News Forex, Index & Komoditi ( Jumat, 29 Maret 2024 )

Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (28/3) karena ivestor mencerna serangkaian data ekonomi sambil menantikan data inflasi berikutnya. Indeks S&P 500 naik dan mencatat kuartal pertama terkuat dalam lima tahun menutup perdagangan di kuartal I-2024.
Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 47,29 poin, atau 0,12% ke level 39.807,37, S&P 500 naik 5,86 poin, atau 0,11%, ke level 5.254,35 dan Nasdaq Composite turun 20,06 poin, atau 0,12%, ke level 16.379,46.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 11,17 miliar saham dengan rata-rata 12,07 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Dalam sepekan, indeks Dow Jones naik 0,84%, S&P 500 menguat 0,39% dan Nasdaq tergelincir 0,3%.
Sepanjang Maret, Dow Jones naik 2,08%, S&P naik 3,1% dan Nasdaq naik 1,79%.
Sementara dalam kuartal I tahun ini, indeks Dow Jones naik 5,62%, S&P 500 melonjak 10,16% dan Nasdaq menguat 9,11%.
Tiga indeks utama AS mencatat kenaikan kuartalan yang solid, dipimpin oleh kenaikan S&P 500 sebesar 10,16%, dibantu oleh optimisme terhadap saham-saham terkait kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS akan mulai menurunkan suku bunganya tahun ini.
Indeks Dow Jones turun kurang dari 1% setelah menembus level 40,000 untuk pertama kalinya.
Data pada hari Kamis menunjukkan perekonomian AS tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya pada kuartal keempat, sebagian disebabkan oleh kuatnya belanja konsumen, sementara laporan terpisah menunjukkan klaim pengangguran awal mengindikasikan pasar tenaga kerja tetap pada pijakan yang kuat.
“Perekonomian berada dalam kondisi yang cukup baik, konsumen berada dalam kondisi yang cukup baik dan masih melakukan belanja, pengangguran masih berada pada level yang rendah, dan masih terdapat kantong-kantong dimana perekonomian berkembang… Jadi ada banyak uang yang ingin disalurkan. dihabiskan dalam berbagai cara yang berbeda," kata George Young, manajer portofolio di Villere & Company di New Orleans.
"Dan kemudian Anda mendapatkan kabar baik yang seperti dikatakan oleh The Fed, dimana mereka akan menurunkan suku bunga dan mungkin akan menurunkan suku bunga lagi, dan semua orang mencoba menguraikan kata-kata mereka."
Bursa AS akan tutup pada Jumat (29/3) karena libur peringatan Jumat Agung. Meski begitu, kini fokus investor tertuju pada rilis Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), sebaai petunjuk mengenai waktu dan ukuran penurunan suku bunga tahun ini dari bank sentral.
Semalam, pejabat The Fed Christopher Waller mengatakan data inflasi yang mengecewakan baru-baru ini menegaskan alasan bagi bank sentral untuk menunda pemangkasan target suku bunga jangka pendeknya, namun tidak mengesampingkan pemangkasan suku bunga di akhir tahun.
Pasar memperkirakan sekitar 64% kemungkinan The Fed akan menurunkan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps) pada bulan Juni, menurut FedWatch Tool CME.
Meskipun jasa komunikasi, energi, dan teknologi merupakan sektor dengan kinerja terbaik di antara 11 sektor utama pada kuartal ini, hanya sektor real estate yang mengalami penurunan.
Saham Walgreens Boots naik 3,19% setelah pendapatan kuartalannya mencatat biaya penurunan nilai atas investasinya di operator klinik VillageMD.
Saham Home Depot tergelincir 0,59% setelah pengecer perbaikan rumah mengatakan akan membeli pemasok bahan bangunan SRS Distribution dalam kesepakatan US$ 18,25 miliar dalam akuisisi terbesarnya.

Curigai Ukraina, Rusia: Sulit Dipercaya ISIS Lancarkan Serangan ke Moskow
 
Pemerintah Rusia merasa sulit untuk percaya bahwa kelompok ISIS memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan terhadap gedung konser Balai Kota Crocus, dekat Moskow, Jumat lalu. Korban tewas dalam penembakan massal dan pembakaran gedung itu telah bertambah lagi, menjadi 143 orang hingga Kamis (28/3/2024). "Sangat sulit dipercaya," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova terkait klaim ISIS bertanggung jawab atas serangan mengerikan tersebut. Baca Juga Kebobolan Teroris, Ada Apa dengan Badan Intelijen Rusia? Zakharova mengulangi pernyataan Moskow, yang belum memberikan bukti, bahwa Ukraina berada di balik serangan di Balai Kota Crocus—serangan paling mematikan yang pernah dialami Rusia dalam 20 tahun terakhir. Kementerian Darurat Rusia menerbitkan daftar nama yang menunjukkan 143 orang tewas dalam penembakan massal Jumat malam lalu. Penghitungan resmi sebelumnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 139 orang. ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut dan para pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan mereka memiliki informasi intelijen yang menunjukkan bahwa pembantaian tersebut dilakukan oleh cabang jaringan tersebut di Afghanistan, yang dikenal sebagai Islamic State Khorasan atau ISIS-K. Ukraina berulang kali membantah pihaknya ada hubungannya dengan serangan itu. Namun Zakharova mengatakan negara-negara Barat segera melemparkan tanggung jawab pada ISIS sebagai cara untuk mengalihkan kesalahan dari Ukraina dan pemerintah Barat yang mendukung Kyiv. “Untuk menghilangkan kecurigaan dari kolektif Barat, mereka sangat perlu menemukan sesuatu, jadi mereka menggunakan ISIS, mengeluarkan kartu as, dan hanya beberapa jam setelah serangan teroris, media Anglo-Saxon mulai menyebarkan versi-versi ini,” katanya, yang dilansir Reuters. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok Islam radikal, namun menyatakan bahwa serangan tersebut menguntungkan Ukraina dan Kyiv mungkin berperan dalam serangan tersebut. Dia mengatakan bahwa seseorang di pihak Ukraina telah menyiapkan “jendela” bagi orang-orang bersenjata tersebut untuk melarikan diri melintasi perbatasan sebelum mereka ditangkap di Rusia barat pada Jumat malam. Namun pada hari Selasa, pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan orang-orang bersenjata itu awalnya berusaha menyeberang ke negaranya sebelum berbalik dan menuju Ukraina setelah mereka menyadari bahwa penyeberangan ke Belarusia telah ditutup. Dinas Keamanan Federal (FSB) Rusia mengatakan pada hari Selasa bahwa pihaknya yakin Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam serangan tersebut. Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menanggapinya di platform media sosial X, dengan mengatakan: “Klaim Rusia mengenai Barat dan Ukraina dalam serangan Balai Kota Crocus adalah omong kosong belaka.” Kepala Direktorat Intelijen Utama Ukraina, Kyrylo Budanov, mengatakan pada konferensi keamanan di Kyiv bahwa dia yakin pihak berwenang Rusia telah mengetahui persiapan serangan besar setidaknya sejak pertengahan Februari. Budanov, yang komentarnya dilaporkan di media Ukraina, mengatakan pihak berwenang memilih untuk tidak mengatakan apa-apa karena mereka meremehkan skala serangan tersebut, atau menyalahkan Ukraina dan melanjutkan dengan pemecatan para pejabat. Setelah penembakan massal itu, seorang pejabat AS mengatakan Washington telah memperingatkan Moskow dalam beberapa pekan terakhir tentang kemungkinan terjadinya serangan.

Jenderal London: Tentara Inggris Hanya Bertahan Beberapa Bulan Jika Perang Melawan Rusia
 
Angkatan Bersenjata Inggris tidak siap menghadapi potensi konfrontasi dengan musuh seperti Rusia. Demikian disampaikan Wakil Kepala Staf Pertahanan Inggris Letnan Jenderal Robert Magowan kepada Komite Pertahanan Parlemen. Jenderal terkemuka itu yakin, militer negaranya sangat kekurangan sumber daya, khususnya amunisi, untuk menghadapi konflik semacam itu. "Jumlah uang yang dikeluarkan pemerintah untuk membeli amunisi, meskipun signifikan, masih tidak memenuhi...ancaman yang kita hadapi,” kata Magowan pada hari Selasa, seperti dikutip dari The Telegraph, Kamis (28/3/2024). Baca Juga Rusia-Prancis di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militernya Dia menambahkan bahwa militer Inggris harus mengelola “risiko operasional” yang terkait dengan kurangnya sumber daya. Ketika didesak lebih lanjut oleh anggota Parlemen Mark Francois—mantan menteri negara untuk Angkatan Bersenjata—tentang kemungkinan bertahan melawan Rusia, jenderal tersebut mengakui bahwa pasukan Inggris tidak akan bertahan lebih lama dari “beberapa bulan dalam perang tembak-menembak skala penuh.” Menteri Pertahanan Grant Chapps, yang juga hadir di hadapan anggota Parlemen, menyatakan bahwa tidak ada alasan untuk khawatir, karena Inggris tidak mungkin harus menghadapi Rusia sendirian. “Penting untuk dipahami bahwa karena kita berada di NATO...kita tidak akan pernah berada dalam situasi seperti itu,” katanya. Komentar tersebut muncul hanya sebulan setelah penyelidikan oleh Komite Pertahanan Parlemen menemukan bahwa Angkatan Bersenjata Inggris “semakin terkekang” dan karenanya tidak siap menghadapi Rusia. Tinjauan selama setahun mengenai kemampuan pertahanan Inggris yang dirilis pada awal bulan Februari menyimpulkan bahwa pemerintah tidak akan pernah mencapai kesiapan perang atau strategis tanpa reformasi besar-besaran. Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa militer sedang mengalami krisis perekrutan dan kekurangan setidaknya 5.000 tentara. Pada saat itu, komite tersebut juga diberitahu oleh mantan kepala pertahanan bahwa Angkatan Bersenjata telah “dikosongkan” setidaknya sejak tahun 2010 dan tidak dapat bertahan melawan musuh besar mana pun dalam konflik. "Pasukan akan kehabisan kemampuan mereka setelah beberapa bulan pertama pertempuran,” bunyi dokumen tersebut, yang dikutip The Telegraph. Pada hari Selasa, Magowan bersikeras bahwa Inggris siap berperang, tetapi tidak dengan negara seperti Rusia. Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mereka tidak berencana terlibat dalam konfrontasi militer dengan blok militer NATO pimpinan Amerika Serikat atau anggotanya. Presiden Vladimir Putin mengatakan awal tahun ini bahwa Rusia tidak mempunyai kepentingan secara geopolitik, ekonomi atau militer untuk melancarkan perang melawan NATO. Pada pertengahan bulan Maret, pemimpin Rusia tersebut juga mengatakan bahwa dia ragu ada orang yang tertarik pada konfrontasi militer langsung antara Moskow dan NATO. "Karena hal itu berarti bahwa kita akan selangkah lagi dari Perang Dunia III," ujarnya.

Biden Memaki Putin Lagi, Menyebutnya Tukang Jagal
 
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali melontarkan makian kasar untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Dia secara terbuka menyebut pemimpin Kremlin itu sebagai "tukang jagal" sehubungan dengan perang di Ukraina. Itu merupakan makian kasar Biden kepada orang nomor satu Rusia untuk kedua kalinya dalam dua bulan. Biden melontarkan serangan verbal tersebut saat berbicara di acara kampanye di Raleigh, North Carolina, pada Selasa waktu setempat. Dalam kampanye itu, dia juga menyerukan kenaikan pajak federal rata-rata bagi orang terkaya Amerika dari 8,2% menjadi 25%, dengan alasan bahwa hal ini akan memungkinkan Washington untuk mengumpulkan USD400 miliar selama sepuluh tahun ke depan. Baca Juga Dihina Biden dengan Sebutan Keparat Gila, Ini Respons Santai Putin “Bayangkan apa yang bisa kita lakukan dengan itu. Kita bisa memangkas defisit federal secara mendasar...Kita bisa melakukan banyak hal—yang penting—termasuk akhirnya memastikan bahwa kita menjaga Ukraina dari tukang jagal Putin,” kata Biden, yang dilansir Russia Today, Kamis (28/3/2024) Biden sebelumnya memaki presiden Rusia tersebut pada akhir Februari, menyebutnya sebagai “S.O.B yang gila". S.O.B adalah singkatan untuk "son of bitch" yang diartikan sebagai "keparat". Saat itu, presiden Amerika tersebut memaki Putin sambil mengatakan bahwa Barat harus mewaspadai konflik nuklir, namun harus lebih memperhatikan bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada saat itu menyarankan agar warga AS merasa malu terhadap pemimpin yang mengumbar komentar semacam itu. “Jika presiden negara tersebut menggunakan bahasa seperti itu, itu memalukan,” katanya, seraya menambahkan bahwa Biden mungkin mencoba meniru “koboi Hollywood” untuk menarik khalayak dalam negeri. Menanggapi sebutan “S.O.B.” oleh Putin, tetap berpegang pada pendapatnya sebelumnya bahwa Moskow akan lebih baik jika Biden berada di Gedung Putih, dan menambahkan bahwa kata-kata kasar Presiden AS itu hanya membuktikan bahwa pendapatnya benar. “Bukannya dia bisa mengatakan 'Kerja bagus...terima kasih atas uluran tangannya'. Kami memahami apa yang terjadi di sana, dari segi politik internal,” jelasnya. Pada tahun 2021, Biden pernah menyebut Putin sebagai “seorang pembunuh". Dalam sebuah kesempatan, Presiden Rusia kemudian merespons: “Dibutuhkan seseorang untuk mengenal satu sama lain."


Jenazah Berserakan di Jalanan Dekat Rumah Sakit al-Shifa
 
Seorang saksi mata Samer Abed mengatakan tentara Israel menghancurkan rumah-rumah dan bangunan di sekitar kompleks Medis al-Shifa. Samer Abed tidak menyebutkan nama lengkapnya.
Abed yang kini tinggal sekitar 400 meter dari Rumah Sakit al-Shifa mengatakan ia dan saudara laki-lakinya mulai menerima telepon dari tentara Israel sekitar satu pekan yang lalu setelah penyerbuan ke rumah sakit tersebut.
Orang yang meneleponnya memerintahkan Samed Abed untuk mengeluarkan warga dari gedung tempat tinggal mereka sebab bangunan itu akan diledakan dan meminta warga pindah ke selatan Jalur Gaza. Abed mengatakan sebelumnya gedung-gedung diledakan tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Tentara Israel memberi waktu warga sebelum mereka membom area tersebut. “Bom-bomnya meledak dan tidak mempedulikan kami,” katanya pada Middle East Eye, Rabu (27/3/2024).
Sebagian besar warga yang tinggal di sekitar tempat tinggal Abed tidak terluka, kecuali beberapa mengalami luka ringan. Namun mereka yang tinggal lebih dekat dengan rumah sakit tidak terlalu beruntung.
Beberapa bangunan diledakkan bersama penghuninya di dalamnya, menewaskan banyak orang dan banyak orang tertimbun di bawah reruntuhan. Serangan terhadap rumah Abu Hasira, dekat rumah sakit, menewaskan sedikitnya 30 orang.
Middle East Eye melaporkan pasukan Israel menghancurkan hampir setiap bangunan di sekitar Rumah Sakit al-Shifa. Tentara Israel melaporkan mereka mundur dari area itu termasuk dari kamp al-Shati di jalan Aidiya setelah bentrokan sengit. Kini mereka berada sekitar 200 meter dari Rumah Sakit al-Shifa.
Pasukan Israel melanjutkan serangannya ke rumah sakit itu selama sepuluh hari berturut-turut. Foto-foto yang diambil dari rumah sakit itu menunjukkan kehancuran area di sekitarnya.
Tentara Israel mengklaim membunuh "puluhan" anggota Hamas dan Islam Jihad selama beberapa hari terakhir. Tapi Hamas membantah ada pejuangnya di dalam rumah sakit.


Pelapor Khusus PBB Diancam Usai Rilis Laporan Genosida
 
Pakar PBB yang menerbitkan laporan yang mengatakan ada alasan yang masuk akal untuk meyakini Israel telah melakukan genosida di Gaza mengatakan ia menerima ancaman selama menjalankan mandatnya. Pelapor Khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Tepi Barat dan Gaza, Francesca Albanese mempresentasikan laporan berjudul "Anatomi Genosida" kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
Ketika ditanya apakah pekerjaannya dalam laporan tersebut membuatnya menerima ancaman. "Ya, saya memang menerima ancaman. Tidak ada yang sejauh ini saya anggap perlu tindakan pencegahan ekstra. Tekanan? Ya, dan hal itu tidak mengubah komitmen atau hasil kerja saya," jawab Albanese seperti dikutip dari Middle East Eye, Rabu (27/3/2024).
Albanese, yang memegang posisi tersebut sejak 2022, tidak menjelaskan lebih lanjut tentang sifat ancaman tersebut. Ia juga tidak menyebutkan siapa yang mengancamnya. "Ini adalah masa yang sulit, saya selalu diserang sejak awal mandat saya," katanya.
Israel mengecam Albanese, dengan mengatakan ia "mendelegitimasi pembentukan dan keberadaan Negara Israel." Albanese membantah tuduhan tersebut.
Albanese mengatakan salah satu temuan utamanya adalah para pemimpin eksekutif dan militer Israel serta para prajuritnya dengan sengaja 'menumbangkan fungsi perlindungan mereka dalam upaya untuk melegitimasi kekerasan genosida terhadap rakyat Palestina'.
"Satu-satunya kesimpulan yang masuk akal yang dapat ditarik dari pengungkapan kebijakan ini adalah kebijakan negara Israel untuk melakukan kekerasan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza," katanya. Misi diplomatik Israel di Jenewa mengatakan penggunaan kata genosida "keterlaluan" dan mengatakan perang Israel di Gaza bertujuan melawan Hamas dan bukan warga sipil Palestina.
Albanese yang merupakan seorang pengacara dan akademisi Italia, adalah salah satu dari puluhan ahli hak asasi manusia independen yang diberi mandat PBB untuk melaporkan tema-tema dan krisis tertentu. Pandangan yang diungkapkan para pelapor khusus tidak mencerminkan pandangan badan global itu secara keseluruhan.


Surat Kabar Lebanon: Israel akan Serang Rafah Seusai Lebaran
 
Surat kabar Lebanon yang pro-Hizbullah, al-Akhbar melaporkan Israel tidak bersedia membuat konsesi apa pun dengan Hamas setelah kebuntuan terakhir dalam negosiasi gencatan senjata. Laporan ini mengutip pejabat Mesir yang berhubungan dengan pejabat Angkatan Bersenjata Israel (IDF).
Al-Akhbar melaporkan Israel berencana memulai invasinya ke Kota Rafah setelah Idul-Fitri yang diperkirakan akan berakhir pada 12 April. Dikutip dari Middle East Eye, Rabu (27/3/2024) al-Akhbar mengatakan, Israel diperkirakan akan menggelar operasi di Rafah selama empat sampai delapan pekan.
Pejabat Mesir yang dikutip surat kabar itu juga mengatakan Israel akan mengevakuasi semua warga sipil dari kota itu ke bagian spesifik di dalam Gaza sebelum serangan dimulai. Evakuasi yang akan diawasi Israel untuk memastikan tidak ada pasukan Hamas atau sandera bersembunyi di antara sipil.
Surat kabar Lebanon itu mengatakan pejabat Mesir khawatir operasi ini akan memperluas eskalasi ke seluruh kawasan. Pejabat itu mengatakan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi menolak permintaan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan kontak langsung.
Sementara itu Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 76 warga Palestina tewas dalam serangan Israel 24 jam terakhir. Total korban jiwa dalam invasi Israel ke kantong pemukiman itu menjadi 32.490 orang.
Selain itu 102 orang terluka dalam serangan-serangan Israel. Sehingga total korban luka dalam serangan yang berlangsung selama enam bulan menjadi 74.889 orang.
Mantan ketua Hamas Khaled Meshaal mengatakan Hamas tidak akan membebaskan sandera Israel yang ditawan di Gaza sampai ada gencatan senjata permanen. Dalam kegiatan perempuan di Yordania Meshaal mengatakan keterlibatan Hamas dalam negosiasi tidak kalah "sengitnya" dengan pertempuran di lapangan.
Namun ia menegaskan Hamas bersikeras dengan tuntutannya seperti gencatan senjata permanen, penarikan pasukan Israel, pemulangan pengungsi dan penyediaan bantuan dan tempat tinggal sementara yang dibutuhkan di Gaza.


Pemerintah Inggris Digugat karena Masih Menahan Dana Bantuan UNRWA
 
Seorang pria keturunan Palestina menggugat pemerintah Inggris atas keputusan London menahan pendanaan untuk badan bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA). Orang tua pria itu masih tinggal di Gaza utara.
Dikutip dari Middle East Eye, Rabu (27/3/2024) firma hukum Bindmans yang berbasis di Inggris mengirimkan surat pra-gugatan atas nama pria Palestina itu ke Kementerian Luar Negeri. Surat itu mengancam akan mengajukan judicial review bila pemerintah tidak mengumumkan pemulihan pendanaan untuk UNRWA pada Kamis (4/4/2024) mendatang.
Pengacara yang mewakili pria tersebut mengatakan, Pemerintah Inggris gagal memberikan penjelasan yang jelas atas keputusan menahan pendanaan ke UNRWA. Langkah yang berdampak besar pada kemampuan lembaga itu memberikan bantuan di Gaza.
Orang tua pria yang namanya belum dipublikasikan tersebut sangat bergantung pada bantuan UNRWA dan dilaporkan kekurangan makanan, air dan kebutuhan dasar lainnya. Pakar mengatakan kelaparan mungkin sudah terjadi di Gaza utara. Rekan di Bindmans yang mengerjakan kasus ini, Alice Hardy mengatakan, Pemerintah Inggris seharusnya fokus memberikan bantuan kemanusiaan yang dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah bentuk penderitaan terburuk manusia.
"Mengingat situasi yang sangat mengerikan di Gaza, termasuk kelaparan yang disengaja, keputusan untuk menahan pendanaan UNRWA tidak hanya salah secara moral tapi juga bertentangan dengan strategi itu," kata Hardy.
"Kanada, Swedia, Australia dan Uni Eropa puas dengan langkah-langkah yang sudah diambil. Penderitaan yang dialami rakyat Gaza sangat penting memulihkan pendanaan ke UNRWA secepatnya," tambah Hardy.

Korut Tepis Kemungkinan Buka Dialog dengan Jepang di Masa Depan

 
Korea Utara pada Selasa, (26/3/2024) mengesampingkan "kontak atau negosiasi apa pun" dengan Jepang di masa depan. Hal ini disampaikan, setelah Tokyo menolak klaim Pyongyang terkait penyelesaian masalah korban penculikan yang masih ada.
Dalam pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita yang dikelola pemerintah Korea Utara KCNA, Kim Yo Jong, yakni saudari pemimpin negara itu Kim Jong-un, menuding Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menggunakan hubungan bilateral untuk "perhitungan politik". "Hal ini dibuktikan dengan sikap Jepang yang teguh pada isu yang tidak mungkin terwujud dan terselesaikan serta tidak ada yang perlu diselesaikan," kata Kim.
Jepang, tambah dia, tidak mempunyai keberanian untuk mengubah sejarah, mendorong perdamaian dan stabilitas regional serta mengambil langkah pertama untuk hubungan baru DPRK-Jepang. DPRK mengacu pada nama resmi Korut, Republik Demokratik Rakyat Korea.
Kim, yang merupakan wakil direktur Komite Sentral Partai Pekerja yang berkuasa di Korut, menyampaikan pernyataan itu sehari setelah Kishida, menurut dia, menyatakan kesediaan untuk menggelar pertemuan puncak dengan Kim Jong Un.
Dia merujuk pada komentar yang dibuat oleh juru bicara utama Pemerintah Jepang pada Senin bahwa Tokyo tidak akan menerima pernyataan Korut bahwa masalah penculikan warga negara Jepang oleh Pyongyang pada sekitar 1970 dan 1980, telah diselesaikan. "Pihak Jepanglah yang pertama kali meminta 'pertemuan puncak Jepang-DPRK tanpa prasyarat', dan DPRK hanya memperjelas pendiriannya bahwa kami akan menyambut Jepang jika mereka siap memulai awal yang baru, tidak terobsesi dengan masa lalu," kata Kim.
Kishida menolak untuk secara langsung merespons komentar Kim Yo Jong. PM Jepang itu pada Selasa malam mengatakan kepada wartawan bahwa Jepang akan melanjutkan upayanya untuk menyelesaikan masalah dengan Pyongyang berdasarkan "kebijakan yang ada."
Pada 2002, Korut mengaku bahwa mereka telah mengirim agen untuk menculik 13 orang Jepang pada sekitar 1970 dan 1980, memaksa mereka untuk melatih mata-matanya dalam bahasa dan adat istiadat Jepang. Sejak saat itu, hal tersebut tetap menjadi masalah besar di Jepang.
Mantan Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi melakukan kunjungan penting ke Pyongyang pada 2002 dan bertemu dengan ayah Kim, Kim Jong-il. Kunjungan Koizumi berujung pada kembalinya lima warga Jepang dan kunjungan lanjutan olehnya. Namun, tidak lama langkah diplomasi tersebut gagal menyusul klaim Tokyo bahwa Pyongyang tidak berterus terang mengenai para korban penculikan tersebut

Interpol: Penyelundupan Manusia di Asia Tenggara Menjadi Krisis Global
 
Sekretaris Jenderal Kepolisian Internasional (Interpol), Jurgen Stock, mengatakan kejahatan terorganisir yang memicu "ledakan" penyelundupan manusia dan penipuan daring selama pandemi yang berkembang di Asia Tenggara hingga jaringan internasional menghasilkan 3 triliun dolar Amerika Serikat (AS) per tahun.
"Didorong anonimitas daring, terinspirasi model bisnis baru dan dipercepat Covid-19, kelompok-kelompok kejahatan terorganisir ini kini bekerja dalam skala yang tidak terbayangkan satu dekade yang lalu," kata Stock dalam konferensi pers di kantor Interpol di Singapura, Rabu (27/3/2024).
"Apa yang dimulai sebagai ancaman kejahatan regional di Asia Tenggara kini menjadi krisis penyelundupan manusia global, dengan jutaan korban, baik di pusat-pusat penipuan siber maupun yang sudah ditargetkan," tambahnya.
Stock mengatakan, pusat penipuan siber baru kerap dikelola pekerja paksa yang diselundupkan. Mereka awalnya dijanjikan pekerjaan yang sah. Para pekerja paksa ini membantu kelompok-kelompok kejahatan terorganisir untuk mendiversifikasi pendapatan mereka dari perdagangan narkoba.
Ia menambahkan, bisnis perdagangan narkoba masih berkontribusi antara 40 sampai 70 persen pendapatan kelompok kejahatan terorganisir. "Namun kami melihat kelompok-kelompok ini jelas mendiversifikasi bisnis kejahatan mereka menggunakan rute penyelundupan narkoba juga menjadi rute penyelundupan manusia, senjata, kekayaan intelektual, produk curian, mobil curian," kata Stock.
Ia mengatakan, setiap tahun sekitar dua hingga tiga triliun dolar AS, dana ilegal disalurkan melalui sistem keuangan global. Stock menambahkan kelompok kejahatan terorganisir dapat meraup 50 miliar dolar AS per tahun.
Tahun lalu PBB mengatakan lebih dari 100 ribu orang telah diperdagangkan ke pusat-pusat penipuan daring di Kamboja. Pada bulan November, Myanmar menyerahkan ribuan buronan tersangka penipuan telekomunikasi asal Cina ke Cina.
Investigasi kantor berita Reuters tahun lalu merinci, kemunculan salah satu cabang kejahatan siber yang diduga dilakukan di Thailand dan pendanaannya. Stock pun memuji Singapura atas keberhasilannya mengungkap kasus pencucian uang tahun lalu yang melibatkan aset yang disita senilai lebih dari 2,23 miliar dolar AS.

Share this Post