News Forex, Index & Komoditi ( Kamis, 9 November 2023 )

News  Forex,  Index  &  Komoditi

(  Kamis,   9 November 2023  )

Reli Wall Street Melambat, Investor Mempertimbangkan

Komentar The Fed

 

Wall Street bergerak bervariasi pada perdagangan kemarin. S&P 500 dan Nasdaq menguat tipis pada hari Rabu untuk memperpanjang kenaikan beruntun. Investor mempertimbangkan komentar pejabat Federal Reserve baru-baru ini untuk mencari sinyal mengenai jalur suku bunga dan fokus pada arah imbal hasil US Treasury.

Rabu (8/11), Dow Jones Industrial Average turun 40,33 poin atau 0,12% menjadi 34.112,27. Indeks S&P 500 naik 4,40 poin atau 0,10% ke 4.382,78. Nasdaq Composite bertambah 10,56 poin atau 0,08% menjadi 13,650.41.

Indeks S&P 500 telah menguat delapan hari beruntun dan Nasdaq menguat sembilan hari berturut-turut. Penurunan Dow mengakhiri kenaikan tujuh sesi berturut-turut.

Imbal hasil US Treasury telah turun tajam sejak obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan mencapai 5% pada akhir Oktober lalu. Komentar dari pejabat Fed dan data tenaga kerja yang lebih lemah menyebabkan meningkatnya ekspektasi bahwa bank sentral telah mencapai akhir dari siklus kenaikan suku bunganya.

Penurunan imbal hasil US Treasury telah membantu memicu reli saham yang menjadikan S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan terpanjang dalam dua tahun hingga penutupan hari Rabu.

Pasar memperkirakan sekitar 50% kemungkinan penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada bulan Mei 2024, menurut FedWatch Tool CME Group. Prediksi ini naik dari sekitar 41% pada minggu sebelumnya.

Namun, komentar dari beberapa pejabat bank sentral selama beberapa hari terakhir masih membuka kemungkinan kenaikan suku bunga tambahan, sehingga menimbulkan ketidakpastian di kalangan investor.

"Informasi yang kita dapatkan antara sekarang dan akhir tahun mengenai imbal hasil dan data ekonomi yang berkaitan dengan resesi akan menjadi pertimbangan," kata Jason Ware, chief investment officer Albion Financial Group kepada Reuters.

Ware menyebut, pasar menilai pilihan The Fed adalah satu kenaikan atau tidak ada kenaikan lagi dengan kemungkinan terbesar tidak ada kenaikan lagi. Jika terjadi resesi, pasar saham akan memiliki valuasi berbeda. Tetapi jika tidak ada resesi, pasar mulai masuk bull.

Sementara itu, Ketua Fed Jerome Powell tidak mengomentari kebijakan moneter dalam pidato pembukaannya pada konferensi statistik bank sentral AS pada hari Rabu. Dia dijadwalkan untuk berbicara pada konferensi lain pada hari Kamis.

Imbal hasil US Treasury tenor panjang turun. Imbal hasil US Treasury tenor 10-tahun turun setelah lelang senilai US$ 40 miliar yang oleh para analis dianggap dapat diterima mengingat ukurannya yang meningkat.

Harga saham Eli Lilly naik 3,2% setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui pengobatan penurunan berat badan dari produsen obat tersebut.

Harga saham Warner Bros Discovery anjlok 19% setelah konglomerat media dan hiburan tersebut mengatakan pemogokan di Hollywood dan pasar periklanan yang lemah dapat merugikan pendapatan tahun 2024. Harga saham Paramount Global pun melemah.

Harga saham Take-Two Interactive Software melonjak 5,2% setelah perusahaan mengatakan akan merilis trailer awal bulan depan franchise video game terlaris "Grand Theft Auto".

Pembuat kendaraan listrik Lucid Group anjlok 8,1% setelah memangkas perkiraan produksinya.

 

Abaikan Sisi Kemanusiaan, Negara-Negara Ini Dukung Genosida Israel di Gaza

 

 

Setelah Hamas melakukan serangan tidak terduga pada 7 Oktober 2023, Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman, selalu berada di barisan pendukung langkah Israel dalam melakukan serangan tanpa henti ke Gaza. Sedangkan di sisi lain, Indonesia, Malaysia, Turki, Iran menempatkan diri sebagai kelompok yang bersolidaritas dengan Palestina.

"Warga Israel di seluruh negeri pada hari Sabat dan hari raya Simchat Torah  terbangun karena sirene berbunyi dan Hamas menembakkan roket ke arah mereka dari Gaza pagi ini. Kami akan membela diri kami sendiri,” ujar tentara Israel pertama kali mengumumkan sekitar pukul 05.30 dikutip dari Aljazirah.

Usai pengumuman ini Israel pun melakukan serangan balasan dengan mendeklarasikan perang dengan Operasi Pedang Besi. Status ini membuat wilayah Gaza yang dipimpin oleh Hamas menjadi sasaran dan memakan korban jiwa.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel pun langsung menyatakan dukungan bahwa Uni Eropa (UE) berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Israel. “Mengutuk keras serangan tanpa pandang bulu yang dilancarkan terhadap #Israel dan rakyatnya pagi ini yang menimbulkan teror dan kekerasan terhadap warga yang tidak bersalah,” ujarnya di akun media sosial X.

Setelah itu, mayoritas negara Barat menyatakan dukungan atas tindakan Israel untuk melakukan serangan ke Gaza. Contoh saja Presiden AS Joe Biden yang langsung menawarkan dukungan terhadap Israel melalui sambungan telepon, bahkan sesudahnya dia seperti dibutakan dengan informasi yang diberikan pihak Israel.

Momen paling menarik perhatian ketika Biden dengan bulat-bulat menerima informasi bahwa Hamas melakukan pembantaian dengan memenggal kepala anak-anak saat melakukan Operasi Badai Al Aqsa.

“Penting bagi warga Amerika untuk melihat apa yang terjadi. Saya telah melakukan ini sejak lama. Saya tidak pernah berpikir bahwa saya akan melihat dan memiliki gambar-gambar terkonfirmasi dari teroris yang memenggal kepala anak-anak,” kata Biden pada 11 Oktober.

Tapi, setelahnya Gedung Putih langsung meralat klaim Biden. Jubir Gedung Putih mengatakan, baik Biden dan pejabat AS lainnya belum melihat atau secara independen mengonfirmasi bahwa Hamas memenggal kepala anak-anak Israel.

Meski begitu, dukungan Barat tidak juga mereda, bahkan beberapa kepala negara sengaja mengunjungi Israel untuk menunjukan dukungan tanpa syarat. “Saya bangga berdiri di sini bersama Anda di saat-saat tergelap Israel. Kami akan mendukung Anda dalam solidaritas. Kami akan mendukung Anda dan rakyat Anda. Dan kami juga ingin Anda menang," ujar Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat melakukan kunjungan ke Tel Aviv pada 19 Oktober.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menawarkan agar koalisi negara-negara  yang memerangi ISIS di Irak dan Suriah diperluas hingga mencakup perang melawan Hamas di Gaza saat kunjungan ke Israel pada 24 Oktober. “Prancis siap untuk koalisi internasional melawan Daesh di mana kami mengambil bagian dalam operasi di Irak dan Suriah untuk juga berperang melawan Hamas,” katanya mengacu pada ISIS.

Prancis pun melarang protes pro-Palestina. Dia mengatakan bahwa protes tersebut kemungkinan akan menimbulkan gangguan terhadap ketertiban umum. Pemerintah telah bertindak untuk meningkatkan perlindungan polisi terhadap situs-situs Yahudi, termasuk sekolah dan sinagoga.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni juga melakukan kunjungan ke Israel dan bertemu Netanyahu pada 22 Oktober. Dia pun mengunjungi anggota komunitas Yahudi di sebuah sinagoga di Roma pada awal-awal serangan tanpa henti Israel ke Hamas dimulai dan bergabung dengan pemimpin AS, Jerman, Inggris, dan Perancis yang mengutuk serangan terhadap Israel. Mereka menyatakan dukungan yang teguh dan bersatu untuk Israel.

Untuk Jerman, membela Israel merupakan keharusan akibat rasa bersalah di masa lalu. “Kami mendukung hak Israel untuk membela diri sepenuhnya," ujar Kanselir Jerman Olaf Scholz menampilkan korban-korban sipil yang berjatuhan di Gaza.

Jerman pun telah mengumumkan larangan total terhadap aktivitas Hamas dan memerintahkan pembubaran kelompok pro-Palestina yang dituduh menyebarkan gagasan anti-Israel dan anti-Semit pada 2 November. Protes pro-Palestina di banyak wilayah Jerman telah dilarang dalam beberapa pekan terakhir, dan sekolah-sekolah di Berlin telah diberi izin untuk melarang hiasan kepala tradisional Palestina, keffiyeh.

Selain negara-negara Barat besar, negara lain yang menyatakan dukungan terhadap Israel adalah Republik Ceko, India, Australia, Selandia Baru. Republik Ceko bahkan mengecam Hamas karena melancarkan serangan teroris terhadap sekutunya tidak lama usia serangan balasan Israel dilakukan ke Gaza.

“Saya mengutuk serangan teroris terhadap Israel,” kata Perdana Menteri Ceko Petr Fiala di X.

“Republik Ceko selalu berdiri dan akan berdiri sepenuhnya bersama Israel,” katanya.

 

 

Kas Militer AS Defisit karena Habis Terpakai untuk

Memasok Amunisi ke Israel

 

 

Angkatan Darat AS membutuhkan persetujuan dari Kongres untuk pengajuan anggaran sebesar 3,1 miliar dolar AS atau setara Rp 46,875 triliun (kurs Rp 15.625 per dolar AS). Anggaran tersebut untuk membeli peluru artileri 155 milimeter dan menambah produksi amunisi untuk menggantikan stok yang habis akibat pengiriman ke Ukraina dan Israel, kata seorang pejabat Angkatan Darat pada Selasa (7/11/2023).

AS dan sekutunya telah mengirimkan lebih dari 2 juta butir amunisi yang terdiri dari 155 butir ke Ukraina untuk mendukung upaya Ukraina menghadapi invasi Rusia. AS juga telah mengirim artileri ke Israel saat mereka memerangi Hamas di Gaza.

Kepala Bagian Pengadaan Senjata untuk Angkatan Darat AS, Dough Bush, mengatakan kepada wartawan bahwa anggaran tambahan yang saat ini sedang dipertimbangkan oleh Kongres sebagai bagian dari permintaan Presiden Joe Biden sebesar 106 miliar dolar AS. Dana tersebut akan digunakan untuk memodernisasi atau membangun fasilitas produksi artileri 155 milimeter di banyak negara bagian termasuk Texas, Tennessee, Virginia dan Kalifornia.

“Pendanaan ini akan memperluas jalur produksi, memperkuat perekonomian Amerika dan menciptakan lapangan kerja baru,” kata Bush kepada wartawan.

Bush menuturkan, dari total anggaran 3,1 miliar dolar AS yang diajukan, sekitar setengahnya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas industri dan sisanya untuk membeli amunisi.

Bagian lain dari permintaan tambahan Biden senilai $106 miliar, di luar $3,1 miliar yang dialokasikan untuk artileri 155 milimeter, akan digunakan untuk mendanai perluasan amunisi lainnya, kata Bush, termasuk dana untuk meningkatkan tingkat produksi tahunan pencegat pertahanan udara Patriot menjadi 650 dari 550.

Permintaan peluru artileri 155 mm melonjak setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022. Persediaan untuk pertahanan mereka sendiri telah berkurang karena mereka mengirimkan peluru ke Kyiv, yang menembakkan ribuan peluru per hari.

AS berencana untuk meningkatkan jumlah produksi bulanan peluru artileri 155 milimeter menjadi 100.000 pada tahun 2025.

Dalam laporan pendapatan terbarunya, produsen amunisi AS, General Dynamics, mengatakan pihaknya mendapat manfaat dari pengeluaran Pentagon untuk mengganti peralatan yang dikirim ke Ukraina, termasuk artileri 155 milimeter.

 

Dunia Arab Gencar Boikot Produk Pro Israel, Perusahaan Lokal Kebanjiran Lamaran Kerja

 

 

Kampanye boikot terhadap perusahaan-perusahaan Barat dan produk-produk yang mendukung Israel sedang melanda dunia, termasuk di wilayah Arab. Kampanye ini gencar diluncurkan di media sosial sebagai bentuk protes atas kebrutalan Israel terhadap warga Palestina.

Di sebuah toko di Bahrain, misalnya, Jana yang berusia 14 tahun membawa tablet saat berbelanja bersama ibunya, sehingga dia dapat merujuk pada daftar produk Barat agar tidak membelinya saat serangan Israel di Gaza terus berlanjut.

Jana dan adik laki-lakinya yang berusia sepuluh tahun, Ali, makan di McDonald's secara teratur sebelum serangan di Gaza, namun mereka telah bergabung dengan banyak orang di Timur Tengah dalam kampanye untuk memboikot produk-produk internasional dan perusahaan-perusahaan besar yang mendukung atau mengambil keuntungan dari Israel.

"Kami mulai memboikot semua produk yang mendukung Israel karena solidaritas dengan Palestina. Kami tidak ingin uang kami berkontribusi terhadap lebih banyak pertumpahan darah," ujar Jana seperti dilansir dari Middle East Monitor pada Rabu (8/11/2023).

Kampanye boikot juga disertai dengan seruan kepada negara-negara Arab untuk memutuskan hubungan dengan Israel. Beberapa negara di Timur Tengah tak henti bergiliran demonstrasi mingguan sebagai bentuk solidaritas terhadap masyarakat di Gaza.

Turkiye dan Yordania telah memanggil kembali duta besar mereka di Tel Aviv, sementara Afrika Selatan memanggil diplomatnya untuk berkonsultasi. Kolombia, Chile dan Bolivia semuanya telah memutuskan hubungan diplomatik dengan negara pendudukan tersebut.

DPR Bahrain menyampaikan negaranya yang menormalisasi hubungan dengan Israel pada 2020 pun telah menghentikan memutus kembali hubungan ekonomi dengan Israel. Seruan untuk melakukan boikot yang dilakukan oleh generasi muda yang paham teknologi telah menyebar.

Diluncurkannya situs web dan aplikasi yang mencantumkan produk yang akan diboikot, serta ekstensi Google Chrome yang disebut PalestinePact, yang menyembunyikan iklan untuk produk yang ada dalam daftar boikot.

Metode tradisional juga digunakan, dengan papan reklame yang terlihat di Kuwait dengan gambar anak-anak berlumuran darah. Foto-foto tersebut disertai dengan kalimat mengejutkan, “Apakah Anda membunuh seorang warga Palestina hari ini?” di samping tagar #boycotters.

Pesan tersebut ditujukan kepada konsumen yang belum mengikuti kampanye boikot. Mishari Al-Ibrahim adalah anggota Gerakan Boikot Entitas Zionis di Kuwait mengatakan reaksi Barat setelah kekerasan terhadap Gaza memperkuat penyebaran boikot di Kuwait.

Jaringan restoran McDonald's telah menjadi target utama. Bulan lalu, McDonald's cabang Israel mengumumkan telah memberikan ribuan makanan gratis kepada tentara Israel, yang memicu kemarahan masyarakat Arab dan memicu seruan boikot. Penjualan perusahaan di seluruh dunia Arab terkena dampak buruk.

Di Qatar, beberapa perusahaan Barat terpaksa tutup setelah manajemen mereka mempublikasikan konten pro-Israel di media sosial. Cabang kafe Amerika Pura Vida Miami dan toko kue Prancis Maitre Choux menutup pintunya di Doha bulan lalu.

Di Mesir, perusahaan minuman berkarbonasi Mesir Spiro Spathis, yang sebelumnya tidak begitu populer, kini menjadi sangat populer sebagai alternatif pengganti Pepsi dan Coca-Cola. Marak adanya seruan untuk memboikot keduanya.

Perusahaan yang didirikan pada 1920 ini menerbitkan pernyataan di halaman Facebook-nya yang menyatakan mereka telah menerima lebih dari 15 ribu CV ketika mengumumkan mereka mempekerjakan staf tambahan untuk memperluas aktivitasnya mengingat tingginya permintaan akan produk-produknya.

Di Yordania, postingan tersebar di media sosial yang merujuk pada merek-merek yang mendukung Israel dengan slogan "Jangan berkontribusi pada harga peluru mereka".

Di sebuah toko di ibu kota, Amman, Abu Abdullah melihat dengan cermat sebotol susu, dan berkata kepada putranya yang berusia empat tahun, Abdullah, “Ini bagus, ini dari Tunisia. Setidaknya ini yang bisa kami lakukan untuk saudara-saudara kami di Gaza. Kita harus memboikot," katanya.

 

Cina Minta Negara-Negara Besar Adil dan Objektif dalam Tangani Krisis Kemanusiaan di Gaza

 

 

Pemerintah Cina meminta negara-negara besar mengambil posisi objektif terkait perang yang saat ini tengah berlangsung di Jalur Gaza. Beijing menegaskan, mereka berpegang teguh pada solusi dua negara untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin mengatakan, sebagai penyandang presiden bergilir Dewan Keamanan PBB bulan ini, Cina terus bekerja sama dengan para pihak terkait untuk dapat menghentikan pertempuran di Jalur Gaza. Beijing, ungkap Wang, juga akan berusaha meredakan krisis kemanusiaan yang kian memburuk di wilayah tersebut.

 “Komunitas internasional perlu mengambil tindakan segera. Negara-negara di luar kawasan, terutama negara-negara besar, perlu mengambil posisi yang objektif dan adil serta memainkan peran konstruktif dalam meredakan krisis,” kata Wang dalam pengarahan pers, Selasa (7/11/2023), dikutip laman resmi Kemenlu Cina.

Pada kesempatan itu, dia kembali menyampaikan bahwa Cina mendukung perdamaian langgeng antara Israel dan Palestina melalui solusi dua negara. “Mengenai konflik Israel-Palestina, Cina tetap berpihak pada perdamaian, kesetaraan, dan keadilan,” ucapnya.

Pertempuran antara Israel dan kelompok Hamas yang mengontrol Gaza telah berlangsung selama sebulan. Hingga Selasa lalu, jumlah warga Gaza yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel ke Gaza telah mencapai 10.305 jiwa. Lebih dari 4.200 di antaranya adalah anak-anak. Sementara korban luka melampaui 25 ribu orang.

Dewan Keamanan PBB yang diharapkan dapat menerbitkan resolusi gencatan senjata atau jeda kemanusiaan di Gaza masih terus menghadapi kebuntuan. Dalam konteks ini, sejumlah rancangan resolusi yang diajukan selalu diveto oleh negara anggota tetap. Pada Senin (6/11/2023) lalu, Cina dan Uni Emirat Arab (UEA) meminta penyelenggraan pertemuan darurat untuk membahas situasi di Palestina. Namun pertemuan itu gagal menghasilkan resolusi.

Sebelumnya Dewan Keamanan PBB telah empat kali gagal mengadopsi rancangan resolusi jeda kemanusiaan di Jalur Gaza. Pada 25 Oktober 2023 lalu, dua rancangan resolusi yang diajukan secara terpisah oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS) gagal diadopsi karena diveto.

Rancangan resolusi AS menuntut jeda kemanusiaan di Jalur Gaza. Namun draf resolusi itu turut mengutuk serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu. Resolusi usulan AS juga menyerukan Hamas membebaskan seluruh warga Israel dan warga asing lainnya yang mereka sandera di Gaza tanpa syarat apa pun. Rancangan resolusi AS memperoleh 10 suara mendukung. Namun Rusia, Cina, dan UEA menentangnya. Moskow dan Beijing diketahui merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Sementara itu, rancangan resolusi yang diajukan Rusia juga berisi tentang tuntutan gencatan senjata kemanusiaan di Gaza. Namun resolusi tersebut turut ditolak dengan komposisi empat negara mendukung, dua menentang, dan sembilan lainnya abstain. AS dan Inggris adalah dua negara yang menolak rancangan resolusi Rusia. Sebuah resolusi harus memperoleh sembilan dukungan tanpa veto untuk bisa diadopsi di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara.

Pada 16 Oktober 2023 lalu, resolusi rancangan Rusia yang berisi seruan gencatan senjata kemanusiaan dalam perang antara Hamas dan Israel juga gagal disahkan di Dewan Keamanan PBB. Rancangan resolusi tersebut memperoleh lima suara setuju, empat menentang, dan enam lainnya abstain. AS termasuk di antara negara yang menentang.

Selain Rusia, Brasil juga mengajukan rancangan resolusi serupa. Namun rancangan resolusi tersebut juga gagal diadopsi pada 18 Oktober 2023 lalu akibat diveto AS. Sejak pecahnya pertempuran pada 7 Oktober 2023 lalu, Washington telah berulang kali menyatakan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri ketika diserang. Namun sejumlah negara dan lembaga internasional menilai, apa yang dilancarkan Israel ke Jalur Gaza telah melampaui aksi pembelaan diri. Hal itu mengingat banyaknya korban dan infrastruktur sipil, termasuk rumah sakit serta tempat ibadah yang terimbas serangan Israel.

 

 

Israel Cuma Butuh Satu Bulan Bunuh 10 Ribu Warga Palestina

 

 

Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Martin Griffiths, terpukul atas angka kematian di Jalur Gaza akibat serangan Israel yang telah menembus 10 ribu jiwa. Apalagi, mengingat bahwa jumlah korban terbunuh itu terjadi dalam kurun satu bulan.

“10 ribu orang dilaporkan telah terbunuh sejak 7 Oktober. 10 ribu orang dalam satu bulan. Ini bertentangan dengan kemanusiaan,” tulis Griffiths lewat akun X resminya, Selasa (7/11/2023).

Menurut data yang dirilis Kementerian Kesehatan di Gaza, hingga Senin (6/11/2023) lalu, jumlah warga di sana yang terbunuh sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai 10.022 jiwa. Sebanyak 4.104 di antaranya adalah anak-anak. Sementara korban luka melampaui 26 ribu orang.

Pada Senin lalu, Dewan Keamanan (DK) PBB menggelar sesi tertutup untuk membahas situasi di Gaza. Uni Emirat Arab (UEA) menjadi negara yang meminta digelarnya sesi tersebut. Itu merupakan pertemuan keenam DK PBB untuk membahas situasi di Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Dilaporkan Anadolu Agency, sebelum sesi tertutup DK PBB dimulai, Duta Besar Gabon untuk PBB Michel Xavier Biang mengakui ketidakmampuan DK mencapai kesepakatan untuk menghentikan perang di Gaza. Menurutnya, salah satu faktor yang menyebabkan hal itu adalah adanya persaingan antar negara adidaya. Dalam konteks ini yaitu lima negara anggota tetap DK yang memiliki hak veto, yaitu Amerika Serikat (AS), Prancis, Inggris, Cina, dan Rusia.

Biang berpendapat persaingan antara negara adidaya di DK PBB merupakan salah satu permasalahan paling mendasar yang menyebabkan lembaga tersebut tak dapat bertindak. Dia menilai, selain itu, permasalahan lainnya adalah ketidakmampuan para negara anggota mencapai konsensus. Biang menekankan, Gabon, sebagai negara yang saat ini menduduki kursi anggota tidak tetap DK, mendukung gencatan senjata kemanusiaan segera.

DK PBB sudah empat kali gagal mengadopsi rancangan resolusi jeda kemanusiaan untuk Gaza. Resolusi DK dibutuhkan untuk menghentikan pertempuran di Gaza. Sebab resolusi DK legally binding atau mengikat secara hukum.

Pada 16 Oktober 2023 lalu, resolusi rancangan Rusia yang berisi seruan gencatan senjata kemanusiaan dalam perang antara Hamas dan Israel gagal disahkan di DK PBB. Rancangan resolusi tersebut memperoleh lima suara setuju (Cina, Gabon, Mozambik, Rusia, dan Uni Emirat Arab), empat menentang (Prancis, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat), dan enam lainnya abstain (Albania, Brasil, Ekuador, Ghana, Malta, dan Swiss).

Rancangan resolusi Rusia menyerukan gencatan senjata kemanusiaan, pembebasan semua sandera, akses bantuan, dan evakuasi warga sipil yang aman. Negara anggota DK PBB terpecah atas usulan resolusi tersebut karena kurangnya kecaman khusus terhadap Hamas.

Agar DK dapat mengadopsi sebuah resolusi, rancangan resolusi harus mendapat setidaknya sembilan suara setuju,dan tidak diveto oleh satu pun dari lima negara anggota tetap DK, yakni AS, Rusia, Cina, Prancis, dan Inggris. Rancangan resolusi Rusia gagal diadopsi pada 16 Oktober 2023 lalu karena tak mencapai ambang batas persetujuan dan ditolak tiga negara anggota tetap DK, yaki AS, Inggris, dan Prancis.

Pada 18 Oktober 2023, DK PBB kembali bersidang untuk melakukan pemungutan suara atas rancangan resolusi Brasil yang turut menyerukan gencatan senjata kemanusiaan di Jalur Gaza. Namun rancangan resolusi tersebut kembali gagal diadopsi. Sebanyak 12 negara anggota DK sebenarnya mendukung usulan resolusi Brasil, termasuk Cina dan Prancis sebagai anggota tetap. Sementara Rusia dan Inggris memilih abstain. Namun AS memilih memveto atau menggugurkan rancangan resolusi tersebut.

Rancangan resolusi Brasil mengutuk semua aksi kekerasan dan permusuhan terhadap warga sipil serta semua tindakan terorisme. Resolusi pun menyerukan pembebasan segera para sandera tanpa syarat. Selain itu, usulan resolusi Brasil turut menyerukan perlindungan terhadap semua personel medis, personel kemanusiaan, serta fasilitas medis dan rumah sakit, sesuai dengan hukum humaniter internasional. Namun dalam resolusi Brasil memang tak ada kecaman eksplisit terhadap Hamas. AS kemudian memilih memveto rancangan resolusi tersebut.

Jika rancangan resolusi Brasil diadopsi, ia dapat membatalkan perintah Israel terhadap warga sipil dan staf PBB mengevakuasi diri mereka dari wilayah utara ke selatan Gaza. Resolusi tersebut pun akan sangat mendesak suplai barang dan jasa esensial bagi warga Gaza tanpa hambatan, termasuk di dalamnya air, makanan, listrik, bahan bakar, dan pasokan medis, berdasarkan hukum kemanusiaan internasional.

Pada 25 Oktober 2023, DK PBB kembali bersidang untuk melakukan pemungutan suara atas rancangan resolusi jeda kemanusiaan di Gaza yang diajukan Rusia dan AS. Rancangan resolusi yang diajukan AS menyerukan jeda kemanusiaan di Gaza. Namun dalam resolusi tersebut turut termaktub kecaman terhadap Hamas atas serangannya ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.

Rancangan resolusi AS didukung 10 negara anggota DK. Namun Rusia, Cina, dan Uni Emirat Arab menentangnya. Sementara dua negara lainnya, yakni Brasil dan Mozambik memilih abstain. Karena ditolak Moskow dan Beijing, draf resolusi AS tak dapat diadopsi.

Sementara rancangan resolusi Rusia gagal disahkan karena tak memperoleh jumlah dukungan. Rancangan yang turut menyerukan jeda kemanusiaan itu didukung empat negara (Cina, Gabon, Rusia dan Uni Emirat Arab), ditolak dua negara (Inggris dan AS), dan sembilan negara lainnya memilih abstain (Albania, Brasil, Ekuador, Prancis, Ghana, Jepang, Malta, Mozambik, Swiss).

Deadlock yang terjadi di DK PBB telah mengakibatkan krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk. Selain karena terus berlanjutnya agresi tanpa pandang bulu Israel, hal itu turut dipengaruhi minimnya konvoi bantuan kemanusiaan yang dapat melintasi Gaza via Rafah, yakni gerbang penyeberangan satu-satunya untuk masuk dan keluar Gaza.

 

 

 

Boikot Israel Semakin Masif, Turki Hapus Produk Coca Cola dan Nestle dari Daftar Menu

 

 

Parlemen Turki menghapus produk Coca Cola dan Nestle dari daftar menu di restoran-restorannya. Tindakan ini setelah dua perusahaan tersebut diduga mendukung Israel. Kedua perusahaan tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.

"Diputuskan produk dari perusahaan yang mendukung Israel tidak akan dijual di restoran, kafetaria, dan kedai teh di dalam kampus parlemen," kata parlemen Turki dalam pernyataan, Selasa (7/11/2023).

Parlemen mengatakan keputusan tersebut diambil oleh ketua parlemen Numan Kurtulmus. Tapi dalam pernyataannya parlemen tidak menyebut dua nama perusahaan itu. Nama perusahaan diketahui dari sumber yang tidak bersedia diidentifikasi.

Sumber di parlemen mengatakan minuman Coca-Cola dan kopi instan Nestle satu-satunya merek yang dihapuskan dari menu. Sumber tersebut mengatakan keputusan tersebut diambil sebagai tanggapan atas permintaan publik.

"Kantor ketua parlemen tidak tinggal diam terhadap protes publik dan memutuskan untuk menghapus produk-produk perusahaan-perusahaan tersebut dari menu kafe dan restoran di parlemen," kata sumber tersebut.

Beberapa hari terakhir, di media sosial para aktivis Turki menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Israel dan perusahaan-perusahaan Barat yang mereka anggap mendukung Israel. Pemerintah Turki mengkritik keras pemboman Israel atas Gaza dan dukungan Barat terhadap Israel.

Israel membombardir Gaza sejak serangan mendadak Hamas yang Israel klaim 1.400 orang. Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel menewaskan lebih dari 10.000 warga Palestina, termasuk sekitar 4.100 anak-anak.

Ratusan ribu warga Turki turun ke jalan untuk memprotes operasi Israel ke Gaza selama sebulan terakhir selain protes di media sosial.

 

Rusia: Pengawas Nuklir Internasional Perlu Segera Dikirim ke Israel

 

 

Kementerian luar negeri Rusia pada Selasa (7/11/2023), menyarankan agar pengawas nuklir internasional dikirim ke Israel setelah Menteri Kebudayaan Amihay Eliyahu mengatakan penggunaan bom nuklir di Gaza adalah sebuah pilihan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan gagasan Israel melakukan serangan nuklir di Gaza telah menimbulkan banyak pertanyaan. "Masalah utamanya adalah Israel tampaknya mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir," ujar Zakharova seperti dikutip oleh kantor berita negara RIA Novosti.

Israel tidak secara terbuka mengakui bahwa mereka memiliki senjata nuklir meskipun Federasi Ilmuwan Amerika memperkirakan Israel memiliki sekitar 90 hulu ledak nuklir. “Pertanyaan nomor satu – ternyata kita sedang mendengar pernyataan resmi tentang keberadaan senjata nuklir?,” kata Zakharova.

Jika demikian, katanya, lalu di manakah Badan Energi Atom Internasional dan inspektur nuklir internasional?

Pernyataan Eliyahu menuai kecaman dari seluruh dunia Arab, menimbulkan skandal bagi lembaga penyiaran arus utama Israel dan dianggap "tidak menyenangkan" oleh seorang pejabat AS.

Selain Rusia, pemerintah Iran juga bereaksi terhadap pernyataan Eliyahu ini. “Dewan Keamanan PBB dan Badan Energi Atom Internasional harus mengambil tindakan segera dan tanpa henti untuk melucuti rezim barbar dan apartheid ini,” kata Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian di platform X pada hari Senin.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Ahad memberhentikan Amihay Eliyahu dari jabatannya sebagai menteri kebudayaam. Eliyahu dilarang menghadiri pertemuan kabinet "sampai pemberitahuan lebih lanjut".

 

Saudi Sumbang Dana Kemanusiaan untuk Gaza Sebesar Rp 1,5 Triliun

 

 

Pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengumpulkan donasi bantuan melalui Kampanye Nasional untuk mendukung rakyat Palestina di Jalur Gaza melalui portal "Sahem". Dana yang terkumpul melebihi 102 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,5 triliun pada hari kelima sejak diluncurkan.

Pada Kamis (2/11/2023) lalu, Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman bin Abdulaziz, dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengeluarkan arahan untuk meluncurkan kampanye penggalangan dana di Sahem. Ini adalah yayasan kemanusiaan milik pemerintah Saudi dengan sebuah aplikasi yang berafiliasi dengan Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan Raja Salman (KSRelief) untuk membantu rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Kondisi di Jalur Gaza semakin memburuk akibat serangan dan pengeboman oleh Israel. Warga Palestina membutuhkan bantuan di tengah kurangnya makanan, tempat tinggal, air bersih, dan obat-obatan yang memadai. Lebih dari setengah juta donatur memberikan bantuan keuangan langsung untuk meringankan penderitaan di Gaza dan berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Pada 15 Oktober, Duta Besar Saudi untuk Yordania, Nayef bin Bandar al-Sudairi, menyerahkan cek untuk kontribusi tahunan sebesar 2 juta dolar AS dari Arab Saudi kepada Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA). Kontribusi ini akan memungkinkan UNRWA untuk terus memberikan layanan bantuan penting seperti makanan, obat-obatan, dan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina.

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini memuji Kerajaan Arab Saudi atas dukungannya yang berkelanjutan. Dia mengatakan Kerajaan Saudi secara konsisten berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina dan mendukung badan tersebut dalam mencapai tujuan kemanusiaannya.

Lazzarini menekankan pentingnya solidaritas dan dukungan dari komunitas internasional. Dia mendesak negara-negara anggota PBB dan masyarakat internasional untuk memberikan dukungan mereka terhadap upaya badan tersebut dalam membantu rakyat Palestina, yang saat ini menghadapi kondisi yang menantang.

Sementara itu, Urusan Kemanusiaan senior di Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB, Abdul Haq al-Amiri, menegaskan bahwa Arab Saudi terus berhubungan dengan organisasi bantuan untuk kemanusiaan internasional. Dukungan dan program bantuan Arab Saudi ke Gaza, ditargetkan akan menyasar aspek-aspek vital dan strategis yang bermanfaat bagi individu dan pemerintah Palestina.

 

 

 

Di Paris, Demonstran Teriakkan: Israel Pembunuh!

 

 

Gelombang demonstrasi menentang aksi brutal militer zionis Israel terhadap Gaza terjadi di sejumlah negara Eropa sepanjang pekan kemarin. Salah satunya Prancis yang menggelar aksi bela Palestina di ibu kota Paris.

Di Paris, seperti dilaporkan AP, beberapa ribu pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata segera di Gaza. Beberapa demonstran meneriakkan,"Israel, pembunuh!"

Demonstran berjalan di jalanan yang basah diguyur hujan. Sebuah truk bersound-system dihiasi spanduk bertuliskan: "Hentikan pembantaian di Gaza."

Banyak demonstran yang membawa bendera Palestina dan atribut lainnya. Mereka meneriakkan yel-yel: "Palestina akan hidup, Palestina akan menang’’.

Para demonstran juga membidik Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang dinilai mendukung Israel menghancurkan Gaza. Mereka meneriakkan,’’Macron, kaki tangan Israel."

Kepala polisi Paris mengizinkan pawai dari République ke Nation, dua plaza besar di Paris timur. Tetapi, mereka bersumpah bahwa perilaku apa pun yang dianggap antisemit atau bersimpati pada terorisme tidak akan ditoleransi.

Unjuk rasa mencerminkan kegelisahan yang semakin meningkat tentang meningkatnya jumlah korban sipil dan penderitaan akibat perang Israel-Hamas. Para demonstran, terutama di negara-negara dengan populasi Muslim yang besar, termasuk Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, menyatakan kekecewaan terhadap pemerintah mereka yang mendukung Israel.

Sementara aksi pemboman Israel terhadap rumah sakit dan daerah pemukiman di jalur Gaza semakin intensif. Jumlah korban meninggal Palestina telah lebih dari 10.000 jiwa, menurut Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza.

 

 

 

 

 

 

Benjamin Netanyahu Didesak Mundur Oleh Surat Kabar Pendukung Partai Likud

 

 

Surat kabar Israel Hayom mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mundur. Kepala departemen berita harian itu Uri Dagon mengatakan Netanyahu harus membawa kemenangan dalam konflik dengan Hamas lalu mundur.

Pernyataan ini menunjukkan perubahan sikap Hayom yang sebelumnya menjadi corong Netanyahu dan partai berkuasa Likud. Hayom mengatakan Netanyahu harus mundur untuk mencegah perselisihan sipil yang menjadi karakter kampanyenya mendorong reformasi peradilan yang ditolak sebagian besar rakyat Israel.

Sejak itu surat kabar tersebut mewakili suara Netanyahu dan Likud hingga dikenal sebagai "Bibiton," kombinasi nama panggil Netanyahu dan kata surat kabar dalam bahasa Ibrani.

Namun setelah Adelson wafat sikap surat kabar itu menjauh dari perdana menteri yang menghadapi beberapa dakwaan korupsi dan protes atas reformasi yudisialnya.

"Masa perang biasanya bukan waktu yang tempat untuk membuat keputusan (tapi) sesuatu terjadi dua hari lalu yang mematahkan punggung unta, sementara kita semua mengatasi kemarahan dan perselisihan (Netanyahu) terus terlibat dalam perdebatan dan perpecahan," tulis Dagon di Hayom seperti dikutip dari Haaretz, Selasa (8/11/2023).

Pada Ahad (5/11/20223) Netanyahu mengindikasi hubungan antara serangan Hamas dan gerakan pro-demokrasi yang memprotes reformasi yudisialnya beberapa bulan serangan tersebut. Hal ini ia sampaikan dalam cicitan yang menyalahkan lembaga pertahanan dan intelijen atas penilaian yang salah kepadanya sebelum tanggal 7 Oktober. Cicitan itu kini sudah dihapus.

"Seandainya itu hanya satu cicitan atau pernyataan yang membuka kembali luka, permintaan maaf sudah cukup, dan kami akan melanjutkan hidup," tulis Dagon.

"Tapi kemudian hal itu terus berlanjut: pernyataan kontroversial lainnya, tuduhan lainnya, klarifikasi lainnya, dan permintaan maaf lainnya, dan kita kembali ke titik awal. Alih-alih membuat semua orang bangkit dari keributan selama periode kritis ini, kita justru melihat kekacauan politik," tambah Dagon.

"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu fokus pada perang, tidak diragukan lagi, tetapi Bibi Netanyahu fokus untuk menyelamatkan dirinya sendiri," tegasnya.

Dagon juga  mengutuk "pertengkaran politik tanpa henti ketika perang berkecamuk" dan juga "para menteri kabinet yang melontarkan retorika yang menghasut hanya untuk kemudian ditegur lalu kemudian mengulanginya lagi seakan-akan tidak ada yang terjadi."

Pada akhir pekan lalu Netanyahu menegur Menteri Pertahanan Amichai Eliyahu karena menyatakan menjatuhkan senjata nuklir di Jalur Gaza adalah "sebuah pilihan." Perdana Menteri mengumumkan  Eliyahu diskors dari pertemuan-pertemuan pemerintah hingga pemberitahuan lebih lanjut, meskipun tampaknya hal itu tidak diberlakukan.

"Kami akan memenangkan perang karena kami adalah orang-orang yang luar biasa; kami semua tahu kami tidak memiliki tempat lain untuk pergi, dan itulah sebabnya kami akan muncul sebagai pemenang. Kekhawatiran yang sebenarnya adalah apa yang terjadi setelah perang," tulis Dagon.

Ia menjelaskan menjadi "jelas Netanyahu tidak akan menyerah - tidak seperti para petinggi IDF, pejabat intelijen, dan hampir semua orang yang bertanggung jawab atas bencana 7 Oktober."

"Saya takut dengan prospek Israel yang memenangkan perang di Gaza hanya untuk kehilangan solidaritas kolektifnya sebagai sebuah bangsa; saya takut dengan kekacauan yang akan terjadi di sini yang akan membuat protes reformasi yudisial tidak ada apa-apanya," katanya.

Ia juga mengecam fakta tidak ada di lingkar dalam Netanyahu yang bersedia untuk mengatakan kepadanya ia "harus membawa Israel menuju kemenangan tetapi kemudian mundurlah; berhentilah melemparkan kesalahan ke sekelilingnya, ambillah tanggung jawab, dan terimalah semua itu ada di tangan Anda."

"Tapi itu tidak akan terjadi; semua tanda mengarah ke sana. Oleh karena itu, mungkin inilah saatnya untuk berpikir dengan lantang, bukan dengan berbisik: Benjamin Netanyahu harus pergi sesegera mungkin," tulis Dagon.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Share this Post