000 km, menjadikannya sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM), dengan media lokal mengindikasikan kemampuannya menjangkau hingga Alaska dan Hawaii.
Pada 27 Juli 2021, China menguji HGV dengan jangkauan ICBM yang menempuh jarak hingga 40.000 km.
Pada April 2019, Angkatan Laut PLA memperkenalkan kapal penjelajah berpeluru kendali yang dilengkapi rudal jelajah serang darat jarak jauh. Pada 2022, mereka juga meluncurkan rudal hipersonik YJ-21 yang dirancang khusus untuk menghancurkan kapal induk.
Departemen Pertahanan AS menyimpulkan bahwa China kini memiliki salah satu arsenal rudal hipersonik paling canggih di dunia dan terus menunjukkan kemajuan pesat dalam pengembangan teknologi rudal hipersonik konvensional maupun berkekuatan nuklir.
Sejak Trump Kembali Duduki Kursi Presiden AS, 34.000 Miliarder Kripto Menghilang
Seiring kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih pada 20 Januari 2025, ekspektasi akan kebangkitan ekonomi dan penguatan pasar aset digital meningkat tajam. Namun, kenyataan yang terjadi menunjukkan arah sebaliknya.
Data kuartal pertama (Q1) 2025 mengungkapkan penurunan signifikan dalam jumlah alamat Bitcoin (BTC) yang memiliki aset senilai lebih dari satu juta dolar AS (miliarder Rp). Penurunan ini menandai pergeseran besar dalam dinamika pasar kripto global yang sebelumnya diwarnai optimisme.
Laporan dari Finbold berdasarkan data BitInfoCharts dan Internet Archive menunjukkan bahwa jumlah alamat BTC bernilai lebih dari satu juta dolar turun hampir 20% dalam kurun waktu dua bulan lebih, dari 176.364 alamat pada 20 Januari menjadi hanya 141.627 per 31 Maret 2025. Artinya, sebanyak 34.737 alamat jutawan BTC menghilang dalam waktu singkat.
Statistik Utama:
20 Januari 2025: 176.364 alamat BTC jutawan.
31 Maret 2025: 141.627 alamat BTC jutawan.
Penurunan: 34.737 alamat (-19,7%).
Alamat dengan nilai US$1–9,99 juta: turun 30.000.
Alamat dengan nilai >US$10 juta: turun 4.737.
Antara Harapan dan Realitas: Euforia Awal Tahun Berubah Jadi Kekhawatiran Pasar
Optimisme pasar pada awal tahun 2025 tidak dapat dipungkiri. Per 1 Januari 2025, jumlah alamat jutawan BTC berada pada 155.569. Dalam waktu kurang dari tiga minggu, jumlah tersebut melonjak 13,4% menjadi 176.364. Kenaikan sebanyak 20.795 alamat ini menunjukkan kepercayaan pasar terhadap masa depan ekonomi AS di bawah Trump.
Namun, antusiasme tersebut segera tergerus. Penurunan harga BTC sebesar hampir 19% sejak hari pelantikan menggerus kekayaan investor kripto. Dari harga $101.768 pada 20 Januari, BTC jatuh ke level US$82.512 pada 31 Maret.
Meskipun demikian, dibandingkan dengan posisi pada 6 November 2024—sebelum tren akumulasi massal dimulai—jumlah alamat BTC jutawan masih lebih tinggi 9.079 alamat.
Tren Historis dan Lonjakan Spekulatif: Dari Q4 2024 Menuju Q1 2025
Penelusuran tren menunjukkan bahwa akumulasi besar-besaran aset BTC sudah terjadi sejak kuartal keempat 2024. Dalam satu bulan, terhitung sejak 7 Oktober hingga awal November, tercatat 11.000 alamat BTC jutawan baru bermunculan.
Fenomena ini memperkuat gambaran bahwa sebagian besar investor berspekulasi terhadap pengaruh positif dari kemenangan Trump dalam Pemilu AS.
Namun realitas Q1 2025 mencerminkan volatilitas ekstrem yang dapat menggoyahkan struktur pasar kripto. Meskipun kepresidenan Trump telah menciptakan 43.816 alamat BTC jutawan sejak awal November hingga puncaknya pada 20 Januari, koreksi pasar berikutnya telah menghapus 34.737 alamat, menyisakan selisih bersih sekitar 9.000 alamat baru.