News Komoditi & Global ( Selasa, 30 September 2025 )

Harga Emas Global  Melonjak karena Investor Berbondong-bondong ke Aset Save Haven di tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga
 
Harga emas spot melonjak dan berhasil melampaui level US$ 3.800 per ons untuk pertama kalinya pada awal pekan ini. Ini adalah rekor baru bagi harga emas karena investor berbondong-bondong ke aset safe haven di tengah ekspektasi penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS), kekhawatiran potensi penutupan pemerintah, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Senin (29/9/2025), harga emas spot ditutup menguat 2% ke US$ 3.833,55 per ons troi. Posisi ini berhasil melewati level tertinggi sebelumnya di US$ 3.833,37 yang terjadi di awal perdagangan.
Sejalan, harga emas spot untuk kontrak pengiriman Desember 2025 ditutup menguat 1,2% ke US$ 3.855,2 per ons troi.
Indeks dolar AS turun 0,2%, membuat emas batangan yang diperdagangkan dalam dolar AS menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri.
"Permintaan aset safe haven yang berfokus pada potensi penutupan pemerintah AS" merupakan salah satu faktor pendorong reli emas, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
"Dolar AS berada di bawah tekanan ringan sebagai respons terhadap hal itu, yang tentu saja mendukung kompleks logam mulia."
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin kongres dari kedua partai pada Senin malam untuk merundingkan perpanjangan pendanaan pemerintah. Tanpa kesepakatan, penutupan pemerintah federal akan dimulai pada Rabu.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menguasai desa Shandryholove di wilayah Donetsk timur Ukraina.
Emas, yang cenderung berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah dan selama masa ketidakpastian, telah naik lebih dari 43% sepanjang tahun ini.
Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi AS (PCE) sesuai dengan ekspektasi pada hari Jumat, memperkuat keyakinan pasar terhadap potensi penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada pertemuan bulan Oktober dan Desember.
                "Data PCE dari minggu lalu dipandang tidak menghalangi satu atau dua penurunan suku bunga The Fed lagi ... data tersebut terus menjadi faktor pendukung bagi emas dan perak," kata Meger.
Secara terpisah, Newmont mengatakan CEO Tom Palmer akan pensiun pada akhir tahun, setelah menghabiskan lebih dari satu dekade bersama perusahaan tambang emas terbesar di dunia tersebut. Rivalnya, Barrick, juga mengumumkan pengunduran diri CEO Mark Bristow pada hari yang sama.

 


OPEC+ Siapkan Kenaikan Produksi, Harga Minyak Dunia Lesu 
 
Harga minyak dunia turun setelah OPEC+ berencana menaikkan produksi pada November dan ekspor minyak Kurdistan Irak ke Turki dimulai kembali.
Harga minyak dunia melemah setelah rencana OPEC+ menambah produksi pada November dan dimulainya kembali ekspor minyak dari wilayah Kurdistan Irak melalui Turki meningkatkan prospek pasokan global. Melansir Reuters pada Selasa (30/9/2025), harga minyak berjangka jenis Brent turun US$2,16 atau 3,1% menjadi US$67,97 per barel setelah akhir pekan lalu sempat menyentuh level tertinggi sejak 31 Juli.  Sementara itu, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$2,27 atau 3,45% ke US$63,45 per barel. Pergerakan harga minyak dipengaruhi oleh rencana OPEC+ untuk mengerek produksi, Menurut tiga sumber yang dikutip Reuters, OPEC+ kemungkinan besar akan mengonfirmasi tambahan produksi sedikitnya 137.000 barel per hari (bph) untuk November pada pertemuan Minggu mendatang, guna memperluas pangsa pasar.  Saat ini, OPEC+ tercatat masih memompa hampir 500.000 bph di bawah targetnya. “Dengan OPEC+ yang beralih fokus pada pangsa pasar, fundamental tampak lebih lemah dan kekhawatiran kelebihan pasokan kembali mendominasi,” kata Kepala Ekonom Rystad Energy, Claudio Galimberti. 
OPEC+ Diproyeksi Genjot Produksi Lagi, Harga Minyak Melemah OPEC+ Bahas Penambahan Produksi Minyak di Tengah Tekanan Harga Optimisme Pemangkasan Bunga Fed Meredup, Harga Minyak Terkoreksi Kementerian Minyak Irak menyebutkan, aliran minyak mentah dari wilayah semi-otonom Kurdistan ke Turki kembali dibuka pada Sabtu (27/9/2025) melalui pipa menuju Pelabuhan Ceyhan untuk pertama kalinya dalam 2,5 tahun terakhir. Menurut dua sumber industri, volume pengiriman saat ini mencapai 150.000–160.000 bph dan diharapkan dapat meningkat hingga 230.000 bph ke pasar internasional dalam waktu dekat. Pekan lalu, harga minyak sempat menguat lebih dari 4% setelah serangan drone Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia mengganggu ekspor bahan bakar Negeri Beruang Merah. “Ukraina jelas melihat peluang di sini… besar kemungkinan serangan strategis terhadap kilang minyak Rusia akan digandakan,” tulis analis SEB dalam catatannya. Rusia sendiri melancarkan serangan besar-besaran terhadap Kyiv dan sejumlah wilayah Ukraina pada Minggu, dalam salah satu serangan paling intens sejak invasi 2022. Sementara itu, Presiden AS Donald Trump pada Senin menegaskan saatnya kelompok militan Palestina, Hamas, menerima proposal damai 20 poin yang telah disepakati dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait masa depan Gaza.

 


Wall Street: Dow, S&P 500 dan Nasdaq Kompak Ditutup Menguat Disokong Saham Teknologi
 
Wall Street ditutup menguat dengan indeks Nasdaq memimpin penguatan seiring investor membeli saham teknologi kelas berat dan mengabaikan ketidakpastian potensi penutupan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan pernyataan hawkish dari Pejabar Federal Reserve.
Senin (29/9/2025), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 68,78 poin atau 0,15% menjadi 46.316,07, indeks S&P 500 menguat 17,51 poin atau 0,26% ke 6.661,21 dan indeks Nasdaq Composite menguat 107,09 poin atau 0,48% ke 22.591,15.
Di antara 11 sektor utama pada indeks S&P 500, sembilan sektor mengalami kenaikan. Dengan harga minyak yang turun lebih dari 3%, sektor energi menjadi yang turun paling dalam setelah terkoreksi 1,9%. Sektor barang konsumsi diskresioner mencatat kenaikan persentase terbesar, usai naik 0,6%. Namun untuk peningkatan poin indeks, sektor teknologi menjadi yang terdepan, didorong oleh pemimpin chip AI Nvidia, yang melonjak 2%, dan Microsoft, yang naik 0,6%.
Sektor teknologi memberikan dorongan terbesar bagi indeks acuan S&P karena investor bertaruh pada pertumbuhan dari kecerdasan buatan dan ekspektasi bahwa The Fed akan terus memangkas suku bunga di tengah kekhawatiran inflasi yang terus berlanjut dan ketidakpastian pasar tenaga kerja.
Fokus utama Wall Street pada minggu ini adalah kebuntuan antara Partai Republik dan Demokrat mengenai pendanaan yang telah meningkatkan kemungkinan penutupan pemerintah mulai Rabu (1/10/2025), yang jadi hari pertama tahun fiskal baru pemerintah AS.
Meskipun Departemen Tenaga Kerja bersiap menghadapi potensi penundaan laporan ketenagakerjaan bulan September jika terjadi penutupan, hal ini tampaknya bukan pendorong utama pasar, kata Lindsey Bell, kepala strategi di 248 Ventures di Charlotte, Carolina Utara.
"Investor berpegang teguh pada hal-hal positif," kata Bell, merujuk pada harapan pelonggaran suku bunga dan tanda-tanda ketahanan ekonomi dari rilis terbaru termasuk data pasar perumahan dan belanja konsumen.
Pasar tidak akan melonjak tinggi, karena ini merupakan risiko. Namun, investor dapat mempertimbangkan potensi penutupan, karena jika terjadi, kemungkinan besar akan segera teratasi dan pasar dapat kembali berfokus pada hal-hal yang penting, seperti pendapatan, kebijakan moneter, dan investasi AI.
Meskipun penutupan cenderung tidak memengaruhi hasil perusahaan secara historis, ancaman yang akan segera terjadi mungkin membatasi keuntungan dan membuat volume perdagangan tetap rendah pada hari Senin, menurut Burns McKinney, manajer portofolio dan NFJ Investment Group di Dallas, Texas.
"Satu-satunya alasan penutupan pemerintah benar-benar akan menggerakkan pasar adalah jika memengaruhi laba bersih. Secara historis, penutupan pemerintah hanya berlangsung singkat dan tidak berdampak pada profitabilitas sehingga investor cenderung berpandangan ke depan," kata McKinney.
"Ini seperti asap di arena pacuan kuda. Mereka hanya menjaga roda tetap lurus, mengatasi tekanan, dan terus maju melewati asap."
Investor juga memantau komentar para pembuat kebijakan The Fed untuk mencari tanda-tanda kekhawatiran atas potensi hilangnya visibilitas ekonomi jika penutupan pemerintah terjadi.
Presiden The Fed Cleveland, Beth Hammack, salah satu pejabat The Fed yang paling hawkish dan bukan pemilih dalam kebijakan tahun ini, mengatakan pada hari Senin bahwa bank sentral perlu mempertahankan kebijakan moneter yang ketat untuk mendinginkan inflasi.
Presiden Federal Reserve St. Louis, Alberto Musalem, seorang pemilih untuk suku bunga tahun ini, mengatakan ia terbuka terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut, tetapi The Fed harus berhati-hati dan mempertahankan suku bunga cukup tinggi untuk terus menekan inflasi, yang masih sekitar satu poin persentase di atas target bank sentral sebesar 2%.
Namun, para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed berikutnya sekitar 89%, menurut perangkat FedWatch CME Group.
Pada sesi ini, saham Electronic Arts melonjak 4,5% setelah penerbit game tersebut setuju untuk menjadi perusahaan tertutup dalam kesepakatan senilai $55 miliar, memicu harapan akan prospek kesepakatan yang lebih luas, kata Bell dari 248 Ventures, yang memandang transaksi tersebut sebagai "konfirmasi bahwa pasar M&A terbuka."
Sedangkan, saham Lam Research naik 2% setelah Deutsche Bank menaikkan peringkat perusahaan pembuat peralatan chip tersebut dari "tahan" menjadi "beli".
Saham AppLovin mencetak rekor tertinggi baru sebelum ditutup naik 6,3% di US$ 712,36, yang juga memberikan salah satu dorongan terbesar bagi S&P 500. Morgan Stanley menaikkan target harga saham menjadi US$ 750 dari US$ 480.
Kenaikan terjadi setelah Presiden AS Donald Trump membagikan video pada hari Minggu yang mempromosikan manfaat kesehatan cannabidiol yang berasal dari rami, saham perusahaan terkait ganja yang terdaftar di AS naik.
Sam Canopy Growth melonjak 17% menjadi US$ 1,57, sementara Cronos Group naik hampir 13% menjadi US$ 2,97, dan Tilray Brands melonjak 60,9% menjadi US$ 1,85.

 


Trump Gelar Pertemuan dengan Pemimpin Kongres untuk Cegah Shutdown Pemerintah AS
 
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan para pemimpin Partai Republik dan Partai Demokrat di Kongres pada Senin (29/9), di tengah ancaman terjadinya shutdown pemerintahan jika tidak ada kesepakatan anggaran.
Pemerintah federal berisiko mengalami penutupan sebagian (partial shutdown) mulai Rabu tengah malam apabila anggota legislatif gagal meloloskan rancangan undang-undang pengeluaran (spending bill).
Kebuntuan di Senat
Kebuntuan ini muncul setelah Partai Demokrat di Senat menolak rancangan stopgap spending bill yang disusun oleh Partai Republik awal bulan ini. RUU tersebut sejatinya dimaksudkan untuk menjaga operasional pemerintahan hingga 21 November mendatang.
Partai Demokrat menuntut agar setiap rancangan anggaran mencakup ketentuan perluasan akses layanan kesehatan, termasuk membatalkan pemangkasan anggaran Medicaid yang sebelumnya disahkan dalam One Big Beautiful Bill Act versi Trump.
Sementara itu, Partai Republik menilai bahwa isu kesehatan sebaiknya dibahas terpisah dalam paket anggaran yang lebih komprehensif.
Konstelasi Politik di Senat
Saat ini, Partai Republik memegang 53 kursi dari 100 kursi di Senat. Namun, untuk meloloskan rancangan anggaran, dibutuhkan minimal 60 suara. Artinya, kompromi lintas partai menjadi syarat mutlak.
Dalam wawancara pada Minggu (28/9), John Thune, Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Republik, dan Chuck Schumer, Pemimpin Minoritas Senat dari Partai Demokrat, saling menyalahkan atas kebuntuan ini.
“Bola ada di tangan mereka. Ada rancangan undang-undang di meja Senat sekarang, kita bisa meloloskannya hari ini,” ujar Thune dalam program Meet the Press NBC News.
Di sisi lain, Schumer menyebut pertemuan dengan Trump dan Republikan hanyalah langkah awal.
“Kita butuh negosiasi serius. Kalau presiden hanya marah-marah dan mengulang keluhannya, kita tidak akan sampai ke mana-mana,” kata Schumer.
Pertemuan ini berlangsung setelah pekan lalu Trump membatalkan jadwal dengan Schumer dan Pemimpin Minoritas DPR Hakeem Jeffries. Trump menilai tuntutan Demokrat sebagai “tidak serius dan konyol”.
Dampak Potensial Shutdown
Jika kesepakatan tidak tercapai hingga tenggat waktu, jutaan pegawai federal akan terdampak. Mereka tidak akan menerima gaji selama periode shutdown, meski nantinya berhak mendapatkan pembayaran kembali (backpay). Pegawai yang tidak berstatus esensial juga akan dikenakan cuti tanpa upah (furlough).
Sejak 1980, tercatat 14 kali shutdown terjadi di AS menurut Bipartisan Policy Center. Sebagian besar hanya berlangsung beberapa hari. Namun, shutdown terpanjang dalam sejarah—antara 2018 hingga 2019—berlangsung selama 34 hari.

 

Ekonomi Jepang Pulih, tapi Industri Otomotif Tertekan Tarif AS
 
Pemerintah Jepang pada Senin (29/9/2025) menyatakan bahwa perekonomian nasional menunjukkan pemulihan moderat, meski industri otomotif masih merasakan tekanan akibat kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Dalam laporan ekonomi bulanannya, Kantor Kabinet Jepang menyebut konsumsi rumah tangga dan belanja modal mulai meningkat.
Peningkatan ini menandai perbaikan pertama sejak pertengahan 2024, didorong oleh sentimen konsumen yang membaik setelah tercapainya kesepakatan perdagangan dengan Washington.
Perekonomian Jepang tercatat tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal April–Juni, memperpanjang tren ekspansi menjadi lima kuartal berturut-turut. Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB), disebut menunjukkan “tanda-tanda peningkatan”.
Belanja modal juga dilaporkan pulih secara bertahap berkat dorongan investasi di sektor digital dan peralatan mesin.
Namun, pemerintah tetap mewaspadai risiko perlambatan, terutama dari kebijakan perdagangan AS. Pada Juli lalu, kedua negara mencapai kesepakatan tarif, dengan AS menetapkan bea masuk 15% untuk kendaraan Jepang.
Angka ini lebih rendah dari ancaman awal 27,5%, tetapi tetap jauh lebih tinggi dibanding tarif sebelumnya yang hanya 2,5%.
Kondisi tersebut membuat industri otomotif, salah satu pilar ekspor Jepang, menghadapi beban tambahan di tengah ketidakpastian politik domestik.
Situasi ini juga menambah kompleksitas perumusan kebijakan menjelang pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal pada awal Oktober, yang akan menentukan pengganti Perdana Menteri Shigeru Ishiba.
Laporan pemerintah ini juga muncul di tengah langkah Bank of Japan yang mulai menjual aset berisiko, meski masih mempertahankan suku bunga rendah.
Dua anggota dewan sempat menyatakan ketidaksetujuan, menunjukkan pergeseran menuju kebijakan moneter yang lebih ketat setelah bertahun-tahun mengandalkan stimulus besar-besaran.

 


Trump Sambut Netanyahu di Gedung Putih, Dorong Proposal Perdamaian Gaza
 
Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih pada Senin (29/9).
Pertemuan ini akan difokuskan pada upaya mendorong proposal perdamaian Gaza, menyusul langkah sejumlah negara Barat yang secara sepihak mengakui negara Palestina—tindakan yang ditentang keras oleh Washington dan Tel Aviv.
Kunjungan ini menjadi yang keempat bagi Netanyahu sejak Trump kembali menjabat pada Januari 2025. Bagi Netanyahu, kunjungan tersebut menjadi kesempatan untuk memperkuat hubungan dengan sekutu utamanya, di saat Israel menghadapi isolasi diplomatik internasional setelah hampir dua tahun berperang melawan Hamas di Jalur Gaza.
Konteks Diplomasi Global
Netanyahu sebelumnya mendapat sambutan dingin di Sidang Umum PBB, di mana banyak delegasi dunia meninggalkan ruangan saat ia berpidato. Ia mengecam pengakuan Palestina oleh Inggris, Prancis, Kanada, Australia, dan sejumlah negara lain sebagai “keputusan memalukan.”
Sebaliknya, negara-negara tersebut menegaskan langkah pengakuan diperlukan untuk menyelamatkan prospek solusi dua negara dan membuka jalan bagi berakhirnya konflik berkepanjangan.
Trump menilai pengakuan itu sebagai “hadiah untuk Hamas,” tetapi ia berharap dapat meyakinkan Netanyahu menerima kerangka kesepakatan perdamaian yang mencakup penghentian perang di Gaza dan pembebasan seluruh sandera.
Rancangan Proposal Perdamaian
Menurut pejabat Gedung Putih, sebuah rencana perdamaian 21 poin telah diedarkan pekan lalu di sela-sela pertemuan PBB. Rencana tersebut mencakup:
•    Pembebasan semua sandera, hidup maupun meninggal.
•    Penghentian serangan Israel terhadap Qatar.
•    Dimulainya kembali dialog antara Israel dan Palestina untuk mencapai “koeksistensi damai.”
Namun, seorang pejabat senior Israel mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan apakah kesepakatan akan tercapai. Netanyahu diperkirakan akan memberikan tanggapan resmi dalam pertemuan dengan Trump.
Tekanan dari Dalam Negeri dan Regional
Netanyahu kini berada di bawah tekanan besar dari keluarga para sandera serta masyarakat Israel yang semakin lelah perang, berdasarkan sejumlah survei opini publik.
Di sisi lain, Trump mengklaim mendapat dukungan dari negara-negara kunci di kawasan, termasuk Arab Saudi, Qatar, UEA, Yordania, dan Mesir, dengan tujuan memperluas kesepakatan melampaui Gaza menjadi “perdamaian di Timur Tengah.”
Perang Gaza dan Dampak Kemanusiaan
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel, militer Israel melancarkan operasi balasan besar-besaran.
Hingga kini, menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 65.000 warga Gaza tewas dan wilayah tersebut menghadapi krisis kemanusiaan akut dengan meningkatnya kelaparan dan kerusakan infrastruktur.
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas dugaan kejahatan perang. Israel menolak yurisdiksi ICC dan membantah tuduhan tersebut.
Potensi Ketegangan dalam Hubungan AS–Israel
Meskipun Trump dan Netanyahu selama ini relatif sejalan, sejumlah isu berpotensi memunculkan ketegangan. Beberapa menteri garis keras Israel mendorong agar pemerintah segera mencaplok sebagian atau seluruh Tepi Barat sebagai respons terhadap pengakuan Palestina oleh negara-negara Barat.
Namun, Trump menegaskan ia tidak akan mengizinkan Israel mencaplok Tepi Barat, wilayah yang juga diinginkan Palestina untuk negara masa depannya bersama Gaza dan Yerusalem Timur.
Menurut para analis, langkah aneksasi berpotensi menggagalkan Perjanjian Abraham—capaian diplomatik penting era Trump sebelumnya yang membuka hubungan normalisasi Israel dengan sejumlah negara Arab.

 


Partai Pro-Uni Eropa Menang Telak di Pemilu Moldova, Buka Jalan Menuju Keanggotaan UE
 
Partai pro-Uni Eropa yang berkuasa di Moldova, Partai Aksi dan Solidaritas (PAS), meraih kemenangan besar dalam pemilu parlemen pada Minggu (28/9).
Hasil resmi hampir final menunjukkan PAS memperoleh 50,2% suara, jauh meninggalkan blok oposisi pro-Rusia, Patriotic Bloc, yang hanya mengantongi 24,2%.
Kemenangan ini menjadi dorongan penting bagi Presiden Maia Sandu dan pemerintahannya untuk melanjutkan agenda reformasi serta mempercepat langkah menuju keanggotaan Uni Eropa pada 2030.
Sebelumnya, sejumlah survei memprediksi persaingan akan ketat dengan kemungkinan tidak ada pihak yang meraih mayoritas.
Kemenangan PAS disambut hangat para pemimpin Eropa. Presiden Dewan Eropa Antonio Costa menilai rakyat Moldova telah menyampaikan pesan jelas bahwa mereka memilih demokrasi, reformasi, dan masa depan Eropa, meskipun ada tekanan dari Rusia.
Prancis, Jerman, dan Polandia dalam pernyataan bersama juga mengapresiasi jalannya pemilu yang damai meski diwarnai tuduhan campur tangan Rusia, termasuk melalui disinformasi dan praktik pembelian suara. Rusia membantah tuduhan tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut hasil pemilu membuktikan upaya Moskow untuk mengguncang Moldova telah gagal.
Pemerintah Moldova menyebut pemilu kali ini sebagai yang paling penting sejak negara itu merdeka dari Uni Soviet pada 1991.
Pihak berwenang menuding Rusia berupaya memengaruhi hasil pemilu lewat serangan siber, ancaman bom palsu di TPS, hingga propaganda di dalam dan luar negeri.
Di sisi lain, Rusia menuding pemerintah Sandu melakukan manipulasi dan membatasi ruang politik oposisi. Ketua Komite Urusan Internasional parlemen Rusia, Leonid Slutsky, bahkan menuding Moldova sedang diarahkan ke “jalur Ukraina”.
Mantan Presiden Moldova sekaligus pemimpin Patriotic Bloc, Igor Dodon, menolak hasil pemilu dan menyerukan aksi protes di depan parlemen, meski tanpa menyertakan bukti. Pemerintah mengaku waspada terhadap potensi kerusuhan pascapemilu.
Dengan populasi 2,4 juta jiwa, Moldova selama ini kerap berada di persimpangan antara pengaruh Rusia dan Eropa. Negara kecil di antara Ukraina dan Rumania itu menghadapi tantangan berat, mulai dari dampak perang Ukraina, krisis energi, hingga inflasi yang masih tinggi sekitar 7%.
Anastasia Pociumban dari German Council on Foreign Relations menilai kemenangan PAS mencerminkan mandat rakyat untuk melanjutkan orientasi pro-Uni Eropa.
Namun, ia mengingatkan tantangan terbesar Sandu adalah menjembatani perpecahan internal dan meyakinkan warga yang masih skeptis terhadap manfaat keanggotaan UE.

 


Australia Rebut Pasar Daging Sapi di China dari Amerika Serikat
 
Sejak Presiden Donald Trump kembali menjabat di Gedung Putih, lanskap perdagangan daging sapi antara Amerika Serikat (AS) dan China mengalami perubahan drastis.
Australia kini berhasil menggantikan posisi AS sebagai pemasok utama daging sapi grain-fed ke China, mengalihkan ratusan juta dolar yang sebelumnya mengalir ke industri sapi AS ke kantong produsen Australia.
Ekspor Daging Sapi AS ke China Anjlok Tajam
Sebelum Maret 2025, AS secara rutin mengekspor daging sapi senilai sekitar US$120 juta per bulan ke China. Namun, ekspor tersebut anjlok setelah Beijing membiarkan izin ratusan fasilitas daging AS kedaluwarsa, bertepatan dengan memanasnya perang tarif tit-for-tat yang dipicu Trump.
Data perdagangan China mencatat penurunan drastis:
•    Juli 2025: hanya US$8,1 juta (vs US$118 juta pada Juli 2024)
•    Agustus 2025: hanya US$9,5 juta (vs US$125 juta pada Agustus 2024)
Dalam periode April–Agustus saja, ekspor AS ke China merosot US$388 juta dibanding rata-rata dua tahun sebelumnya.
Australia Jadi Pemenang Utama
Australia dengan cepat menyerap kekosongan pasar. Nilai ekspor daging sapi Australia ke China melonjak:
•    Rata-rata sebelumnya: US$140 juta per bulan
•    Juli 2025: US$221 juta
•    Agustus 2025: US$226 juta
Selama lima bulan terakhir, Australia memperoleh tambahan US$313 juta dari pasar China, sekaligus memperkuat harga sapi domestiknya.
“Ini kabar baik bagi Australia,” ujar Matt Dalgleish, analis di konsultan Episode 3. “Permintaan dari China menopang harga sapi pada level yang sangat kuat.”
Brasil masih menjadi pemasok daging sapi terbesar China, namun keuntungan terbesar justru diraih Australia karena produk grain-fed miliknya dianggap paling setara dengan daging sapi AS.
Faktor Geopolitik dan Perang Dagang
Menurut Joe Schuele, juru bicara U.S. Meat Export Federation, persoalan ekspor daging sapi AS ke China bukan hanya soal kualitas, melainkan bagian dari ketegangan dagang yang lebih luas.
 “Masalah daging sapi dengan China sebenarnya sangat sedikit hubungannya dengan daging sapi itu sendiri,” kata Schuele.
“Jika ada kemajuan dalam isu-isu lain antara AS dan China, peluang untuk menyelesaikan masalah ini lebih besar.” tambahnya.
Tantangan AS Merebut Kembali Pasar
Meski kesepakatan dagang baru bisa membuka pintu ekspor, pakar menilai AS akan kesulitan merebut kembali pangsa pasar dalam beberapa tahun ke depan. Produksi daging sapi Australia sedang berada di rekor tertinggi, ditambah harganya jauh lebih murah dibanding AS.
“AS tidak berada dalam posisi kompetitif,” ujar Dalgleish. Bahkan, Australia kini bukan hanya mengekspor lebih banyak ke China, tetapi juga mengirimkan rekor ekspor daging sapi ke AS sendiri.
Meski demikian, seluruh pemasok menghadapi ketidakpastian baru. Beijing tengah melakukan investigasi impor daging sapi untuk mengatasi potensi kelebihan pasokan di pasar domestik. Investigasi ini dijadwalkan selesai pada 26 November 2025, dan berpotensi menghasilkan pembatasan baru atas impor.

 


Trump Minta Jepang Bayar Investasi Tunai, Jepang Siap Renegosiasi
 
Ternyata bukan hanya Korea Selatan (Korsel) yang kelimpungan mendengar pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal kesepakatan investasi di AS.  Jepang juga diduga kesulitan bila harus berinvestasi di AS dengan cara seperti yang diminta Trump.
Seperti diketahui, dalam kesepakatan terkait tarif dengan AS, Korsel menjanjikan investasi US$ 350 miliar di AS. Sementara Jepang menjanjikan investasi US$ 550 miliar. Trump mengatakan, investasi tersebut akan dibayarkan secara tunai di muka, sehingga bisa membantu ekonomi AS.
Pemerintah Jepang justru menyatakan, pihaknya dapat melakukan renegosiasi perdagangan dengan AS jika kesepakatan tersebut tidak menguntungkan Jepang. “Kami harus teguh pada pendirian jika ada ketidakadilan yang tidak menguntungkan Jepang dalam proses implementasi kesepakatan ini,” kata Sanae Takaichi, salah satu calon Ketua Partai Demokratis Liberal Jepang, Minggu (28/9), seperti dikutip Bloomberg.
Skema pendanaan investasi Jepang di AS senilai US$ 550 miliar tersebut memang masih belum jelas. Bloomberg melaporkan, dalam nota kesepahaman yang ditandatangani AS dan Jepang menetapkan, setelah Trump memilih proyek investasi untuk didanai Jepang, negara tersebut punya waktu 45 hari kerja untuk memproses dana tersebut.
Dana tersebut semuanya harus disediakan dalam dolar AS dan tersedia di rekening atau rekening-rekening yang ditentukan oleh AS. Namun, Kepala Negosiator Perdagangan Jepang Ryosei Akazawa menegaskan, Jepang tidak akan menyediakan dana untuk proyek-proyek yang tidak akan menguntungkan Jepang.
Pendanaan Jepang rencananya akan disediakan oleh JBIC dan NEXI. Akazawa mengatakan, mekanisme investasi tersebut tidak akan memengaruhi keuangan pemerintah Jepang karena akan dijalankan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, yang mengikat JBIC dan NEXI.
Akazawa juga menyebut, hanya 1%-2% dari US$ 550 miliar tersebut yang akan berupa investasi actual dalam bentuk uang tunai. Sedangkan sisanya berupa pinjaman dan jaminan pinjaman.
Sebelumnya, pemerintah  Korsel mengatakan persyaratan AS terkait investasi US$ 350 miliar tidak realistis. "Kami tidak mampu membayar US$ 350 miliar secara tunai," kata Wi Sung-lac, Penasihat Keamanan Nasional Korea Selatan, dalam wawancara dengan Channel A News, Sabtu (27/9).
Perdana Menteri Korea Selatan Kim Min-seok mengatakan dalam wawancara dengan Bloomberg News pekan lalu, tanpa perjanjian pertukaran mata uang dengan AS, investasi tersebut dapat memberikan pukulan telak bagi perekonomian Korsel. Jumlah US$ 350 miliar tersebut setara dengan lebih dari 80% cadangan devisa Korea Selatan.

 


Jembatan Tertinggi Dunia Dibuka di China, Pangkas Waktu Tempuh 2 Jam Menjadi 2 Menit
 
China resmi membuka Jembatan Huajiang Grand Canyon di Provinsi Guizhou, yang kini diakui sebagai jembatan tertinggi di dunia. Struktur megah ini menjulang 625 meter di atas ngarai, menjadikannya tonggak baru dalam sejarah arsitektur dan rekayasa jembatan modern.
Menurut laporan BBC, jembatan ini memangkas waktu perjalanan secara dramatis. Jika sebelumnya warga membutuhkan dua jam untuk melintasi sisi ngarai, kini cukup dengan dua menit perjalanan.
Peresmian Spektakuler dengan Drone dan Keramaian Publik
Pada 28 September, media resmi China menayangkan siaran langsung melalui drone yang memperlihatkan kendaraan pertama melintas di atas jembatan dengan menara penyangga berwarna biru yang sebagian tertutup awan.
Upacara pembukaan dihadiri banyak warga, termasuk para insinyur proyek dan pejabat daerah. Mereka menyampaikan rasa bangga serta antusiasme melalui wawancara langsung, menurut laporan AFP.
Uji Kelayakan dengan 96 Truk
Sebelum resmi dibuka, jembatan ini menjalani serangkaian uji beban ketat. Tim insinyur mengerahkan 96 truk yang ditempatkan secara strategis di berbagai titik untuk mensimulasikan kondisi lalu lintas padat.
Lebih dari 400 sensor dipasang di bentang utama, menara, kabel, dan suspensi guna memantau pergeseran sekecil apa pun. Hasil pengujian memastikan jembatan aman dan kokoh untuk penggunaan jangka panjang.
Fasilitas Wisata Modern di Tengah Pegunungan
Selain sebagai infrastruktur transportasi vital, Jembatan Huajiang Grand Canyon juga dirancang sebagai destinasi wisata. Fasilitas yang ditawarkan antara lain:
•    Lift observasi setinggi 207 meter
•    Kafe langit (sky cafes)
•    Platform pandang dengan panorama spektakuler ngarai Huajiang
Hal ini menjadikan jembatan bukan sekadar jalur penghubung, tetapi juga ikon wisata baru di Guizhou.
Detail Teknis Jembatan
•    Panjang total: 2.900 meter
•    Bentang utama: 1.420 meter
•    Ketinggian: 625 meter di atas dasar ngarai
Menurut Wu Zhaoming, manajer proyek dari Guizhou Transportation Investment Group Co., Ltd., proses pembangunan menghadapi banyak tantangan. Di antaranya pengendalian suhu saat pengecoran beton skala besar, stabilisasi lereng curam ngarai, serta mitigasi dampak angin kencang.
Meski penuh rintangan, proyek ini berhasil diselesaikan lebih cepat dari jadwal, menjadikannya jembatan dengan bentang terbesar di daerah pegunungan.
China semakin mengukuhkan dominasinya dalam teknologi jembatan dunia. Saat ini, 8 dari 10 jembatan tertinggi di dunia berada di Guizhou, termasuk Huajiang Grand Canyon Bridge yang kini menempati peringkat pertama.
Yuan Perkasa Senin (29/9), PBOC Longgarkan Akses Investor Asing ke Pasar Obligasi
 
Yuan China menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/9/2025), menyusul langkah-langkah tambahan dari bank sentral China untuk menarik investor asing ke pasar obligasinya sekaligus mendorong penggunaan global mata uang China.
Ekspektasi akan stimulus ekonomi baru pada akhir tahun ini juga menjadi faktor penopang penguatan yuan, seiring data yang menunjukkan laba industri China kembali tumbuh pada Agustus.
Pada perdagangan pagi, yuan diperdagangkan sekitar 7,12 per dolar AS, menguat 0,2% dibanding penutupan sesi sebelumnya, seiring pelemahan dolar.
Minggu lalu, yuan mencatatkan kerugian mingguan terbesar dalam dua bulan akibat penguatan dolar.
Pada Jumat lalu, China memperluas akses asing ke pasar repurchase obligasi, sebagai bagian dari upaya mendorong investor global untuk memegang aset dalam yuan.
Selain itu, People's Bank of China (PBOC) membuka pusat operasi di Shanghai untuk mempromosikan penggunaan digital yuan secara global, sekaligus mengumumkan rencana memperkuat bisnis yuan offshore di Hong Kong.
Huatai Futures memperkirakan yuan akan bergerak di kisaran 7,10–7,20 per dolar dalam jangka pendek, seiring PBOC menegaskan komitmen menjaga stabilitas yuan.
Bank sentral juga menjanjikan peningkatan dukungan kebijakan untuk pertumbuhan ekonomi, memicu harapan stimulus baru.
 “Kombinasi kebijakan moneter yang lebih longgar dan kebijakan fiskal yang lebih proaktif akan mendorong apresiasi yuan,” kata China Galaxy Securities, yang memprediksi pemangkasan suku bunga pada kuartal IV.
Sementara itu, AS juga diperkirakan akan menurunkan suku bunga lebih lanjut tahun ini, sehingga selisih imbal hasil antara China dan AS diperkirakan tidak akan melebar.
Broker tersebut memperkirakan yuan berpotensi menguat ke level 7,0 per dolar pada skenario dasar, hampir 2% lebih tinggi dari level saat ini, dan bisa mencapai 6,7 per dolar dalam skenario lebih optimistis.

 


BYD Bidik 20% Penjualan Global dari Ekspor EV pada 2025, Siap Tantang Pasar Eropa
 
Produsen kendaraan listrik (EV) asal Tiongkok, BYD, memproyeksikan ekspor akan menyumbang sekitar 20% dari total penjualan global pada 2025.
Perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini memperkirakan pengiriman internasional mencapai 800.000 hingga 1 juta unit, dari total target penjualan 4,6 juta unit tahun ini.
Menurut Li Yunfei, General Manager Branding dan PR BYD, kontribusi ekspor akan semakin meningkat di tahun-tahun mendatang. Pada 2024, penjualan luar negeri BYD masih di bawah 10% dari total 4,26 juta unit.
Armada Kapal Angkut dan Ekspansi Produk
Kenaikan ekspor BYD didukung oleh armada kapal pengangkut mobil milik sendiri. Saat ini, perusahaan mengoperasikan delapan kapal besar, dengan kapasitas terbesar mencapai 9.200 kendaraan. Armada tersebut melayani rute laut dari Tiongkok menuju pasar utama seperti Eropa dan Asia Tenggara.
BYD juga berencana memperluas portofolio produk internasional dengan menghadirkan seluruh model yang dikembangkan di Tiongkok ke pasar global.
Ekspansi di Eropa dan Pabrik Baru di Hungaria
Dalam upaya memperkuat kehadiran di Eropa, BYD menargetkan untuk melipatgandakan jumlah showroom menjadi 2.000 unit pada 2026. Perusahaan juga berambisi membangun rantai pasok lokal lengkap untuk mendukung produksi di benua tersebut.
Pabrik perakitan di Hungaria, dengan kapasitas tahunan 150.000 unit, dijadwalkan mulai beroperasi awal 2026. Selain itu, BYD telah memiliki fasilitas produksi di Thailand dan Brasil.
Lonjakan Penjualan dan Dominasi Pasar
Pada kuartal II 2025, pengiriman internasional BYD melonjak 145% dibanding tahun sebelumnya, mencapai 258.182 unit, atau naik 25,3% dibanding kuartal sebelumnya. Penjualan luar negeri menyumbang 22,5% dari total penjualan BYD dalam periode tersebut.
Pencapaian ini bahkan melampaui target ambisius yang ditetapkan Beijing melalui strategi industri Made in China 2025, yang mengharapkan dua produsen EV terbesar Tiongkok mampu menjual lebih dari 10% kendaraan mereka ke pasar global.
Tantangan di Pasar Domestik
Meski dominan di pasar global, BYD juga menghadapi persaingan ketat di dalam negeri. Sekitar 50 produsen EV Tiongkok masih merugi dan bersaing melalui perang harga.
Pemerintah Tiongkok turun tangan pada Mei 2025, dengan mengancam sanksi bagi produsen yang memicu diskon besar-besaran, guna menstabilkan pasar.
“Industri EV domestik sudah memasuki tahap di mana pemerintah perlu memperketat pengawasan,” kata Li Yunfei.
Strategi Promosi dan Budaya Balap
Sebagai pemimpin industri, BYD juga gencar mempromosikan budaya EV. Pada Agustus 2025, perusahaan membuka sirkuit segala medan di Zhengzhou, Henan. Fasilitas ini mencakup lintasan off-road, bukit pasir buatan, hingga kolam rendaman untuk memamerkan performa kendaraan listrik dalam kondisi ekstrem.
“Sebagai pemimpin industri, BYD harus melakukan sesuatu yang bermakna untuk mempromosikan EV,” ujar Li Yunfei. “Budaya balap dapat menunjukkan performa dan kemampuan mobil kami saat diuji di batas maksimalnya.”

 

 


BlackRock Lepas US$250 Juta Ethereum, ETF ETH Catat Outflow Besar-besaran
 
Di tengah koreksi pasar kripto pekan ini, BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, mencatat arus keluar (outflow) signifikan dari produk exchange-traded fund (ETF) berbasis Ethereum.
Menurut data Coinglass, ETF ETHA milik BlackRock melepas sekitar US$250 juta dalam lima hari perdagangan terakhir.
Puncak penjualan terjadi pada 26 September 2025, ketika BlackRock menjual hampir US$200 juta dalam sehari—mencatat redemption harian terbesar pada periode tersebut. Tambahan penarikan sebesar US$26,5 juta (24 September) dan US$15,1 juta (22 September) membuat total net sales pekan itu mencapai US$241,5 juta.
Ethereum ETFs Kehilangan Lebih dari US$766 Juta
Fenomena arus keluar tidak hanya menimpa BlackRock. Secara keseluruhan, pasar ETF Ethereum mencatat outflow lebih dari US$766 juta dalam lima hari, menunjukkan lemahnya sentimen institusional terhadap ETH.
•    Fidelity (FETH): kehilangan US$158,1 juta pada 25 September dan US$74,4 juta pada 26 September.
•    Grayscale (ETHE): sempat mencatat inflow US$17,9 juta (26 September), tetapi sebelumnya mengalami outflow besar, termasuk US$30,3 juta (25 September) dan US$17,1 juta (23 September).
•    Bitwise (ETHW): mencatat redemption US$27,6 juta (25 September) dan US$22,3 juta (22 September).
•    ETF lain milik VanEck, Franklin, 21Shares, dan Invesco juga mengalami arus keluar meskipun dalam skala lebih kecil namun konsisten.
Analisis Harga Ethereum
Arus keluar besar-besaran ini bertepatan dengan kesulitan Ethereum dalam mempertahankan level teknikal penting, terutama karena dominasi Bitcoin ETF yang terus menarik minat investor.
Per 29 September 2025, harga Ethereum (ETH) berada di kisaran US$4.023, naik tipis 0,2% dalam 24 jam terakhir, tetapi turun lebih dari 10% dalam sepekan.
Secara teknikal, ETH masih bergantung pada sentimen pasar yang lebih luas untuk menjaga level support utama. Jika ketidakpastian berlanjut, ETH berpotensi bertahan di level US$4.000. Namun, tekanan jual berkepanjangan dapat membuat ETH kehilangan titik support krusial tersebut.

 

Share this Post